Perancangan dan Implementasi Sistem Manajemen Proyek Perangkat Lunak Menggunakan Teknologi Single Page Application
on
Jurnal Elektronik Ilmu Komputer Udayana p-ISSN: 2301-5373
Volume 8, No 4. May 2020 e-ISSN: 2654-5101
Perancangan dan Implementasi Sistem Manajemen Proyek Perangkat Lunak Menggunakan Teknologi Single Page Application
Aditya Wikardiyan1, I Made Widiartha2, Luh Arida Ayu Rahning Putri3
1,2,3Teknik Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Bukit Jimbaran, Badung, Bali, Indonesia
1[email protected] 2[email protected] 3[email protected]
Abstrak
Sistem Manajemen Proyek Perangkat Lunak (SMPPL) dibangun berbasis website bertujuan untuk mendukung pengerjaan proyek secara berkolaborasi agar komunikasi antar user dengan anggota tim dapat berjalan secara efisien dan realtime. Sistem ini menerapkan teknologi Single Page Application (SPA). Penerapan Single Page Application (SPA) pada sistem dapat menghemat penggunaan bandwidth dan meningkatkan kecepatan memuat website karena hanya mengambil bagian-bagian tertentu sesuai kebutuhan dari setiap halaman website tanpa memuat keseluruhan resource saat adanya interaksi berpindah halaman yang dilakukan user. Berdasarkan hasil pengujian penggunaan bandwidth dari lima halaman menu sistem, penerapan SPA pada SMPPL dapat membantu menghemat penggunaan bandwidth hingga 776.4KB dari 830KB total (93.54%).
Kata Kunci : Single Page Application, website, kerja kelompok, Sistem Manajemen Proyek Perangkat Lunak, SMPPL
Pekerjaan secara berkelompok memerlukan koordinasi yang tepat, sehingga tujuan dari pekerjaan dapat tercapai secara maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan oleh setiap anggota. Keterlibatan teknologi informasi dapat memberi kemudahan bagi seluruh anggota dalam sebuah kelompok kerja dengan lebih efisien dan efektif, tetapi meskipun begitu platform yang tersedia menjadi tersebar dan tidak terpusat pada satu platform saja dikarenakan sistem yang telah ada belum mengandung komunikasi dari sesama user, yang menyebabkan saat user ingin berkomunikasi dengan anggota tim harus menggunakan aplikasi komunikasi lain yang menjadikan hal ini kurang efisien.
Kurangnya efisiensi dalam mengerjakan suatu pekerjaan tim akan berdampak pada proses pengerjaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Paramita [1] dikatakan bahwa salah satu faktor umum penyebab kegagalan dari suatu proyek TI adalah kurangnya komunikasi dan kolaborasi antara manajer proyek, tim proyek san semua pihak yang terlibat. Menyelesaikan masalah dari hal-hal tersebut maka diperlukan Sistem Manajemen Proyek Perangkat Lunak (SMPPL) yang sifatnya online berbasis website sehingga dapat dengan mudah diakses dari mana saja dan mendukung komunikasi antar user secara efisien. Selain kemudahan komunikasi, akses data secara realtime juga dibutuhkan untuk membantu mempercepat proses penyelesaian proyek. Salah satu bentuk dukungan SMPPL untuk mempercepat kegiatan penyelesaian proyek adalah dengan menerapkan teknologi Single Page Application.
Single Page Application (SPA) adalah istilah untuk aplikasi berbasis website, yang menggunakan satu halaman web saja sebagai tampilan dari aplikasinya. Semua interaksi atau pun penyajian data tidak akan membuat halaman secara utuh dimuat ulang, tetapi hanya bagian-bagian tertentu saja yang diupdate dari server atau dari hasil proses aplikasi di sisi client. Dengan memanfaatkan AJaX dan JavaScript maka permintaan atau request dari sisi client ke server akan diproses dibalik layar (background process), lalu server akan merespon dengan komponen-komponen website apa yang dibutuhkan client untuk
ditampilkan [2]. Keuntungan dari penggunaan teknologi ini menjadikan halaman web yang dibuat menjadi lebih ringan dan lebih cepat ketika diakses disbanding web conventional. Hal ini dikarenakan Website conventional memiliki masalah pada user dan bandwidth yang besar saat user melakukan akses ataupun berpindah halaman, sehingga seringkali kecepatan memuat website menjadi lambat. Hal ini terjadi karena pengguna akan memuat berkas dan script (CSS atau JavaScript) serta konten yang terkandung di dalamnya dari awal setiap terjadi perpindahan halaman. Penggunaan teknologi Single Page Application pada website sudah menjadi sangat penting, karena dengan kelebihan yang diberikan akan memberikan dampak positif baik dari sisi server dalam mengoptimalkan proses ataupun sisi pengguna untuk menghemat bandwidth.
