JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS

Vol. 3, No. 2 November 2019.

Pengembangan potensi pariwisata natuna sebagai daya tarik geowisata di kepulauan riau

I Wayan Thariqy Kawakibi Pristiwasa ¹), M Fathurrahman Nurul Hakim ²) Politeknik Pariwisata Batam, Universitas Bina sarana Informatika Email: thariqy.kawakibi@yahoo.co.id, fathurrahman.mfh@bsi.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengembangan pariwisata sebagai daya tarik geowisata di kabupaten natuna yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan mengacu pada konsep Geowisata dan pengembangan pariwisata. Populasi dalam penelitian ini adalah social situation yaitu pemerintah, para pelaku usaha pariwisata, masyarakat dan wisatawan. Instrument dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut tahun 2018,.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata mampu mengoptimalkan potensi alam menjadi bernilai tambah bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat local,sekaligus mendorong pemahaman akan lingkungan hidup,alam dan budaya sebagai bentuk kegiatan konservasi serta memiliki kepedulian terhadap kelestarian kearifan local.pengembangan geowisata akan menawarkan konsep wisata alam yang menonjolkan keindahan , keunikan,kelangkaan serta keajaiban suatu fenomena alam yang berkaitan dengan gejala gejala geologi.

Kata Kunci: Geowisata,pengembangan pariwisata,geologi,masyarakat,wisatawan

Abstract

Tourism product packaging that deals with natural phenomena and geological symptoms , is not widely in developed and packed well this requires the cooperation of stakeholders of the interlocking crises which are ( 1 ) .The government , ( 2 ) Academics, ( 3 ) .Business operators . ( 4 ) the people if cooperation by the stakeholders and aligned can run considering will be created the development of sustainable tourism order to improve the economic masyarakat.penelitian aims to understand how big the development of tourism as a lure geowisata in kabupaten natuna that may be developed to promote human welfare .This research qualitative research methods have descriptive with reference to the concept of geowisata and development of pariwisata.populasi in this research was social situation namely the government , the players in the tourism business ,the community and tourists .Instrument in this research was tourists that visit to the region.

Keywords: Geotourism, the development of tourism, geology, the community, tourists

  • 1.    PENDAHULUAN

Natuna merupakan salah satu kabupaten di provinsi kepulauan riau Indonesia,terletak secara geografis paling utara di selat karimata yang berbatasan langsung dengan Vietnam dan kamboja.di selatan berbatasan dengan sumatera selatan dan jambi di bagian barat dengan singapura dan Malaysia.natuna berada di jalur pelayaran internasional Hongkong,Jepang,Korea selatan dan Taiwan.Kabupaten natuna terkenal sebagai penghasil minyak dan gas dengan cadangan minyak bumi yang di perkirakan sekitar 1.400.386.470 barel ( Pemerintah Kabupaten Natuna 2018).

Sejarah Kabupaten natuna tidak dapat di pisahkan dari sejarah kabupaten kepulauan riau yang di bentuk berdasarkan undang-undang No.53 tahun 1999 dari pemekaran kabupaten kepulauan riau yang terdiri dari 6 kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Jemaja, Siantan, Midai dan Serasan dan satu Kecamatan Pembantu Tebang Ladan.Seiring dengan kewenangan otonomi daerah,

Kabupaten Natuna kemudian melakukan pemekaran daerah kecamatan yang hingga tahun 2004 menjadi 10 kecamatan dengan penambahan, Kecamatan Pal Matak, Subi, Bunguran Utara dan Pulau Laut dengan jumlah kelurahan/desa sebanyak 53.Pada Tahun 2008 kabupaten Natuna melakukan pemekaran dengan dibentuk Kabupaten Kepulauan Anambas, sehingga kecamatan menjadi 12 Kecamatan.Lalu hingga tahun 2015 menjadi 70 Desa dan 6 Kelurahan. Dan akan ada 3 Kecamatan pemekaran sehinggan menjadi 16 Kecamatan( Pemkab Natuna 2018).

Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan bergunung batu.Dataran rendah dan landai banyak ditemukan di pinggir pantai.Ketinggian wilayah antara kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara 3 sampai dengan 959 meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 2 sampai 5 meter. Pada umumnya struktur tanah terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan granit, dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus.

Di samping secara geografis kabupaten natuna memiliki kekayaan geologi yang belum tergarap secara optimal,natuna juga memiliki potensi alam yang indah untuk di kembangkan menjadi kawasan geowisata secara nasional maupun internasional di karenakan oleh potensi bentang alam yang di miliki kawasan tersebut.pariwisata di harapkan mampu menjadi alternative solusi lain pemanfaatan potensi yang sedikit berbeda dari potensi lainnya yang ada di kawasan tersebut.

Pengembangan pariwisata natuna di harapkan mampu menumbuh kembangankan kearifan local,mensejahterkan masyarakat serta memberikan kontribusi positif bagi pemerintah setempat.kegiatan kepariwisataan di harapkan mampu menjadi alternative solusi pemanfaatan potensi geologi yang terkait dengan alam,berkaitan dengan pengembangan pariwisata, atraksi wisata, aksesbilitas, amenitas yang tidak terlepas dari nuansa geologi khususnya yang juga terkait dengan daya lingkungan, Daya dukung lingkungan erat kaitanya dengan ekosistem. Keduanya merupakan satu jaringan sistem yang saling terkait (interdependensi) dengan hukum alam yang membentuk tempat manusia bermukim serta membentuk suatu tata alam tempat manusia bermasyarakat.Dalam masyarakat inilah, manusia mampu mengambangkan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya.Dengan dukungan sosial ekonomi yang mantap, maka budaya manusia dapat menciptakan berbagai macam tata binaan yang mau tidak mau mengacu matra ruang, waktu, dan ilmu pengetahuan termasuk juga teknologi (Ahman Sya, 2012).

Dalam hal pengembangan pariwisata khususnya daya tarik geowisata adalah wisata berbasis alam,dengan mengikut sertakan pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan pelestarian ekologis ( Ahman sya 2012).perlu perhatian bahwa tidak semua daya tarik geowisata cocok dengan pola pengembangan pariwisata masal, yaitu pariwisata yang berusaha mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya. Karena tinggi rendahnya daya dukung lingkungan akan sangat tergantung pada topografi medan dan bertumpu pada tata geologinya

Dalam pengembangan pariwisata terdapat beberapa hal penting yang mendasari kegiatan pariwisata( pendit 2002) yaitu :

  • 1.    Perjalanan wisata yang bertanggung jawab, artinya bahwa semua pelaku kegiatan pariwisata harus bertanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pariwisata terhadap lingkungan alam dan budaya

  • 2.    Kegiatan pariwisata dilakukan ke/di daerah-daerah yang masih alami (nature made) atau di/ke daerah-daerah yang dikelola berdasarkan kaidah alam.

  • 3.    Tujuannya selain untuk menikmati pesona alam, juga untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dan pemahaman mengenai berbagai fenomena alam dan budaya.

  • 4.    Memberikan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam.

  • 5.    Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Geowisata merupakan pariwisata minat khusus dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang alam,batuan , struktur geologi dan sejarah kebumian,sehingga di perlukan


peningkatan pengayaan wawasan dan pemahaman proses fenomena fisik alam.Pengembangan pariwisata natuna sebagai daya tarik geowisata di provinsi kepulauan riau harus di kembangkan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Geowisata dapat di jadikan jembatan dalam rangka sosialisasi ilmu pengetahuan alam,pendidikan lingkungan dan pelestarian alam dan pada akhirnya di harapkan akan terwujud pengambangan pariwisata yang berkelanjutan berbasis kearifan local .

