faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto
on
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 2, No. 1, April 2018.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke jendela bali the panoramic resto Jimbaran
I Putu Suyasa Putra1), Agung Sri Sulistyawati2), Ni Nyoman Sri Aryanti3) Program Studi DIV Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana123) Jl.Dr.R.Goris No.7 Denpasar
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto dan faktor apa yang dominan dan yang terendah mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik penentuan sampel menggunakan metode Slovin dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 responden. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisi faktor dengan menggunakan program SPSS. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat enam faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto dengan total variance 59.558%. Adapun faktor tersebut adalah : Faktor 1 (Harga) memiliki variance 31.596%. Faktor 2 (lokasi) memiliki variance 7.128%. Faktor 3 (Kualitas Pelayanan) memiliki variance 6.163% . Faktor 4 (Kesesuaian Cara Pembayaran dan tempat parkir) memiliki variance 5.510%. Faktor 5 (Kualitas Produk) memiliki variance 4.682%. Faktor 6 (Kesesuaian Dengan Spesifikasi) memiliki variance 4.480%. Faktor yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto adalah faktor 1 (Harga) karena memiliki variance 31.596%, sedangkan faktor yang terendah mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto yaitu faktor 6 (Kesesuaian Dengan Spesifikasi) karena memiliki variance 4.480%.
Kata Kunci: Analisis faktor, keputusan pembelian , wisatawan individual.
Abstract
This study entitled the factors that influence the decision of purchasing individual travelers to Jendela Bali The Panoramic Resto. The purpose of this study is to determine what factors that influence the decision of purchasing individual travelers to Jendela Bali The Panoramic Resto and what factors are dominant and the lowest ones influence the purchasing decision of individual travelers to Jendela Bali The Panoramic Resto. Data collection techniques in this study were conducted by observation, interview, and questionnaire. Sampling technique using Slovin method with the number of samples used as many as 100 respondents. Data analysis technique used is factor analysis by using SPSS program. The analysis shows that there are six factors that influence the decision of purchasing individual tourists to Jendela Bali The Panoramic Resto. The factors are: Factor 1 (Price) has a variance of 31.596%. Factor 2 (location) has a variance of 7.128%. Factor 3 (Quality of Service) has a variance of 6.163%. Factor 4 (Conformity of Payment Method and parking lot) has a variance of 5.510%. Factor 5 (Product Quality) has a variance of 4.682%. Factor 6 (Compliance With Specification) has a variance of 4.480%. The dominant factor influencing the buying decision of individual tourists to Jendela Bali The Panoramic Resto is factor 1 (Price) because it has a variance 31.596%. While the lowest factor influences the purchasing decision of individual tourists to Jendela Bali The Panoramic Resto is a factor of 6 (Compliance With Specification) because it has variance a 4.480%.
Keywords: Factor Analysis, Buying Decision, Individual Travelers
Di Indonesia pariwisata menjadi suatu sektor yang sangat diandalkan karena sektor pariwisata merupakan sektor penyumbang devisa tertinggi, semakin banyak wisatawan mengeluarkan uang di tempat mereka berwisata, maka devisa yang di dapat semakin banyak pula. Salah satu daerah pariwisata yang ada di Indonesia adalah Bali, penyumbang devisa dari sektor pariwisata sampai saat ini masih di dominasi Bali. Bila kita bandingkan Bali dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia pariwisata Bali merupakan daerah tujuan wisata dunia.
Pulau Bali merupakan salah satu tujuan utama di Indonesia, sebagaian besar pendapatan yang diperoleh Bali adalah dari priwisata, hal ini disebabkan oleh Bali yang terkenal akan wisata budayanya. Industri pariwisata di Bali menjadi sektor yang layak diperhitungkan untuk mengangkat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah serta setidaknya peningkatan taraf ekonomi masyarakat daerah wisata, Pariwisata yang berhasil akan mampu menyerap tenaga kerja dan peningkatan ekonomi masyarakat. Pengembangan industri pariwisata di Bali secara umum menerapkan konsep pariwisata pudaya. Kepariwisataan telah menjadi salah satu industri yang memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan perekonomian Bali. Tercermin dalam komposisi penyumbang pertumbuhan perekonomian Bali, sektor perdagangan, hotel, dan restoran selalu menjadi sektor andalan Provinsi Bali
Perkembangan pariwisata Bali terbukti dari terus meningkatnya kunjungan wisatawan yang datang ke Bali dari tahun ke tahun, dengan meningkatnya kunjungan wisatawan tentu membutuhkan faktor pendukung dan penunjang dalam kegiatan pariwisata. Banyak faktor-faktor pendukung kegiatan pariwisata seperti usaha penginapan (akomodasi), restoran, dan transportasi. Faktor pendukung kegiatan pariwisata tersebut salah satunya yaitu Retoran faktor pendukung ini tidak bisa dijauhkan dari kegiatan pariwisata. Usaha restoran merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan selain daya tarik wisata oleh wisatawan yang ingin berkunjung ke Bali. Hal ini dikarena restoran merupakan elemen penting penyedian untuk kebutuhan makanan dan minuman wisatawan ketika berkunjung ke tempat-tempat tujuan wisata. Seiring semakin berkembangnya pariwisata di Bali restoran pun semakin banyak dijumpai di kawasan daya tarik wisata.
Jendela Bali The Panoramic Resto salah satu restoran yang ada di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK). Jendela Bali The Panoramic Resto di buka untuk Lunch dan Dinner. Restoran ini menawarkan menu lokal sampai menu western seperti Balinese food, Indonesian food, serta western food yang disediakn sebagai pilihan untuk para wiasatawan yang berkunjung. Jendela Bali The Panoramic Resto menawarkan pemandangan yang indah pada siang dan malam hari karena lokasinya di atas bukit. Jendela Bali The Panoramic Resto selain menyediakan makanan dan minuman, restoran Jendela Bali The Panoramic Resto juga menampilkan event-event seperti tari-tarian tradisional bali, kecak, dan pertunjukan musik akustik. Selain itu di restoran ini juga sering di adakan pertemuan-pertemuan dan pesta pernikahan.
Kunjuangan wisatawan melalui individual reservasi ke Jendela Bali The Pasnoramic Resto pada periode tahun 2015 sampai dengan periode tahun 2016 mengalami penurunan. Pada tahun 2015 sebanyak 11.859 orang dan pada tahun 2016 sebanyak 9.619 orang, mengalami penurunan sebanyak 2.240 orang. Individual reservasi merupakan pemesana untuk seseorang calon tamu, pasangan, atau sebuah keluarga. Reservasi ini biasanya dilakukan sendiri calon tamu. Harga yang diberikan biasanya adalah harga normalatau harga paket (Agus Sambodo dan Bagyono 2006:72). Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sandita Selaku Sub Head Section Food And
Beverage Garuda Wisnu Kencana katagori yang dimaksud reservasi individual di Jendela bali The Panoramic Resto adalah tamu yang datang langsung ke restoran (walk in guest) dan pemesan secara langsung oleh tamu sendiri tampa melalui biro atau agen perjalanan.
