JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS

Vol. 7, No. 1, April 2023.

Implementasi sistem manajemen k3 karyawan food and beverage product holiday inn resort baruna bali

Desak Made Artatik Wangi1), Agus Muriawan Putra2), I Nyoman Tri Sutaguna3) Program Studi Diploma IV Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, Jalan

Dr.R. Goris No.7, Denpasar, Kode Pos 80232, Tlpn/Fax : 0361223798, E-mail : diplomaivpar@unud.ac .id, Email : artatik.desak@gmail. c om

Abstrak

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan salah satu hal yang cukup penting diterapkan di suatu perusahaan untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja dari karyawan. Pernah terjadinya kecelakaan kerja di kitchen meskipun telah adanya program sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja melatar belakangin dalam penulisan laporan ini. Tujuan penulisan laporan ini untuk mengetahui bagaimana penerapan SMK3 serta bagaiman persepsi karyawan terhadap penerapan SMK3 di Holiday Inn Resort Baruna Bali. Jenis data yang digunakan yakni data kualitatif dan kuantitatif dengan sumber data primer dan s ekunder. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, kuesioner, studi pustaka, dokumetasi. Kemudian dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif, dan skala likert. Teknik penentuan informan menggunakan purposive serta penentuan responden menggunakan sampel jenuh. Hasil yang diperoleh implementasi sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja karyawan di Holiday Inn Resort Baruna Bali secara keseluruhan dapat dikatakan telah dilakukan oleh sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 Tentang PenerapanSistemManajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Berdasarkan penyebaran kuesioner diperoleh hasil persepsi karyawan tehadap penetapan kebijakan K3 rata-rata skor yakni 4.26 masuk dalam kategori sangat baik. Persepsi karyawan terhadap perencanaan K3 diperoleh rata-rata skor 4.25 masuk dalam kategori sangat baik. Persepsi karyawan terhadap pelaksanaan rencara K3 diperoleh skor 4.28 masuk dalamkategori sangat baik. Persepsi karyawan terhadap pemantauan dan evaluasi dinyatakan sangat baik dengan skor rata-rata 4.39. Persepsi karyawan terhadap tinajauan dan peningkatan kinerja dengan rentang skor 4.39 masuk kategori sangat baik

Kata Kunci     : Hotel , Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Food and Beverage.

Abstract

The Occupational Health and Safety Management System is one of the important things that should be implemented into a company to ensure thehealth and safety of the employees. Work accidents that occurs in the kitchen even though there is already an occupational safety and health management systemwere the reason of writting this report. The purpose of this study is to find out how the application of SMK3, and how employees perceptions of the application of SMK3 at the Holiday Inn Resort Baruna Bali. The type of data used is qualitative and quantitative, primary and secondary sources. Data collection techniques is using observation, interviews, questionnaires, literature study, and documentation. Data is analyzed using descriptive qualitative technique, and Likert scale. The technique of determining informants is purposive, and for the respondent is using saturated samples. The results obtained by the implementation of the employee occupational health and safety management system at the Holiday Inn Resort Baruna Bali generally is appropriate with Government

Regulation No. 50 of 2012 concerning the Implementation of the Occupational Health and Safety Management System. Based on the distribution of questionnaires, it was found thatthe employees perceptions of the K3policy were in the very good category. Employees perceptions of K3 planning obtained an average score of 4.25 in the very good category. Employees' perceptions of the implementation of theK3 plan obtained a score of 4.28 in the very good category. Employees perceptions of monitoring and evaluation were stated to bevery good with an average score of 4.39. Employee perceptions of the review and performance improvement with a score range of 4.39 are in the very good category.

Keywords      : Hotel , Healthy and Safety, Food and Beverage Product .

  • 1.    PENDAHULUAN

Industry pariwisata dapat dijelaskan sebagai kelompok bidang usaha yang dapat menciptakan berbagai barang dan jasar yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perkalanan wisata atau berwisata. Menurut UNWTO (United Nations World Tourism Organiation) dalam the Internasional Recommendations for Tourism Statistics 2008, industri pariwisata dapat meliputi kegiatan layanan makanan dan minuman, angkutan penumpang, agen perjalanan, kegiatan reservasi, kegiatan budaya, kegiatan olahraga, hiburan dan akomodasi yang saat ini semakin berkembang. Kawasan di Indonesia juga yang memiliki perkembangan akomodasi salah satunya Pulau Bali.

Bali sering dikatakan sebagai salah satu ikon pariwisata di Indonesia dengan ragam budaya dan tradisi yang unik, ditambah dengan pemandangan alam yang indah menjadikan Bali  juga mampu menjadi penghuni di hati wisatawan yang mengunjunginya.