Kabupaten natuna memiliki beberapa kawasan geowisata yang di kawasan tersebut terdapat keaneka ragaman geologi,biologi dan budaya serta luasan area yang cukup di kawasan tersebut.adapun beberapa potensi daya tarik geowisata di kabupaten natuna adalah sebagai berikut (1)Senubing Bunguran Timur (2) Taman Batu Alif bunguran timur,(3) Gua dan pantai bamak bunguran timur,(4) Tanjung Datuk bunguran Utara,(5)Batu kasah bunguran selatan,(6)Pulau akar bunguran selatan,(7) Pulau setanau atau pulau tiga, (8) Gunung Ranai bunguran timur serta (9) pulau senoa bunguran timur.berikut ini gambar kawasa geowisata di kabupaten natuna :

Gambar 1. Potensi Geowisata Natuna (Sumber : Hasil Pengamatan 2019)




  • 2.    TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Pariwisata adalah suatu proses yang dinamis dan berkelanjutan.menuju ketataran yang lebih tinggi dengan cara melakukan penyesuaian dan koreksi berdasarkan hasil pengamatan ,implementasi dan evaluasi serta umpan balik rencana sebelumnya yang merupakan dasar kebijaksanaan dan merupakan misi yang harus di kembangkan.pengembangan pariwisata adalah sebuah system yang memiliki kaitan dengan sistim perencanaan pembangunanyang lain secara inter sektoral dan inter regional.pengembangan pariwisata harus di dasarkan pada kondisi dan daya pendukung dengan tujuan menciptakan interaksi jangka panjang yang saling menguntungkan di antara pencapaian pembangunan pariwisata , peningkatan kesejahteraan masyrakat setempat dan berkelanjutan pada pembangunan lingkungan di masa mendatang.pengembangan pariwisata juga memiliki fungsi untuk menggalakan ekonomi ,masyarakat setempat,memelihara kepribadian bangsa,kelestarian fungsi dan lingkungan hidup,memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa serta menjadikan bangsa ikon destinasi wisata yang dapat di lihat dunia luar atau mancanegara.( Pendit 2002).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di kemukakan bahwa pengambangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata,mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan keberlangsungan pariwisata ( Swarbrookee 2009).

Pengembangan daya tarik Geowisata menjadi salah satu alat paling kuat untuk melindungi lingkungan. Geowisata merupakan alternatif solusi peningkatan atas pariwisata massal atau "lama" yang menyediakan hubungan sektor yang lebih baik, mengurangi kebocoran manfaat dari suatu negara, menciptakan lapangan kerja lokal, dan menumbuhkan pembangunan berkelanjutan (Khan, 1997).

  • 3.    METODE PENELITIAN

Hal yang di kaji penulis dalam penelitian ini adalah mengenai potensi pariwisata natuna sebagai daya tarik geowisata, Penelitian ini di lakukan berdasarkan observasi langsung oleh peneliti langsung di lokasi objek penelitian. Sedangkan, untuk data sekunder, peneliti juga mendapatkan bantuan dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang berkerja di dinas pariwisata.

Pengembangan pariwisata kabupaten natuna menjadi daya tarik geowisata tercermin dalam rencana startegi nasional uyang telah menjadikan natuna sebagai salah satu kawasan geopark nasional yang di rumuskan dengan konsep pengembangan kawasan geowisata ( dengan luas tertentu) secara berkelanjutan yang memadukan keserasian ke aneka ragaman alam yaitu geologi, (geodiversity),hayati (biodiversity),dan budaya (culturaldiversity) di mana konsep tersebut berpilar pada aspek konservasi, edukasi, pemberdayaan masyarakat dan pertumbuhan nilai ekonomi local melalui geowisata.

  • 4.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Geowisata berasal dari bahasa inggris yaitu geotourism yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu geo yang bermakna bentuk geografis,geomorfologi dan juga sumber daya alam lainnya dan tourism atau pariwisata yang bermakna kunjungan ke kawasan wisata untuk apresiasi dan pendidikan (R. K. Dowling & Newsome, 2006).

Geowisata adalah pendekatan holistik untuk pariwisata berkelanjutan yang berfokus pada semua poin yang dapat didefinisikan untuk menciptakan pengalaman perjalanan yang otentik (Stokes, Cook, & Drew, 2003).

Geowisata merupakan bentuk kegiatan pariwisata minat khusus yang fokus utamanya pada penampakan geologis permukaan bumi maupun yang terkandung didalamnya dalam rangka mendorong pemahaman akan lingkungan hidup, alam dan budaya, lebih lanjut sebagai bentuk apresiasi, dan kegiatan konservasi, serta memiliki kepedulian terhadap kelestarian kearifan lokal (Ginting & Sasmita, 2018; Wood, 2002; dan Chen, Lu, & Ng, 2015).

