Pengaruh Green Hotel Terhadap Keputusan Menginap Wisatawan di Hotel Mercure bali Nusa Dua
on
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol 6, No 1, April 2022.
Pengaruh green hotel terhadap keputusan menginap wisatawan di hotel mercure bali nusa dua
Yusrin1), I Nyoman Jamin Ariana2), I Nyoman Tri Sutaguna3)
Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana. Jl. Dr. R. Goris No. 7 Denpasar, Kode Pos: 80232, Telp/Fax: (0361)-223798 123) Email: yusrin.yuni66@gmail.com
Abstrak
Pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memperhitungkan secara penuh dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan sekarang dan yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi wisatawan terhadap penerapan green hotel di hotel Mercure Bali Nusa Dua untuk mengetahui pengaruh green hotel terhadap keputusan menginap wisatawan di hotel Mercure Bali Nusa Dua. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, studi kepustakaan, dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika deskriptif yang terdiri dari skala likert, uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi linear sederhana, analisis korelasi, dan analisis determinasi dan uji hipotesis adalah (uji t-test) dengan tingkat kesalahan 5 persen. Hasil dari penelitian ini adalah wisatawan mempersepsikan penerapan green hotel di hotel Mercure Bali Nusa Dua dikategorikan sangat baik dengan rata-rata 4,30 persen menurut pandangan wisatawan. Analisis regresi linear sederhana, analisis antara green hotel dengan keputusan wisatawan untuk menginap diperoleh persamaan Y = 6.491 + 0.425X. Dari hasil analisis korelasi menunjukan bahwa hubungan kedua variabel sangat tinggi dengan koefisien korelasi sebesar 0.864. Koefisien determinasi nilai sebesar 74 persen dan sisanya 26 persen dipengaruhi oleh variabel lain. Dengan menggunakan analisis statistika uji-t membuktikan bahwa tingkat siginifikan 5 persen yang mana hipotesis diterima karena nilai t hitung (16.999) lebih besar dari nilai t tabel (1.984), dengan kata lain green hotel secara positif dan signifikan mempengaruhi keputusan wisatawan untuk menginap di hotel Mercure Bali Nusa Dua.
Kata Kunci : Green Hotel, Keputusan Wisatawan untuk Menginap.
Abstrac
Sustainable tourism is tourism that takes full account of current and future economic, social and environmental impacts. This study aims to determine the perceptions of tourists on the application of green hotels at the Mercure Bali Nusa Dua hotel to determine the effect of green hotels on tourists' decision to stay at the Mercure Bali Nusa Dua hotel. The technique of collecting data was carried out by observation, interviews, documentation, literature study, and questionnaires. The data analysis technique used in this research is descriptive statistical analysis consisting of a Likert scale, validity test, reliability test, simple linear regression analysis, correlation analysis, and determination analysis and hypothesis testing is (t-test) with an error rate of 5 percent. The result of this research is that tourists perceive the implementation of green hotels at the Mercure Bali Nusa Dua hotel in the very good category with an average of 4.30 percent according to the tourists' views. Simple linear regression analysis, analysis between green hotels and tourists' decisions to stay overnight obtained the equation Y = 6.491 + 0.425X. From the results of the correlation analysis shows that the relationship between the two variables is very high with a correlation coefficient of 0.864. The coefficient of determination of value is 74 percent and the remaining 26 percent is influenced by other variables. By using the t-test statistical analysis proves that a significant level of 5 percent is accepted because the t value (16,999) is greater than the t-table value (1,984), in other words green hotels positively and significantly influence tourists' decisions to stay at hotels. Mercure Bali Nusa Dua.
Keywords: Green Hotel, Tourist Decision to Stay.
