I Made Elly Virnawan, Efisiensi Penyaluran Kredit pada ... 101

EFISIENSI PENYALURAN KREDIT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI KECAMATAN MARGA-TABANAN

I Made Elly Virnawan1 I Gede Cahyadi Putra2 1Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali-Indonesia 2Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali-Indonesia email: cahy4dini@yahoo.com

ABSTRAK

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga keuangan milik desa pakraman di Provinsi Bali, yang telah berkembang, memberikan manfaat sosial, ekonomi dan budaya kepada anggotanya, sehingga perlu dibina, ditingkatkan kinerjanya dan diperkuat serta dilestarikan keberadaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi penyaluran kredit pada LPD di Kecamatan Marga-Tabanan. Sampel yang digunakan sebanyak 20 LPD yang tersebar di Kecamatan Marga-Tabanan. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, dan aktivitas pengendalian berpengaruh positif signifikan terhadap efisiensi penyaluran kredit. Sedangkan variabel pemantauan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan bagi LPD di Kecamatan Marga-Tabanan mengenai perlunya pelatihan dan pembinaan kepada semua pengurus LPD agar lebih memahami pentingnya sistem pengendalian internal untuk menjalankan, pemeliharan dan pengembangan usaha LPD.

Kata kunci: efisiensi penyaluran kredit, LPD, sistem pengendalian internal

ABSTRACT

Local credit institutions (Lembaga Perkreditan Desa, so called LPD) is a financial institution owned Pakraman village in the province of Bali, which has developed, the social benefits, economic and culture to its members, so that needs to be fostered, improved performance and strengthened and preserved its existence. This study aims to determine the factors that affect the efficiency of the LPD lending in Marga districts, Tabanan. The samples are scattered LPD 20 in Marga districts. Sampling using non- probability sampling with purposive sampling technique. The analysis technique used was multiple linear regrression. Based on the analysis concluded that the control environment, risk assessment, information and communication, control activities and significant positive effect on the lending efficiency. While monitoring variables have no significant effect. This research can provide input and consideration for LPD in Marga districts need for training and guidance to all LPD officials to better understand the importance of internal control system to run, maintenance and business development of LPD.

Keywords: LPD, internal control systems, lending efficiency

PENDAHULUAN

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali tumbuh dan berkembang dengan pesat. Jumlah aset LPD menembus angka Rp 10,2 triliun, angka yang cukup fantastis dan mengagumkan serta mampu mengalahkan aset lembaga keuangan mikro (LKM) lain seperti BPR dan koperasi. (Bisnis Bali, 14 Pebruari 2014). Artinya masyarakat sangat dan lebih percaya kepada LPD.

Fungsi dan tujuan LPD adalah untuk memberikan kesempatan berusaha bagi para warga desa setempat, kemudian untuk menampung tenaga kerja yang ada di pedesaan, serta melancarkan lalu lintas uang, sekaligus menghapuskan keberadaan rentenir. Keanggotaan LPD dari krama desa pakraman secara struktural, terdiri atas berbagai banjar. Semua krama banjar yang ada di lingkungan desa, secara otomatis

merupakan penopang keberadaan LPD. Sampai dengan akhir 2012 LPD di Bali sebanyak 1.418 buah. Dari jumlah tersebut di Kabupaten Tabanan berdiri sebanyak 307 LPD dari 346 Desa Pekraman dan merupakan jumlah terbanyak di Bali. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Kecamatan ini dipilih karena Kecamatan Marga saat ini mengalami tranformasi menuju daerah pusat bisnis, karena letaknya di daerah pinggiran (hinterland) dari Kota Tabanan juga di lewati jalur strategis Denpasar-bedugul-Singaraja, sehingga perkembangan masyarakatnya beragam. Hal ini berpengaruh terhadap minat dan analisis warga dalam memilih tempat untuk menyimpan atau meminjam uang. Data perkembangan keuangan LPD di Kecamatan Marga Tahun 2009 sampai 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1 dijelaskan bahwa terjadi peningkatan modal LPD diikuti dengan meningkatnya jumlah kredit lancar yang diterima tiap tahunnya. Dilihat dari sisi kredit macet yang terjadi pada LPD di Kecamatan Marga-Tabanan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Tabel 1 memperlihatkan LPD di Kecamatan Marga-Tabanan secara nyata dapat berperan positif dalam menunjang pembangunan ekonomi pedesaan di Kecamatan Marga-Tabanan. Kontribusi LPD di Kecamatan Marga-Tabanan dalam menunjang pembangunan desa ditentukan oleh kemampuan LPD dalam mengelola usahanya. Setiap kegiatan dalam organisasi memiliki dua tingkatan, yang berada dalam dua sistem: 1) sistem operasi, yang dirancang untuk memenuhi tujuan yang ditetapkan; dan 2) sistem pengendalian yang terdapat dalam sistem operasi. Sistem pengendalian terdiri atas

