JEKT 7 [2] : 120 - 129

ISSN : 2301 - 8968

Hubungan Ketenagakerjaan Dan Perubahan Struktur Ekonomi terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Alexandra Hukom*

Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Palangka Raya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan ketenagakerjaan perubahan struktur ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Uji Sobel. Ketenagakerjaan merupakan analisis ekonomi terhadap perilaku tenaga kerja dan pemberi kerja serta interaksi keduanya pada pasar tenaga kerja. Perubahan struktur ekonomi merupakan transformasi ekonomi dari tradisional menjadi modern yang secara umum dapat didefenisikan sebagai suatu perubahan dalam ekonomi yang berkaitan dengan komposisi permintaan, perdagangan, produksi dan faktor-faktor lain yang diperlukan secara terus menerus untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pendapatan per kapita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketenagakerjaan berpengaruh terhadap kesejahteraan melalui perubahan struktur di Indonesia. Hal ini berarti dengan adanya penyerapan tenaga kerja pada sektor kapitalis (non pertanian tanpa mengurangi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian menyebabkan meningkatnya surplus tersebut kemudian diinvestasikan kembali ke sektor kapitalis. Oleh karena itu adanya pertumbuhan kedua sektor tersebut menyebabkan terjadinya perubahan struktur ekonomi yang selanjutnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kata kunci: Ketenagakerjaan, perubahan struktur ekonomi, kesejahteraan masyarakat.

Labour Relations and Economic Structural Changes to Social Welfare

ABSTRACT

This study aims to analyze the relationship between employment changes in the economic structure of the welfare of the people in Indonesia using Sobel test approach. Employment is an economic analysis of the behavior of workers and employers as well as their interaction on the labor market. Changes in the economic structure of an economic transformation from traditional to modern can be generally defined as a change in the economy related to the composition of demand, trade, production and other factors necessary to continously increase revenue and social welfare through an increase in income per capita . The results showed that the employment effect on welfare through structural change in Indonesia. This means that the presence of employment in the capitalist sector (non-agricultural) employment without reducing the agricultural sector led to increased surplus is then invested back into the capitalist sector. Therefore, the growth of these sectors leads to structural changes in the economy which in turn have an impact on improving people’s welfare.

Keywords: Employment, changes in the economic structure, the welfare of society.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terus berupaya melakukan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Menurut Todaro (2003), bahwa pembangunan ekonomi pada dasarnya mempunyai empat dimensi pokok, yaitu (1 pertumbuhan; (2 penanggulangan kemiskinan; (3) perubahan atau transformasi ekonomi; dan (4)

keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Pada setiap tahapan pembangunan untuk memacu pertumbuhan ekonomi terus dilakukan pemerintah. Agar pertumbuhan ekonomi terus berlangsung, diharapkan terjadi perubahan atau transformasi struktur ekonomi. Perubahan struktur ekonomi merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan itu sendiri.

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu peluang, karena ekonomi yang tumbuh akan tercipta banyak peluang. Pembangunan sumber daya manusia perlu diperhatikan agar dapat menggunakan peluang yang ada untuk mempertahankan perekonomian tetap tumbuh. Fenomena yang terjadi pertama, adalah bahwa jumlah pekerja di sektor formal mengalami penurunan sejak tahun 2000 karena penciptaan lapangan kerja sektor formal relatif stagnan. Penciptaan tenaga kerja hanya bersumber dari sektor informal, yang kebanyakan mengandalkan tenaga kerja low skill, low paid, dan tanpa proteksi sosial. Kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasikan berdasarkan status pekerjaan. Kedua, permasalahan regulasi ketenagakerjaan dan penetapan kontrak adalah masalah terpenting yang berkaitan dengan iklim investasi.

Sebagai faktor produksi dari perekonomian daerah, secara teoritis pertumbuhan tenaga kerja dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Agar pertumbuhan ekonomi terus berlangsung, diharapkan terjadi perubahan struktur ekonomi Perubahan struktur ekonomi merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri. Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan menurunnya pangsa sektor primer (pertanian , meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri , dan pangsa sektor tersier (jasa juga memberikan kontribusi yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Tambunan (2001) mengatakan bahwa adanya pertumbuhan ekonomi yang cepat cenderung mempercepat perubahan struktur ekonomi. Pertama-tama dimulai dari pergeseran makro ekonomi, seperti perubahan permintaan, perdagangan, dan penggunaan faktor-faktor produksi. Selanjutnya melalui perubahan ekonomi sektoral, yaitu pergeseran ekonomi dan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa. Perkembangan perubahan struktur ekonomi mempercepat pencapaian pertumbuhan ekonomi maju (modern economic growth , seperti yang dikemukakan oleh Kuznet (Todaro, 2006 . Kuznet (dalam Djoyohadikusumo, 1993) menyebutkan bahwa perubahan struktur ekonomi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu perubahan kontribusi relatif suatu sektor dalam pembentukan Produk Nasional Bruto (PNB atau perubahan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sektor-sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan penyerapan tenaga kerja nasional. Perubahan struktur total output dapat disebabkan oleh adanya perubahan teknologi produksi.