Sistem ini dibangun berbasis website dengan menerapkan teknologi Single Page Application (SPA). Penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan metode Waterfall. Tahapan dari metode ini dimulai dari tahapan Analisis Kebutuhan Sistem, Desain Sistem, Implementasi, Pengujian Sistem dan Maintenance.
Pada tahap analisis kebutuhan sistem dilakukan proses pencarian informasi dan data mengenai kebutuhan sistem yang akan dibangun. Pencarian informasi dilakukan dengan metode observasi dan wawancara dalam bentuk kuisioner. Kuisioner ini diisi oleh calon user yang berasal dari lingkungan Startup (perusahaan rintisan) IT berkantor di DILo (Digital Innovation Lounge) Denpasar beralamat di Jalan Wage Rudolf Supratman No. 302, Tohpati, Denpasar. Hasil dari pencarian informasi diperoleh fitur yang dibutuhkan oleh calon user digambarkan pada tabel 1.
Tabel 1 Kebutuhan User Berdasarkan Hasil Kuisioner
No |
Kebutuhan |
1 |
User membutuhkan sistem manajemen proyek perangkat lunak yang dapat memudahkan user untuk melakukan pertukaran berkas (file) dan folder. Serta sekaligus memberikan versi pada berkas secara otomatis. |
2 |
User membutuhkan fitur yang memudahkan user untuk berkomunikasi ketika berkolaborasi mengerjakan proyek perangkat lunak, dalam hal ini fitur tersebut adalah fitur chatting. |
Dari tabel di atas selanjutnya akan dikembangkan ke dalam kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional. Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang mendefinisikan apa yang sistem harus kerjakan, fungsi yang disediakan sebuah sistem, bagaimana sistem bereaksi terhadap input dan situasi tertentu [3]. Adapun kebutuhan fungsional sistem dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Kebutuhan Fungsional
Kode |
Deskripsi Kebutuhan |
Target User |
KF1 |
Sistem menyediakan fasilitas registrasi bagi user baru. |
User |
KF2 |
Sistem menyediakan fasilitas login dengan cara memasukkan username dan password. |
User |
KF3 |
Sistem dapat mempermudah user dalam melakukan pengaturan Profile, dengan rincian berikut:
kemampuan (skill) dan data diri.
password. |
User |
KF4 |
Sistem menyediakan fitur cari teman agar user dapat menambahkan teman atau relasi. |
User |
KF5 |
Dalam sistem ini, user dapat membuat dan menambah project group baru untuk mengerjakan proyek perangkat lunak secara berkolaborasi, dengan langkah berikut: a. Mengisi nama proyek
folder yang akan digunakan dalam project. |
User |
KF6 |
Ketua tim sebuah proyek dapat membuat divisi dalam project group untuk memudahkan pembagian tugas kepada anggota tim yang tepat terkait dengan proyek tersebut sesuai tugas dan keahlian masing-masing anggota. |
User |
KF7 |
User dapat menggunggah berkas ataupun folder ke dalam project group yang dibuat. |
User |
KF8 |
User dapat melihat perkembangan project atau ruang divisi, dengan rincian sebagai berikut:
menentukan persentase perkembangan project atau ruang divisi.
