JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS

Vol. 2, No. 1, April 2018.

Pengaruh tipologi wisatawan terhadap pengembangan pariwisata kota padang

Sarbaitinil1), I Wayan Thariqy Kawakibi Pristiwasa2)

Akademi Pariwisata Bunda1, Politeknik Pariwisata Batam2 Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tipologi wisatawan terhadap pengembangan pariwisata kota Padang yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan mengacu pada konsep tipologi dan pengembangan pariwisata. Populasi dalam penelitian ini adalah social situation yaitu pemerintah, para pelaku usaha pariwisata, masyarakat dan wisatawan. Instrument dalam penelitian ini adalah angket yang disebarkan kepada wisatawan yang berkunjung ke kota Padang melalui Bandara Internasional Minangkabau tahun 2016, panduan wawancara dan observasi, menggunakan model Coding, interpretasi dan congrulation. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Wisatawan yang berkunjung ke kota Padang jarang menggunakan biro perjalanan wisata dalam melakukan perjalanan wisata, maka tipologi wisatawan yang dominan berkunjung ke kota Padang adalah tergolong incipient mass. Wisatawan lebih suka melakukan perjalanan wisata ke mana saja, asal merasa cocok dengan kondisi keuangannya; (2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara tipologi wisatawan terhadap pengembangan pariwisata kota Padang, yakni Fhit sebesar 11.726 dengan nilai signifikan = 0,001, karena pada kolom signifikan 0,001 < 0,05. Tipologi wisatawan merupakan informasi bagi

pengelola pariwisata dalam melakukan pengembangan kawasan wisata agar sesuai dengan segmentasi wisatawan

Kata Kunci: Tipologi, Pariwisata, Pemerintah, Para Pelaku Pariwisata, Masyarakat,Wisatawan

Abstract

This study aims to determine how much influence typology of tourists to the development of tourism city of Padang that can be developed to improve the welfare of the community. This research uses quantitative descriptive research method with reference to the concept of typology and tourism development. Population in this research is social situation that is government, tourism business actors, society and tourists. The instrument in this study is a questionnaire distributed to tourists visiting the city of Padang through Minangkabau International Airport in 2016, interview and observation guide, using Coding model, interpretation and congrulation. Research results show that: (1) Tourists who visit the city of Padang rarely use a travel agent in a tour, the typology of tourists who dominant visit to the city of Padang is classified as incipient mass. Tourists prefer to travel anywhere, as long as they feel fit with their financial condition; (2) There is significant influence between typology of tourists to tourism development of Padang city, that is 11,726 Fhit with significant value = 0,001, because in significant column 0,001 <0,05. Typology of tourists is information for managers of tourism in developing tourist areas to suit the segmentation of tourists

Keywords: Typology, Tourism, Government, Tourism Actors, People, Tourists


  • 1.    PENDAHULUAN

Kota Padang merupakan kota terbesar di Sumatera Barat sekaligus menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Barat. Kota ini merupakan pintu gerbang Barat Indonesia dari Samudera Hindia. Kota Padang memiliki wilayah seluas 694,96 km2 dengan kondisi geografi berbatas dengan laut dan dikelilingi oleh perbukitan dengan ketinggian mencapai 1.853 mdpl.

Sebagai tujuan utama destinasi wisata di Sumatera Barat, Kota Padang memiliki banyak tempat wisata yang dapat dikunjungi, seperti Pantai Carolina, Lubuak Rantiang, Pantai Padang, Jembatan Siti Nurbaya, Pantai Pasir Jambak, Pantai Nirwana, Pantai Air Manis, Museum Adityawarman, Panorama Sitinjau Lauik, Miniatur Makkah, Air Terjun Tiga Tingkat, dan tempat wisata yang sangat ramai dikunjungi wisatawan asing saat ini adalah wisata bahari di kawasan Bungus Teluk Kabung yaitu Pulau Pamutusan, Pulau Pagang, Pulau Sironjong, Pulau Sirandah Pulau Sikuai serta pulau-pulau kecil lainnya yang memiliki daya tarik berbeda. Berikut ini gambar kawasan wisata di kota Padang :

