Pengaruh Investasi Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Timur
on
JEKT ♦ 7 [2] : 90 - 101
ISSN : 2301 - 8968
Pengaruh Investasi Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Timur
Muhammad Taufik*)
Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Eny Rochaida
Fitriadi
Magister Ilmu Ekonomi Fakultas EkonomiUniversitas Mulawarman
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh investasi dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi serta penyerapan tenaga kerja Provinsi Kalimantan Timur. Adapun penelitian ini dianalisis dengan menggunakan model analisis dua jalur yang dilakukan dengan software SPSS versi 11.5 dengan pengambilan data berdasarkan data primer investasi, ekspor, pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja dari lembaga BPS Provinsi Kalimantan Timur tahun 2003 sampai dengan tahun 2011. Berdasarkan model analisis jalur sub-struktur 1 melalui uji F, menunjukkan bahwa variabel independen (investasi dan ekspor) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi karena nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari taraf nyata (0,008 < 0,05). Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua variabel bebas yang digunakan dalam model ini mempunyai pengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi pada tingkat kepercayaan 5% (α = 0,05). Pada model sub-struktur 2, menunjukkan bahwa ketiga variabel independen (investasi, ekspor dan pertumbuhan ekonomi) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja karena nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan sebesar (0,000 < 0,05). Sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga variabel bebas ini mempunyai pengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada tingkat kepercayaan 5% (α = 0,05).
Kata kunci: investasi, ekspor, pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, Kalimantan Timur
Investment And Exports Influence On Economic Growth And Labor Recruitment Of East Kalimantan Province
ABSTRACT
This research was aims to know the influence of investment and exports on economic growth and Labor recruitment of East Kalimantan Province. The research was analyzed by using model of analysis two lanes performed with SPSS software version 11.5 with data retrival based on primary data of investment, exports, economic growth and labor from BPS of East Kalimantan from 2003 until 2011. Based on analysis way substructure 1 model through F test, showed that the independent variables (investment and exports) have a significant influence on economic growth because the value of the probability of the F-statistic less than standard real (0,008 < 0,08). So it can be said that both free variables used in the model has a real influence on economic growth at 5% level of trust (a=0,05). On the sub structure 2 model, indicates that the three of independent variables (investment, exports, economic growth) has significant effects on the labor recruitment because probability F statistic’s value is less than real standard used by (0,000 < 0,05). So it can be said which this third free variable has a significant influence to labor reqruitment at 5% level of trust (a=0,05).
Keywords: investment, export, economic growth, labor, East Kalimantan
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran yang nyata dari dampak suatu kebijakan pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang terbentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini sangat perlu untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan dimasa yang akan datang. Laju pertumbuhan ekonomi daerah digambarkan oleh perkembangan Produk Domestik Regional Bruto.
Kegiatan ekonomi secara garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam kegiatan memproduksi dan mengkonsumsi barang dan jasa. Unit-unit kegiatan ekonomi memproduksi barang dan jasa dan hasil kegiatan produksi adalah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang telah dimiliki oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Hal penting juga dari tahun ke tahun faktor investasi dan ekspor juga akan mendapat perhatian ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur.
Menurut Dornsbusch dan Fischer, 1997, teori ekonomi, investasi akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya berimplikasi terhadap kesempatan kerja di suatu wilayah. Menurut Valentina (2006), Investasi baik berbentuk FDI (foreign direct investment) dan investasi domestik berpengaruh siginifikan terhadap level pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Sedangkan menurut Dewi (2009), beberapa penilitian menunjukkan bahwa adanya investasi yang dilakukan di suatu daerah, baik itu asing (PMA) maupun domestik (PMDN) akan mengakibatkan penyerapan tenaga kerja sehingga proses produksi menjadi produktif. Adanya investasi asing di dalam masyarakat pertama-tama akan sangat membantu dan menambah kesempatan kerja, sehingga pendapatan masyarakat pun bertambah begitu juga dalam jaringan yang lebih luas di mana akan menambah pendapatan nasional suatu negara (Syah, 2005). Dipertajam oleh penelitian Pratiwi (2005), investasi yang mempunyai multiplier effect berdampak pada peningkatan kesejahteraan, yang diukur melalui kenaikan pendapatan. Artinya apabila pendapatan meningkat, jumlah barang dan jasa yang akan dikonsumsi akan meningkat pula. Apabila permintaan barang dan jasa meningkat, maka akan meningkatkan peluang lapangan kerja. Hal ini mengurangi tingkat pengangguran. Berkurangnya
pengangguran ini disebabkan terserapnya angkatan kerja dalam proyek-proyek investasi.