Suyana (2006) menyatakan bahwa faktor-faktor

yang dianalisis oleh Chenery dan Syrquin pada tahun 1975 menunjukkan corak sepuluh jenis perubahan dalam struktur perekonomian yang terjadi dalam proses pembangunan negara-negara sedang berkembang Perubahan-perubahan tersebut dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu (1 perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses akumulasi; (2 perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses alokasi sumber-sumber daya; dan (3 perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses demografis dan distributif. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang termasuk sebagai proses akumulasi adalah pembentukan modal atau investasi, penerimaan pemerintah, dan usaha menyediakan pendidikan bagi masyarakat. Sedangkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang termasuk dalam proses alokasi sumber daya adalah struktur permintaan domestik, struktur produksi, dan struktur perdagangan. Selanjutnya kegiatan-kegiatan ekonomi yang termasuk proses demografis dan distributif adalah proses perubahan dalam faktor alokasi tenaga kerja dalam berbagai sektor, urbanisasi, tingkat kelahiran dan kematian serta distribusi pendapatan.

Dari sisi tenaga kerja, akan terjadi proses perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian di desa menuju sektor industri di perkotaan, meskipun pergeseran ini masih tertinggal dibandingkan proses perubahan struktural itu sendiri. Dengan keberadaan lag inilah, maka sektor pertanian akan berperan penting dalam peningkatan penyediaan tenaga kerja, baik pada awal hingga akhir dari proses transformasi struktural tersebut. Produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian yang rendah, lambat laun akan mulai meningkat, dan memiliki produktivitas yang sama dengan pekerja di sektor industri pada masa transisi Dengan demikian, produktivitas tenaga kerja dalam perekonomian secara menyeluruh akan mengalami peningkatan (Kuncoro, 2010:42 .

Selama proses perubahan struktural tidak berarti segalanya berjalan mulus. Suatu proses yang sedang terjadi tentunya akan membawa dua konsekuensi, pertama adalah sisi positif dan lainnya adalah sisi negatif. Salah satu sisi negatif dari perubahan struktur tersebut adalah meningkatnya arus urbanisasi yang sejalan dengan adanya industrialisasi dan urbanisasi pada beberapa hal justru menghambat proses pemerataan hasil pembangunan, dimana peningkatan pendapatan hanya akan terjadi di sektor modern-perkotaan. Sementara itu, sektor pedesaan yang banyak ditinggalkan oleh para pekerja mengalami pertumbuhan yang lambat sehingga jurang pemisah

antara kota dan desa justru meningkat dengan kondisi tersebut. Perubahan struktural hanya akan berjalan dengan baik jika diikuti dengan pemerataan kesempatan belajar, penurunan laju pertumbuhan penduduk, dan penurunan derajat dualisme ekonomi antara kota dan desa. Jika hal tersebut dapat dipenuhi, maka proses transformasi struktural akan diikuti oleh peningkatan pendapatan dan pemerataan pendapatan yang terjadi secara simultan.

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Menurut Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

Dalam teori ekonomi dikenal Hukum Okun (Okun’s Law , yaitu hukum yang diperkenalkan oleh Arthur Okun (1962 untuk menguji secara empiris hubungan antara pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi. Hukum Okun menyatakan adanya hubungan negatif yang linear antara pengangguran dan pertumbuhan ekonomi, dimana 1 persen kenaikan tingkat pengangguran akan menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi sebesar 2 persen atau lebih. Sebaliknya satu persen kenaikan pada output akan menyebabkan penurunan tingkat pengangguran sebesar 1 persen atau kurang (Kuncoro, 2013 .

Ada beberapa kemungkinan peristiwa yang dapat terjadi akibat perubahan pada output dan tingkat pengangguran: pertama, bila terjadi pertumbuhan output sebesar 1 persen, jumlah pekerjaan cenderung tidak naik sebesar 1 persen karena: (1 perusahaan mungkin meraih kenaikan output dengan meningkatkan jumlah jam kerja; (2 bila perusahaan menghadapi kelebihan tenaga kerja ketika terjadi kenaikan output, maka sebagian kenaikan output berasal dari pemanfaatan tenaga kerja yang berlebih. Kedua, perubahan dalam pekerjaan dan jumlah orang yang dipekerjakan. Bila jumlah pekerjaan meningkat, beberapa pekerjaan baru diisi oleh orang yang telah memiliki suatu pekerjaan dan tidak diisi oleh orang yang menganggur. Artinya, kenaikan jumlah orang yang dipekerjakan lebih sedikit daripada kenaikan jumlah pekerjaan.