prosedur, aturan, dan instruksi yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan sistem operasi akan tercapai. Pengendalian meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan manajemen. Semakin besar suatu usaha memerlukan pengendalian yang semakin intensif. Begitu pula halnya LPD. LPD yang mengandalkan uang kas sebagai “bahan baku”, sangat memerlukan pengendalian sehingga ada jaminan uang nasabah maupun aset yang dimiliki LPD aman, laporannya dapat dipercaya dan lebih lanjut kinerjanya semakin baik. Sebisa mungkin LPD harus memiliki cara-cara tertentu untuk melindungi kepentingan masyarakat bila suatu risiko gagal ditanggulangi.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah menyertakan kegiatan LPD dengan sistem pengendalian internal LPD yang berbasis risiko. Kepentingan dan berjalannya sistem ini pada akhirnya akan bermuara pada stabilitas perekonomian pada suatu kawasan. Kerangka pengendalian pada dasarnya ingin memastikan bahwa pengendalian yang relevan dan andal memberikan keyakinan memadai bahwa risiko dapat dikurangi melalui setruktur formal maupun nonformal. Sistem pengendalian internal telah dibakukan oleh Committee of Sponsoring Organization (COSO) dalam laporan berjudul Internal Control – Integrated Framework pada tahun 1994. COSO mendefinisikan sistem pengendalian internal sebagai suatu sistem, struktur atau proses yang diimplementasikan oleh pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan yang bermaksud untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan-tujuan pengendalian seperti efektifitas dan

Tabel 1.


Perkembangan Keuangan Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Marga-Tabanan Tahun 2009 - 2012 (dalam ribuan rupiah)

No

URAIAN

TAHUN

2009

2010

2011

2012

1

Total Asset

54.849.828

41.396.836

52.097.377

65.176.129

2

Laba

1.938.132

1.483.138

1.697.965

2.015.932

3

Tabungan

23.218.966

18.699.105

23.335.853

30.387.890

4

Deposito

21.928.090

15.810.800

20.798.500

25.316.150

5

Pinjaman

40.087.844

31.908.668

37.984.182

45.439.481

6

Modal

994.727

441.225

433.930

405.672

7

Kredit Lancar

34.749.181

27.407.746

31.895.009

37.894.021

8

Kredit Macet

1.374.089

933.267

1.617.477

1.809.396

Sumber : PLPDK Tabanan Timur (2013)


efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Sistem pengendalian menurut COSO terdiri atas lima komponen yang terintegrasi yaitu: (1) lingkungan pengendalian, (2) penilaian risiko, (3) aktivitas pengendalian, (4) informasi dan komunikasi dan (5) pemantauan. Hasil penelitian dari Permadi (2010) menyatakan struktur pengendalian internal berpengaruh signifikan pada kinerja perkreditan pada LPD di Kota Denpasar, dan Jayanthi (2011) menyatakan sistem pengendalian internal berpengaruh signifikan pada efisiensi pemberian kredit LPD di Kecamatan Kuta Selatan dan prosedur pengendalian tidak berpengaruh pada efisiensi pemberian kredit.

Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, dan pemantauan terhadap aktivitas pengendalian terhadap efisiensi penyaluran kredit pada LPD di Kecamatan Marga-Tabanan.

Lingkungan Pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal, menyediakan disiplin dan struktur suatu organisasi (Halim, 2008: 212). Lingkungan Pengendalian pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan gambaran mengenai sikap dan kesadaran secara menyeluruh dari pengurus, karyawan dan badan pengawas internal mengenai pentingnya pengendalian internal organisasi LPD. Dalam instrumen ini terdapat pernyataan yang menyangkut tentang filosofi dan gaya operasi manajemen, bagan organisasi, penetapan wewenang dan tanggung jawab dan pelaksanaan kebijakan dan praktik sumber daya manusia yang memadai. Berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan apakah LPD telah menerapkan lingkungan pengendalian dengan baik. Hasil penelitian yang dilakukan Permadi (2010), dan Jayanthi (2010) menunjukan bahwa lingkungan pengendalian berpengaruh positif terhadap efisiensi penyaluran kredit.