Perkembangan industri perhotelan yang sangat pesat di Bali. Pengembangan kepariwisataan di Indonesia mengarah pada UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, di mana kepariwisataan
diselenggarakan sejalan dengan pengembangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, mengatasi pengangguran dan menghapus kemiskinan yang ada, melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, dan mempererat persahabatan antar bangsa dan memupuk rasa cinta tanah air , memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa. Tujuan dalam pengembangan pariwisata nasional, seperti dirumuskan dalam undang-undang pada dasarnya adalah implikasi dari pariwisata sebagai fenomena yang bersifat multidimensi yang antara lain mencakup dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Maksud dalam undang-undang di atas pada dasarnya menekankan pentingnya pembangunan sektor kepariwisataan, mengingat pariwisata mampu memberikan pertumbuhan sektor –sektor lainnya. Dalam hal ini diperlukan cara-cara yang terencana dan terarah dalam mengelola,mengembangkan keanekaragaman potensi alam dan budaya yang ada daerah di Indonesia.
Industri akomodasi adalah salah satu industri pariwisata yang fungsinya sangat penting dalam menunjang berbagai kegiatan Pariwisata. Bali merupakan daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan industri perhotelan yang sangat pesat dan menjadi salah satu tolak ukur pariwisata nasional yang banyak didatangi wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Walaupun sering muncul kata ungkapan “Indonesia dibagian mananya Bali”?, yang sebenarnya Bali adalah bagian dari Indonesia. Bentuk akomodasi dikelola untuk mendapatkan keuntungan dengan menyediakan berbagai pelayanan seperti pelayanan penginapan, pelayanan makan dan minum. Pemasalahan dalam pariwisata di Bali adalah dampak negatif yang ditimbulkannya. Pariwisata massal yang mengandalkan target jumlah wisatawan seringkali mengabaikan kawasan konservasi untuk itu masyarkat Bali perlu menggunakan cara baru dalam melihat keberhasilan pariwisata bukan jumlah wisatawan tetapi jumlah devisa yang di bawah wisatawan dan multiflyer effect bagi masyarakat. Cara baru yang dilakukan saat ini dengan tetap mempertahankan pariwisata dan meningkatkan devisa yang dibawah wisatawan adalah dengan menerapkan pariwisata yang berkelanjutan. Hotel Mercure Bali Nusa Dua merupakan hotel yang berada dinaungan Accor. Mercure Bali Nusa Dua adalah hotel bintang empat. Dibangun dekat dengan kawasan wisata Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Hotel bintang empat di Nusa Dua ini berjarak 14 km dari Bandara Internasional Ngurah Rai, terdiri dari 193 kamar dan 8 junior Suites, restoran, bar lobby, pusat kebugaran, spa, kolam renang untuk dewasa dan anak-anak, ruang rapat dan gratis antar jemput dari hotel ke pantai setiap 40 menit sekali. Hotel Mercure Bali Nusa Dua saat ini tengah gencar untuk menerapkan konsep green hotel atau hotel yang ramah lingkungan. Hal ini dilakukan agar mewujudkan hotel yang ramah lingkungan. Dalam evaluasi, ada beberapa indikator yang perlu diperbaiki, diantaranya masalah sumber daya manusia, karyawan yang tidak sesuai latar belakang, dan kurannya fasilitas.. Perkembangan pariwisata berkelanjutan di Mercure Bali Nusa Dua saat ini cukup bagus, sehingga beberapa tahun terakhir mendapatkan nominasi dan penghargaan karena sudah melaksanakan pariwisata berkelanjutan.
Pengelolaan hotel yang mengedepankanpariwisata ramah lingkungan selain memiliki nilai jual tinggi, keunikkan hotel tersendiri dan juga memiliki daya saing. Tingginya kesadaran wisatawan dunia saat ini terhadap kelestarian lingkungan menempatkan hotel yang ramah lingkungan atau green hotel sebagai pilihan dan kebutuhan wsiatawan yangmelakukan perjalanan. Green hotel sangat perlu untuk diterapkan di industri perhotelan karena dengan menerapkan green hotel secara tidak langsung hotel sangat membantu keberlanjutan lingkungan disekitarnya untuk tetap terjaga dari berbagai hal yang dapat merusak lingkungan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data statistika deskriptif. Teknik penentuan sampel dipilih oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri spesifik dan karakteristik tertentu (Djarwanto, 1998). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, kuesioner dan studi pustaka. Analisis data yang dilakukan secara statistika deskriptif yang dipadukan dengan analisis Skala Likert dan Analisis statistik berupa uji validitas, uji reabilitas, analisis regresi linear sederhana, analisis korelasi dan analisis koefisien determinasi. Untuk hipotesis, uji signifikan (uji t-test).
