JURNAL FARMASI UDAYANA | pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607 | VOL. 11, NO. 2, 2023

https://doi.org/10.24843/JFU.2022.v11.i02.p02

Tingkat Pengetahuan, Persepsi Dan Sikap Apoteker Di Apotek Mengenai COVID-19 Di Kota Yogyakarta

Wiwin Nopita Putri1, Susan Fitria Candradewi1 dan Ana Hidayati1

1 Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Jln. Prof. Dr. Soepomo Yogyakarta 55164

Reception date of the manuscript: 2022-01-06

Acceptance date of the manuscript: 2022-07-20

Publication date: 2023-01-31

Abstract— The Corona virus found in Wuhan gives challenges for health workers such as pharmacists who are responsible for providing education to the public, especially regarding COVID 19. The aim of the study was to measure the level of knowledge, perceptions and attitudes of community pharmacists in Yogyakarta regarding COVID-19. The research design was analytic observational with a population of pharmacists who practiced in community pharmacies in Yogyakarta and the sample was a community pharmacists who practiced for at least 6 months. The results showed that community pharmacists in Yogyakarta had good knowledge about COVID-19 (60 %) and 40 % of them had sufficient knowledge. Pharmacists who have a positive perception was 66% and who have a negative perception was 34%. The attitude of pharmacists shows 68 % positive and 32% negative. The relationship between education level and pharmacist’s knowledge, perception and attitude obtained p-values of 0,241; 0,806 and 0,094 respectively, while the relationship between length of work experience and pharmacist’s knowledge, perceptions and attitudes obtained p-values of 0,010; 0,352 and 0,022 respectively. The conclusion of this study is that pharmacists at the Yogyakarta City pharmacy have good knowledge, positive perceptions and attitudes about COVID-19 and there is a relationship between length of work experience and knowledge and attitudes (p<0.05).

Keywords—Covid 19, knowledge, attitudes, perception, pharmacist

Abstrak— Virus Corona yang ditemukan di Wuhan memberikan tantangan dikalangan petugas kesehatan seperti apoteker yang bertanggung jawab memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya terhadap COVID 19. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap apoteker di apotek Kota Yogyakarta mengenai COVID-19. Desain penelitian adalah observasional analitik dengan populasi apoteker yang berpraktik di apotek Kota Yogyakarta dan sampel penelitian apoteker yang berpraktik di apotek minimal 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan apoteker di apotek kota Yogyakarta memiliki pengetahuan baik mengenai COVID-19 (60 %) dan 40% apoteker memiliki pengetahuan yang cukup. Apoteker memiliki persepsi positif sebanyak 66% dan persepsi negatif sebanyak 34% Sikap apoteker menunjukkan 68 % positif dan dan 32 % negatif. Hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan, persepsi dan sikap apoteker diperoleh nilai p berturut-turut 0.241, 0.806 dan 0.094, sedangkan hubungan lama pengalaman bekerja dengan pengetahuan, persepsi dan sikap apoteker diperoleh hasil p-value berturut- turut 0.010, 0.352, dan 0.022. Kesimpulan penelitian ini adalah apoteker di apotek Kota Yogyakarta memiliki pengetahuan yang baik, persepsi dan sikap positif mengenai COVID-19 serta terdapat hubungan antara lama pengalaman bekerja dengan pengetahuan dan sikap (p<0,05).

Kata Kunci—Covid 19, Pengetahuan, Sikap, Persepsi, Apoteker

  • 1.    Pendahuluan

COVID-19 merupakan gangguan yang menyerang sistem pernapasan yang disebabkan oleh virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada Desember 2019. Pada Desember 2019 hingga 31 Maret 2020 telah menginfeksi 750.890 orang diseluruh dunia, mengakibatkan 36.405 kematian dengan angka kematian 4,84 % . Saat ini jumlah kasus COVID-19 di Yogyakarta masih aktif 16.985, mening-

Penulis koresponden:     Susan Fitria Candradewi, su-

[email protected]

gal 148 dan sembuh sebanyak 3.014 orang. Masyarakat disarankan untuk tetap tinggal di rumah, sering mencuci tangan, menghindari berkumpul, dan menjaga jarak 1-2 meter untuk menghindari penularan COVID-19 (Tu et al., 2020).