^ 1. : Lingkungan pengendalian berpengaruh positif pada efisiensi penyaluran kredit di LPD di Kecamatan Marga-Tabanan.

Penentuan risiko (Halim, 2008: 213) adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu

dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifikasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-data keuangan. Taksiran manajemen risiko hendaknya juga mempertimbangkan risiko-risiko yang muncul dari perubahan lingkungan seperti pembukaan bisnis baru, penanganan transaksi yang menuntut perlakuan akuntansi yang khusus, perubahan standar akuntansi, peraturan hukum yang baru, perubahan penggunaan teknologi informasi, dan perubahan personel. Penilaian risiko LPD tidak hanya menyangkut ketaatan terhadap metode pelaporan, tetapi lebih luas lagi meliputi risiko usaha yang dihadapi oleh LPD. Semakin tinggi tingkat penilaian risiko yang dilakukan pengurus LPD dalam menyalurkan kredit nilai NPL akan semakin rendah. Penilaian yang memadai atas risiko yang mungkin ditimbulkan dalam penyaluran kredit serta mampu mengelola risiko tersebut, LPD dapat meminimalkan terjadinya kredit bermasalah, sehingga bisa memaksimalkan efisiensi operasi entitas. Hasil penelitian yang dilakukan Antari (2012) menyatakan penilaian risiko berpengaruh positif pada efisiensi penyaluran kredit.

H; : Penilaian risiko berpengaruh positif pada efisiensi penyaluran kredit di LPD di Kecamatan Marga-Tabanan.

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas aset dan kewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian internal dalam pelaporan keuangan (Halim, 2008: 214). Informasi dan komunikasi yang terjalin pada LPD memungkinkan orang untuk memahami perannya

dalam sistem pengendalian internal, sebagaimana memahami aktivitas perseorangan terkait dengan pekerjaan orang lain, sehingga terjadi sinkronisasi antara pihak-pihak terkait. Hasil penelitian yang dilakukan Permadi (2010), Dewi (2010), dan Jayanthi (2011) menyatakan sistem akuntansi yang termasuk ke dalam variabel informasi dan komunikasi berpengaruh positif terhadap efisiensi penyaluran kredit.

H : Informasi dan komunikasi berpengaruh positif pada efisiensi penyaluran kredit di LPD di Kecamatan Marga-Tabanan.

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas (Halim, 2008: 214). Hasil penelitian yang dilakukan Permadi (2010), dan dewi (2010) menunjukan bahwa aktivitas pengendalian berpengaruh positif terhadap efisiensi penyaluran kredit.

H 4- : Aktivitas pengendalian berpengaruh positif pada efisiensi penyaluran kredit di LPD di Kecamatan Marga-Tabanan.

Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus (on going activities), evaluasi secara terpisah (separate periodic evaluation), atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya (Halim, 2008:218). Oleh karena itu proses penilaian oleh personel yang tepat terhadap rancangan dan operasi kontrol dapat dilakukan secara terjadual dan dapat dilakukan pengambilan tindakan yang tepat. Semakin baik pemantauan kredit yang dilakukan oleh LPD maka NPL semakin kecil, dengan melakukan pemantauan secara berkala terhadap aktivitas operasional dari LPD maka akan dapat meningkatkan efisiensi operasi entitas tersebut. Hasil penelitian yang dilakukanAntari (2012) menyatakan bahwa pemantauan berpengaruh positif dan signifikan pada efisiensi penyaluran kredit.

H5 : Pemantauan berpengaruh positif pada efisiensi penyaluran kredit di LPD di Kecamatan Marga-Tabanan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada LPD di wilayah Kecamatan Marga-Tabanan. Objek penelitiannya adalah efisiensi penyaluran kredit yang diukur dengan Non Perfoming Loan (NPL), lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan.