Menurut Todaro dan Stephen C.Smith (2006:22 , kesejahteraan masyarakat menunjukkan ukuran hasil pembangunan masyarakat dalam mencapai kehidupan

yang lebih baik yang meliputi: pertama, peningkatan kemampuan dan pemerataan distribusi kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, kesehatan, dan perlindungan; kedua, peningkatan tingkat kehidupan, tingkat pendapatan, pendidikan yang lebih baik, dan peningkatan atensi terhadap budaya dan nilai-nilai kemanusiaan; dan ketiga, memperluas skala ekonomi dan ketersediaan pilihan sosial dari individu dan bangsa. Sementara menurut Soesilowati, et.al (2006:6 kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar yang tercermin dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan sandang dan pangan, biaya pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau kondisi dimana setiap individu mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas anggaran tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan jasmani dan rohani.

Gregory dan Stuart (1992:31) mengatakan bahwa pertumbuhan pendapatan per kapita dari waktu ke waktu umumnya membawa perubahan terhadap kesejahteraan masyarakat dengan arah yang sama. Pertimbangan menggunakan pendapatan per kapita sebaga indikator kesejahteraan masyarakat karena data tersebut umumnya mudah diperoleh di kantor-kantor statistik. Sebaliknya, data indikator kesejahteraan atau kemakmuran mayarakat yang lebih kompleks, seperti presentase penduduk yang memiliki rumah, menikmati fasilitas air bersih, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, pemilikan alat hiburan seperti televisi dan radio, jarang tersedia (Sukirno, 2001:314 . Meskipun demikian, pengukuran kesejahteraan masyarakat yang hanya menggunakan pendapatan per kapita banyak ditentang oleh berbagai pihak. Hal ini terjadi karena kesejahteraan sifatnya normatif sehingga diperlukan pengukuran yang lebih komprehensif yang dapat menggambarkan kemajuan kualitas hidup masyarakat. Todaro (2006:215) mengatakan bahwa angka kenaikan GNP per kapita mengandung kelemahan yang sangat fatal, yakni menyamarkan kenyataan fundamental yang sebenarnya, yaitu sama sekali belum membaiknya kondisi kesejahteraan kelompok penduduk yang relatif paling miskin.

Pembangunan manusia merupakan suatu konsep yang mempertimbangkan aspek kuantitatif dan kualitatif untuk menopang hidup, yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Dengan pembangunan manusia yang lebih baik, yang akan menciptakan manusia yang lebih terdidik dan sehat, tidak mengalami kelaparan dan memiliki kemampuan berpartisipasi dalam lingkungan sosial (Karmakar, 2006 . Selanjutnya, Saharudin (2008 mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dengan

menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM dengan indikatornya adalah pendapatan per kapita, angka usia harapan hidup dan angka partisipasi sekolah.

Stiglitz et. al (2011) menyatakan bahwa untuk mendefenisikan kesejahteraan, rumusan multidimensi harus digunakan. Dimensi-dimensi pokok yang harus diperhitungkan adalah (1 standar hidup materiil (pendapatan, konsumsi, dan kekayaan; (2 kesehatan; (3 pendidikan; (4 aktivitas individu, termasuk bekerja; (5 suara politik dan tata pemerintahan; (6 hubungan dan kekerabatan sosial; (7 lingkungan hidup (kondisi masa kini dan masa depan ; dan (8) ketidaknyamanan, baik yang bersifat ekonomi maupun fisik. Semua dimensi tersebut menunjukkan kualitas hidup masyarakat dan untuk mengukurnya diperlukan data objektif dan subjektif.

Kesejahteraan memiliki banyak dimensi, yakni dapat dilihat dari dimensi materi dan dimensi non materi Dari sisi materi dapat diukur dengan pendekatan pendapatan dan konsumsi. Mayer dan Sullivan (2002 menyatakan bahwa secara konseptual dan ekonomi data konsumsi lebih tepat digunakan untuk mengukur kesejahteraan dibandingkan dengan data pendapatan karena data konsumsi merupakan pengukuran yang lebih langsung dari kesejahteraan. Kesejahteraan dari dimensi non materi dapat dilihat dari sisi pendidikan dan kesehatan. Pengukuran status kesehatan dapat dilakukan melalui pertanyaan tentang pengukuran kesehatan secara umum, penyakit berdasarkan pelaporan responden dan pengukuran secara medis, pengobatan yang dijalani, aktivitas fisik, hubungan sosial dan kesehatan psikologi/mental/emosional seperti tentang sulit tidur, perasaan takut/gelisah, dan pertanyaan tentang kebahagiaan (Easterlin, 2001 .