Perkembangan pariwisata di Bali, juga berpengaruh terhadap perkembangan akomodasi di Bali. Banyak hotel yang didirikan di Bali, dari hotel non berbintang sampai hotel berbintang dapat dengan mudah ditemukan pada setiap kawasan terutama kawasan pariwisata. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali tahun 2020, Pada tahun 2019 tercatat terdapat sekitar 507 hotel berbintang dari seluruh kabupaten/kota di Bali, dan sekitar 3.912 hotel non berbintang dari seluruh kabupaten/ kota di Bali. Jumlah tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 1. Jumlah Hotel Berbintang dan Non Berbintang di Bali Tahun 2019

Kabupaten / Kota

2019

2019

1

2

3

4

5

Total

Non bintang

Jembrana

-

1

3

1

-

5

80

Tabanan

-

-

2

1

2

5

170

Badung

8

48

158

118

62

394

1.492

Gianyar

2

1

4

10

6

23

1.014

Klungkung

2

-

-

-

-

2

194

Bangli

-

-

-

-

-

-

39

Karangasem

-

1

3

4

-

8

313

Buleleng

-

3

11

4

2

20

321

Denpasar

5

18

15

6

6

50

289

Provinsi Bali

17

72

196

140

78

507

3.912

Sumber : Badan pusat statistic provinsi Bali,2019

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat daerah yang paling mendominasi pembangunan hotel yaitu Kabupaten Badung yang memiliki jumlah hotel berbintang terbanyak yakni 394 hotel dan sekitar 1.492 hotel non berbintang. Selanjutnya disusul Kabupaten Gianyar dengan jumlah hotel berbintang sebanyak 23 dan non berbintang sebanyak 1.014 hotel. Kemudian buleleng dengan jumlah terbanyak ketiga yakni 20 hotel berbintang dan 321 hotel non berbintang. Selanjutnya Denpasar dengan 20 hotel berbintang dan 289 hotel non berbintang. Berikutnya Kabupaten Karangasem dengan jumlah 8 hotel berbintang dan 313 hotel non berbintang. Disusul oleh Kabupaten Tabanan

dengan jumlah 5 hotel berbintang dan 170 hotel non berbintang. Kemudian Kabupaten Jembrana dengan jumlah 5 hotel berbintang dan 80 hotel non berbintang. Terakhir Kabupaten Bangli dengan hanya memiliki 39 Hotel non berbintang dan tidak memiliki hotel berbintang di kawasannya.

Tenaga kerja sangatlah penting keberadaannya bagi suatu perusahaan, pabrik maupun industri dalam proses pengolahan atau operasional suatu perusahaan. Tenaga kerja yang dimaksud dalam laporan ini yakni setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa yang berguna bagi dirinya sendiri atau bagi masyarakat dan perusahaan yang kemudian akan mendapatkan balas jasa berupa gajih, tanggungan, atau kompensasi-kompensansilainnya. Untuk mampu menciptakan tenaga kerja yang baik, suatu perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan produktifitas sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Produktifitas dari SDM yang ada ditentukan oleh sejauh mana sistem yang ada di perusahaan peduli dan mampu menunjang serta memuaskan keinginan seluruh pihak. Apabila suatu perusahaan peduli akan kesejahteraan dan keberadaan tenaga kerja, maka akan mampu meningkatkan produktifitas kerjanya terhadap perusahaan. Salah satu faktor yang mampu mempengaruhi produktifitas karyawan ialah kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Pada saat ini, industri perhotelan di Bali telah banyak mengetahui pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan dan cara untuk menangulangi resiko terjadinya kecelakaan kerja. Salah satu hotel di Bali yang telah mengetahui pentingnya pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja yakni Hotel Holiday Inn Resort Baruna Bali. Cara hotel ini melihat pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja karyawan ialah telah menyediakan klinik khusus karyawan yang sakit serta menyediakan kebutuhan P3K yang dibutuhkan. Hotel ini memiliki cukup banyak karyawan dan terbagi menjadi beberapa departemen, jumlah karyawan setiap departemen tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Jumlah Karyawan Setiap Departemen di Hotel Holiday Inn Resort Baruna Bali

No

Departemen

Jumlah karyawan

1.

Administration &general

4

2.

Human Resources

3

3.

Housekeeping Department

30

4.

Food and Beverage service

43

5.

Food and Beverage Product

48

6.

Front Office

31

7.

Engineering

14

8.

Finance

13

9.

Sales & Marketing

10

10.

Recreation

11

11.

Spa

9

12.

Risk management

1

Total

217

Sumber

: HRD Holiday Inn Resort Baruna Bali Hotel, 2020

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, total jumlah karyawan Hotel Holiday Inn Resort Baruna Bal sebanyak 217 karyawan dengan resiko kecelakaan kerjanya masing-masing. Karyawan terbanyak berada pada departemen food and beverage product sebanyak 48 orang, dan jumlah karyawan paling sedikit berada pada bagian risk management sebanyak 1 orang.

