PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, KANDUNGAN LABA, DAN JENIS INDUSTRI PADA KETIDAKTEPATWAKTUAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007 - 2009

MADE GEDE WIRAKUSUMA PUTU MANIK CINDRAWATI

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

ABSTRAK

The usefulness of financial report would decrease if it is not timely reported. The purpose of this study is to examine the impact of profitability, solvency, auditor reputation, company size, earnings content, and industry type on late publication of financial report on Indonesia Stock Market during period of 2007-2009. The hypotheses are tested using multiple regression technique. The results show that auditor reputation and company size significantly affect the late publication of financial reports of companies listed on Indonesia Stock Market during 2007-2009. Other variables, i.e profitability, solvency, and earnings information content do not affect the late publication. The control variable, industry type, also does not have any impact on the late financial report publication of the listed companies.

Keywords : auditor reputation, profitability, solvency, earnings.

  • I.    PENDAHULUAN

Pasar modal sebagai lembaga investasi yang memiliki fungsi ekonomi dan keuangan semakin diperlukan masyarakat sebagai media alternatif investasi dan penghimpunan dana sekaligus menunjukkan kepercayaan berinvestasi di pasar modal cukup baik. Berbagai faktor dapat mempengaruhi aktivitas investasi di pasar modal. Salah satu di antaranya adalah informasi yang masuk ke pasar modal tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan

informasi para investor, maka manajemen perusahaan

berkewajiban menerbitkan laporan keuangan minimal setahun sekali. Melalui penerbitan ini perusahaan tersebut dapat menginformasikan kinerja keuangan yang diharapkan dapat bermanfaat, khususnya bagi para pemegang saham. Informasi dalam laporan keuangan akan mempunyai manfaat jika disampaikan secara akurat dan tepat waktu kepada para pemakainya (Saleh, 2004:898). Sebaliknya, manfaat laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya.

Perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan kepada publik tepat waktu sesuai dengan aturan adalah perusahaan yang kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tepat waktu. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Schwartz dan Soo (1996) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Givoly dan Palmon (1982) juga menunjukkan bahwa ketidaktepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dipengaruhi oleh adanya berita buruk (bad news) dan berita baik (good news) sehingga mengindikasikan adanya noise dalam informasi tersebut. Kecenderungan menunda berita buruk didasarkan adanya

motivasi alami manajemen, yaitu (1) untuk menghindari respons

negatif dari pemegang saham, (2) untuk menghindari gangguan keberlangsungan negosiasi dan kontrak yang belum disepakati, (3) untuk menyediakan waktu yang cukup guna memperbaiki berbagai situasi yang tidak menyenangkan (Syafrudin, 2004:755).

Pentingnya pelaporan atas laporan keuangan ke publik menyebabkan regulator pasar modal mewajibkan perusahaan yang listing di bursa saham untuk menyampaikan laporan keuangan (auditan) sehingga dapat meyakinkan reliabilitas dan relevansi informasi yang dibutuhkan pelaku bisnis di pasar modal. Aturan mengenai hal tersebut tertuang dalam keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No.17/PM/2002 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan secara berkala. Peraturan tersebut menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan publik dan disampaikan kepada Bapepam. Di samping itu, diumumkan kepada publik sekurang-kurangnya pada surat kabar harian berbahasa Indonesia, yang salah satunya mempunyai peredaran nasional, paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Fakta di Indonesia menunjukkan bahwa ada sebagian perusahaan yang patuh menyampaikan atau mempublikasikan laporan keuangan dengan tepat waktu dan sebagian perusahaan

lagi tidak patuh karena menyampaikan atau mempublikasikan

laporan keuangan tidak tepat waktu sesuai dengan batas waktu yang sudah ditetapkan. Beberapa penelitian tentang ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan telah dilakukan dengan mengidentifikasi berbagai faktor yang menyebabkannya, namun hasil yang diperoleh berbeda-beda sehingga fenomena ini menarik untuk diuji kembali. Dengan demikian, penelitian ini selanjutnya menguji apakah profitabilitas, solvabilitas, reputasi auditor, ukuran perusahaan, kandungan laba, dan jenis industri berpengaruh pada ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007 - 2009?

  • II.    KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Ketidaktepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan Tahunan

Kualitas ketepatwaktuan (timeliness) ditunjukkan dengan (1) tersedia pada waktu yang tepat atau (2) dijadwalkan dengan baik (Gregory dan Van Horn, 1963:576 dalam Owusu dan Ansah, 2000:278). Ketepatwaktuan informasi mengandung pengertian bahwa informasi sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan (Suwardjono, 2002:11). Berkaitan dengan pengertian tersebut, ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan tersedia di publik

sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau

membuat perbedaan dalam keputusan. Dari konsep ini, maka poin penting yang menjadi masalah adalah apabila tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan. Tidak tepat waktu dapat dikonsepkan sebagai waktu antara ketersediaan informasi yang didistribusikan oleh pelapor informasi pada saat tertentu dengan distribusi informasi yang seharusnya sudah diterima oleh pemakai informasi pada waktu yang telah ditetapkan (Syafrudin, 2004:760).

Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penyerahan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2001:122). Kemampuan perusahaan menghasilkan laba berhubungan dengan penyajian informasi tersebut kepada publik, seperti yang dibuktikan oleh Carslaw dan Kaplan (dalam Wirakusuma, 2006:57) bahwa perusahaan yang mengalami rugi operasional telah meminta auditornya untuk menjadwalkan pengauditan lebih lambat daripada biasanya. Hal serupa ditemukan oleh Dyer dan McHugh (1975:90) di mana perusahaan yang memperoleh laba semakin tinggi akan mempublikasikan laporan keuangannya tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian. Semakin tinggi

laba yang diperoleh oleh perusahaan, maka semakin rendah

tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H1:   Profitabilitas berpengaruh negatif pada tingkat

ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan.

Solvabilitas

Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utangnya, baik dalam keadaan perusahaan masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi. Solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah utang dengan jumlah aktiva.

Kaplan (1991) dalam Elisabeth P. (2007) menemukan hubungan yang tidak signifikan antara rasio total debt to total assets dengan audit delay untuk perusahaan sampelnya pada tahun 1987, namun signifikan untuk perusahaan sampelnya pada tahun 1988. Proses pengauditan utang relatif memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan pengauditan ekuitas, khususnya jumlah debt holder-nya lebih banyak. Sementara menurut Abdullah (dalam Wirakusuma, 2006) meningkatnya jumlah utang yang digunakan perusahaan akan memaksa perusahaan untuk menyediakan laporan keuangan tahunan auditan secara lebih

cepat. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang diajukan adalah

sebagai berikut.

H2: Solvabilitas berpengaruh positif pada tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan.

Reputasi Auditor

Yuliana dan Aloysia Yanti (dalam Supriyati dan Yuliasri Rolinda, 2007) mengemukakan bahwa kualitas audit diukur dengan ukuran KAP, yaitu KAP besar dalam hal ini the big four, cenderung lebih cepat menyelesaikan tugas audit diterima dibandingkan dengan KAP non the big four. Berdasarkan temuan itu, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut.

H3:  Reputasi auditor berpengaruh negatif pada tingkat

ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan.

Ukuran Perusahaan

Nuryaman (2009) menyatakan bahwa perusahaan berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan lebih luas sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar perusahaan, maka perusahaan akan menghadapi tuntutan lebih besar dari para stakeholder

untuk menyajikan laporan keuangan yang lebih transparan dan

lebih tepat waktu. Scwartz dan Soo (1996:84) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan. Carslaw dan Kaplan (Dwi Ratnadi, 2005:211) mengemukakan bahwa perusahaan besar cenderung memiliki sistem pengendalian intern yang kuat dengan konsekuensi auditor menghabiskan lebih sedikit waktu dalam melakukan pengujian ketaatan dan pengujian substantif. Di samping itu, Dyer dan Mchugh (Wirakusuma, 2006:56) menemukan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan audit (audit delay) dan penundaan publikasi laporan keuangan senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan regulator.

H4: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan.

Kandungan Laba

Sebagai informasi yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi, karakteristik laba yang terkandung dalam laporan keuangan juga dapat mempengaruhi kecepatan penyampaian laporan keuangan ke publik. Apabila kandungan laba tersebut berkarakter baik (good news) maka pengumumannya akan dipercepat. Sebaliknya, bila berkarakter buruk (bad news), maka

pengumumannya akan cenderung ditunda (Givoly dan Palmon, 1982). Patell dan Wolfson (1982) juga menemukan bahwa peningkatan laba dan atau dividen akan menyebabkan perusahaan mengemukakan laporan keuangan lebih awal karena hal ini dianggap sebagai good news. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami penurunan laba/dividen atau bahkan tetap dari periode sebelumnya, maka kecenderungan perusahaan menunda penyajian laporan keuangan ke publik karena hal ini dianggap sebagai bad news yang dapat merugikan. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut.

H5: Kandungan laba berpengaruh negatif pada tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan.

Jenis Industri

Karakteristik industri yang berbeda-beda dapat menyebabkan perbedaan rentang waktu dalam proses pelaksanaan audit maupun dalam publikasi pelaporan keuangan ke publik. Penggolongan jenis industri yang sering dilakukan dalam berbagai penelitian adalah antara perusahaan finansial dan non finansial. Imam Subekti dan Novi Wulandari (2004) (dalam Supriyati dan Rolinda (2007)) menemukan bahwa jenis perusahaan finansial mengalami audit delay lebih pendek

dibandingkan dengan industri lain. Hal ini terjadi karena

perusahaan finansial memiliki sebagian besar asetnya berbentuk nilai moneter sehingga lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan aset yang dimiliki industri lain yang didominasi dalam bentuk fisik. Hipotesis dinyatakan sebagai berikut.

