Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Spondias pinnata terhadap Berat Badan Mencit Betina Galur Balb/c

selama Kebuntingan (Ariantari, N. P. dan Erawati dan N. W., Setyawati, I.)#

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Spondias pinnata terhadap Berat Badan Mencit Betina Galur Balb/c selama Kebuntingan

Ariantari, N.P.1, Erawati, N. W.1 dan Setyawati, I.2

1Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana 2Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana

Korespondensi: Ni Wayan Erawati

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837

Email : [email protected]

ABSTRAK

Kedondong hutan (Spondias pinnata), famili Anacardiaceae, secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat batuk. Ekstrak daun S. pinnata dilaporkan memiliki aktivitas antituberkulosis terhadap Mycobacterium tuberculosis strain multi-drug resistant. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun S. pinnata terhadap berat badan mencit betina selama masa kebuntingan.

Serbuk simplisia diekstraksi dengan etanol 80%, sehingga didapatkan ekstrak kental. Tiga puluh lima ekor mencit bunting dibagi menjadi lima kelompok, kelompok kontrol negatif diberi CMC Na 0,5% dan 4 kelompok lain diberikan ekstrak etanol daun S. pinnata dengan dosis 0,2; 1; 2; dan 5 g/kg BB yang diberikan secara oral pada hari ke 6-15 kebuntingan. Pengamatan berat badan mencit dilakukan setiap hari mulai dari hari ke 0-17 selama masa kebuntingan.

Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol daun S. pinnata pada dosis 2 dan 5 g/kgBB secara signifikan menurunkan berat badan akhir mencit bunting. Pada dosis lebih rendah, pemberian ekstrak tidak mempengaruhi berat badan akhir mencit bunting.

Kata Kunci : Daun Spondias pinnata, ekstrak, berat badan, kebuntingan

  • 1.    PENDAHULUAN

Daun kedondong hutan (S. pinnata) merupakan salah satu famili Anacardiaceae yang secara tradisional digunakan sebagai obat batuk (Hutapea, 1994). Ekstrak etanol daun S. pinnata mengandung terpenoid, flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin (Jain et al., 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Dwija et al. (2013); Savitri et al. (2013) dan Ramayanti et al. (2013) menunjukkan bahwa, ekstrak metanol dan n-heksana daun S. pinnata aktif sebagai antituberkulosis terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis strain MDR.

Pengembangan ekstrak daun S. pinnata sebagai obat tuberkulosis nantinya, akan memungkinkan penggunaannya secara luas terutama pada wanita hamil. Hal ini, dikarenakan meskipun obat tradisional dipercaya aman untuk dikonsumsi dengan memiliki efek samping yang kecil, akan tetapi zat aktif yang terkandung dalam tanaman dapat mempengaruhi janin yang dikandung oleh wanita hamil (Anggadiredja dkk., 2006). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian

untuk mengevaluasi efek pemberian ekstrak etanol daun S. pinnata pada masa organogenesis melalui pengamatan berat badan induk. Berat badan induk dapat menggambarkan kesehatan hewan coba dan merupakan salah satu parameter efek toksik (Siburian dan Marlinza, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun S. pinnata terhadap berat badan mencit betina selama masa kebuntingan.

  • 2.    BAHAN DAN METODE

    • 2.1    Bahan Tanaman

Bahan tanaman yang digunakan adalah daun S. pinnata yang telah berwarna hijau tua yang diperoleh dari kawasan Bukit Jimbaran, Badung, yang dipanen sore hari pada bulan Februari 2014.

  • 2.2    Bahan Kimia

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah n-heksana dan etanol 80% (PA), bahan CMC-Na (teknis), Giemsa (Merck).

  • 2.3    Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik (AND® GR-200), oven (Binder®), vacuum rotary evaporator (Eyela® OSB-2100).