Berdasarkan hasil observasi awal yang di lakukan di Holiday Inn Resort Baruna Bali, serta wawancara awal yang telah dilakukan bersama bapak Ngurah Dwi selaku risk managment di hotel tersebut menyatakan pernah terjadi kecelakaan kerja yaitu kebakaran di area kitchen khususnya di bagian area main kitchen. Kebakaran tersebut disebabkan karena adanya human error yang dilakukan oleh seorang karyawan kitchen dimana pada saat itu seorang karyawan ingin membuat satu makanan yang selanjutnya dibantu oleh satu karyawan lainnya, namun tidak adanya koordinasi antara keduanya dan terjadilah kebakaran yang mengakibatkan kerugian bagi hotel (laporan kecelakaan terlampir). Mengingat pentingnya penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja, perlu setidaknya dilakukan penelitian yang membahas mengenai bagaimana implementasi sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja karyawan di Hotel Holiday Inn Resort Baruna Bali, khususnya pada departemen food and beverage product mengingat departemen tersebut merupakan departemen terbanyak yang menyerap karyawan dan rawan terjadi kecelakaan kerja. Hal ini juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk manajemen hotel. Apabila telah memiliki pedoman penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dan jika telah melaksanakan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dalam prosedur hotel, maka kesehatan dan keselamatan karyawan dapat terjamin sehingga kualitas kerja dari karyawan juga akan mengalami peningkatan.

  • 2.    METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian bertempat di Holiday Inn Resort Baruna Bali, Jl. Wana Secara No. 33 Tuban, Bali. Hotel ini merupakan hotelbintang 5 yang berjarak 3 km dari Bandara Udara I Gusti Ngurah Rai dan sekitar 8 km dari kawasan Seminyak. Selain itu adanya kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi tersebut sehingga mengakibatkan kerugian bagi hotel membuat tempat itu menjadi lokasi penelitian saat ini Adapun devinisi variable yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut

  • 1.    Implementasi merupakan suatu kegiatan yang terencana dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh dalam suatu aktivitas untuk mencapai suatu tujuan kegiatan

  • 2.    Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja. Sistem manajemen K3 memiliki lima prinsip dasar didalamnya yaitu penetapan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja, perencanaan kebijakan K3, pelaksanaan rencana K3 rencana, pemantauan dan evaluasi K3, tinjauan peningkatan kinerja .

  • 3.    Persepsi merupakan suatu proses yang dialami seseorang dalam memahami informasi tentang lingkungan dimana orang tersebut melakukan pemilihan, pengorganisasian, penerimaan, penginterpretasian atas informasi yang diperoleh dari lingkungan tersebut.

Tabel 2. Variabel dan Indikator Yang Digunakan

Variable

Indikator

Sub indicator

Sumber

Sistem

Penetapan

a. Aturan K3

(Peraturan

manajemen

kebijakan

b. Komunikasi pekerja

Pemerintah

kesehatan

Perencanaan

c.  Melibatkan seluruh pekerja, serta ahli

Republik

dan

K3

Indonesia

keselamatan

d.  Perencanaan pengendalian bahaya

Nomor 50

kerja

e.  Perencanaan sumber daya manusia

Tahun

dalam K3

2012)

Pelaksanaan

f.

Kesiapan sumber daya dalam

rencana

melakukan K3

g.

Sarana dan lingkungan kerja yang

memadai

h.

Pendokumentasian

Pemantauan

i.

Pemeliharaan dan perbaikan sarana

dan evaluasi

dan prasarana

j.

audit internal SMK3

Tinjauan dan

k.

Perbaikan kinerja setelah

peningkatan

melaksanakan penerapan SMK3

kinerja

Persepsi

a.

Persepsi karyawan terhadap aturan K3

karyawan

b.

Persepsi karyawan terhadap

terhadap

komunikasi pekerja

penetapan

kebijakan

Persepsi

c.

Persepsi karyawan terhadap kebijakan

karyawan

telah melibatkan seluruh pekerja, serta

terhadap

ahli K3

perencanaan

d.

Persepsi karyawan terhadap

K3

perencanaan pengendalian bahaya

e.

Persepsi karyawan terhadap

Persepsi

perencanaan sumber daya manusia

karyawan

dalam K3

terhadap      Persepsi

f.

Persepsi karyawan terhadap kesiapan

sistem       karyawan

sumber daya dalam melakukan K3

manajemen  terhadap

g.

Persepsi karyawan terhadap sarana

kesehatan    pelaksanaan

dan lingkungan kerja yang memadai

dan         rencana K3

h.

Persepsi karyawan terhadap

keselamatan

pendokumentasian

kerja         Persepsi

i.

Persepsi karyawan terhadap

karyawan

pemeliharaan dan perbaikan sarana

terhadap

dan prasarana

pemantauan

j.

Persepsi karyawan terhadap audit

dan evaluasi

internal SMK3

Persepsi

k.

Persepsi karyawan terhadap perbaikan

karayawan

kinerja setelah melaksanakan

terhadap

penerapan SMK3

tinjauan dan

peningkatan

kinerja

Sumber : Hasil Modifikasi Penulis, 2020

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan cara observasi, wawancara, kuesioner, dan studi kepustakaan. Teknik analisis menggunakan deskriftif kualitatif dimana data yang diperoleh lebih dijabarkan dalam bentuk kalimat daripada angka. Selanjutnya digunakan teknik skala likert dengan skala sikap 1-5. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh sedangkan teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive.

