PENGARUH FREKUENSI AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN HISTORIS TERHADAP KEANDALAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA PERUSAHAAN DI KOTA DENPASAR
on
PENGARUH FREKUENSI AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN HISTORIS TERHADAP KEANDALAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA PERUSAHAAN DI KOTA DENPASAR
I KETUT YADNYANA
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana
ABSTRACT
This research is intended to reveal the effect of the auditing frequency to the historical financial statement on the capability of internal control structure of business enterprises in Denpasar. This research is also carried out to gain the empirical evidence of the effect of auditing frequency to the historical financial statement on the capability of internal control structure without paying attention to other variables. A series of statistical tests have been done by using single regression analysis, Product Moment Pearson correlation analysis, and FAnova.
The result shows that the effect of auditing frequency to the historical financial statement has a significant influence on the capability of internal control structure. Furthermore, a test to an independent variable (X) is performed to find out whether an independent variable (X) could explain the changing variation to dependent variable (Y). This test results R2 = 0,508, which means that the independent variable (X) could explain the changing variation in the independent variable (Y) to the extent of 50,8%. The rest of it, which is 49,2% could be explained by other factors excluded in this model.
Keywords : auditing frequency, historical financial statement, internal control structure, business enterprise
Pertumbuhan ekonomi sangat penting dalam menunjang pembangunan
nasional. Seiring dengan kebijakan pemerintah diharapkan mampu berperan sebagai motor penggerak roda ekonomi. Sehubungan dengan itu sektor swasta (perusahaan) dituntut untuk dapat memperoleh laba yang cukup, tumbuh berkembang dan tetap survive dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, pemasok, dan pemerintah. Salah satu tugas manajemen adalah mampu
meyempurnakan dan meningkatkan pengelolaan usahanya, sejalan dengan
perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, terutama dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang semakin kompleks.
Dalam kondisi berkembangnya sektor usaha swasta di Bali khususnya perusahaan di Denpasar tidak mungkin lagi menangani secara langsung aktivitas kegiatan perusahaan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Manajemen memerlukan berbagai kebijakan dan pengendalian, antara lain berupa struktur pengendalian intern perusahaan.
Menurut COSO yang dikutip oleh Boynton dan Kell (1996:254) struktur pengendalian intern satuan usaha terdiri atas lima komponen, yaitu: (1) lingkungan pengendalian, (2) penaksiran risiko, (3) informasi dak komunikasi, (4) aktivitas pengndalian, serta (5) pemantauan. Agar struktur pengendalian intern berfungsi dengan baik, diperlukan penerapan kelima komponen pengendalian intern sehingga akan mendorong terlaksananya struktur pengendalian intern yang memadai. Sebagaimana telah diketahui bahwa mutu struktur pengendalian ini sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Struktur pengendalian intern yang memadai mengurangi kekeliruan sehingga kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan dapat lebih diandalkan.
Dalam mempertanggungjawabkan wewenang yang dilimpahkan kepadanya, pihak manajemen harus menyusun laporan keuangan yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi manajemem sendiri (intern), dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di luar perusahaan (ekstern). Sehubungan dengan itu informasi atau laporan keuangan harus disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum dan diterapkan secara konsisten.
Untuk menghasilkan informasi atau laporan keuangan yang dapat dipercaya dan menghindari kesalahan penyataan, maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen tersebut perlu diaudit oleh auditor independen (akuntan publik), sebagai penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Menurut Abdul Halim (1995:39) ada empat alasan mengapa audit laporan keuangan diperlukan, yaitu (1) perbedaan kepentingan, (2) konsekuensi, (3) kompleksitas, dan (4) keterbatasan (remoteness).
Dalam melaksanakan tugasnya, akuntan pemeriksa harus memahami struktur pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan. Apabila dalam mengevaluasi struktur pengendalian intern perusahaan, ternyata ditemukan suatu kelemahan yang prinsipil, maka auditor harus mengkomunikasikan kelemahan pengendalian intern tersebut kepada pihak manajemen (pemberi tugas) untuk melakukan pembenahan terhadap struktur pengendalian intern yang semestinya diterapkan.