  • 2.4    Prosedur Penelitian

    • 2.3.1    Pembuatan Ekstrak Etanol Daun S.

pinnata

Daun S. pinnata dicuci bersih kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Daun yang telah kering dibuat menjadi serbuk. Serbuk yang diperoleh ditimbang sebanyak 500 g kemudian dimaserasi dengan 3 L n-heksana. Ampas diremaserasi dengan 2,5 L n-heksana sebanyak 2 kali. Maserat disaring dan ditampung, ampas dikeringkan. Ampas kembali didigesti dengan 2,7 L etanol 80% pada suhu 50ᵒC selama 2 jam. Maserat yang diperoleh disaring dan ditampung, ampas kembali redigesti sebanyak 2 kali dengan 2,7 L etanol 80% .

  • 2.3.2    Persiapan Hewan Percobaan

Penyiapan hewan coba bunting dilakukan sesuai prosedur Setyawati dan Yulihastuti (2011). Tiga puluh lima ekor mencit betina, yang belum

pernah kawin, bobot badan 25-30 gram, dengan siklus estrus teratur 4-5 hari, diadaptasikan selama satu minggu. Mencit betina yang sedang dalam masa estrus dikandangkan bersama mencit jantan agar terjadi perkawinan. Bila keesokan harinya ditemukan sumbat vagina, maka ditentukan sebagai hari ke-0 kebuntingan.

  • 2.3.3    Perlakuan Ekstrak Etanol Daun S.

pinnata

Tiga puluh lima ekor mencit bunting dibagi menjadi lima kelompok, kelompok kontrol negatif diberi CMC Na 0,5% dan 4 kelompok lain diberikan ekstrak etanol daun S. pinnata dengan dosis 0,2; 1; 2; dan 5 g/kg BB. Ekstrak diberikan secara oral. Perlakuan diberikan hari ke 6-15 kebuntingan. Pengamatan berat badan mencit dilakukan setiap hari mulai dari hari ke 0-17 selama masa kebuntingan.

  • 2.3.4    Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan aplikasi SPSS dengan analisis pola searah (ANOVA-one way) dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).

  • 3.    HASIL

Grafik hasil pengamatan berat badan mencit betina galur balb/c setelah pemberian ekstrak etanol daun S. pinnata selama kebuntingan ditampilkan pada gambar 1.

^♦“Kontrol Negatif ^^—Dosis 0,2 g/kgBB —^-Dosis 1 g/kgBB ^^—Dosis 2 g/kgBB ^^—Dosis 5 g/kgBB

Hari Ke-


Gambar 1. Grafik Hasil Pengamatan Berat Badan Mencit Betina Galur Balb/c setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun S. pinnata selama Kebuntingan

Hasil rata-rata berat badan akhir induk setelah perlakuan ekstrak etanol 80% daun S. pinnata ditampilkan pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil rata-rata berat badan akhir induk setelah perlakuan ekstrak etanol 80% daun S. pinnata

Kelompok

Rata-rata berat badan akhir (g)

Kontrol negatif

40,161 ± 4,564 ab

Dosis 0,2 g/kgBB

40,528 ± 3,835 ab

Dosis 1 g/kgBB

42,380 ± 2,813 a

Dosis 2 g/kgBB

36,971 ± 6,354 bc

Dosis 5 g/kgBB

34,901 ± 4,147 c

Keterangan: Huruf berbeda menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05)

  • 4.    PEMBAHASAN

Pada gambar 1 menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan berat badan mencit betina setiap hari pada semua kelompok, akan tetapi peningkatan berat badan mencit pada dosis 5 g/kgBB cenderung lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok lainnya. Berat badan dapat memberikan gambaran kesehatan hewan coba dan merupakan salah satu parameter untuk menentukan efek toksik suatu senyawa (Siburian dan Marlinza, 2009). Berdasarkan hal ini, seiring peningkatan dosis maka akan meningkatkan efek toksik ekstrak daun S. pinnata.

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada berat badan akhir induk terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dengan dosis 5 g/kgBB. Pada kelompok dosis 1 g/kgBB juga berbeda signifikan dengan kelompok dosis 2 dan 5 g/kgBB. Berat badan induk mencit mengalami penurunan seiring peningkatan dosis.