Permintaan wisatawan untuk mengunjungi situs-situs alami yang penting dari sudut pandang geologis atau geomorfologi telah dipraktekkan sejak lama (R. K. Dowling & Newsome, 2006). Oleh karena itu, pengembangan geowisata akan menawarkan konsep wisata alam yang menonjolkan keindahan, keunikan, kelangkaan, serta keajaiban suatu fenomena alam yang berkaitanstratifigrafi yang populer sebagai daya tarik wisata,

Dalam mengkaji pengembangan potensi pariwisata natuna sebagai daya tarik geowisata perlu di bedakan antara elemen fisik dan non fisik seperti daya tarik wisata,adapun elemen non fisik meliputi kehidupan social budaya masyarakat setempat yaitu tata cara kehidupan masyarakat setempat.berikut table analisis potensi pariwisata natuna :

Tabel 1. Pengembangan Potensi Pariwisata Natuna Sebagai Daya Tarik Geowisata

ASPEK PENILAIAN Daya Tarik wisata

KETERSEDIAAN

KELENGKAPAN

KONDISI FISIK

ADA

TIDAK

MEMADAI

TIDAK

BAIK

TIDAK

Konsep Pengembangan Pariwisata

Pemerintah

V

V

V

Pelaku Pariwisata

V

V

V

Masyarakat

V

V

V

Wisatawan

V

V

V

Fasilitas Penunjang

V

V

V

Dukungan Infrastruktur sekitar kawasan

V

V

V

( Sumber : Hasil Pengamatan 2019 )


Berdasarkan hasil pengidentifikasian dan olah data yang dilakukan pada saat peneliti berada di lapangan, terdapat beberapa analisis pengembangan potensi pariwisata natuna untuk menjadi daerah tujuan wisata Adapun Faktor yang dianalisis adalah empat buah faktor yaitu (1) Pemerintah , (2) Pelaku Pariwisata, (3) Masyarakat, dan (4) Wisatawan. Faktor-faktor tersebut bisa dikatakan sebagai wujud abstrak dari nilaiusaha dalam rangka (1) meningkatkan daya saing dan nilai tambah bagi produk wisata daerah (sebagai kawasan geowisata ); (2) dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat dan kearifan lokal; serta (3) mengoptimalkan pengelolaan potensi sumber daya pariwisata. Ketiga hal ini diharapkan dapat meningkatkan dan menjadikan kawasan tersebut sebagai daerah tujuan wisata kelas dunia di propinsi kepulauan riau.

Analisis tersebut juga menemukan bahwa faktor-faktor yang ada sebenarnya dapat ditingkatkan melalui peranan sumber daya manusia, regulasi dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya pengembangan sebagai daya tarik daerah geowisata. Hal ini juga merupakan salah satu bagian dari strategi yang dicanangkan oleh pemerintah daerah terkait dengan pengembangan kawasan pariwisata khususnya geowisata

5. KESIMPULAN

Dari hasil temuan dan analisis pengembanganan potensi pariwisata natuna sebagai daya tarik geowisata secara keseluruhan dapat disimpulkan dua hal.Kesimpulan yang pertama bahwa secara umum perlunya pemahaman dari warga terkait dengan pariwisata Kesimpulan yang kedua adalah bahwa pemahaman terhadap pengembangan konsep geowisata oleh warga juga masih rendah.Sebagai salah satu kawasan geowisata nasional yang di tetapkan oleh pemerintah semestinya menjadi kawasan yang diunggulkan oleh masyarakat di propinsi kepri. Dengan demikian ke depannya akan datang keuntungan baik secara finansial maupun melalui hal lain yang bisa meningkatkan kesejahteraan. Perlu diadakannya Berbagai macam sosialisasi dan usaha yang gencar dilakukan oleh para pemangku kepentingan antara satu dan lainnya dengan baik Sehingga secara langsung informasi mengenai kawasan geowisata di natuna dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan .Potensi pariwisata natuna sebagai daerah geowisata nasional memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih baik lagi..

