Pemberian Ekstrak Etanol 80% Daun Spondias pinnata Terhadap Volume Organ Ginjal Mencit

Betina (Ariantari, N.P., Kardena, I. M., Dewi, I.A.M.K., Agastia, I.P.A., Adiluhur, I.M.P., Mahadewi,

S.A.)

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 80% Daun Spondias pinnata Terhadap Volume Organ Ginjal Mencit Betina

Ariantari, N.P.1, Kardena, I. M.2, Dewi, I.A.M.K.1, Agastia, I.P.A.1, Adiluhur, I.M.P.1, Mahadewi, S.A.1

1Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana 2Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Korespondensi: Ida Ayu Made Kesuma Dewi

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalam Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 703837 Email:[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 80% daun Spondias pinnata terhadap volume organ ginjal mencit betina galur balb/c. Pada penelitian ini mencit betina galur balc/c dibagi secara acak menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Kontrol negatif diberikan CMC-Na 0,5% dan kelompok perlakuan diberikan suspensi ekstrak dosis 0,2; 1; dan 2 g/kgBB per oral selama 31 hari. Pada hari ke-32 dilakukan eutanasi dengan eter secara inhalasi, kemudian organ ginjal diambil, dan diukur volumenya. Data volume organ ginjal mencit betina dianalisis statistik menggunakan aplikasi SPSS dengan uji ANOVA-one way. Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian ekstrak etanol 80% daun S. pinnata dengan dosis 0,2; 1; dan 2 g/kgBB tidak memberikan pengaruh terhadap volume organ ginjal mencit betina.

Kata kunci : daun Spondias pinnata, ekstrak, volume organ ginjal, mencit betina.

dalam proses ekskresi di dalam tubuh. Fungsi utama ginjal yaitu untuk eliminasi produk buangan yang berasal dari metabolisme endogen maupun metabolisme xenobiotika, selain itu juga berperan dalam regulasi homeostatis tubuh, pengaturan volume cairan ekstraseluler, dan keseimbangan elektrolit (Hodgson, 2004). Perubahan volume organ merupakan salah satu indikator adanya perubahan pada sel-sel organ akibat paparan senyawa kimia (Michael et al., 2007; Seller et al., 2007).

  • 2.    BAHAN DAN METODE

    • 2.1.    Bahan Penelitian

Daun S. pinnata diperoleh dari daerah Bukit Jimbaran, Badung, Bali, n-heksana, etanol 80%, CMC.Na (Brataco®), eter (Merk®), buffer formalin 10%.

  • 2.2.    Prosedur Penelitian

    • 2.2.1.    Ekstraksi

Serbuk daun S. pinnata(500,213 g) dimaserasi dengan 8 L n-heksana lalu disaring. Ekstrak cair hasil maserasi ditampung dan

ampasnya diuapkan pelarutnya sampai kering. Ampas hasil maserasi didigesti menggunakan 6,3 L etanol 80% selama 2 jam pada suhu 50oC lalu disaring.

Ekstrak cair etanol 80% daun S. pinnata yang diperoleh diuapkan pelarutnya menggunakan vacuum rotary evaporator(Eyela®OSB-2100). Hasil penguapan ditampung dalam cawan porselen dan dimasukkan ke dalam oven (Binder®) pada suhu 40oC hingga diperoleh ekstrak kental dan dihitung rendemennya.

  • 2.2.2.    Perlakuan

Mencit betina galur balc/c dengan berat badan 20-30 g dibagi secara acak menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor. Tiap kelompok diberikan perlakuan yang berbeda, kelompok kontrol negatif diberikan CMC-Na 0,5% dan kelompok perlakuan diberikan suspensi ekstrak dosis 0,2; 1; dan 2 g/kgBB. Perlakuan ini diberikan secara berulang selam 31 hari dengan menggunakan alat sonde. Pada hari ke-32 dilakukan eutanasi dengan eter secara inhalasi, kemudian organ ginjal diambil, dan diukur volumenya.

  • 2.2.3.    Analisis Data

Data volume organ ginjal mencit betina yang diperoleh kemudian dianalisis statistik menggunakan aplikasi SPSS dengan Uji Saphiro-Wilk untuk mengamati normalitas data. Jika data terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan ANOVA-one way dengan taraf kepercayaan 95%. Analisis dilanjutkan dengan post hoc study dengan Uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok.