Ketenagakerjaan dan Perubahan Struktur Ekonomi

Perubahan struktur penyerapan tenaga kerja merupakan penjelasan lebih lanjut dari eksistensi perubahan struktur ekonomi. Hill (2000 berpendapat bahwa perubahan distribusi penyerapan tenaga kerja sektoral biasanya terjadi lebih lambat dibandingkan dengan perubahan peranan output secara sektoral, mengingat proses perpindahan tenaga kerja sangat lambat terutama bagi tenaga kerja yang berasal dari sektor dengan produktivitas rendah seperti sektor pertanian (Sitanggang, 2004 .

Penduduk yang terserap, tersebar di berbagai sektor perekonomian. Sektor yang mempekerjakan banyak orang umumnya mengahsilkan barang dan jasa yang relatif besar. Setiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang berbeda, demikian juga

dengan kemampuan setiap sektor dalam menyerap tenaga kerja. Perbedaan laju pertumbuhan tersebut mengakibatkan dua hal yaitu terdapat perbedaaan laju peningkatan produktivitas kerja di masing-masing sektor; dan kedua secara berangsur-angsur terjadi perubahan sektoral, baik dalam pertumbuhan penyerapan tenaga kerja maupun dalam kontribusinya dalam pendapatan nasional (Tindaon, 2009 .

Pengaruh tenaga kerja terhadap perubahan struktur ekonomi dapat dirujuk perkembangan ekonomi dalam keadaan penawaran tenaga kerja tidak terbatas (Sukirno, 2006). Lewis melihat bahwa pada negara-negara berkembang terdapat tenaga kerja yang berlebihan, akan tetapi menghadapi masalah kekurangan modal, sehingga produktivitas marginal tenaga kerja sangat rendah, bahkan nol atau negatif, meskipun sumber daya alam cukup banyak. Oleh karena itu, apabila sebagian dari tenaga kerja tersebut dipindahkan ke dalam kegiatan-kegiatan lain, maka produksi pada sektor yang ditinggalkan tidak akan menurun.

Adanya penyerapan tenaga kerja pada sektor kapitalis (non pertanian tanpa mengurangi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian menyebabkan meningkatnya surplus tersebut kemudian diinvestasikan kembali ke sektor kapitalis. Hal ini menyebabkan output perekonomian semakin meningkat, dan porsi dari sektor kapitalis (non pertanian semakin membesar sebagai akibat dari pertambahan tenaga kerja. Oleh karena itu adanya pertumbuhan kedua sektor tersebut menyebabkan terjadinya perubahan struktur ekonomi

Dalam penelitian yang dilakukan Andi Tri Pambudi (2011 dengan topik Pergeseran Struktur Perekonomian atas dasar Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan alat analisis Location Question, shift share dan tipologi Klassen menemukan bahwa telah terjadi perubahan struktur ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dari sektor tradisional ke sektor modern. Hal ini terlihat dari sektor industri yang menjadi sektor unggulan dan memiliki kontribusi dan pertumbuhan yang besar dalam penyerapan tenaga kerja daripada sektor tradisional sehingga terjadi pergeseran dalam penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah.

Penelitian tersebut di dukung dengan penelitian yang dilakukan Dewi Masru’ah dan Adi Soejoto. Peneletian yang dilakukan untuk melihat pengaruh tenaga kerja dan investasi di sektor pertanian terhadap pertumbuhan sektor pertanian di Provinsi Jawa Timur menggunakan metode analisis regresi berganda menemukan bahwa variabel tenaga kerja di sektor pertanian tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor pertanian sedangkan variabel investasi di

sektor pertanian berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan sektor pertanian. Secara simultan variabel tenaga kerja dan variabel investasi berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan sektor pertanian.

Perubahan Struktur Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat

Sukirno (2006) menyatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan. Artinya, ada atau tidaknya pembangunan ekonomi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu tidak saja diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku dari tahun ke tahun, tetapi juga perlu diukur dari perubahan lain yang berlaku dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional yang akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama, ke ekonomi modern yang di dominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri manufaktur dengan increasing returns to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dengan pertumbuhan produktivitas yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi (Tambunan, 2001 .

Keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu wilayah dapat dilihat dari pendapatan per kapita masyarakat yang mengalami peningkatan secara terus-menerus dalam jangka panjang dan disertai terjadinya perubahan fundamental dalam struktur ekonomi. Dengan demikian, pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan adanya alokasi input pada berbagai sektor perekonomian. Proses pembangunan ekonomi akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi baik dari sisi permintaan agregat (agregat demand) maupun dari sis penawaran agregat (agregat supply . Dari sisi permintaan agregat, perubahan pada struktur ekonomi disebabkan karena adanya peningkatan pendapatan masyarakat yang membuat perubahan pada selera yang akan terefleksi pada perubahan pola konsumsinya. Sedangkan dari sisi penawaran, faktor-faktor pendorong utama adalah terjadinya perubahan teknologi, peningkatan sumber daya manusia serta penemuan material-material baru untuk produksi.

