Persepsi masyarakat desa penatahan terhadap dikembangkannya desa penatahan sebagai desa wisata di kecamatan penebel, kabupaten tabanan
on
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 7, No. 1, April 2023.
Persepsi masyarakat desa penatahan terhadap dikembangkannya desa penatahan sebagai desa wisata di kecamatan penebel, kabupaten tabanan
Agus Muriawan Putra1), I Nyoman Tri Sutaguna2)
E-mail: agus_muriawan@yahoo.com, nsutaguna@yahoo.com Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana
Abstrak
Keberadaan sektor pariwisata di Desa Penatahan semakin berkembang. Lokasi wisata andalan di Desa Penatahan adalah Air Panas Penatahan dan Bali Silent Retreat. Air Panas Penatahan terletak di atas areal 2,1 hektar, di mana kawasan daya tarik wisata ini memiliki sarana yang lengkap seperti lahan parkir yang cukup luas, restoran, cafeteria, dan resort sebagai tempat menginap, serta dikelilingi oleh taman-taman tertata rapi, sehingga pemandian air panas ini terbilang cukup spesial dan wajib dikunjungi. Serta Bali Silent Retreat yang lokasinya dikelilingi persawahan, hutan, dan sumber air panas sangat cocok untuk menenangkan pikiran dan jiwa dalam suasana keheningan.
Desa Penatahan memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai Desa Wisata di Kabupaten Tabanan. Potensi wisata yang dimiliki Desa Penatahan memerlukan pengkemasan, pengelolaan, kreativitas, dan inovasi dari masyarakat Desa Penatahan untuk dapat menjadi daya tarik wisata yang kompetitif. Termasuk juga diperlukan pendapat atau persepsi masyarakat Desa Penatahan berkaitan dengan dikembangkannya Desa Penatahan sebagai desa wisata di Kabupaten Tabanan.
Pendekatan metode kualitatif dengan perpaduan FGD, Matrik SWOT, dan Analisis Skala Likert untuk mendapatkan berbagai pendapat atau persepsi masyarakat Penatahan berkaitan dengan pengembangan Desa Penatahan sebagai desa wisata di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Hasil analisis data ditampilkan secara deskriptif kualitatif yang menyajikan pendapat/persepsi masyarakat berdasarkan sudut pandang responden yang kemudian diinterpretasi oleh Tim Peneliti.
Kata Kunci: Persepsi Masyarakat, Partisipasi Masyarakat, Pengembangan Desa Wisata, Pariwisata Kerakyatan Berkelanjutan
Abstract
The existence of the tourism sector in Penatahan Village is growing. Mainstay tourist sites in Penatahan Village are Penatahan Hot Springs and Bali Silent Retreat. Penatahan Hot Water is located on an area of 2.1 hectares, where this tourist attraction area has complete facilities such as ample parking area, restaurant, cafeteria, and resort as a place to stay, and is surrounded by neatly arranged gardens, so that this hot spring is quite special and must be visited. As well as Bali Silent Retreat which is located surrounded by rice fields, forests and hot springs which is perfect for calming the mind and soul in an atmosphere of silence.
Penatahan Village has a great opportunity to be developed as a rural tourism in Tabanan Regency. The tourism potential of Penatahan Village requires packaging, management, creativity, and innovation from the Penatahan Village community to become a competitive tourist attraction. It also includes the opinion or perceptions of the people of Penatahan Village regarding the development of Penatahan Village as a rural tourist in Tabanan Regency.
A qualitative method approach with a combination of FGDs, SWOT Matrix, and Likert Scale Analysis to obtain various opinions or perceptions of the Penatahan community regarding the development of Penatahan Village as a rural tourism in Penebel District, Tabanan Regency. The results of data analysis were displayed in a qualitative descriptive manner which presented the opinions/perceptions of the community based on the respondent's point of view which were then interpreted by the research team.