Luciana dan Winny (2005) dalam Antari (2012:54) menyatakan bahwa dalam suatu usaha berarti bahwa setiap rupiah dana yang disalurkan melalui kredit harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk memberikan hasil yang optimal. Rasio NPL menunjukan perbandingan antara kredit bermasalah dengan total kredit yang dikeluarkan oleh LPD. Perhitungan rasio NPL adalah sebagai berikut:

.. ...……………….(1)

Total kredit

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, memengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal, menyediakan disiplin dan struktur (Halim, 2008: 212). Lingkungan pengendalian ini memiliki peran yang penting dalam penetapan tujuan, setruktur kegiatan dan penilaian risiko. Instrumen ini memiliki sebelas butir pernyataan yang menyangkut tentang filosofi dan gaya operasi manajemen, bagan organisasi, penetapan wewenang dan tanggung jawab dan pelaksanaan kebijakan dan praktik sumber daya manusia yang memadai. Berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan apakah LPD telah menerapkan lingkungan pengendalian dengan baik.

Penilaian risiko menurut Halim (2008:213) adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuan, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Pengendalian dilakukan secara intensif yang tidak hanya meliputi ketaatan terhadap metode pelaporan, namun berkaitan dengan risiko usaha yang dihadapi oleh LPD. Pernyataan dalam instrumen ini menyangkut tentang pemisahan nomor rekening LPD dengan pemimpin LPD secara lengkap dan apakah terdapat pembatasan akses terhadap pendapatan. Sehingga dapat diketahui melalui jawaban dari

responden, apakah pengelolaan risiko LPD sudah dijalankan dengan baik.

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka (Halim, 2008: 214). Pertukaran informasi sangat penting sebagai penghubung komunikasi antara pemangku kepentingan dalam Lembaga Perkreditan Desa. Instrumen ini memiliki delapan butir pernyataan yang berkaitan dengan rancangan formulir yang dibuat sederhana dan ringkas agar mudah dipahami oleh pengguna, setiap formulir telah memiliki nomor urut yang tercetak, buku jurnal yang khusus untuk mencatat pendapatan serta proses pencatatan akuntansi yang menggunakan komputer dan dilakukan secara teratur.

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan (Halim, 2008: 214). Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Peluang terjadinya kecurangan dan kesalahan dapat dikurangi apabila aktivitas pengendalian sebagai prosedur wajib telah ditaati. Instrumen ini terdapat delapan butir pernyataan yang berkaitan dengan ketersediaan bukti-bukti yang lengkap untuk menjelaskan tugas-tugas setiap fungsi sesuai dengan job description dan apakah telah dilakukan otorisasi yang tepat dalam transaksi kredit.

Pemantauan menurut Halim (2008:218) adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Pemantauan kegiatan terkait mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian yang tepat waktu dan tindakan koreksi. Instrumen ini berisi delapan butir pernyataan mengenai prosedur pengawasan dan pengendalian kredit perusahaan, serta mengenai kegiatan perusahaan dalam melakukan pemantauan mengenai pendapatan perusahaan secara lengkap dan jelas mengenai penyaluran kredit. Berdasarkan jawaban responden dalam instrumen ini dapat diketahui apakah komponen struktur pengendalian internal yaitu pemantauan telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur atau tidak.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh LPD yang berada di Kecamatan Marga-Tabanan, yang berdasarkan data dari PLPDK Tabanan Timur tahun 2013 dengan jumlah yang ada sebanyak 22 LPD. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Kriteria yang dijadikan dasar pemilihan sampel pada penelitian ini adalah LPD yang melaporkan data laporan keuangan ke PLPDK Tabanan Timur tahun 20092012. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas, maka diperoleh 20 sampel LPD yang tersebar di Kecamatan Marga-Tabanan. Jumlah responden yang diambil 40 orang, masing-masing terdiri dari 20 kepala LPD dan 20 kepala bagian kredit.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji instrumen, uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi, analisis regresi linear berganda, serta uji hipotesis yaitu uji t dan uji F.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2012:52). Uji validitas mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang dibuat betul-betul dapat mengukur yang hendak diukur. Instrumen dapat dinyatakan valid apabila hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,3 atau lebih (Sugiyono, 2007:178). Hasil uji validitas instrumen (Lampiran 1) menunjukan bahwa koefisien korelasi dari masing-masing pertanyaan dalam kuesioner lebih dari 0,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner tersebut layak digunakan dalam penelitian.