Penelitian ini membahas apakah frekuensi audit atas laporan keuangan historis berpengaruh terhadap keandalan struktur pengendalian intern pada perusahaan di Kota Denpasar. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan masukan bagi profesi akuntan mengenai seberapa jauh pengaruh frekuensi audit atas laporan keuangan historis terhadap keandalan struktur pengendalian intern perusahaan yang diperiksanya, sebagai dasar perencanaan pemeriksaan berikutnya. Selain itu, memberikan masukan kepada pihak manajemen perusahaan mengenai perlunya suatu audit secara berkala atas laporan keuangan untuk mendapatkan informasi akuntansi yang berkualitas.
Penerapan struktur pengendalian intern yang baik dimaksudkan untuk menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalam batas-batas yang layak dan walaupun kesalahan dan penyelewengan terjadi, dapat segera diketahui dan dapat diatasi dengan cepat. Dengan kenyataan di atas maka perlu diselenggarakan pengendalian intern dengan maksud dan tujuan yang searah dengan perusahaan.
Menurut IAI (2001: 319.2):
“Struktur Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan porsonel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.
Selanjutnya menurut COSO yang dikutip oleh Boynton dan Kell (1996: 254):
“Struktur pengendalian intern satuan usaha terdiri atas komponen-komponen berikut, (1) lingkungan pengendalian, (2) penaksiran risiko, (3) informasi, dan komunikasi, (4) aktivitas pengendalian, dan (5) pemantauan”.
Begitu juga menurut IAI (2001: 319.2):
“Bahwa pengendalian intern satuan usaha terdiri atas (1) lingkungan pengendalian, (2) penaksiran risiko, (3) aktivitas pengendalian, (4) informasi dan komunikasi, dan (5) pemantauan”.
Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (di Indonesia standar akuntansi keuangan). Untuk mencapai tujuan ini auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti yang kompeten auditor perlu mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun (perkiraan) laporan keuangan.
Untuk menjaga mutu hasil audit atas laporan keuangan suatu perusahaan dalam menjalankan tugas profesionalnya, auditor harus membuat perencanaan audit dan dilaksanakan sebaik mungkin. Hal ini tercantum dalam standar profesional akuntan publik pada standar pekerjaan lapangan yang pertama, yaitu pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten, harus dipimpin dan diawasi dengan semestinya.
Dalam merencanakan audit, auditor harus mempertimbangkan beberapa hal. Kell, Boynton, dan Ziegler (1989:70) mengemukakan delapan faktor yang merupakan komponen perencanaan audit yaitu:
-
1. obtain understanding of client's business and industry
-
2. obtain understanding of client's internal control structure
-
3. assess materiality
-
4. assess audit risk
-
5. identify audit objectives
-
6. design audit programs
-
7. schedule the work
-
8. assign professional staff to engagement
Pendokumentasian pemahaman struktur pengendalian intern merupakan satu hal yang disyaratkan oleh Standar Profesional Akuntan Publik. Pendokumentasian dimaksud ditujukan untuk merencanakan audit. Bentuk dan lingkup dokumentasi dipengaruhi, baik oleh lingkup dan kerumitan usaha maupun sifat dari struktur pengendalian internnya. Menurut Mulyadi (1989:54) ada tiga dokumentasi kertas kerja yang dapat digunakan untuk itu, yaitu menggunakan kuesioner pengendalian intern, uraian tertulis, bagan alir (flowchart).
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kajian pustaka maka dapat disusun hipotesis yaitu frekuensi audit atas laporan keuangan historis berpengaruh positif terhadap keandalan struktur pengendalian intern pada perusahaan di Kota Denpasar
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang ada di Kota Denpasar yang laporan keuangannya sudah pernah diaudit oleh kantor akuntan publik yang berkantor pusat di Denpasar dalam kurun waktu enam tahun terakhir.
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Denpasar Propinsi Bali. Penelitian ini diarahkan kepada perusahaan yang laporan keuangannya telah diaudit oleh kantor akuntan publik enam tahun terakhir. Informasi yang dapat dikumpulkan dari 8
Akuntan Publik yang beroperasi di Kota Denpasar ada 50 perusahaan yang pernah diaudit oleh kantor akuntan publik.
Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
-
1. frekuensi audit
-
2. keandalan struktur pengendalian intern
Sesuai dengan rumusan hipotesis, penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu frekuensi audit sebagai variabel X dan keandalan struktur pengendalian intern sebagai variabel Y. Dalam penelitian ini daftar pertanyaan ditujukan kepada manajer keuangan atau manajer akuntansi untuk memperoleh data mengenai frekuensi diauditnya laporan keuangan oleh kantor akuntan publik dan data tentang keandalan struktur pengendalian intern.