H6: Jenis industri berpengaruh pada tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan.

  • III.    METODE PENELITIAN

Sampel penelitian

Seluruh perusahaan yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2009 sebagai populasi dan sampel diperoleh dengan menetapkan kriteria tertentu (purposive sampling) sebagai berikut.

  • (1)    Perusahaan yang tidak menyampaikan atau mempublikasikan laporan keuangan tahunan auditan sesuai dengan regulasi.

  • (2)    Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan auditan berturut-turut selama periode amatan.

  • (3)    Perusahaan yang tidak melakukan pergantian akuntan publik selama periode penelitian untuk menghindari bias ketidaktepatwaktuan akibat pergantian auditor.

Penelitian menggunakan data sekunder, meliputi laporan keuangan tahunan, yang diperoleh melalui Indonesian Capital

Market Directory (ICMD) dan mengakses website www.idx.co.id dan

www.bapepam.go.id.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk memperjelas setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka berikut diuraikan definisi operasional setiap variabel.

  • (1)    Tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan adalah variabel dependen yang diukur dengan jumlah waktu penyampaian laporan keuangan auditan di Bursa Efek Indonesia melebihi batas tanggal yang ditetapkan oleh Bapepam (31 Maret setelah akhir tahun buku).

  • (2)    Profitabilitas merupakan variabel independen yang diukur dengan Return On Assets (ROA) dengan formula sebagai berikut.

ROA = LabaBersihSetelahPajak                                 (1)

TotalAktiva

  • (3)    Solvabilitas merupakan variabel independen yang diukur dengan Total Debt To Total Assets (TDTA) formula sebagai berikut.

    TDTA =


    TotalDebt

    TotalAktiva


    (2)


  • (4)    Reputasi auditor merupakan variabel independen yang bersifat

dummy dengan ukuran (kode) 1 bagi KAP yang bermitra kerja

dengan KAP kelompok empat besar di Amerika Serikat, meliputi

Drs.Hadi Sutanto & rekan (Price Waterhouse-Coopers (PWC)); Drs.Sarwoko & Sanjaya (Ernst & Young); Hans Tuanakotta & Mustofa (Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte Touche Thomatsu (DTT)); dan Siddharta-Siddharta & Wijaya (Klynveldt Peat Marwick Goerdeler (KPMG)), sedangkan KAP nonafiliasi diberi kode 0 (nol).

  • (5)    Ukuran perusahaan sebagai variabel independen diukur berdasarkan jumlah total aktiva yang dimiliki oleh setiap perusahaan sampel yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

  • (6)    Kandungan laba sebagai varibel independen yang juga bersifat dummy diukur melalui pengurangan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya. Apabila hasilnya positif (good news), diberi kode 1 dan sebaliknya bad news (negatif) diberi kode 0 (nol).

  • (7)    Jenis Industri sebagai variabel independen dan variabel kontrol yang juga bersifat dummy, yaitu kode 1 diberikan untuk jenis perusahaan finansial dan kode 0 (nol) bagi jenis perusahaan nonfinansial.

Model Analisis Empiris

Model analisis dalam pengujian yang dilakukan adalah dengan teknik analisis regresi linear berganda. Persamaan regresi dalam penelitian sebagai berikut.

Y                =        β01X12X23X34X45X56X6

..............................(3)

Keterangan :

Y    = Tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan

ke publik

β0    = Konstanta

β1 – β6  = ........................................................... Koefisien regresi

  • X1    = Profitabilitas

X2   = Solvabilitas

X3   = Reputasi Auditor

X4   = Ukuran Perusahaan

X5   = Kandungan Laba

X6    = Jenis Industri

ε    = Komponen pengganggu

  • IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

Deskripsi statistik dari setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 1. Ketidaktepatwaktuan terendah adalah 10 dan tertinggi adalah 148 dengan rata-rata ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan oleh 26 emiten selama periode penelitian adalah 44 hari. Profitabilitas (ROA) terkecil -0,21, sedangkan terbesar sebesar 0,15. Rata-rata profitabilitas selama periode penelitian adalah 0,03. Solvabilitas (TDTA) terkecil sebesar 0,00, sedangkan solvabilitas terbesar sebesar 1,62. Rata-rata solvabilitas selama periode penelitian adalah 0,62. Reputasi auditor merupakan

variabel dummy dan diketahui bahwa nilai rata-rata 0,31 yang berarti bahwa kecenderungan perusahaan yang tidak tepat waktu diaudit oleh KAP nonafiliasi the big four. Ukuran perusahaan diukur dengan total aktiva yang dimiliki oleh setiap perusahaan sampel dan nilai terkecil adalah sebesar Rp 17.305.000.000, sedangkan terbesar adalah sebesar Rp 88.938.000.000.000 dengan nilai rata-rata sebesar Rp 6.321.972.790.000. Kandungan laba diketahui nilai rata-rata 0,64 yang berarti bahwa kecenderungan publikasi laporan keuangan perusahaan yang tidak tepat waktu mengandung informasi good news. Jenis industri diketahui nilai rata-rata 0,42 yang berarti bahwa kecenderungan publikasi laporan keuangan perusahaan yang tidak tepat waktu berasal dari non finansial.

Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas menggunakan statistik Kolgomorov-Smirnov dalam program SPSS 15.00 For Windows diperoleh nilai sig. sebesar 0,300, yang berarti bahwa nilai Asymp. Sigalpha (0,05) di mana data terdistribusi normal. Uji multikolinearitas menghasilkan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) yang mencerminkan tidak adanya multikol antarvariabel yang diujikan. Demikian pula hasil uji heteroskedastisitas (model glejser) dan uji autokorelasi (D-W) menunjukkan data terbebas

dari heteroskedastisitas dan tidak mengandung autokorelasi

sempurna (Ghozali, 2006: 104).

Analisis Regresi Linear berganda

Hasil uji regresi linear berganda ditunjukkan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda maka persamaan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Y = 44,749 – 11,635X1 – 6,257X2 + 18,365X3 – 0,00000055 X4 + 9,389 X5 - 10,940 X6 + ε

Nilai Adjusted R Square 0,138 berarti variasi tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel profitabilitas, solvabilitas, reputasi auditor, ukuran perusahaan, kandungan laba, dan jenis industri sebesar 13,8%. Sebaliknya, sisanya sebesar 86.2 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diuji dalam riset ini.

Nilai F hitung sebesar 3,061 lebih besar daripada F tabel sebesar 2,23 dengan tingkat signifikansi 0,010 < 0,05 mencerminkan bahwa paling sedikit salah satu dari profitabilitas, solvabilitas, reputasi auditor, ukuran perusahaan, kandungan laba, dan jenis industri berpengaruh signifikan pada tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan di PT Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2009.

Berdasarkan uji-t diperoleh hasil pengujian bahwa

profitabilitas tidak berpengaruh signifikan pada tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2009, namun menunjukkan arah negatif, konsisten dengan penelitian Carslaw dan Kaplan (dalam Wirakusuma, 2006:57). Demikian pula halnya dengan hasil uji-t pada solvabilitas menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari solvabilitas pada tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2009. Koefisien regresi dari variabel solvabilitas menunjukkan nilai yang negatif (tidak konsisten dengan Abdullah (dalam Wirakusuma, 2006)). Alasan yang dapat diungkapkan adalah karena sebagian besar publikasi perusahaan yang tidak tepat waktu dalam periode 2007 - 2009 memiliki solvabilitas yang tinggi, namun memiliki tingkat keterlambatan yang rendah.

Reputasi auditor terbukti mempengaruhi tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan. KAP the big four tentu akan selalu berusaha tepat waktu untuk manjaga reputasinya. Apabila kemungkinan terjadi keterlambatan publikasi, biasanya lebih banyak disebabkan oleh pihak manajemen yang justru menunda publikasi laporannya dengan pertimbangan tertentu (Aloysia Yanti dalam Supriyati dan Yuliasri

Rolinda, 2007). Demikian pula halnya dengan ukuran perusahaan

yang terbukti mempengaruhi tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan. Hal ini mencerminkan bahwa ukuran perusahaan secara konsisten sebagai faktor fundamental yang mempengaruhi fenomena pelaporan keuangan di pasar modal.

Kandungan laba terbukti tidak mempengaruhi tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Patell dan Wolfson (1982) bahwa perusahaan yang menghasilkan peningkatan laba dan atau dividen dari periode sebelumnya akan mengemukakan laporannya lebih awal karena hal ini dianggap sebagai good news. Hasil penelitian yang tidak sesuai ini terjadi karena pada saat perusahaan memiliki kandungan laba positif (good news) memiliki ketidaktepatwaktuan yang tinggi akibat peningkatan laba atau deividen dari periode sebelumnya tidak terlalu signifikan (Patell dan Wolfson, 1982). Demikian pula perbedaan jenis industri tidak mempengaruhi tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan. Hal ini konsisten dengan Imam Subekti dan Novi Wulandari (2004) (dalam Supriyati dan Rolinda (2007)) yang menemukan bahwa jenis perusahaan finansial mengalami audit delay lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan dalam jenis industri lain.

  • V.    SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini meneliti pengaruh profitabilitas, solvabilitas, reputasi auditor, ukuran perusahaan, kandungan laba, dan jenis industri pada tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2009.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel reputasi auditor dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2009. Sementara variabel profitabilitas, solvabilitas, dan kandungan laba tidak berpengaruh pada tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2009. Jenis industri sebagai variabel kontrol tidak berpengaruh terhadap tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2009.

