Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Minyak Atsiri Daun Gamal (Gliricidia sepium [Jacq] Walp)
on
Rahmiyani dkk
DOI : https://doi.org/10.24843/JFU.2020.v09.i03.p01
pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607
Jurnal Farmasi Udayana, Spesial Issue Desember 2020, 134-143
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA MINYAK ATSIRI DAUN GAMAL (Gliricidia sepium [Jacq] Walp)
Ira Rahmiyani1, Taufik Rizki R1, Nurlaili DH1, Anna Yuliana1
1Prodi Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada, Jl.Cilolohan 36, Tasikmalaya, 46115
E-mail: ira_rahmiyani@stikes-bth.ac.id
Riwayat artikel: Dikirim: 06/10/2020; Diterima: 28/10/2020, Diterbitkan: 31/12/2020
ABSTRACT
Essential oils are one group of secondary metabolites that are mostly found in the tissues of plants. Gliricidia leaves can produce essential oils that are used as anti-bacterial and anti-scabies. The purpose of this study to determine the constituents of essential oil compounds in the leaves of Gliricidia. The method used distillation water vapor and analyze with gas chromatography mass spektroscopy (GC-MS). The results showed that the Gliricidia leaves contains 100 components of essential oil compounds and 3 major components of essential oil compounds as follows:2-Pentadecanone, 6,10,14-trimethyl- (CAS) 6,10,14-Trimethyl-2-pentadecanone 20.07%, 2-
Hexadecen-1-ol, 3,7,11,15-tetramethyl-, [R- [R *, R * - (E)]] - (CAS) Phytol 13.55%, a 1.2-Benzenedicarboxylic acid, bis (2-ethylhexyl) ester (CAS) - bis (2-ethylhexyl) phthalate 10,11%.
Keywords: Gliricidia leaves, essential oil, gas chromatography mass spectroscopy (GC-MS).
ABSTRAK
Minyak atsiri merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang memiliki aroma khas dan mudah menguap. Daun gamal menghasilkan minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai anti bakteri dan anti skabies. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komponen penyusun senyawa minyak atsiri dalam daun gamal. Metode yang digunakan untuk mengambil minyak atsiri dari daun gamal adalah destilasi uap air. Minyak atsiri yang dihasilkan dianalisis menggunakan Gas Chromatography Mass Spectroscopy (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri daun gamal mengandung 100 komponen senyawa minyak atsiri dan 3 komponen senyawa utama minyak atsiri yaitu: 2-Pentadecanone, 6,10,14-trimethyl- (CAS) 6,10,14-Trimethyl-2-pentadecanone 20,07%, 2-Hexadecen-1-ol, 3,7,11,15-tetramethyl-, [R-[R*,R*-(E)]]- (CAS) Phytol 13,55%, 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis(2-ethylhexyl) ester (CAS)-bis(2-ethylhexyl)phthalate 10,11%.
Kata kunci: Daun gamal, Destilasi Uap Air , GC-MS, Minyak atsiri
Tanaman gamal (Gliricidia sepium [Jacq] Walp) merupakan tumbuhan di kawasan pantai pasifik Amerika Tengah dan mulai dibudidayakan dan bernaturalisasi di wilayah tropis Meksiko, Amerika Tengah, bagian Utara Amerika Selatan, sampai pada ketinggian 1500 meter Karibia dan kemudian Afrika Barat. Tanaman gamal mulai menyebar ke Filipina oleh orang
Spanyol pada awal tahun 1600an, dan ke Srilangka pada abad ke 18 kemudian ke Indonesia kira-kira tahun 1900an. Daun gamal di daerah kebanyakan digunakan sebagai pupuk kompos, pakan ternak, dan juga banyak digunakan sebagai tanaman pagar. Gamal juga digunakan sebagai anti skabies karena mengandung minyak atsiri (Natalia, dkk., 2009).