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan di atas diperoleh hasil bahwa
Tabel 1 Hasil Uji Validitas Variabel X
No. Item |
r-hitung |
r-tabel |
Keterangan |
1. |
0.751 |
0.1966 |
Valid |
2. |
0.787 |
0.1966 |
Valid |
3. |
0.554 |
0.1966 |
Valid |
4. |
0.476 |
0.1966 |
Valid |
5. |
0.629 |
0.1966 |
Valid |
6. |
0.698 |
0.1966 |
Valid |
7. |
0.619 |
0.1966 |
Valid |
8 |
0.517 |
0.1966 |
Valid |
9. |
0.540 |
0.1966 |
Valid |
10. |
0.600 |
0.1966 |
Valid |
11. |
0.424 |
0.1966 |
Valid |
12. |
0.546 |
0.1966 |
Valid |
13. |
0.552 |
0.1966 |
Valid |
14. |
0.689 |
0.1966 |
Valid |
15. |
0.577 |
0.1966 |
Valid |
16. |
0.742 |
0.1966 |
Valid |
17. |
0.660 |
0.1966 |
Valid |
18. |
0.710 |
0.1966 |
Valid |
Sumber : Data Primer, Diolah (2020).
Berdasarkan uji validitas pada tabel 1 tesebut menunjukkan bahwa uji validitas varibel Green Hotel (X) dengan (N) = 100 uji signifikan tau α = 0.05 dihasilkan bahwa nilai (r-hitung) > (r-tabel) maka disimpulkan bahwa semua item pada penelitian variabel X diatas valid.
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Variabel Y
No. Item |
r-hitung |
r-tabel |
Keterangan |
1. |
0.559 |
0.1966 |
Valid |
2. |
0.499 |
0.1966 |
Valid |
3. |
0.722 |
0.1966 |
Valid |
4. |
0.590 |
0.1966 |
Valid |
5. |
0.637 |
0.1966 |
Valid |
6. |
0.569 |
0.1966 |
Valid |
7. |
0.680 |
0.1966 |
Valid |
8. |
0.797 |
0.1966 |
Valid |
9. |
0.691 |
0.1966 |
Valid |
Sumber : Data Primer, Diolah (2020).
Berdasarkan uji validitas pada tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa uji validitas variabel Keputusan Wisatawan (Y) dengan (N) = 100 uji signifikan 0.05 dihasilkan bahwa nilai (r-hitung) > (r-tabel) maka disimpulkan bahwa semua item penelitian variabel Y diatas valid.
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas
No |
Variabel |
r alpha |
r kritis |
Keterangan |
1. |
Green Hotel |
0.903 |
0.600 |
Reliabel |
2. |
Keputusan Wisatawan |
0.821 |
0.600 |
Reliabel |
Sum ber : Data
Primer, Diolah (2020).
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 3 tersebut menunjukkan bahwa alpha cronbach lebih besar dari 0.600 yang artinya kedua instrumen penelitian memenuhi persyaratan atau reliable.
Persepsi Wisatawan terhadap Penerapan Green Hotel di Hotel Mercure Bali Nusa Dua
Dalam penerapan green hotel di hotel Mercure Bali Nusa Dua tanggapan wisatawan sangat diperlukan untuk menjadi bahan pengambilan kebijakan dan keputusan dalam mengukur tingkat penerapan green hotel di Mercure Bali Nusa Dua. Adapun perhitungan hasil jawaban mengenai Persepsi Wisatawan terhadap Penerapan Green Hotel di hotel Mercure Bali Nusa Dua tersebut.