Penurunan jumlah kunjuangan wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto tidak bisa dibiarkan begitu saja karena akan berdampak buruk pada restoran itu sendiri dan harus segera diatasi oleh pihak manajemen. Restoran dalam menjalankan usahanya harus selalu mengamati perubahan perilaku pelanggan sehingga dapat mengantisipasi perubahan perilaku tersebut, untuk kemudian dijadikan kajian dalam rangka memperbaiki strategi pemasarannya.
Penelitian ini dilakukan di Jendela Bali The Panoramic Resto Ungasan yang berlokasi di Jl. Uluwatu, GWK, Ungasan, Kuta Selatan, Badung.
Defini operasional variabel
Untuk memperjelas dan membatasi permasalahan dari suatu variabel masalah yang diteliti dan dibahas, maka diperlukan definisi operasional variabel penelitian.
Keputusan Pembelian wiasatawan
Keputusan pembelian wisatawan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto. keputusan pembelian adalah proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Dimana untuk mengukur keputusan pembelian wisatawan ke Jendela Bali The Panoramic Resto, diukur menggunakan Indikator kualitas pelayanan, kualitas produk, lokasi, dan harga.
Tabel 1. Variabel , indikator dan Sub Indikator
Variabel |
Indikator |
Sub indicator |
Kode |
Kualitas Pelayanan |
Keandalan (reliability) |
X1 | |
Parasuraman, |
Daya Tanggap (responsiveness) |
X2 | |
Zeithaml, dan Berry |
Jaminan (assurance) |
X3 | |
(dalam Tjiptono dan |
Empati (empathy) |
X4 | |
Chandra 2011:198) |
Bukti langsung (tangibles) |
X5 | |
Kinerja (Performance) |
X6 | ||
Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) |
X7 | ||
Keputusan Pembelian |
Kualitas Produk Fandy Tjiptono (2008:25) |
Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) |
X8 |
Wisatawan |
Keandalan (Realibility) |
X9 | |
Daya tahan (Durability) |
X10 | ||
Estetika (Esthetica) |
X11 | ||
Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) |
X12 | ||
Dimensi kemudahan perbaikan (Serviceability) |
X13 | ||
Lokasi |
Akses |
X14 | |
Tjiptono dan Chandra |
Visiabilitas |
X15 | |
(2011:135) |
Transportasi |
X16 | |
Tempat Parkir |
X17 |
Lingkungan |
X18 | |
Harga |
Keterjangkauan harga |
X19 |
Kotler dan Amstrong |
Kesesuaian harga dengan kualitas produk |
X20 |
(2008:278) dan |
Daya saing harga |
X21 |
Hermann, et. Al. |
Kesesuaian harga dengan manfaat |
X22 |
(Agus |
Diskon atau potongan harga |
X23 |
Susanto,2013:19) |
Cara pembayaran |
X24 |
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitaif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik Pengumpulan Data digunakan dengan cara : Observasi, Wawancara, dan Kuesioner. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik penentuan sampel menggunakan Slovin dengan jumlah responden sebanyak 100 responden. Untuk memperoleh data dari responden menggunakan teknik Accidental sampling, accidental sampling merupakan kebetulan dan sifatnya subyektif artinya siapa saja yang secara sengaja ditemui oleh peneliti di lokasi penelitian dapat dipilih sebagai anggota sampel (Mardalis, 2007:59).
Pada analisis data deskriptif kuantatif, peneliltian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengarui keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto yang menggunakan Skala Likert. Data yang diperoleh diukur dengan menggunakan Skala Liker. Jawaban setiap item intrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi yang sangat positif sampai yang sangat negatif. Untuk mencari rentang interval digunakan rumus sebagai berikukt: 5-1 4
Interval kategoti (rentang nilai) = = = 0,80
Berdasarkan rumus diatas maka dapat disusun kategori sikap responden sebagai berikut:
Tabel 2.Skala pengukuran sikap responden | |||
No |
Kriteria Penilaian |
Skor |
Rentang Nilai (Interval) |
1 |
Sangat Baik / Sangat Puas |
5 |
4,21 - 5,00 |
2 |
Baik / Puas |
4 |
3,41 – 4,20 |
3 |
Cukup Baik / Cukup Puas |
3 |
2,61 – 3,40 |
4 |
Tidak Baik / Tidak Puas |
2 |
1,81 – 2,60 |
5 |
Sangat Tidak Baik / Sangat Tidak Puas |
1 |
1,00 – 1,80 |
Sumber : Skala Likert Sugiyono, (2015, 135). |
Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur suatu alat ukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian merupakan pengujian validitas isi (content validity) yaitu kemampuan suatu instrument mengukur isi (konsep) yang harus diukur.Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur (Syofian, 2013:46). Jika diperoleh data yang tidak valid, maka data tersebut akan dikeluarkan dan kemudian dilakukan pengujian ulang dengan metode yang sama. Pengujian validitas dilakukan sampai semua instrumen penelitian dinyatakan valid.Dalam analisis ini teknik mencari validitas yaitu dengan membandingkan nilai product moment dengan nilai r tabel. Jika product moment> r tabel (α ; n-2) n = jumlah sampel. Dengan jumlah responden sebanyak 100 orang, maka nilai r tabel adalah 0.196 dengan df = 98 dan α = 0.05. Rumus (dalam Syofian, 2013:48)
rhitung= n(ΣXY) - (ΣX)( ΣY)
√[n(ΣX2) - (ΣX2)][n(ΣY2) - (ΣY)2]
Keterangan:
rhitung = angka korelasi
N = jumlah pertanyaan
X = nilai item
Y = nilai total dari item
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama. Untuk alat ukur dalam penelitian ini menggunakan internal Consistency, dilakukan dengan cara mencoba alat ukur hanya sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik pengujian dengan metode alpha cronbach. Rumus Kaplan dan Saccuzo (dalam Syofian, 2013:55). Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien realibilitas (r11) > 0,6.