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2012:47). Mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alpha. Ghozali (2012:48) menyatakan bahwa suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,7. Hasil uji reliabilitas instrumen (Lampiran 2) menunjukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari variabel struktur pengendalian internal lebih besar dari 0,7 sehingga

dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang baik dan dapat digunakan lebih lanjut dalam penelitian ini.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel penggangu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Residual berdistribusi normal apabila tingkat signifikansinya menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian diperoleh nilai sig. K-S sebesar 0,890 yang lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa residual berdistribusi normal (Lampiran 3).

Uji Multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu regresi linear berganda. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dapat digunakan nilai toleransi atau VIF (variance inflation factor). Jika nilai Tolerance lebih dari 0,1 atau nilai VIF kurang 10 maka hal tersebut menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas. Semua variabel independen mempunyai nilai tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10. Hal tersebut menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas (Lampiran 4).

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Mendeteksi heteroskesdastisitas digunakan uji Glejser. Jika variabel bebas tidak berpengaruh pada variabel terikat maka tidak terjadi heteroskesdastisitas. Suatu model dikatakan tidak mengandung heteroskedastisitas apabila signifikansinya diatas 0,05. Hasil uji diperoleh tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan. Ini dapat dilihat dari nilai pada kolom signifikansi yang semuanya menunjukkan nilai di atas 0,05 (Lampiran 5).

Koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebas. Hasil pengujian R2 diperoleh sebesar 0,664 (Lampiran 6), menunjukkan bahwa sebesar 66,4 persen efisiensi penyaluran kredit mampu dijelaskan oleh lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan, sedangkan sisanya sebesar 33,6 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian.

Berdasarkan hasil pengujian Fhitu ng diperoleh nilai F sebesar 313,446 dengan signifikansi 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa modelnya Fit yang berarti lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan mampu menjelaskan atau memprediksi efisiensi penyaluran kredit LPD. Hasil uji t menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, dan aktivitas pengendalian berpengaruh positif signifikan pada efisiensi penyaluran kredit, sedangkan pemantauan tidak berpengaruh.

Berdasarkan analisis data menunjukan bahwa hasil signifikansi Lingkungan Pengendalian (X1) adalah 0,024, lebih kecil dari α (0,05). Hal ini berarti lingkungan pengendalian berpengaruh positif dan signifikan pada efisiensi penyaluran kredit, maka hipotesis pertama yang menyatakan lingkungan pengendalian berpengaruh positif terhadap efisiensi penyaluran kredit di kecamatan Marga-Tabanan diterima. Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian internal lainnya yang menyediakan disiplin dan struktur. Hasil ini mengindikasikan bahwa LPD telah menerapkan lingkungan pengendalian dengan baik di mana seluruh pengurus, karyawan, dan badan pengawas internal pada LPD di Kecamatan Marga-Tabanan sadar betul akan pentingnya pengendalian internal organisasi LPD yang meliputi filosofi dan gaya operasi manajemen, bagan organisasi, penetapan wewenang dan tanggung jawab, pelaksanaan kebijakan dan praktik sumber daya manusia yang memadai.

Berdasarkan hasil signifikansi penilaian risiko (X2) adalah 0,019, lebih kecil dari α (0,05). Hal ini berarti penilaian risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi penyaluran kredit, maka hipotesis kedua yang menyatakan penilaian risiko berpengaruh positif terhadap efisiensi penyaluran kredit di kecamatan Marga-Tabanan diterima. Hal ini mengindikasikan sudah optimalnya tujuan pelaporan keuangan dalam identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Penilaian risiko LPD tidak hanya menyangkut ketaatan terhadap metode pelaporan, tetapi lebih luas lagi meliputi risiko usaha yang akan dihadapi oleh LPD

dalam setiap kegiatan keuangan yang dilakukan, terutama untuk kredit bisa dilihat melalui penggolongan kolektibilitas terhadap kredit yang jatuh tempo berdasarkan kriteria lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. LPD lebih mengoptimalkan dan memperhatikan hal tersebut karena dengan penilaian yang memadai atas risiko yang mungkin ditimbulkan dalam penyaluran kredit serta mampu mengelola risiko tersebut, sehingga LPD dapat meminimalkan terjadinya kredit bermasalah dan bisa memaksimalkan efisiensi operasi entitas.