Tabel 4 Persepsi Wisatawan Terhadap Penerapan Green Hotel di Hotel Mercure Bali Nusa Dua
No. |
Pernyataan |
STB |
TB |
CB |
B |
SB |
Total |
Rata-rata |
Ket |
Green Hotel | |||||||||
Manajemen Hotel Berwawan Lingkungan | |||||||||
1. |
Tingkat pengelolaan hotel berwawasan lingkungan |
4 |
1 |
26 |
42 |
27 |
387 |
3,87 |
B |
2. |
Tingkat pengaruh kebijakan hotel yang ramah lingkungan |
0 |
4 |
16 |
31 |
49 |
425 |
4,25 |
SB |
Operasional Hotel Berwawasan Lingkungan | |||||||||
3. |
Tingkat penerapan kegiatan green hotel bagi karyawan, tamu hotel, dan masyarakat sekitar dalam menjaga lingkungan. |
1 |
0 |
10 |
39 |
50 |
437 |
4,37 |
SB |
4. |
Tingkat pengadaan bahan operasional hotel ramah ingkungan. |
0 |
1 |
15 |
33 |
51 |
434 |
4,34 |
SB |
5. |
Tingkat penerapan keamanan yang ramah lingkungan |
3 |
0 |
11 |
32 |
54 |
434 |
4,34 |
SB |
Tata Guna Lahan | |||||||||
6. |
Tingkat pengelolaan lahan yang berwawasan lingkungan. |
3 |
2 |
18 |
33 |
44 |
413 |
4,13 |
B |
7. |
Tingkap penataan lanskape dan pemeliharaan aksesibilitas yang berwawasan lingkungan |
0 |
4 |
11 |
42 |
43 |
424 |
4,24 |
SB |
Efisiensi Penggunaan Material Bangunan | |||||||||
8. |
Tingkat pemeliharaan material yang ramah lingkungan |
1 |
1 |
15 |
39 |
44 |
422 |
4,22 |
SB |
9. |
Tingkat penggunaan |
1 |
1 |
13 |
37 |
48 |
430 |
4,30 |
SB |
material yang ramah lingkungan | |||||||||
Efisiensi Energi | |||||||||
10. |
Tingkat pemantauan penggunaan energi yang ramah lingkungan |
2 |
2 |
14 |
37 |
45 |
421 |
4,21 |
SB |
11. |
Tingkat pengelolaan manajemen energi yang ramah lingkungan |
0 |
1 |
13 |
31 |
55 |
440 |
4,40 |
SB |
Kualitas Pengudaraan | |||||||||
12. |
Tingkat kenyamanan udara di luar ruangan (outdoor) |
2 |
0 |
8 |
35 |
55 |
443 |
4,43 |
SB |
13. |
Tingkat kenyamanan udara di dalam ruangan (indoor) |
1 |
1 |
8 |
34 |
56 |
445 |
4,45 |
SB |
Efisiensi air | |||||||||
14. |
Tingkat pengawasan program efisiensi air yang ramah lingkungan |
1 |
3 |
16 |
30 |
50 |
425 |
4,25 |
SB |
15. |
Tingkat pengelolaan dan pengawasan yang ramah lingungan |
0 |
1 |
10 |
28 |
61 |
449 |
4,49 |
SB |
Pengolahan Limbah | |||||||||
16. |
Tingkat pengelolaan limbah padat yang ramah lingkungan |
3 |
3 |
21 |
20 |
53 |
414 |
4,14 |
B |
17. |
Tingkat pengelolaan limbah cair yang ramah lingkungan |
0 |
4 |
12 |
48 |
36 |
416 |
4,16 |
B |
18. |
Tingkat pengelolaan limbah Bahan Berbahaya, dan Beracun (B3) yang ramah lingkungan |
2 |
2 |
16 |
32 |
48 |
423 |
4,23 |
SB |
Keputusan Menginap | |||||||||
Pengenalan Masalah | |||||||||
19. |
Tingkat keinginan wisatawan terhadap keunggulan hotel yang ramah lingkungan |
0 |