  • 3.    HASIL

    • 3.1.    Ekstraksi

Ekstrak kental etanol 80% daun S. pinnata yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan maserasi kemudian dilanjutkan dengan digesti sebanyak 82,519 g dengan persentase rendemen ekstrak sebesar 16,503%.

  • 3.2.    Volume Ginjal Mencit Betina

Pengukuran volume ginjal mencit betina dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 80% daun S. pinnata terhadap organ ginjal. Hasil pengamatan volume organ ginjal mencit betina galur balb/c setelah pemberian ekstrak etanol 80% daun S. pinnata ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Volume Organ Ginjal Mencit Betina Galur Balb/c Setelah Pemberian

Ekstrak Etanol 80% Daun S. pinnata

Kelompok Perlakuan

Volume Ginjal (mL) ± SD

Kontrol negative

0,16 ± 0,05

Dosis 0,2 g/kgBB

0,20 ± 0,07

Dosis 1 g/kgBB

0,18 ± 0,08

Dosis 2 g/kgBB

0,18 ± 0,04

Keterangan: n = 5

  • 4.    PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan mengenai perubahan volume organ ginjal pada mencit betina, hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 80% daun S. pinnata terhadap organ ginjal. Ginjal merupakan organ yang berperan penting dalam proses ekskresi di dalam tubuh. Menurut Michael et al. (2007) dan Seller et al. (2007), perubahan volume organ merupakan salah satu indikator adanya perubahan sel-sel organ akibat paparan senyawa kimia.

Hasil uji ANOVA-one way pada data volume organ ginjal yang ditampilkan pada tabel. 1 menunjukkan nilai p>0,05yang artinya tidak terdapat perbedaan bermakna antara volume organ ginjal pada kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dosis 0,2; 1; dan 2 g/kgBB. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 80% daun S. pinnatayang diekstraksi bertingkat yaitu dengan maserasi menggunakan n-heksana dan dilanjutkan digesti menggunakan etanol 80% tidak menyebabkan penurunan volume ginjal dibandingkan dengan kontrol. Hasil ini selaras

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Purwani et al. (2013) sebelumnya yang menyatakan bahwa pemberian ekstrak etanol 80% daun S. pinnatayang diekstraksi dengan cara digesti serbuk simplisia daun S. pinnata menggunakan etanol 80% tidak berpengaruh terhadap organ ginjal mencit betina

  • 5.    KESIMPULAN

Pemberian ekstrak etanol 80% daun S. pinnata dengan dosis 0,2; 1; dan 2 g/kgBB tidak memberikan pengaruh terhadap volume organ ginjal mencit betina secara berulang selama 31 hari.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih diberikan pada Anggi Heru Pradipta di Laboratorium Farmakognosi dan Fitofarmaka Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana yang telah membantu secara teknis dalam proses penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hodgson, E. 2004. Textbook of Modern Toxicology. 3rd Ed. United States of Amerika: Wiley-Interscience. P.3-6;359-362.

Hutapea, J. R. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Edisi III. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan: Depkes RI. P.269.

Michael, B., Yano, Barry., Sellers, R. S., Perry, R., Morton, D., Roomie, N., Johnson, J. K., Schafer, K.. 2007. Evaluation of Organ Weights for Rodent and Non-Rodent Toxicity Studies: A Review of Regulatory Guidelinesand a Survey of Current Practises. Toxicologic Pathology Vol. 35: 742750

Purwani. 2013. Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 80% Daun Spondias pinnata Pada Mencit Galur Balb/c (Skripsi). Denpasar: Universitas Udayana. P. 27.

Sari, L. O. R. K. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangkan Manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. 3(1): 1-7.

Sellers. R. S., Morton, D., Michael, B., Roome, N., Johnson, J. K., Yano, B. R., Perry, R., and Schaffer, K.. 2007. Society of Toxicologic Pathology Position Paper: Ogan Weight Recommendation for Toxicology Studies. Toxicologic Pathology Vol. 35: 751-755

19