Proses perubahan struktur ekonomi terkadang diartikan sebagai proses industrialisasi. Tahapan ini diwujudkan secara historis melalui kenaikan kontribusi sektor industri manufaktur dalam permintaan

konsumen, total produk domestik regional bruto (PDRB , ekspor, dan kesempatan kerja. Selanjutnya Chenery menyatakan bahwa perubahan struktur ekonomi yang umum disebut dengan transformasi struktural diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi agregate demand, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor , agregate supply (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Tambunan, 2001). Transformasi ekonomi merupakan salah satu indikator terjadinya pembangunan perekonomian wilayah. Jika terjadi proses transformasi ekonomi, maka dapat dinyatakan bahwa telah terjadi pembangunan ekonomi dan perlu pengembangan lebih lanjut, akan tetapi jika tidak terjadi proses transformasi maka pemerintah perlu mengadakan perbaikan dalam penyusunan perencanaan, sehingga kebijakan pembangunan yang disusun menjadi lebih terarah agar tujuan pembangunan dapat tercapai.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat yang umum digunakan adalah angka harapan hidup Menurut Mantra (2003 kematian penduduk yang akan mempengaruhi angka harapan hidup antara lain dipengaruhi oleh lapangan pekerjaan dan tingkat pendapatan penduduk. Faktor sosial ekonomi lain yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat adalah ketenagakerjaan (BPS,1999 . Peningkatan partisipasi angkatan kerja akan menyebabkan produktivitas tenaga kerja meningkat dan selanjutnya pendapatan per kapita masyarakat menjadi meningkat. Di samping itu, perubahan struktur penyerapan tenaga kerja dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Pergeseran kegiatan masyarakat dari sektor tradisional ke sektor modern di samping cenderung meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat juga dapat meringankan beban fisik masyarakat yang selanjutnya dapat berpengaruh pada kesehatan masyarakat.

Ketut Kariasa dalam tulisannya mengenai Perubahan Struktur Ekonomi dan Kesempatan Kerja serta Kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia, menuliskan bahwa telah terjadi perubahan struktur ekonomi (pangsa produksi terhadap PDRB di Indonesia selama tahun 1995-2001 yaitu pola Jasa-Industri-Pertanian ke pola Industri-Jasa-Pertanian. Sementara itu, pada periode yang sama pola struktur pangsa penyerapan tenaga kerja relatif stabil (tidak mengalami peruba-

han) dengan pola Pertanian-Industri-Jasa. Dampak dari adanya perubahan struktur yang tidak seimbang menyebabkan terjadinya penumpukkan tenaga kerja di sektor pertanian.

Sementara itu Astriana Widyastuti (2012 melakukan Analisis Hubungan antara Produktivitas Pekerja dan Tingkat Pendidikan Pekerja terhadap Kesejahteraan Keluarga di Jawa Tengah tahun 2009. Analisis dengan model analisis regresi berganda model semi log, dengan metode Ordinary Least Square (OLS menemukan bahwa produktivitas pekerja berpengaruh positif terhadap kesejahteraan keluarga karena dapat berpengaruh secara langsung melalui peningkatan pendapatan yang diukur melalui pembagian upah dan jam kerja. Sedangkan tingkat pendidikan berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan keluarga karena dalam jangka pendek manfaat yang di dapat dari pendidikan belum terlihat. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ketenagakerjaan dan perubahan struktur ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

DATA DAN METODOLOGI

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka dan dapat dihitung dalam satuan hitung (Sugiyono, 2006 . Objek penulisan adalah perubahan struktur ekonomi, ketenagakerjaan, dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia selama kurun waktu 1990 – 2012. Seluruh data yang dipakai dan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah disusun dan dikumpulkan oleh instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik. Defenisi operasional setiap variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 1    Perubahan struktur ekonomi. Dalam hal ini yang dilihat adalah distribusi PDB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku, khususnya pada sektor non pertanian, yang menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Distribusi sektor non pertanian dinyatakan dalam satuan persen.

  • 2    Ketenagakerjaan. Dalam hal ini dilihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK yang merupakan suatu ukuran proporsi penduduk usia kerja yang terlibat secara aktif dalam pasar tenaga kerja, baik yang bekerja maupun sedang mencari pekerjaan. TPAK dinyatakan dalam satuan persen

  • 3    Kesejahteraan Masyarakat. Dalam hal ini dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM yang merupakan suatu ukuran untuk mengukur

pencapaian pembangunan manusia di suatu wilayah. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar IPM dinyatakan dalam satuan persen.

Teknik Analisis Regresi Linear

Dalam penelitian ini digunakan model regresi linear sederhana dan berganda. Model regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui: pertama, pengaruh ketenagakerjaan terhadap perubahan struktur ekonomi di Indonesia, dan kedua, pengaruh perubahan struktur ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat. Sementara model regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh ketenagakerjaan dan perubahan struktur ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian terdapat tiga model yang dapat ditulis sebagai berikut:

PSE = f (KTK)

KM = f (PSE)

KM = f (KTK , PSE)

Selanjutnya dapat dianalisis dalam bentuk persamaan, sebagai berikut.