|
User |
KF9 |
Sistem menyediakan menu Dashboard Analytic yang berisi statistic total user, banyaknya project group, dan jumlah pengunjung web sistem. |
Admin |
KF10 |
Sistem dapat menentukan estimasi biaya proyek perangkat lunak menggunakan UCP (Use Case Points), dimana fitur ini dapat diakses oleh ketua tim setiap project. |
User |
KF11 |
Sistem dapat menentukan Versi sebuah file source code ketika file tersebut diunggah, fitur ini akan memudahkan user jika ingin melakukan rollback ke versi file source code sebelumnya. |
User |
KF12 |
Untuk melakukan komunikasi antar user sistem menyediakan fitur Grup chat dan private chat. |
User |
KF13 |
Pada sistem ini disediakan fitur Manage User, yang berfungsi untuk mengatur user yang terdaftar di sistem, seperti menangguhkan (suspend) user, memblokir user, ataupun menghapus user. |
Admin |
KF14 |
Sistem menyediakan fasilitas logout |
User |
Sedangkan kebutuhan non fungsional merupakan kebutuhan yang tidak secara langsung berkaitan dengan layanan atau fungsi spesifik pada sistem kepada penggunanya [3]. Contohnya seperti keandalan sistem ataupun kecepatan proses dari sistem. Kebutuhan non fungsional pada sistem ini adalah sebagai berikut:
-
a. User-Friendly
Sistem yang dibangun dapat menampilkan antarmuka yang mudah dipahami oleh user, sehingga user dapat dengan mudah mengerti fungsi-fungsi dari fitur yang disediakan oleh sistem dan memberikan kenyamanan kepada user saat menggunakan sistem.
Dengan memanfaatkan teknologi SPA (Single Page Application), sistem yang dibangun diharapkan dapat memberikan kecepatan proses.
Sistem yang dibangun dapat menjaga keamanan akses terhadap data user, sehingga setiap data proyek yang ada pada sistem hanya dapat diakses oleh ketua dan anggota tim dari proyek tersebut.
-
a. Use Case Diagram
Use Case Diagram menggambarkan pada sistem ini terdiri fungsionalitas yang diharapkan dari suatu sistem. Use case diagram merepresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem, seperti yang digambarkan dalam Gambar 2 terkait interaksi antara Pengunjung, Member, dan Super Admin dengan sistem.
Pengunjung
Member (Anggota)
Gambar 2 Use Case Diagram
-
b. Class Diagram
Class Diagram dari Sistem Manajemen Proyek Perangkat Lunak memiliki beberapa class yang terdiri atas Login, RegistrasiUser, PrivateChat, DirectoryGroup, ProjectGroup, Notification, Division, DivisionChat, dan FlagNotif. Masing – masing class memiliki atribut dan method yang nantinya akan diimplementasikan ke dalam program. Adapun penjelasan class diagram terdapat pada tabel 3.
Gambar 3 Class Diagram
Tabel 3 Hubungan Class Diagram dengan Use Case
Kelas |
Use Case |
Fungsi |
Login |
Login |
Menangani verifikasi login user |
Login Verification | ||
Registrasi User |
Pendaftaran Akun |
Menangani pendaftaran akun user |
Project Group |
Mengelola project |
Menangani manajemen project group yang akan dilakukan user |
Menambah project | ||
Menghitung estimasi biaya | ||
Menghapus project | ||
Mengedit project | ||
Directory Group |
Mengelola berkas |
Menangani pengelolaan file dan folder dalam project group |
Mengunduh berkas | ||
Versi berkas | ||
Mengunggah berkas | ||
Division |
Mengelola anggota tim |
Mengangani manajemen divisi pada project group |
Mengelola project | ||
Mengeluarkan dan menambah anggota tim |
Single Page Application (SPA) adalah istilah untuk aplikasi berbasis website, yang menggunakan satu halaman web saja sebagai tampilan dari aplikasinya. Semua interaksi atau pun penyajian data tidak akan membuat halaman secara utuh dimuat ulang, tetapi hanya bagian-bagian tertentu saja yang diupdate dari server atau dari hasil proses aplikasi di sisi client. Keuntungan dari penggunaan teknologi ini menjadikan halaman web yang dibuat menjadi lebih ringan dan lebih cepat ketika diakses [2].
Dengan memanfaatkan AJaX dan JavaScript maka permintaan atau request dari sisi client ke server akan diproses dibalik layar (background process), lalu server akan merespon dengan komponen-komponen website apa yang dibutuhkan client untuk ditampilkan. Perbedaan SPA dengan request konten menggunakan AJaX adalah pada saat pengguna melakukan interaksi untuk berpindah halaman maka SPA melakukan perubahan URL website pada browser, untuk itu SPA membutuhkan bantuan HTML5 History API untuk memungkinkan penyimpanan history alamat website dan keperluan mengubah-ubah halaman URL website untuk menyesuaikan dengan halaman yang saat ini dibuka oleh pengguna. Salah satu keuntungan dari mengubah URL website adalah agar tautan tersebut menjadi shareable atau mudah untuk dibagikan kepada pengguna lain. Berikut adalah beberapa point penting dalam SPA [2]:
-
1. Individual Components : Seluruh halaman web dibagi menjadi komponen yang lebih kecil dan saling berinteraksi.
-
2. Replaced/Updated : Komponen/Bagian dari halaman web digantikan/diperbarui dengan perubahan sesuai dengan permintaan pengguna.