Keywords: Community Perception, Community Participation, Rural Tourism Development, Sustainable Community Tourism
Salah satu daya tarik yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Desa Penatahan terdiri dari 6 Banjar Dinas, yaitu: Banjar Dinas Mongan, Banjar Dinas Bedugul, Banjar Dinas Penatahan Kaja, Banjar Dinas Penatahan Kelod, Banjar Dinas Kekeran, dan Banjar Dinas Tegayang. Jumlah Penduduk 2.646 jiwa terdiri dari 1.325 laki-laki dan 1.321 perempuan yang terbagi dalam 867 KK. Luas wilayah Desa Penatahan adalah 344,04 Ha. Bentuk dataran wilayah Desa Penatahan merupakan pegunungan yang memanjang dari utara ke selatan. Dataran ini dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, persawahan, perkebunan, Tempat Suci, kuburan, jalan umum, sekolah, dan lain-lain. Dari luas wilayah tersebut, pemanfaatan lahan wilayah menurut jenisnya dapat dirinci sebagai berikut: Tanah Sawah 20.900 Ha, Tanah Kering 13.655 Ha, dan Fasilitas Umum 236 Ha (Monografi Desa Penatahan, 2018).
Desa Penatahan memiliki berbagai daya tarik yang dapat dijadikan daya tarik wisata, baik daya tarik alam, budaya, kuliner, dan spiritual. Beberapa daya tarik yang dimiliki Desa Penatahan, yaitu: 1) Sumber Air Panas alami yang menjadi daya tarik utama di Desa Penatahan; 2) Bali Silent Retreat yang merupakan tempat untuk melakukan relaksasi dan ketenangan diri melalui suasana kealamian alam; 3) Hamparan persawahan yang luas yang merupakan penunjang Warisan Budaya Dunia; 4) Masih kentalnya aktivitas sosial/budaya masyarakat agraris, seperti: kegotongroyongan dan kekeluargaan termasuk di dalam kegiatan pengolahan sawah dan spiritual; dan 5) Potensi kuliner masyarakat yang teraviliasi dengan aktivitas keagamaan di Desa Penatahan karena masyarakat Desa Penatahan sebagai Pengemong 2 (dua) Pura Dang Kahyangan, yaitu: Pura Luhur Tambawaras dan Pura Luhur Pucak Sari (Profil Desa Penatahan, 2018).
Dari keunikan tersebut, Desa Penatahan berpotensi untuk dikembangkan sebagai desa wisata di Kabupaten Tabanan, di mana diperlukan pengelolaan dan pemasaran yang baik, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat. Untuk itu, dalam pengembangan Desa Penatahan menjadi desa wisata diperlukan pendapat atau persepsi masyaraat terhadap pengembangan Desa Penatahan sebagai desa wisata di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel, yaitu masyarakat Desa Penatahan. Dalam pengambilan sampel untuk masyarakat menggunakan Metode Quota Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil jumlah sampel yang telah ditentukan sebelumnya.
Teknik penentuan sampel pada penelitian ini mengacu pada Rumus Slovin (Jongker, dkk, 2011) menyatakan bahwa:
N
n =------
1 + N(e)j
Keterangan: N : Jumlah Populasi
n : Jumlah Sampel
e : Tingkat Kesalahan
Penentuan jumlah sampel dengan populasi (N) sebanyak 1.000 orang, dengan asumsi tingkat kesalahan (e) = 10 % maka jumlah sampel (n) adalah:
1000
n = __________________
1 + 1000 (10%)2
= 1000
1000 (0,01) n = 100 orang.