Hasil Penelitian dari daun gamal. menunjukan bahwa aktivitas anti bakteri minyak atsiri terhadap bakteri Escherichia Coli dan Staphylococus aureus memberikan hasil yang positif dimana minyak atsiri daun gamal dapat memberikan efek anti bakteri yang baik terhadap E.coli (Farauqi, dkk., 2015). Komposisi minyak atsiri dalam daun gamal yang berasal dari Costarika tersusun dari methylbenzen, hexanal, (E)-3-hexen-1-ol, (Z)-3-hexen-1-ol, (Chaverri dan jose, 2015). Ditinjau dari sumber alam minyak atsiri, senyawa mudah menguap ini dapat dijadikan sebagai sidik jari atau ciri khas dari suatu jenis tumbuhan karena setiap tumbuhan menghasilkan minyak atsiri dengan aroma berbeda atau spesifik. Terdapat beberapa jenis minyak atsiri yang memiliki aroma yang mirip tetapi tidak persis sama, dan sangat bergantung pada komponen kimia penyusun minyak tersebut (Agusta, 2000). Minyak atsiri tersusun atas golongan komplek sekitar 300 komponen senyawa di dalamnya. Senyawa yang memiliki persentase yang besar diantaranya adalah senyawa terpen yang terbentuk monoterpen. Komponen lain minyak atsiri di antaranya senyawa penilpropena (Agusta, 2000).
Mengingat belum adanya penelitian tentang identifikasi dan penentuan minyak atsiri daun gamal yang ada di Indonesia, maka perlu dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa minyak atsiri pada daun gamal.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya daun gamal, NaSO4, kloralhidrat 70%, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorff, serbuk Mg atau Zn, alkohol, asam klorida, amil alkohol, FeCl3, gelatin 1%, eter, pereaksi Anisaldehid-H2SO4 atau Vanilin-H2SO4, pereaksi
Liebermann Burchard, NaOH, metanol, etil asetat, n-heksan, H2SO4 10%, Aquadest.
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini di antaranya; labu bersumbat, pengayak, gelas kimia, gelas ukur, tabung reaksi dan rak tabung, cawan uap, krus silikat, batang pengaduk, mikroskop, pipet volume, seperangkat alat destilasi dan Gas Cromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) Varian Saturn 1000.
Pengujian Parameter Mutu Simplisia dilakukan untuk mengetahui standar mutu simplisia yang meliputi pemeriksaan makroskopik mikroskopik, penapisan fitokimia, kadar air, susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar abu larut air, kadar sari larut etanol, kadar sari larut air. (Kemenkes RI,2011). Penapisan fitokimia dilakukan terhadap golongan senyawa alkaloid, saponin, kuinon, monoterpenoid/seskuiterpenoid, steroid, triterpenoid dan polifenol.
-
2.2.2 Isolasi dan Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Daun Gamal
Daun gamal dilakukan pencucian menggunakan air mengalir, ditiriskan, kemudian dilakukan proses distilasi uap dan air selama 6 jam dengan variasi waktu pengambilan distilat untuk mendapatkan minyak atsiri dari dalam tanaman. Setiap minyak atsiri yang telah berhasil didapatkan kemudian ditambahkan NaSO4 anhidrat untuk menghilangkan kandungan air.
Identifikasi komponen fraksi minyak atsiri daun gamal dilakukan selama 1 jam dengan menggunakan instrumentasi GC-MS Varian Saturn 1000 di PT. Kimia Farma Unit Reserch And Development. Suhu injektor selama analisis berlangsung diprogram konstan pada suhu 230oC. Sementara temperatur interface adalah 250oC dan
autosampling sebanyak 8 μl. Solvent cut time selama 3 menit dan Scan MS 50-450 (M/Z).
Hasil Parameter Mutu Simplisia
Dari pemeriksaan makroskopik, daun gamal memiliki bentuk daun lonjong, tulang daun menyirip, batang daun pendek dan daging daun tipis. Daun gamal juga mempunyai bau yang khas dan serbuk daun ini berwarna hijau.