  • 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  • a.    Implementasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Holiday Inn Resort Baruna Bali

  • 1.    Penetapan Kebijakan

Merupakan kebijakan yang dilaksanakan oleh perusahaan yang kemudian harus disebarluaskan kepada seluruh pekerja. Penetapan kebijakan yang telah dilakukan oleh Holiday Inn Resort Baruna Bali seperti mengidentifikasi potensi bahaya di area kerja serta meninjau sebab dan akibat yang ditimbulkan akibat kejadian yang membahayakan. Tinjauan awal ini dilakukan dengan metode risk assessment. Dimana mereka mempertimbangkan bahaya tertentu dan mengevaluasi apakah sumber bahaya tersebut dapat dikendalikan dan nantinya dapat diambil langkah-langkah yang tepat. Untuk meminimalisis terjadinya kecelakaan di area kerja kitchen, manajemen menetapkan standar operasional yang berlaku ketika bekerja di kitchen seperti:

  • a.  Penggunaan penutup kepala atau topu dengan tujuan melindungi kepala dari

panas suhu di dapur serta menghindari jatuhnya rambut ke makanan serta menyerap keringat

  • b.  Penggunaan apron untuk melindungi seraga dari percikan minyak dengan

panjang sampai ke lutut

  • c.  Penggunaan safty shoes untuk melindungi kaki dari kemungkinan kecelakaan

kerja

  • d.    Tersedianya peralatan K3 yang memadai seperti adanya fire extinguisher, heat detector, perlengkapan P3k yang memadai, antiseptic yang memadai.

Komunikasi pekerja dalam hal ini merupakan bagaimana cara perusahaan mensosialisasikan kebijakan yang telah ditetapkan. Di Holiday Resort Baruna Bali setiap karyawan tentunya akan mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak hotel, hal ini dikarenakan sebelum bekerja dan bergabung di Holiday Inn Resort Baruna Bali, setiap pekerja akan mendapatkan orientasi mengenai kebijakan atau aturan-atauran yang berlaku dan dijalankan oleh hotel. Selain itu setiap karyawan juga akan diikutkan dengan beberapa pelatihan-pelatihan selama mereka bekerja. Setiap karyawan juga diberikan hak berpendapat dan memberimasukan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja

  • 2.  Perencanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Perencanaan K3 yang telah dilakukan oleh Holiday Inn Resort Baruna Bali yaitu melibatkan ahli K3, serta seluruh pekerja atau karyawan yang terkait dalam perusahaan. Holiday Inn Resort Baruna Bali yang juga telah memiliki bagian khusus yang menangani masalah K3 dalam perusahaannya bagian ini dinamakan risk management departemnt. Selain itu setiap karyawan juga dilibatkan dalam mengoreksian peraturan K3 yang dibuat demi kebaikan perusahaan. Perencanaan upaya pengendalian bahaya di area kerja juga dilakukan dengan memberikan pelatihan K3 pada karyawan serta menerapkan peraturan-peraturan K3 yang wajib dipatuhi oleh karyawan. Penyediaan alat pelindung diri dari perusahaan untuk karyawan serta penyediaan P3K sebagai pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan. Sistem pertanggung jawaban perusahaan dilakukan dengan cara adanya pelaporan pada dinas terkait jika terjadi kecelakaan kerja. Serta pendaftaran karyawan pada BPJS ketenagakerjaan untuk menjamin kesehatan kerja karyawan.

  • 3.    Pelaksanaan Rencana Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesiapan sumber daya manusia dalam melaksanakan rencana kesehatan dan keselamatan kerja ditunjukan oleh Holiday Inn Resort Baruna Bali dengan cara hotel tersebut telah memiliki satu departemen yang menangani keselamatan kerja karyawan yang dinamakan risk management departemen . selain itu penyediaan sarana dan prasarana di lingkungan kerja juga dilakukan seperti penyediaan petunjuk-petunjukyang berkaitan dengan K3 seperti arahan evakuasi bencana tsunami, petunjuk penggunaan peralatan kerja, serta pembuatan kebijakan standar operasional prosedur bagikaryawan. Adanya pedokumentasian yang dilakukan dalam bentuk dokumen klonologi kecelakaan kerja serta foto-foto terkait yang nantinya akan dibuat menjadi beberapa rangkap dan dikirim ke bagian dinas terkait.

  • 4.    Pemantauan dan Evaluasi terkait K3

Adanya Audit oleh pihak manajemen terkait kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Kemudian hasil audit dicatat sebagai bahan acuan untuk dilakukan tindakan perbaikan selanjutnya.

  • 5.    Tinjauan dan Peningkatan Kinerja

Holiday Inn Resort Baruna Bali melakukan peninjauan ulang jika terjadi kecelakaan serta melakukan perbaikan peningkatan kinerja K3 untuk menjamin kesehatan dan keselamatan karyawannya. Hal yang menjadi patokan dalam kegiatan ini seperti memeriksa laporan keadaan darurat termasuk kejadian serta pelatihan, pengujian, simulasi tanggap darurat. Selanjutnya memeriksa dan merekap statistik insiden kerja yang pernah terjadi dan hasil-hasil inspeksi yang pernah dilakukan.