Pada kondisi saat ini, masyarakat membutuhkan fasilitas kesehatan yang terdekat seperti Unit Gawat Darurat (UGD), apotek dan organisasi kesehatan lainnya (WHO, 2020). Dokter dan perawat merupakan garis terdepan dalam penanganan COVID-19, selain itu terdapat apoteker yang berpraktik di apotek yang merupakan bagian dari tenaga kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan yang memiliki kontak langsung terhadap pasien (Oi & Ung, 2020). Oleh karena itu, para profesional perawatan kesehatan serta organisasi kesehatan

lainnya dipersiapkan dengan pengetahuan yang baik untuk memberikan informasi mengenai COVID-19 (WHO, 2020). Dalam keadaan seperti ini, peran apoteker di apotek tidak hanya untuk memastikan persediaan obat dan perlindungan peralatan yang memadai, tetapi mereka juga memegang peran penting di masyarakat dengan memberikan informasi dalam mengurangi penularan, pengobatan dan meningkatkan kesadaran pada masyarakat terhadap COVID-19 (Visacri et al., 2021)

Kemenkes RI, Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek telah memuat kebijakan pelayanan kefarmasian termasuk pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMPH) dan pelayanan farmasi klinik yang harus dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab seorang apoteker (Kemenkes RI, 2016). Fungsi dan peran yang dimiliki oleh apoteker dapat ditunjukkan melalui pengetahuan, persepsi dan sikap yang baik sebagai seorang apoteker mengenai COVID-19. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap apoteker di apotek serta mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan dan lama pengalaman bekerja terhadap pengetahuan, persepsi dan sikap apoteker di apotek mengenai COVID-19.

  • 2.    Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan survei cross sectional menggunakan formulir google dan didistribusikan secara elektronik melalui media sosial dan secara langsung kepada responden. Penelitian dilakukan di apotek-apotek di kota Yogyakarta pada periode maret sampai dengan mei 2021 dengan populasi penelitian adalah seluruh apoteker yang bekerja di apotek kota Yogyakarta. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah apoteker yang berpraktek minimal 6 bulan serta bersedia mengikuti penelitian, sedangkan kriteria eklusi diantaranya adalah apoteker di apotek yang juga bekerja di instansi pemerintah maupun di instansi pendidikan dan data kuesioner yang tidak lengkap. Besaran sampel penelitian ini berdasarkan pada populasi terjangkau selama periode penelitian, yaitu sebanyak 50 apoteker yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.

Instrumen penelitian yang digunakan dikembangkan oleh peneliti dan selaanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabi-litas terhadap 30 responden.

Tahapan penelitian dimulai dengan pengajuan ethical clearence kepada komite etik Universitas Ahmad Dahlan, selanjutnya dilakukan pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner berupa formulir google melalui pengurus cabang IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) kota Yogyakarta serta mendatangai apotek secara langsung dan menanyakan kesediaannya untuk mengisi kuesioner penelitian. Analisis data selanjutnya dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan SPSS 16.0. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara sosiodemografi yaitu berupa lama bekerja dan tingkat pendidikan dengan pengetahuan, persepsi dan sikap apoteker.

  • 3.    Hasil

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2021 dengan menyebarkan kuesioner secara online dan mendatangi apotek-apotek Kota Yogyakarta dan telah mendapatkan persetujuan ethical clearance dengan nomor kode etik KE/AA/III/10380/EC/2021. Uji validitas dan reliabili-

tas terhadap instrument penelitian menunjukkan bahwa semua item pertanyaan memiliki nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, sehingga dikatakan valid. Pada uji reliabilitas semua item pertanyaan telah memenuhi kriteria reliabel yaitu nilai variabel labih besar dari 0,60. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden apoteker berusia 18-25 tahun (52 %), berjenis kelamin perempuan (90 %). Sebagian besar responden memiliki pendidikan S1+Apoteker (96 %) dengan masa kerja paling banyak adalah 6 bulan sampai dengan 5 tahun (82 %).