Gambar 1. Mikroskopik Serbuk Simplisia Daun Gamal (Gliricidia sepium) Pembesaran 400x a) epidermis atas, b)rambut penutup, c) jaringan berkas pembuluh, d) stomata tipe parasitik
Tabel 1. Hasil Penapisan Mutu Simplisia Daun Gamal
Jenis pengujian |
Persentase (%) |
Kadar sari larut etanol |
50,11 |
Kadar sari larut air |
30,23 |
Kadar air |
5,33 |
Susut pengeringan |
8,76 |
Kadar abu total |
8,43 |
Kadar abu larut air |
6,27 |
Kadar abu larut asam |
2,09 |
Tabel 2. Hasil Penapisan Fitokimia Simplisia Daun Gamal
Golongan senyawa |
Hasil |
Alkaloid |
+ |
Flavonoid |
+ |
Polifenol |
+ |
Tanin |
- |
Saponin |
+ |
kuinon |
- |
monoterpen dan Seskuiterpen |
+ |
Steroid dan Triterpen |
+ |
Keterangan : (+) terdeteksi (-) tidak terdeteksi
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan GC-MS Minyak Atsiri Daun Damal
NAME |
R.time a |
rea% |
2- Propanoic acid, 3-(-2-hydroxiyphenyl)-(,E)- |
12.773 |
0.42 |
Ethanone,1-(4-hydroxylphenyl)-(CAS) p-hydroxyacetophenone |
12.919 |
0.58 |
Beta-citronellol |
15.786 |
1.30 |
2-cyclohexen-1-one, 5methyl-2-(1-methylethyl)-(CAS) p-menth- |
16.534 |
0.15 |
4-en-3-one |
1.03 | |
Geraniol |
16.892 | |
2-propanoic acid, 3-phenyl-,methyl ester (CAS) Cinamic acid |
22.226 |
0.26 |
methyl ester | ||
Nerylacetate |
22.341 |
0.39 |
Retanol,acetat(CAS) vitamin a acetat |
22.542 |
0.24 |
(-)-.Beta.-elemane |
22.685 |
0.18 |
Hexadecane (CAS) n-hexsadecane |
23.032 |
0.13 |
Benzene, 1,2-dimethoxy-4-(2-propenyl)- (CAS) Methyleugenol |
23.206 |
7.40 |
23.383 |
0.13 | |
9exo-methyl-anti(9,10)-tricyclo[4.2.1.1(2,5)]deca-3,7-diene- |
23.680 |
0.19 |
9endo,10endo-diol | ||
Cis-caryophyllene |
24.788 |
0.44 |
Alpha,-ionone |
24.109 |
0.39 |
Dihydro-.beta.-ionone |
24.561 |
0.11 |
5,9-Undecadien-2-one, 6,10-dimethyl- (CAS)I | ||
25.153 |
1.46 | |
Dihydropseudoionone | ||
Eicosane (CAS) n-Eicosane |
25.579 |
1.14 |
Cyclododecane (CAS) |
26.116 |
0.38 |
2,4,7-pteridenetriamine,6-methyl |
26.367 |
0.23 |
Beta-ionone |
26.484 |
3.61 |
Tetradecamethylcycloheptasiloxane |
26.745 |
0.36 |
Germacrene-d |
26.854 |
0.33 |
Cis-methyl isoeugenol |
26.953 |
0.61 |
Tetradecane, 1-chloro-(CAS)myristyl chloride |
27.087 |
0.37 |
Beta.-bisabolene |
27.417 |
0.14 |
Torreyol |
27.675 |
0.79 |
3-Nonen-5-one |
27.749 |
1.36 |
Cyclopentancarbonsaeure,2e,4z-dimethyl-3-methylen- |
27.869 |
0.14 |
,methylester | ||
9-Methyl-cis-decalin-1,8-dione |
27.998 |
2.13 |
[1,1'-Biphenyl]-3-qmine (CAS) m-Aminobiphenyl |
28.256 |
0.47 |
(1rs,2rs)-2-methyl-2-(4'-methyl-3'- |
28.697 |
0.26 |
pentenyl)cyclopropanecarbonyl chloride | ||
1h,3H-Thienol[3,4-c]thiophene, 4,6-dimrthyl- (CAS) 1,3-dihydro- |
28.783 |
0.10 |