Gambar 1. Pantai Padang, Jembatan Siti Nurbaya, Batu Malin Kundang. Sumber: (Hasil

Pengamatan, 2016)



Banyaknya destinasi wisata di Kota Padang mengundang sejumlah turis dan wisatawan dengan sangat tinggi. Pengakuan turis asing yang pernah singgah ke kota Padang, begitu mengejutkan, karena mereka menilai Padang merupakan salah satu kota terindah di Indonesia. Kota Padang dianggap indah tidak hanya karena objek wisatanya tetapi juga karena dukungan kuliner yang lezat dan sejarah yang menarik seperti adanya cerita rakyat yang mendunia Batu Malin Kundang.

Lonjakan jumlah pengunjung ke Kota Padang saat ini terus terjadi. Terutama tiga tahun terakhir. Peningkatan angka kunjungan pun cukup signifikan. Berdasarkan data survey (Data Wali Kota Padang) tahun 2017 yang diperoleh dari data dan survey di imigrasi, hotel dan pintu-pintu pelabuhan, untuk jumlah kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara pada tahun 2016 sebesar 3,6 juta pelancong. Pada tahun 2015 sebanyak 3,2 juta pelancong. Sedangkan tahun 2014 hanya 3,1 juta wisatawan. Sedangkan untuk kunjungan turis asing sebanyak 53 ribu turis datang ke Padang sepanjang 2014. Sedangkan tahun 2015 terus melonjak menjadi 56 ribu turis. Pada tahun 2016 sebanyak 58 ribu turis wara-wiri di Padang. Puncak arus kunjungan terjadi pada saat libur, lebaran, natal, tahun baru, dan libur sekolah. Berikut ini gambar wisatawan mancanegara di kota Padang :





Gambar 2. Wisatawan Mancanegara di Kota Padang. Sumber: (Hasil Pengamatan, 2016)

Tingkat kunjungan wisatawan yang cukup tinggi mendorong pemerintah untuk melakukan pengembangan objek wisata di Kota Padang, seperti penambahan fasilitas maupun perencanaan fasilitas apa yang digunakan hendaknya dipikirkan terlebih dahulu agar kedepannya tidak mengalami salah rancangan. Artinya, didalam perencanaan pengembangan wisata fasilitas yang akan dibuat harus disesuaikan dengan pengunjung dominan / wisatawan yang hadir di sana bukan malah sebaliknya.

Pengembangan pariwisata harus dilandasi dengan perencanaan yang matang secara menyeluruh. Perkembangan pariwisata itu juga tidak hanya mengandalkan alam saja, namun apa yang harus dikembangkan juga direncanakan secara matang. Hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan pariwisata salah satunya seperti wisatawan (tourist). Kita harus mengetahui tipe / karakteristik wisatawan dari negara mana mereka datang, usia, hobi dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan. Sebagaimana dikemukakan oleh Pitana (2005) bahwa pemahaman karakter dan tipologi pengunjung berguna dalam melakukan perencanaan serta strategi pengembangannya.

Tipologi wisatawan telah dikembangkan dengan menggunakan berbagai dasar klasifikasi. Tipologi tersebut dapat dikelompokan atas dua, yaitu atas dasar interaksi dan atas dasar kognitif normatif. Adapun para wisatawan dapat dibedakan menjadi beberapa tipologi atas dasar interaksi:

  • 1.    Drifter yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali belum di ketahuinya, dan berpergian dalam jumlah kecil

  • 2.  Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan wisata dengan mengatur

perjalanan wisatanya sendiri dan tidak menyukai perjalanan wisata yang sudah umum, melainkan mencari sesuatu yang tidak umum (off the beaten track). Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standar lokal dan tingkat interaksinya dengan masyarakat lokal juga tinggi.

  • 3.    Individual mass tourist, yaitu wisatawan yang menyerahkan pengaturan perjalanannya kepada agen perjalanan dan mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah terkenal.