Saran

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dan keterbatasan

penelitian yang ada, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut.

  • (1)    Mengingat masih banyaknya emiten di Bursa Efek Indonesia yang tidak patuh dalam mempublikasikan laporan keuangan ke publik, maka perlu ketegasan dari Bapepam sebagai lembaga pengawas pasar modal, dengan menambah sanksi yang dikenakan bagi perusahaan yang tidak tepat waktu mempublikasikan laporan keuangannya. Hal ini penting karena semakin besar sanksi yang dikenakan, maka tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan semakin kecil.

  • (2)    Penelitian selanjutnya perlu mengembangkan variabel lain yang diduga mempunyai pengaruh pada ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan. Variabel yang dimaksud adalah seperti variabel yang dapat mengeliminasi pertimbangan tertentu yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk menunda publikasi laporan keuangan yang dapat mempengaruhi reputasi auditor tersebut, seperti pertimbangan atas pengaruh struktur kepemilikan perusahaan, besaran fee auditor, dan pergantian KAP.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2003. Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keungan). Edisi Kedua. Jilid 1. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Abdullah, J.Y.A. 1996. “ The Timelines of Bahraini Annual Reports”. Advances in International Accounting. Vol 9. pp 73 -78.

Agus Ade Surya Wirawan. 2005. “Pengaruh Faktor-Faktor Spesifik Perusahaan dan Faktor-Faktor Audit bagi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Tahunan pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Ashton, R.H, and Williamson and R Elliot, 1987, “An Empirical Analysis of Audit Delay”. Journal of Accounting Research. Vol. 25 (2) Autumn: pp. 275 - 292.

Ayu Tirta Wiratni, Ni Luh Nyoman. 2007. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan, Spesialisasi Auditor, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Ketidaktepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan ke Publik (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002 - 2005). Skripsi Sarjana S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Bandi dan Santoso Tri Hananto. 2002. “Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.4 No. 2 (Agustus), pp. 155 – 164.

Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. Yogyakarta : BPFE.

Boediono, Gideon SB. 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Simposium Nasional Akuntansi VII, Solo, 15 - 16 September 2005.

Carslaw, C.A.P.N, dan Kaplan, S.E. 1991. “An Examination of Audit Delay : Further Evidence from New Zealand”. Accounting and Bussiness Research. Vol 22. No.85, pp. 21 - 32 .

Chambers, A.E. dan S.H. Penman. 1984. “Timelines of Reporting and The Announcemet”. Journal of Accounting Research, Vol : 22. No.1 : 21 - 47.

Courtis, J. K. 1976. “Relationship Between Timeliness in Corporate Reporting and Corporate Atributes”. Accounting and Bussiness Reseacrh. Winter: pp. 45 - 46.

Devies, B. dan Whittred, G.P. 1980. “The Assotiation Between Selected Corporate Attributes and Timelinessin Corporate Reporting: Futher Analtsys”. Abacus. Vol. 16(1), June: pp 48 -60.

Dwi Ratnadi, Ni Made. 2005. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatwaktuan Laporan Keuangan Tahunan ke Publik : Suatu Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan di Bursa Efek Jakarta”. Buletin Studi Ekonomi, 10(2) : h : 208 - 223.

Dyer, J.C. and McHugh, A.J. 1975. “The Timelines of The Australian Annual Report”. Journal of Accounting Research. Autumn. pp. 20 - 219.

Edy Suwito dan Arleen Herawaty. 2005. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VII. Solo, 15 - 16 September.

Elisabeth.P. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketidaktepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan ke Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ)”. Skripsi Sarjana S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Fischer, Taylor, Leer. 1989. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Garsombke, H.P. 1981. “Timeliness of Corporate Financial Disclosure”. In Courtis, J.K. (ed.). Communication via Annual Report”. AFM Exploratory Series No. 11, Armidale, New South Wales; University of New England; pp. 204 - 218.

Gilling, M.D. 1977. “Timeliness in Corporate Reporting: Some Further Comment”. Accounting and Business Research. 8(29).Winter: pp. 35 - 40.

Givoly, D dan D. Palmon. 1982. “Timeliness of Annual Earnings Announcement : Some Emprical Evidence”. The Accounting Review : 486 - 508.

Gujarati, Damador. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta. Erlangga.

Jusuf, Al haryono. 2001. Auditing (Pengauditan). Buku 1. Yogyakarta : STIE YKPN.

Halim, Varianada. 2000. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 2(1) : h:63 - 75.

Hendriksen, E.S. dan M.F. Van Breda. 200. Accounting Theory. Edisi Kelima. Batam : Interaksa.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan”.

Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygant. 2002. Akuntansi Intermediate. Edisi ke- 19. Jakarta : Binapura Aksara.

Kiryanto dan Edy Suprianto. 2006. “Pengaruh Moderasi Size terhadap Hubungan Laba Konservatisme”. Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX, 23 - 26 Agustus 2006.

Lawrence, E.C.1983. “Reporting Delays for Failed Firms”. Journal of Accounting Research : 606 - 610.

Mirah Haryati. 2006. “Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan pada PT Bursa Efek Indonesia. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Munawir, S. 1999. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.

Na’im, Ainun. 1999. “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan : Analisis Empiris Regulasi Informasi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.14. No.2 : 85 - 100.

Nata Wirawan. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2 (Satistik Inferensia). Edisi Kedua. Denpasar : Keraras Emas.

Nuryaman. 2009. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan Sukarela. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 6. No.1 : 89 - 113.

Owusu-Ansah.S. 2000. “Timelines of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market : Empirical Evidence

from Zimbabwe Stock Exchange”. Accounting and Bussiness Research : 243 - 254.

Patell, James M. dan Wolfson, Mark A. 1982. “Good News, Bad News and The Intraday Timing of Corporate Disclosures”. The Accounting Review. 57(3): h: 509 - 527.

Riahi, Ahmed dan Belkaoui. 2006. Accounting Theory. 4th Edition. Thomson Learning.

Riyanto, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Saleh, Rahmat. 2004. “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar, 2 - 3 Desember 2004.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yoyakarta: BPFE.

Schwartz, K dan B. Soo. 1996. “Evidence of Regulatory Non Compliance with SEC Disclosure Rules on Auditor Changes”. The Accounting Review (4). Oktober: pp. 555 - 572.

Subekti, Imam dan Novi Wulandari Widiyanti. 2004. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay di Indonesia. Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar, 2 - 3 Desember 2004.

Sugwastra, Bagus Putu. 2009. “Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketidaktepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan ke Publik Periode 2005 - 2007(Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi Sarjana S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketujuh. Bandung : CV Alfabeta.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kedua. Yogyakarta:UPP AMP YKPN.

Supriyati dan Yuliasri Rolinda. 2007. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Finansial di Indonesia)”. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi. Vol.10, No.3 : 109 - 126.

Surya Putra, Anak Agung Ngurah. 2006. “Pengaruh Faktor –Faktor Spesifik Perusahaan dan Faktor – Faktor Audit bagi Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Tahunan  pada

Perusahaan – Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Sarjana S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar.

Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar, Proses Penciptaan Data Pendekatan Sistem. Edisi ke-3. Yogyakarta: BPFE.

Syafrudin, M. 2004. “Pengaruh Ketidaktepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan pada Earnings Respons Coefficient : Studi di Bursa Efek Jakarta”. Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, 2 - 3 Desember 2004.

Syahri Alhusin. 2002. Aplikasi Statistik Praktik dengan SPSS 10 for Windows. Yogyakarta : J & J Learning.

Whittred, G. 1980. “Audit Qualification and The Timeliness of Corporate Annual Report”. The Accounting Review. Vol. 55 (July): pp. 563 - 577.

Wirakusuma, Made Gede. 2004. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik (Studi Empiris Mengenai Keberadaan Divisi Internal Audit pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

. 2006. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan kepada Publik”. Audi Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol 1. No.1 : 52 -69.

http ://w.w.w.bapepam.go.id

http ://w.w.w.idx.co.id

Lampiran 1

Data Perusahaan yang Mempublikasikan Laporan Keuangan Tidak Tepat Waktu Periode 2007-2009