4,6-dimethylthieno(3,4-C)thiophen | ||
Elemol |
28.993 |
1.36 |
Butanic acid, 3,7-dimethyl-2,6-octadienyl ester,(E)- (CAS) |
29.444 |
0.58 |
Geranyl butyrate | ||
9,12,15-Octadecatrienoic acid, methyl ester, (Z,Z,Z)- (CAS) |
30.058 |
0.28 |
Methyllinolenate |
Cholesta-8,24-dien-3-ol,4-methyl-, (3.beta,4.alpha.)-, (cas) |
30.162 |
0.17 |
4.alpha.-methyl-.delta.-8,24-cholester | ||
(-)-Caryophyllene oxide |
30.256 |
0.32 |
Cyclohexane, 1,1-dimethyl-2,4-bis(1-methylethenyl)-, cis-(CAS) |
30.387 |
0.24 |
Cyclohexane, 2e,4e,diisopropenyl-1 | ||
Cyclohexane, 1,1-dimethyl-2,4-bis(1-methylethenyl)-, cis-(CAS) |
30.387 |
0.24 |
Cyclohexane, 2e,4e,diisopropenyl-1 | ||
Decane,3,8-dimethyl- (CAS) 3,8-Dimethyldecane |
30.970 |
0.12 |
(-)-Caryophyllene oxide |
31.262 |
0.17 |
Tetradecanal (cas) myristaldehyde |
31.405 |
0.24 |
Widdrene |
32.003 |
0.32 |
10-epi-.gamma.-eudesmol |
32.121 |
0.16 |
.Delta.-cadinol |
32.519 |
0.68 |
2-Undecene, 6-methyl-, (Z)- (CAS) |
32.583 |
0.37 |
14,15,16-Trinor-8-.xi.-ladb-5-ene, 8,13-epoxy-,(-)- (CAS) 8,13- |
32.664 |
0.23 |
OXIDO-14,15,16-trisnor-labd-5(6)-ene | ||
.Beta.-eudesmol |
32.798 |
0.26 |
.Alpha.-cadinol |
32.976 |
0.82 |
Patchouli alcohol |
33.044 |
0.70 |
1-tetradecanol(CAS) Alfol 14 |
33.871 |
0.61 |
Decanenitrile (CAS) n-Decanonitrile |
34.419 |
0.58 |
Methanamine, N,N-dimethyl- (CAS) Trimethylamine |
34.592 |
0.22 |
Undecane, 3,5-dimethyl- (CAS) |
34.667 |
0.15 |
Tridecanal (cas) tridecanaldehyde |
35.154 |
1.19 |
Zerumbone (CAS) 2,6,10-Cycloundecatrien-1-one,2,6,9,9- |
35.780 |
0.50 |
tetramethyl-, (E,E,E)- (CAS) | ||
2-propanoic acid, 3-(4-methoxyphenyl)-,ethyl ester |
36.554 |
0.22 |
Anthracene (cas) antharacin |
37.059 |
0.14 |
Iso-velleral |
37.865 |
0.26 |
Hexadecanenitrile (CAS) Palmitonitrile |
38.053 |
3.14 |
Pentadecane (CAS) n-Pentadecane |
38.193 |
0.10 |
Neophytadiene |
39.528 |
0.10 |
2-Pentadecanone, 6,10,14-trimethyl- (CAS) 6,10,14-Trimethyl-2-pentadecanone |
39.732 |
20.07 |
5-eicosene, (e)- (cas) |
41.326 |
0.16 |
2-Pentadecanone, 6,10,14-trimethyl- (CAS) 6,10,14-Trimethyl-2-pentadecanone |
41.616 |
0.57 |
(E,e)-farnesylacetone |
42.132 |
0.39 |
3-ethenyl-3-methyl-4-pentenal |
42.219 |
0.29 |
Cyclopentane, (4-octyldodecyl)- (CAS) 1-cyclopentyl-4-)ctyldodecane |
42.292 |
0.10 |
9-octadecenoic acid, 12-(acetyloxy)-,methyl ester, [R-(Z)]- (CAS) Flexricin P-4 |
42.416 |
0.16 |
2-hexadecen-1-ol, 3,7,11,15-tetramethyl-,[R[R*,R*-(E)]]- (CAS) phyol |
43.109 |
0.30 |
9-octadecynenitrile (CAS) |
43.775 |
0.13 |
9,12,15-Octadecatrien-1-ol (CAS) octadeca-9,12,15-trien-1-ol |
43.974 |
0.50 |
Heptadecanoic acid,ethyl ester (CAS) Ethyl n-heptadecanoate |
44.620 |
0.19 |
