Strategi pengembangan destinasi pariwisata kabupaten biak numfor provinsi papua
on
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 3, No. 2 November 2019.
Strategi pengembangan destinasi pariwisata kabupaten biak numfor provinsi papua
George Alfberth Rumpaidus1), Agus Muriawan Putra 2), I Gusti Ngurah Widyatmaja3) Program Studi Diploma IV Pariwisata, Fakultas pariwisata
Universitas Udayana, Jl. Dr. Goris Nomor 7 Denpasar, Bali 80232.
E-mail : joe_roempaidoes@yahoo.co.id1
Abstrak
Keanekaragaman objek dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Biak Numfor sangat bervariatif baik berupa objek wisata alam bahari, sejarah dan budaya. Sarana dan prasarana kepariwisataan berupa akomodasi, transportasi dan komunikasi cukup baik sehingga kabupaten Biak Numfor layak dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi objek dan daya tarik wisata, kendala-kendala internal dan eksternal yang dihadapi, menganalisis faktor internal dan eksternal serta menyusun program-progam perkembangan pariwisata di Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara, kuisioner, kepustakaan dan dokumentasi. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif, IFAS-EFAS, analisis situasi Internal-Eksternal (I-E), dan SWOT. Berdasarkan analisis internal (kekuatan dan kelemahan) diketahui bahwa posisi objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Biak Numfor berada pada kategori kuat dan berpotensi untuk dikembangkan. Berdasarkan analisis eksternal (peluang dan ancaman) posisi objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Biak Numfor baik dan memiliki peluang untuk berkembang. Strategi yang disusun dalam wujud program-program pengembangan meliputi program penyusunan blok plan, program inventarisasi objek dan daya tarik wisata, program pengembangan promosi, program pengembangan akomodasi, program publik relation, program peningkatan keamanan lingkungan, program pembentukan kelembagaan, program peningkatan SDM, program penyuluhan sadar wisata. Disarankan kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor untuk lebih melakukan sosialisasi, pelatihan kepada masyarakat lokal tentang pengelolaan pariwisata serta membangun hubungan kemitraan yang baik dengan semua stakeholder pariwisata dan melakukan upaya-upaya promosi, sehingga mendorong perkembangan pariwisata ke arah yang lebih baik.
Kata kunci : strategi pengembangan, pariwisata, objek dan daya tarik wisata.
Abstract
Diversity objects and tourist attraction in Biak Numfor Regency was veriety attraction nature coast , history and culture . Facilities include accommodation tourism , transport and communication good enough so Biak Numfor Regency for worth developed as tourist destinations . Research aims to identify objects and tourist attraction, internal and external constraints faced, and analyze internal and external factors of tourism development in Biak Numfor Regency Papua Province. Methods used in this search consisting of observation, interview, kuisioner, literature and documentation. Analyzed resources by method descriptive qualitativ, IFAS-EFAS, analysis situation internal-eksternal ( i-e ), and SWOT. Based on analysis of the internal (strength and weakness) note that position objects and tourist attraction in Biak Numfor Regency be in the strong or potentially to be developed. According to the analysis of external (opportunities and threats) position objects and tourist attraction Biak Numfor Regency good or have a chance to thrive. Strategies to arrages development programs include forming programs of block plan tourism area, object inventory and tourist attraction programs, promotion development programs, accommodation development programs, public relations programs, environmental security improvement programs, institutional formation programs, HR improvement programs, tourism awareness counseling program. Was recommended to Tourism Departmen of Biak Numfor Regency to be more socialization, training to the local people on the management tourism as well as, and build good partnership for all stakeholders tourism and make promotional efforts, so that led to the development of tourism into a better future.
Keywords: development strategy, tourism, objects and tourist attraction.

-
1. PENDAHULUAN
Kabupaten Biak Numfor memiliki beragam potensi wisata yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk dikunjungi. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor tahun 2017 teridentifikasi 83 objek wisata diantaranya : terdapat 9 objek wisata yang memenuhi kriteria untuk diprioritaskan pengembangannya dan terdapat 74 objek wisata baru yang tersebar diseluruh distrik, 15 spot diving yang tersebar di pesisir bawah laut pulau Biak, Numfor dan kepulauan Padaido, 34 upacara dan tarian adat suku Biak salah satunya wor apenbeyeren (berjalan tanpah alas kaki diatas batu yang membara), 2 even Festival Daerah Kabupaten Biak Numfor dan 2 even Festival Propinsi Papua, serta sarana penunjang wisata diantaranya akomodasi berbintang berjumlah 3 dengan kamar yang tersedia sebanyak 122 kamar dan melati berjumlah 15 dengan kamar yang tersedia sebanyak 324 kamar, restoran, bar, biro perjalanan, lapangan terbang dengan panjang landasan pacu 3,5 km, pelabuhan laut yang dapat disinggai kapal berbadan lebar dan kapal pesiar, akses jalan beraspal yang menuju hampir semua kampung di Kabupaten Biak Numfor serta fasilitas penunjang lainnya.
Memiliki beragam potensi wisata serta tersedianya sarana prasarana kepariwisataan yang telah dikembangkan sejak tahun 1990an namun kondisi perkembangannya terlihat berjalan di tempat maka dilakukan kajian untuk mengetahui kondisi, kendala dan strategi untuk mengembangkan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor. Sejalan dengan maksud tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah : 1). mengkatagorisasi objek wisata di Kabupaten Biak Numfor. 2). mengetahui kendala-kendala internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor, 3) menyusun strategi pengembangan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor.
-
2. METODE PENELITIAN
Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah bertempat di Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua. Sasaran yang menjadi fokus dalam penulisan ini adalah kategorisasi potensi wisata dengan fokus pada identifikasi dan daya tari wisata (jenis objek dan keunikan), lokasi (posisi, penataan dan jangkauan), fasilitas (kualitas sarana, manfaat sarana dan ukuran pengelola), kunjungan (jumlah kunjungan wisatawan). Mengidentifikasi kendala internal (struktur, budaya, dan suber daya), kendala eksternal (ekonomi, sosbudling & demografi, politik, teknologi dan persaingan). Melakukan peratingan serta pembobotan faktor internal eksternal dan menyusun strategi pengembangan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor.
Melalui pendekatan hasil observasi, wawancara, kuesioner, studi kepustakaan dan pendokumentasian yang terkait dengan katagorisasi objek wisata, kendala-kendala internal eksternal pengembangan destinasi pariwisata kemudian diolah menjadi data yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teori life cyrcle destination, konsep kekuatan internal eksternal, matriks internal (IFAS) dan matriks eksternal (EFAS), serta tabel Analisis SWOT.
Kabupaten Biak Numfor secara geografis terletak pada posisi 134° 47 ’ – 136° Bujur Timur dan 0° 55’ – 1° 27’ Lintang Selatan. Berdasarkan status wilayah administratif, Kabupaten Biak Numfor mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
-
-
-
-
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
Sebelah Barat
Samudera Pasifik Selat Yapen Samudera Pasifik Kabupaten Supiori
-
a. Luas Wilayah Administrasi
Kabupaten Biak Numfor memiliki luas 2.602 km2 dan luas lautan 12.522 Km2, terdiri dari 19 wilayah distrik, dengan memiliki 257 Kampung dan 14 kelurahan.
-
b. Fasilitas Penunjang Pariwisata
Fasilitas penunjang pariwisata di kabupaten Biak Numfor, khususnya sarana akomodasi hanya terdapat di distrik Biak Kota sebanyak 17 hotel dan distrik Samofa terdapat 1 hotel, sehingga terdapat 18 hotel di Kabupaten Biak Numfor.