3 |
13 |
34 |
50 |
432 |
4,32 |
SB |
20. |
Tingkat keinginan wisatawan untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup |
0 |
0 |
11 |
29 |
60 |
450 |
4,50 |
SB |
Pencarian Informasi | |||||||||
21. |
Tingkat sumber informasi mengenai hotel yang ramah |
2 |
1 |
21 |
36 |
40 |
411 |
4,11 |
B |
lingkungan | |||||||||
22. |
Tingkat kemudahan informasi hotel mudah didapat |
0 |
1 |
14 |
35 |
50 |
434 |
4,34 |
SB |
Evaluasi Alternatif | |||||||||
23. |
Tingkat tingkat kepopuleran hotel yang menerapkan hotel yang ramah lingkungan atu green hotel |
1 |
1 |
14 |
39 |
45 |
427 |
4,27 |
SB |
24. |
Tingkat keunikan merek produk hotel |
1 |
0 |
11 |
32 |
56 |
442 |
4,42 |
SB |
25. |
Tingkat kepercayaan wisatawan terhadap keunikan merek produk hotel |
1 |
1 |
14 |
30 |
54 |
435 |
4,35 |
SB |
Keputusan Membeli | |||||||||
26. |
Tingkat keyakinan wisatawan untuk menginap di hotel tersebut |
3 |
1 |
14 |
32 |
50 |
425 |
4,25 |
SB |
Perilaku Setelah Membeli | |||||||||
27. |
Tingkat kepuasan wisatawan pasca menginap di hotel tersebut |
0 |
0 |
11 |
22 |
67 |
456 |
4,56 |
SB |
Total |
11.597 |
115,97 | |||||||
Rata-rata |
430 |
4,30 |
SB |
Sumber : Data Primer, Diolah 2020.
Berdasarkan tabel di atas, mengenai persepsi wisatawan terhadap penerapan green hotel di hotel Mercure Bali Nusa Dua, dari dua puluh tujuh pernyataan mengenai persepsi wisatawan terhadap penerapan green hotel di hotel Mercure Bali Nusa Dua, dapat disimpulkan bahwa umumnya tanggapan wisatawan mempersepsikan penerapan green hotel di hotel Mercure Bali Nusa Dua dikategorikan sangat baik dengan rata-rata 4,30 persen menurut pandangan wisatawan. Namun, ada beberapa pernyataan responden masih terdapat kategori tidak baik dan sangat tidak baik dari persepsi seluruh wisatawan yang telah mengisi kuesioner.
Penerapan Green Hotel di Hotel Mercure Bali Nusa Dua
-
1) Manajemen Hotel Berwawasan Lingkungan
Manajemen hotel berwawasan lingkungan bertujuan untuk memelihara atau melestarikan serta memperbaiki mutu lingkungan agar dapat memenuhi kebutuhan wisatawan yang menginap. Manajemen hotel yang berwawasan lingkungan diterapkan oleh pihak manajemen hotel Mercure Bali Nusa Dua untuk membangun budaya, merealisasikan, dan menjalin komunikasi dua arah diantaranya karyawan, wisatawan dan masyarakat sekitar hotel. Kerja sama pada semua organisasi masyarakat dan organisasi Mercure Bali diantaranya Mercure Kuta Bali, Mercure Bali Legian, Mercure Resort sanur dan Mercure Bali Harvestland Kuta yang bertujuan untuk mengikuti tren pasar yang berkembang dan membentuk program-progam yang merunjuk pada pelestarian lingkungan.
