JMRT, Volume 6 No 1 Tahun 2023, Halaman: 27-36

JMRT


JOURNAL OF MARINE RESEARCH AND TECHNOLOGY

journal homepage: https://ojs.unud.ac.id/index.php/JMRT

ISSN: 2621 - 0096 (electronic); 2621 - 0088 (print)

Profil Indeks Kesesuaian Wisata di Pantai Semawang, Kelurahan Sanur, Denpasar Berbasis Zonasi Pemanfaatan Kawasan

Ida Bagus Putu Adi Gita Saputra a, I Gusti Ngurah Putra Dirgayusa a*, dan Gede Surya Indrawan a

aProgram Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

*Corresponding author, E-mail: [email protected]

ARTICLE INFO


ABSTRACT


Article history:

Received : 07 Juli 2022

Received in revised form : 17 Oktober 2022

Accepted : 16 November 2022

Available online : 28 Februari 2023


Keywords:

Tourism Suitable Index

Beach Tourism Semawang Beach Utilization Zone


The tourism suitability index (IKW) research conducted at Semawang Beach, Sanur Village, Denpasar, aimed to determine the limiting factors, the value of the tourism suitability index, and the zone of the utilization of the coastal tourism area for the recreation category. The method used is observation and survey in the field by purposive sampling at 4 station points, divided into a beach length of 710 m, and tourist interviews with as many as 50 respondents. The data include beach type, water depth, beach width, water base material, water current velocity, coastal slope, water clarity, coastal land cover, hazardous biota, and freshwater availability. The analysis of the tourism suitability index (IKW) refers to the tourism suitability matrix and the classification of the suitability of beach tourism in the recreation category. The limiting factor of the tourism suitability in Semawang Beach is the closure of coastal land. The value of the tourism suitability index (IKW) for beach tourism activities in the recreational category at Semawang Beach at the station I was 96.43%, station II was 90.48%, station III was 96.43%, and station IV was 94.04%. All stations are categorized as suitable (SS) for beach tourism activities. The used zone for coastal tourism areas for swimming, sunbathing, sports, and sightseeing can be carried out at all stations. The sacred zone is at Station II, adjacent to the entrance to the beach.

2023 jmrt. all rights reserved.

  • 1.    Pendahuluan

Kehadiran konsep ekowisata di era pembangunan berkelanjutan dan perkembangan dunia pariwisata diharapkan dapat meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkan terhadap sumberdaya alam dan nilai-nilai sosial budaya lokal (Butarbutar et.al., 2013). Ekowisata dapat menjadi pendorong untuk kegiatan konservasi alam, terutama jika memicu perubahan positif terhadap pertumbuhan ekonomi (Stronza dan Gordillo, 2008). Salah satu bentuk dari ekowisata yaitu ekowisata bahari, dimana menurut Effendi et.al (2019) ekowisata bahari adalah bentuk kegiatan wisata yang berkaitan dengan kawasan ekosistem pesisir dan lautan yang masih alami. Kegiatan wisata yang terkait diantaranya seperti snorkeling, memancing, selancar, dan lainnya (Martinez et.al, 2021). Salah satu lokasi wisata pantai yang sudah terkenal di Indonesia yaitu Pulau Bali. Pulau Bali memiliki keindahan hamparan pantai dan lingkungan pesisir yang ideal untuk berbagai kegiatan wisata bahari (Putra, 2014).

Pulau Bali memiliki keindahan hamparan pantai dan lingkungan pesisir yang ideal untuk berbagai kegiatan wisata bahari (Putra, 2014). Setiap daerah di Pulau Bali memiliki keunikan dan potensi alam yang beragam. Kota Denpasar sebagai ibukota dari Provinsi Bali memiliki beberapa tempat wisata yang dapat menarik wisatawan. Salah satu contoh daya tarik wisata di Kota Denpasar adalah wisata pantainya. Kota Denpasar memiliki panjang pantai 36,5 km, beberapa pantai yang terdapat di Kota Denpasar yaitu Pantai Sanur, Pantai Sindhu, Pantai Karang, Pantai Padang Galak, Pantai Biaung, Pantai Matahari Terbit, Pantai Mertasari dan Pantai Semawang (Sukawati et.al., 2018). Pantai Semawang terletak di Kelurahan Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Menurut Oktaviani dan Suryasih (2018)

Pantai Semawang merupakan salah satu pantai di Kota Denpasar yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Menurut Subandi, et.al (2018) tingkat kesesuaian wisata suatu kawasan pantai tidaklah sama karena tergantung pada parameter lingkungan yang menjadi pembatasnya, sedangkan terkait zona pemanfaatan dilakukan berdasarkan kegiatan wisata yang ditemukan di wilayah tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani dan Suryasih (2018) mengenai pengelolaan wisata di Pantai Semawang, dijelaskan bahwa pantai tersebut memiliki air yang tenang di tepi, tapi dapat berombak pada bulan tertentu dimana ini dapat dinikmati oleh wisatawan untuk melakukan kegiatan seperti berjemur, berenang, bermain kano ataupun snorkeling. Penelitian tersebut belum menjelaskan mengenai indeks kesesuaian wisata yang ada di kawasan Pantai Semawang, maka sebagai kawasan wisata perlu ditentukan indeks kesesuaian sebagai bahan atau data dalam pengelolaan dan pengembangan wisata pantai berdasarkan kesesuaian peruntukannya agar pemanfaatannya tidak mengganggu ekosistem (Soemiran, 2018), sehingga pengembangan Pantai Semawang sebagai kawasan wisata dapat dilakukan secara optimal dan berkelanjutan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menjadi pembatas indeks kesesuaian wisata (IKW), nilai indeks kesesuaian wisata (IKW), dan zona pemanfaatan wisata di kawasan Pantai Semawang, Kelurahan Sanur, Denpasar.

  • 2.    Alat dan Metode Penelitian

    • 2.1    Waktu dan Tempat

Penelitian ini berlokasi di Pantai Semawang, Kelurahan Sanur, Denpasar dengan panjang pantai sekitar 710 meter. Pengambilan

data akan dilakukan pada Bulan Februari sampai April 2022 (Gambar 1). Lokasi penelitian terbagi menjadi 4 stasiun dengan jarak antar stasiun yaitu 150-200 meter. Titik stasiun ditentukan secara purposive sampling (disengaja/non random) oleh peneliti.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

  • 2.2    Alat dan Bahan

Alat dan bahan dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengambil data primer diantaranya: Alat Dasar Selam (ADS), roll meter, GPS, kamera, waterpass, alat tulis, secchi disk, tongkat skala, egman grab, dan kayu 2 meter.