Kabupaten Biak Numfor memiliki potensi pariwisata yang kaya dan beragam serta ditunjang dengan beberapa infrastruktur dasar namun perkembangan pariwisatanya sangat lambat terkesan jalan ditempat sehingga kajian ini dilakukan untuk mengetahui katagorisasi objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Biak Numfor, mengidentifikasi kendala internal-eksternal serta melakukan analisis internal-eksternal untuk mengetahui posisi pertumbuhan pariwisata Kabupaten Biak Numfor sehingga dapat disusun strategi utama (grand strategy) dan strategi alternatif (alternative strategy) untuk mendorong perkembangan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor ke tingkatan yang lebih baik.
Terdapat 83 objek wisata yang diidentifikasi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor terdapat 9 objek yang telah dikelola. 9 objek wisata ini kemudian dijadikan objek wisata prioritas dengan pertimbangan bahwa memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi ODTW unggulan, adapun ke 9 objek wisata yang dimaksud adalah : 1) 3 Spot Diving unggulan (catalina rweck, goa bawah laut undi, kapal karam rasi), 2) Pantai Pulau Samberpasi, 3). Pantai Inofi Segara Indah Bosnik, 4) Pantai Wanai Wari, 5) Tanjung Saruri Batu Picah, 6) Air Terjun Wafsarak Warsa, 7) Kampung Tua Wouna, 8) Goa Jepang Binsari, 9) Monumen Perang Dunia II Paray
Mengkaji kategorisasi objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Biak Numfor maka ke-9 ODTW ini dijadikan ukuran. Untuk melihat lebih banyak keberadaan dari ke 9 objek dan daya tarik wisata tersebut, akan diuraikan masing-masing objek dan daya tarik wisata dalam tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 1. Kategorisasi Objek Wisata di Kabupaten Biak Numfor
NO |
ODTW |
Jenis Objek |
Kriteria |
Keterangan |
1. |
Tiga Spot Diving (Catalina Rweck, Undi Cave dan Rasi Rweck) |
Alam Bahari |
125 org perbulan |
kunjungan masih sedikit. |
2. |
Pantai Samber Pasi |
Alam Bahari |
|
berkunjung masih sedikit |
3 |
Pantai Inofi |
Alam Bahari |
|
berkunjung masih sedikit |
Segara Indah | ||||
Bosnik | ||||
4 |
Pantai Wanai Wari |
Alam Bahari |
|
berkunjung masih sedikit |
5 |
Tanjung Saruri |
Alam Bahari |
|
berkunjung masih sedikit |
6 |
Air Terjun Wafsarak Warsa |
Alam Tirta |
|
berkunjung masih sedikit |
7 |
Kampung Tua Wouna |
Budaya |
|
berkunjung masih sedikit |
8 |
Goa Jepang Binsari |
Alam/Sejarah |
|
berkunjung masih sedikit |
9 |
Monumen Perang Dunia II Paray |
Buatan/Sejara h |
peninggalan perang
|
berkunjung masih sedikit |
Sumber : Data diolah dari penelitihan (2018)
Sesuai dengan keterangan pada tabel 3.2 serta bila diukur dengan teori siklus hidup destinasi Butler maka objek wisata di Kabupaten Biak Numfor berada pada fase involvement (konsolidasi), hal ini sesuai dengan ciri-ciri perkembangan objek wisata di Kabupaten Biak Numfor, antara lain : objek wisata masih alami, fasilitas terbatas disediakan oleh masyarakat lokal dan dikhususkan untuk wisatawan, pengelolaan belum profesional namun interaksi antar masyarakat dan wisatawan sangat tinggi, tingkat kunjungan wisatawan masih rendah dan tidak kontinyu, penyedia fasilitas usaha wisata dimiliki oleh investor luar Biak tetapi masih pada kelas kecil dan menengah, frekuensi promosi sangat rendah dan belum terpola.
-
3.2.2 Kendala Internal dan Eksternal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten Biak Numfor
-
3.2.2.1 Kendala Internal
-
Kabupaten Biak Numfor memiliki potensi pariwisata yang beragam dan masih alami sebagai magnet yang sebenarnya mampu menarik wisatawan untuk berkunjung, namun terkendala pada faktor-faktor internal yang muncul dari dalam kabupaten Biak Numfor, diantaranya : 1 Struktur
Pemerintah, swasta dan masyarakat merupakan stakeholder penting dalam struktur pembangunan pariwisata. Kendala yang dialami Kabupaten Biak Numfor dalam struktur pengelolaan pariwisatanya yaitu :
-
a. Pemerintah
Kendala pada struktur pemerintah ini disampaikan oleh Ketua DPRD Kabupaten Biak Numfor, Zeth Sandi pada saat diwawancara, menyatakan bahwa :
“Kabupaten Biak Numfor memiliki potensi pariwisata yang beragam dan masih alami, namun pada kenyataannya kebijakan pembangunannya belum fokus pada pengembangan sektor pariwisata, hal ini terlihat pada kebijakan anggaran yang diberikan untuk pengembangan sektor pariwisata sangat kecil dan belum ada insiatif pemerintah untuk menyatukan pemikiran stakeholder pariwisata dalam menyusun perencanaan pembangunan sektor pariwisata yang terpadu, terintegral dan berkesinambungan”
-
b. Swasta
Kendala pada struktur swasta ini disampaikan oleh oleh Kepala Seksi Kemitraan Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor, Abetto O. Sroyer, dalam wawancara.
“Kendala yang dihadapi dalam memaksimalkan peran dari unsur swasta dalam usaha jasa wisata yaitu kerja sama yang sinergis antara usaha-usaha jasa wisata ini belum terlihat. Kendala ini berdampak pada pemahaman masing-masing pelaku usaha jasa wisata tersebut terhadap keberadaan fungsi tugasnya yang menjadi ujung tombak pemberian servis dan memenuhi standard pelayanan untuk memberi rasa puas kepada wisatawan”.
-
c. Masyarakat
Kendala pada struktur masyarakat ini disampaikan oleh Kepala Seksi Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor, Endan Tri Ratnawaty, dalam wawancara.
“Kabupaten Biak Numfor memiliki objek wisata yang beragam baik obyek wisata alam, budaya, sejarah maupun buatan yang terdata oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor berjumlah 83, namun yang sudah terbentuk organisasi pengelola baru terdapat 9 objek dan 74 objek belum ada pengelola. Hal ini berdampak pada ketidaknyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke ojek-objek yang tidak berpengelola tersebut.
-
2 Budaya
-
a. Konflik Budaya
Kendala pada konflik budaya ini disampaikan oleh Kepala BAPPEDA Kabupaten Biak Numfor, Yunius Luchas Rumere saat diwawancarai.
“Salah satu kendala yang dialami pemerintah daerah dalam melakukan pengembangan pariwisatat adalah pada hak ulayat mengingat kepemilikan hak ulayat di Biak merupakan kepemilikan marga/kolektif dan sering terjadi konflik ketika wilayah mereka yang dipandang berpotensi hendak dikembangkan, terjadi saling klaim baik antara individu dengan individu maupun antara marga dengan marga. Hal ini juga menjadi pertimbangan bagi pihak swasta untuk menanamkan investasi di Kabupaten Biak Numfor”.
-
b. Daya tarik nilai budaya
Kendala pada daya tarik nilai budaya ini disampaikan oleh Kapala Dinas Kebudayaan Kabupaten Biak Numfor, Aner Rumakito.
“Masyarakat suku Byak memiliki gaya hidup dan budaya yang unik, tercatat ada 34 upacara adat yang diiringi dengan tarian tradisional yang disebut WOR. Namun dengan pengaruh masuknya
agama Kristen dan pengaruh budaya luar yang masuk maka upacara tradisional ini terpendam dan terkikis.
-
c. Ekonomi Lokal
Kendala pada ekonomi lokal ini disampaikan oleh Endang Tri Ratnawaty, selaku Kepala Seksi Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor dalam wawancara.
“Hampir disemua objek wisata belum ada investasi yang dilakukan oleh investor dari luar untuk membuka usaha jasa wisata demikian pula masyarakat lokal, menyadari masyarakat ini tidak memiliki sumber daya ekonomi berupa modal usaha yang mumpuni untuk membuka usaha kecil-kecilan”.