Rumus : r11 = [^∙]1- ∑σ2b
σ2t
Keterangan:
k = Jumlah butir pertanyaan
σ2t = Varianstotal
Σσ2b = Jumlah varians butir
r11 = Koefisien realibilitas instrument
Analisis Faktor
Teknik sistematika analisis faktor pada awalnya dikembangkan oleh spearman (1904), Analisis factor Konfirmatori (CFA) yaitu suatu teknik analsis factor di mana secara apriori berdasarkan teori dan konsep yang sudah diketahui dipahami atau ditentukan sebelumnya, maka dibuat sejumlah factor yang akan dibentuk dan sudah pasti tujuannya. Pembentukan factor konfirmatori (CFA) secara sengaja berdasarkan teori dan konsep, dalam upaya untuk mendapatkan variabel baru atau faktor yang mewakili beberapa item atau sub variabel, yang merupakan variabel teramati atau observasi variabel. Pada dasarnya tujuan analisis faktor konfirmatori adalah : pertama untuk mengidentifikasi adanya hubungan anta variabel dengan melakukan uji korelasi. Tujuan kedua untuk menguji uji validitas dan realibilitas instrument. Dalam pengujian terhadap validitas dan realibilitas instrument atau kuesioner untuk mendapatka data penelitian yang valid dan realibel dengan analisis factor konfirmatori. Analisis faktor adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mencari faktor-faktor yang mampu menjelaskan hubungan atau korelasi antara berbagai indikator indepanden yang diobservasi. Menurut Widarjono (Sutrisna, 2016:48) analisis faktor adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu faktor-faktor untuk menemukan korelasi antara indikator -indikator dari variabel masalah. Dalam melakukan analisis faktor terdapat beberapa langkah untuk menganalisis data. Adapun sistematis analisis faktor adalah sebagai berikut
Menghitung Korelasi Indikator
Memilih variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya, dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak. Dalam hal ini menggunakan metode (KMO) dan Barlett test of sphericity dengan syarat (KMO) memiliki nilai 0,5 keatas, dan pengukuran MSA (Measure Of Sampling Adequacy) pada anti image matrices dengan syarat MSA sebesar 0,5. Proses analisis faktor dapat dilanjutkan ke langkah selanjutnya apabila nilai KMO dan MSA melebihi angka 0,5.
Ekstraksi Faktor
Ekstraksi faktor adalah suatu metode yang digunakan untuk meredukasi data dari beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit yang mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi. Metode yang digunakan untuk melakukan ekstraksi faktor adalah Pricipal Components Analysis. Metode ini membentuk kombinasi linier dari indikator yang observasi. Komponen utama yang pertama adalah kombinasi yang menjelaskan jumlah varian yang paling besar dari sampel. Selanjutnya komponen utama kedua adalah menjelaskan jumlah varian yang paling besar kedua dan tidak berhubungan dengan komponen utama pertama. Komponen utama berikutnya menjelaskan porsi yang lebih kecil dari varian sampel total dan tidak berhubungan dengan yang lainya.
Rotasi Faktor
Rotasi faktor diperlukan jika metode ekstrasi faktor belum menghasilkan komponen faktor utama yang jelas.Tujuan dari rotasi faktor adalah agar dapat memperoleh struktur faktor yang lebih sederhana agar mudah diinterprestasikan. Metode rotasi faktor yang digunakan Varimax Method adalah metode rotasi artogonal untuk meminimalisasi jumlah indikator yang mempunyai eigenvalue tinggi pada setiap faktor.
Interprestasi Faktor
Interprestasi faktor dilakukan dengan cara mengelompokan faktor yang mempunyai faktor loading dan menamai faktor tersebut dengan nama lain.
Jendela Bali The Panoramic Resto adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang restoran. Jendela Bali The Panoramic Resto terletak di Bali selatan, tepatnya di daya tarik wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) Jl. Raya Uluwatu, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Untuk mencapai lokasi dengan jarak tempuh sekitar 30 Km dari pusat kota Denpasar, dari kuta menuju Jendela Bali The Panoramic Resto kira-kira dengan jarak tempuh sekitar 15 Km, dari airport Ngurah Rai kira-kira dengan jarak tempuh 10 Km, dan dari kawasan Nusa Dua kira-kira dengan jarak tempuh 7 Km.
Karakteristik Wisatawan
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan ke Jendela Bali The Panoramic Resto, data dikumpulkan dengan menyebarkan koesioner kepada 100 orang wisatawan individual yang menikmati makanan dan minuman di Jendela Bali The Panoramic Resto. Karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Jendela Bali The Panoramic Resto yang terdiri dari nama, Negara, jenis kelamin, umur,
pendidikan dan pekerjaan. Hasil analisis karakteristik wisatawan di Jendela Bali The Panoramic Resto adalah sebagai berikut:
Karakteristik wisatawan berdasarkan Negara asal
Gambaran umum responden berdasarkan Negara asal yang berkunjung ke jendela
Bali The Panoramic Resto. Disajikan pada Gambar 1 sebagai beikut :
Gambar 1.Karakteristik wisatawan berdasarkan Negara asal
Hasil dari karakteristik wisatawan berdasarkan Negara asal dari 100 (seratus) responden responden yang dominan mengunjungi Jendela Bali The Panoramic Resto adalah wisatawan domestik (Indonesia) dengan jumlah pengunjung sebanyak 58 orang dan persentase sebesar 58%, sedangkan karakteristik responden berdasarkan Negara asal wisatawan yang terendah mengunjungi Jendela Bali The Panoramic Resto adalah wisatawan Chile dengan jumlah 1 orang dengan persentase 1%. Kunjungan tertinggi wisatawan domestik (Indonesia) karena banyak wisatawan domestik (Indonesia) yang berkunjung ke daya tarik wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK). Hal ini juga mempengaruhi pembelian wisatawan ke Jendela Bali The Panoramic Resto, karena restoran ini berada di kawasan Garuda Wisnu Kencana.
Karakteristik wisatawan berdasarkan jenis kelamin
Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin yang berkunjung ke Jendela Bali The Panoramic Resto. Disajikan pada Gamabar 2 sebagai beikut:
Gambar 2. Karakteristik wisatawan berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dari 100 responden yang dominan mengunjungi Jendela Bali The Panoramic Resto adalah wisatawan laki-laki dengan jumlah pengunjung sebanyak 63%, sedangkan jumlah pengunjung wisatawan perempuan sebanyak 37%.
Karakteristik wisatawan berdasarkan umur
Gambaran umum responden berdasarkan umur yang berkunjung ke Jendela Bali The Panoramic Resto. Disajikan pada Gambar 3 sebagai beikut:
Gambar 3. Karakteristik wisatawan berdasarkan umur
Berdasarkan karakteistik responden berdasarkan umur yang dominan berkunjung ke Jendela Bali The Panoramic Resto adalah responden dengan kelompok umur dari 21 – 30 tahun dengan jumlah 47 orang dan persentase sebesar 47 %, sedangkan responden berdasarkan umur yang terendah berkunjung ke Jendela Bali The Panoramic Resto adalah wisatawan kelompok umur < 20 tahun dengan jumlah 8 orang dan persentase sebesar 8%. Hal ini mengasumsiakan wisatawan kelompok umur dari 21 – 30 tahun merupakan
kelompok umur yang gemar melakukan perjalanan wisata dan dari segi umur masih dikategorikan muda, sehingga tenaga yang dimiliki masi sangat kuat.