  • 4.    Organized-Mass Tourist, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah dikenal dengan fasilitas seperti yang ditemuinya di tempat tinggalnya dan perjalanannya selalu dipandu oleh pemandu wisata.

Pendekatan kognitif-normatif motivasi yang melatarbelakangi perjalanan wisata menjadi fokus utama. Tipologi wisatawan dalam pendekatan ini adalah:

  • 1.    Eksistensial yaitu wisatawan yang meninggalkan kehidupan sehari hari dan mencari pelarian untuk kebutuhan spiritual. Mereka bergabung secara intensif dengan masyarakat lokal.

  • 2.    Eksperimental, yaitu wisatawan yang mencari gaya hidup yang berbeda dengan selama ini yang dilakoni dengan cara mengikuti pola hidup masyarakat yang

dikunjungi. Wisatawan seperti ini secara langsung terasimilasi kedalam kehidupan masyarakat lokal.

  • 3.    Eksperensial, yaitu wisatawan yang mencari makna pada kehidupan masyarakat lokal dan menikmati keaslian kehidupan lokal/tradisonal.

  • 4.    Diversionary yaitu wisatawan yang mencari pelarian dari kehidupan rutin yang membosankan. Mereka mencari fasilitas rekreasi dan memerlukan fasilitas yang berstandar internasional.

  • 5.    Rekreasional, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan wisata sebagai bagian dari usaha menghibur diri atau relaksasi untuk memulihkan kembali semangat,fisik dan mentalnya. Mereka mencari lingkungan yang menyenangkan, umumnya tidak mementingkan keaslian.

Pengembangan Pariwisata kota Padang mengacu pada visi misi pembangunan kepariwisataan nasional yaitu terwujudnya pariwisata Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat berdasarkan peraturan pemerintah No 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional tahun 2010-2025 dan disinergikan dengan visi misi pemerintah melalui Dinas Pariwisata kota Padang propinsi Sumatera Barat yang tertuang dalam Renstra 2014-2019 yaitu ”Menjadikan Padang Sebagai Destinasi Wisata Pesisir Yang Nyaman dan Berkesan Indah”. Melalui misi “Mengembangkan Destinasi Pariwisata Yang Nyaman dan Berdaya saing, Melibatkan Partisipasi Semua Lapisan Masyarakat dalam Pengembangan Kepariwisataan Serta Dapat Mewujudkan Kesejahteraan Perekonomian Masyarakat Dengan Menggerakkan Kepariwisataan Ekonomi Kreatif”. Tujuan dan sasaran jangka menengah sebagai berikut:

  • 1.    Meningkatkan sistem pengelolaan potensi objek wisata dengan kegiatan perencanaan yang terarah, terkendali, menyeluruh, berkelanjutan dan ramah lingkungan.

  • 2.    Meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat kota Padang atas nilai –nilai seni budaya Minang Kabau dalam rangka memelihara jati diri yang merupakan wujud dari daya tarik wisata.

  • 3.    Meningkatkan upaya pengembangan industri pariwisata yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan memperluas jaringan kerja dan kesempatan berusaha.

  • 4.    Mewujudkan strategi promosi pariwisata yang berorientasi pada efektifitas, efesiensi, kualitas, informative yang mampu meningkatkan kredibilitas dan eksistensi pariwisata kota Padang secara nasional dan internasional.

  • 5.    Memberikan dukungan pelayanan, sarana dan prasarana kompetensi sumber daya aparatur dan peningkatan kualitas serta sarana prasarana objek wisata yang menjadi prioritas pengembangan.

Penelitian terdahulu menjadi acuan penulis dalam melakukan penelitian, sehingga dalam melakukan penelitian dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, tidak ditemukan penelitian dengan judul yang sama dengan penelitian ini. Namun, penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian ini. Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu berupa jurnal yang relevan:

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Hasil Penelitian

Perbedaan

Penelitian

Ratni Prima Lita, 2010

Pengaruh Implementasi Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Proses Keputusan Wisatawan Mengunjungi Objek Wisata Kota Padang

Menunjukkan bahwa implementasi jasa marketing berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap pariwisata kota Padang

Mengidentifikasi potensi yang ada di objek penelitian yang berpedoman terhadap Konsep marketing mix

Siti Gloria, 2016

Manajemen Komunikasi Tourist Information Center (TIC) Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Padang

Menunjukan bahwa manajemen komunikasi pada kegiatan TIC Disbudpar kota Padang belum di kelola efektif, sehingga fungsi TIC sebagai pusat informasi dengan tujuan memudahkan wisatawan untuk mendapatkan informasi pariwisata yang dibutuhkan belum dapat tercapai sepenuhnya.