-
3 Sumber daya
-
a. Alam
Kendala pada sumber daya alam ini disampaikan oleh Endang Tri Ratnawaty, selaku Kepala Seksi Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor, dalam wawancara.
“Sebenarnya objek wisata di Kabupaten Biak Numfor memiliki panorama alam yang indah dan masih alami namun tidak tertata dengan baik sehingga belum memenuhi unsur sapta pesona (aman, tertib, ramah, bersih, sejuk, indah dan kenangan)”.
-
b. Manusia
Kendala pada sumber daya manusia ini disampaikan oleh Zeth Sandi, Ketua DPRD Kabupaten Biak Numfor, dalam wawancara.
“Sumber daya manusia dalam bidang pariwisata baik masyarakat yang berada di sekitar objek wisata maupun yang bekerja di industri pariwisata masih sangat minim. Hal ini berimplikasi pada respon masyarakat terhadap aktivitas wisata di daerahnya, demikian juga yang bekerja di industri pariwisata seperti hotel dan restoran memiliki pemahaman yang terbatas karena kebanyakan pekerja ini bukan berlatarbelakang pendidikan pariwisata”.
-
c. Infrastruktur/sarana prasarana
Kendala pada ekonomi lokal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor, Moh. Darumi dalam wawancara.
“Terlepas dari 9 objek wisata prioritas yang disiapkan untuk didorong menjadi unggulan, banyak objek wisata yang fasilitas infrastrukturnya tidak memadai baik berupa akses lokal ke objek tersebut tetapi juga sarana prasarana berupa penginapan, air bersih, listrik, telekomunikasi, pusat informasi wisata dan MCK sehingga menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke objek tersebut tidak berlama-lama”.
Selain kendala internal ada juga kendala eksternal yang berasal dari pihak luar yang turut mempengaruhi pengembangan destinasi pariwiwisata Kabupaten Biak Numfor, diantaranya :
-
1 Ekonomi
Pengaruh ekonomi dunia turut mempengaruhi wisatawan untuk menentukan pilihannya melakukan perjalanan wisata ke suatu destinasi, diantaranya :
-
a. Krisis ekonomi dunia
Kendala pada krisis ekonomi dunia ini disampaikan oleh manajer EcoPapua Tour, Beni Lesomar, dalam wawancara.
“Bahwa krisis ekonomi dunia dapat mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke suatu destinasi. Hal ini dapat terjadi pada calon wisatawan yang sudah atau baru memesan dan menetapkan tujuan wisatanya ke Biak, namun apabila negaranya terkena dampak krisis ekonomi dunia yang mempengaruhi kurs mata uangnya merosot terhadap dolar dan mengakibatkan harga tiket dan
harga paket tournya melonjak tajam sehingga melampaui perencanaan/ estimasi anggaran tour yang sudah disiapkan maka calon wisatawan ini bisa saja membatalkan perjalanan wisatanya ke Biak”.
-
b. Biaya akses
Kendala pada biaya akses ini disampaikan oleh Metusalak Rumbiak, selaku guide senior dalam wawancara.
“Pengalaman mencatat bahwa biaya tiket pesawat dari wilayah indonesia bagian barat maupun tengah ke Biak ataupun sebaliknya mengalami kenaikan/mahal, maka kebanyakan tamunya yang ingin menikmati panorama alam yang indah di Biak lebih memilih membatalkan keinginannya dan memilih berwisata di beberapa destinasi di wilayah indonesia barat atau tengah yang relatif murah”.
-
c. Harga Paket Wisata
Kendala pada harga paket wisata ini disampaikan oleh Metusalak Rumbiak, selaku guide senior dalam wawancara.
“Biaya akses serta biaya masuk objek wisata yang tidak menentu ini menyebabkan biasanya mitra tour operator baik di dalam negeri maupun luar negeri membuat harga paket wisata yang cenderung tinggi sehingga peminat untuk membeli paket wisata ke Biak sangat minim”.
-
2 Sosial Budaya, Demografi dan Lingkungan
-
a. Sosial budaya dan demografi
Kendala pada sosial budaya, demografi ini disampaikan oleh Metusalak Rumbiak, selaku guide senior di Kabupaten Biak Numfor dalam wawancara.
“Terkadang isu-isu penyakit tertentu yang menular dan peristiwa kriminalitas yang terjadi di daerah lain di Papua juga mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke Biak terutama wisatawan yang baru pertama kali ingin ke Biak karena pemahamannya Biak berada di Provinsi Papua sehingga isu-isu tersebut kemungkinan terjadi di Biak. Namun bagi wisatawan yang sudah pernah ke Biak atau Papua tidak begitu terpengaruh karena memahami bahwa Biak merupakan pulau sendiri yang terpisah dari pulau Papua”
-
b. Lingkungan
Kendala pada lingkungan ini disampaikan oleh Metusalak Rumbiak, guide senior dalam wawancara.
“Bahwa bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dan lebih khusus di Papua dapat menjadi kendala bagi wisatawan untuk berkunjung ke Biak dan ini sering terjadi pada periode peristiwa bencana alam itu berlangsung, ada saja tamu yang membatalkan perjalanannya ke Biak karena takut tertimpa bencana, sekalipun secara geografis Biak jauh dari daerah yang berdampak bencana tersebut”.
-
3 Politik
-
a. Kebijakan Internasional
Kendala pada kebijakan internasional ini disampaikan oleh Beni Lesomar, Manajer EkoPapua Tour. “Travel warning yang dikeluarkan suatu negara bagi warga negaranya untuk tidak melakukan perjalanan ke Indonesia juga mempengaruhi calon wisatawan yang ingin melakukan perjalanan wisata ke Biak pada periode travel warning tersebut sehingga dilakukan pembatalan terhadap rencana perjalanan wisatanya ke Biak”.
-
b. Keamanan
Kendala pada keamanan ini disampaikan oleh Metusalak Rumbiak, guide senior dalam wawancara.
“Faktor keamanan dunia yang terancam dengan terjadinya ledakan bom dimana-mana termasuk di Indonesia dan ancaman kelompok separatisme di Papua, merupakan isu-isu keamanan yang
mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke Biak Numfor. Adapula wisatawan yang membatalkan keinginan berkunjungnya ke Biak ketika terjadi peristiwa-peristiwa gangguan keamanan tersebut”.
-
4 Teknologi
-
a. Transportasi
Kendala pada transportasi ini disampaikan oleh Metusalak Rumbiak, guide senior dalam wawancara. “akses penerbangan yang masuk dan keluar Biak sangat terbatas, hanya dua maskapai penerbangan (garuda dan sriwijaya air) yang terjadwal setiap hari dengan satu kali penerbangan dari dan keluar Biak, menyebabkan pada masa high season harga tiket melambung dan menjadi kendala ketika pada periode itu ada wisatawan yang hendak berkunjung ke Biak”.
-
b. Telekomunikasi
Kendala pada telekomunikansi ini disampaikan oleh Salmon Yensenem, Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Biak Numfor, dalam wawancara.
“Pemancar yang sementara dibangun hampir disemua ibu kota distrik di Kabupaten Biak Numfor baru pemancar telepon genggam (hp), namun untuk internet belum ada. Khususnya untuk di objek wisata yang jauh dari pusat kota belum terpasang sehingga kebanyakan objek wisata ini masih masuk dalam wilayah blenkspoot. Hal ini dikarenakan terbatasnya biaya untuk membangun infrastruktur pemancar di daerah-daerah blenkspoot tersebut”.
-
5 Persaingan
-
a. Lokal
Kendala pada persaingan lokal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor, Imelda Wospakrek dalam wawancara.
“Bahwa geografis Kabupaten Biak Numfor adalah dikelilingi laut, sehingga daya tarik yang dominan adalah bahari dan menjadi pilihan bagi wisatawan yang ingin menikmati panorama alam bahari baik di atas air berupa pantai, pulau, dll maupun bawah air berupa spot-spot diving. Daya tarik ini hampir sama dimiliki beberapa wilayah di kabupaten yang memiliki struktur geografis sama dengan Biak Numfor akan menjadi pesaing yang mempengaruhi pilihan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata ke Biak”.