Tetratetraconane (CAS) n-tetratetracontane Sclareol Octadecane, 1-chloro-(CAS) 1-Chlorooctadecane 2-Hexadecen-1-ol, 3,7,11,15-tetramethyl-, [R-[R*,R*-(E)]]- (CAS) Phytol 2-methyl-5-undecylpyridine Neophytadiene Hentriaconate (CAS) untriaconate Hentriaconate (CAS) untriaconate 2-methyl-5-undecylpyridine Hentriaconate (CAS) untriaconate Heptasiloxane, hexsadecamethyl- (CAS) hexsadecamethylheptasiloxane Hentriaconate (CAS) untriaconate Hentriaconate (CAS) untriaconate |
44.796 0.14 45.093 0.22 47.852 0.28 48.259 13.55 49.315 0.47 49.433 0.12 50.801 0.22 53.631 0.27 54.179 0.12 56.347 0.30 58.087 0.33 58.965 0.31 61.479 0.27 |
Heptacosane, 1-chloro- Hentriaconate (CAS) untriaconate Tetracosamethylcyclododecasiloxane 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis(2-ethylhexyl) ester (CAS)-bis(2-ethylhexyl)phthalate Heptasiloxane, hexsadecamethyl- (CAS) hexsadecamethylheptasiloxane Hentriaconate (CAS) untriaconate Hentriaconate (CAS) untriaconate Hentriaconate (CAS) untriaconate Tetracosamethylcyclododecasiloxane Heptasiloxane, hexsadecamethyl- (CAS) hexsadecamethylheptasiloxane Hentriaconate (CAS) untriaconate Iron,monocarbonyl-(1,3-butadiene-1,4-dicarbonic acid,diethyl ester) a,a- dipyridyl Hahnfett Tetracosamethylcyclododecasiloxane |
61.980 0.36 63.919 0.35 64.314 1.12 64.995 10.11 65.649 1.08 66.268 0.11 68.072 0.19 68.541 0.28 69.140 1.52 70.537 1.40 70.728 0.42 71.242 0.25 72.066 0.21 73.139 1.65 |
U Komponen penyusun utama minyak atsiri daun gamal tertinggi □ Komponen penyusun utama minyak atsiri daun gamal
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Komponen Penyusun Utama Minyak Atsiri Daun Gamal
NO |
Komponen senyawa Area % |
1 |
2-Pentadecanone, 6,10,14-trimethyl- (CAS) 6,10,14-Trimethyl-2-pentadecanone , |
2 |
2-Hexadecen-1-ol, 3,7,11,15-tetramethyl-, [R-[R*,R*-(E)]]- (CAS) Phytol 13,55 |
3 |
1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis(2- ethylhexyl) ester (CAS)- bis(2- 10,11 ethylhexyl)phthalate |
WH R⅛≡X8a⅛≡)
MassPeaksiW
MrtAs^
BGMrtfalc SwiPcak ⅛φ 1 ∙ Evaii I Scai
Gambar 2. Spektrum massa senyawa 2-Pentadecanone, 6,10,14-trimethyl-(CAS)6,10,14-Trimethyl-2 pentadecanon 58 m/z
Lin⅛77 R⅛48,'58(W⅛⅛
MasPe⅛259
Gambar 3. Spektrum massa 2-Hexadecen-1-ol, 3,7,11,15-tetramethyl-, [R-[R*,R*-(E)]]-(CAS) Phytol 71 m/z
Gambar 4. Spektrum massa 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis(2-ethylhexyl) ester (CAS)-bis (2 ethylhexyl) phthalate 70 m/z
Destilasi uap air bertujuan untuk memisahkan minyak atsiri dari sampel dengan merubahnya menjadi uap yang dihasilkan oleh pemanasan. Dengan adanya kondensor, campuran uap tersebut akan didinginkan dan akan kembali menjadi cairan. (Agusta, 2000).