  • b.    Persepsi Karyawan Terhadap Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Jumlah karyawan kitchen di Holiday Inn Resort Baruna Bali sebanyak 48 orang dengan didominasi oleh karyawan yang berumur antara 20-30 tahun, dengan jenis kelamin laki-laki dan berasal dari wilayah Bali. Rata-rata pendidikan terakhir yang dimiliki karyawan yaitu diploma II dan III. Selain itu, berdasarkan hasil penyebaran kuesioner mengenai sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja diperoleh hasil sebagai berikut;

  • 1.    Persepsi Karyawan Terhadap Penetapan Kebijakan K3

Berdasarkan penyebaran kuesioner yang telah dilakukan di Holiday Inn Resort Baruna Bali mengenai Implementasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja terkait kebijakan sistem manajemen K3 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Penetapan Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

No

Pernyataan

SS

S

N

TS

STS

Rata-rata

Ket

1

Selalu terdapat tinjauan awal kondisi K3 seperti identifikasi potensi bahaya di area kitchen

13

34

1

-

-

4.25

SB

2

Kebijakan K3 secara jelas

16

30

2

-

-

4.29

SB

menyatakan visi dan tujuan

jangka panjang perusahaan

3

Kebijakan yang dibuat diketahui oleh seluruh karyawan

14

34     -      -       -

4.29

SB

4

Manajemen selalu memperhatikan peningkatan kinerja karyawan

15

30

3

-          -

4.25

SB

5

Manajemen selalu menerima masukan dari karyawan mengenai K3

12

35

1

-          -

4.23

SB

Sub total

4.24

SB

Sumber : Hasil pengolahan kuesioner peneliti, 2020


Berdasarkan tabel tersebut, dari analisis skala likert yang dilakukan rata-rata jawaban karyawan karyawan rata-rata menyatakan pernyataan identifikasi potensi bahaya di area kitchen mendapatkan skor 4.25 yang masuk dalam kategorisangat baik. selanjutnya menyatakan sangat baik dengan rata-rata skor yang diperoleh sebanyak 4.29 terhadap kebijakan yang secara jelas sesuai dengan visi dan tujuan jangka panjang perusahaan. kemudian karyawan memberikan rata-rata skor sangat baik terhadap pernyataan dimana karyawan mengetahui kebijakan yang dibuat oleh perusahaan dengan rata-rata skor 4.29. Selanjutnya pihak manajemen juga selalu memperhatikan peningkatan kinerja karyawan kitchen dengan rata-rata skor 4.25 kategori sangat baik.  Kemudian

manajemen juga selalu menerima masukan dari setiap karyawan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja dengan rata-rata skor 4.23 kategori sangat baik.

  • 2.    Persepsi karyawna terhadap Perencanaan K3

Selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap 48 orang karyawan kitchen mengenai SMK3 terkait perencanaan kesehatan dan keselamatan kerja diperoleh skor sebagai berikut :

Tabel 4. Perencanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

No

Pernyataan

SS

S

N

TS

STS

Rata-rata

Ket

1

Pembuatan rencana K3 melibatkan panitia Pembina K3, pekerja dan ahli K3

13

34

1

-

-

4.25

SB

2

Perencanaan pengendalian bahaya di area kitchen baik

13

35

6

-

-

4.27

SB

3

Sistem pertanggung jawaban mengenai keselamatan dan kesehatan kerja di kitchen

13

35

-

-

-

4.27

SB

4

Perusahaan mempromosika K3 melalui spanduk dan poster yang di pasang

15

27

6

-

-

4.19

B

5

Jangka waktu yang diperlukan dalam penyusunan perencanaan K3 telah tepat

12

31

5

-

-

4.21

SB

6

Penetapan sumber daya manusia

11

36

1

-

-

4.42

SB

dalam persahaan sudah sangat

baik

Sub total 4.24 SB

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner peneliti, 2020

Berdasarkan tabel tersebut, dari analisis skala likert yang dilakukan Data yang diperoleh menunjukan bahwa rata-rata sistem perencanaan tersebut masuk dalam kategori sangan baik yang mana skor yang dimiliki berada pada rentang antara 4.20 – 5.00. Pada pernyataan pertama mengenai pembuatan rencana K3 telah melibatkan panitia Pembina K3, pekerja dan ahli K3 memperoleh rata-rata skor 4.25 yang masuk dalam kategori sangat baik. Selanjutnya pada pernyataan kedua yang menyatakan perencanaan pengendalian bahaya di area kitchen sudah baik mendapatkan skor rata 4.27. Selanjutnya sistem pertanggung jawaban mengenai K3 di kitchen sudah baik memperoleh rata-rata skor 4.27 yang masuk dalam kategori sangat baik. Kemudian perusahaan memperomosikan K3 melalui  spanduk dan poster yang dipasang

memperoleh rata-rata skor 4.19 yang masuk dalam kategori baik. Spanduk dan poster yang dipasang oleh perusahaan di tempatkan pada area parkir karyawan, namun spanduk atau poster yang dipasang tidak terlalu banyak. Selanjutnya mengenai jangka waktu yang digunakan untuk menyususn perencanaan K3 memperoleh skor 4.21 yang masuk dalam kategori sangat baik. Terakhir mengenai pernyataan bahwa penetapan sumber daya manusia di perusahaan sudah sangat baik memperoleh rata-rata skor 4.42 dengan kategori sangat baik.