-
b. Nasional
Kendala pada persaingan nasional ini disampaikan oleh Imelda Wospakrek selaku Kepala Bidang Pengembangan Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor, dalam wawancara.
“Indonesia ini negara kepulauan sebagian besar wilayahnya memiliki sifat daya tarik yang dominan yaitu bahari, seperti yang dimiliki oleh Kabupaten Biak Numfor namun perbedaannya adalah panorama dan tata kelolanya berbeda sehingga memberi banyak pilihan serta keputusan bagi wisatawan untuk memilih destinasi wisata yang sesuai motivasinya. Hal ini memberi ruang persaingan bagi daerah untuk mempersiapkan diri serta mempengaruhi wisatawan berkunjung ke daerahnya, termasuk Kabupaten Biak Numfor”.
Perkembangan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal yang telah dijabarkan dalam kategorisasi objek wisata dan kendala-kendala internal eksternal di atas. Untuk mengetahui posisi perkembangan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor, maka akan dianalisis dengan analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal di bawah ini :
-
3.2.3.1 Analisis Lingkungan Internal
Faktor-faktor kekuatan (strengths) objek dan daya tarik wisata Kabupaten Biak Numfor meliputi : 1) keanekaragaman objek dan daya tarik, 2) objek wisata masih alami, 3) aksesibilitas ke objek dan daya tarik wisata mudah, 4) kebudayaa masyarakat Byak unik tradisional, 5) Posisi objek wisata sangat strategis, 6) Penduduk kabupaten Biak Numfor ramah tama, 7) Bandara Biak didarati pesawat berbadan besar.
Faktor-faktor kelemahan (weaknesess) objek dan daya tarik wisata Kabupaten Biak Numfor, meliputi : 1) objek wisata belum tertata secara baik, 2) kelembagaan pengelola objek wisata belum ada, 3) promosi Kurang, 4) objek-objek wisata kurang bersih, 5) kualitas SDM di bidang pariwisata rendah, 6) Konflik tanah adat meningkat, 7) Sarana dan prasarana penunjang pariwisata kurang, 8) Persepsi negatif masyarakat terhadap pariwisata, 9) Terjadinya penyalah gunaan tata ruang dan tata guna lahan, 10) Kerja sama lintas sektor untuk menunjang pariwisata kurang.
-
a. Pembobotan Faktor – Faktor Internal
Berdasarkan Tabel 2. terlihat, bahwa faktor-faktor strategi internal yang terdiri dari faktor-faktor kekuatan dan kelemahan memperoleh bobot yang berbeda-beda di Kabupaten Biak Numfor. Faktor kekuatan terpenting pertama, yaitu keanekaragaman objek dan daya tarik wisata dan objek wisata masih alami memperoleh bobot 0,05. Bandara Biak didarati pesawat berbadan besar beserta kebudayaan masyarakat Byak unik tradisional, merupakan faktor kekuatan terpenting kedua memperoleh bobot 0,06. Posisi objek wisata sangat strategis, aksesibilitas ke objek dan daya tarik wisata mudah, dan penduduk kabupaten Biak Numfor ramah tama merupakan faktor kekuatan terpenting ke tiga dengan memperoleh masing-masing bobot 0,07.
Faktor kelemahan terpenting pertama adalah objek wisata belum tertata secara baik dan kelembagaan pengelola objek wisata belum ada, masing-masing memperoleh bobot 0,05. Faktor kelemahan terpenting ke dua dengan memperoleh bobot 0,06 masing-masing diantaranya kualitas SDM di bidang pariwisata rendah, objek-objek wisata kurang bersih, sarana dan prasarana penunjang pariwisata kurang, konflik tanah adat meningkat, terjadinya penyalahgunaan tata ruang dan tata guna lahan, persepsi negatif masyarakat terhadap pariwisata dan promosi kurang. Faktor kelemahan terpenting ke tiga adalah kerja sama lintas sektor untuk menunjang pariwisata kurang, faktor ini memperoleh bobot 0,07. Hal ini didasarkan pada kondisi lintas sektor sebagai stakeholders yang saling menunjang dalam pengembangan sektor pariwisata tidak bekerjasama dengan baik.
Pemeringkatan para responden terlihat seperti pada tabel 2, dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang ada di objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Biak Numfor. Faktor kekuatan yang memperoleh peringkat atau tingkat pengaruh paling kuat pertama adalah objek wisata masih alami dengan rating 3,92. Sedangkan keanekaragaman objek dan daya tarik wisata memperoleh tingkat pengaruh kuat ke dua dengan rating 3,62.
Faktor kelemahan yang memperoleh peringkat atau tingkat pengaruh paling kuat pertama adalah Konflik tanah adat meningkat dengan rating 2,84. Sedangkan Sarana dan prasarana penunjang pariwisata kurang memperoleh peringkat tingkat pengaruh ke dua dengan rating 2,46. Serta Faktor kelemahan yang memperoleh peringkat atau tingkat pengaru paling kuat ke tiga adalah Promosi Kurang dengan rating 2,40
Berdasarkan analisis lingkungan internal di atas dan tabel 2 dapat diketahui bahwa posisi lingkungan internal objek dan daya tarik wisata di kabupaten Biak Numfor berada pada posisi yang kuat dengan nilai yang diperoleh 2,821. Namun dari nilai faktor-faktor internal tersebut perlu diantisipasi faktor-faktor kelemahan (weaknesses) untuk dijadikan kekuatan dalam pengembangan objek dan daya tarik wisata di kabupaten Biak Numfor.
Tabel 2 Hasil Analisis Lingkungan Internal Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Biak Numfor
Faktor-Faktor Strategi Internal |
Bobot |
Rating |
Skor |
Kekuatan | |||
A. Keanekaragaman objek dan Daya tarik wisata |
0,05 |
3,62 |
0,177 |
B. Objek wisata masih alami |
0,05 |
3,92 |
0,192 |
C. Aksesibilitas ke objek dan daya tarik wisata mudah |
0,07 |
3,06 |
0,203 |
D. Kebudayaan Masyarakat Byak unik tradisional |
0,06 |
3,40 |
0,206 |
E. Posisi objek wisata sangat strategis |
0,07 |
3,46 |
0,230 |
F. Penduduk Kabupaten Biak Numfor ramah tama |
0,07 |
3,54 |
0,245 |
G. Bandara Biak didarati pesawat berbadan besar |
0,06 |
3,40 |
0,201 |
Kelemahan | |||
H. Objek wisata belum tertata secara baik |
0,05 |
2,14 |
0,100 |
I. Kelembagaan pengelola objek wisata belum ada |
0,05 |
2,22 |
0,110 |
J. Promosi Kurang |
0,06 |
2,40 |
0,133 |
K. Objek-objek wisata kurang bersih |
0,06 |
2,28 |
0,125 |
L. Kualitas SDM di bidang pariwisata rendah |
0,06 |
2,30 |
0,145 |
M. Konflik tanah adat meningkat |
0,06 |
2,84 |
0,181 |
N. Sarana dan prasarana penunjang pariwisata kurang |
0,06 |
2,46 |
0,153 |
O. Persepsi negatif masyarakat terhadap pariwisata |
0,06 |
2,34 |
0,137 |
P. Terjadinya penyalah gunaan tata ruang dan tata guna lahan |
0,06 |
2,16 |
0,130 |
Q. Kerja sama lintas sektor untuk menunjang pariwisata kurang |
0,07 |
2,32 |
0,153 |
Total |
1,00 |
2,821 |
Sumber : Data diolah dari hasil Penelitian (2018)
Faktor-faktor peluang (opportunities) objek dan daya tarik wisata Kabupaten Biak Numfor, meliputi : 1) pertumbuhan ekonomi global, 2) pelaksanaan prinsip-prinsip pengembangan yang berwawasan lingkungan dan budaya, 3) kemajuan teknologi, komunikasi dan transportasi, 4) otonomi daerah termasuk otonomi khusus di Papua, 5) penduduk dunia cenderung melakukan perjalanan wisata, 6) kebijakan bebas visa bagi beberapa negara, 7) Perkembangan politik dalam negeri semakin kondusif, 8) kebijakan tol laut yang diarahkan ke Indonesia bagian timur, 9) keamanan di Papua semakin stabil.