No

Nama Perusahaan

Kode

Tanggal Publikasi

Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

1

Abdi Bangsa

ABBA

19-Jun-08

29-Mei-09

14-Mei-10

2

Akbar Indo Makmur Stimec

AIMS

23-Jun-08

05-Mei-09

05-Mei-10

3

AKR Corporindo

AKRA

26-Agust-08

30-Apr-09

19-Apr-10

4

Anta Express Tour & Travel Service

ANTA

16-Mei-08

06-Mei-09

11-Mei-10

5

Arpeni Pratama Ocean Line

APOL

30-Apr-08

29-Apr-09

30-Apr-10

6

Astra International

ASII

30-Apr-08

30-Apr-09

30-Apr-10

7

Asuransi Bina Dana Arta

ABDA

23-Jun-08

04-Mei-09

30-Apr-10

8

Asuransi Bintang

ASBI

03-Apr-08

20-Mei-09

30-Apr-10

9

Asuransi Dayin Mitra

ASDM

24-Jun-08

04-Mei-09

28-Apr-10

10

Asuransi Harta Aman Pratama

AHAP

23-Jun-08

30-Apr-09

04-Mei-10

11

Bakrie & Brothers

BNBR

21-Okt-08

30-Jun-09

10-Mei-10

12

Bakrie Telecom

BTEL

20-Jun-08

05-Mei-09

12-Mei-10

13

Bakrieland Development

ELTY

09-Mei-08

26-Mei-09

21-Mei-10

14

Bank Artha Graha Internasional

INPC

11-Sep-08

05-Mei-09

30-Apr-10

15

Bank Bukopin

BBKP

02-Mei-08

07-Mei-09

09-Apr-10

16

Bank Bumi Artha

BNBA

21-Jul-08

29-Apr-09

30-Apr-10

17

Bank Central Asia

BBCA

21-Okt-08

30-Apr-09

16-Apr-10

18

Bank Century

BCIC

30-Apr-08

30-Jun-09

11-Jun-10

19

Bank Eksekutif Internasional

BEKS

29-Apr-08

04-Mei-09

30-Apr-10

20

Bank Kesawan

BKSW

02-Mei-08

01-Mei-09

30-Apr-10

21

Bank Mandiri

BMRI

20-Okt-08

11-Mei-09

30-Apr-10

22

Bank Mayapada Internasional

MAYA

21-Jul-08

28-Mei-09

29-Apr-10

23

Bank Negara Indonesia

BBNI

21-Okt-08

05-Mei-09

27-Apr-10

24

Bank Permata

BNLI

15-Apr-08

21-Apr-09

12-Apr-10

25

Bank Rakyat Indonesia

BBRI

03-Sep-08

03-Jun-09

03-Mei-10

26

Bank Victoria International

BVIC

28-Agust-08

05-Mei-09

30-Apr-10

27

Bayu Buana

BAYU

21-Jul-08

11-Jun-09

05-Mei-10

28

Bentoel Internasional Investama

RMBA

30-Apr-08

02-Apr-09

20-Mei-10

29

Berlian Laju Tanker

BLTA

17-Apr-08

17-Apr-09

26-Apr-10

30

Bhakti Capital Indonesia

BCAP

21-Jul-08

26-Mei-09

05-Mei-10

31

Bhakti Investama

BHIT

11-Sep-08

19-Mei-09

07-Mei-10

32

Capitalicn Investment

MTFN

18-Apr-08

01-Mei-09

03-Mei-10

33

Centris Multipersada Pratama

CMPP

17-Jul-08

12-Mei-09

04-Mei-10

34

Dyviacom Intrabumi

DNET

02-Mei-08

13-Apr-09

04-Mei-10

35

Enseval Putera Megatrading

EPMT

24-Jun-08

30-Apr-09

21-Mei-10

36

Fast Food Indonesia

FAST

20-Jun-08

08-Mei-09

30-Apr-10

37

Hero Supermarket

HERO

24-Jun-08

04-Sep-09

22-Apr-10

38

Hexindo Adiperkasa

HEXA

26-Jun-08

01-Mei-09

29-Jun-10

39

Indosat

ISAT

16-Jul-08

17-Apr-09

03-Jun-10

40

Indosiar Karya Media

IDKM

16-Mei-08

18-Jun-09

30-Apr-10

41

Inter-Delta

INTD

23-Jun-08

06-Mei-09

04-Mei-10

42

Jakarta Setiabudi Internasional

JSPT

20-Jun-08

30-Apr-09

16-Apr-10

43

Jaya Real Property

JRPT

30-Apr-08

05-Mei-09

03-Mei-10

44

Lamicitra Nusantara

LAMI

20-Jun-08

06-Mei-09

29-Apr-10

45

Lautan Luas

LTLS

02-Sep-08

01-Mei-09

03-Mei-10

46

Mandala Multifinance

MFIN

02-Mei-08

05-Mei-09

30-Apr-10

47

Mas Murni Indonesia

MAMI

24-Jun-08

05-Mei-09

01-Jun-10

48

Maskapai Reasuransi Indonesia

MREI

24-Jun-08

11-Mei-09

28-Apr-10

49

Metrodata Electronics

MTDL

26-Agust-08

26-Jun-09

30-Apr-10

50

Millenium Pharmacon International

SDPC

24-Jun-08

30-Apr-09

23-Apr-10

51

Mitra Adiperkasa

MAPI

28-Agust-08

29-Okt-09

30-Apr-10

52

Mitra Investindo

MITI

23-Jun-08

28-Mei-09

30-Apr-10

53

Mobile-8 Telecom

FREN

17-Apr-08

07-Mei-09

15-Apr-10

54

Modernland Realty

MDLN

26-Agust-08

29-Jul-09

04-Agust-10

Lampiran 1 (lanjutan)

Data Perusahaan yang Mempublikasikan Laporan Keuangan Tidak Tepat Waktu Periode 2007-2009