Tingkat pengetahuan apoteker di kota yogyakarta terhadap Covid 19 menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik (60 %), dan sebanyak 40 % memiliki pengetahuan yang cukup. Persepsi Apoteker di Apotek kota Yogyakarta mengenai Covid 19 menunjukkan bahwa sebagian besar apoteker memiliki persepsi positif (68 %), dan 33 % persepsi negatif, sedangkan untuk sikap apoteker mengenai Covid 19 menunjukkan 66 % positif, dan 34 % negatif. Rerata skor untuk pengetahuan, persepsi, dan sikap apoteker di apotek kota Yogyakarta menunjukkan hasil berturut-turut 12,92±1,67, 31,40±3,43, dan 16,70±3,39. Hubungan antara sosiodemografi berupa tingkat pendidikan apoteker berupa S1 dan Apoteker serta S2 dengan pengetahuan berturut-turut menunjukkan nilai p-value sebesar 0,142 dan 0,211. Hubungan tingkat pendidikan dengan persepsi menunjukkan nilai p-value sebesar 0,806 dan -0,036 serta hubungan tingkat pendidikan dengan sikap dengan p-value sebesar 0,094 dan -0,240. Hubungan lama bekerja terhadap pengetahuan menunjukkan nilai p-value 0,010 dan -0,361, sedangkan hubungan lama bekerja dengan persepsi menunjukkan nilai p-value sebesar 0,352 dan 0,132. Pada analisis hubungan lama bekerja terhadap sikap apoteker mengenai covid 19 menunjukkan nilai p-value 0,030 dan -0,307.

  • 4.    PEMBAHASAN

  • a.    Sosio Demografi Responden

Pada penelitian ini usia responden yang mengikuti penelitian merupakan rentang usia yang aktif atau mampu menggunakan handphone dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian Muflih et al., (2021) di Yordania mayoritas apoteker yordania adalah orang dewasa antara usia 26 hingga 35 dan bekerja terutama di apoteker komunitas (Muflih et al., 2021). Tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki seseorang.

Pada penelitian ini pengalaman kerja dibagikan 2 kategori yaitu lebih dari 5 tahun dan kurang dari 5 tahun dengan minimal 6 bulan. Tahun pengalaman kerja dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seperti yang dijelaskan dalam penelitian “Related knowledge, attitude and practice among hospital and community pharmacists in Addis Ababa, Ethiopia” mengatakan apoteker dengan lama bekerja 6 hingga 15 tahun memiliki pengetahuan yang memadai tentang COVID-19 (Tesfaye et al., 2020).

  • b.    Tingkat Pengetahuan Apoteker di Apotek Kota Yogyakarta tentang Covid 19

Pengetahuan merupakan suatu makna yang sangat menonjol dalam menggambarkan perilaku seseorang (Moudy & Syakurah, 2020). Apoteker memiliki pengetahuan umum

Tabel 1: UJI VALIDITAS PENGETAHUAN APOTEKER DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA MENGENAI COVID 19

No

Item Pertanyaan

Pearson Correlation

r Tabel

Sig. (2-tailed)

Keterangan

1

PE1

0,538

0,361

0,002

Valid

2

PE2

0,405

0,361

0,026

Valid

3

PE3

0,732

0,361

0,000

Valid

4

PE4

0,453

0,361

0,012

Valid

5

PE5

0,748

0,361

0,000

Valid

6

PE6

0,538

0,361

0,002

Valid

7

PE7

0,506

0,361

0,004

Valid

8

PE8

0,691

0,361

0,000

Valid

9

PE9

0,587

0,361

0,001

Valid

10

PE10

0,476

0,361

0,008

Valid

11

PE11

0,538

0,361

0,002

Valid

12

PE12

0,569

0,361

0,001

Valid

13

PE13

0,687

0,361

0,000

Valid

14

PE14

0,610

0,361

0,000

Valid

15

PE15

0,476

0,361

0,008

Valid

16

PE16

0,691

0,361

0,000

Valid

Tabel 2: UJI VALIDITAS PERSEPSI APOTEKER DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA MENGENAI COVID 19