Frekuensi audit atas laporan keuangan histories (X) menunjukkan berapa kali laporan keuangan historis perusahaan diaudit oleh kantor akuntan publik. Variabel ini diukur dengan skala ordinal sehingga jawaban yang diperoleh 1 sampai dengan 6 kali. Dari angka-angka ini kemudian dikelompokkan menjadi tiga kelas frekuensi audit, yaitu frekuensi rendah : 1—2 kali diaudit, frekuensi sedang : 3—4 kali diaudit, dan frekuensi tinggi : 5—6 kali diaudit. Tiap-tiap frekuensi tersebut kemudian diberi skor 1 untuk frekuensi rendah, 2 untuk frekuensi sedang, dan 3 untuk frekuensi tinggi.
Keandalan Struktur pengendalian intern (Y) adalah ketepatan penerapan keseluruhan unsur pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Untuk mengukur efektivitas pengendalian intern responden diminta memberi peringkat terhadap pentingnya tiap-tiap bidang (item) bagi bagian akuntansi, yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe Likert (Likert type items). Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor dan skor yang diperoleh mempunyai tingkat pengukuran ordinal.
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar (Sugiyono, 2005: 14). Dalam penelitian ini data kualitatif adalah data yang didapat langsung dari responden.
Berdasarkan sumbernya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam penelitian ini data primer adalah data yang didapat langsung dari tangan pertama (responden), yaitu jawaban responden dalam pengisian kuesioner.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang pernah diaudit oleh akuntan publik dari tahun 1999-2004 yang ada di Denpasar.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Kantor Akuntan Publik yang beroperasi
di Denpasar didapat 50 perusahaan yang pernah diaudit oleh kantor akuntan
publik. Ukuran sampel yang diperlukan untuk mendukung variabel dalam penelitian ini harus representatif untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk uji statistik, kemudian digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Besarnya jumlah sampel dihitung berdasarkan tabel Krejcie (Sugiyono, 2005:63) untuk populasi sampai dengan 100.000. Berdasarkan tabel Krejcie, maka jumlah sampel untuk populasi sebanyak 50 ditentukan paling sedikit 44 responden.
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini baik data kuantitatif maupun data kualitatif, dikumpulankan dengan metode sebagai berikut. (1) Kuesioner merupakan daftar pertanyaan terstruktur yang diajukan kepada bagian kuangan atau akuntansi pada perusahaan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik.
-
(2) Wawancara dilakukan dengan responden, untuk melengkapi kuesioner.
-
(3) Observasi dilakukan pada perusahaan yang telah diaudit dalam kurun waktu 6 tahun dari tahun 1999-2004 di Denpasar, untuk melihat dari dekat mengenai semua pelaksanaan yang berhubungan dengan audit dan pengendalian intern.
Mengingat pengumpulan data melalui kuesioner, maka faktor kesungguhan responden menjawab pertanyaan merupakan suatu hal yang penting. Validitas (kesahihan) suatu penelitian ilmu-ilmu sosial sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukurnya tidak sahih dan tidak dapat di percaya
maka akan diperoleh hasil penelitian yang bisa atau diragukan kebenarannya.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan dua macam tes (pengujian) yaitu; test of
reliability (uji keandalan) dan test of validity (uji kesahihan).
Seperti yang dikemukakan oleh Nazir (1999: 174) bahwa validitas mempersoalkan apakah benar-benar kita mengukur apa yang kita fikirkan sedang kita ukur. Dalam arti bila alat ukur yang digunakan untuk mengukur tersebut digunakan pada kejadian yang sama dalam kondisi yang berbeda, akan memberikan hasil yang sama. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Singarimbun dan Effendi (1989: 124) yang mengatakan bahwa validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Begitu juga Usman dan Setiady (1995 : 287) memberikan pengertian validitas yang hampir sama, yaitu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang sesuai dengan maksud dikemukakannya tes tersebut.
Pengujian instrumen penelitian dimulai dengan uji validitas, yaitu dengan melihat setiap skor butir berkorelasi dengan skor total lebih besar dari 0,40 (Howard, 1999). Sebaliknya, Sugiyono (2005 : 115) berpendapat bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,30 ke atas, maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat.
