Jurnal Ilmiah

ILMU KOMPUTER

Universitas Udayana

Vol. XI, No. 1, April 2018                                                 ISSN 1979 - 5661

MODELING CARGO DALAM PEMILIHAN AIRLINE

Ni Made Kariati1, Putu Adi Suprapto2, Lily Marheni3

  • 1,3 Jurusan Administrasi Niaga

2jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali

ABSTRAK

Mengeliatnya bisnis E-Commerce, memberikan harapan besar pada pertumubuhan bisnis cargo di Indonesia. Bisnis cargo merupakan salah satu penyokong sarana prasarana pariwisata di Bali. Perdagangan awalnya hanya dilakukan di satu negara, tetapi selama bertahun-tahun perdagangan telah berkembang tersebut dan dilakukan antar negara. Hal ini karena setiap negara memiliki iklim yang berbeda, sumber daya alam, karakteristik, geografis demografis struktur,, ekonomi, dan struktur sosial. Barang Efek dari satu tempat ke tempat lain akan membutuhkan armada transportasi, baik udara, darat, atau laut. Saat sekarang hari, eksportir dan importir lebih cenderung menggunakan angkutan udara karena kelebihannya apakah itu efisien dalam waktu tetapi juga mampu menjangkau semua kota di dunia. Pertumbuhan yang cepat, bisnis ekspor-impor memicu pertumbuhan perusahaan logistik lokal, salah satunya adalah PT Fajar Insan Nusantara Logistics Bali (FIN Logistics Bali)., FIN Logistics Bali adalah perusahaan jasa pengiriman untuk pengiriman layanan domestik dan internasional barang darat, laut, dan udara. Namun proses memilih penerbangan oleh pelanggan di perusahaan masih dilakukan secara intuisi dan berorientasi pada harga murah.. Dalam penelitian ini dilakukan modeling kasus pemilihan iarline dengan mempertimbangkan kepentingan, harga, keselamatan, kecepatan. Hasil akhir dari model perhitungan untuk setiap alternatif akan peringkat semua alternatif berdasarkan skor tertinggi, yang akan digunakan sebagai pertimbangan atau rekomendasi kepada pelanggan dalam memilih maskapai, tapi keputusan tetap di tangan pelanggan.

Kata kunci : Cargo, DSS, Airline, Alternatif, Kreteria, Keputusan

ABSTRACT

In the beginning trading is only done in one country, but over years trading has develoved and is done between countries. It is because each country has different climate, natural resources, characteristics, geographic, demographic, economic structure and social structure. Goods Exchange from one place to another would require a fleet of transportation, whether by air, land, or sea. Currently now a days, exporters and importers are more likely to use air transportion because of its advantages whether it is efficient in time but also able to reach all cities in the world. Rapid growth, of import-export business triggers the growth of the local logistics companies, one of which is PT Fajar Insan Nusantara Logistics Bali, it is a delivery service company for domestic and international service delivery of goods by land, sea, and air. However the process of selecting the airlines by the customer in the company is still based on their instincts and low prices. The final result of the calculation models for each alternative will rank all the alternatives based on the highest score, which will be used as consideration or

recommendation to customers in the selecting of airlines, but the decision remains in the hands of the customer, because research on the subject DSS (Decision Support System) only up to the recommendation.

Keywords: Cargo, DSS, Airline, Alternatif, Creteria, Decision

  • 1.    PENDAHULUAN

Mengeliatnya bisnis E-Commerce, memberikan harapan besar pada pertumubuhan bisnis cargo di Indonesia. Bisnis cargo merupakan salah satu penyokong sarana prasarana pariwisata di Bali. Hubungan perdagangan pada awalnya hanya terbatas pada satu wilayah negara yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antar pengusaha dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain, tidak terkecuali Indonesia. Mekanisme pertukaran barang dan jasa dilakukan dalam transakasi perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan, dan pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal atau berdomisili dinegara-negara yang berbeda.