-
2) Operasional Hotel Berwawasan Lingkungan
Operasional hotel berwawasan lingkungan diterapkan oleh pihak manajemen hotel Mercure Bali Nusa Dua bertujuan untuk mensinergikan operasional hotel sehari-harinya dengan upaya mengurangi dampak lingkungan memalui pengadaan bahan pangan, dan keamanan pangan yang akan dikonsumsi oleh wisatawan. Hotel Mercure Bali Nusa Dua telah mendapatkan sertifikat Laik Sehat Hotel dari Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Badung berdasarkan surat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Sertifikat Laik sehat adalah surat tanda bukti yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/Kota yang telah memenuhi persyaratan kesehatan yang berkaitan dengan lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, dapur dan gudang penyimpanan dan pengelolaan bahan.
-
3) Tata Guna Lahan
Pengelolaan lahan yang ramah lingkungan yang diterapkan oleh pihak manajemen hotel Mercure Bali Nusa Dua adalah melakukan pelestarian dan memperbaiki lahan lingkungan yang rusak akibat pembangunan dengan menanam tanaman dan pohon hijau yang diutamakan tanaman dan pohon lokal seperti pohon asam, juwet bali dan lainnya serta penataan lansekap dan pemeliharaan aksesibilitas menggunakan teknologi yang ramah lingkungan bebas bahan beracun, kimia, dan tidak mengganggu habitat setempat seperti burung dan binatang kecil lainnya. Pemanfaatan lahan dalam penataan tanaman lokal yang banyak membuat kulitas pengudaraan nyaman.
-
4) Efisiensi Penggunaan Material Bangunan
Efisiensi penggunanaan material bangunan yang diterapakan pihak manajemen hotel Mercure Bali Nusa Dua adalah penggunaan material bangunan yang diprioritaskan untuk “green contruction”penggunaan material bangunan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya. Seperti material bangunan beach bar adalah adalah bahan dasar kayu.
-
5) Efisiensi Energi
Efisiensi energi yang diterapkan pihak manajemen hotel Mercure Bali Nusa Dua adalah dengan lampu hemat energi, berhasil menghemat energi dari 267,29 mJ per tamu permalam menjadi 178,4 mJ. Sehingga biaya-biaya lebih rendah dari sebelumnya.
-
6) Kualitas Pengudaraan
Kualitas pengudaran yang diterapkan pihak manajemen hotel Mercure bali Nusa Dua adalah untuk di dalam ruangan pemilihan kamar, resepsionis akan memberikan pilihan kepada wisatawan atau sesuai keinginan wisatawan yang menginap di hotel tersebut apakah view kamar seperti apa yang dinginkan. Apakah dekat dengan taman atau kolam dan sebagainya sesuai dengan keinginan wisatawan yang menginap. Untuk luar ruangan karena hotel Mercure Bali Nusa Dua memiliki lahan yang luas, pohon dan tanaman yang banyak, kualiatas udara di luar ruangan sejuk dan nyaman.
-
7) Efisiensi Air
Efisiensi air yang diterapkan pihak manajemen hotel Mercure Bali Nusa Dua adalah dengan Flow Restrictors adalah alat yanag pembatas aliran yang berhasil menghemat air, Waterless Urinals adalah alat yang digunakan untuk menyiram toilet dan embun sebagai air dinamakan dengan “Embun Surga” adalah alat mesin yang dapat merubah embun menjadi air yang dapat dikonsumsi.
-
8) Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah yang diterapkan pihak manajemen hotel Mercure Bali Nusa Dua adalah dalam pengelolaan limbah cair dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) digunakan teknologi canggih dalam satu ruangan khusus dan pengolahan limbah padat seperti sampah plastik, sampah botol kaca didaur ulang oleh pihak luar dan dapat menghasilkan produk baru yang ramah lingkungan.
Pengaruh Green Hotel terhadap Keputusan Menginap Wisatawan di Hotel Mercure Bali Nusa Dua
Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh green hotel terhadap keputusan menginap wisatawan. Analisis data ini akan menunjukan bagaimana pengaruh varaiabel independen (X) terhadap keputusan menginap (Y).
Tabel 5 Koefisien Regresi Linear Sederhana
GseIBs⅛Λte^
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) Green Hotel |
6.491 .425 |
1.934 .025 |
.064 |
3.357 16.999 |
.001 .000 |
a. CepencentVarijbIe Keputusan Meginap
Sumber: Data Primer, Diolah (2020).