Proses destilasi daun gamal dilakukan beberapa hari dikarenakan rendemen yang di hasilkan dalam sekali penyulingan hanya sedikit (±0,1 mL) sehingga sampel yang di butuhkan sangat banyak. Sampel yang digunakan untuk penyulingan adalah 130 kg daun segar, jika dikeringkan menghasilkan 20 kg simplisia. Menurut (Guenther, 1987) minyak atsiri dalam tanaman aromatik dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, kantung minyak atau rambut granular. Apabila bahan dibiarkan utuh, minyak atsiri hanya dapat diekstraksi apabila uap air berhasil melalui jaringan tanaman dan mendesaknya ke permukaan. Proses ekstraksi dalam keadaan tersebut hanya terjadi karena adanya peristiwa hidrodifusi, tetapi proses ini berlangsung sangat lambat bila bahan dalam keadaan utuh sehingga randemen yang dihasilkan rendah. Hal ini disebabkan karena kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam daun gamal masih tetap tertahan di dalam jaringan dan sulit untuk terekstrak dengan baik. Hasil minyak atsiri yang di dapat dari daun gamal adalah 2 mL, berwarna kuning dengan bau yang khas dan tekstur licin. Minyak atsiri yang diperoleh kemudian dilakukan identifikasi komponen senyawa menggunakan GC-MS.
Gas Chromatrography Mass Spektroscopy merupakan suatu metode pemisahaan senyawa organik yang menggunakan dua metode analisis yaitu kromatogrfi gas (GC) dan spekrtoskopi massa (MS) untuk menganalisi jumlah senyawa secara kuantitatif (Agusta, 2000).
Hasil analisis dengan GC-MS, menunjukkan bahwa daun gamal memiliki 100 senyawa minyak atsiri dan 18 diantaranya merupakan komponen utama penyusun minyak atsiri. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Carlos Chaverrri dan Jose F. Ciccio, jumlah komponen senyawa minyak atsiri daun gamal yang berasal dari Costa Rica adalah 156 jenis dengan 12 komponen utama penyusunnya. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dari komponen minyak atsiri daun gamal yang berasal dari Indonesia, namun jumlah komponen utama penyusunnya lebih kecil. Selain itu terdapat 3 komponen senyawa utama yang sama yaitu Geraniol, Germacrene-D, Eicosane dengan kadar yang berbeda. Salah satunya adalah kadar geraniol pada daun gamal asal Indonesia memiliki persentase yang lebih besar. Kadar germacrene-D lebih kecil, dan kadar Eicosane dapat terdeteksi. Perbedaan hasil yang diperoleh dimungkinkan terjadi karena perbedaan lingkungan tempat tumbuh mempengaruhi kandungan senyawa aktif dalam tumbuhan. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi tinggi tempat, keadaan tanah dan iklim (Depkes RI, 1985) sehingga dapat berpengaruh terhadap jumlah kandungan senyawa pada suatu tanaman. Dari 18 komponen utama penyusun minyak atsiri daun gamal, terdapat tiga senyawa yang mempunyai persen area diatas 10% yang tersaji pada gambar 2,3 dan 4.
Dari hasil spektrum diatas dapat diketahui senyawa 2-Pentadecanone, 6,10,14- trimethyl- (CAS) 6,10,14-Trmethyl-2pentadecanon m/z 268; senyawa 2-Hexadecen-1-ol, 3,7,11,15-tetramethyl-, [R-[R*,R*-(E)]]- (CAS) Phytol m/z 71 dan senyawa 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis(2-ethylhexyl) ester (CAS)- bis(2-ethylhexyl) phthalate m/z 390. Senyawa 6,10,14-Trimethyl-2-pentadecanone pada konsentrasi tinggi dalam ekstrak etanol dan heksana daun bangle diketahui memiliki
aktivitas antibakteri (Puspita sari, 2016). Senyawa 2-hexadecen- 1-ol, 3, 7, 11, 15-tetramethyl-, [R-[R*,R*-(E)]]- (CAS) phytol merupakan acyclic diterpen alkohol yang berfungsi sebagai antimikroba, antiinflamasi dan antikanker. Senyawa 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis (2-ethylhexyl) ester (CAS) bis(2-ethylhexyl) phtalate berkhasiat sebagai antimikroba, antioksidan dan antiperadangan dengan persen area cukup besar (Mastuti .R dan Handayani 2014).