  • 2.3 . Metode Penelitian

    • 2.3.1    Sumber Data

Penelitian ini dilakukan dengan menghimpun dan mengkomparasikan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui pengamatan langsung pada lokasi penelitian di titik pengambilan sampel yang sudah ditentukan berupa observasi, survei, dan wawancara dengan wisatawan yang berkunjung atau pernah berkunjung ke Pantai Semawang dengan usia minimal 17 tahun sebanyak 50 responden yang dipilih secara disengaja/non random. Responden dengan usia minimal 17 tahun dipilih karena umur 17 tahun ke atas dinilai sudah mampu memberikan penilaian secara obyektif (Simarmata, 2019). Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang bersumber dari studi literatur dan instansi terkait yang berhubungan dengan permasalahan penelitian (Subandi et.al., 2018).

  • 2.3.2    Pengambilan Data

Metode pengambilan data dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang disengaja/non random untuk memutuskan apa yang perlu diketahui untuk penelitian (Etikan et.al., 2016). Data parameter yang diambil diantaranya:

  • a.    Tipe pantai

Pengambilan data tipe pantai dan material dasar perairan dilakukan berdasarkan pengamatan visual di lapangan (Masita et al., 2013).

  • b.    Kedalaman perairan

Pengukuran kedalaman perairan pada penelitian dilakukan secara langsung dengan menggunakan tongkat skala. Penentuan kedalaman perairan yang diukur yaitu 20 meter ke arah laut dari garis pantai pada saat pasang tertinggi dengan 1 (satu) kali pengulangan pada masing-masing titik stasiun pengamatan.

  • c.    Lebar pantai

Lebar pantai diukur dari jarak antara pasang tertinggi dengan vegetasi terakhir yang ada di pantai dengan

JMRT, Volume 6 No 1 Tahun 2023, Halaman: 27-36 menggunakan roll meter. Pengukuran ini dilakukan dengan 1 (satu) kali pengulangan.

  • d.    Material dasar perairan

Pengambilan sampel material dasar perairan dilakukan dengan menggunakan Egman Grab dengan 1 kali pengulangan. Dilakukannya penentuan tipe pantai dan material dasar perairan berdasarkan pengamatan visual di lapangan (Masita et.al., 2013). e. Kecepatan arus perairan

Pengukuran kecepatan arus di Pantai Semawang dilakukan pada saat pasang menuju surut. Pengukuran kecepatan arus dilakukan secara langsung dengan jarak 20 meter kearah laut dari garis pantai menggunakan bola duga dengan menetapkan jarak tempuh bola sepanjang 2 meter, kemudian waktu tempuh bola tersebut dihitung menggunakan stopwatch dengan pengulangan pengambilan data sebanyak 3 (tiga) kali. Perhitungan kecepatan arus menggunakan rumus Hasriyanti et al., (2015):

v = s-   (i)

Keterangan:

V  = Kecepatan Arus

S   = Panjang lintasan parasut arus (m)

t = Waktu tempuh layang – layang arus (detik)

  • f.    Kemiringan pantai

Pengambilan data kemiringan pantai menggunakan roll meter dan tongkat kayu berukuran panjang 2 meter. Tongkat 2 meter diletakkan tepat pada batas pantai teratas/vegetasi terluar secara horizontal di atas pasir yang kemudian dihitung ketinggian ujung tongkat tersebut dengan roll meter (Gambar 2). Pengukuran tersebut dilakukan dengan tanpa pengulangan.

Gambar 2. Pengukuran Kemiringan Pantai (Panjaitan, 2012) Kemiringan pantai dapat diperoleh dengan rumus (Segara, 2007):

Y = Y1+Y2+Yn(2)

X = X1+X2+Xn(3)

α = arc tan Y/X(4)

Keterangan:

α = Sudut yang dibentuk (°)

Y = Tinggi total pantai (m)

X = Jarak datar total pantai (m)

  • g.    Kecerahan perairan

Pengukuran kecerahan dilakukan menggunakan alat secchi disk yang diikat dengan tali kemudian diturunkan perlahan-lahan ke dalam perairan pada lokasi pengamatan sampai pada batas visual secchi disk tersebut tidak dapat terlihat, lalu mengukur panjang tali dan mencatat posisi pengambilan data. Pengukuran kecerahan dilakukan pada setiap stasiun pengamatan dengan pengambilan data 1 (satu) kali kemudian data kecerahan perairan dinyatakan dengan persen. Kecerahan perairan dihitung dengan rumus menurut Sari et.al. (2017):

n = £1+02 χ 100%  (5)

2D

Keterangan:

N = Kecerahan perairan

D1 = Kedalaman saat secchi disk tidak tampak

D2 = Kedalaman saat secchi disk mulai tampak

D = Kedalaman perairan

  • h.    Penutupan lahan pantai

Pengambilan data penutupan lahan pantai dilakukan dengan cara pengamatan secara visual dengan yang diamati adalah vegetasi yang berbatasan langsung dengan kawasan pantai.

  • i.    Biota berbahaya

Terdapat beberapa biota berbahaya bagi wisata pantai yaitu bulu babi, ikan hiu, ikan pari, dan lepu (Subandi et.al., 2018). Pengambilan data biota berbahaya dilakukan dengan dua metode yaitu observasi dan wawancara. Observasi dilakukan pada masing-masing stasiun pengamatan dengan snorkeling. Wawancara dilakukan terhadap wisatawan di Pantai Semawang yang pernah atau sudah berkunjung ke pantai.

  • j.    Ketersediaan air tawar

Pengambilan data jarak ketersediaan air tawar dilakukan setiap masing-masing stasiun pengamatan menggunakan alat Global Positioning System (GPS). Jarak ketersediaan air tawar yang diukur yaitu jarak antara stasiun yang diamati terhadap lokasi dimana sumber air tawar tersedia.

  • 2.3.3    Analisis Data

    • 2.3.3.1    Analisis Kesesuaian Wisata Pantai

Analisis kesesuaian yang dilakukan dalam penelitian ini fokus pada peruntukan kawasan wisata pantai kategori rekreasi. Kesesuaian wisata pantai mempertimbangkan 10 parameter yakni tipe pantai, kedalaman perairan, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus perairan, kemiringan pantai, kecerahan perairan, penutupan lahan pantai, biota berbahaya dan ketersediaan air tawar yang disajikan pada Tabel 1.