Penerapan tes ini untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsisten alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu,
walaupun dilakukan pada waktu-waktu yang berbeda. Pengukuran reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha. Pada umumnya suatu instrumen penelitian dikatakan andal atau reliabel bila memiliki koefisien cronbach alpha lebih dari 0,70 (Hair et al., 1995:385). Sebaliknya, Maholtra (1996 : 6) berpendapat bahwa jika nilai cronbanch alpha > 0,6, maka menunjukkan tingkat reabilitas dapat diterima.
Analisis data dalam penelitian ini akan diuji dengan analisis regresi tunggal. Pengujian hipotesis ini adalah menentukan besarnya pengaruh frekuensi audit (X) terhadap keandalan struktur pengendalian intern (Y).
Adapun model persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Y = βo + β1X1 + E
Keterangan:
Y = Keandalan struktur pengendalian intern
-
X1 = Frekuensi audit
β0 = Parameter intersep
β 1 = Parameter koefisien regresi
E = Variabel pengganggu
Menguji keberartian persamaan regresi dengan uji F dengan hipotesis yang akan diuji:
Ho : β1 = 0; Frekuensi audit atas laporan keuangan historis tidak berpengaruh terhadap keandalan struktur pengendalian intern pada perusahaan di Kota
Denpasar.
Hl : β1 = 0; Frekuensi audit atas laporan keuangan historis berpengaruh terhadap
keandalan struktur pengendalian intern pada perusahaan di Kota Denpasar.
Untuk mencari besarnya sumbangan variabel X terhadap Y, ukuran yang digunakan adalah koefisien determinasi (R2). Hasil perhitungan Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada derajat kebebasan (db) = (n-k-1), di mana k adalah banyaknya variabel dan n adalah ukuran sampel. Jika Fhitung lebih besar dari pada Ftabel, berarti H0 ditolak, artinya bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.
Uji coba validitas alat ukur terhadap variabel keandalan struktur pengendalian intern sublingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian informasi dan komunikasi, dan monitoring menunjukkan tiap-tiap butir dinyatakan valid karena memiliki korelasi dengan skor total lebih dari 0,30. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat koefisien cronbach alpha. Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh angka koefisien cronbach alpha lebih besar dari 0,60. Dengan demikian instrumen pengukuran variabel keandalan struktur pengendalian intern sublingkungan pengendalian penaksiran resiko, aktivitas pengendalian informasi dan komunikasi, serta monitoring dinyatakan reliabel.
Setelah diuraikan mengenai berbagai skor untuk faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya keandalan struktur pengendalian intern,
selanjutnya diadakan analisis pengaruh (regresi) frekuensi audit atas laporan keuangan historis terhadap keandalan strutur pengendalian intern.
Analisis regresi ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas X, yaitu frekuensi audit atas laporan keuangan historis berpengaruh atau tidak terhadap variabel tak bebas Y, yaitu keandalan struktur pengendalian intern perusahaan di Denpasar. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas X terhadap variabel Y adalah dengan melakukan uji hipotesis.
Penelitian ini seperti yang dikemukakan pada perumusan masalah dan hipotesis, akan menganalisis pengaruh variabel frekuensi audit sebagai variabel bebas (independent variable) terhadap keandalan struktur pengedalian intern (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable) pada perusahaan di Denpasar. Hasil analisis regresi tunggal seperti tercantum pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Hasil Regresi Tunggal Variabel X dan Y
Keterangan |
Nilai | |
1. |
Nilai variabel Y | |
Bo = konstanta |
19.745 | |
B1 = koefisien regresi |
0,713 | |
2. |
Standard error |
0,054 |
3. |
R2 (koefisien determinasi) |
0,508 |
4. |
Nilai p – value (prob. level) |
0,000 |
Sumber: Lampiran 2
Hasil analisis regresi tunggal dengan menggunakan bantuan alat analisis
SPSS dengan memperhatikan Tabel 4.1 dapat diinterpretasikan bahwa koefisien
determinasi (R2) = 0,508. Ini berarti bahwa keandalan struktur pengendalian intern dapat dijelaskan oleh variabel penjelas (variabel bebas) sebesar 50,8 persen yang diturunkan dalam model. Sebanyak 49,2 persen keandalan struktur pengendalian intern dijelaskan oleh faktor lain. Peneliti menduga bahwa keandalan struktur pengendalian intern tidak hanya dipengaruhi oleh frekuensi audit, namun dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain, yaitu faktor manajemen perusahaan dan faktor kualitas auditor internal.