No

Item Pertanyaan

Pearson Correlation

r Tabel

Sig. (2-tailed)

Keterangan

1

P1

0,689

0,361

0,000

Valid

2

P2

0,714

0,361

0,000

Valid

3

P3

0,692

0,361

0,000

Valid

4

P4

0,530

0,361

0,003

Valid

5

P5

0,527

0,361

0,003

Valid

6

P6

0,421

0,361

0,020

Valid

7

P7

0,500

0,361

0,005

Valid

8

P8

0,570

0,361

0,001

Valid

9

P9

0,628

0,361

0,000

Valid

Tabel 3: UJI VALIDITAS S IKAP APOTEKER DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA MENGENAI COVID 19

No

Item Pertanyaan

Pearson Correlation

r Tabel

Sig. (2-tailed)

Keterangan

1

S1

0,412

0,361

0,024

Valid

2

S2

0,561

0,361

0,001

Valid

3

S3

0,692

0,361

0,000

Valid

4

S4

0,435

0,361

0,016

Valid

5

S5

0,597

0,361

0,001

Valid

6

S6

0,653

0,361

0,000

Valid

7

S7

0,577

0,361

0,001

Valid

yang baik tentang COVID-19. Lebih dari 90 % apoteker komunitas Yogyakarta mengetahui COVID-19 awal mula ditemukan COVID-19 di Wuhan, Cina dan lebih dari separuh apoteker mengetahui kelompok risiko yang dapat terpapar COVID-19. Virus ini dapat menginfeksi dari berbagai kalangan seperti anak-anak, neonatus, lansia, penderita penyakit kronis dan perokok (Siagian, 2020).

Pada penelitian ini mayoritas apoteker mempunyai pengetahuan yang baik tentang gejala COVID-19. Penelitian ini searah dengan penelitian yang dianalisa oleh Muhammad et al. (2021) yang menjelaskan bahwa dari 393 apoteker sebanyak 281 (71,5 %) apoteker yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai tanda-tanda COVID-19 seperti demam, batuk dan sesak napas. Selain itu apoteker juga memiliki pengetahuan yang memadai mengenai cara penularan COVID-19. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan apoteker mengenai COVID-19 seperti kesalahan pada sumber informasi yang didapat. Dalam pene-

litian Muhammad Khayal juga menyebutkan bahwa mayoritas responden menggunakan media sosial (45,3 %), artikel (18,57 %) sebagai sumber utama untuk mendapatkan informasi tentang COVID-19 (Muhammad et al., 2021). Sedangkan dalam penelitian Kara, Demirkan, and Ünal (2020) melaporkan bahwa apoteker umumnya menggunakan televisi, surat kabar, dan internet sebagai sumber utama untuk mendapatkan informasi tentang COVID-19 (Kara et al., 2020).

  • c.    Persepsi Apoteker di Apotek Kota Yogyakarta tentang COVID 19

Persepsi dapat mempengaruhi tindakan manusia sehingga ada yang mempresepsikan sesuatu positif atau negatif (Wiendy Tri Andriani, 2017). Apoteker dapat menjadi pusat informasi, menghindari adanya obat palsu, dan meluruskan penyebaran informasi yang salah. Apoteker di apotek memiliki peran penting saat ini dalam membatasi dan mengontrol penjualan obat-obatan dan obat dengan resep dok-

Tabel 4: UJI VALIDITAS S IKAP APOTEKER DI APOTEK KOTA Yogyakarta Mengenai Covid 19

Variabel

Jumlah (n=50)

Persentase (%)

Umur

18 – 25 tahun

26

52

26 – 35 tahun

19

38

36 – 45 tahun

2

4

>45 tahun

3

6

Jenis Kelamin Laki-laki

5

10

Perempuan

45

90

Pendidikan

S1 + Apoteker

48

96

S2

2

4

Masa Kerja

6 bulan – 5 tahun

41

82

>5 tahun

9

18

Tabel 5: TINGKAT PENGETAHUAN APOTEKER DI APOTEK

Kota Yogyakarta Mengenai COVID- 1 9

Pengetahuan

Frekuensi

Persen ( %)