-
3. Refreshing/Reloading : Halaman web tidak pernah disegarkan atau dimuat ulang, tetapi konten baru dimuat dibeberapa bagian sesuai dengan data baru.
-
4. User Actions : SPA berkewajiban menangani semua interaksi dari pengguna (tombol klik, masukan dari keyboard, dll) dengan cepat dan mengarah ke user interface yang sangat fluida (tidak menolak berubah bentuk).
SPA menyediakan cara yang lebih fleksibel dan elegan berkaitan dengan data. Menyegarkan (refresh) bagian tertentu atau bagian dari halaman tanpa memuat ulang seluruh halaman adalah tujuan utama layanan SPA, tetapi semua fleksibilitas ini membutuhkan user interface yang lebih interaktif dan hal ini menyebabkan user experience yang lebih baik [2]. Gambar 5 menampilkan Client-Server Request Response Cycle pada SPA dan non-SPA.
Gambar 4 Client-Server Request Response Cycle
Alur jika menggunakan SPA:
-
• Pengguna/klien mengakses halaman web (pengguna pertama kali mengakses halaman web).
-
• Server merespon berupa halaman HTML dengan konten eksternal berupa gambar, CSS, JavaScript, dll.
-
• Jika pengguna berinteraksi, hal ini akan menjadikan sisi klien meminta konten ke server.
-
• Server merespon dengan format JSON melalui AJaX yang mengandung hanya permintaan pengguna/klien tersebut.
-
• Pada sisi klien tidak akan memuat ulang halaman dari awal, tetapi akan menggantikan/ memperbarui bagian-bagian tertentu saja sesuai permintaan pengguna/klien. Hal ini akan meminimalkan penggunaan bandwidth dan meningkatkan kecepatan akses.
Alur jika tidak menggunakan SPA,
-
• Pengguna/klien mengakses halaman web (pengguna pertama kali mengakses halaman web).
-
• Server merespon berupa halaman HTML dengan konten eksternal berupa gambar, CSS, JavaScript, dll.
-
• Jika pengguna berinteraksi dengan mengklik atau masukan dari keyboard, hal ini akan menjadikan sisi klien meminta konten ke server dan merespon dengan memberikan seluruh konten pada halaman HTML baru.
-
• Pada sisi pengguna/klien akan memuat ulang halaman web, sehingga mengakibatkan seluruh konten dimuat kembali dari awal. Hal ini mengakibatkan penggunaan bandwidth menjadi lebih besar dibandingkan menggunakan SPA.
Gambar 5 Tampilan awal atau dashbor
Gambar 6 Profil
Smppl Dashbor ≡∣ Profil 0 |
Pesan ^ Cariteman θ Notifikasi ⅛ Logout 3 |
Caritemanatau tim |
Caritemanatautim anda |
Tambahkan teman-teman atau tim anda sebagai teman di SM PPL, berguna saat anda membuat project. |
Cari tema n atau ti m username∣ Nama Lengkap (⅞username |
Gambar 7 Cari Teman
Profil 0 Pesan §
Cariteman @ NotiPkasi t Logout 3
TanibahkanProjectGroup |
Lengkapi form dan buat project anda | |
Dengan menambahkan Project Group, anda akan menjadi Ketua Timatau ManajerTim pada project |
Nama Project |
tugas akhir |
anda. |
KuotaDirektori(MB) |
1024 |
jja: 3TjeztGrnp
? CariAfiggota
adit
Tainbahkegrup |
Gambar 8 Menu Tambah Project
TotalSeIuruhPemakaian φ
Terpakai - W2 MB/5.0OG B (S⅛a 5.00 G B)
0 TambahProjectGroup
9 ProjectGroupanda
X Project Group yang anda ikuti
0 TentangSMPPL
NewProject B
Lorem Ipsumdolorsitarnet1ConsecteturadipiscingeIit. Maecenasquis nulla nisi. Donectincidunteuismod Iobortis. Pellentesque mauris justo, Faucibussedex vitae.variusdapibus OuncJntegerinterdum aceros inultrices. Dcinecsitamettempus αrci.Nam pharetra, dolor In fermentum Iinibus, nulla elit accumsan dolor, Vitaefinibus ante arcu a ipsum. Vestibulum id ultricies mauris. Sed volutpat sapien non augue Condimentum euismod. Morbi tincidunt augue dui. ac Imperdiet magna cursus non.