PSE = α0 + β1 TPAK + ui …………………………………(1)

IPM = α0 + β1 PSE + ui …………………………………(2)

IPM = α0 + β1 TPAK + β2 PSE + ui …………………(3) Keterangan:

PSE : Perubahan Struktur Ekonomi

KTK : Ketenagakerjaan

KM         : Kesejahteraan Masyarakat

α0          : konstanta

β1 dan β2    : Koefisien regresi

ui          : variabel pengganggu (error

Pengujian Serempak (Uji F)

Untuk menguji pengaruh ketenagakerjaan dan perubahan struktur ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia secara simultan digunakan Uji F. Tahapan pengujiannya sebagai berikut: a. Formula hipotesis

Ho : βi = 0; berarti ketenagakerjaan dan perubahan struktur ekonomi secara simultan tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

Ha : βi ≠ 0; berarti ketenagakerjaan dan perubahan struktur ekonomi secara simultan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

Dimana, i = 1, dan 2

  • b.    Taraf nyata yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 persen dengan derajat kebebasan df = (k-1 (n-k .

  • c.    Kriteria pengujian

Ho diterima, jika F hitung ≤ F tabel

Ho ditolak, jika F hitung > F tabel d. Menghitung statistik uji


(4)

Keterangan:

k : banyaknya variabel dalam model

  • n : ukuran sampel

  • R2 : koefisien determinan

  • e.    Kesimpulan

Apabila diperoleh nilai F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak yang berarti bahwa semua variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Sebaliknya bila F hitung > F tabel, maka Ho ditolah atau Ha diterima, artinya semua variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.

Pengujian Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas lain dianggap konstan. Untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas. Tahapan pengujian sebagai berikut. a. Formula hipotesisnya

Ho : β1 = 0; berarti variabel bebas tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat.

Ha : β1 ≠ 0; berarti variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap varaibel terikat.

  • b.    Taraf nyata yang digunakan dalam penulisan ini adalah 5 persen dengan derajat kebebasan df=(n-k).

  • c.    Kriteria pengujian

Ho diterima apabila t hitung ≤ t tabel

Ho ditolak apabila t hitung > t tabel

  • d.    Menentukan besarnya t hitung dengan rumus:

………………………………………………….(5)


Keterangan:

ti : t hasil perhitungan

bi : koefisien regresi

bi : standar error

  • e.    Membandingkan t hitung dengan t tabel.

Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima, artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat. Tetapi jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, yang artinya variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat

Pengujian Pengaruh Tidak Langsung (Uji Sobel)

Uji sobel digunakan untuk menganalisis adanya pengaruh tidak langsung suatu variabel independen

terhadap variabel dependen melalui variabel intervening atau variabel mediasi (Suyana Utama, 2012 Pengaruh tidak langsung yang diuji dalam penulisan ini adalah pengaruh ketenagakerjaan terhadap kesejahteraan masyarakat melalui perubahan struktur ekonomi di Indonesia.

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka perlu untuk menghitung nilai z dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:

z=


ab


S


……………………............………………………(6)


ab


Standar error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standar error tidak langsung (indirect effect Sab dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sab - J(b2Sa + a2Sb + a2b’)...........................(7)

Dimana, a adalah koefisien tak standar pengaruh variabel independen terhadap variabel mediasi; b adalah koefisien tak standar pengaruh variabel mediasi terhadap variabel dependen; Sa adalah standar error pengaruh variabel independen terhadap variabel mediasi dan Sb adalah standar error pengaruh variabel mediasi terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui pengambilan keputusan uji hipotesa, maka dilakukan dengan cara membandingkan p-value dan alpha (0,0 5 , dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika p-value ≥ alpha (0,05) atau z hitung ≤ z tabel, maka Ho diterima yang berarti M bukan variabel mediasi.

  • b.    Jika p-value < alpha (0,05) atau z hitung > z tabel, maka Ho ditolak yang berarti M merupakan variabel mediasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil olah data dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil estimasi model regresi linear sederhana dan berganda sebagai berikut:

PSE

= 63,728 + 0,310 KTK ….....

.......(8)

t hitung

: (13,508 (4,253

Sig. t hitung

: (0,000 (0,000

SE

: (4,718 (0,73

F hitung

: 18,090

Sig. F hitung

: (0,000

R2

: 0,463

KM

= -59,003 + 1,514 PSE ……

……(9)

t hitung

: (-1,985 (4,275

Sig. t hitung

: (0,061 (0,000

SE

: (29,723 (0,354

F hitung

: 18,279

Sig. F hitung

: (0,000

R2          : 0,478

KM         = -40,966 + 0,344 KTK + 1,033 PSE (10)

t hitung     :  (-1,355   (1,724    (2,358

Sig. t hitung : (0,191   (0,101    (0,029

SE          : (30,224  (0,200   (0,438

F hitung    : 11,528

Sig. F hitung : (0,001

R2           : 0,548

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial pada Persamaan (8 .