Usaha untuk membantu dan mempermudah customer memilih airlines sesuai kebutuhan customer tentang pemilihan airlines menjadi permasalahan yang serius untuk ke depan, maka diperlukan suatu sistem yang dapat mengolah data untuk mendukung keputusan dalam pemilihan airlines yang tepat. Mengingat banyaknya customer yang belum mengetahui informasi dan cara memilih

airlines dan sering kali customer memilih airlines hanya dengan insting atau mengikuti saja arah di cargo, sedangkan dalam suatu permainan bisnis pengambilan sebuah keputusan harus didasari atas data dan informasi,untuk mendapatkan keuntungan maximal.   Kecenderungan menggunakan

transfortasi udara karena jasa angkutan udara walaupun porsinya tidak sebesar jasa angkutan laut, namun kehadirannya sangat dibutuhkan para  pelaku perdagangan.

Kelebihan utama  jasa angkutan udara

dibanding jasa angkutan lainnya adalah dalam hal efisiensi waktu. Garuda Indonesia optimis bisnis kargo perusahaan akan tumbuh tahun depan sejalan dengan pertumbuhan e-commerce. Perusahaan pelat merah ini menargetkan pendapatan bisnis cargo bisa mencapai US$ 300 juta di 2017, naik dari perkiraan US$ 220 juta sepanjang tahun ini, dikutip dari laman https://industri.kontan.co.id/news/prospek-bisnis-kargo-masih-cerah-di-2017.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini difokuskan terhadap bagaimana merancang Model Decision support system untuk menentukan airlines yang akan digunakan sesuai prioritas kebutuhan customer dan merumuskan model tersebut kedalam suatu pernyataan. Permasalahan ini mencakup penentuan kriteria dan alternatif yang terlibat dalam suatu pemilihan airlines oleh customer.

  • 2.    MATERI DAN METODE

Materi

a)    Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di PT Fajar Insan Nusantara (FIN Logistic) yang

berada di Jl. Bypass Ngurah Rai No.

  • 11 Kuta Denpasar, Bali – Indonesia.

  • b)    Obyek penelitian

Obyek penelitian untuk skripsi ini adalah sistem pendukung keputusan untuk penentuan airlines di FIN Logistic Bali.

  • c)    Formulasi     keilmuan     dan

    Identifikasi variabel

c.1. Kriteria

c.2. Modeling Profil Matching d) Tahapan pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dnegan teknik, Studi Literatur penulis melakukan kegiatan pengumpulan data dengan membaca buku pedoman tentang perusahaan serta mencari informasi melalui internet dan membaca profil perusahaan yang berkaitan dengan     perusahaan.      Pengamatan

(Observasi),penulis melakukan pengamtan (observasi) ke perusahaan logistik untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai persyaratan pengiriman, daftar airlines, daftar harga dll.

Metode

a.    Metode Pengembangan Sistem

Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan.

Metode dalam pengembangan sistem modelling pemilihan airline ini mengunakan SDLC (system development life cycle). Metode ini yang akan digunakan pada perancangan system pendukung keputusan yaitu    menerapkan     siklus     hidup

pengembangan system. Metode SDLC menggunakan pendekatan sistem yang disebut pendekatan air terjun (waterfall approach), yang menggunakan beberapa tahapan dalam pengembangan sistem yaitu model yang bersifat sistematis dan berurut menurun.

  • b.    Metode Pengolahan Data

Pada tahap ini data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan rumusan profil matching.

Langkah-langkah     Penyelesaian

dengan Profil Matching :

  • 1.    Perhitungan Pemetaan GAP

  • 2.    Menentukan Bobot

  • 3.    Perhitungan                dan

pengelompokkan Core dan Secondary Faktor

  • 4.    Perhitungan Nilai Total

  • 5.    Perhitungan Penentuan Hasil Akhir atau Ranking

Tabel 1. Bobot Gap

Selisih

Bobot Nilai

Keterangan

0

5

Tidak ada selisih (kompetensi objek sesuai dg yg dibutuhkan)

1

4,5

Kompetensi objek kelebihan 1 tingkat

-1

4

Kompetensi objek kekurangan 1 tingkat

2

3,5

Kompetensi objek kelebihan 2 tingkat

-2

3

Kompetensi objek kekurangan 2 tingkat

3

2,5

Kompetensi objek kelebihan 3 tingkat

-3

2

Kompetensi objek kekurangan 3 tingkat

4

1,5

Kompetensi objek kelebihan 4 tingkat

-4

1

Kompetensi objek kekurangan 4 tingkat

  • 3.    HASIL                                   dan informasi, pengolahan data sampai

dengan perancangan model modelling suatu Kegiatan yang dilakukan dalam       sistem yang dapat mengolah data untuk