  • 3.    Persepsi karyawan terhadap Pelaksanaan Rencana K3

Kemudian berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap 48 orang karyawan kitchen mengenai SMK3 terkait pelaksanaan rencana kesehatan dan keselamatan kerja diperoleh skor sebagai berikut :

Tabel 5. Pelaksanaan Rencana Kesehatan dan Keselamatan Kerja

No

Pernyataan

SS

S

N

TS

STS

Rata-rata

Ket

1

Pada area kitchen selalu terdapat seorang yang berwenang dalam pemeriksaaan dan pengawasan K3

20

28

-

-

-

4.23

SB

2

Seluruh karyawan kitchen sudah terlibat dalam pelaksanaan dan pembuatan rencana K3

12

35

1

-

-

4.22

SB

3

Adanya petunjuk mengenai K3 di area kitchen yang harus dipatuhi oleh karyawan

14

33

1

-

-

4.27

SB

4

Adanya prosedur K3 yang disosialisasikan oleh manajemen untuk karyawan secara berkala

14

33

1

-

-

4.27

SB

5

Karyawan selalu melaporkan pada manajemen jika terjadi kecelakaan kerja di area kitchen

15

27

6

-

-

4.25

SB


6 Adanya dokumentasi mengenai    12   36   -    -     -    4.46 SB

SMK3 secara berkala yang dibuat oleh manajemen

Sub total 4.28 SB

Sumber : Hasil olah kuesioner peneliti, 2020

Berdasarkan tabel tersebut, yang merupakan hasil setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan skala likert persepsi karyawan terhadap pelaksanaan rencanaan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Data yang diperoleh menunjukan bahwa rata-rata skor masuk dalam kategori sangan baik yang mana skor yang dimiliki berada pada rentang antara 4.20 – 5.00. Pada pertanyaan pertama dimana pada area kitchen selalu terdapat seorang yang berwenang dalam pelaksanaan K3 memiliki skor 4.23 dengan skor sangat baik. Hal ini dikarenakan pada departemen kitchen memang terdapat seorang yang berwenang dalam pengawasan K3 yaitu executive chef dibantu oleh hygine manager dalam kegiatannya. pada pertanyaan kedua dimana seluruh karyawan terlibat dalam pelaksanaan dan pembuatan rencana K3 memperoleh skor 4.27 yang masuk dalam kategori sangat baik. Pada pertanyaan ketiga dimana adanya petunjuk mengenai K3 di area kitchen memperoleh skor 4.27 yang termasuk dalam kategori sangat baik.  Pertanyaan keempat dimana adanya prosedur K3 yang

disosialisasikan oleh pihak manajemen memperoleh skor 4.27 masuk dalam kategori sangat baik. pertanyaan kelima dan keenam dimana karyawan selalu melaporkan pada manajemen jika pernah terjadinya kecelakaan kerja dan adanya dokumentasi mengenai K3 masing-masing memperoleh skor 4.25 dan 4.46 .

  • 4.    Persepsi Karyawan terhadap Pemantauan dan Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap 48 orang karyawan kitchen mengenai SMK3 terkait Pemantauan dan Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja diperoleh skor sebagai berikut :

Tabel 6. Pemantauan dan Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja

No

Pernyataan

SS

S

N

TS

STS

Rata-rata

Ket

1

Adanya pemeriksaan dan pengujian peralatan K3 di kitchen secara berkala

22

25

1

-

-

4.46

SB

2

Adanya audit K3 yang dilakukan oleh manajemen di area kerja anda secara berkala

16

32

-

-

-

4.33

SB

Sub Total

4.39

SB

Sumber: Hasil pengolahan kuesioner peneliti, 2020

Berdasarkan tabel tersebut, dari analisis skala likert yang dilakukan rata-rata jawaban karyawan menyatakan sangat baik terkait Pemantauan dan Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan total keseluruhan skor sebanyak 4.39. Pada pernyataan adanya pemeriksaan dan pengujian peralatan K3 di kitchen secara berkala, respon karyawan menyatakan sangat baik dengan skor 4.46. dalam hal ini, pengujian alat dilakukan oleh departemen yang bersangkutan setiap satu tahun sekali untuk memastikan bahwa tidak adanya error atau kesalahan terhadap peralatan yang digunakan. kemudian pada penyataan adanya audit K3 dilakukan oleh manajemen di area kerja kitchen, karyawan menyatakan sangat baik dengan perolehan skor 4.33. audit


dilakukan setiap satu tahun sekali untuk memeriksa bagaimana kinerja dari karyawan selama satu tahun yang nantinya data yang didapat dilaporkan pada dinas terkait