Karakteristik wisatawan berdasarkan pendidikan
Gambaran umum responden berdasarkan pendidikan yang berkunjung ke Jendela
Bali The Panoramic Resto. Disajikan pada Gamabar 4 sebagai beikut :
Gambar 4. Karakteristik wisatawan berdasarkan pendidikan
Berdasarkan karakteistik responden berdasarkan pendidikan yang dominan adalah responden SMA dengan jumlah sebanyak 45%, S1 sebanyuak 41%, dan S2 sebanyak 14%.
Karakteristik wisatawan berdasarkan pekerjaan
Gambaran umum responden berdasarkan pekerjaan yang berkunjung ke jendela
Bali The Panoramic Resto. Disajikan pada Gamabar 5 sebagai beikut :
.Gambar 5. Karakteristik wisatawan berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan karakteistik responden berdasarkan pekerjaan yang dominan adalah responden karyawan swasta dengan jumlah 43 orang dan persentase sebesar 43%, sedangkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang terendah berkunjung ke Jendela Bali The Panoramic Resto adalah pekerjaan lain-lain dengan jumlah 9 orang dan persentase sebesar 9 persen. Seperti yang telah diketahui bahwa karyawan swasta memiliki kebebasan waktu lebih banyak berwisata maupun dari segi financial dikategorikan tinggi karena bobot pekerjaan bervariasi dengan penghasilan yang bervariasi juga.
Hasil analisis skala likert
Hasil jawaban responden pada kuisioner dapat dijelaskan hasil analisis skala likert pada Tabel 3sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil analisis Skala likert
No |
Uraian |
STS |
TS |
Jawaban C |
S |
SS |
Skor |
Rata-rata |
Keterangan |
A |
Kualitas Pelayanan | ||||||||
1 |
Keandalan |
10 |
34 |
51 |
5 |
351 |
3,51 |
Baik | |
2 |
Daya tanggap |
2 |
9 |
39 |
44 |
6 |
343 |
3,43 |
Baik |
3 |
Jaminan |
2 |
11 |
33 |
47 |
7 |
346 |
3,46 |
Baik |
4 |
Empati |
11 |
38 |
46 |
5 |
325 |
3,25 |
Cukup | |
5 |
Bukti langsung |
1 |
4 |
26 |
47 |
22 |
385 |
3,85 |
Baik |
Rata-rata |
3,50 |
Baik | |||||||
B |
Kualitas Produk | ||||||||
1 |
Kinerja |
2 |
36 |
53 |
5 |
357 |
3,57 |
Baik | |
2 |
Ciri-ciri tambahan |
1 |
8 |
36 |
52 |
7 |
368 |
3,68 |
Baik |
3 |
Kesesuaian dengan spesifikasi |
1 |
15 |
36 |
45 |
3 |
334 |
3,34 |
Cukup |
4 |
Keandalan |
3 |
13 |
28 |
48 |
8 |
345 |
3,45 |
Baik |
5 |
Daya tahan |
3 |
10 |
33 |
47 |
7 |
345 |
3,45 |
Baik |
6 |
Estetika |
1 |
9 |
32 |
48 |
10 |
357 |
3,57 |
Baik |
7 |
Kualitas yang dipersepsikan |
2 |
14 |
29 |
52 |
3 |
340 |
3,40 |
Cukup |
8 |
Kemudahan perbaikan |
1 |
6 |
41 |
46 |
6 |
350 |
3,50 |
Baik |
Rata-rata |
3,49 |
Baik | |||||||
C |
Lokasi | ||||||||
1 |
Akses |
5 |
34 |
54 |
7 |
363 |
3,63 |
Baik | |
2 |
Visiabilitas |
1 |
9 |
39 |
45 |
5 |
341 |
3,41 |
Baik |
3 |
Transportasi |
5 |
23 |
35 |
33 |
4 |
308 |
3,08 |
Cukup |
4 |
Tempat parker |
6 |
27 |
61 |
6 |
369 |
3,69 |
Baik | |
5 |
Lingkungan |
4 |
37 |
52 |
8 |
367 |
3,67 |
Baik | |
Rata-rata |
3,50 |
Baik | |||||||
D |
Harga | ||||||||
1 |
Keterjangkauan harga |
5 |
8 |
33 |
49 |
5 |
341 |
3,41 |
Baik |
2 |
Kesesuaian harga dengan produk |
3 |
17 |
60 |
20 |
380 |
3,80 |
Baik | |
3 |
Daya saing harga |
4 |
11 |
34 |
45 |
6 |
338 |
3,38 |
Cukup |
4 |
Kesesuaian harga dengan manfaat |
1 |
14 |
40 |
42 |
3 |
350 |
3,50 |
Baik |
5 |
Diskon |
5 |
17 |
58 |
10 |
343 |
3,43 |
Baik | |
6 |
Cara pembayaran |
1 |
30 |
50 |
19 |
386 |
3,86 |
Baik | |
Rata-rata |
3,56 |
Baik |
Berdasarkan hasil tabulasi data penelitian dari skala likert diperoleh nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,56 pada indikator harga dengan kriteria penilaian skala likert baik, sedangkan nilai rata-rata skor terendah pada indikator kualitas produk dengan nilai 3,49 dengan kriteria penilaian skala likert baik.
Uji Validitas
Metode pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan pengujian validitas konstruksi dengan menggunakan metode korelasi product moment yang umum di gunakan dalam pengukuran skala sikap. Suatu instrumen dikatakan valid jika koefisien korelasi product moment (r) masing masing butir pernyataan (r hitung) lebih besar dari angka kritis tabel korelasi (r tabel) (Syofian, 2013:48). Dengan jumlah responden sebanyak 100 orang, maka nilai r tabel adalah 0.196 dengan df = 98 dan α = 0,05. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Hasil uji Validitas | ||||
NO |
Uraian |
Kode |
R Hitung |
Ketrangan |
Kualitas Pelayanan | ||||
1 |
Keandalan |
X1 |
0,701 |
Valid |
2 |
Daya tanggap |
X2 |
0,719 |
Valid |
3 |
Jaminan |
X3 |
0,687 |
Valid |
4 |
Empati |
X4 |
0,629 |
Valid |
5 |
Bukti langsung |
X5 |
0, 642 |
Valid |
Kualitas Produk | ||||
6 |
Kinerja |
X6 |
0,642 |
Valid |
7 |
Ciri-ciri tambahan |
X7 |
0,573 |
Valid |
8 |
Kesesuaian dengan spesifikasi |
X8 |
0,750 |
Valid |
9 |
Keandalan |
X9 |
0,555 |
Valid |
10 |
Daya tahan |
X10 |
0,653 |
Valid |
11 |
Estetika |
X11 |
0,574 |
Valid |
12 |
Kualitas yang dipersepsikan |
X12 |
0,578 |
Valid |
13 |
Kemudahan perbaikan |
X13 |
0,661 |
Valid |
Lokasi | ||||
14 |
Akses |
X14 |
0,768 |
Valid |
15 |
Visiabilitas |
X15 |
0,696 |
Valid |
16 |
Transportasi |
X16 |
0,678 |
Valid |
17 |
Tempat parker |
X17 |
0,502 |
Valid |
18 |
Lingkungan |
X18 |
0,650 |
Valid |
Harga | ||||
19 |
Keterjangkauan harga |
X19 |
0,744 |
Valid |
20 |
Kesesuaian harga dengan produk |
X20 |
0,650 |
Valid |
21 |
Daya saing harga |
X21 |
0,761 |
Valid |
22 |
Kesesuaian harga dengan manfaat |
X22 |
0,713 |
Valid |
23 |
Diskon |
X23 |
0,691 |
Valid |
24 |
Cara pembayaran |
X24 |
0.592 |
Valid |
Sumber |
: Hasil Pengolahan Data, 2017. |
Dilihat dari nilai hitung koefisien korelasi product moment (r hitung) untuk masing-masing butir pernyataan dibandingkan dengan r tabel maka semua r hitung setiap pertanyaan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan r tabel. Hal ini menunjukkan bahwa semua butir-butir pernyataan dalam kuesioner dapat dikatakan valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas atau kehandalan menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji reliabilitas menggunakan koefisien alpha (a) dari Conbach’s alpha, dengan nilai lebih besar dari 0,6 (Syofian, 2013:55). Apabila nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6, maka butir atau variabel tersebut reliabel. Pada Tabel 5 akan diuraikan hasil analisis reliabilitas.