Sejarah Desa Penatahan
Diceritakan Raja mempunyai dua Permaisuri, Permaisuri yang pertama bernama Ayu Semerthi, Permaisuri yang kedua bernama Ni Luh Pasek, kedua Permaisuri Raja sama cantiknya. Setelah lama menikah akhirnya masing-masing Permaisuri Raja mempunyai anak, Ayu Semerthi mempunyai anak bernama Arya Ramong, Ni Luh Pasek mempunyaia anak bernama Arya Wandira. Diceritakan sekarang kedua Putra Raja sudah beranjak dewasa. Raja dan Permaisuri memberikan petuah kepada
kedua putranya. Anak-anakkku jangan engkau lupa dengan keutamaan Ajaran Agama, juga jangan lupa dengan asal muasal, dan juga jangan lupa dengan tugas sebagai seorang ksatria karena kalian berdua merupakan keturunan ksatria sejati. Jangan lupa dengan Tri Kahyangan, yaitu Pura Dalem Kubon Tingguh dan Pura Batukaru. Sebab Beliau Ida Bhatara Hyang Tumuwuh dan Ida Hyang Sakti Penatar Bali ber-Stana di sana yang menguasai dunia ini. Ingat pesanku itu.
Kemudian berkata Putra Sang Raja, baik Ayahnda kalau begitu titah Ayahnda, kami berdua akan menuruti apa yang Ayahnda katakan. Setelah selesai Sang Raja memberikan petuah kepada kedua putranya, maka Beliau Arya Murmakules bergegas untuk berdoa di Parhyangan Kubon Tingguh pada saat Bulan Purnama Sasih Kedasa. Wahai putraku berdua diamlah di rumah temani ibumu di rumah, ayah akan berdoa dulu meminta anugerah dari Para Dewa. Singkat cerita, Sang Raja sudah sampai di Kerajaan dari Pura Kubon Tingguh. Tetapi sampai di Kerajaannya Sang Raja marah karena pohon beringin yang ada di depan Kerajaannya sudah dibersihkan batang dan ranting-rantingnya. Kemudian Sang Raja bertanya kepada kedua putranya, wahai putra-putraku siapa yang menyuruh kalian untuk membersihkan batang dan ranting-ranting pohon tersebut, apakah kalian lupa bahwa pohon itu merupakan simbol kebesaran Kerajaan ini. Kalau begini sifat kalian berarti kalian belum bisa dikatakan sebagai Putra Mahkota yang utama, belum bisa kalian membuat damai alam ini.
Karena dipotongnya dahan dan ranting pohon tersebut, maka pada malam hari ada ciri berupa asap dari dalam pohon tersebut masuk ke dalam Kerajaan dan masuk ke dalam tubuhnya Arya Ramong. Akibatnya Arya Ramong kerasukan dan teriak-teriak seperti orang gila, tidak ingat dengan diri-sendiri, berbicara sendiri dan menderita sakit keras. Lama sudah Arya Ramong sakit, tidak ada dukun, tabib, paranormal yang dapat menyembuhkan sakitnya Arya Ramong. Karena itu, seisi Kerajaan menjadi sangat sedih atas sakitnya Arya Ramong. Diceritakan sekarang di Tabanan ada Orang Suci, yaitu: Ida Rsi yang tinggal di Kunir Ladah (Desa Nyitdah sekarang). Ida Rsi bersama Prami Beliau bernama Ida Ayu Laksmi dan Putra Beliau Bernama Ida Bagus Alit Adhi Arsa juga ada Ki Pasek Sumerta. Ida Rsi sangat sakti dan mumpuni di bidang ilmu pengobatan. Setelah didengarnya berita tersebut oleh Sang Raja, maka Beliau diikuti oleh Para Patih, para prajurit berangkat menuju Kunir Ladah dan tidak diceritakan perjalanan Sang Raja dan sekarang sampailah Sang Raja di hadapan Ida Rsi.