  • 5.    Persepsi Karyawan Terhadap Tinajaun dan peningkatan Kinerja

Selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap 48 orang karyawan

kitchen mengenai SMK3 terkait Tinajaun dan peningkatan Kinerja diperoleh skor

sebagai berikut :

Tabel 7. Tinjauan dan Peningkatan Kinerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja

No

Pernyataan

SS

S

N

TS STS

Rata-rata

Ket

1

Anda memahami cara penggunaan peralatan kerja di lingkungan kerja karyawan

26

22

-

-        -

4.54

SB

2

Perusahaan selalu melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja dalam menangani K3 di perusahaan

14

32

2

-        -

4.25

SB

Sub Total

4.39

SB

Sumber : Hasil pengolahan kuesioner peneliti, 2020

Berdasarkan tabel tersebut, rata – rata jawaban karyawan mengenai tinjauan dan peningkatan kinerja menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja menyatakan sanga baik dengan rata-rata perolehan skor pada pernyataan pertama sebanyak 4.54 dimana karyawan memahami cara penggunaan peralatan kerja di lingkungan kerja kitchen. jika pun karyawan belum memahami cara penggunaan alat, mereka selalu disediakan petunjuk penggunaan alat yang dipasang pada area kerja per outlet. Pada pernyataan kedua sebanyak 4.25 dimana manajemen selalu memperhatikan peningkatan kinerja karyawannya untuk memastikan kebijakan yang dibuat serta aturan yang dibuat telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Selanjutnya untuk lebih mengetahui rata-rata skor yang diperoleh terhadap lima pedoman dalam penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 8. Rata-Rata Skor Persepsi Karyawan

No

Prinsip SMK3

Skor

keterangan

1

Penetapan kebijakan K3

4.26

SB

2

Perencanaa K3

4.25

SB

3

Pelaksanaan rencana K3

4.28

SB

4

Pemantauan dan evaluasi kinerja karyawan

4.39

SB

5

Tinjauan dan peningkatan kinerja

4.39

SB

Total rata-rata

4.31

SB

Sumber : Hasil modifikasi peneliti, 2020

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut, rata-rata skor keseluruhan yang diperoleh dari penyebaran kuesioner terhadap 48 karyawan food and beverage product di Holiday Inn Resort Baruna Bali diperoleh skor sebanyak 4.31 yang masuk dalam kategori sanga baik

  • 4.    KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dari pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bawah:

  • 1.    Implementasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja karyawan di Holiday Inn Resort Baruna Bali secara keseluruhan dapat dikatakan telah dilakukan oleh manajemen sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Seperti penetapan kebijakan, perencanaan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan evaluasi kinerja, tinjauan dan peningkatan kinerja

  • 2.    Berdasarkan penyebaran kuesioner terhadap 48 karyawan di bagian kitchen diperoleh hasil

  • a.    Persepsi karyawan tehadap penetapan kebijakan K3 rata-rata skor yakni 4.26 yang termasuk dalam kategori sangat baik.

  • b.    Persepsi karyawan terhadap perencanaan K3 diperoleh rata-rata skor 4.25 yang masuk dalam kategori sangat baik.

  • c.    Persepsi karyawan terhadap pelaksanaan rencara K3 diperoleh skor 4.28 masuk dalam kategori sangat baik.

  • d.    Persepsi karyawan terhadap pemantauan dan evaluasi dinyatakan sangat baik dengan skor rata-rata 4.39.

  • e.    Persepsi karyawan terhadap tinajauan dan peningkatan kinerja dengan rentang skor 4.39 masuk kategori sangat baik.

Ucapan terima kasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Agus Muriawan Putra dan I Nyoman Tri Sutaguna, selaku dosen pembimbing laporan akhir yang selalu memberikan semangat serta arahan dan saran serta masukan kepada penulis dan juga seluruh staff, pegawai dan dosen di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, dan tidak lupa juga kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta keluarga dan sahabat-sahabat yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang selalu memberikan doa serta semangat.

  • 5.    DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2019. Pengertian Persepsi Menurut Para Ahli dan Faktor yang Mempengaruhi. Tersedia pada https://www.ilmudefinisi.com/pengertian-persepsi. Dicari tanggal 20 April 2020

Antonius Simanjuntak, Bungaran. dkk. (2017). Sejarah Pariwisata : Menuju Perkembangan Pariwisata Indonesia. Terbitan:Yayasan Pustaka Obor Indonesia Jakarta. Dicari pada 4 Agustus 2019.

Anschori, M.dkk.2017. “Metodologi Penelitian Kuantitatif”. Surabaya: Airlangga Universitas Press.