Pemberian ekstrak dosis 2 dan 5 g/kgBB menyebabkan berat badan akhir induk sebelum melahirkan lebih rendah daripada kontrol negatif dan mencit uji yang diberi ekstrak dosis 0,2 dan 1 g/kgBB. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kandungan senyawa-senyawa yang ada dalam ekstrak diantaranya senyawa terpenoid yang dapat menimbulkan rasa pahit yang dapat mengurangi nafsu makan mencit bunting. Pada penelitian yang dilakukan Ranti dkk. (2013) ekstrak flavonoid dapat menurunkan berat badan tikus sebesar 7,85%. Flavonoid dapat menghambat FAS (Fatty Acid Synthase) dengan cara menghalangi asetil-Koa dan malonil-Koa yang merupakan substrat dari asil-transferase yang berpotensi menghambat gen-gen yang berperan dalam adipogenesis sehingga menurunkan jumlah adiposit (Jeyakumar et al., 2005). Senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak daun S. pinnata dapat memicu penurunan berat badan induk bunting.

  • 5.    KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun S. pinnata pada dosis 5 g/kgBB secara signifikan menurunkan berat badan akhir mencit bunting.

DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja, K., E. Y. Sukandar, dan S. Santosa.

  • (2006) . Studi Efek Teratogenik Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) pada Tikus Wistar Putih. JKM Vol. 5 (2): 72-79 Dwija, I. B. N. P., I K. Juniarta, S. C. Yowani, dan N. P. Ariantari. (2013). Aktivitas Antituberkulosis Ekstrak Metanol Daun Kedondong Hutan (Spondias pinnata (L.F.) Kurz.). Jurnal Kimia Vol. 7 (1): 2530

Hutapea. (1994). Invetarisasi Tanaman Obat Indonesia. Edisi III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan: Depkes RI.

Jain, P., K. R. Hossain, T. R. Mishu, and H. M.

Reza. (2014). Antioxidant and Antibacterial Activities of Spondias pinnata Kurz. Leaves. European Journal of Medicinal Plants, Vol. 4 (2): 183-195

Jeyakumar, SM. Vajreswari, A. Sesikeran, B.

Giridharan. (2005). Vitamin A Supplementation Induces Adipose Tissue Loss Through Apoptosis in Lean but not in Obese Rats of the WNIN/Ob Strain. Journal of Moleculer Endrocrinology, Vol. 35: 391-398

Ramayanti, N. P. A., N. P. Ariantari, dan I. B. N.

P. Dwija. (2013). Aktivitas Antituberkulosis Kombinasi Ekstrak N-Heksana Daun Kedondong Hutan Dengan Rifampisin Terhadap Isolat Mycobacterium tuberculosis Strain MDR. Jurnal Farmasi Udayana Vol. 2 (3): 74-78 Ranti, G. C., Fatimawali, dan F. Wehantouw.

(2013). Uji Efektivitas Ekstrak Flavonoid dan Steroid dari Gebi (Abelmoschus manihot) sebagai Anti Obesitas dan Hipolipidemik pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT Vol. 2 (2): 34-38

Savitri. N. P. Ariantari, dan I. B. N. P. Dwija.

(2013). Potensi Antituberkulosis Ekstrak n-Heksana Daun Kedondong Hutan (Spondias pinnata (L.F.) Kurz.). Jurnal Farmasi Udayana Vol. 2 (3) : 105-109

Setyawati, I. dan D. A. Yulihastuti. (2011).

Penampilan Reproduksi dan

Perkembangan Skeleton Fetus Mencit setelah Pemberian Ekstrak Buah Nanas Muda. Jurnal Veteriner Vol. 12 (3): 192199

Siburian, J. dan R. Marlinza. (2009). Efek Pemberian Ekstrak Akar Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Pada Tahap Prakopulasi Terhadap Fertilitas Mencit (Mus Musculus L.) Betina. Biospecies Vol. 2 (2): 24 - 30

71