Menurut Suprobo Dewi (2015) mekanisme kerja minyak atsiri dalam membunuh bakteri adalah dengan cara mengubah permeabilitas membran sel, menghilangkan ion-ion dalam sel, menghalangi proton-pump, dan menurunkan produksi adenosin trifosfat (ATP). Minyak atsiri bersifat lipofilik yang dapat melewati dinding bakteri karena dinding bakteri terdiri atas polisakarida, asam lemak, dan fosfolipid. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan dinding sel sehingga bakteri menjadi mati.
Minyak atsiri daun gamal memiliki 100 komponen senyawa penyusun. Sebanyak 18 senyawa merupakan komponen utama. Tiga komponen senyawa penyusun utama yang tertinggi adalah 2-Pentadecanone,6,10,14-trimethyl-(CAS) 6,10,14-Trimethyl-2-pentadecanone; 2-Hexadecen-1-ol, 3,7, 11,15-tetramethyl-, [R-[R*,R*-(E)]]-(CAS)Phytol; 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis(2-ethylhexyl) ester(C AS)- bis(2-ethylhexyl) phthalate. Ketiga senyawa tersebut diketahui merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai antibakteri.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Prodi Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya yang telah mendukung penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini.
-
1. Agusta Andira. 2000. Minyak Atsri Tumbuhan Tropika Indonesia.
Bandung:ITB ISBN 979-9299-14-4.
-
2. Ahmad Farjuqi. Endah R. Undang Ahmad D. 2015. Perbandingan Aktifitas Anti Bakteri Minyak Atsiri Dari Daun Kalikiria (Gliricidia Sepium (Jacq) Kunth Ex Walp.)Dan Daun Jeruk Bali (Citrus Maxima (Burm.)Merr) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococus aureus. Prosiding
penelitian SPeSIA ISSN 2460-6472.
-
3. Carlos Chaverri and Jose.F.2015. Leaf and Flowers Essential Oil Compositions Of Gliricidia Spium (Fabacae) From Costa Rica. Amarican jourrnal of essensial end natural products: 2(3):18-23.
-
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: Direktorat Jendral pengawasan Obat.
-
5. Fransworth, E.L. 1996. Biological and Phytochemical Screening of
Plants.Journal of Pharmaceutical Sciences.Vol. 5.
-
6. Guenther, Ernest. 1987. Minyak Atsiri. Jilid 1. Diterjemahkan oleh S. Ketaren. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
-
7. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.2011. Suplemen II Farmakope Herbal Indonesia.Edisi 1. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
-
8. Natalia.Nista, dan Hindrawati. 2009.
Keunggulan Gamal Sebagai Pakan Ternak. Palembang: BPTU Sembawa.
-
9. Mastuti, Handayani. 2014. Senyawa Kimia Penyusun Ekstrak Ethyl asetat dari Daun Pisang Batu dan Ambon Hasil Distilasi air. Tangerang – Banten: Universitas Pelita Harapan
-
10. Puspita sari. 2016. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Heksana Daun Bangle (Zingiberis cassumunar Roxb) Terhadap Escericia Coli Dan Staphylococus Aureus. Yogyakarta: universitas Atmajaya Yogyakarta Fakultas Teknobiologi.
-
11. Suprobo Dewi. 2015. Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Batang Sereh (Cymbopogen Citratus) Terhadap
Propioninbacterium Acnes Secara In Vitro. Jember: Universitas Fakultas
Kedokteran.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
143
Discussion and feedback