PSE = 63,728 + 0,310 KTK

Dengan taraf nyata (α) yang digunakan dalam penulisan ini adalah 5 persen dan derajat kekebasan (df) dimana (n-k) = (23-1) = 22 maka diperoleh t tabel sebesar 2,074. Dari hasil estimasi diketahui nilai t hitung sebesar 4,253. Dengan demikian jika t hitung 4,253 lebih besar dari t tabel(α/2);22 = 2,074 maka Ho ditolak. Artinya bahwa variabel ketenagakerjaan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel perubahan struktur ekonomi di Indonesia.

KM = -59,003 + 1,514 PSE

Dengan taraf nyata (α) yang digunakan dalam penulisan ini adalah 5 persen dan derajat kekebasan (df) dimana (n-k) = (22-1) = 21 maka diperoleh t tabel sebesar 2,080. Dari hasil estimasi diketahui nilai t hitung sebesar 4,275. Dengan demikian jika t hitung 4,275 lebih besar dari t tabel(α/2);21 = 2,080 maka Ho ditolak. Artinya bahwa variabel perubahan struktur ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

Hasil Uji Serempak (Uji F)

Uji ini dilakukan untuk menguji pengaruh ketenagakerjaan dan perubahan struktur ekonomi secara simultan terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Hasil estimasi pada α = 5% diperoleh persamaan (10 dengan nilai F hitung sebesar 11,528 dan nilai F tabel sebesar 3,52. Dengan demikian nilai F hitung 11,528 lebih besar dari nilai F tabel 3,52 yang artinya variabel ketenagakerjaan dan variabel perubahan struktur ekonomi secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

Hasil Uji Sobel

Uji sobel digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel tidak langsung suatu variabel independen terhadap variabel dependen melalui variabel mediasi/ intervening. Dalam hal ini variabel perubahan struktur ekonomi merupakan variabel mediasi/intervening Hasil olah data pada Lampiran 5 disajikan pada

Gambar 4.4 diperoleh z hitung sebesar 2,06 setara dengan nilai p-value sebesar 0,0197 dan nilai z tabel sebesar 0,4803. Dengan demikian nilai z hitung 2,06 lebih besar dari nilai z tabel 0,4803 atau p-value 0,0197 lebih kecil dari alpha 0,05. Artinya Ho ditolak, yaitu bahwa variabel perubahan struktur ekonomi merupakan variabel mediasi/intervening pengaruh ketenagakerjaan terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

Pengaruh Ketenagakerjaan terhadap Perubahan Struktur Ekonomi di Indonesia

Dari hasil pengolahan data diatas ditemukan bahwa secara empiris ketenagakerjaan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kesempatan kerja akan mengakibatkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hasil studi ini mendukung hasil penelitian: Astriana Widyastuti (2012) yang menemukan bahwa produktivitas pekerja berpengaruh positif terhadap kesejahteraan keluarga karena dapat berpengaruh secara langsung melalui peningkatan pendapatan yang diukur melalui pembagian upah dan jam kerja. Sedangkan tingkat pendidikan berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan keluarga karena dalam jangka pendek manfaat yang di dapat dari pendidikan belum terlihat.

Selanjutnya hasil studi ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mantra (2003 kematian penduduk yang akan mempengaruhi angka harapan hidup antara lain dipengaruhi oleh lapangan pekerjaan dan tingkat pendapatan penduduk. Faktor sosial ekonomi lain yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat adalah ketenagakerjaan. Peningkatan partisipasi angkatan kerja akan menyebabkan produktivitas tenaga kerja meningkat dan selanjutnya pendapatan per kapita masyarakat menjadi meningkat. Di samping itu, perubahan struktur penyerapan tenaga kerja dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Pergeseran kegiatan masyarakat dari sektor tradisional ke sektor modern di samping cenderung meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat juga dapat meringankan beban fisik masyarakat yang selanjutnya dapat berpengaruh pada kesehatan masyarakat.

Pengaruh Perubahan Struktur Ekonomi terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Indonesia

Dalam penulisan ini ditemukan bahwa secara empiris perubahan struktur ekonomi berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Hal ini berarti bahwa semakin berubah struktur ekonomi di Indonesia dari pertanian ke non-pertanian mengakibatkan kesejahteraan masyarakat meningkat. Hasil studi ini

mendukung hasil penelitian: pertama, hasil penelitian Kuznet (1996 , menemukan terjadinya hubungan positif antara penurunan persentase sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB atau penurunan rasio antar produksi sektor pertanian dengan non-pertanian dengan tingkat pendapatan per kapita.