Berdasarkan hasil analisis, signifikansi informasi dan komunikasi (X3) adalah 0,022, lebih kecil dari α (0,05). Hal ini berarti informasi dan komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi penyaluran kredit, maka hipotesis ketiga yang menyatakan informasi dan komunikasi berpengaruh positif terhadap efisiensi penyaluran kredit di kecamatan Marga-Tabanan diterima. Hal ini mengindikasikan LPD di Kecamatan Marga-Tabanan sudah optimal dalam menerapkan sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang memasukan sistem akuntansi, terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mengklasfikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva dan kewajiban yang berhubungan demi terwujudnya kinerja yang baik di lingkungan LPD. LPD di Kecamatan Marga-Tabanan sudah meningkatkan peran serta antara karyawan dan pengurus LPD. Informasi yang didapat dicatat dan dikomunikasikan kepada manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan di dalam organisasi dan dalam bentuk dan jangka waktu yang memungkinkan diselenggarakannya pengendalian internal dan tanggung jawab lain terhadap informasi tersebut, sebagaimana memahami aktivitas perseorangan terkait dengan pekerjaan orang lain, sehingga terjadi sinkronisasi antara pihak-pihak terkait.

Berdasarkan analisis data, hasil signifikansi aktivitas pengendalian (X4) adalah 0,005, lebih kecil dari α (0,05). Hal ini berarti aktivitas pengendalian berpengaruh positif dan signifikan pada efisiensi penyaluran kredit, maka hipotesis keempat yang menyatakan aktivitas pengendalian berpengaruh positif terhadap efisiensi penyaluran kredit di kecamatan

Marga-Tabanan diterima. LPD di Kecamatan Marga-Tabanan sudah optimal didalam menerapkan aktivitas pengendalian, di mana aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan yang berkenaan dengan risiko telah diambil untuk pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pengendalian itu sendiri. Aktivitas pengendalian meliputi persetujuan dari atasan, pemberian wewenang, verifikasi dan pemisahan fungsi atau tugas yang cukup. Pemisahan tugas disini sangat penting untuk mengurangi kesempatan bagi seseorang dalam posisi untuk berbuat kecurangan dan menyembunyikan kekeliruan dan ketidakberesan. Pemisahan fungsi-fungsi seperti administratif operasional dan fungsi penyimpanan mutlak dilakukan oleh LPD.

Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil signifikansi pemantauan (X5) adalah 0,596, lebih besar dari α (0,05). Hal ini berarti pemantauan tidak berpengaruh terhadap efisiensi penyaluran kredit, maka hipotesis kelima yang menyatakan bahwa pemantauan berpengaruh positif terhadap efisiensi penyaluran kredit di Kecamatan Marga-Tabanan ditolak. Hasil ini mengindikasikan bahwa LPD di Kecamatan Marga-Tabanan belum menerapkan pemantauan dengan efektif. Seharusnya pemantauan dilaksanakan melalui aktivitas yang berkelanjutan dan pengevaluasian periodik secara terpisah, sehingga pemantauan menjamin bahwa pengendalian internal terus beroperasi secara efektif. Oleh karena itu, proses penilaian oleh personel yang tepat terhadap rancangan dan operasi kontrol dapat dilakukan secara terjadual dan pengambilan tindakan yang tepat.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, dan aktivitas pengendalian berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi penyaluran kredit pada LPD di Kecamatan Marga-Tabanan, sedangkan variabel pemantauan tidak berpengaruh.

DAFTAR REFERENSI

Antari, Ni Made Riri. 2012. Pengaruh Komponen Struktur Pengendalian Internal Terhadap Efisiensi Penyaluran Kredit Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Kota Denpasar. Skripsi. Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Dewi, Eka Purnama. 2010. Pengaruh Efektivitas Struktur Pengendalian Internal Pada Kinerja Perkreditan Lembaga Perkreditan Desa Di Kecamatan Denpasar Utara. Skripsi. Universitas Udayana.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. 20 Edisi Keenam. Semarang : Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul. 2008. Auditing I (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Yogyakarta: AMD YKPM.

Jayanthi, Luh Mas Surya Eka. 2011. Pengaruh Struktur Pengendalian Internal dan Keahlian Badan Profesional Badan Pengawas pada Efisiensi Pemberian Kredit LPD di Kecamatan Kuta Selatan. Skripsi. Universitas Udayana.

Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Munidewi, Ida Ayu Budhananda. 2011. Pengaruh Struktur Pengendalian Internal Dalam Meningkatkan Efisiensi Penyaluran Kredit LPD di Kabupaten Badung. Skripsi. Universitas Udayana.