Nilai maksimum pada matriks indeks kesesuaian wisata pantai tersebut adalah 84, dimana nilai tersebut merupakan hasil penjumlahan dari perkalian masing-masing bobot dengan skor maksimum. Nilai tersebut digunakan dalam menghitung IKW. Rumus yang digunakan untuk nilai IKW (Yulianda, 2007 dalam Subandi et.al., 2018) yaitu:

IKW = -∑^ X 100%

N maks

Keterangan:

IKW    : Indeks Kesesuaian Wisata

Ni       : Nilai Paramater ke-i (Bobot x Skor)

N maks : Nilai Maksimum wisata

Berdasarkan matriks indeks kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi tersebut selanjutnya akan dilakukan penyusunan kelas kesesuaian wisata pantai. Interval kelas kesesuaian wisata memiliki empat klasifikasi penilaian. Adapun empat klasifikasi penilaian kesesuaian wisata yang disajikan pada Tabel 2 yaitu:

Tabel 2. Klasifikasi penilaian kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi

Klasifikasi

Nilai

Sangat Sesuai (S1)

79–100 %

Sesuai (S2)

58-<79%

Sesuai Bersyarat (S3)

37-<58%

Tidak Sesuai (TS)

<37%

Sumber: Yulianda (2007) dalam Subandi et.al. (2018)

JMRT, Volume 6 No 1 Tahun 2023, Halaman: 27-36

2.2.3.2 Penentuan Zona Pemanfaatan Kawasan Pantai

Pembagian zona pemanfaatan di Pantai Semawang dilakukan berdasarkan aktivitas wisata yang ditemukan pada lokasi penelitian lalu dibandingkan dengan parameter indeks kesesuaian wisata. Batasan zona dilakukan dengan pengambilan data koordinat menggunakan GPS yang selanjutnya diplot ke dalam peta. Informasi dan data yang didapatkan dari survei lapangan yang sudah dianalisis kemudian dipetakan. Data tersebut nantinya akan berbentuk suatu layer yang akan dimasukan dalam sebuah peta dasar yang telah tersedia. Data selanjutnya dikumpulkan dalam bentuk area/polygon maka yang dihasilkan peta yaitu bentuk area spasial. Data yang telah dilakukan klasifikasi penilaian dan pembagian zona pemanfaatan kawasan kemudian dilakukan pemetaan pada area penelitian yang telah ditentukan. Pemetaan dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan program QGIS 3.8 (Subandi et.al., 2018).

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Gambaran Umum Pantai Semawang

Pantai Semawang merupakan salah satu pantai yang terletak di Desa Sanur Kauh, Kelurahan Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Secara geografis, Pantai Semawang sangat strategis dengan jarak pantai dari pusat Kota Denpasar memerlukan waktu sekitar 10-15 menit dan juga mudah untuk dicapai karena akses jalan menuju pantai sendiri sudah ramai oleh kendaraan umum. Pantai Semawang dengan panjang pantai sekitar 710 meter ini memiliki satu garis pantai dengan deretan pantai lainnya di Sanur dan berada diantara dua pantai, yaitu pada bagian utara terdapat Pantai Duyung dan pada bagian selatan terdapat Pantai Cemara. Pantai Semawang juga memiliki hamparan pasir putih yang luas, lembut, dan bersih, serta ombak yang cukup tenang sehingga Pantai Semawang menjadi salah satu destinasi wisata yang nyaman dan layak dikunjungi untuk melakukan berbagai kegiatan wisata di pantai.

  • 3.2    Parameter Indeks Kesesuaian Wisata

Hasil penelitian indeks kesesuaian wisata pantai pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang diperoleh kategori tingkat kesesuaian wisata dengan mempertimbangkan 10 parameter, yaitu: tipe pantai, kedalaman perairan, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, kecerahan perairan, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar yang dijelaskan sebagai berikut:

  • 3.2.1    Tipe Pantai

Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang dilakukan secara visual pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kesesuaian tipe pantai pada stasiun I, II, III, dan IV

Stasiun

Tipe Pantai

Skor

Kategori Kesesuaian

I

Pasir Putih

3

Sangat sesuai

II

Pasir Putih

3

Sangat sesuai

III

Pasir Putih

3

Sangat sesuai

IV

Pasir Putih

3

Sangat sesuai

Tipe pantai pada seluruh stasiun di Pantai Semawang memiliki kesamaan tipe pantai yaitu Pasir Putih dengan kategori Sangat Sesuai (S1). Tipe pantai dapat dilihat dari jenis sedimen atau substrat yang didukung dengan pengamatan secara visual. Pasir putih di Pantai Semawang menambah keindahan pantai dan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang

Tabel 1. Matriks indeks kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi

No.

Parameter       Bobot           Kategori          Skor           Klasifikasi

1

Tipe pantai                   5      Pasir putih/pasir pink         3        Sangat sesuai

Pasir   putih/pasir   pink,  2        Sesuai

sedikit karang

Pasir hitam,   berkarang,   1        Sesuai bersyarat

sedikit terjal

Lumpur, berbatu, terjal       0        Tidak sesuai

2

Kedalaman perairan (m)     5      0-3                         3       Sangat sesuai

>3-6                        2       Sesuai

>6-10                        1        Sesuai bersyarat

>10                         0       Tidak sesuai

3

Lebar pantai (m)             5     >15                         3       Sangat sesuai

10-15                        2        Sesuai

3-10                          1        Sesuai bersyarat

<3                          0       Tidak sesuai

4

Material dasar perairan       3      Pasir                         3        Sangat sesuai

Karang berpasir             2       Sesuai

Pasir berlumpur             1       Sesuai bersyarat

Lumpur                   0       Tidak sesuai

5

Kecepatan arus (m/dt)       3      0-0,17                      3       Sangat sesuai

0,17-0,34                   2       Sesuai

0,34-0,51                     1        Sesuai bersyarat

>0,51                       0       Tidak sesuai

6

Kemiringan pantai (°)        3     <10                         3       Sangat sesuai

10-25                        2        Sesuai

25-45                         1        Sesuai bersyarat

>45                         0       Tidak sesuai

7

Kecerahan perairan (%)      1      >80                         3       Sangat sesuai

>50-80                     2       Sesuai

20-50                        1        Sesuai bersyarat

<20                         0       Tidak sesuai

8

Penutupan lahan pantai       1      Pohon kelapa dan lahan 3       Sangat sesuai

terbuka Semak, belukar  rendah,  2       Sesuai

savana, sawah Belukar tinggi                1        Sesuai bersyarat

Pemukiman, hutan          0       Tidak sesuai

9

Biota berbahaya             1      Tidak ada                   3       Sangat sesuai

Bulu babi, karang api        2       Sesuai

Bulu babi, karang api, ikan   1        Sesuai bersyarat

pari, barakuda, ubur-ubur

Bulu babi, karang api, ikan  0       Tidak sesuai

pari, barakuda, ubur-ubur, lepu, hiu, ular laut, belut

10

Ketersediaan air tawar      1      <0,5                        3       Sangat sesuai

(km)                               0,5-1                        2       Sesuai

1-2                           1        Sesuai bersyarat

>2                          0       Tidak sesuai

Sumber: Yulianda (2007) dalam Subandi et.al. (2018)

ingin menikmati suasana pantai. Berdasarkan jenisnya, tipe pantai dibedakan menjadi pantai berpasir, pantai berbatu, dan pantai berkarang. Dibandingkan dengan pantai berbatu dan pantai berkarang, pantai yang memiliki tekstur pasir yang halus menjadi faktor yang cukup penting bagi kegiatan wisata rekreasi pantai (Chasanah et.al., 2017).