No

Nama Perusahaan

Kode

Tanggal Publikasi

Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

55

New Century Development

PTRA

10-Jun-08

05-Mei-09

03-Mei-10

56

Nusantara Infrasructure

META

26-Jun-08

01-Mei-09

03-Mei-10

57

Pakuwon Jati

PWON

10-Jul-08

29-Apr-09

05-Mei-10

58

Pan Pascific International

APIC

16-Mei-08

06-Mei-09

06-Mei-10

59

Panca Wiratama Sakti

PWSI

16-Mei-08

29-Apr-09

29-Apr-10

60

Panin Insurance

PNIN

02-Mei-08

05-Mei-09

30-Apr-10

61

Panin Life

PNLF

02-Mei-08

05-Mei-09

30-Apr-10

62

Panin Sekuritas

PANS

30-Apr-08

30-Apr-09

30-Apr-10

63

Panorama Sentrawisata

PANR

03-Jun-08

25-Mei-09

30-Apr-10

64

Pelayaran Tempuran Emas

TMAS

17-Jul-08

04-Mei-09

05-Mei-10

65

Pembangunan Jaya Ancol

PJAA

02-Sep-08

19-Jun-09

30-Apr-10

66

Perdana Bangun Pusaka

KONI

08-Mei-08

01-Jun-09

05-Mei-10

67

Perusahaan Gas Negara

PGAS

29-Agust-08

12-Mei-09

30-Apr-10

68

Plaza Indonesia Realty

PLIN

26-Jun-08

11-Jun-09

04-Mei-10

69

Pool Advista Indonesia

POOL

19-Jun-08

06-Apr-09

28-Apr-10

70

Pudjiadi And Sons

PNSE

24-Jun-08

05-Mei-09

05-Mei-10

71

Reliance Securities

RELI

10-Apr-08

05-Mei-09

03-Mei-10

72

Rimo Catur Lestari

RIMO

19-Jun-08

30-Jun-09

04-Mei-10

73

Rukun Raharja

RAJA

30-Apr-08

01-Mei-09

30-Apr-10

74

Samudera Indonesia

SMDR

10-Jul-08

12-Mei-09

04-Mei-10

75

Steady Safe

SAFE

08-Mei-08

05-Mei-09

06-Mei-10

76

Sugi Samapersada

SUGI

29-Apr-08

29-Apr-09

28-Apr-10

77

Summarecon Agung

SMRA

07-Mei-08

30-Apr-09

20-Apr-10

78

Suryainti Permata

SIIP

26-Agust-08

29-Apr-09

30-Apr-10

79

Suryamas Dutamakmur

SMDM

10-Jul-08

29-Apr-09

30-Apr-10

80

Telekomunikasi Indonesia

TLKM

24-Sep-08

11-Mei-09

09-Apr-10

81

Tiga Raksa Satria

TGKA

17-Apr-08

20-Apr-09

28-Apr-10

82

Tira Austenite

TIRA

23-Jun-08

11-Mei-09

06-Mei-10

83

Toko Gunung Agung

TKGA

05-Mei-08

20-Mei-09

06-Mei-10

84

Total Bangun Persada

TOTL

06-Mei-08

03-Apr-09

03-Mei-10

85

Trust Finance Indonesia

TRUS

23-Jun-08

28-Apr-09

30-Apr-10

86

Tunas Ridean

TURI

30-Apr-08

24-Apr-09

23-Apr-10

87

United tractors

UNTR

24-Sep-08

30-Apr-09

30-Apr-10

88

Wahana Phonix Mandiri

WAPO

30-Apr-08

27-Mei-09

30-Apr-10

89

Wicaksana Overseas International

WICO

19-Jun-08

22-Jun-09

30-Apr-10

Tabel 1. Analisis Statistik Deskriptif

N

Mini mum

Maksi Mum

Mean

StandarDeviasi

Ketidaktepatwaktua n

78

10,00

148,00

44,04

27,70

ROA

78

-,21

,15

,03

,05

Solvabilitas

78

,00

1,62

,62

,28

Reputasi Auditor

78

,00

1,00

,31

,46

Ukuran Perusahaan

78

17.305, 00

88.938.000 ,00

6.321.9

72,79

17.444.093,46

Kandungan Laba

78

,00

1,00

,64

,48

Jenis Industri

78

,00

1,00

,42

,50

Valid N

78

Tabel 2 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Variabel

Koefisien Regresi

Koefisien Beta

t

Sig

Konstanta

44,746

4,716

,000

ROA

-11,635

-,021

-,149

,882

Solvabilitas

-6,257

-,062

-,520

,605

Reputasi Auditor

18,365

,308

2,539

,013

Ukuran Perusahaan

-,00000055

-,349

-2,863

,006

Kandungan Laba

9,389

,164

1,307

,195

Jenis Industri

-10,940

-,196

-1,757

,083

Std. Error of Estimates = 25,70740

Adjusted R Square     =      ,138

F hitung               =     3,061

Sig. F                   =       ,010

27