Berdasarkan koefisien regresi linear sederhana pada tabel 4.7 tersebut menunjukkan bahwa koefisien variabel bebas X adalah sebesar 0.425, nilai koefisien konstanta adalah sebesar 6.491 sehingga didapatkan persamaan regresi linear sederhana variabel yaitu Y = 6.491+0.425X . Berdasarkan persamaan diatas diketahui nilai konstanta sebesar 6.491, secara matematis, nilai konstanta ini menyatakan bahwa pada saat Green Hotel 0, maka Keputusan Menginap Wisatawan memiliki nilai 6.491”.
Selanjutnya nilai positif (0.425) yang terdapat pada koefisien regresi variabel bebas (Green Hotel) dengan variabel terikat (Keputusan Wisatawan) adalah searah, dimana setiap kenaikan satu satuan variabel green hotel akan menyebabkan kenaikan variabel keputusan menginap wisatawan sebesar 0.425.
Tabel 6 Uji Nilai Signifikan
AN OVA^
Model |
Sum of Squares |
sit |
Mean Square |
F |
Sig. |
1 Regression |
1595.465 |
1 |
1595.465 |
288.961 |
.000“ |
Residual |
541.095 |
98 |
5.521 | ||
Total |
2136 560 |
99 |
-
a. CepenceritVariaLIe: Keputusan Meginap
-
b. Predictors: (Constant), Green Hotel Sumber : Data Primer, Diolah (2020).
Berdasarkan uji nilai signifikan pada tabel 4.8 tersebut menentukan “taraf signifikan atau linieritas dari regresi. Kriteria dapat ditentukan berdasarkan uji nilai signifikan (Sig), dengan ketentuan jika nilai Sig < dari kriteria signifikan (0.05). Pada tabel tersebut diatas, nilai Sig, = 0.000 artinya Sig < dari kriteria signifikan (0.05). Dengan demikian, dapat disimpulkan model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan, atau model persamaan regresi memenuhi kriteria”.
Tabel 7 Koefisien Korelasi
Model Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.864a |
.747 |
.744 |
2.34976 |
-
a. Predictors: (Constant), Green Hotel
Sumber : Data Primer, Diolah (2020).
Berdasarkan koefisien pada tabel 6 tersebut menunjukkan bahwa nilai R yang merupakan simbol dari koefisien adalah sebesar adalah 0.864. Nilai ini dapat dinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel penelitian berada pada kategori sangat tinggi. Semakin baik penerapan green hotel di hotel Mercure Bali Nusa Dua maka semakin tinggi pula keputusan wisatawan untuk menginap di hotel tersebut.
Tabel 8 Koefisien Determinasi
Model Summary | ||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
8641 |
.747 |
.744 |
2.34976 |
-
a. Predictors: (Constant), Green Hotel
Sumber : Data Primer, Diolah (2020).
Berdasarkan koefisien determinasi pada tabel 4.10 tersebut menunjukkan bahwa seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan koefisien determinasi r2 yang dinyatakan dalam persentase. Hasilnya sebagai berikut.
R2 = (0.864)2x 100%
= 0,746 x 100%
= 74 %
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel X terhadap Y sebesar 74% dan 26% sisasanya dipengaruhi faktor lain.
Tabel 9 Uji Hipotesis
Model |
Unstandardized Coerficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) Green Hotel |
6.491 .425 |
1.934 .025 |
.364 |
3.357 16.999 |
.001 .000 |
a. Dependentvariable: Keputusan Meginap
Sumber : Data Primer, Diolah (2020).
Hasil uji hipotesis, green hotel berpengaruh positif dan siginifkan terhadap keputusan menginap wisatawan di Hotel Mercure Bali Nusa Dua. Hal ini ditujukkan oleh nilai t hitung (16.600) > t tabel (1.980) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Gambar 1 Kurva Distribusi Uji t
(Sumber : Data Primer, Diolah 2020)
Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel = 16.999 > 1.984 dan nilai signifikan < α = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen green hotel (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen keputusan
menginap (Y) wisatawan di hotel Mercure Bali Nusa Duadengan tingkat kesalah 5% keyakinan 95% dan derajat kebebasan 98.