  • 3.2.1    Tipe Pantai

Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang dilakukan secara visual pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kesesuaian tipe pantai pada stasiun I, II, III, dan IV

Stasiun

Tipe Pantai

Skor

Kategori Kesesuaian

I

Pasir Putih

3

Sangat sesuai

II

Pasir Putih

3

Sangat sesuai

III

Pasir Putih

3

Sangat sesuai

IV

Pasir Putih

3

Sangat sesuai

Tipe pantai pada seluruh stasiun di Pantai Semawang memiliki kesamaan tipe pantai yaitu Pasir Putih dengan kategori Sangat Sesuai (S1). Tipe pantai dapat dilihat dari jenis sedimen atau substrat yang didukung dengan pengamatan secara visual. Pasir putih di Pantai Semawang menambah keindahan pantai dan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana pantai. Berdasarkan jenisnya, tipe pantai dibedakan menjadi pantai berpasir, pantai berbatu, dan pantai berkarang. Dibandingkan dengan pantai berbatu dan pantai berkarang, pantai yang memiliki tekstur pasir yang halus menjadi faktor yang cukup penting bagi kegiatan wisata rekreasi pantai (Chasanah et.al., 2017).

  • 3.2.2    Kedalaman Perairan

Berdasarkan hasil pengukuran kedalaman perairan pada masing- masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kesesuaian kedalaman perairan pada stasiun I, II, III, dan IV

Stasiun

Kedalaman

Perairan (m)

Skor

Kategori Kesesuaian

I

1.5-1.6

3

Sangat sesuai

II

1.5-1.8

3

Sangat sesuai

III

1.4-1.7

3

Sangat sesuai

IV

1.25-1.5

3

Sangat sesuai

Hasil pengukuran kedalaman perairan Pantai Semawang pada seluruh stasiun yaitu pada stasiun I (1.5 - 1.6 m), stasiun II (1.5 - 1.8 m), stasiun III (1.4 - 1.7 m), dan stasiun IV (1.25 -1.5 m). Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, maka kedalaman perairan di Pantai Semawang termasuk dalam kategori Sangat Sesuai (S1).

Kedalaman perairan di Pantai Semawang relatif dangkal sehingga sangat layak untuk dijadikan kegiatan wisata pantai seperti berenang ataupun sekedar berendam di pantai. Untuk kegiatan wisata pantai seperti berenang seharusnya memperhatikan kedalaman perairan dari suatu lokasi wisata pantai, sebagaimana yang dinyatakan oleh Yulianda (2007) dalam Subandi et.al. (2018) pada matriks indeks kesesuaian

JMRT, Volume 6 No 1 Tahun 2023, Halaman: 27-36 wisata pantai kategori rekreasi, kedalaman perairan dikatakan sangat sesuai jika memiliki kedalaman antara 0-3 m.

  • 3.2.3    Lebar Pantai

Berdasarkan hasil pengukuran lebar pantai pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kesesuaian lebar pantai pada stasiun I, II, III, dan IV

Stasiun

Lebar Pantai (m)

Skor

Kategori Kesesuaian

I

20.56

3

Sangat sesuai

II

14.63

2

Sesuai

III

21.13

3

Sangat sesuai

IV

20.1

3

Sangat sesuai

Lebar pantai di Pantai Semawang pada stasiun I yaitu 20.56 m, stasiun II yaitu 14.63 m, stasiun III yaitu 21.13 m, dan stasiun IV yaitu 20.1 m. Berdasarkan matriks kesesuaian lebar pantai, stasiun I, III, dan IV termasuk dalam kategori Sangat Sesuai (S1), sedangkan stasiun II termasuk dalam kategori Sesuai (S2). Dengan nilai rata-rata lebar pantai yang cukup lebar yaitu 19.1 m dan panjang pantai 710 m, Pantai Semawang sangat sesuai untuk berbagai kegiatan rekreasi di tepi pantai. Menurut Revolina et.al (2020) lebar pantai merupakan salah satu parameter yang penting untuk diketahui dalam melakukan aktivitas wisata pantai karena dengan kondisi lebar pantai yang lebar, maka pengunjung dapat leluasa melakukan berbagai macam kegiatan wisata pantai seperti berjemur, susur pantai, tempat bermain bagi wisatawan terutama anak-anak, ataupun kegiatan wisata lainnya.

  • 3.2.4    Material Dasar Perairan

Hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan mengenai material dasar perairan pada masing-masing stasiun di Pantai Semawang dapat dilihat pada Tabel 6. Pada seluruh stasiun penelitian menunjukkan bahwa material dasar perairan di pantai adalah pasir dan termasuk dalam kategori indeks kesesuaian Sangat Sesuai (S1).

Tabel 6. Kesesuaian material dasar perairan pada stasiun I, II, III, dan IV

Stasiun

Material Dasar Perairan

Skor

Kategori Kesesuaian

I

Pasir

3

Sangat sesuai

II

Pasir

3

Sangat sesuai

III

Pasir

3

Sangat sesuai

IV

Pasir

3

Sangat sesuai

Material dasar perairan atau substrat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kekeruhan perairan dan juga berpengaruh terhadap ekosistem perairan serta menjadi salah satu faktor yang dapat menunjang kelayakan aktivitas bahari (Sya’rani & Zainuri, 2013). Tambunan, et.al (2013) mengemukakan bahwa material dasar perairan yang sangat sesuai untuk dijadikan kegiatan wisata rekreasi seperti berenang yaitu material dasar perairan berupa pasir putih.

  • 3.2.5    Kecepatan Arus

Berdasarkan hasil pengukuran mengenai kecepatan arus perairan pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kesesuaian kecepatan arus pada stasiun I, II, III, dan IV

Stasiun

Kecepatan

Arus (m/dt)

Skor

Kategori Kesesuaian

I

0.12

3

Sangat sesuai

II

0.10

3

Sangat sesuai

III

0.32

2

Sesuai

IV

0.30

2

Sesuai

Hasil pengukuran kecepatan arus pada stasiun I yaitu 0.12 m/dt, stasiun II yaitu 0.10 m/dt, stasiun III yaitu 0.32 m/dt, dan pada stasiun IV yaitu 0.30 m/dt. Berdasarkan matriks kesesuaian kecepatan arus di Pantai Semawang pada stasiun I dan II termasuk dalam kategori Sangat Sesuai (S1), sedangkan pada stasiun III dan IV termasuk dalam kategori Sesuai (S2).

Kecepatan arus di Pantai Semawang sangat baik untuk mendukung kepentingan wisata pantai dan tidak membahayakan bagi wisatawan yang ingin berenang atau berendam di pantai. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mukhtar, et.al (2017) yaitu kecepatan arus yang kecil dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan untuk melakukan berbagai aktivitas air.

  • 3.2.6    Kemiringan Pantai

Berdasarkan hasil kemiringan pantai yang telah diperoleh pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil pengukuran yang dilakukan menggunakan kayu 2 meter dan waterpass, didapati kesesuaian kemiringan pantai di Pantai Semawang pada seluruh stasiun termasuk dalam kategori Sangat Sesuai (S1). Pada stasiun I sebesar 6.8 o, stasiun II sebesar 9.1 o, stasiun III sebesar 8.5 o, stasiun IV sebesar 8 o.