Tabel 5. Hasil uji reliabilitas
Indikator |
Nilai Conbach’s alpha |
Keterangan |
Kualitas peyanan |
0,701 |
Reliable |
Kualitas produk |
0,770 |
Reliable |
Lokasi |
0,679 |
Reliable |
Harga |
0,789 |
Reliable |
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai masing-masing instrument atau variabel dari yang di uji memiiki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Sehingga hasil tersebut menunjukkan bahwa semua instrument yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Wisatawan Individual Ke Jendela Bali The Panoramic Resto
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, maka untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual berkunjung ke Jendela Bali The panoramic Resto dipergunakan analisis faktor. Tahapan-tahapan dalam analisis faktor maka proses analisis dilakukan dengan seleksi terhadap item-item yang mendukung keputusan wisatawan, yang tidak mempunyai pengaruh kuat dan mengeluarkannya sehingga dapat ditemukan sejumlah variabel yang benar-benar berpengaruh. Melalui analisis faktor maka akan diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan Pembelian wisatawan Individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto. Sampel responden yang digunakan berjumlah 100 orang yang dipilih dari wisatawan Individual yang melakukan pembelian makanan dan minuman ke Jendela Bali The Panoramic Resto. Hasil analisis faktor yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut :
Uji KMO dan Uji MSA
Langkah pertama dalam analisis faktor yang harus dilakukan adalah menghitung matrik korelasi antar indikator-indikator yang diobservasi untuk mengetahui syarat kecukupan data di dalam analisis faktor. Dalam penelitian ini, ukuran yang digunakan untuk melihat syarat kecukupan data adalah dengan menggunakan metode KMO ( Keiser-Meyer Olkin ). Metode ini mengukur homogenitas indikator. Menurut Singgih Santoso (2017:66) jika ukuran KMO di atas 0,50 dan signifikansi jauh dibawah 0,50, maka variabel dan indikator yang ada sebenarnaya sudah dapat dianalisis dengan analisi faktor.
Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel telah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). Seperti halnya KMO semakin tinggi koefisien korelasi MSA maka indikator tersebut layak digunakan untuk analisis faktor. Sedangkan untuk menguji signifikansi menyeluruh dari semua korelasi di
dalam matrik korelasi dilakukan dengan Uji Bartlett’s test of Spericity. Dengan menggunakan program SPSS 18.0 for Windows nilai KMO dan Barlett”s test dengan 24 pertanyaan dan 100 set data dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. |
.818 |
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square |
907.474 |
Df |
276 |
Sig. |
.000 |
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017.
-
a. Uji Kaiser Meyer Oklin (KMO)
Berdasarkan Tabel diatas nilai Kaiser Mayer Oklin (KMO) sebesar 0,818. Nilai Kaiser Meyer Oklin (KMO) termasuk berguna (meritorious) diakomodasikan untuk penentuan keputusan analisis faktor dan dapat dilakukan ke tahap berikutnya.
-
b. Uji Barllet Test Of Sphericity
Nilai Barllet Test Of Sphericity yang diperoleh adalah 907.474 dengan signifikan 0,000. Ini menunjukkan bahwa peluang terjadi kesalahan untuk sub indikator tidak independent sebesar 0% dengan demikian sub indikator memiliki korelasi.
-
c. Uji Measure of Sampling Asequancy (MSA)
Setelah persyaratan KMO terpenuhi maka perlu diamati ke 24 sub indikator tersebut dengan uji Measure of Sampling Asequancy (MSA) dengan mengukur derajat korelasi antar sub indikator. Sub indikator yang manakah yang layak untuk diproses lebih lanjut atau yang harus keluarkan. Apabila Nilai Measure of Sampling Asequancy (MSA) dari indikator > 0,5 maka dapat diproses lebih lanjut. Hal ini bisa dilihat pada tabel Anti Image Corelation dengan angka yang membentuk tanda “a” yang membentuk garis diagonal dimana nilai masing-masing Measure of Sampling Asequancy (MSA) untuk setiap sub indikator dapa dilihat dari garis diagonal. Nilai MSA dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :
Tabel 7. Measure of sampling adequacy (MSA)
NO |
Sub Indikator |
Kode |
Nilai MSA |
Nilai standar Minimum |
1 |
Keandalan |
X1 |
.875a |
0,50 |
2 |
Daya tanggap |
X2 |
.846a |
0,50 |
3 |
Jaminan |
X3 |
.840a |
0,50 |
4 |
Empati |
X4 |
.832a |
0,50 |
5 |
Bukti langsung |
X5 |
.854a |
0,50 |
6 |
Kinerja |
X6 |
.878a |
0,50 |
7 |
Ciri-ciri tambahan |
X7 |
.832a |
0,50 |
8 |
Kesesuaian dengan spesifikasi |
X8 |
.784a |
0,50 |
9 |
Keandalan |
X9 |
.771a |
0,50 |
10 |
Daya tahan |
X10 |
.899a |
0,50 |
11 |
Estetika |
X11 |
.736a |
0,50 |
12 |
Kualitas yang dipersepsikan |
X12 |
.799a |
0,50 |
13 |
Kemudahan perbaikan |
X13 |
.822a |
0,50 |
14 |
Akses |
X14 |
.822a |
0,50 |
15 |
Visiabilitas |
X15 |
.803a |
0,50 |
16 |
Transportasi |
X16 |
.858a |
0,50 |
17 |
Tempat parker |
X17 |
.694a |
0,50 |
18 |
Lingkungan |
X18 |
767a |
0,50 |
19 |
Keterjangkauan harga |
X19 |
.853a |
0,50 |
20 |
Kesesuaian harga dengan produk |
X20 |
.711a |
0,50 |
21 |
Daya saing harga |
X21 |
.842a |
0,50 |
22 |
Kesesuaian harga dengan manfaat |
X22 |
.810a |
0,50 |
23 |
Diskon |
X23 |
934a |
0,50 |
24 |
Cara pembayaran |
X24 |
.809a |
0,50 |
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017.