penelitian ini meliputi pengumpulan data       mendukung pengambilan keputusan dalam

pemilihan airlines yang tepat. Kurun waktu yang sudah berjalan customer memilih airlines dalam kegiatan ekpor impor secara manual atau konvensional, customer harus datang langsung pada perusahaan untuk memperoleh informasi tentang airlinesairlines yang bermitra dengan perusahaan tersebut, hal ini tentu tidak efisien karena memerlukan waktu ekstra dalam memperoleh informasi dan memilih airlines, selain itu tidak adanya prosedur yang tetap sehingga seringkali costumer dalam pemilihan airlines hanya berdasarkan insting dan harga airlines yang murah, untuk itu diperlukan sebuah pemodelan sistem yang dapat membantu customer dalam memilih airlines. Sistem ini, dirancang untuk membantu dan memudahkan customer dalam memilih airlines yang dapat dijadikan bahan pertimbangan agar sesuai dengan kebutuhan customer dan sesuai dengan persyaratan pengiriman.

Proses selanjutnya, penulis melaksanakan observasi atau pengamatan, pada proses pengamatan penulis mendatangi langsung PT. Fajar Insan Nusantara (FIN) Logistik untuk mencari informasi tentang persyaratan pengiriman barang, daftar harga airlines, serta dokumen untuk pengiriman barang, berikutnya penulis melanjutkan pencarian data melalui studi lapangan, pada proses studi lapangan penulis menemukan beberapa informasi yang dapat dijadikan

pertimbangan diluar dari persyaratan pengiriman misalnya ada beberapa airlines yang sering mengalami keterlambatan (delay) yang dapat merugikan customer, terdapat beberapa jenis airlines yang dalam proses pengiriman memerlukan data yang relatif rumit sehingga memerlukan waktu ekstra dalam mempersiapkan kelengkapan dokumen.

Pada tahap selanjutnya data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan rumusan profil matching. Sebelum data tersebut diolah menggunakan rumusan profil matching, tahapan yang dilakukan terlebih dahulu adalah menentukan atau mengklasifikasikan data tersebut meliputi kriteria, sub kriteria, serta alternatif-alternatif pilihan. Metode profile matching atau pencocokan profil adalah metode yang sering sebagai mekanisme dalam pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati (Kusrini, 2007). Dalam proses Metode Profile matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara nilai data aktual dari suatu profil yang akan dinilai dengan nilai profil yang diharapkan, sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap)

Tabel 2. Keterangan Sub Aspek Kriteria

Kriteria

Keterangan Sub Kriteria

Aspek Harga

Biaya Kecepatan Citra Volume

Aspek Waktu

Ketepatan Pengiriman Kecepatan Packaging Proses penyiapan pengiriman Proses bongkar muatan

Aspek Kenyamanan

Kepengurusan dokumen Keramahan pelayanan Kecepatan pelayanan

Aspek Keamanan

Keutuhan barang

Asuransi (kehilangan, kerusakan, tertukar)

Keadaan fisik barang

Proses pengolahan data akan dilakukan dengan memberikan penilaian di

masing - masing sub kriteria sebagai berikut                                      :

Tabel 3. Alternatif Pesawat (Airlines)

CODE

AIRLINES

C1

Korean Airlines

C2

Garuda Indonesia

C3

Emirates Airlines

C4

Thai Airlines

C5

Cathay Airlines

Kerangka Penelitian


Gambar 1. Rancangan Penelitian

  • 4.    PEMBAHASAN

Dalam kasus ini penulis menggunakan perhitungan pemetaan gap indicator, yang dimaksud dengan gap di sini adalah selisih atau beda antara profil airlines

sempurna dengan profil airlines dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini:

Gap = Profil airlines - profil

airlines sempurna

Tabel 4. Perhitungan Gap Untuk Aspek Harga

No

Id_Pesawat

1

2

3

4

5

1

C1

3

4

5

4

4

2

C2

3

3

3

2

3

3

C3

3

3

3

3

3

4

C4

3

2

4

3

3

5

C5

3

3

4

3

4

Profil Airlines Sempurna

4

4

4

4

3

1

C1

-1

0

1

0

1

Gap

2

C2

-1

-1

-1

-2

0

3

C3

-1

-1

-1

-1

0

4

C4

-1

-2

0

-1

0

5

C5

-1

-1

0

-1

1

Keterangan : 1= Biaya, 2= Kecepatan, 3= Citra,4=Volume,5= Jarak

Terlihat pada Tabel 4 bahwa profil airlines sempurna untuk setiap faktor penilaian yang tertera dalam table tersebut adalah sebagai berikut : (1) = 4, (2) = 4, (3) = 4, (4) = 4, (5) = 3