Faktor-faktor ancaman (threats) objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Biak Numfor, meliputi : 1) akses transportasi udara yang terbatas, 2) harga tiket pesawat ke Biak Papua sangat mahal, 3) harga paket wisata ke Biak cenderung tinggi, 4) ancaman krisis ekonomi global, 5) ancaman terorisme global, 6) isu-isu separatisme dan meningkatnya kriminalitas di Papua, 7) Pemberlakuan travel warning oleh beberapa negara, 8) Tersebarnya isu-isu terhadap berbagai penyakit tertentu di Papua, 9) persaingan yang tajam antar daerah tujuan wisata.
Faktor peluang yang terpenting pertama, yaitu pertumbuhan ekonomi global memperoleh bobot 0,03. Faktor peluang yang terpenting ke dua adalah Otonomi daerah, Kebijakan tol laut yang di arahkan ke Indonesia bagian timur, dan pelaksanaan prinsip-prinsip pengembangan yang berwawasan lingkungan dan budaya, masing-masing memiliki bobot 0,05. Faktor peluang terpenting ke tiga adalah kemajuan teknologi, transportasi dan telekomunikasi, penduduk dunia cenderung melakukan perjalanan wisata, Kebijakan bebas visa bagi beberapa negara untuk berkunjung ke Indonesia dan perkembangan politik dalam negeri semakin kondusif, masing-masing dengan bobot 0,06. Faktor peluang terpenting ke empat dengan bobot
0,07 adalah keamanan di Papua semakin stabil. Hal ini didasarkan pada kecenderungan wisatawan berkunjung ke Papua disaat keamanan di Papua semakin stabil.
Faktor ancaman terkuat pertama adalah ancaman terorisme global dan persaingan yang tajam antar daerah tujuan wisata dengan memiliki masing-masing bobot 0,04. Faktor ancaman terkuat ke dua adalah krisis ekonomi global dan isu-isu separatisme di Papua, masing-masing memperoleh bobot 0,05. Faktor ancaman terkuat ke tiga adalah harga tiket pesawat ke Biak Papua sangat mahal, isu-isu separatisme dan meningkatnya kriminalitas di Papua, Tersebarnya isu-isu terhadap berbagai penyakit tertentu di Papua dan pemberlakuan travel warning oleh beberapa negara, masing-masing memperoleh bobot 0,06. Faktor ancaman terkuat ke empat adalah akses transportasi udara yang terbatas dan harga paket wisata ke Biak cenderung tinggi dengan memperoleh bobot 0,07.
-
b. Pemeringkatan Faktor-Faktor Eksternal
Pemeringkatan para responden terlihat seperti pada tabel 3, dapat diketahui peluang dan ancaman yang ada di objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Biak Numfor. Dari hasil penelitian masing-masing responden memberikan nilai yang bervariasi. Faktor peluang yang memperoleh peringkat atau tingkat merespon sangat baik pertama adalah keamanan di Papua semakin stabil dengan rating 3,36. Kebijakan tol laut yang diarahkan ke Indonesia bagian timur memperoleh tingkat merespon sangat baik ke dua dengan rating 3,24. Faktor peluang yang memperoleh tingkat merespon sangat baik ke tiga adalah kemajuan teknologi, transportasi dan komunikasi dengan rating 3,14.Sedangkan faktor ancaman yang memperoleh peringkat atau tingkat pengaruh sangat mengancam pertama adalah harga tiket pesawat ke Biak Papua sangat mahal dengan memiliki rating 1, 42. Faktor ancaman yang memiliki tingkat pengaruh sangat mengancam ke dua adalah harga paket wisata ke Biak cenderung tinggi dengan rating 1, 46. Akses transportasi udara yang terbatas ke Biak merupakan faktor ancaman yang memiliki tingkat pengaruh sangat mengancam ke tiga dengan rating 1, 58. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal di atas dan tabel 3 dapat diketahui bahwa posisi lingkungan eksternal objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Biak Numfor secara keseluruhan merupakan peluang dengan kategori baik dengan nilai yang diperoleh 2,479.
Tabel 3. Hasil Analisis Lingkungan Eksternal Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Biak Numfor
Faktor-Faktor Strategi Eksternal |
Bobot |
Rating |
Skor |
Peluang | |||
A. Pertumbuhan ekonomi global |
0,03 |
2,72 |
0,089 |
B. Pelaksanaan prinsip - prinsip pengembangan yang berwawasan lingkungan dan budaya |
0,05 |
2,90 |
0,155 |
C. Kemajuan teknologi, transportasi dan telekomunikasi |
0,06 |
3,14 |
0,187 |
D. Otonomi daerah |
0,05 |
2,74 |
0,124 |
E. Penduduk dunia cenderung melakukan perjalanan wisata |
0,06 |
2,94 |
0,165 |
F. Kebijakan bebas visa bagi beberapa negara untuk berkunjung ke Indonesia |
0,06 |
2,88 |
0,179 |
G. Perkembangan politik dalam negeri semakin kondusif |
0,06 |
2,94 |
0,189 |
H. Kebijakan tol laut yang diarahkan ke Indonesia bagian timur |
0,05 |
3,24 |
0,172 |
I. Keamanan di Papua semakin stabil |
0,07 |
3,36 |
0,247 |
Ancaman | |||
A. Akses transportasi udara yang terbatas |
0,07 |
1,58 |
0,106 |
B. Harga tiket pesawat ke Biak Papua sangat mahal |
0,06 |
1,42 |
0,092 |
C. Harga paket wisata ke Biak cenderung tinggi |
0,07 |
1,46 |
0,109 |
D. Krisis ekonomi global |
0,05 |
2,00 |
0,094 |
E. Ancaman terorisme global |
0,04 |
2,24 |
0,092 |
F. Isu-isu separatisme dan meningkatnya kriminalitas di Papua |
0,05 |
2,00 |
0,110 |
G. Pemberlakuan travel warning oleh beberapa negara |
0,06 |
2,38 |
0,139 |
H. Tersebarnya isu - isu terhadap berbagai penyakit tertentu di Papua |
0,06 |
2,20 |
0,123 |
F. Persaingan yang tajam antar daerah tujuan wisata |
0,04 |
2,96 |
0,107 |
Total General |
1,00 |
2,479 |
Sumber : Data diolah dari hasil Penelitian (2018)
Dari hasil analisis terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal pada denstinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor, maka diperoleh lingkungan internal memiliki nilai 2,821 dan lingkungan eksternal memiliki nilai 2,479. Untuk mengetahui strategi pengembangan destinasi pariwisata di Kabupaten Biak Numfor, maka nilai dari analisis internal dan lingkungan eksternal dituangkan dalam matriks Internal Eksternal (I-E), seperti pada gambar 3.1.