Asrori. (2020). “Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner”. Penerbit : Pena Persada. Dicari 4 Mei 2020

Bafadhla, A.S. (2018). Perencanaan Binsis Pariwisata (Pendekatan Lean Planning).

Diterbitkan oleh UD.Press. dicari 4 agustus 2019.

Bagiastuti, N. K. dkk. (2017). “The Influence Of Occupational Health And Safety (Ohs) Application On Enhancement Of Food And Beverage Employee Performance At Swiss – Belhotel Tuban. Skripsi : Pariwisata Politeknik Negeri Bali.

Budihardjo.(2014). Panduan Praktis Menyusun SOP. Penerbit : Penebar Swadaya Grup. Dicari tanggal 14 Agustus 2019

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. 2019. Tersedia pada https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/24754/BPJS-TK-Bahas-Kasus-Kecelakaan-Kerja-dan-Penyakit-Akibat-Kerja

Djatmiko.R.D. (2016), Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Terbitan : Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Utama). Diambil tanggal 5 November 2019

Deriasmei, L. (2016). “ Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Karyawan di dapur Suis Butcher Restaurant Setiabudi Bandung”. Skripsi : Jurusan Hospitality Bandung

Firdaus. Dkk. (2018). Aplikasi Metode Penelitian. Penerbit : Depublish. Dicari pada tanggal 29 April 2020

Firdianti,Arinda. (2018). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Penerbit CV.GRE Publishing. Dicari pada tanggal 12 Agustus 2019

Fatihudin.D.(2018). Metode Penelitian Untuk Ilmu Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi. Terbitan Zifatama Publisher. Dicari pada tanggal 22 Aprikl 2020.

Halajur, U. (2018). Promosi Kesehatan di tempat Kerja. Penerbit Wineka Media. Dicari pada tanggal 12 Agustus 2019

Ilmuperhotelan.2020. Pengertian Food and Beverage Product Secara Umum dan Menurut Para Ahli Beserta Tugas dan Tanggung Jawabnya. Pada www.ilmuperhoelan.my.id. Diakses 22 September 2020

Ismayanti. Tanpa tahun. Pengantar Pariwisata. Penerbit : Grasindo. Dicari pada 8 Agustus 2019

Irzal. (2016). Dasar-Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Penerbit : Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan. Dicari tanggal 12 Agustus 2019

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715/Menkes/sk/v/2003 tentang Persyaratan Hygine Sanitasi Jasa Boga. Dicari pada tanggal 8 Agustus 2019

Labindao.I.G.J.(2019). “Implementasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Hard Rock Hotel bali, Kuta, Bali”. Jurnal Kepariwisataan dan Hospitalitas

Morisa. F. E (2017). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Karyawan Laundry Department Hotel Rocky Plaza Padang. Jurnal : Jurusan Pariwisata Universitas Negeri Padang

Nurdin, I. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Penerbit : Media Sahabat Cendikia Surabaya. Dicari Tanggal 13 Agustus 2019

Nyoto. (2019). Manajemen Sumber DAya Manusia. Penerbit : Uwasis Inspirasi Indonesia. Dicari tanggal 12 Agustus 2019

Peraturan Mentri No PER.05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Dicari pada 20 April 2020

Putra, A. M,dkk. 2014. Pengetahuan Restoran Dan Tata Boga Serta Penerapannya. Terbitan : Pustaka Larasan. Dicari tgl 23 September 2020

Putri, E.D.H. (2018). Pengantar Akomodasi dan Restoran. Yogyakarta : Deepublish. Dicari 8 Agustus 2019

Rukin. (2019) Metodologi Penelitian Kualitatif. Terbitan:Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Siregar, Syofian. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi dengan perhitungan manual dan SPSS. Penerbit : kencana. Diambil tanggal 2 nopember 2019

SK Menparpostel No.KM37/PW.340/MPPT.86 Tentang Peraturan Usaha dan Pengelolaan Hotel

Sugiyono.(2010). “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung:Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D.bandung : Alfabeta. Sudarsono, A. (2016). Manajemen Pemasaran Jasa Perhotelan

(Dilengkapi Dengan Hasil

Riset Pada Hotel Berbintang di Sumatra Utara). Yogyakarta : Deepublis. Dicari pada 4 Agustus 2019.

Suryani, NK.dkk. (2019). Buku Ajar Prilaku Organisasi. Terbitan Nilacakra, Jl. Raya Darmasaba-Lukluk

Suwendra, IW. (2018). Metodologi penelitian Kualitatif Dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan, dan Keagamaan. Penerbit : Nilacakra.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

Dicari pada tangga 8 Agustus 2019

Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Dicari pada 8 Agustus 2019

Yuliana.dkk. (2019). “Penerapan Sistem Manajemen K3 di F & B Product Department

Primier Bakso Hotel Padang”. Jurnal Pendidikan dan Keluarga Vol.11 No.2

Yuliani.H.R. (2014). E-learning : Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Terbitan: Cv Budi Utama

Yusuf, Muri. (2017). Metodologi Penelitian: Kuantitatif,Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Penerbit : Kencana. Dicari pada 13 Agustus 2019

52