Untuk menguji tingkat keberartian pengaruh variabel frekuensi audit terhadap keandalan struktur pengendalian intern dapat dilihat pada analisis varians atau uji statistik F, seperti tersaji pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Analisis Variances Fungsi Keandalan Struktur Pengendalian Intern
Sumber Variasi |
Jumlah Kuadrat |
DF |
Kuadrat Tengah |
F-hitung |
Sig |
Regresi |
338,473 |
1 |
338,473 |
43,307 |
0,000 |
Sisa |
328,284 |
42 |
7,816 |
- |
- |
Total |
666,727 |
43 |
- |
- |
Sumber: Lampiran 2
Dari Tabel 4.2 menunjukkan nilai Fhtung = 43,307 lebih besar dari pada nilai Ftabel (0,05, 43) = 1,69. Hal ini memberikan indikasi bahwa variabel frekuensi audit berpengaruh signifikan terhadap keandalan struktur pengendalian intern.
-
V. SIMPULAN DAN SARAN
-
5.1 Simpulan
-
-
1. Frekuensi audit atas laporan keuangan historis berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap keandalan struktur pengendalian intern pada perusahaan di Kota Denpasar.
-
2. Keandalan struktur pengendalian intern pada perusahaan di Kota Denpasar tidak hanya dipengaruhi oleh frekuensi audit atas laporan keuangan historis saja, tetapi dipengaruhi juga oleh variabel-variabel lain.
-
1. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi keandalan struktur pengendalian intern pada perusahaan. Hal itu perlu karena dalam penelitian ini hanya variabel frekuensi audit atas laporan keuangan historis yang masuk dalam model analisis penelitian. Variabel ini hanya menjelaskan keandalan struktur pengendalian intern sebesar 50,8% yang berarti 49,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
-
2. Penelitian ini pada dasarnya mengelompokkan frekuensi audit atas tiga kelompok, yaitu frekuensi audit 1—2 kali, 3—4 kali, 5—6 kali, maka diharapkan untuk penelitian lebih lanjut frekuensi audit dikelompokkan lebih terperinci lagi.
-
3. Menyadari pentingnya kualitas dan dapat dipercayainya informasi laporan keuangan suatu perusahaan, hendaknya frekuensi audit atas laporan keuangan historis dilakukan secara kontinyu (teratur).
-
4. Pimpinan perusahaan sebaiknya menindaklanjuti hasil temuan dan saran-saran perbaikan pengendalian intern oleh auditor secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Certified Public Accountans. 1989. Codification of Statements on Auditing Standards Number 1 to 62. New York : AICPA, Inc.
Boynton, William C. dan Walter G. Kell.. 1996. Modern Auditing. Sixth Edition. Singapore: John Wiley & Sons Inc. p 840.
Donald, H. T. and G. W. Glezer. 1991. Auditing: Integrated Concepts and Prosedures. 5th edition. John Wiley & Sons Inc. Canada.
Hair, Joseph F.Jr, Ralph E. Anderson, Ronald L. Tatham. 1995. Multivariat Data Analysis. Fifth Edition. Prentice-Hall International, Inc.
Halim, Abdul. 1995. Dasar-dasar Audit Laporan keuangan. Yogyakarta : UPP. AMP YKPN.
Husaini, Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar. 1995. Pengantar Statistik. Bumi Aksara.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Maholtra. 1996. Marketing Research: An Applied Orientation. 2nd Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Moeller, Robert and Witt N. Herbett. 1999. Modern Internal Auditing. Fifth Edition. New York. Ronald Press Publication.
Mulyadi. 1989. Pemeriksaan Akuntan. Edisi ke-4. Cetakan pertama. Yogyakarta: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Nazir, Moh.. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Singarimbun M & Effendi Sofian. 1989. Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi.
Cetakan Pertama. Jakarta: LP3ES.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta Bandung.
Usman, Husnaini, dan R. Purnomo Setiady Akbar. 1995. Pengantar Statistik.
Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
Kell, Walter G., William C. Boyton, and Richard. E. Ziegler. 1989. Modern Auditing. Fourth Edition. New York: John Wiley & Sons.
Lampiran 1
Reliability (Lingkungan Pengendalian)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha |
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items |
N of Items |
.739 |
.744 |
5 |
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted |
Scale Variance if Item Deleted |
Corrected Item-Total Correlation |
Squared Multiple Correlation |
Cronbach's Alpha if Item Deleted | |
x1 |
14.2500 |
10.564 |
.632 |
.474 |
.645 |
x2 |
14.7500 |
12.006 |
.345 |
.136 |
.751 |
x3 |
13.8864 |
11.452 |
.549 |
.378 |
.680 |
x4 |
14.6136 |
11.173 |
.434 |
.224 |
.720 |
x5 |
14.4091 |
10.061 |
.581 |
.385 |
.661 |
Reliability (Penaksirian Risiko)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha |
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items |
.842 |
.845 5 |
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted |
Scale Variance if Item Deleted |
Corrected Item-Total Correlation |
Squared Multiple Correlation |
Cronbach's Alpha if Item Deleted | |
x1 |
15.0682 |
14.530 |
.605 |
.419 |
.822 |
x2 |
15.0455 |
14.277 |
.625 |
.430 |
.817 |
x3 |
14.6591 |
15.393 |
.686 |
.491 |
.804 |
x4 |
15.0000 |
15.581 |
.536 |
.385 |
.839 |
x5 |
14.9545 |
13.207 |
.811 |
.662 |
.762 |
Reliability (Aktivitas Pengendalian)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha |
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items |
.853 |
.853 5 |
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted |
Scale Variance if Item Deleted |
Corrected Item-Total Correlation |
Squared Multiple Correlation |
Cronbach's Alpha if Item Deleted | |
x1 |
14.3636 |
16.097 |
.698 |
.500 |
.814 |
x2 |
14.1818 |
16.850 |
.667 |
.476 |
.822 |
x3 |
14.0682 |
16.437 |
.697 |
.494 |
.814 |
x4 |
14.3864 |
17.219 |
.625 |
.393 |
.833 |
x5 |
14.0909 |
16.550 |
.639 |
.432 |
.830 |
Reliability (Informasi dan Komunikasi)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha |
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items |
.840 |
.840 5 |
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted |
Scale Variance if Item Deleted |
Corrected Item-Total Correlation |
Squared Multiple Correlation |
Cronbach's Alpha if Item Deleted | |
x1 |
12.9545 |
17.719 |
.665 |
.456 |
.802 |
x2 |
12.8636 |
18.121 |
.651 |
.438 |
.806 |
x3 |
12.6818 |
17.385 |
.702 |
.516 |
.791 |
x4 |
12.8864 |
19.173 |
.571 |
.356 |
.827 |
x5 |
12.6136 |
19.080 |
.632 |
.441 |
.812 |
Reliability (Pemantauan)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha |
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items |
N of Items |
.830 |
.829 |
5 |
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted |
Scale Variance if Item Deleted |
Corrected Item-Total Correlation |
Squared Multiple Correlation |
Cronbach's Alpha if Item Deleted | |
x1 |
13.0455 |
17.161 |
.720 |
.549 |
.768 |
x2 |
12.8409 |
17.672 |
.663 |
.455 |
.785 |
x3 |
12.8864 |
17.545 |
.621 |
.419 |
.798 |
x4 |
12.9773 |
19.790 |
.483 |
.306 |
.834 |
x5 |
13.0682 |
17.925 |
.655 |
.482 |
.788 |
Lampiran 2
Regression
Variables Entered/Removedb
Model |
Variables Entered |
Variables Removed |
Method |
1 |
xa |
. |
Enter |
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: y
Model Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.713a |
.508 |
.496 |
2.79564 |
a. Predictors: (Constant), x
ANOVAb
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. | |
1 |
Regression |
338.473 |
1 |
338.473 |
43.307 |
.000a |
Residual |
328.254 |
42 |
7.816 | |||
Total |
666.727 |
43 |
a. Predictors: (Constant), x
b. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) x |
19.745 .358 |
1.721 .054 |
.713 |
11.471 6.581 |
.000 .000 |
a. Dependent Variable: y
Discussion and feedback