Kedua terhadap hasil penelitian Suyana utama (2006), yang menyimpulkan bahwa perubahan struktur ekonomi berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bali. Ketiga, terhadap hasil penelitian Sarwoprasodjo dan Harmini (1995 yang menyimpulkan adanya hubungan antara penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Studi ini menyimpulkan bahwa semakin rendah rasio penyerapan tenaga kerja sektor pertanian terhadap non-pertanian cenderung menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat semakin tinggi.

Pengaruh Ketenagakerjaan terhadap Kesejahteraan Masyarakat melalui Perubahan Struktur Ekonomi di Indonesia

Dari hasil uji empiris yang dilakukan dalam penulisan ini ditemukan bahwa ketenagakerjaan berpengaruh terhadap kesejahteraan melalui perubahan struktur di Indonesia. Hal ini berarti dengan adanya penyerapan tenaga kerja pada sektor kapitalis (non pertanian tanpa mengurangi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian menyebabkan meningkatnya surplus tersebut kemudian diinvestasikan kembali ke sektor kapitalis. Hal ini menyebabkan output perekonomian semakin meningkat, dan porsi dari sektor kapitalis (non pertanian semakin membesar sebagai akibat dari pertambahan tenaga kerja. Oleh karena itu adanya pertumbuhan kedua sektor tersebut menyebabkan terjadinya perubahan struktur ekonomi yang selanjutnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

SIMPULAN

Berdasarkan bahasan pada bagian-bagian sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan. Ketenagakerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan struktur ekonomi di Indonesia. Hal ini menjelaskan bahwa dengan adanya peningkatan proporsi penduduk usia kerja yang terlibat secara aktif dalam pasar tenaga kerja, maka akan dikuti dengan perubahan struktur di sektor non pertanian. Perubahan struktur ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Hal ini menjelaskan bahwa perubahan struktur ekonomi yang terjadi pada peningkatan distribusi sektor

non pertanian secara positif meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketenagakerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat melalui perubahan struktur ekonomi. Peningkatan kesempatan kerja berpengaruh langsung pada peningkatan pendapatan per kapita masyarakat, hal ini disebabkan oleh pertumbuhan sektor non pertanian yang membawa dampak peningkatan konsumsi masyarakat akan barang dan jasa sektor non pertanian Jika pendapatan masyarakat meningkat secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

SARAN

Kebijakan mengenai ketenagakerjaan atau apapun yang dibuat dan dilaksanakan pemerintah perlu untuk diperhatikan mengenai hal-hal yang dapat mendukung penciptaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan Dan kebijakan ini sangat disarankan untuk ditargetkan pada kelompok pekerja yang kurang atau tidak beruntung, misalnya pekerja perempuan, muda, dan berpendidikan. Pemerintah perlu memperhatikan keseimbangan pengembangan tiap sektor dalam rangka mendukung pembukaan lapangan kerja, terutama di sektor pertanian.

REFERENSI

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas , 2009 Indeks Demokrasi Indonesia. Jakarta : Bappenas.

Badan Pusat Statistik. 1994. Laporan Perekonomian Indonesia 1993. Serie 04 Nomor 03. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

---------. 2014. Berita Resmi Statistik, No.16/02/Th.XVII, 5 Februari 2014. Jakarta: BPS.

---------. 2012. Statistik Indonesia 2013. BPS: Jakarta.

Djojohadikusumo, Sumitro. “Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan”. Cetakan pertama, Jakarta: LP3ES.

Gregory Paul. R and Robert C Stuart. 1992. Comparative Economic System. Fourth Edition. New Jersey: Houghton Meffin Company.

Koncoro, Mudrajad. 2010. “Dasar-dasar Ekonomika Pembangunan”. Edisi kelima, cetakan pertama, Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

---------. 2013. Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Mayer, Burce D. dan James X. Sullivan. 2002. Measuring the Well-Being of the Poor Using Income and Consumption. Available from: http://www.northwestern.edu/ipr/pub-lications/papers/2002/WP-02-14.pdf.

Stiglitz, Joseph E., Amartaya Sen dan Jean-Paul Fitoussi. 2011. Mengukur Kesejahteraan Mengapa Produk Domestik Bruto Bukan Tolok Ukur Yang Tepat Untuk Menilai Kemajuan. (Mutiara Arumsari dan Fitri Bintang Timur, Penterjemah . Bintaro: Marjin Kiri.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar Makroekonomi. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Suyana Utama, Made. 2006. “Pengaruh Perkembangan Pariwisata Terhadap Kinerja Perekonomian dan Perubahan Struktur Ekonomi serta Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi Bali” (Disertasi . Surabaya : Universitas Air-langga. Tidak Dipublikasikan.

Tambunan, Tulus. T.H. 2009. ”Perekonomian Indonesia” Cetakan Pertama, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga.

Todaro, Michael P. & Smith Sthephen C. 2006. Economic Development, Eleventh Edition, Adisson Wesley.

129