Baik

30

60

Cukup

20

40

Tabel 6: PERSEPSI APOTEKER DI APOTEK KOTA Yogyakarta Mengenai COVID- 1 9

Pengetahuan

Frekuensi

Persen ( %)

Positif

34

68

Negatif

16

32

Tabel 7: SIKAP APOTEKER DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA MENGENAI COVID-19.

Pengetahuan

Frekuensi

Persen ( %)

Positif

33

66

Negatif

17

34

Tabel 8: RERATA SKOR PENGETAHUAN, PERSEPSI DAN S ikap Apoteker di Apotek Kota Yogyakarta Mengenai COVID- 1 9

Kategori

Rerata Skor

SD

Pengetahuan

12.92

1.67624

Persepsi

31.40

3.43452

Sikap

16.70

3.39417

ter. Selain itu, apoteker di apotek juga dapat memberikan nasehat kepada masyarakat umum untuk melakukan karantina dalam pengendalian pencegahan COVID-19 (Mallhi et al., 2020). Hal tersebut searah dengan penelitian yang diteliti oleh Suhaib Muflih dimana apoteker membuktikan persepsi yang lebih tinggi tentang peran mereka dan berfungsi sebagai sumber daya yang dapat dipercaya untuk memberikan informasi mengenai COVID-19 kepada banyak orang untuk meminimalisir kesalahan informasi yang diberikan dan (93 %) mampu mengarahkan pasien terhadap sumber informasi yang dipercaya dan jika perlu dapat membaca artikel-artikel mengenai COVID-19 (Muflih et al., 2021). Penelitian

lainnya yang dilakukan oleh Tesfaye et al., (2020) yang menyatakan bahwa apoteker yang memiliki pengetahuan baik tentang COVID-19 maka akan menunjukan persepsi yang positif mengenai COVID-19 (Tesfaye et al., 2020).

  • d.    Sikap Apoteker di Apotek Kota Yogyakarta tentang COVID 19

Sikap merupakan tindakan dari seseorang kepada suatu tujuan. Sikap juga dapat diistilahkan sebagai tindakan suatu perilaku (Pratiwi et al., 2016). Memiliki sikap yang positif merupakan kekuatan pendorong penting yang akan membuat tenaga kesehatan bertindak antusias dengan harapan dapat membawa perubahan untuk meminimalkan penularan penyakit. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Tesfaye et al. (2020) sebanyak 89,8 % apoteker memiliki sikap yang positif tentang pentingnya mengikuti rekomendasi WHO dalam mengurangi penularan COVID-19. Disisi lain, apoteker juga memiliki sikap negatif, seperti pada penelitian Muhammad et al., (2021) dimana dalam penelitian tersebut sebanyak 175 (44 %) yang memiliki sikap positif terkait COVID-19 dan lebih dari separuh sebanyak 220 (56 %) apoteker memiliki sikap yang buruk terhadap COVID-19 (Muhammad et al., 2021).

  • e.    Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan, Persepsi, dan Sikap Apoteker di Apotek Kota Yogyakarta tentang COVID 19

Berdasarkan hasil analisis korelasi Spearman didapatkan nilai signifikan sebesar 0.142, karena nilai sig (2-tailed) 0.142 >0.05 sehingga tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap pengetahuan apoteker di apotek mengenai COVID-19 di Kota Yogyakarta. Berdasarkan penelitian Muhammad et al., (2020) di Pakistan yang menjelaskan bahwa nilai pengetahuan yang lebih dominan secara signifikan terhadap tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Temuan ini menunjukkan melalui pendidikan dapat lebih efisien mengenai COVID-19 sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mengenai COVID-19 (Muhammad et al., 2020).