Diceritakan Ida Rsi mendapatkan pawisik untuk mendapatkan obat untuk Putra Raja yang sudah lama menderita sakit keras. Tidak diceritakan perjalanan Ida Rsi dengan Sang Raja dan para pengiringnya, akhirnya sudah sampai di tengah hutan dan Ida Rsi dalam meditasinya di tengah hutan tersebut melihat asap yang membumbung tinggi. Diperintahkanlah Para Patih dan prajurit untuk mencari sumber asap yang membumbung tersebut dan akhirnya ditemukanlah sumber dari asap yang membumbung tersebut. Kemudian Para Patih dan prajurit kembali untuk menjemput Ida Rsi dan Sang Raja untuk menuju sumber asap tersebut. Senang sekali Sang Raja karena ditemukan sumber asap tersebut dan bergegas menuju sumber yang dimaksud Bersama Ida Rsi. Ternyata di sumber asap tersebut ada sebuah pohon besar dan Ida Rsi meminta untuk mempersiapkan tempat bermeditasi. Sang Raja memerintahkan pengiringnya untuk mempersiapkan tempat meditasi untuk Ida Rsi. Kemudian Ida Rsi melakukan meditasi dan memohon kepda Para Dewa untuk diberikan petunjuk dan akhirnya karena kesaktian Beliau kemudian keluar batu hitam lima warna dan sejenis Tempat Tirta. Setelah selesai Ida Rsi duduk di atas batu hitam lima warna tersebut sambil melantunkan Japa Mantra untuk menghilangkan berbagai jenis penyakit berat. Setelah itu, Ida Rsi memerciki Tirta kepada Arya Ramong dari Tempat Tirta hasil meditasi Ida Rsi dan ajaib Arya Ramong sehat kembali seperti sedia kala. Sang Raja dan para pengiringnya sangat senang dan bahagia dengan kesembuhan Arya Ramong tersebut.
Setelah Arya Ramong mendapatkan kesembuhan di tempat tersebut, akhirnya Arya Ramong sangat tertarik dan terkesima dengan tempat tersebut, kemudian dia memohon kepada Ayahndanya untuk diijinkan tinggal di tempat tersebut dan tidak mau untuk kembali ke Kerajaan. Arya Ramong meminta diberikan tempat yang baik di tengah hutan tersebut dan Sang Raja mengabulkannya dan memerintahkan para prajuritnya untuk membabat hutan tersebut dan dijadikan pemukiman untuk Arya Ramong. Setelah selesai membuka hutan tersebut, kemudian dibuat sawah dan tegalan yang luas, pada saat itu sekitar Tahun 1488 Masehi. Sang Raja memberi nama daerah tersebut sesuai dengan nama Arya Ramong dan diberi nama Mongan. Di sinilah Anaknda tinggal bersama Patih yang bernama Ki Pangeran Tangkas. Nah di sebelah selatan tempat ini Ayahnda beri nama Asah
Nataran untuk para prajurit dan beberapa rakyat yang ikut datang ke sini dalam proses penyembuhan Anaknda. Selesai membabat hutan tersebut kira-kira Tahun 1489 Masehi dan yang dulunya disebut Asah Penataran sekarang disebut Penatahan (Monografi Desa Penatahan, 2018).
Letak Geogafis Desa Penatahan
-
1. Letak Desa Penatahan
Desa Penatahan adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali dan terletak di sebelah Utara Ibu Kota Kabupaten Tabanan dengan jarak 14,00 km. Desa Penatahan terdiri dari 6 Banjar Dinas yaitu Banjar Dinas Mongan, Banjar Dinas Bedugul, Banjar Dinas Penatahan Kaja, Banjar Dinas Penatahan Kelod, Banjar Dinas Kekeran, dan Banjar Dinas Tegayang. Terdapat tiga Desa Pakraman yaitu Desa Pakraman Mongan, Desa Pakraman Penatahan dan Desa Pakraman Tegayang. Luas wilayah Desa Penatahan yaitu 344,04 Ha, dengan jumlah penduduk 2.646 jiwa terdiri dari 1.325 laki-laki dan 1.321 perempuan yang terbagi dalam 867 KK. Wilayah Desa Penatahan
Luas wilayah Desa Penatahan adalah 344,04 Ha. Bentuk dataran wilayah Desa Penatahan merupakan pegunungan yang memanjang dari utara ke selatan. Dataran ini dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, persawahan, perkebunan, tempat suci, kuburan, jalan umum, sekolah dan lain-lain. Dari luas wilayah tersebut, pemanfaatan lahan wilayah menurut jenisnya dapat dirinci sebagai berikut.