Sebagai contoh, diambil airlines dengan code C1 dimana profilnya adalah (1) = 3, (2) = 4, (3) = 5, (4) = 4, (5) = 4

Dengan demikian, hasil gap yang terjadi untuk setiap subaspeknya adalah (1) = -1, (2) = 0, (3) = 1, (4) = 0, (5) = 1

Tabel 5. Perhitungan Gap Untuk Aspek Waktu

No

Id_Pesawat

1

2

3

4

1

C1

5

4

4

4

2

C2

4

3

3

3

3

C3

3

3

2

3

4

C4

3

3

3

3

5

C5

4

3

4

4

Profil Airlines Sempurna

4

4

4

3

1

C1

1

0

0

1

Gap

2

C2

0

-1

-1

0

3

C3

-1

-1

-2

0

4

C4

-1

-1

-1

0

5

C5

0

-1

0

1

Keterangan 1: Ketepatan pengiriman, 2: Kecepatan packaging, 3: Proses penyiapan pengiriman,4: Proses bongkar muatan

Tabel 6. Perhitungan Gap Untuk Aspek Kenyaman

No

Id_Pesawat

1

2

3

1

C1

5

5

5

2

C2

4

4

4

3

C3

2

3

3

4

C4

4

4

4

5

C5

4

4

4

Profil Airlines Sempurna

4

3

3

1

C1

2

2

2

Gap

2

C2

0

1

1

3

C3

-2

0

0

4

C4

0

1

1

5

C5

0

1

1

Keterangan :1: Kepengurusan dokumen, 2: Keramahan pelayanan, 3: Kecepatan pelayanan

Tabel 7. Perhitungan Gap Untuk Aspek Keamanan

No

Id_Pesawat

1

2

3

1

C1

5

5

5

2

C2

4

4

4

3

C3

4

4

4

4

C4

5

4

3

5

C5

5

4

5

Profil Airlines Sempurna

4

3

4

1

C1

1

2

1

Gap

2

C2

0

0

0

3

C3

0

1

0

4

C4

1

1

-1

5

C5

1

1

1

Keterangan : 1: Keutuhan barang, 2: Asuransi (kehilangan, kerusakan, tertukar),3: Keadaan fisik barang

Menentukan Bobot

Setelah diperoleh Gap pada masing-masing airlines, setiap airlines diberi bobot nilai sesuai ketentuan pada Tabel Bobot

Nilai Gap, mengacu pada tabel 3 bobot gap, maka diperoleh bobot Gap masing-masing kreteria sebagai berikut

Tabel 8. Hasil Pemetaan Gap Dan Hasil Bobot Nilai Gap Aspek Harga

No

Sub Aspek

1

2

3

4

5

Keterangan

1

C1

-1

0

1

0

1

Nilai Gap

C1

4

5

4,5

5

4,5

Hasil Bobot Nilai

No

Sub Aspek

1

2

3

4

5

Keterangan

2

C2

-1

-1

-1

-2

0

Nilai Gap

C2

4

4

4

3

5

Hasil Bobot Nilai

No

Sub Aspek

1

2

3

4

5

Keterangan

3

C3

-1

-1

-1

-1

0

Nilai Gap

C3

4

4

4

4

5

Hasil Bobot Nilai

No

Sub Aspek

1

2

3

4

5

Keterangan

4

C4

-1

-2

0

-1

0

Nilai Gap

C4

4

3

5

4

5

Hasil Bobot Nilai

No

Sub Aspek

1

2

3

4

5

Keterangan

5

C5

-1

-1

0

-1

1

Nilai Gap

C5

4

4

5

4

4,5

Hasil Bobot Nilai

Dengan langkah-langkah yang sama akan dilakukan pada kreteria, waktu,kenyamanan, Keamanan

Perhitungan dan pengelompokkan Core dan Secondary Faktor

Setelah menentukan bobot nilai gap untuk ketiga aspek, yaitu aspek harga, waktu, kenyamanan, dan keamanan dengan cara yang sama, setiap aspek dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu: Core Faktor “ dan “Secondary Faktor “.    Perhitungan

core faktor dan secondary faktor untuk semua aspek dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan subaspek mana yang menjadi core faktordan secondary faktor, misalnya core faktor dari aspek harga adalah sub aspek 1, 2, 4, dan 5, dan sub aspek sisanya akan menjadi secondary faktor.