Mengidentifikasi objek yang ada di objek penelitian serta metode yang digunakan

Yudha Rahman, Mohammad muktiallie, 2014

Pengaruh Aktivitas Pariwisata Pantai Taplau Kota Padang Terhadap Ekonomi, Social Masyarakat Dan Lingkungan

Menunjukan bahwa pengaruh terhadap ekonomi berupa pendapatan dan kesempatan berusaha pada skala sedang , pengaruh social masyarakat serta kerusakan lingkungan

Mengidentifikasi objek penelitian dan peranan pemerintah, pelaku usaha pariwisata, dan wisatawan di dalam aktifitas pariwisata pantai

(Sumber: Hasil Penelitian, 2016)

  • 2.    METODE PENELITIAN

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasinya adalah wisatawan yang berkunjung ke kota Padang melalui Bandara Internasional Minangkabau tahun 2016 dengan jumlah sampel 81 responden.

Dalam pengumpulan data yang diperlukan sebagai landasan penyusunan penelitian ini, maka penulis melakukan penelitian lapangan dengan menggunakan metode:

  • 1.    Teknik Observasi, yaitu data yang didapatkan melalui pengamatan langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan informasi tentang tipologi wisatawan yang berkunjung ke kota Padang melalui Bandara BIM. Observasi ini dilaksanakan di beberapa tempat dan kawasan wisata di kota Padang.

  • 2.    Teknik Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan pihak yang berkompeten tentang permasalahan yang diangkat dan diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat sehubungan dengan tipologi wisatawan yang berkunjung ke beberapa kawasan wisata yang ada di kota Padang. Wawancara dilakukan dengan beberapa orang pengelola dan karyawan-karyawan beberapa kawasan wisata di kota Padang.

  • 3.    Kuisioner, yaitu merupakan suatu metode untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang akan diisi oleh Responden, yakni wisatawan yang berkunjung ke beberapa kawasan wisata di kota Padang melalui Bandara BIM

Selanjutnya data kuantitatif yang diperoleh melalui pemberian kuisioner di atas diolah dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif untuk melihat Tingkat Capaian Responden (TCR). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  • 1.    Melakukan tabulasi data terhadap angket yang telah diisi oleh responden.

  • 2.    Melakukan perhitungan setiap skor indikator.

  • 3.    Menghitung skor total.

  • 4.    Menganalisis dengan analisis persentase.

Menurut Riduwan (2009:102) untuk mengetahui tingkat pencapaian responden dengan rumus:

Skor rata-rata

Tingkat Pencapaian                    x 100 %

Skor ideal

Sedangkan untuk pengkategorian nilai pencapaian responden digunakan klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 2 Kategori Pencapaian Responden

Rentang

Keterangan

90%-100%

Sangat baik

80%-89%

Baik

70%-79%

Cukup

69%069%

Kurang

0%-59%

Sangat kurang

Sumber: Riduwan (2009:102)

Setelah Tingkat Capaian Respondennya diperoleh, maka langkah selanjutnnya adalah dilakukan Uji Persyaratan Analisis dengan menggunakan tiga bentuk, yaitu:

  • 1.    Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian normalitas dianalisa dengan menggunakan uji One Sample Kolmogoroy Smirnow. Kriteria pengujian adalah jika nilai signifikansi (Sig) atau nilai probabilitas (p) > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.

  • 2.    Uji Homogenitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah sampel yang berasal dari populasi memiliki karakteristik yang sama atau tidak, untuk pengujian ini digunakan uji tes regresi linier. Kriteria pengujian adalah jika nilai f hitung lebih besar dari Ftabel maka dapat dikatakan data tersebut berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama atau data yang bersifat homogen.