No. |
Jenis Penggunaan |
Tahun 2018 | |
Luas (Ha) |
Persentase | ||
1 |
Tanah Sawah |
20.900,00 |
60,07% |
2 |
Tanah Kering |
13.655,00 |
39,25% |
3 |
Tanah Basah |
0,00 |
0,00% |
4 |
Tanah Perkebunan |
0,00 |
0,00% |
5 |
Fasilitas Umum |
236,00 |
0,68% |
6 |
Tanah Hutan |
0,00 |
0,00% |
Total |
34.791,00 |
100% |
Sumber: Monografi Desa Penatahan, 2018
Desa ini termasuk daerah dataran tinggi dengan ketinggian 350 m dari permukaan laut, dengan batas-batas sebagai berikut:
-
- Di Sebelah Utara : Desa Tengkudak
-
- Di Sebelah Timur : Desa Jegu
-
- Di Sebelah Selatan : Desa Tegallinggah
-
- Di Sebelah Barat : Desa Sangketan
-
2. Iklim
Keadaan iklim Desa Penatahan tidak jauh berbeda dengan desa-desa lain di Kecamatan Penebel. Desa Penatahan memiliki iklim tropis dengan temperatur rata-rata 25o Celcius dan maksimum 32o Celsius, dengan kelembaban udara rata-rata diatas 80%. Curah hujan paling rendah 2.800 mm dan paling tinggi 3.293 mm, dengan ketinggian dari permukaan air laut 350 m. Data ini diperoleh berdasarkan rasio dengan desa-desa lain yang ada di lingkungan Desa Penatahan. Jarak Tempuh Desa Penatahan ke pusat ibu kota Kecamatan maupun Kabupaten cukup dekat. Adapun jarak tempuh/orbitasi Desa Penatahan adalah sebagai berikut:
-
- Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 5 km
-
- Jarak dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tabanan : 13,5 km
-
- Jarak dari Pusat Pemerintahan Provinsi Bali : 35 km
-
3. Keadaaan Air (Hydrologi)
Sumber-sumber air yang ada dan digunakan oleh masyarakat untuk memasak, mencuci, mandi, adalah sebagai berikut: mata air, sungai, PDAM, dan lain-lain. Di Desa Penatahan sistem pengairan di sawah dikoordinir oleh Pekaseh dalam bentuk organisasi subak antara lain:
-
a. Subak Mongan dengan Ketua I Ketut Karmina,S.Ag
-
b. Subak Uma Piling dengan Ketua I Ketut Wartawan
-
c. Subak Desa dengan Ketua I Nyoman Ridun
-
d. Subak Kekeran dengan Ketua I Nengah Begeh
-
e. Subak Deman dengan Ketua I Made Suarna
-
f. Subak Kerasan dengan Ketua Gst Putu Lodra
-
g. Subak Bangkiang Sidem dengan Ketua Ketut Suka Arsana
-
h. Subak Bacok dengan Ketua I Nyoman Puspa
-
i. Subak Pemunan dengan Ketua I Ketut Suka Arsana
-
j. Subak Tegayang dengan Ketua I Nengah Sudira
-
k. Subak Dalem Dengan Ketua I Nyoman Wastra
Persepsi Masyarakat
Untuk mengetahui persepsi masyarakat, diajukan 16 buah pertanyaan dengan skor yang terendah adalah 1 x 16 = 16 dan skor tertinggi adalah 5 x 16 = 80. Sedangkan jumlah responden masyarakat yang dijadikan sampel adalah 150 orang.
Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap berbagai hal berkaitan dengan pengembangan Desa Bongan sebagai desa wisata, dapat dilhat pada berikut ini.
Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Desa Bongan Sebagai Desa Wisata
No. |
Pernyataan |
Sikap / Orang / Persentase |
Skor |
Rata2 | ||||
SS |
S |
RR |
TS |
STS | ||||
A. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Dijadikan Desa Penatahan Sebagai Desa Wisata |
70 70% |
26 26% |
4 4% |
- |
- |
466 |
4,66 Sangat Setuju |
B. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Dijadikannya Rumah-Rumah Masyarakat Dijadikan Homestay Untuk Mendukung Pengembangan Desa Wisata Penatahan |
18 18% |
69 69% |
7 7% |
6 6% |
- |
399 |
3,99 Setuju |
C. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Desa Penatahan Setelah Menjadi Desa Wisata Akan Menjadi Pelestari Alam, Sosial/Budaya, dan Spiritual Desa Penatahan |
32 32% |
64 64% |
4 4% |
- |
- |
428 |
4,28 Sangat Setuju |
D. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Dijadikannya Keberadaan Pura dan Tempat Suci di Desa Penatahan Sebagai Wisata Spiritual |
11 11% |
63 63% |
13 13% |
13 13% |
- |
372 |
3,72 Setuju |
E. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Berbagai Budaya Desa Penatahan Dijadikan Sebagai Daya Tarik Budaya Untuk Wisatawan Yang Datang ke Desa Penatahan |
35 35% |
63 63% |
2 2% |
- |
- |
433 |
4,33 Sangat Setuju |
F. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Daya Tarik Wisata Desa Penatahan Dikelola Oleh Masyarakat Desa Penatahan dan Dapat Memberikan Manfaat Secara Ekonomi Kepada Masyarakat Desa Penatahan |
54 54% |
44 44% |
2 2% |
- |
- |
452 |
4,52 Sangat Setuju |
G. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Berbagai Kerajinan di Desa Penatahan Dijadikan Cinderamata Lokal dan Menumbuhkan Home Industry di Desa Penatahan |
28 28% |
70 70% |
2 2% |
- |
- |
426 |
4,26 Sangat Setuju |
H. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Potensi Wisata Desa Penatahan Dikelola Oleh Investor dan Bukan Oleh Masyarakat Desa Penatahan |
2 2% |
3 3% |
9 9% |
56 56% |
30 30% |
191 |
1,91 Tidak Setuju |
I. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Desa Penatahan Banyak Dikunjungi Oleh Wisatawan |
41 41% |
57 57% |
2 2% |
- |
- |
439 |
4,39 Sangat Setuju |
J. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Dikembangkannya Infrastruktur atau Sarana/Prasarana Pendukung Pariwisata Untuk Mendukung Pengembangan Desa Wisata Desa Penatahan |
30 30% |
68 68% |
2 2% |
- |
- |
424 |
4,24 Sangat Setuju |
K. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Ditingkatkannya Sumber Daya Manusia di Desa Penatahan Berkaitan Dengan Pengetahuan Pariwisata |
36 36% |
62 62% |
2 2% |
- |
- |
430 |
4,30 Sangat Setuju |
L. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Dibentuknya Badan Pengelola Desa Wisata Penatahan, Kelompok Sadar Wisata, dan Kelompok Sapta Pesona Untuk Mengelola Pariwisata Desa Penatahan |
19 19% |
79 79% |
2 2% |
- |
- |
413 |
4,13 Setuju |
M. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Desa Penatahan Menjadi Desa Binaan Dari Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana |
20 20% |
74 74% |
4 4% |
2 2% |
- |
408 |
4,08 Setuju |
N. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Desa Wisata Penatahan Tidak Berkelanjutan Atau Tidak Berkesinambungan |
- |
2 2% |
6 6% |
79 79% |
13 13% |
195 |
1,95 Tidak Setuju |
O. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Berpartisipasi Secara Aktif Dalam |
15 15% |
83 83% |
2 2% |
- |
- |
409 |
4,09 Setuju |