Pada 24 sub indikator yang digunakan tidak ada yang memperoleh nilai MSA (measure of sampling aquency) < 0,5 yang artinya syarat-syarat MSA (measure of sampling aquency) sudah dapat terpenuhi dan proses analisa faktor dapat dilanjutkan.
Ekstrasi Faktor
Ekstraksi faktor bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mampu menjelaskan korelasi antara variabel-variabel indikator yang diteliti. Indikator yang telah memenuhi syarat kecukupan data selanjutnya direduksi untuk mendapatkan jumlah faktor yang lebih sedikit yang mampu menjelaskan korelasi antar sub indikator yang diobservasi. Faktor yang dipilih adalah faktor yang memiliki nilai eigenvalue yang lebih > 1,0. Semakin besar nilai eigenvalue, semakin representatif faktor tersebut mewakili sekelompok variabel. Pada Tabel 8 berikut dapat dilihat besarnya nilai eigenvalue untuk setiap faktor yang terbentuk dari 24 sub indikator. Berdasarkan Tabel tersebut terdapat 6 faktor yang memiliki nilai eigen value ≥ 1 di mana dengan 6 faktor mampu menjelaskan 59,558% total varians dari 24 indikator yang ada.
Tabel 8. Total variance explained
Component |
Initial Eigenvalues |
Extraction Sums of Squared Loadings | ||||
Total |
% of Variance |
Cumulative % |
Total |
% of Variance |
Cumulative % | |
1 |
7.583 |
31.596 |
31.596 |
7.583 |
31.596 |
31.596 |
2 |
1.711 |
7.128 |
38.724 |
1.711 |
7.128 |
38.724 |
3 |
1.479 |
6.163 |
44.886 |
1.479 |
6.163 |
44.886 |
4 |
1.322 |
5.510 |
50.396 |
1.322 |
5.510 |
50.396 |
5 |
1.124 |
4.682 |
55.078 |
1.124 |
4.682 |
55.078 |
6 |
1.075 |
4.480 |
59.558 |
1.075 |
4.480 |
59.558 |
7 |
.998 |
4.159 |
63.717 | |||
8 |
.969 |
4.037 |
67.754 | |||
9 |
.881 |
3.671 |
71.425 | |||
10 |
.778 |
3.241 |
74.666 | |||
11 |
.739 |
3.079 |
77.746 | |||
12 |
.693 |
2.888 |
80.634 | |||
13 |
.647 |
2.697 |
83.330 | |||
14 |
.606 |
2.526 |
85.856 | |||
15 |
.524 |
2.185 |
88.042 | |||
16 |
.484 |
2.015 |
90.057 | |||
17 |
.419 |
1.744 |
91.801 | |||
18 |
.391 |
1.627 |
93.428 |
19 |
.384 |
1.598 |
95.027 |
20 |
.324 |
1.350 |
96.377 |
21 |
.288 |
1.199 |
97.576 |
22 |
.226 |
.943 |
98.519 |
23 |
.201 |
.837 |
99.356 |
24 |
.155 |
.644 |
100.000 |
Sumber: Hasil Pengolahan, 2017.
Pada Tabel 8 diatas dapat dilihat besarnya nilai eigenvalue untuk setiap faktor yang terbentuk dari 24 sub indikator. Berdasarkan Tabel tersebut terdapat 6 faktor yang memiliki nilai eigen value ≥ 1 di mana dengan 6 faktor mampu menjelaskan 59,558% total varians dari 24 indikator yang ada. Korelasi antara masing-masing sub indikator terhadap masing-masing faktor yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel Componen Matrix berikut :
Tabel 9. Component Matrix | ||||||
Component | ||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 | |
x1 |
.560 |
.137 |
-.065 |
-.006 |
.001 |
.474 |
x2 |
.568 |
.410 |
-.113 |
-.142 |
.313 |
.217 |
x3 |
.537 |
.040 |
.019 |
-.247 |
.557 |
.047 |
x4 |
.496 |
.135 |
.440 |
.070 |
.078 |
.285 |
x5 |
.517 |
.181 |
-.211 |
-.060 |
-.194 |
.287 |
x6 |
.570 |
.334 |
-.091 |
.142 |
.065 |
-.097 |
x7 |
.470 |
.528 |
-.060 |
.012 |
.153 |
.072 |
x8 |
.626 |
.067 |
-.266 |
-.147 |
.159 |
-.492 |
x9 |
.512 |
.145 |
.013 |
-.313 |
-.189 |
-.138 |
x10 |
.566 |
.276 |
.211 |
.300 |
-.029 |
-.197 |
x11 |
.424 |
.267 |
.110 |
.615 |
-.111 |
-.325 |
x12 |
.594 |
-.273 |
-.357 |
-.024 |
.170 |
.069 |
x13 |
.661 |
-.122 |
-.323 |
-.113 |
-.373 |
-.058 |
x14 |
.639 |
-.027 |
-.262 |
-.083 |
-.348 |
-.024 |
x15 |
.550 |
-.166 |
-.483 |
.066 |
-.047 |
.023 |
x16 |
.533 |
-.294 |
-.031 |
.021 |
.182 |
-.221 |
x17 |
.440 |
.068 |
.364 |
-.335 |
-.414 |
.129 |
x18 |
.640 |
.216 |
.021 |
.245 |
-.174 |
.046 |
x19 |
.626 |
-.225 |
.362 |
.260 |
-.015 |
.067 |
x20 |
.554 |
-.545 |
.053 |
.359 |
.051 |
.201 |
x21 |
.635 |
-.461 |
.044 |
.129 |
.146 |
.084 |
x22 |
.584 |
-.227 |
.398 |
-.380 |
-.070 |
-.182 |
x23 |
.582 |
-.200 |
.114 |
-.101 |
-.012 |
.005 |
x24 |
.528 |
.016 |
.330 |
-.245 |
.121 |
-.237 |
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017. |
Dari Tabel 9 component matrix menyediakan informasi indikator mana yang masuk kedalam faktor pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam. Pada
analisis total varian sudah dapat diketahui bahwa ada enam faktor yang termasuk dari 24 sub indikator sehingga pada component matrix terdapat Enam komponen. Angka yang ada merupakan besar factor loading yang menunjukan korelasi antara suatu sub indikator dengan faktor yang terbentuk. Tetapi tidak dapat menentukan faktor mana yang termasuk dalam faktor pertama dan kedua untuk dapat lebih mudah menentukan korelasi sub indikator kedalam faktor yang terbentuk dilakukan rotasi faktor.