  • 3.    Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesisi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji regresi sederhana. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun antara satu variabel

independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:

Y = a + bX

Dimana :

Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel yang didasarkan pada variabel independen

X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

Data dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam rangka pengumpulan data sekunder, maka peneliti menggunakan wawancara. Sedangkan dalam rangka pengumpulan data primer, peneliti melakukan observasi langsung dan juga melakukan studi dokumentasi selama beberapa hari di lapangan. Dalam proses ini, peneliti juga melakukan wawancara tidak terstruktur terhadap warga sekitar kawasan wisata. Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul. Dalam proses pengolahan data ini dilakukan proses pemilahan dan pengelompokan terhadap data yang diperoleh langsung di lapangan serta data sekunder. Hasil dari pengklasifikasian tersebut kemudian dibuatkan ke dalam narasi data untuk kemudian ditarik menjadi kesimpulan. Kesimpulan ini diharapkan akan mewakili perspektif masyarakat, organisasi kelembagaan, wisatawan, dan keseluruhan stakeholder yang terpaut di kawasan tersebut.

Untuk lebih jelasnya mengenai cara pandang, cara berfikir, atau kerangka pikir peneliti dalam meneliti tentang pengaruh tipologi wisatawan terhadap perkembangan pariwisata kota Padang, skema berikut ini dapat membantu memahami keseluruhan isi penelitian yang merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan masalah yang penting.

Gambar 3. Kerangka Berpikir Peneliti ( Hasil Pengamatan 2016)

  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam mengkaji Pengaruh tipologi wisatawan terhadap pengembangan pariwisata kota Padang perlu dibedakan antara elemen fisik dan non fisik. Elemen fisik yang ada dapat dikuantifikasi seperti aksesbilitas, dan atraksi wisata. Adapun elemen non fisik meliputi elemen yang tidak dapat dihitung, pada umumnya berkaitan dengan sosial budaya masyarakat setempat, yaitu cara hidup dan tata nilai serta perilaku. Berikut ini adalah hasil analisis pengembangan tersebut:

Tabel 3. Pengaruh Tipologi Wisatawan Terhadap Pengembangan Pariwisata Kota Padang

Tipologi Wisatawan

Nomor Pernyataan

TCR (%)

Kategori

Item 1

58,27

Sangat kurang

Item 2

55,06

Kurang

Item 3

80,49

baik

Item 4

57,8

Sangat kurang

Item 5

86,9

Baik

Item 6

82,5

Baik

Item 7

60,2

Kurang

Item 8

54,3

Sangat kurang

Item 9

51,8

Sangat kurang

Item 10

60

kurang

Item 11

96

Sangat baik

Item 12

72,8

Cukup

Item 13

49,8

Sangat kurang

Item 14

70,4

Cukup

Rata-Rata

66,049

Sangat Kurang

Pengembangan Pariwisata

Item 15

82,7

Baik

Item 16

86,4

Baik

Item 17

75,55

Cukup

Item 18

76,8

Cukup

Item 19

58,52

Sangat kurang

Rata-Rata

78,37

Cukup

Tingkat Capaian Responden (TCR) pada variable tipologi wisatawan mencapai rata-rata 66,049% dengan kategori sangat kurang. Artinya, wisatawan di kota Padang jarang menggunakan biro perjalanan wisata dalam melakukan perjalanan wisata. Wisatawan lebih suka melakukan perjalanan wisata ke mana saja, asal merasa cocok dengan kondisi keuangannya. Hal ini dapat terlihat pada capaian responden 96% dengan tipe wisatawan incipient mass.

Pada variabel kedua, yaitu pengembangan pariwisata kota Padang diperoleh rata-rata atas jawaban kuisioner yang disebarkan secara keseluruhan adalah 78,37% dengan kategori cukup. Artinya, pengembangan pariwisata kota Padang saat ini cukup mampu memenuhi kebutuhan rekreasi wisatawan, namun masih harus diperlukan pengembangan lebih lanjut, seperti peningkatan sarana prasarana agar lebih banyak dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan datang kembali ke kota Padang.