Pada analisis hubungan tingkat pendidikan dengan persepsi menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.806 (>0,05) sehingga tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap persepsi apoteker di apotek mengenai COVID-19 di Kota Yogyakarta. Angka koefisien korelasi sebesar -0.036, artinya tingkat kekuatan hubungan antara tingkat pendidikan terhadap persepsi apoteker adalah sebesar -0.036 yaitu hubungan korelasinya cukup. Penelitian ini tidak sejalan dengan analisa Yes¸il et al., (2015) di Turki, yang menjelaskan ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan terhadap persepsi (Yes¸il et al., 2015). Penelitian ini juga tidak sejalan dengan analisis yang dilakukan oleh Alrubaiee Alkaa’ida, (2011) di Jordania, bahwa tingkat pendidikan responden dapat mempengaruhi persepsi seseorang (Alrubaiee and Alkaa’ida., 2011). Hal ini membuktikan bahwa sebagai yang dijelaskan oleh Notoadmodjo, tingkat pendidikan adalah salah satu penyebab yang dapat mempengaruhi persepsi responden mengenai pelayanan kesehatan (No-toatmodjo, 2014).

Analisis hubungan tingkat pendidikan dengan sikap menunjukkan nilai tidak terdapat hubungan (p>0,05) dengan angka koefisien korelasi sebesar 0.240 (negative) yang berarti tingkat kekuatan hubungan antara tingkat pendidikan

Tabel 9: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI DAN SIKAP APOTEKER DI APOTEK KOTA Yogyakarta Mengenai COVID- 1 9

Pengetahuan

Tingkat Pendidikan

Baik

N

%

Cukup

P Value Rho

N

%

S1 + Apt

29

58.0

19

38.0

0.142

S2

1

50.0

1

50.0

0.211

Persepsi

Tingkat Pendidikan

Positif

Negatif

P Value Rho

N

%

N

%

S1 + Apt

31

62.0

19

38.0

0.806

S2

1

50.0

1

50.0

-0.036

Sikap

Tingkat Pendidikan

Positif

Negatif

P Value Rho

N

%

N

%

S1 + Apt

31

62.0

19

38.0

0.094

S2

1

50.0

1

50.0

-0.240

terhadap sikap apoteker sangat lemah. Penelitian ini searah dengan analisis Yimenu et al., (2020) di Ethiopia yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan terhadap sikap praktik yang dilakukan oleh apoteker komunitas terhadap COVID- 19 (Yimenu et al., 2020). Temuan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan di Jerman bahwa terdapat hubungan yang kuat dengan tingkat pengetahuan dan penerimaan serta persepsi mengenai covid 19 (Rattay et al., 2021).

  • f.    Hubungan Lama Bekerja dengan Pengetahuan, Persepsi, dan Sikap Apoteker di Apotek Kota Yogyakarta tentang COVID 19

Berdasarkan hasil analisis korelasi Spearman didapatkan nilai signifikan sebesar 0.010, karena nilai sig (2-tailed) 0.010 <0.05 sehingga menunjukkan hubungan yang signifikan antara lama pengalaman bekerja terhadap pengetahuan apoteker di apotek mengenai COVID-19 di Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tesfaye et al dijelaskan bahwa lama bekerja memiliki hubungan yang signifikan dimana apoteker dengan lama pengalaman bekerja 6 hingga 15 tahun memiliki pengetahuan yang memadai tentang COVID-19 (OR: 2.12; CI: 1.18, 3.79), dibandingkan dengan apoteker yang bekerja kurang dari 5 tahun. Hal ini disebabkan karena apoteker yang bekerja kurang dari 5 tahun mungkin tidak selektif dalam memilih sumber informasi yang tepat tentang COVID-19 seperti yang dijelaskan dalam penelitian ini yang menyatakan ada beberapa persen apoteker yang bekerja kurang dari 5 tahun memiliki pengetahuan yang kurang memadai mengenai COVID-19 (Tesfaye et al., 2020).