https√∕www.lipsum.com∕feed∕html
■n AnggOLa ∣ ⅛ner∣vser^^∣ ∣ ⅜>v∣wsar2 ∣∣ ⅞πe⅛us6f3~^∣ ∣ ⅞τ⅜⅜⅜ser4 ∣∣ ⅞adityawfc ^[∣ ¾athra⅛n |
Tidak ada deskripsi project
Uiggora ∣ IgkarrocsrigiV;'nr⅛∙a,ni∣ ∣ tjιcatfιr⅞en ^ guserπa∏B 11 Ignawser |
ProjectHoteIZ E
Tidak ada deskripsi project
Anggora | gusarnams ∣∣ Igtemocaigwamawami ∣∣ ⅜atlr⅛8∣i^[
ContentWebsite Pl
Tidak ada deskripsi project
X⅛ Anggora ∣ ιgca⅜hrg⅞ri^^∣∣ ⅞⅛a¾user ∣∣ g⅜d⅛yawk ~∣∣ gu°⅛rnaτιe ∣∣ Igkanocengwarrawarni j
Gambar 9 Menu Daftar Project Saya
Gambar 5 hingga Gambar 9 merupakan implementasi antarmuka dari Sistem Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Adapun implementasi sistem yang ditampilkan pada bagian ini antara lain, tampilan awal atau dashbor, tampilan profil user, menu cari teman untuk menemukan teman atau calon anggota tim, menu tambahkan project dan terakhir menu daftar project saya.
Penerapan Single Page Application pada sisi client tidak akan memuat ulang halaman dari awal, tetapi akan menggantikan/memperbarui bagian – bagian tertentu saja sesuai permintaan pengguna atau client. Hal ini akan meminimalkan penggunaan bandwidth dan meningkatkan kecepatan akses. Berbeda dengan sistem tanpa SPA, pada sisi client akan memuat ulang halaman web, sehingga mengakibatkan seluruh konten dimuat ulang kembali dari awal. Hal ini mengakibatkan penggunaan bandwidth menjadi lebih besar dibandingkan menggunakan SPA serta menyebabkan memperlambat kecepatan memuat website.
Berdasarkan penjabaran di atas, berikut ini merupakan hasil penggunaan bandwidth dari SMPPL dengan SPA maupun SMPPL tanpa penerapan SPA. Terdapat 5 buah halaman utama yang digunakan untuk pengujian hasil penggunaan bandwith, yaitu Dashbor, Profil, Cari Teman, Tambah Project dan Daftar Project Saya.
Tabel 4 Hasil Pengujian Penggunaan Bandwidth
Nama halaman |
SPA |
TANPA SPA |
Dasbor |
11.7 KB |
158 KB |
Profil |
11.2 KB |
205 KB |
Cari Teman |
8.6 KB |
155 KB |
Tambah Project |
10.3 KB |
156 KB |
Daftar Project Saya |
11.8 KB |
156 KB |
Dari tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan SPA dapat menghemat penggunaan bandwidth hingga kurang lebih sebesar 776.4KB dari 830KB atau sekitar 93.54%
-
b. Stress Testing
Pengujian stress pada sistem dilakukan mengetahui waktu tunggu (loading time) untuk menjalankan suatu proses yang ada pada sistem yang dibangun Berikut ini merupakan hasil pengujian stress testing sistem dengan menggunakan Apache JMeter. Dimana skenarionya adalah loop yang digunakan sebanyak 5, threads yang digunakan dari 100 hingga 1000 serta ramp up sebanyak 100.
Threads mereprentasikan jumlah virtual user yang digunakan dalam pengujian. Loop berisi jumlah pengulangan pengaksesan website dalam pengujian yang dilakukan oleh seorang user. Ramp Up merupakan waktu yang diperlukan JMeter untuk memulai eksekusi dari setiap thread/user [7].