-
1. Berdasarkan analisis persepsi wisatawan terhadap penerapan green hotel di hotel Mercure Bali Nusa Dua dari tanggapan responden dapat disimpulkan bahwa dari dua puluh tujuh pernyataan dengan tiga belas sub variabel dimana diukur menggunanakan skala likert umumnya tanggapan wisatawan mempersepsikan penerapan green hotel di hotel Mercure Bali Nusa Dua dikategorikan sangat baik dengan rata-rata 4,30 persen menurut pandangan wisatawan yang menginap di hotel Mercure Bali Nusa Dua. Meskipun dari masing-masing penilaian sebagian besar telah memberikan penilaian sangat baik namun ada beberapa wisatawan memberikan skor sangat tidak baik atau tidak baik pada pernyataan atau indikator dari 13 sub variabel green hotel dan keputusan menginap wisatawan tersebut.
-
2. Hasil uji regresi linear sederhana melalui program SPSS 22 didapatkan persamaan regresi sederhana yaitu sebesar Y = 6.491 + 0.425X. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan green hotel terhadap keputusan menginap wisatawan di Hotel Mercure Bali Nusa Dua. Dengan koefisien determinasi sebesar 74 persen dan 26 persen sisanya dipengaruhi faktor lain. Jika semakin baik penerapan green hotel maka semakin tinggi pula keputusan wisatawan untuk menginap. green hotel berpengaruh positif dan siginifkan terhadap keputusan menginap wisatawan di Hotel Mercure Bali Nusa Dua. Hal ini ditujukkan oleh nilai t hitung (16.600) > t tabel (1.980) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Ucapan Terima kasih
Puji Syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Jurnal dengan judul “Pengaruh Green Hotel terhadap Keputusan Menginap wisatawan di Hotel Mercure Bali Nusa Dua” ini tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian jurnal ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukkan-masukkan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam Jurnal ini, baik materi maupun teknik penyajiaannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam penyempurnaan Jurnal ini. Semoga jurnal ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan baru kepada pembacanya.
Abdulla, Taufik dan dkk. 2016. Pengaruh Program Green Hotel terhadap Keputusan Menginap Tamu di The Royale Krakatau Hotel Cilegon Banten. Banten: Jurnal Tourism and Hospitality Essentials. Vol. 6, No. 1.
Arida, I Nyoman Sukma. 2017. Ekowisata, Pengembangan, Partisipasi Lokal, dan Tantangan
Ekowisata. Bali: Cakra Press.
Antara, I Ketut. 2016. Pengaruh Konsep Green Hotel terhadap Minat Berkunjung Wisatawan Ke Kabupaten Badung Bali. Skripsi. Fakultas Pariwisata. Universitas Udayana: Denpasar.
Aldira, Chaerul dan dkk. 2014. Sustainable Tourism di Pantai Kuta Bali dalam Persepsi Wisatawan (Survei terhadap wisatawan mancanegara Australia, Cina, dan Jepang) yang berkunjung Pantai Kuta Bali. Bali: Jurnal Pariwisata dan Hospitality. Vol. 4, No. 2.
Agung, I Gusti Ngurah. 2004. Statistika Penerapan Metode Analisis untuk Tabulasi Sempurna dan Tak sempurna dengan SPSS. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Ferianto, Adam Rahmadani Dwi. 2014. Pengaruh Konsep Green Hotel terhadap Minat Berkunjung Wisatawan Ke Kota Bandung. Bandung: Jurnal Antalogi Manajemen Resort & Leisure. Vol. 2, No. 2.
Sunarta, Nyoman dan Nyoman Sukma Arida. 2017. Pariwisata Berkelanjutan. Bali : Cakra Press.
116
Discussion and feedback