T O 4,0 A Tinggi L 3,0 – 4,0 N 30 I Sedang L 2,0 – 2,99 A I 2,479 EF 2,0 rendah 10 – 199 1,0 |
Lemah 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99 3,0 2,821 2,0 1,0 | ||
I Tumbuh dan bina (konsentrasi via integrasi vertikal) |
II Tumbuh dan bina (konsentrasi via integrasi orisontal) |
III Pertahankan dan pelihara (pertumbuhan berputar) | |
IV Tumbuh dan bina (berhenti sejenak) |
V Pertahankan dan pelihara (strategi tidak berubah) |
VI Panen atau divestasi (kawasan terikat atau jual habis kewaspadaan) | |
VII Pertahankan dan pelihara (diversifikasi konsentris) |
VIII Panen atau divestasi (diversifikasi konglomerat) |
IX Panen atau divestasi (likuidasi) |
Gambar 1. Matriks Internal – Eksternal (I-E) Destinasi Pariwisata Kabupaten
Biak Numfor
Dari gambar 1. dapat diketahui bahwa strategi umum (grand strategy) pengembangan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor ada pada sel V, yakni strategi pertahankan dan pelihara. Perkembangan destinasi pariwisata dilakukan dengan berkosentrasi pada potensi yang ada serta dapat dicapai melalui stategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar maksudnya mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang sudah ada melalui pemasaran yang lebih besar misalnya ke berbagai pasar wisatawan seperti Jepang, China, Pasifik, Australia, Amerika, Belanda, Jerman, Prancis, Rusia termasuk wisatawan Nusantara. Sedangkan strategi pengembangan produk yakni meningkatkan penjualan dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada produk yang sudah ada seperti membuat blok plan
pada setiap objek dan daya tarik wisata terutama di 9 ODTW yang telah ditetapkan sebagai ODTW prioritas dengan membangun sarana prasarana yang memadai, memperbaiki penataan dan kelembagaan objek dan daya tarik wisata, melakukan pendidikan dan pelatihan kepada SDM di sekitar ODTW untuk meiningkatkan mutuh pelayanan serta mengembangkan objek wisata yang baru seperti objek wisata budaya jalan di atas batu membara yang sering dipentaskan di kampung tua Wouna dan lebih memperkenalkan kampung tua Wouna sebagai area pementasan seni budaya tradisional suku Byak.
Berdasarkan kekuatan dan kelemahan pengembangan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor, maka melalui analisis SWOT akan ditemukan strategi pengembangan yang dapat mendukung pengembangan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor yang direncanakan, seperti terlihat pada tabel 4. Berdasarkan analisis SWOT yang ditampilkan dalam tabel 4. disusun alternatif pengembangan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor sebagai alternatif strategi, yang merupakan pilihan-pilihan pengembangan dari grand strategy.
Tabel 4. Analisis SWOT Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten Biak Numfor
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL |
Kekuatan (Strengths) |
Kelemahan (Weaknesses) |
strategis
numfor ramah tama
|
objek wisata belum ada
bersih
pariwisata rendah
| |
Peluang (Opportunities) |
Strategi SO (Strengths Opportunities) |
Strategi WO (Weaknesses Opportunities) |
global
berwawasan lingkungan dan berbudaya
transportasi dan telekomunikasi
|
Memanfaatkan potensi dengan melihat peluang :
(S1,2,3,4,5,6,7,O1,2,3,4,5,6,7,8, 9)
|
Mengatasi kelemahan dalam upaya menangkap peluang :
(W3,O1,2,3,4,5,6,7,8,9)
|
berkunjung ke indonesia
diarahkan ke indonesia bagian timur
|
(S1,2,3,4,5,6,7,O1,2,3,4,5,6,7,8, 9)
|
pariwisata. (W1,4,7;O1,2,3,4,5,6,7,8,9)
akomodasi |
Ancaman (Threaths) |
Strategi ST (Strenghts Threaths) |
Startegi WT (Weaknesses Threaths) |
meningkatnya kriminalitas di Papua
warning oleh beberapa negara
|
Mengembangan kekuatan menghadapi ancaman :
(S1,2,3,4,5,6,7,T1,2,3,4,9)
langsung ke Biak
(S1,2,3,4,5,6,7,T1,2,3,4,9)
S3,5,6,7; T4,6,8,9
(S1,2,3,4,5,6,7;T1,2,3,4,5,6,8,9)
|
Menyikapi kelemahan untuk mengantisipasi ancaman :
kelembagaan dan SDM pariwisata (W1,2,3,4,5,6,7,8,9,10;T1,2,3,4 ,5,7,8,9)
kelembagaan pariwisata
SDM pariwisata
|
Sumber : Hasil Analisis Penelitian (2018)
Selanjutnya diuraikan setiap strategi yang akan digunakan dalam pengembangan destinasi Kabupaten Biak Numfor.
-
1. Strategi SO (Strength Opportunities), menciptakan strategi yang mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, menghasilkan : 1) Strategi pengembangan objek wisata dan, 2) Strategi diversifikasi objek dan daya tarik wisata
-
2. Strategi WO (Weaknesses Opportunities), menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, menghasilkan :
-
1) Strategi promosi destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor, 2) Strategi pengembangan fasilitas penunjang pariwisata
-
3. Strategi ST (Strength Threaths), menciptakan strategi yang mengunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, menghasilkan :
-
1) Strategi peningkatan akses, 2) Strategi penetrasi harga 3) Strategi pengendalian isu, 4) Strategi peningkatan keamanan dan kenyamanan
-
4. Strategi WT(Weaknesses Threaths), menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman, menghasilkan :
-
1) Strategi pengembangan kelembagaan dan SDM pariwisata, 2) Strategi sosialisasi pariwisata
Program-program yang dapat dirumuskan dari setiap strategi pada tabel 4. dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dari strategi SO, dapat dirumuskan program-program sebagai berikut :
-
1. Program penyusunan blok plan objek wasata (dari strategi pengembangan objek dan daya
tarik wisata)
Lingkungan objek wisata yang telah memiliki blok plan di Kabupaten Biak Numfor adalah lingkungan objek wisata Pantai Pulau Samberpasi. Sedangkan objek wisata lainnya belum memiliki blok plan. Sesuai dengan konsep rencana blok plan pada objek wisata Pantai Pulau Samberpasi dibagi menjadi dua yaitu : 1) Rencana blok plan kawasan, dan 2) Rencana pengembangan sarana prasarana.
-
A. Rencana Blok Plan Kawasan
Pada rencana blok plan kawasan, sesuai kegiatan berwisata pada objek wisata Pantai Pulau Samberpasi, dibagi menjadi kegiatan utama, kegiatan pendukung, dan kegatan lainnya a) Blok Kegiatan Utama
Pada blok kegiatan utama, kegiatan yang dikembangkan yaitu : 1). Mandi, berenang dan berjemur sepanjang 1 km pesisir Pantai Pulau Samberpasi; 2). Diving dan snorking di spot diving pantai Pulau Samberpasi dan beberapa pulau yang terletak di wilayah kepulauan Padaido Atas; 3). Watching birds yang lokasinya terletak di pulau Samakur dengan waktu tempu 15 menit, dan watching and feeding dolpin yang berlokasi di arah timur selatan pantai Pulau Samberpasi dengan waktu tempu 10 menit dengan berjalan kaki; 4). Menikmati pemandangan laut ke gugusan pulau besar dan kecil yang terletak disebelah selatan; 5). Jalan melingkar keliling pulau untuk jalan santai dan bersepeda; 6). Pembangunan sanggar seni sebagai pusat pengembangan seni budaya suku Byak yang ada di pantai Pulau Samberpasi. b) Blok Kegiatan Pendukung
Pada blok plan ini direncanakan untuk mengakomodasikan kegiatan yang mendukung kegiatan utama di objek wisata pantai Pulau Samberpasi. Pada zona pendukung ini kegiatan yang dilakukan adalah : 1). Pembangunan dermaga speatboat (jet-ti) dengan konstruksi beton dan kayu; 2). Penyediaan pintu masuk (gate entrance) di unjung dermaga; 3). Penyediaan pusat informasih pariwisata (tourism information center); 4). Penyediaan ruang terbuka (open space) seluas kurang lebih 5 are.
-
c) Blok Kegiatan Lainnya
Blok kegiatan lainnya adalah blok dimana berlangsung kegiatan budi daya non pariwisata.