Tabel 8. Kesesuaian kemiringan pantai pada stasiun I, II, III, dan IV

Stasiun

Kemiringan Pantai (o)

Skor

Kategori Kesesuaian

I

6.8

3

Sangat sesuai

II

9.1

3

Sangat sesuai

III

8.5

3

Sangat sesuai

IV

8

3

Sangat sesuai

Sesuai dengan pernyataan dari Yulianda (2007) dalam Subandi et.al. (2018) yaitu kemiringan pantai yang landai (kurang dari 10 o) sangat sesuai untuk suatu kawasan pantai dilakukan kegiatan wisata. Kondisi kemiringan pantai yang landai dan tidak curam membuat Pantai Semawang sangat aman dan nyaman untuk wisatawan melakukan aktivitas seperti berolahraga, bermain bola, ataupun sekedar menikmati pemandangan pantai.

  • 3.2.7    Kecerahan Perairan

Berdasarkan hasil pengukuran pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang, diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 9.

JMRT, Volume 6 No 1 Tahun 2023, Halaman: 27-36 Tabel 9. Kesesuaian kecerahan perairan pada stasiun I, II, III, dan IV

Stasiun

Kecerahan

Perairan (%)

Skor

Kategori Kesesuaian

I

100

3

Sangat sesuai

II

100

3

Sangat sesuai

III

100

3

Sangat sesuai

IV

100

3

Sangat sesuai

Hasil pengukuran pada masing-masing stasiun di Pantai Semawang yaitu pada keempat stasiun memiliki kecerahan perairan yang sama yakni sebesar 100 % dan berdasarkan matriks kesesuaian termasuk dalam kategori Sangat Sesuai (S1). Ini berarti daya tembus dari cahaya matahari masuk sampai ke dasar perairan (Febyanto, et.al., 2014). Menurut Effendi (2003), nilai kecerahan dari perairan sangat dipengaruhi oleh waktu pengukuran serta, kondisi cuaca, padatan yang tersuspensi, dan kekeruhan.

Sesuai dengan pernyataan dari Febyanto, et.al (2014) tentang kecepatan arus yang tinggi membuat nilai kecerahan perairan menjadi menurun, dikarenakan di Pantai Semawang memiliki kecepatan arus yang relatif tidak terlalu tinggi sesuai dengan hasil penelitian yang telah diperoleh sehingga membuat kecerahan perairan di Pantai Semawang sendiri tergolong sangat baik dan jarak pandang di dalam air untuk kegiatan wisata seperti berenang masih sangat mendukung.

  • 3.2.8    Penutupan Lahan Pantai

Berdasarkan hasil pengamatan secara visual pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang, diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Kesesuaian penutupan lahan pantai pada stasiun I, II, III, dan IV

Stasiun

Penutupan

Lahan Pantai

Skor

Kategori Kesesuaian

I

Pemukiman

0

Tidak sesuai

II

Pemukiman dan Kios

0

Tidak sesuai

III

Lahan terbuka

3

Sangat sesuai

IV

Lahan terbuka dan Pemukiman

1

Sesuai bersyarat

Pada stasiun I penutupan lahan pantai di Pantai Semawang berupa pemukiman yaitu sebuah resort, sedangkan pada stasiun II terdapat pemukiman dan kios milik masyarakat sehingga kedua stasiun tersebut termasuk dalam kategori Tidak Sesuai (TS). Pada stasiun II terdapat pemukiman berupa sebuah villa dan kios-kios usaha milik masyarakat yang menyediakan jasa seperti perlengkapan memancing, cinderamata, maupun kuliner yang dapat mendukung kegiatan berwisata, namun kehadiran kios-kios juga mengurangi lahan pantai serta membatasi ruang gerak bagi wisatawan yang berkunjung ke pantai sehingga termasuk kedalam kategori Tidak Sesuai (TS).

Pada stasiun III penutupan lahan pantainya berupa lahan terbuka yang ditumbuhi oleh beberapa vegetasi seperti pohon kelapa (Cocos nucifera), pohon ketapang (Terminalia catappa), waru laut (Hibiscus tiliaceus), cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan disekitarnya berisi sebuah

pembatas dari pemilik lahan tersebut sehingga termasuk dalam kategori Sangat Sesuai (S1). Pada stasiun IV tutupan lahan pantainya berupa lahan terbuka dan disebelahnya sudah ada pemukiman berupa sebuah resort sehingga termasuk dalam kategori Sesuai Bersyarat (S3) karena terdapat lahan terbuka dan ditumbuhi vegetasi yang sama seperti yang terdapat pada stasiun III, dimana lahan terbuka tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak pemilik lahan untuk pembangunan infrastruktur atau fasilitas yang dapat mendukung kegiatan wisata pantai.

  • 3.2.9    Biota Berbahaya

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada keempat stasiun pengamatan di Pantai Semawang diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Kesesuaian biota berbahaya pada stasiun I, II, III, dan IV

Stasiun

Biota Berbahaya

Skor

Kategori Kesesuaian

I

Tidak ada

3

Sangat sesuai

II

Tidak ada

3

Sangat sesuai

III

Tidak ada

3

Sangat sesuai

IV

Tidak ada

3

Sangat sesuai

Berdasarkan hasil observasi secara snorkeling dengan jarak 20 meter kearah laut dari garis pantai tidak ditemukan biota berbahaya seperti bulu babi, ular, ataupun ikan pari. Berdasarkan matriks kesesuaian termasuk ke dalam kategori Sangat Sesuai (S1). Berdasarkan hasil wawancara sebanyak 50 orang responden mengatakan bahwa di kawasan Pantai Semawang tidak ditemukan biota berbahaya, sehingga aman bagi wisatawan yang ingin melakukan kegiatan wisata baik di daratan maupun perairan seperti aktivitas menyusuri pantai, memancing, berenang, ataupun snorkeling.

  • 3.2.10    Ketersediaan Air Tawar

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai ketersediaan air tawar pada masing-masing stasiun di Pantai Semawang diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 12. Ketersediaan air tawar merupakan salah satu parameter yang dapat diberikan oleh pengelola wisata kepada para wisatawan pantai.