Tabel 5 Hasil Stress Testing
No |
Threads/User |
Average (dalam satuan ms) |
Error (dalam satuan %) |
Throughput (dalam satuan kb/s) |
1 |
100 |
720 |
0 |
4.8 |
2 |
200 |
963 |
0 |
9.3 |
3 |
300 |
1780 |
0 |
12.17 |
4 |
400 |
1385 |
0 |
16.5 |
5 |
500 |
1149 |
0 |
23.6 |
6 |
600 |
4319 |
10.25 |
23.7 |
7 |
700 |
5514 |
12.7 |
27.3 |
8 |
800 |
10245 |
29.02 |
25.6 |
9 |
900 |
12328 |
34.99 |
25 |
10 |
1000 |
14326 |
29.37 |
29.37 |
Pada pengujian ini,semakin banyak user yang melakukan akses ke sistem, maka semakin lama waktu tunggu yang dihasilkan. Berdasarkan data yang didapat dari Google Test My Site yang dapat diakses di https://www.thinkwithgoogle.com/feature/testmysite, ketika website merespon permintaan user dengan waktu lebih dari 2,5 detik, maka website tersebut dikatakan memiliki respon yang lama [8].
Berdasarkan tabel 7, sistem mulai menghasilkan error serta waktu respon mulai lebih lambat ketika yang melakukan request ke sistem sebanyak 600 user dengan waktu respon yang dapat dilihat pada kolom average sekitar 4,3 detik. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem akan merespon permintaan user dengan cepat atau dibawah 2,5 detik, ketika user yang mengakses sistem berada diambang 500 user.
Sistem Manajemen Proyek Perangkat Lunak menerapkan penggunaan Single Page Application yang bertujuan agar proses memuat halaman dapat dilakukan lebih cepat, mengingat sistem ini ditujukan untuk melakukan pekerjaan proyek secara berkelompok atau kolaborasi. Penerapan Single Page Application pada sisi client tidak akan memuat ulang halaman dari awal, tetapi akan menggantikan/memperbarui bagian – bagian tertentu saja sesuai permintaan pengguna atau client. Hal ini akan meminimalkan penggunaan bandwidth dan meningkatkan kecepatan akses. Berdasarkan hasil pengujian penggunaan bandwidth, terhadap lima buah halaman menu yang terdapat pada sistem, SMPPL dengan SPA dapat menghemat penggunaan bandwidth hingga sebesar 776.4KB dari 830KB total tanpa SPA atau lebih menghemat bandwidth sekitar 93.54%.
Berdasarkan hasil pengujian stress testing, dengan adanya penerapan teknologi Single Page Application (SPA) pada sistem ini, hasil tes memberikan average atau rata – rata waktu respon selama 1,1 detik tanpa menghasilkan error ketika diakses oleh 500 user. Sedangkan jika diakses oleh 600 user ke atas, waktu respon yang dihasilkan semakin lama. Berdasarkan data yang didapat dari Google Test My Site, ketika website merespon permintaan user dengan waktu lebih dari 2,5 detik, maka website tersebut dikatakan memiliki respon yang lama. Maka dengan kata lain, sistem ini dapat memberikan respon yang cepat ketika user yang mengakses sebanyak 500 user.
Daftar Pustaka
-
[1] . Paramita, Dewi. 2015. “Rancang Bangun Sistem Informasi Kolaboratif Berbasis Web Untuk Manajemen Proyek Teknologi Informasi”. Jurnal Buana Informatika Vol. 6, No. 3.
-
[2] . Jadhav, Madhuri A., Sawant, Balkrishna R., Deshmukh, Anushree., 2015. “Single Page Application using AngularJS”, International Journal of Computer Science and Information Technologies, Vol.6, No 3, ISSN: 0975-9646.
-
[3] . Sommerville, I. (2011). SOFTWARE ENGINEERING (9 ed.). (M. Horton, M. Hirsch, M. Goldstein, C. Bell, & J. Holcomb, Eds.) USA: Pearson Education,Inc.
-
[4] . Apache Software Foundation. 2019. Apache Jmeter User Manual Glossary. https://jmeter.apache.org/usermanual/glossary.html. Diakses 27 April 2020.
-
[5] . Think With Google. 2017. Understanding The Speed Overview.
https://www.thinkwithgoogle.com/feature/testmysite/faq/. Diakses 27 April 2020.
524
Discussion and feedback