Kemudian nilai core faktor dan secondary faktor tersebut dijumlahkan

Perhitungan CORE FAKTOR :

NCF =


∑NC(h,w,ny, a)


∑IC


Keterangan    :

NCF           : Nilai rata-rata core faktor

NC (h,w,ny,a) : Jumlah total nilai core faktor ( harga, waktu, kenyamanan, keamanan )

IC            : Jumlah item core faktor

Perhitungan SECONDARY FAKTOR :

= NFS =


∑NS(h,w,ny,a) ∑∕S


Keterangan      :

NCF            : Nilai rata-rata secondary

faktor

NC ( h,w,ny,a)   : Jumlah nilai total

secondary faktor ( harga, waktu, kenyamanan, keamanan )

IS        : Jumlah item secondary faktor

  • 1.    Aspek Harga

NCF = 4 + 5 + 5 + 4,5 = 4,62

4

NSF = 4,5

Tabel 9 Pengelompokan Bobot Nilai Gap Aspek Harga

No

Sub Aspek

1

2

3

4

5

Core Faktor

Secondary Faktor

1

C1

4

5

4.5

5

4.5

4.62

4.5

Perhitungan core faktor dan secondary faktor pada tabel 9 dilakukan terlebih dahulu dengan menentukan subaspek mana yang menjadi core faktor.Sebagai contoh airlines dengan code C1 yang menjadi core faktor adalah subaspek 1, 2, 4, 5 dan secondary faktor adalah sub aspek 3. Dengan demikian nilai core faktor airlines dengan code C1 adalah 4, 5, 5, 4.5, keempat sub aspek tersebut akan dijumlah dan di bagi 4 (sesuai jumlah sub aspek yang menjadi core faktor), maka hasil yang diperoleh adalah 4,62. Sedangkan yang menjadi secondary faktor adalah subaspek 3

dengan nilai 4,5. Langkah yang dilakukan untuk memperoleh nilai core faktor dan secondary faktor untuk kreteria waktu,kenyamanan, Keamanan.

Perhitungan Nilai Total

Dari perhitungan setiap aspek yang diatas, berikutnya dihitung nilai total berdasarkan presentase dari core faktor dansecondary faktor. Perhitungan aspek harga, aspek waktu, aspek kenyamanan dan aspek keamanan dengan nilai 60% dan 40% seperti berikut ini:

(x)%.NCF(h,w,ny,a) + (x)%.NSF(h,w,ny,a) = N(h,w,ny,a)

Keterangan :

NCF(h,w,ny,a) : Nilai rata-rata core faktor (harga, waktu, kenyamanan, keamanan )

NSF(h,w,ny,a) : Nilai rata-rata secondary faktor ( harga, waktu, kenyamanan, keamanan )

N(h,w,ny,a)    : Nilai total dari aspek

(harga, waktu, kenyamanan, keamanan )

(x)%          : Nilai persen yang

diinputkan ( harga, waktu, kenyamanan, keamanan )

Perhitungan Nilai Total untuk Aspek harga Nh = (60% x 4,62) + (40% x 4,5) = 4,57

Tabel 10. Nilai Total Aspek Harga

No

Sub Aspek

Core Faktor

Secondary Faktor

Nh

1

C1

4,62

4,5

4,57

Dilihat dari perhitungan diatas nilai total aspek harga untuk airlines dengan code C1 yaitu nilai core faktor dikalikan 60% dan

nilai dari secondary faktor dikalikan 40% maka diperoleh hasil nilai total sebesar 4,57. Nh = (60% x 4) + (40% x 4) = 4. Dengan

cara yang sama akan dihitung sub kreteria C2,C3,C4 dan C5. Dan proses yang sama juga dilakukan untuk melakukan perhitungan pada kreteria Waktu, Kenyamanan dan Keamanan

Perhitungan Penentuan Ranking

Hasil akhir dari proses profile matching adalah ranking dari alternatif yang diajukan. Penentuan ranking mengacu pada hasil akhir perhitungan tertentu.