Tabel 4. Hasil Uji Analisis Normalitas

Tipologi

Pengembangan

N

81

81

Normal Parametersa

Mean

46.23

19.59

Std. Deviation

6.873

2.397

Most Extreme Differences

Absolute

.105

.131

Positive

.089

.124

Negative

-.105

-.131

Kolmogorov-Smirnov Z

.948

1.177

Asymp. Sig. (2-tailed)

.330

.125

Berdasarkan Tabel 1.4 di atas menunjukkan nilai sig tipologi 0,330 dan nilai sig pengembangan 0,125. Nilai signifikansi tersebut besar dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan data tersebut berdistribusi normal.

Tabel 5. Hasil Uji Analisis Homogenitas

Levene Statistic

df1

df2

Sig.

1.759

15

61

.063

Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas pada Tabel 1.5 di atas, diperoleh nilai Sig adalah 0,063 dengan taraf signifikansi > 0,05. Ini artinya, nilai signifikansi data lebih besar dari taraf signifikansi. Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama atau data bersifat homogen.

Tabel 6. Hasil Uji Analisis Annova

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

59.396

1

59.396

11.726

.001a

Residual

400.160

79

5.065

Total

459.556

80

Hasil uji F pada Tabel 1.6 di atas menunjukkan Fhit sebesar 11.726 dengan nilai signifikan = 0,001. Karena pada kolom signifikan 0,001 < 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen yaitu tipologi dengan variabel dependen yaitu pengembangan pariwisata

  • 4.    KESIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan dan analisis secara keseluruhan dapat disimpulkan dua hal. Kesimpulan yang pertama bahwa wisatawan di kota Padang jarang menggunakan biro perjalanan wisata dalam melakukan perjalanan wisata. Wisatawan lebih suka melakukan perjalanan wisata ke mana saja, asal merasa cocok dengan kondisi keuangannya. Hal ini dapat terlihat pada capaian responden yang tertinggi pada tipe wisatawan incipient mass. dimana pada tipologi pengunjung jenis incipient mass ini untuk sifat atau ciri-cirinya yaitu wisatawan suka melakukan wisata kemana saja yang disukainya Hal ini dapat disimpulkan bahwa tipologi ini termasuk dari sifat pengunjung yang dominan datang ke kota Padang.

Sedangkan kesimpulan yang kedua adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara tipologi wisatawan terhadap pengembangan pariwisata kota Padang, yakni Fhit sebesar 11.726 dengan nilai signifikan = 0,001, karena pada kolom signifikan 0,001 < 0,05

Sebagai kawasan destinasi pariwisata yang berada langsung di provinsi Sumatera Barat semestinya menjadi kawasan yang diunggulkan oleh masyarakat. Dengan demikian ke depannya akan datang keuntungan baik secara finansial maupun melalui hal lain yang bisa meningkatkan kesejahteraan. Berbagai macam sosialisasi dan usaha yang gencar dilakukan oleh para pemangku kepentingan terasa belum terpadu dan belum terkoneksi antara satu dan lainnya dengan baik. Sehingga, secara langsung jumlah wisatawan yang berkunjung kurang maksimal dan terkesan tidak stabil pertumbuhannya.

Sebagai daerah tujuan wisata, kota Padang sudah memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih baik lagi. Kedepannya hal ini dapat ditingkatkan kembali melalui beberapa kegiatan yaitu (1) peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan alam; (2) koordinasi antar lembaga kepariwisataan daerah; (3) Merencanakan konsep terhadap pariwisata dengan melibatkan lintas sektoral terkait dengan peningkatan kapasitas sumber daya bisa dilakukan melalui kegiatan pelatihan bagi kelompok sadar wisata terkait pariwisata maupun masyarakat secara langsung. Pelatihan bisa berbentuk pelatihan pemandu (guide) bagi para remaja dan pemuda yang ada. Selain memberikan mereka pendapatan hal ini juga bisa membantu peningkatan kualitas destinasi. Selain itu sumber daya lainnya juga perlu diperbaiki seperti peningkatan atraksi bagi wisatawan dan juga pembuatan saran informasi lainnya bisa juga meningkatkan kualitas dari kawasan destinasi wisata.