Hubungan antara lama bekerja dengan persepsi berdasarkan hasil analisis korelasi Spearman didapatkan nilai signifikan sebesar 0.352 (>0,05) sehingga tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara lama pengalaman bekerja terhadap persepsi apoteker di apotek mengenai COVID-19 di Kota Yogyakarta. Angka koefisien korelasi sebesar -0.134 yang berarti tingkat kekuatan hubungan antara lama pengalaman bekerja terhadap persepsi apoteker sangat lemah.

Penelitian ini searah dengan analisa yang dilakukan oleh Wiendy Tri Andriani,(2017) yang menyatakan jika lama bekerja tidak menunjukan adanya hubungan signifikan terha-

dap persepsi. Dalam penelitian tersebut, responden dengan masa kerja kurang dari 1 tahun mempunyai persepsi positif sebanyak 7,1 %, lama bekerja 1-10 tahun sebanyak 33,6 %, lama bekerja 11-20 tahun memiliki persepsi baik sebanyak 9,3 %, dan lama bekerja 21-30 tahun sebanyak 2,9 % yang memiliki persepsi yang baik. Jadi lama bekerja responden tidak menunjukan hubungan yang signifikan. Hal ini dikarenakan adanya faktor setiap individu seperti motivasi dan keahlian dasar secara individu (Andriani, Wiendy Tri, 2017).

Hubungan antara lama bekerja dengan sikap menunjukkan hasil analisis korelasi Spearman sebesar 0.030, karena nilai sig (<0.05) sehingga menunjukkan hubungan yang signifikan antara lama pengalaman bekerja terhadap sikap apoteker di apotek mengenai COVID-19 di Kota Yogyakarta. Angka koefisien korelasi sebesar -0.307, artinya tingkat kekuatan hubungan antara lama pengalaman bekerja terhadap sikap apoteker adalah cukup.

Penelitian ini searah dengan analisa yang dilakukan di Cina mengungkapkan jika adanya hubungan pengalaman bekerja terhadap sikap apoteker mengenai COVID-19 (Muhammad et al., 2020). Namun dalam penelitian ini tidak searah dengan analisa Muhammad Saqlain dkk menjelaskan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara sikap apoteker terhadap lama bekerja mengenai COVID-19 (Muhammad et al., 2021).

  • 5.    KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini adalah apoteker di apotek Kota Yogyakarta memiliki pengetahuan yang baik, persepsi dan sikap positif mengenai COVID-19 serta terdapat hubungan antara lama pengalaman bekerja dengan pengetahuan dan sikap (p<0,05).

  • 6.    UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada LPPM Universitas Ahamd Dahlan, dan semua pihak yang telah membantu jalannya penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

  • 7.    Daftar Pustaka

Alrubaiee, L., Alkaa’ida, F. (2011). The Mediating Effect of Patient Satisfaction in the Patients’ Percep-

tions of Healthcare Quality – Patient Trust Relationship. International Journal of Marketing Studies, 3(1). https://doi.org/10.5539/ijms.v3n1p103

Beranda | Covid19.go.id. (n.d.).

Kara, E., Demirkan, K., Ünal, S. (2020). Knowledge and attitudes among hospital pharmacists about covid-19. Turkish Journal of Pharmaceutical Sciences, 17(3),    242–248.

https://doi.org/10.4274/tjps.galenos.2020.72325

Kemenkes RI. (2016). Permenkes Ri Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Mallhi, T. H., Khan, Y. H., Alotaibi, N. H., Alzarea, A. I., Alanazi, A. S., Qasim, S., Iqbal, M. S., Tanveer, N. (2020). Drug repurposing for COVID-19: a potential threat of self-medication and controlling measures. Postgraduate Medical Journal, postgradmedj-2020-138447. https://doi.org/10.1136/postgradmedj-2020-138447

Moudy, J., Syakurah, R. A. (2020). Pengetahuan terkait usaha pencegahan Coronavirus Disease (COVID-19) di Indonesia. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 4(3), 333–346.

Muflih, S., Al-Azzam, S., Lafferty, L., Karasneh, R., Soudah, O., Khader, Y. (2021). Pharmacists self-perceived role competence in Prevention and containment of COVID-19: A Crosssectional study. Annals of Medicine and Surgery, 64.