-
B. Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pengembangan sarana dan prasarana objek wisata merupakan salah satu program yang sangat dibutuhkan dalam upaya memberikan kenyamanan dan pelayanan bagi wisatawan yang berkunjung ke objek wisata, antara lain : 1). Penyediaan sarana prasarana akomodasi seperti home stay, cottage,dan hotel; 2). Penyediaan sarana restoran atau pusat kuliner; 3). Penyedian pusat hiburan; 4). Penyediaan artshop.
-
2. Program Inventarisais Objek dan Daya Tarik Wisata (dari Strategi Diversifikasi Objek dan Daya
Tarik Wisata)
Dari berbagai macam objek dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Biak Numfor perlu dilakukan inventarisasi dan mendeskripsikan secara sistematis, singkat dan informatif mengenai objek dan daya tarik wisata tersebut. Selanjutnya dikemas dalam paket wisata untuk dipromosi dan dijual kepada wisatawan.
Dari strategi WO, dapat dirumuskan program-program pengembangan sebagai berikut :
-
1. Program Pengembangan Promosi (dari strategi promosi destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor)
Sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki potensi objek dan daya tarik wisata yang beragam dengan ditunjang oleh keunikan budaya tradisional serta posisi yang strategis sangat menjanjikan untuk dikemas dan dipromosikan mengingat kemampuan sumber daya manusia yang terbatas serta akses promosi yang sangat minim maka perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
-
a) Promosi dilakukan ke Biro – Biro Perjalanan Wisata di Bali
Bali merupakan pintu masuk wisatawan mancanegara yang menduduki posisi pertama dalam menyuplai wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia, separuh jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia masuk melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurarai Bali, sehingga Bali sangat strategis dijadikan sebagai promotion point untuk mempromosikan detinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor melalui Biro-Biro perjalanan yang ada di Bali.
-
b) Membuka Pusat Promosi Pariwisata Biak Numfor di Bali
Selain menjalin kerjasama dengan Biro-Biro Perjalanan Wisata di Bali, Pemerintah Kabupaten Biak Numfor perlu membuka pusat promosi pariwisata Kabupaten Biak Numfor di salah satu kawasan wisata termasyur di Bali diantaranya kuta, sanur atau ubud.
-
c) Promosi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor
Selain promosi langsung ke Biro Perjalanan Wisata dan membuka pusat promosi pariwisata Biak Numfor di Bali, promosi tidak langsung dapat pula dilakukan melalui website Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor.
-
d) Pembangunan Tourist Information Center (TIC)
Sementara ini Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor telah membangun tourist information center (TIC) di pusat kota Biak yang diupayakan rampung pembangunannya pada akhir tahun 2018, namun sangat penting pula Dinas Pariwisata membuka TIC di beberapa distrik yang memiliki objek dan daya tarik wisata.
-
e) Pementasan Event Budaya
Kabupaten Biak Numfor saat ini memiliki 4 event yang lokasi penyelenggaraannya di Biak, 2 event tetap dan 2 bersifat musiman. Dari 2 event tetap tersebut satu diantaranya telah masuk pada kalender event nasional yaitu Festival Biak Munara Wampasi yang dilaksanakan setiap bulan Juli tanggal 1-4. 4 event ini masih kurang perlu ditambah lagi event sesuai budaya orang Byak, selanjutnya harus dimasukan ke dalam kalender event Kabupaten Biak Numfor.
-
2. Program Pengembangan Akomodasi (dari strategi pengembangan sarana prasarana penunjang pariwisata)
Perkembangan sarana akomodasi di kabupaten Biak Numfor terbilang masih rendah, baru terdapat 18 hotel dengan rincian 3 hotel berbintang dan 15 hotel melati dan sebagian besarnya terdapat di ibu kota Kabupaten Biak Numfor. Sangat penting pemerintah membangun sarana akomodasi di sekitar kawasan objek wisata dengan fasilitas yang memadai dan tata kelola yang profesional dari masyarakat lokal di sekitar objek wisata tersebut. Pengembangan sarana akomodasi atau penginapan yang cocok dikembangkan di kawasan objek wisata adalah pondok wisata atau home stay, berupa pemanfaatan rumah-rumah penduduk yang representatif untuk penginapan wisatawan. Hal ini juga merupakan bentuk dari pemberdayaan penduduk lokal.
Dari strategi ST, dapat dirumuskan program yaitu :
-
1. Program Akses dari Pintu Masuk Internasional Bandara I Gusti Ngurarai Langsung ke Biak (dari strategi program peningkatan akses)
Akses masuk wisatawan ke Kabupaten Biak Numfor sangat terbatas sehingga menjadi kendala yang merupakan ancaman bagi perkembangan pariwisata ke depan, sehingga penting untuk membuka akses penerbangan langsung dari pintu masuk internasional yang langsung ke Biak.
Bandara I Gusti Ngurarai Bali merupakan salah satu pintu masuk wisatawan manca negara yang datang ke Indonesia, oleh karena itu pemerintah daerah perlu melakukan koordinasi baik ke tingkat Kementerian
Perhubungan dan Kementerian Pariwisata serta kepada pihak Perusahan Airline dan PT. Angkasa Pura I selaku pengelola bandara untuk membuka akses penerbangan langsung dari Bandara Internasional I Gusti Ngurarai Bali ke Bandara Frans Kaisiepo Biak.
Memancing minat wisatawan untuk berkunjung ke Biak perlu ada terobosan besar dari kebijakan Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan harga terutama pada harga tiket pesawat dari dan keluar Biak. Dengan membuka akses masuk dari Bandara Internasional I Gusti Ngurarai ke Bandara Frans Kaisiepo Biak, maka harus dibarengi dengan mensubsidi rute penerbangan tersebut pada periode awal, sehingga dapat meringankan biaya operasional maskapai tersebut serta merupakan strategi untuk menurunkan harga tiket pesawat pada standard harga yang murah agar dapat dijangkau oleh wisatawan yang berminat mengunjungi Biak.
Kabupaten Biak Numfor memiliki tingkat keamanan yang tinggi, Namun sebagai bagian dari wilayah Provinsi Papua maka Kabupaten Biak Numfor turut terkena dampak dari isu-isu tersebut. Dengan demikian penting dibentuk public relation (PR) untuk melakukan kegiatan publis dalam rangka mempublis situasi keamanan di Kabupaten Biak Numfor ke pihak lain melalui media cetak maupun elektronik baik melalui pemberitaan berita atau web site pemerintah Kabupaten Biak Numfor, sehingga memberikan informasi awal kepada wisatawan yang hendak berkunjung ke Biak Numfor.
Walaupun tingkat keamanan di Biak cenderung kondusif tetapi program antisipasi harus dilakukan mengingat faktor keamanan merupakan unsur yang utama dalam menjaga minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Biak Numfor. Citra positif dari sisi keamanan ini harus dijaga dengan membentuk sistem keamanan lingkungan yang terbentuk di setiap objek dan daya tarik wisata, berfungsi untuk melakukan penjagaan dan pengawasan di lingkungan desa maupun objek wisata agar dapat mendeteksi secara dini apabila akan timbul tindakan kriminalitas, sehingga dapat dilakukan tindakan antisipatif.
Dari strategi WT, dapat dirumuskan program-program sebagai berikut :
-
1. Program Pembentukan Kelembagaan Pengelola Objek dan Daya Tarik Wisata (dari strategi pengembangan kelembagaan dan peningkatan SDM pariwisata).
Pembentukan struktur organisasi atau kelembagaan pengelola objek dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Biak Numfor merupakan hal yang mendesak dilakukan, karena sesuai data Dinas Pariwisata, baru ada 15 objek wisata yang sudah ada pengelola sedangkan masih ada 68 objek wisata yang belum ada pengelola, serta berdasarkan hasil monitoring dan wawancara kepada beberapa informen bahwa masalah yang timbul di objek dan daya tarik wisata dikarenakan belum ada pengelola. Dengan pembentukan lembaga Pokdarwis yang difasilitasi Dinas Pariwisata di setiap objek dapat menghindarkan kesan pengelola yang berasal dari satu golongan serta memudahkan Dinas Pariwisata untuk berkoordinasi dan melakukan pembinaan-pembinaan dalam memperkuat fungsi dan tugas kelompok sadar wisata di wilayah objek dan daya tarik wisata tersebut.