Rotasi Faktor
Rotasi faktor bertujuan untuk mencari faktor yang mampu mengoptimalkan korelasi antara indikator independen yang diobservasi. Rotasi faktor diperlukan jika metode ekstraksi faktor belum menghasilkan komponen faktor utama yang jelas. Tujuan dari rotasi faktor agar dapat memperoleh struktur faktor yang lebih sederhana agar mudah di interpertasikan. Metode rotasi faktor yang digunakan varimacx method untuk meminimalisasi jumlah indikator yang mempunyai faktor loading tinggi pada setiap faktor setelah dilakukan rotasi, dapat dilihat bahwa indikator yang berjumlah 24 tersebut tersebar kedalam 6 faktor.
Tabel 10. Rotated Component Matrix | ||||||
Component | ||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 | |
x1 |
.277 |
.318 |
.580 |
.138 |
.062 |
-.153 |
x2 |
.038 |
.171 |
.748 |
.099 |
.126 |
.230 |
x3 |
.284 |
-.032 |
.549 |
.167 |
-.064 |
.500 |
x4 |
.328 |
-.112 |
.443 |
.388 |
.254 |
-.137 |
x5 |
.087 |
.498 |
.413 |
.139 |
.104 |
-.102 |
x6 |
.057 |
.252 |
.386 |
.074 |
.456 |
.223 |
x7 |
-.104 |
.144 |
.598 |
.078 |
.340 |
.146 |
x8 |
.059 |
.384 |
.132 |
.150 |
.266 |
.703 |
x9 |
-.053 |
.358 |
.179 |
.460 |
.126 |
.213 |
x10 |
.152 |
.078 |
.219 |
.223 |
.654 |
.127 |
x11 |
.134 |
.083 |
.010 |
-.032 |
.854 |
.060 |
x12 |
.463 |
.456 |
.236 |
-.043 |
-.046 |
.327 |
x13 |
.198 |
.755 |
.052 |
.250 |
.132 |
.136 |
x14 |
.156 |
.681 |
.118 |
.253 |
.181 |
.092 |
x15 |
.313 |
.619 |
.151 |
-.113 |
.073 |
.220 |
x16 |
.445 |
.185 |
.018 |
.142 |
.131 |
.428 |
x17 |
.035 |
.227 |
.140 |
.722 |
.060 |
-.184 |
x18 |
.208 |
.342 |
.306 |
.187 |
.509 |
-.035 |
x19 |
.619 |
.048 |
.116 |
.341 |
.361 |
-.015 |
x20 |
.846 |
.204 |
.016 |
.027 |
.136 |
-.026 |
x21 |
.733 |
.214 |
.105 |
.157 |
.073 |
.193 |
x22 |
.302 |
.100 |
.019 |
.741 |
.024 |
.288 |
x23 |
.396 |
.233 |
.140 |
.366 |
.083 |
.175 |
x24 |
.172 |
-.019 |
.167 |
.538 |
.174 |
.376 |
Sumber |
: Hasil Pengolahan Data, 2017. |
Berdasarkan bobot korelasi dari masing-masing sub indikator pada Tabel 10 tersebut masing-masing faktor yang terbentuk dapat interprestasikan dan diidentifikasikan dengan lebih mudah.
Tabel 11. Indentifikasi hasil rotasi faktor-faktor yang memepngaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Pali The Panoramic Resto
Sub Indikator |
Kode |
Faktor |
Eigenvalue |
Loading Faktor |
Percent Of Variant (%) |
Kesesuaian harga dengan produk |
X20 |
0,846 | |||
Daya saing harga |
X21 |
0,733 | |||
Keterjangkauan harga |
X19 |
1 |
7.583 |
0,619 |
31.596 |
Kualitas Yang Dipersepsikan |
X12 |
0.463 | |||
Transportasi |
X16 |
0,445 | |||
Diskon |
X23 |
0,396 | |||
Kemudahan perbaikan |
X13 |
0,755 | |||
Akses |
X14 |
2 |
1.711 |
0,681 |
7.128 |
Visiabilitas |
X15 |
0,619 | |||
Bukti langsung |
X5 |
0,498 | |||
Daya tanggap |
X2 |
0,748 | |||
Cirri atau keistimewaan tambahan |
X7 |
0,598 | |||
Keandalan |
X1 |
3 |
1.479 |
0,580 |
6.163 |
Jaminan |
X3 |
0,549 | |||
Empati |
X4 |
0,443 | |||
Kesesuaian harga dengan manfaat |
X22 |
0,741 | |||
Tempat parkir |
X17 |
4 |
1.322 |
0,722 |
5.510 |
Cara pembayaran |
X24 |
0,538 | |||
Keandalan produk |
X9 |
0,460 | |||
Estetika |
X11 |
0,854 | |||
Daya tahan |
X10 |
5 |
1.124 |
0,654 |
4.682 |
Lingkungan |
X18 |
0,509 | |||
Kinerja |
X6 |
0,456 | |||
Sesuai dengan spesifikasi |
X8 |
6 |
1.075 |
0,703 |
4.480 |
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017.
Interprestasi Faktor
Hasil ekstraksi faktor dari 24 sub indikator tersebut diperoleh 6 faktor umum yang dapat menjelaskan 59.558% dari total varian yang ada, berarti dalam penelitian ini mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengarui keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto secara signifikan dipengaruhi oleh 24 sub indicator dan sisanya sebesar 40.442% adalah faktor pengaruh diluar dari kajian yang dianalisis. Pada tahapan interprestasi faktor ini, faktor yang terbentuk harus diberi nama, pemberian nama mengacu pada indikator-indikator yang membentuk faktor yang bersangkutan atau berdasarkan pada nilai loading faktor tertinggi yang berada dalam satu faktor yang bersangkutan. Penjelasan masing-masing faktor adalah sebagai berikut :
-
1) Faktor 1 (Harga)
Faktor 1 (Harga) memiliki Eigenvalue sebesar 7.583 dan memiliki variance 31.596%.
Faktor ini terbentuk dari 6 sub indikator yaitu :
-
a. Kesesuaian hartaga dengan produk dengan loading factor sebesar 0,846.
-
b. Daya saing harga dengan dengan loading factor sebesar 0,733.
-
c. Keterjangkauan harga dengan loading factor sebesar 0,619.
-
d. Kualitas yang dipersepsikan dengan loading factor sebesar 0,463.
-
e. Transportasi dengan loading factor sebesar 0,445.
-
f. Diskon atau potongan harga dengan loading factor sebesar 0,395
-
2) Faktor 2 (Lokasi)
Faktor 2 (lokasi) memiliki Eigenvalue sebesar 1.711 dan memiliki variance 7.128%. Faktor ini terbentuk dari 4 sub indikator yaitu :
-
a) Kemudahan perbaikan dengan loading factor sebesar 0,755.
-
b) Akses dengan dengan loading factor sebesar 0,681.