Dalam rangka meningkatkan koordinasi antara lembaga kepariwisataan yang ada di kawasan ini bisa dilakukan dengan pelaksanaan berbagai aktivitas seperti melalui pembentukan focus group discussion, mendukung peran serta asosiasi pariwisata seperti Assosiasi Travel Agent (ATA), Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI), Badan Promosi Pariwisata dan Himpunan Pramuwisata Indonesia, Lembaga adat untuk kawasan tersebut. Dengan adanya koordinasi antar lembaga yang baik bisa saja kedepannya dibuatkan satu paket perjalanan yang saling mendukung. Selain itu, dukungan tersebut bisa saja didorong dalam bentuk promosi kawasan bersama dengan destinasi lainnya di lingkungan Provinsi Sumatera Barat . Hal-hal tersebut apabila dilakukan ke depannya akan menjadi penting dalam rangka membantu sinergisitas antara stakeholder untuk meningkatkan peranan antara stakeholder.

Selain itu konsep tipologi terhadap wisatawan tersebut dapat didorong melalui intensifikasi dan penekanan atas keterlibatan serta peran dari berbagai institusi yang ada di dalam lingkungan destinasi, seperti sekolah atau perguruan tinggi yang bercirikan kepariwisataan dan, perusahaan swasta dalam bentuk corporate social responsibility secara langsung bagi masyarakat dan juga melalui penyerapan atau pelatihan tenaga kerja

putera daerah yang memiliki keahlian atau minat untuk bekerja di bidang pariwisata. Dua hal-hal ini akan menjadi peningkatan yang lebih berkualitas dalam memberikan pengaruh tipologi pariwisata bagi wisatawan di kota Padang.

  • 5.    DAFTAR PUSTAKA

A.J. Mulyadi ( 2009 ). Kepariwisataan dan Perjalanan .Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Butler, R. & Hinch, T. ( 2007 ). Tourism and Indigenous People: Issues and Implication. Amsterdam: Butterworth Heinemann.

Cascante, D.M, Brennan, M.A, & Luloff, A.E. ( 2010 ). Community Agency and Sustainable Tourism Development: The Case La Fortuna of Costarica, Journal Sustainable Tourism, 18 (6), 735– 756.

Damardjati, R. S. ( 2002 ). Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. ( 2016 ). Data Potensi, Kebijakan dan daya Tarik Bidang Destinasi Pariwisata Kota Padang.

Dodds, R. & Butler, R. ( 2010 ). Barries To Implementing Sustainable Tourism Policy in Mass Tourism Destination. Tourimos: An International Multidisplinary Journal of Tourism 5(1), Spring 2010. Pp, 35-53

Gloria,siti 2016. Tesis Manajemen Komunikasi Tourist Information Center (TIC) Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.Universitas Andalas Padang.

Godfrey, K. & Clarke, J. ( 2000 ). The Tourism development handbook:A pratical Approach To planning and marketing. London: Continuum.

Lita, Ratni Prima 2010. Jurnal Manajemen Pemasaran Pengaruh Implementasi Bauran pemasaran jasa terhadap proses keputusan wisatawan mengunjungi objek wisata dikota padang Vol.2 No.2 Juli-Des 2010 ISSN:2085-0972.Universitas Andalas Padang

Pitana, I. G., & Diarta, I. K. S. ( 2009 ). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Soegiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Research & Development. Bandung: Alfabeta

Yudha Rahman, Muhammad Muktiallie 2014. Jurnal Perencanaan Wilayah Pengaruh Aktivitas Pariwisata Pantai Taplau Kota Padang Terhadap Ekonomi, Sosial Masyarakat dan Lingkungan Vol.3 No.4  ISSN:2338-3526.  Universitas

Diponegoro Semarang.

193