Permadi, Bayu. 2010. Pengaruh Penerapan Struktur Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Perkreditan Pada Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar. Skripsi. Universitas Udayana.

Sarwono, Jonathan. 2013. Statistik Multivariat Aplikasi untuk Riset Skripsi. Yogyakarta : ANDI.

Suartana, I. W. 2009. Arsitektur Pengelolaan Risiko Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Bali: Udayana University Press.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis: Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 20 13. Metode Dan Instrumen Penelitian Ekonomi Dan Bisnis. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Uji Validitas

No

Instrumen

Item Pertanyaan

Koefisien Korelasi

Keterangan

1

Lingkungan Pengendalian

XLl

0,619

Valid

X1.2

0,753

Valid

X1.3

0,695

Valid

X1.4

0,714

Valid

X1.5

0,612

Valid

X1.6

0,729

Valid

X1.7

0,728

Valid

X1.8

0,671

Valid

X1.9

0,764

Valid

XLlO

0,533

Valid

XLll

0,607

Valid

2

Penilaian Risiko

X2.1

0,635

Valid

X2.2

0,643

Valid

X2.3

0,628

Valid

X2.4

0,561

Valid

X2.5

0,816

Valid

X2.6

0,731

Valid

X2.7

0,639

Valid

X2.8

0,540

Valid

3

Aktivitas Pengendalian

X3.1

0,672

Valid

X3.2

0,780

Valid

X3.3

0,810

Valid

X3.4

0,835

Valid

X3.5

0,655

Valid

X3.6

0,787

Valid

X3.7

0,427

Valid

X3.8

0.655

Valid

4

Informasi dan Komunikasi

X4.1

0,549

Valid

X4.2

0,809

Valid

X4.3

0,658

Valid

X4.4

0,854

Valid

X4.5

0,657

Valid

X4.6

0,550

Valid

X4.7

0,653

Valid

X4.8

0,695

Valid

5

Pemantauan

X5.1

0,609

Valid

X5.2

0,759

Valid

X5.3

0,714

Valid

X5.4

0,755

Valid

X5.5

0,848

Valid

X5.6

0,877

Valid

X5.7

0,889

Valid

X5.8

0,557

Valid

Sumber: hasil pengolahan data

Lampiran 2

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach ’s Alpha

Keterangan

Lingkungan Pengendalian

0,879

Reliabel

Penilaian Risiko

0,804

Reliabel

Informasi dan Komunikasi

0,758

Reliabel

Aktivitas Pengendalian

0,763

Reliabel

Pemantauan

0,883

Reliabel

Sumber: hasil pengolahan data

Lampiran 3

Hasil Uji Multikolinearitas

Unstandardized Residual

N

40

Normal Parameters3

Mean

0,0000000

Std. Deviation

0,10080095

Most Extreme Differences

Absolute

0,092

Positif

0,092

Negatif

-0,089

Kolmogorov-Smirnov Z

0,580

Asymp. Sig. (2-tailed)

0,890

Sumber: hasil pengolahan data

Lampiran 4

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Bebas

Tolerance

VIF

Keterangan

Xl

0,596

1,678

Non Miiltikolinearitas

X2

0,517

1,936

Non Miiltikolinearitas

X3

0,518

1,930

Non Miiltikolinearitas

X4

0,401

2,492

Non Miiltikolinearitas

X5

0,372

2,688

Non Multikolinearitas

Sumber: hasil pengolahan data

Lampiran 5

Uji Heteroskedastisitas

Variabel

Sig.

Kesimpulan

Persamaan

Xl

0,229

tdk terjadi Iieteroskedastisitas

Regresi

X2

0,304

tdk terjadi Iieteroskedastisitas

X3

0,687

tdk terjadi Iieteroskedastisitas

X4

0,483

tdk terjadi Iieteroskedastisitas

X5

0,752

tdk terjadi Iieteroskedastisitas

Sumber: hasil pengolahan data

Lampiran 6

Hasil uji Regresi Berganda

Variable

Koefisien regresi

t-value

sig

Contant

-0,095

-1,050

0,301

Xl

0,007

2,361

0,024

X2

0,010

2,468

0,019

X3

0,010

2,400

0,022

X4

0,019

3,016

0,005

X5

0,003

0,535

0,596

R2                             0,664

F-value                          13,446

sig 0,000

Sumber: hasil pengolahan data