Aktivitas Kepariwisataan Desa Penatahan | ||||||||
P. |
Persepsi Masyarakat Terhadap Sering Diberikan Pelatihan dan Pembinaan Oleh Pihak-Pihak Terkait, Seperti: Pemerintah, Perguruan Tinggi, Komunitas, dan Lain-Lain Berkaitan Dengan Pengembangan Desa Wisata Penatahan |
18 18% |
80 80% |
2 2% |
- |
- |
412 |
4,12 Setuju |
Sumber: Hasil Analisis Kuesioner, 2019
Peran Serta dan Partisipasi Masyarakat Penatahan dalam Mendukung Pengembangan Desa Penatahan sebagai Desa Wisata di Kabupaten Tabanan
Partisipasi masyarakat Penatahan di dalam pengembangan Desa Penatahan sebagai desa
wisata sangat besar dan sangat aktif, sehingga perlu untuk diberikan pembinaan-pembinaan dan pemahaman-pemahaman tentang kepariwisataan itu sendiri. Partisipasi masyarakat Penatahan terhadap pengembangan Desa Penatahan sebagai desa wisata di Kabupaten Tabanan, yaitu: 1. Menjaga Kebersihan Desa
Dari hasil analisis kuesioner yang diberikan kepada masyarakat Penatahan berkaitan dengan peran serta dan partisipasi masyarakat Bongan dalam mendukung pengembangan Desa Penatahan sebagai desa wisata, yaitu: sebanyak 33 orang atau 33% menyatakan peran serta dan partisipasi masyarakat adalah menjaga kebersihan desa. Secara implisit masyarakat Desa Penatahan menyadari bahwa kebersihan merupakan masalah yang sangat masif yang sangat sulit untuk ditangani, sehingga sebagian besar masyarakat menginginkan agar pada nantinya Desa Penatahan sebagai desa wisata masalah kebersihan ini, terutama masalah sampah plastik menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat untuk menanggulanginya dan mencarikan solusinya. Karena masyarakat menginginkan desa tempat tinggal mereka kelihatan bersih, asri, sehat, terpelihara sanitasi/hygienenya yang merupakan manfaat positif dari imbas sebagai desa wisata sebelum wisatawan datang berkunjung ke Desa Penatahan.
-
2. Promosi
Dari hasil analisis kuesioner yang diberikan kepada masyarakat Penatahan berkaitan dengan peran serta dan partisipasi masyarakat Penatahan dalam mendukung pengembangan Desa Penatahan sebagai desa wisata, yaitu: sebanyak 21 orang atau 21% menyatakan peran serta dan partisipasi masyarakat adalah mengadakan promosi. Kegiatan promosi akan dapat menjembatani produk dan layanan yang ada langsung menuju ke konsumen. Hal inilah yang perlu dibuatkan program promosi yang efektif. Promosi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bongan adalah melalui brosur, media internet, dan secara langsung promosi di Desa Penatahan melalui wisatawan yang datang dan melalui travel agent atau guide yang datang serta dengan program kemitraan dengan pihak terkait.
-
3. Menjaga Kelestarian Alam, Adat, dan Budaya
Dari hasil analisis kuesioner yang diberikan kepada masyarakat Penatahan berkaitan dengan peran serta dan partisipasi masyarakat Penatahan dalam mendukung pengembangan Desa Penatahan sebagai desa wisata, yaitu: sebanyak 18 orang atau 18% menyatakan peran serta dan partisipasi masyarakat adalah menjaga kelestarian alam, adat, dan budaya. Alam, adat, dan budaya merupakan satu-kesatuan utuh yang saling mendukung dan saling mempengaruhi dan menjadi konsep yang sangat positif dan sangat ampuh untuk menjaga keseimbangan alam dan kehidupan masyarakat, yaitu: Tri Hita Karana, di mana kelestarian alam terwujud
ketika adat dan budaya dilestarikan dan begitu juga sebaliknya. Masyarakat Desa Penatahan sangat menghormati dan sangat menjaga Warisan Leluhur-nya. Hal inilah salah satu peran serta masyarakat yang merupakan modal dalam pengembangan Desa Wisata Penatahan.