-
c) Visiabilitas dengan dengan loading factor sebesar 0,619.
-
d) Bukti langsung dengan loading factor sebesar 0,498.
-
3) Faktor 3 (Kualitas Pelayanan)
Faktor 3 (Kualitas Pelayanan) memiliki Eigenvalue sebesar 1.479 dan memiliki variance 6.163%. Faktor ini terbentuk dari 5 sub indikator yaitu :
-
a) Daya tannggap dengan loading factor sebesar 0,748.
-
b) Cirri atau keistimewaan tambahan dengan loading factor sebesar 0,598.
-
c) Keandalan dengan loading factor sebesar 0,580.
-
d) Jaminan dengan loading factor sebesar 0,549.
-
e) Empati dengan loading factor sebesar 0,443
-
4) Faktor 4 (Kesesuaian Cara Pembayaran dan tempat parkir)
Faktor 4 (Kesesuaian Cara Pembayaran dan tempat parkir) memiliki Eigenvalue sebesar 1.322 dan memiliki variance 5.510%. Faktor ini terbentuk dari 4 sub indikator yaitu :
-
a) Kesesuaian harga dengann manfaat dengan loading factor sebesar 0,741.
-
b) Tempat parkir dengan loading factor sebesar 0,722.
-
c) Cara pembayaran dengan loading factor sebesar 0,538.
-
d) Keandalan produk dengan loading factor sebesar 0,460.
-
5) Faktor 5 (Kualitas Produk)
Faktor 5 (Kualitas Produk) memiliki Eigenvalue sebesar 1.124 dan memiliki variance 4.682%. Faktor ini terbentuk dari 4 sub indikator yaitu :
-
a) Estetika dengan loading factor sebesar 0,854.
-
b) Daya tahan dengan loading factor sebesar 0,654.
-
c) Lingkungan dengann loading factor sebesar 0,509.
-
d) Kinerja dengan loading factor sebesar 0,456.
-
6) Faktor 6 (Kesesuaian Dengan Spesifikasi)
Faktor 6 (Kesesuaian Dengan Spesifikasi) memiliki Eigenvalue sebesar 1.075 dan memiliki variance 4.480%. Faktor ini terbentuk dari 1 sub indikator yaitu : a) Kesesuaian dengan spesifikasi dengan loading factor sebesar 0,703.
Faktor yang berpengaruh dominan dan terendah terhadap keputusan pembelian wisatawan individual ke jendela Bali The Panoramic Resto.
Berdasarkan nilai initial eigenvalue yang disumbangkan oleh faktor 1 yaitu faktor harga dengan Eigenvalue sebesar 7,583 di mana faktor ini mampu menjelaskan 31.596% dari total varian yang ada maka dapat disimpulkan bahwa dari keenam faktor yang terbentuk, faktor harga yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela bali The Panoramic Resto.
Faktor terendah yang mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela bali The Panoramic Resto adalah faktor 6 yaitu kesesuaian dengan spesifikasi
memiliki Eigenvalue sebesar 1.075 dan memiliki variance 4.480% dari total variance 59.558%.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
-
1. Secara umum faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto terdapat 6 faktor yang terbentuk yaitu : Faktor 1 (Harga) memiliki Eigenvalue sebesar 7.583 dan memiliki variance 31.596%, faktor 2 (lokasi) memiliki Eigenvalue sebesar 1.711 dan memiliki variance 7.128%, faktor 3 (Kualitas Pelayanan) memiliki Eigenvalue sebesar 1.479 dan memiliki variance 6.163%, faktor 4 (Kesesuaian Cara Pembayaran dan tempat parkir) memiliki Eigenvalue sebesar 1.322 dan memiliki variance 5.510%, faktor 5 (Kualitas Produk) memiliki Eigenvalue sebesar 1.124 dan memiliki variance 4.682%, dan faktor 6 (Kesesuaian Dengan Spesifikasi) memiliki Eigenvalue sebesar 1.075 dan memiliki variance 4.480%.
-
2. Faktor yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto adalah faktor 1 (Harga) karena memiliki Eigenvalue sebesar 7.583 dan memiliki variance 31.596%, sedangkan faktor yang terendah mempengaruhi keputusan pembelian wisatawan individual ke Jendela Bali The Panoramic Resto yaitu faktor 6 (Kesesuaian Dengan Spesifikasi) karena memiliki Eigenvalue sebesar 1.075 dan memiliki variance 4.480%.
Ucapan Terimakasih
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat Beliau penulis dapat menyelesaikan jurnal yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Wisatawan Individual Ke Jendela Bali The Panoramic Resto”. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian jurnal ini tidak terlepas dari tuntunan dan bantuan berbagai pihak, sehingga penulis ingin menjadikan kesempatan ini sebagai media agar mampu untuk menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam khususnya kepada: Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. Ibu Ni Made Ariani, SE., M.Par. selaku Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. Ibu Ni Putu Ratna Sari, SST.Par.,M.Par., selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan bantuan selama perkuliahan. Ibu Agung Sri Sulistyawati, S.ST.Par.,M.Par. selaku Pembimbing I yang telah membantu memberikan bimbingan, saran serta arahan sehingga Laporan Akhir ini dapat diselesaikan. Ibu Ni Nyoman Sri Aryanti, S.ST.Par.,M.Par. selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi arahan dalam menyelesaikan Laporan Akhir ini. Bapak A.A Kompiang Gede selaku Human Resources Manager di Garuda Wisnu Kencana yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data. Bapak I Gede Sandita selaku Sub Section Head Food & Beverage di Garuda Wisnu Kencana yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data. Kakek, Nenek, kedua orang tua, adik, serta kedua mertua penulis yang telah memberikan doa, dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan jurnal ini. Putu Windy Melasti Dewi, SST.Par istri tercinta dan I Gede Widnyana Putra anak tercinta yang telah menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan jurnal ini dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu demi kelancaran penulisan jurnal ini dari awal sampai akhir.
Karna Sutrisna, Made. 2016. “Faktor-Faktor Yang Mempengarui Kepuasan Wisatawan Berkunjung Ke Gabah Restoran Ramayana Resort And Spa” (Sebuah Laporan Akhir). Denpasar : Fakultas Pariwisata universitas Udayana.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12 jilid 1. jakarta : Erlangga.
Sambodo, Agus dan Bagyono. 2006. Dasar-Dasar Kantor Depan. Yogyakarta : CV. Andi Offset
Santosa, Singgih. 2017. Statistik Multivariat Dengan SPSS. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual dan SPSS. 1 ed. Jakarta. Kencana.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.
Susanto, Agus. 2013. “Pengaruh promosi Harga dan Inovasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Batik TulisKarangmlati Demak” (Sebuah Laporan Akhir). Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorious. 2011. Service, Quality & Satisfaction.
Yogyakarta : Andi
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi pemasaran, Jilid III. Yogyakarta : CV. Andi Offset
164
Discussion and feedback