-
2. Program Peningkatan SDM Pariwisata (dari strategi pengembangan kelembagaan dan peningkatan SDM pariwisata).
Dalam pengembangan pariwisata salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan adalah peran sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia di bidang pariwisata dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal maupun informal. Sekolah kepariwisataan yang ada di Kabupaten Biak Numfor jumlahnya tidak banyak, yaitu 1 SMK dan 1 Akademi. SMK Negeri 1 Biak telah berdiri pada tahun 1992 dan telah membuka jurusan Usaha Perjalanan Wisata serta Perhotelan, demikian Akademi Pariwisata Petrus Kafiar Biak dibuka pada tahun 1997 dengan 2 jurusan pula yaitu Usaha Perjalanan Wisata dan Perhotelan. Kedua lembaga ini telah meluluskan sejumlah alumni yang tersebar di berbagai industri pariwisata di seluruh Provinsi Papua. Namun terkendala infrastruktur penunjang pendidikan berupa lab praktek, serta
tenaga pendidik profesional maka animo masyarakat untuk menyekolakan anak di kedua lembaga ini berkurang.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, bahwa masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam penyelenggaraan kepariwisataan, karena penyelenggaraan kepariwisataan harus memberikan manfaat merata bagi semua lapisan masyarakat. Masyarakat di Kabupaten Biak Numfor terutama yang berada di daerah pengembangan objek wisata memang belum termasuk masyarakat sadar wisata, artinya belum memiliki kesiapan mental menerima dan melayani wisatawan. Untuk mengantisipasi kunjungan wisatawan ke berbagai objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Biak Numfor maka perlu diberikan penyuluhan yang berkaitan dengan aspek-aspek sadar wisata oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor.
-
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : Kondisi geografis kabupaten Biak Numfor yang terdiri dari dua pulau besar dan beberapa pulau kecil memberikan kehuntungan yang sangat besar dari sisi potensi pariwisata. Hasil analisis internal (kekuatan dan kelemahan) diketahui bahwa posisi objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Biak Numfor pada kategori kuat atau berpotensi untuk dikembangkan. Hasil analisis eksternal (peluang dan ancama) posisi objek dan daya tarik wisata kabupaten Biak Numfor baik atau memiliki peluang untuk berkembang. strategi umum (grand strategy) pengembangan destinasi pariwisata Kabupaten Biak Numfor ada pada sel V, yakni strategi pertahankan dan pelihara. Perkembangan destinasi pariwisata dilakukan dengan berkosentrasi pada potensi yang ada serta dapat dicapai melalui stategi penetrasi pasar dan pengembangan produk serta strategi alternatif yang telah disusun melalui analisis SWOT dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Ucapan Terima kasih
Penyelesaian laporan akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. I Nyoman Sunartha, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali. Ibu Dra. Anak Agung Putri Sri, M.Si, Selaku Koordinator Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. Bapak Agus Muriawan Putra, S.ST.Par, M.Par, selaku dosen pembimbing I dan Bapak I Gusti Ngurah Widyatmaja, S.ST.Par, M.Par selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan serta memberikan masukan kepada penulis mulai dari proses awal sampai pada proses akhir penyelesaian laporan akhir ini. Bapak/Ibu dosen Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, yang telah membekali penulis dengan konsep dan teori ilmu kepariwisataan yang menunjang penulis untuk menyelesaikan perkuliahan. Bapak Bupati Biak Numfor yang memberikan izin kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan lewat program tugas belajar ASN. Bapak/Ibu Narasumber yang tidak dapat disebut satu persatu, telah dengan kerelaan meluangkan waktu dan pikirannya untuk diwawancarai serta mengisi kuisioner sebagai bahan analisis dari laporan akhir ini.. Keluarga penulis yang senantiasa mendukung dalam doa dan materi sehingga memberi kekuatan dan semagat bagi penulis untuk menyelasikan laporan akhir ini. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya tak ada gading yang tak retak demikian hasil penelitian ini baik dari segi metodologi penulisan maupun konten konsepsinya masih jauh dari sempurna, sehingga penulis harapkan kritik yang konstruktif dalam melengkapi ketidaksempurnaan tersebut agar bermanfaat bagi para pembaca.
-
5. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia No. 29 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019.
........... Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025.
........... Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
...........Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
........... Undang-Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah.
...........Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Propinsi Papua.
........... Peraturan Daerah Propinsi Papua No. 23 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Propinsi Papua Tahun 2013-2033.
...........Peraturan Daerah Kabupaten Biak Numfor No. 10 Tahun 2011 tentang Kepariwisataan.
...........Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Biak Numfor Tahun 2011-2031.
...........Majalah Sriwijaya Air. In-Flight Magazine edisi 71 bulan Januari Tahun 2017
........... Data Kepariwisata Kabupaten Biak Numfor tahun 2018. Biak: Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor.
Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Alwi. H, et,al. 2007, Kamus Besar Bahsa Indonesia Edisi ke – 4. Jakarta : Balai Pustaka
Backler, Wendi. 1996. Pedoman Praktek Penyusunan Rencana Strategik. Jakarta: Proyek Pengembangan Pusat Studi Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Bidang Pengembangan Setda Kabupaten Biak Numfor. Tahun 2016. Profil dan Sejarah Pemerintahan di Kabupaten Biak Numfor Propinsi Papua.
David, Fred. R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep-Konsep: Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Indeks.
Derbiyanto.Y Krisna. 2011. Strategi Pengembangan Potensi Pulau Gili Ketapang Sebagai Daya Tarik Wisata Kabupaten Probolinggo Propinsi Jawa Timur (sebuah Laporan Akhir). Denpasar: Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
Gunawan. M. 1995. Penyusunan Struktur Hirarkik Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan daerah untuk pengembangan pariwisata. (sebuah Thesis). Jakarta
Gunawan. M, dkk. 1997. Sistem Pariwisata Nasional. Puslibang Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Jakarta.
Gunawan. M. 1998. Pengembangan Pariwisata Kawasan Biak. Prosiding Sustanable Tourism Development. Institut Teknjologi Bandung.
Hunger, David. J, Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi.
Lanya, Indayati. 1995. Buku Pedoman Kerja Mahasiswa Dasar – Dasar Pengembangan Wilayah. Denpasar : Plawa Sari
Lutzina Sonisius. 2010. Strategi Pengembangan Pantai Sabanjar Sebagai Daya Tarik Bahari di Desa Alor Besar Kecamatan Alor Barat Laut Kabupaten Alor (sebuah Laporan Akhir). Denpasa: Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Pariwisata. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Pitana. I.Gd. 2005. Sosiologi Pariwisata, Kajian Sosiologi terhadap Struktur, Sitem dan Dampak-Dampak Pariwisata. Yokyakarta: Andi Offset.
Pitana, Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Pendit. Nyoman S. 1987. Ilmu Pariwisata – Sebuah Pengantar Perdana. Pradnja Paramita. Jakarta.
Rangkuti, Freddy. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet
Sukardi I Gd. 2006. Strategi Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata di Kecamatan Tejakula-Buleleng (sebuah Thesisi), Denpasar: Program Magister Program Studi Kajian Pariwisata Pascasarjana Universitas Udayana
Sulaiman. S, Kusherdyana. 2013. Pengantar Statistika Pariwisata – Aplikasinya dalam Bidang : Pariwisata, Usaha Perjalanan, dan Perhotelan. Bandung. Alfabeta.
Sunaryo Bambang. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata – Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yokyakarta. Gava Media.
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar – Dasar Pariwisata. Jakarta : Andi
Suwena. I K, Widyatmaja. I GN. 2017. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar: Pustaka Larasan
Widianta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Yoety, A. Oka, 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa
Yoety, A. Oka, 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita
Yoety, A. Oka, 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita
42
Discussion and feedback