Tabel 12. Kesesuaian ketersedian air tawar pada stasiun I, II, III, dan IV

Stasiun

Biota Berbahaya

Skor

Kategori Kesesuaian

I

Tidak ada

3

Sangat sesuai

II

Tidak ada

3

Sangat sesuai

III

Tidak ada

3

Sangat sesuai

IV

Tidak ada

3

Sangat sesuai

Hasil yang telah diperoleh di lapangan bahwa jarak kawasan pantai dengan ketersediaan air tawar pada stasiun I yakni 0.009 km, stasiun II yaitu 0.012 km, stasiun III sebesar 0.101 km, dan pada stasiun IV yaitu 0.028 km. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jarak ketersediaan air tawar pada stasiun I, II, III, dan IV termasuk kategori Sangat Sesuai (S1). Hal ini sesuai dengan matriks kesesuaian Yulianda (2007) dalam Subandi et.al. (2018) bahwa jarak antara ketersediaan air tawar dengan lokasi

JMRT, Volume 6 No 1 Tahun 2023, Halaman: 27-36 wisata pantai dikatakan Sangat Sesuai (S1) jika jaraknya sebesar < 0.5 km.

Ketersediaan air tawar seperti WC atau toilet juga merupakan parameter yang cukup penting dalam suatu penilaian kesesuaian wisata pantai. Air tawar ini dapat digunakan untuk dikonsumsi maupun membersihkan diri setelah melakukan aktivitas berenang di pantai. Alvin, et.al. (2019) menyatakan bahwa ketersediaan air bersih berupa air tawar sangat diperlukan untuk menunjang pelayanan dan pengelolaan fasilitas wisata.

  • 3.3    Indeks Kesesuaian Wisata (IKW)

Berdasarkan nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) pantai didapatkan kategori tingkat kesesuaian wisata pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang. Nilai dari Indeks Kesesuaian Wisata berdasarkan 10 parameter pada stasiun pengamatan disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) pada setiap stasiun

Stasiun

Indeks Kesesuaian Wisata (%)

Kategori Kesesuaian

I

96

Sangat Sesuai

II

91

Sangat Sesuai

III

96

Sangat Sesuai

IV

94%

Sangat Sesuai

Tingkat kategori kesesuaian memiliki arti tersendiri, jika tingkatannya sangat sesuai maka tidak ada faktor pembatas yang berat untuk suatu kawasan dijadikan sebagai tempat wisata (Romadhon, et.al., 2013). Berdasarkan Tabel 13 diatas dapat dijelaskan bahwa Nilai Indeks Kesesuaian Wisata pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang yaitu pada stasiun I sebesar 96%, pada stasiun II sebesar 91%, pada stasiun III sebesar 96%, dan pada stasiun IV sebesar 94%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kawasan wisata Pantai Semawang termasuk dalam kategori Sangat Sesuai sebagai kawasan wisata rekreasi pantai. Kawasan ini masih bisa terus dikembangkan dan dikelola dengan baik, sehingga meningkatkan daya tarik wisata dan kunjungan wisatawan ke Pantai Semawang.

Pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang, secara umum memiliki karakteristik yang hampir sama. Berdasarkan hasil pengamatan pada masing-masing stasiun di Pantai Semawang, pada stasiun I, II, dan IV terdapat parameter yang termasuk dalam kategori tidak sesuai dan sesuai bersyarat yaitu pada penutupan lahan pantai karena didominasi oleh kios dan pemukiman berupa resort yang menjadi parameter pembatas Indeks Kesesuaian Wisata. Sesuai yang dikemukakan oleh Yulianda (2007) dalam Subandi et.al. (2018) bahwa parameter atau faktor pembatas dikatakan Tidak Sesuai (TS) jika pada kelas kesesuaian ini terdapat faktor pembatas yang bersifat permanen atau berat, sehingga tidak mungkin untuk mengembangkan kegiatan wisata secara lestari dan tentunya mempengaruhi nilai dari Indeks Kesesuaian Wisata (IKW).

Pemukiman berupa resort dan kios yang menjadi parameter atau faktor pembatas Indeks Kesesuaian Wisata di Pantai Semawang tersebut memiliki dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat sekitar pantai, yaitu penyedia jasa maupun

wisatawan yang ada di kawasan Pantai Semawang. Pemukiman berupa resort dan kios dapat dimanfaatkan oleh masyrakat penyedia jasa wisata maupun wisatawan yang berkunjung ke Pantai Semawang sebagai sarana jual-beli yang memberikan dampak positif bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat lokal. Dampak negatifnya yaitu pemukiman berupa resort dan kios yang menjadi faktor pembatas bersifat berat atau permanen ini membuat kealamian dari vegetasi yang ada di sekitar pantai menjadi tidak ada, sehingga tidak mungkin untuk mengembangkan kegiatan wisata lestari disekitar kawasan Pantai Semawang yang sudah terdapat pemukiman serta kios tersebut.

Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Weny (2020) bahwa pembangunan sekitar kawasan pantai dapat menimbulkan berbagai macam dampak seperti membantu perekonomian masyarakat sekitar, adanya sarana dan prasarana pendukung pariwisata, dan terciptanya lapangan pekerjaan baru. Pengelolaan objek wisata Pantai Semawang dan pemanfaatan lahan pantai harus dikelola dengan hati-hati, sehingga tidak terjadi degradasi lingkungan dan pemanfaatannya tetap sasaran serta berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Hasil Indeks Kesesuaian Wisata di Pantai Semawang jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alfiaturrohmaniah dan Djari (2020) di Pantai Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, di kawasan Bali bagian selatan diperoleh hasil perhitungan nilai kesesuaian wisata pantai sebesar 90.27% dan termasuk dalam kategori Sangat Sesuai untuk kawasan wisata (S2). Parameter pembatas yang mempengaruhi Indeks Kesesuaian Wisata di Pantai Tanjung Benoa yaitu kemiringan pantai dan kecerahan perairan dengan nilai maksimum paling rendah di antara parameter lainnya. Tingginya nilai indeks kesesuaian wisata di Pantai Tanjung Benoa dipengaruhi oleh tingginya nilai kualitas dari parameter-parameter lainnya seperti tipe pantai, lebar pantai, dan substrat dasar perairan.

Penelitian mengenai kesesuaian wisata pantai yang dilakukan oleh Wahyudiyarto (2016) di Pantai Putri Menjangan, Kabupaten Buleleng, di kawasan Bali bagian barat diperoleh nilai kesesuaian wisata pantai sebesar 75.67% dan termasuk dalam kategori Sesuai (S2). Penyebab kurang maksimalnya hasil tersebut dikarenakan beberapa parameter pembatas seperti belum tersedianya sarana dan prasana yang memadai, serta terdapat biota berbahaya yaitu bulu babi di Pantai Putri Menjangan, Kabupaten Buleleng. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Subandi, et.al (2018) di Pantai Pasir Putih, Kabupaten Karangasem, di kawasan Bali bagian timur diperoleh nilai kesesuaian wisata tertinggi sebesar 96.79% dan termasuk dalam kategori Sangat Sesuai (S1). Parameter pembatas yang mempengaruhi hasil tersebut yaitu lebar pantai dan penutupan lahan pantai.