Muhammad, K., Saqlain, M., Hamdard, A., Naveed, M., Umer, M. F., Khan, S., Kamran, M., Rashid, H., Kamran, S., Khan, M. I., Khan, F. U., Hussain, Y., Khan, Z. (2020). Knowledge, attitude, and practices of Community pharmacists about COVID-19: A cross-sectional survey in two provinces of Pakistan. Disaster Medicine and Public Health Preparedness. https://doi.org/10.1101/2020.05.22.20108290

Muhammad, K., Saqlain, M., Muhammad, G., Hamdard, A., Naveed, M., Butt, M. H., Khan, S., Ismael, N. S., Khan, Z., Karatas, Y. (2021). Knowledge, attitude, and practices (KAPs) of Community pharmacists regarding COVID-19: A cross-sectional survey in two provinces of Pakistan. Disaster Medicine and Public Health Preparedness. https://doi.org/10.1017/dmp.2021.54

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan,. Rineka Cipta.

Oi, C., Ung, L. (2020). Community pharmacist in public health emergencies: Quick to action against the coronavirus 2019-nCoV outbreak. Research in Social and Administrative Pharmacy, 16(4), 1–4.

Pratiwi, H., Nuryanti, N., Fera, V. V., Warsinah, W., Sho-lihat, N. K. (2016). Pengaruh Edukasi Terhadap Pengetahuan, Sikap, Dan Kemampuan Berkomunikasi Atas Informasi Obat. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(1), 10–15. https://doi.org/10.26874/kjif.v4i1.51

Rattay, P., Michalski, N., Domanska, O. M., Kaltwas-ser, A., de Bock, F., Wieler, L. H., Jordan, S. (2021). Differences in risk perception, knowledge and protective behaviour regarding COVID-19 by education level among women and men in Germany. Results from the COVID-19 Snapshot Monitoring (COSMO) study. PLoS ONE, 16(5 May), 1–26. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0251694

Siagian, T. H. (2020). Corona Dengan Discourse Network Analysis. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 09(02), 98–106.

Tesfaye, Z. T., Yismaw, M. B., Negash, Z., Ayele, A. G. (2020). COVID-19-Related Knowledge , Attitude and Practice Among Hospital and Community Pharmacists in Addis Ababa , Ethiopia. Intregated Pharmacy Research and Practice, 2020(9), 105–112.

Tu, W., Tang, H., Chen, F., Wei, Y., Xu, T., Liao, K., Xiang, N., Shi, G., Li, Q., Feng, Z. (2020). Epidemic Update and Risk Assessment of 2019 Novel Coronavirus — China, January 28, 2020. China CDC Weekly, 2(6), 83–86. https://doi.org/10.46234/ccdcw2020.024

Visacri, M. B., Figueredo, I. V., Lima, T. de M. (2021). Role of pharmacist during the COVID-19 pandemic: A scoping review. Research in Social and Administrative Pharmacy, 17(2021), 1799–1806.

WHO (World Health Organization). (2020). Infection prevention and control during health care when COVID-19 is suspected. Interim Guidance, 1–5. https://doi.org/10.1016/j.ccm.2016.11.007

Wiendy Tri Andriani. (2017). Hubungan Persepsi Beban Kerja Dengan Komitmen Organisasi Pada Karyawab PT. Kusuma Satria Agrobio Tani Perkasa Batu. Universitas Muhammadiyah Malang.

Yes¸il, P., Öztunç, G., Eskimez, Z., Tanrıverdi, G., Köse, I. (2015). An Investigation of Patients ’ Perceptions of Nursing Care: Case of Intensive Care. International Journal of Caring Sciences, 8(2), 412–420.

Yimenu, D. K., Demeke, C. A., Kasahun, A. E., As-rade, S., Mekuria, A. B. (2020). COVID-19: What should health professionals know? Assessment of Knowledge, attitude, and practice of community pharmacists in a developing country. SAGE Open Medicine, 8,  205031212097349.

https://doi.org/10.1177/2050312120973498

PUTRI DKK.

48