-
4. Mengembangkan Agrowisata
Dari hasil analisis kuesioner yang diberikan kepada masyarakat Penatahan berkaitan dengan peran serta dan partisipasi masyarakat Penatahan dalam mendukung pengembangan Desa Penatahan sebagai desa wisata, yaitu: sebanyak 15 orang atau 15% menyatakan peran serta dan partisipasi masyarakat adalah mengembangkan agrowisata. Untuk dapat menarik dan menahan wisatawan di Desa Penatahan, maka diperlukan beberapa atraksi dan paket wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Kreativitas masyarakat sangat dibutuhkan untuk menggali potensi-potensi wisata Penatahan yang kemudian menjadi sebuah produk wisata dan atraksi-atraksi wisata, khususnya produk dan atraksi wisata lokal, sehingga agar menarik produk dan atraksi wisata tersebut perlu dikemas secara baik dan menarik, yaitu: salah satunya dukungan dari masyarakat Desa Penatahan adalah mengembangkan agrowisata di Desa Wisata Penatahan karena kehidupan masyarakat yang agraris dan sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Penatahan adalah bertani, sehingga dengan mengembangkan agrowisata masyarakat akan mendapatkan tambahan penghasilan atau added value.
-
5. Menjadi Guide Lokal
Dari hasil analisis kuesioner yang diberikan kepada masyarakat Penatahan berkaitan dengan peran serta dan partisipasi masyarakat Penatahan dalam mendukung pengembangan Desa Penatahan sebagai desa wisata, yaitu: sebanyak 13 orang atau 13% menyatakan peran serta dan partisipasi masyarakat adalah menjadi guide lokal. Daya Tarik Wisata Desa Penatahan sangat beragam dan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, di mana hal tersebut mempunyai nilai filosofis yang tinggi di dalam menjaga keharmonisan alam dan budaya yang sudah dilaksanakan secara turun-temurun. Daya tarik tersebut perlu diperkenalkan kepada wisatawan yang berkunjung serta aktivitas wisata atau atraksi wisata yang menjadi produk/paket wisata Desa Penatahan, di mana memerlukan peran masyarakat lokal yang mampu dan paham untuk menjelaskan berbagai potensi wisata tersebut kepada wisatawan. Salah satu peran serta masyarakat yang sangat penting untuk diapresiasi untuk mendukung desa wisata adalah menjadi guide lokal.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:
-
1. Persepsi masyarakat terhadap berbagai hal berkaitan dengan pengembangan Desa Penatahan sebagai desa wisata, didapat Skor Total sebesar 6.297 dengan Rata-Rata 4,20 yang merupakan kategori Sikap Setuju.
-
2. Peran serta dan partisipasi masyarakat Penatahan dalam mendukung pengembangan Desa Penatahan sebagai desa wisata di Kabupaten Tabanan adalah: (1) Menjaga kebersihan desa; (2) Promosi; (3) Menjaga kelestarian alam, adat, dan budaya; (4) Mengembangkan agrowisata; dan (5) Menjadi guide lokal.
Hermantoro, Henky, dkk. 2010. Pariwisata Mengikis Kemiskinan. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan.
Jonker. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
Mikkelsesn, Britha. 1999. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Monografi Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. 2018.
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor: 2 Tahun 2012 Tentang Kepariwisataan Budaya
Bali.
Picard, Michel. 2006. Bali Pariwisata Budaya Dan Budaya Pariwisata. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Pitana, I Gede. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.
Profil Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. 2018.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
166
Discussion and feedback