Ranking = (x)%.Ni + (x)%. Ns + (x)%. Np + (x)%. Nw

Keterangan :

Hasil akhir = (30% x 4,57) + (30% x 4,75)

Nh    : Nilai Harga

Nw   : Nilai Waktu

Nny   : Nilai Kenyamanan

Na    : Nilai Keamanan

(x)%   : Nilai Persen yang diinputkan

+ (15% x 3,5) + (25% x 4,1)

= 1,37 + 1,42 + 0,52 + 1,02

= 4,33

Tabel 11. Hasil Nilai Perangkingan Dari Masing-masing Alternatif

Ranking

Id / Nama Pesawat

Hasil Akhir

I

C2 ( Garuda Indonesia )

4,76

II

C5 ( Cathay Pasific )

4,47

III

C3 ( Emirates Airlines )

4,4

IV

C4 ( Thai Airlines )

4,34

V

C1 ( Korean Airlines )

4,33

Dari data tabel 11, setiap alternatif dalam hal ini masing-masing airlines seperti pada dapat ditentukan nilai akhirnya yang akan menentukan posisi ranking. Hasil perhitungan dengan metode profil matching berdasarkan skor kriteria tertinggi, Merujuk pada tabel 11 hasil maka sistem merekomendasikan kepada customer untuk memilih pesawat C2 (Garuda Indonesia) sebagai pilihan. Berdasarkan hasil rekomendasi kemudian customer akan mengambil keputusan sendiri, sistem dalam hal ini memiliki kemampuan memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan.

  • 2.    SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan modeling kasus yang dilakukan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa modeling yang akan ditempelkan ke dalam sistem adalah

60%NCF(h,w,ny,a)+(40%NSF(h,w,ny,a)= N(h,w,ny,a). dan dari lima alternatif airlines dalam pemodelan yang direkomendasikan yang menduduki peringkat pertama dalam perankingan adalah airlines dengan code C2 yaitu Garuda Indonesia, yang memperoleh hasil akhir sebesar 4,76  . Hasil ini

merupakan hasil dari perhitungan dengan metode profil matching berdasarkan empat kriteria aspek (harga, waktu, kenyamanan, dan keamanan). Selain itu hasil rancangan pemodelan dalam penelitian ini mampu mempermudah customer dalam melakukan pengambilan suatu keputusan dan dapat mempercepat proses peertimbangan pemilihan suatu alternatif airlines.

  • 3.    KEPUSTAKAAN

Anggreni, P. Y. (2013). Prosedur Penanganan Reservation di Sales

Ticketing pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk Bagian Penerbangan Domestik di Bandara International Ngurah Rai Denpasar. Tugas Akhir. Administrasi Niaga. Politeknik Negeri Bali.

Ayatti, N. W. (2011). Administrasi Penitipan Barang Impor Foreign Airlines pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Denpasar. Tugas Akhir. Administrasi Niaga. Politeknik Negeri Bali .

Darmawan, D. (2013). Sistem Informasi Manajemen. Cetakan Pertama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kariati, N. M. (2012). Pemodelan Group Decision Support System Untuk Penentuan Penerima Beasiswa Tesis. Yogyakarta:   Universitas

Gadjah Mada.

Octaviana, N. (2013). Penerapan Sistem Kompensasi Karyawan di PT. Griya Pancaloka Nusa Dua. Tugas Akhir. Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bali.

Sastriawan, P. I. (2011). Sistem Informasi Nilai Siswa di SMK Negeri 1 Kuta Selatan. Laporan Proyek Akhir. Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bali.

Suryadi, kadarsah, dan Ramdani,M.Ali. 1998. Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Idealisasi Dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Wahyu Winarto, W. (2004). Sistem Informasi Manajemen Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP (Unit Penerbitan dan Percetakan).

Students Major Determination Decision Support Systems using Profile Matching Method with SMS Gateway          Implementation

,https://media.neliti.com/media/publi cations/131441-ID-none.pdf      di

kunjungi pada tanggal 2 maret 2018

You    Li ; Yuan    Zhuang ; Haiyu

Lan ; Xiaoji Niu ; Naser El-Sheimy ; A Profile-Matching Method for Wireless Positioning, ieeexplore.ieee.org/document/7564 477/

https://industri.kontan.co.id/news/prospek-bisnis-kargo-masih-cerah-di-2017; di kunjungi pada tanggal 2 maret 2018