Ke depannya hal ini dapat ditingkatkan kembali melalui beberapa kegiatan yaitu (1) peningkatan kapasitas sumberdaya manusiadan alam terkait pemahaman pariwisata; (2) koordinasi antar lembaga kepariwisataan daerah.(3) Merencanakan konsep Pengembangan geowisata dengan melibatkan lintas sektoral melalui satuan kerja peringkat daerah ( SKPD) Terkait dengan seleuruh pemangku kepentingan sehingga masyarakat dapat secara langsung merasakan manfaatnya perlunya di adakan bimtek pengembangan terkait pengelolaan kawasan geowisata untuk peningkatan kualitas destinasi. Selain itu sumber daya lainnya juga perlu diperbaiki seperti peningkatan dan pengembangan infrastruktur bagi wisatawan. Keberadaan Restaurant dan rumah makan, serta dan juga pembuatan saran informasi lainnya dengan pelaksanaan berbagai aktivitas seperti melalui pembentukan focus group discussion, mendukung peran serta asosiasi pariwisata seperti Assosiasi Travel Agent, Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia, Badan Promosi Pariwisata dan Himpunan Pramuwisata Indonesia untuk pengembangan kawasan tersebut melalui paket paket wisata. Dengan adanya peran serta dan keterlibatan para pemangk kepentingan bisa saja kedepannya dibuatkan satu paket perjalanan yang saling mendukung antar kawasan. Selain itu, dukungan tersebut bisa saja didorong dalam bentuk promosi kawasan bersama dengan destinasi lainnya di lingkungan Provinsi kepulauan riau. Selain itu konsep pengembangan tersebut dapat didorong melalui intensifikasi dan penekanan atas keterlibatan serta peran dari berbagai institusi yang ada di dalam lingkungan destinasi seperti sekolah atau perguruan tinggi yang bercirikan kepariwisataan, perusahaan swasta dalam bentuk corporate social responsibility secara langsung bagi masyarakat dan juga melalui

penyerapan atau pelatihan tenaga kerja putera daerah yang memilikikeahlian atau minat untuk bekerja dibidang pariwisata. , hal-hal tersebut akan menjadi peningkatan yang lebih berkualitas dalam pengembangan potensi pariwisata di kabupaten natuna sebagai kawasan geowisata di propinsi kepri.

DAFTAR PUSTAKA

Butler, R. & Hinch, T. (2007).Tourism and Indigenous People: Issues and Implication. Amsterdam: Butterworth Heinemann.

Cascante, D.M, Brennan, M.A, & Luloff, A.E. (2010).Community Agency and Sustainable Tourism Development: The Case La Fortuna of Costarica, Journal Sustainable Tourism, 18 (6), 735– 756.

Cooper, C., Shoprherd, R. & Westlake, J. (1996).Educating the Educators in Tourism: A Manual of tourism and Hospitality Education. World Tourism Organization: University of Surrey

Cannon, F. D. (2013). Training and Development for the Hospitality Industry. US: American Lodging

Damardjati, R. S. (2002). Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. (2016). Data Potensi, Kebijakan dan daya Tarik Bidang Destinasi Pariwisata Kabupaten Natuna Kepulauan Riau 2019.

Dodds, R. & Butler, R. (2010).Barries To Implementing Sustainable Tourism Policy in Mass Tourism Destination. Tourimos: An International Multidisplinary Journal of Tourism 5(1), Spring 2010. Pp, 35-53 Godfrey, K. & Clarke, J. (2000).The Tourism development handbook: A pratical Approach To planning and marketing. London: Continuum.

Gunn, Clare A. (1988). Tourism planning. New York, US

Hadinoto, K. (1996). Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: UI Press.

Michele, H. (1999). A Christian View of Hospitality. Canada: Heral Press

Mathieson, A. & Wall, G. (1982).Tourism: Economic, physical, and social impacts. London and New York: Longman

Pitana, I. G., & Diarta, I. K. S. (2009).Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Poerwadarminta.(2002). Kamus Umum dalam Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka

161