Ketiga hasil penelitian mengenai nilai Indeks Kesesuaian Wisata di Pantai Tanjung Benoa, Pantai Putri Menjangan, dan Pantai Pasir Putih tersebut memiliki keterkaitan dengan hasil penelitian nilai Indeks Kesesuaian Wisata di Pantai Semawang. Keterkaitannya yaitu diketahui bahwa setiap pantai memiliki parameter pendukung dan parameter pembatas yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi lingkungan di sekitar pantai tersebut (Eka, et.al., 2020). Parameter pendukung dan parameter pembatas tersebut sangat mempengaruhi tinggi-rendahnya dari nilai Indeks Kesesuaian Wisata.

  • 3.4    Karakteristik Wisatawan Pantai Semawang

Karakterisik wisatawan yang berkunjung ke Pantai Semawang dapat diketahui dengan menyebarkan wawancara berupa kuisioner kepada 50 orang wisatawan sebagai responden. Data karakteristik wisatawan ini diambil untuk mengetahui bagaimana persepsi wisatawan terhadap kawasan pantai, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak pengeola pantai untuk mendesain kawasan pantai yang lebih baik. Beberapa parameter yang

JMRT, Volume 6 No 1 Tahun 2023, Halaman: 27-36 mewakili karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Pantai Semawang seperti usia wisatawan, asal wisatawan, sumber informasi wisatawan, kunjungan berwisata, frekuensi kunjungan wisatawan, dan pengalaman berkunjung wisatawan.

  • 3.4.1    Usia Wisatawan

Usia Wisatawan yang mendominasi berkunjung ke Pantai Semawang yaitu wisatawan yang berusia diatas 20 tahun dengan persentase sebesar 80%, dimana ini menunjukkan bahwa rata-rata wisatawan yang berkunjung adalah anak muda hingga dewasa (Gambar 3).

Usia Wisatawan

80%

  • ■ Diatas 20 tahun ■ Dibawah 20 tahun

Gambar 3. Usia Wisatawan

  • 3.4.2    Asal Wisatawan

Asal wisatawan yang berkunjung ke Pantai Semawang yaitu wisatawan domestik yang berasal dari berbagai daerah di Bali seperti Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Badung, dan ada juga yang berasal dari luar Bali seperti Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pantai Semawang berasal dari berbagai negara seperti Prancis, Jerman, Inggris, Brasil, dan Australia (Gambar 4)

Asal Wisatawan

■ Domestik ■ Mancanegara

Gambar 4. Asal Wisatawan

  • 3.4.3    Sumber Informasi Wisatawan

Sumber informasi dari teman masih mendominasi karena Pantai Semawang sudah cukup dikenal dari dulu oleh wisatawan khususnya wisatawan lokal Bali yang informasinya berasal dari mulut ke mulut (Gambar 5). Media sosial cukup berperan penting dan merupakan salah satu sumber informasi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Semawang, karena akses untuk menjangkau dunia maya berkembang sangat pesat.

Sumber Informasi Wisatawan

34%

  • ■ Keluarga ■ Media Sosial ■ Teman

Gambar 5. Sumber Informasi Wisatawan

  • 3.4.4    Kunjungan Berwisata Wisatawan

Berdasarkan hasil wawancara, wisatawan yang berkunjung ke Pantai Semawang lebih sering berkunjung bersama teman ataupun bersama keluarganya untuk menghabiskan waktu berekreasi di pantai (Gambar 6). Selama berkunjung ke Pantai Semawang, wisatawan banyak melakukan aktivitas seperti berenang, berolahraga, menyusuri pantai dengan menikmati pemandangan pantai.

Kunjungan Berwisata Wisatawan

  • ■ Keluarga ■ Teman

Gambar 6. Kunjungan Berwisata Wisatawan

  • 3.4.5    Frekuensi Kunjungan Wisatawan

Frekuensi kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Pantai Semawang paling besar yaitu sebanyak 1 kali setahun dan 2-5 kali dalam setahun (Gambar 7). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Pantai Semawang cukup sering dijadikan destinasi berwisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Semakin tinggi frekuensi kunjungan wisatawan ke suatu kawasan wisata, maka akan mendorong pertumbuhan pada sektor ekonomi, baik bagi penyedia jasa maupun pengelola kawasan wisata tersebut.

Frekuensi Kunjungan Wisatawan

16%

10%

40%

  • ■    1-5x setahun


  • ■    1x setahun


  • ■    2-5x setahun


  • ■    Lebih dari 10x setahun


Gambar 7. Frekuensi Kunjungan Wisatawan

  • 3.4.6    Pengalaman Berkunjung Wisatawan

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar wisatawan mengatakan menyenangkan saat berekreasi di Pantai Semawang (Gambar 8). Ini mengindikasikan bahwa Pantai Semawang sangat cocok dijadikan salah satu tujuan wisata bagi wisatawan yang ingin melakukan berbagai kegiatan rekreasi karena Pantai Semawang menawarkan keamanan, kenyamanan, dan keindahan dari pantai tersebut. Wisatawan juga dapat menikmati matahari terbit (sunrise) pada pagi hari dan matahari terbenam (sunset) pada sore hari yang menambah keindahan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan di Pantai Semawang.

Pengalaman Berkunjung Wisatawan

4%

38%

58%

  • ■    Kurang Menyenangkan

  • ■    Menyenangkan

JMRT, Volume 6 No 1 Tahun 2023, Halaman: 27-36

3.5 Zona Pemanfaatan Wisata Pantai di Pantai Semawang

Pengelolaan kawasan wisata pantai harus mengutamakan keamanan dan kenyamanan wisatawan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini dilakukan denga cara mengatur kawasan wisata berdasarkan zonasi kegiatan wisatawan di Pantai Semawang. Peta zona pemanfaatan wisata pantai di Pantai Semawang berdasarkan hasil observasi dilapangan yang kemudian dipetakan dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan aplikasi QGIS 3.8 dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Zona Pemanfaatan Kawasan Wisata di Pantai Semawang

Pembagian zona pemanfaatan kawasan wisata pada suatu kawasan pantai penting dilakukan untuk mendukung berbagai aktivitas di pantai bagi wisatawan. Penggunaan Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam penelitian pariwisata masih sangat sedikit dilakukan, yang dimana teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk penilaian sumber daya visual dan manajemen, identifikasi lokasi yang cocok untuk sebuah kegiatan wisata, dan bahkan telah digunakan dalam aplikasi yang berkaitan dengan pemasaran pariwisata (Zufriwandi & Elisabet, 2020).

Kegiatan berenang atau bermain air dapat dilakukan pada seluruh stasiun yang ada di Pantai Semawang. Hal ini didukung oleh kedalaman perairan yang relatif dangkal, kecerahan perairan dan kecepatan arus yang sesuai, material dasar perairan berupa pasir, dan tidak ditemukannya biota berbahaya sehingga wisatawan tidak perlu merasa khawatir saat melakukan aktivitas berenang ataupun bermain air. Setelah melakukan aktivitas berenang atau bermain air, wisatawan juga dapat membersihkan diri menggunakan air tawar dikarenakan jarak ketersediaan air tawar yang cukup dekat dari kawasan pantai pada masing-masing stasiun pengamatan di Pantai Semawang.

Kegiatan berjemur juga dapat dilakukan oleh wisatawan pada seluruh stasiun di Pantai Semawang, karena memiliki tipe pantai yang berpasir, lebar dan kemiringan pantai yang sesuai dan nyaman untuk mendukung kegiatan berjemur. Pada stasiun I, III, dan IV terdapat fasilitas pendukung berupa kursi lipat berjemur yang disediakan oleh usaha kecil menengah milik masyarakat sekitar yang disewakan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menyewa, serta adanya jajaran payung di tepi pantai yang menambah keindahan pemandangan pantai.

Kawasan untuk kegiatan berolahraga dan jalan-jalan sambil menikmati pemandangan pantai juga dapat dilakukan pada seluruh stasiun Pantai Semawang yaitu dari stasiun I, II, III, dan IV. Hal ini didukung karena kawasan ini memiliki lebar pantai dan kemiringan pantai yang sesuai, tipe pantai berpasir putih, dan juga di sepanjang Pantai Semawang terdapat jalan paving block yang dapat dimanfaatkan wisatawan untuk kegiatan berolahraga seperti bersepeda maupun jogging. Kawasan untuk aktivitas wisatawan

Gambar 8. Pengalaman Berkunjung


berjalan kaki dapat dilakukan di sepanjang area tepian pantai. Selain itu, di kawasan Pantai Semawang juga terdapat kawasan suci, yaitu Pura yang terdapat di sekitar jalan pintu masuk menuju pantai, dan berdekatan dengan stasiun II.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pembagian zona pemanfaatan kawasan wisata di Pantai Semawang diharapkan mampu menjadi landasan bagi pihak pengelola pantai untuk mengelola dan mengembangkan kawasan wisata di Pantai Semawang sehingga mampu membantu meningkatkan sosial ekonomi dari masyarakat setempat dengan tetap memperhatikan ekosistem yang ada disekitar kawasan pantai agar kelestariannya tetap terjaga.

4. Kesimpulan

Faktor pembatas Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) di Pantai Semawang adalah penutupan lahan pantai seperti pemukiman dan kios-kios. Nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) di Pantai Semawang yaitu pada stasiun I sebesar 96%, pada stasiun II sebesar 91%, stasiun III sebesar 96%, dan pada stasiun IV sebesar 94%. Berdasarkan hasil tersebut, maka Pantai Semawang dinyatakan Sangat Sesuai (SS) untuk kegiatan wisata kategori rekreasi pantai. Zona pemanfaatan wisata di kawasan Pantai Semawang terbagi menjadi 5 (lima) yaitu: zona berenang, zona berjemur, zona olahraga, zona jalan-jalan, dan zona suci.

Daftar Pustaka

Alvin, F., Suroso, S., & Moch, A. (2019). Analisis Potensi Fisik Pulau Laki untuk Kesesuaian Wisata Pantai di Kepulauan Seribu Tahun 2018. Geo-Image, 8(1), 29-36.

Chasanah, I., Purnomo, P. W., & Haeruddin, H. (2017). Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Jodo Desa Sidorejo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 7(3), 235-243.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air: bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Penerbit Kanisius; Yogyakarta.

Eka, I. D. A. R. R., Karang, I. W. G. A., & Puspitha, N. L. P. R. (2020). Daya Dukung Kawasan (DDK) Wisata Pantai di Pantai Pandawa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Journal of Marine Research and Technology, 3(1), 19-24.

Etikan, I., Musa, S. A., & Alkassim, R. S. (2016). Comparison of

convenience sampling and purposive sampling. American journal of theoretical and applied statistics, 5(1), 1-4.

Febyanto, F., Pratikto, I., & Koesoemadji, K. (2014). Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Di Pantai Krakal Kabupaten Gunung Kidul. Journal Of Marine Research, 3(4), 429-438.

Mukhtar, P. D., Rudiyanti, S., & Purwanti, F. (2017). Analisis Kesesuaian Wisata Di Pantai Nyalo [Kawasan Mandeh] Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 5(4), 420-426.

Oktaviani, P. D., & Suryasih, I. A. Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengelolaan Wisata Bahari Di Pantai Semawang Kelurahan Sanur Kelod.

Putra, I. N. D. (2014). Bali: between cultural and marine tourism. Jurnal Kajian Bali, 4(1), 15-30.

Revolina, E., Hidayat, A., & Basuni, S. (2020). Widiatmaka. (2020). Kesesuaian Lahan dan Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan Wisata Alam Pantai Panjang di Kota Bengkulu. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(2), 261-271.

JMRT, Volume 6 No 1 Tahun 2023, Halaman: 27-36

Romadhon, A., Yulianda, F., Bengen, D. G., & Adrianto, L. (2013).

Perencanaan pembangunan gugus Pulau Sapeken secara berkelanjutan: Penilaian daya dukung kawasan bagi pengembangan wisata. TATALOKA, 15(3), 218-234.

Simarmata, T. (2019). Pengaruh Layanan Kelompok Sadar Wisata Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Di Objek Wisata Bukit Holbung Kabupaten Samosir (Doctoral dissertation, UNIMED).

Soemiran, F.A.S, 2018. Indeks Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Ekologis di Pantai Taliu Tiga, Pulau Hatta, Banda Neira, Maluku Tengah. [skripsi]. Makassar: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

Subandi, I. K., Dirgayusa, I. G. N. P., & Asy-syakur, A. R. (2018). Indeks Kesesuaian Wisata di Pantai Pasir Putih Kabupaten Karangasem. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 4(1), 47-57.

Sukawati, N. K. A., Restu, I. W., & Saraswati, S. A. (2018). Sebaran dan Struktur Komunitas Moluska di Pantai Mertasari Kota Denpasar, Provinsi Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 4(1), 78-85.

Sya’rani, L., & Zainuri, M. (2013). Kesesuaian dan daya dukung wisata bahari di perairan bandengan Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 9(1), 1-7.

Tambunan, J.M., S. Anggoro, H. Purnaweni, 2013. Kajian Kualitas Lingkungan dan Kesesuaian Wisata Pantai Tanjung Pesona Kabupaten Bangka. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Magister ilmu lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang.

Weny, H. K. (2020). Dampak Pembangunan Wisata Pantai Kelapa Terhadap Perekonomian Masyarakat Lokal (Studi Kasus Di Desa Panyuran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban).

Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Di dalam: Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Makalah Seminar Sehari Pengelolaan Sumberdaya.

Yusuf M. 2007. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Kawasan Taman Nasional Karimunjawa Secara Berkelanjutan [disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. 284 hal.

Zufriwandi, S., & Elisabet, R. S. (2020). Pemanfaatan sistem informasi geografis dalam penentuan kawasan wisata di Kabupaten Nias, Sumatera Utara. Jurnal Enggano Vol, 5(3), 483-494.

36