Kalimantan Timur yang merupakan daerah dengan sumber daya alam terkaya di Indonesia, baik migas dan non migas mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang cenderung positif. Surplus ekspor yang terjadi di Kalimantan Timur cukup besar sehingga dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat karena surplus ini meningkatkan cadangan devisa yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dan dapat dijadikan sebagai penambahan modal
Kuantitas tenaga kerja dalam kegiatan produksi dipengaruhi oleh adanya peningkatan investasi yang ditanamkan dalam suatu industri akibat adanya permintaaan. Pada umumnya kenaikan hasil produksi disebabkan oleh peningkatan faktor produksi. Dari beberapa faktor yang berperan dalam peningkatan output terdapat investasi dan tenaga kerja.
Adanya peningkatan investasi yang ditanamkan dalam suatu industri akibat meningkatnya permintaan akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja dalam kegiatan produksi tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Wie (2000) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dibutuhkan faktor produksi. Disamping modal, maka peralatan lain secara mutlak dibutuhkan pula yaitu tenaga kerja. Pada hakekatnya terdapat hubungan fungsional antara produksi tenaga kerja. Dengan demikian setiap perubahan kegiatan produksi tentu akan mengubah kuantitas tenaga kerjanya.
Dalam menciptakan kesempatan kerja atau lapangan kerja tersebut dalam rangka pembangunan ekonomi terutama untuk penyerapan tenaga kerja maka lebih baik diarahkan pada pembangunan industri khususnya padat karya, lapangan kerja dapat diciptakan bila mana terdapat investasi, tetapi juga mengarah pada peningkatan investasi ke sektor-sektor yang padat karya sehingga dengan dana investasi terbatas dapat melaksanakan penciptaan lapangan kerja produktif. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dirumuskan tujuan utama penelitian ini, antara lain: (1) untuk menganalisis pengaruh langsung investasi dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja Kalimantan Timur; (2) untuk menganalisis pengaruh langsung pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja Kalimantan Timur; dan (3) untuk menganalisis pengaruh tidak langsung investasi dan ekspor terhadap penyerapan tenaga kerja Kalimantan Timur.
Beberapa hasil penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai dasar dan perbandingan dengan hasil penelitian antara lain penelitian oleh Pertiwi (2002)
dengan judul penelitian “Pengaruh Nilai Ekspor, Penanaman Modal Asing (PMA) Dan Kurs Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia” menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kurs terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan ekspor dan PMA pengaruhnya sangat kecil. Hal ini dikarenakan kurs tersebut disamping mempengaruhi tingkat pertumbuhan melalui perubahan pendapatan, kurs juga mempengaruhi pertumbuhan PMA dan ekspor itu sendiri. Naiknya pendapatan ekspor dan PMA mempunyai hubungan yang positif dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sedangkan nilai tukar rupiah terhadap USD menunjukkan hal yang sebaliknya. Dengan demikian ekspor dan PMA mempunyai hubungan yang positif dengan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan kurs berhubungan negatif dengan pertumbuhan ekonomi.
Marhamah (2003) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Kutai Kartanegara”. Variabel penelitian yang digunakan antara lain, Investasi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/ Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Penanaman Modal Asing(PMA)/ Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan besaran koefisien korelasi sebesar 85,2 % dan koefisien determinan 72,6 % menyatakan bahwa PMA/PMDN berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Betha (2007) “Pengaruh Investasi dan Belanja Pembangunan Terhadap PDRB Kota Samarinda. Tujuan penelitian menganalisis dan mengetahui pengaruh investasi dan belanja pembangunan terhadap PDRB Kota Samarinda. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian bahwa pertambahan investasi dan belanja pembangunan berpengaruh terhadap PDRB kota Samarinda.
Agustinus (2012) dengan judul “Pengaruh Investasi dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Implikasinya Pada Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Kutai Barat”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel investasi dan inflasi memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi serta impilikasinya pada penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Kutai Barat.
Pertumbuhan Ekonomi
Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang dimana disetiap periode masyarakat suatu negara akan berusaha menambah kemampuannya untuk
memproduksi barang dan jasa. Sasarannya berupa kenaikan tingkat produksi riil (pendapatan nasional) dan taraf hidup (pendapatan riil perkapita) melalui penyediaan dan pengerahan proses faktor-faktor produksi. Dengan meningkatnya faktor-faktor produksi seperti jumlah tenaga kerja yang bertambah, investasi masa lalu dan investasi baru yang menambah barang-barang modal dan kapasitas produksi masa kini yang biasanya diikuti dengan perkembangan teknologi alat-alat produksi yang semua ini akan mempercepat penambahan kemampuan memproduksi. Tidak setiap negara selalu mampu mencapai pertumbuhan ekonomi sesuai dengan perkembangan kemampuan memproduksi yang dimiliki dalam hal faktor produksi yang semakin meningkat. Banyak negara dalam keadaan pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya masih lebih jauh dari potensi pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai. Dengan demikian diperlukan perhatian yang lebih dalam untuk membuat kecenderungan pertumbuhan ekonomi tersebut terus meningkat.
Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumber daya lokal termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan peluang kerja (Job Creation). Lokasi dalam Lincolin Arsyad (1999:116), menyatakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah yaitu lokasi. Lokasi yang terbaik adalah biaya yang termurah antara bahan baku dan pasar. Selain itu upah tenaga kerja, ketersediaan pemasok, komunikasi dan tanggung jawab pemerintah daerah.
Pertumbuhan masing-masing sektor pembangunan perlu pula dipertimbangkan disamping perkiraan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan (Tjokroaminoto, 1987:107), bahkan perlu dilakukan penekanan pada sektor-sektor tertentu karena diinginkan ataupun direncanakan suatu perubahan struktur ekonomi. Penyusunan program investasi pula dipertimbangkan atas dasar pilihan mengenai peran pemerintah terhadap sektor swasta dan pembagian kerja antara sektor pemerintah dan sektor swasta. Program atau rencana investasi masing-masing bidang atau sektor terdiri berbagai program pembangunan yang memuat berbagai proyek-proyek pembangunan. Keseluruhan rencana tersebut, oleh pemerintah daerah dituang dalam alokasi belanja pembangunan.
Investasi
Menurut Kelana (1997) investasi adalah segenap pengeluaran sumber dana guna memperoleh barang modal (capital expenditure). Investasi sebagai salah satu faktor produksi merupakan faktor yang sangat
penting dalam peningkatan kapasitas PDRB daerah.
Ciri negara berkembang adalah kurangnya modal, tidak adanya persediaan dan pertumbuhan ekonomi yang rendah serta keterbelakangan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari biaya rata-rata produksi yang tinggi namun produktivitas tenaga kerja rendah karena tenaga kerjanya tidak terampil dan peralatan modal yang masih sederhana, hal ini jelas dari rasio output modal yang tinggi, Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang juga tidak lepas dari masalah diatas, oleh karena itu investasi merupakan salah satu sumber pembiayaan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang pembangunan.
Menurut Pratiwi (2005: 19), investasi yang mempunyai multiplier effect berdampak pada peningkatan kesejahteraan, yang diukur melalui kenaikan pendapatan. Artinya apabila pendapatan meningkat, jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi akan meningkat pula. Apabila permintaan barang dan jasa meningkat, maka akan meningkatkan peluang lapangan kerja. Hal ini akan mengurangi tingkat pengangguran. Berkurangnya pengangguran ini disebabkan oleh terserapnya angkatan kerja dalam proyek-proyek investasi.
Segala bentuk penanaman modal untuk pengeluaran atau pembelanjaan dan barang-barang modal yang menghasilkan nilai tambah bagi aktifitas ekonomi menciptakan dan dengan sendirinya meningkatkan pembelian input untuk digunakan dalam aktivitas produksi yang memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat disuatu daerah dan akan mengakibatkan perbaikan pendapatan.
Dunia usaha mengadakan investasi didorong oleh pertimbangan ekspektasi keuntungan jangka panjang yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, pertumbuhan penduduk serta faktor-faktor lain. Investasi bervariasi secara langsung dengan pendapatan, hal ini karena investasi berhubungan dengan keuntungan, dan sebagian investasi dibiayai oleh internal dari keuntungan perusahaan baik pemerintah maupun swasta. Jika pendapatan naik maka keuntungan juga naik dan mengakibatkan investasi juga meningkat.
Ekspor
Kegiatan ekspor merupakan sebuah aktivitas perdagangan (trade) di mana terjadi penjualan barang dari dalam negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara lain. Termasuk di antara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu.
Variabel ekspor dimasukkan karena ada faktor
perdagangan luar negeri dalam kerangka keseimbangan pasar dan neraca perdagangan. Jika pengembangan perdagangan luar negeri berada dalam skedul IS, maka ekspor netto di dalam perekonomian terbuka merupakan komponen dari permintaan agregat (Dorn-busch dan Fischer, dalam Dewi, 2009). Pihak asing membeli sebagian dari output domestik (ekspor) dan produsen mancanegara menerima sebagian masyarakat dalam negeri (impor). Hal ini menimbulkan perubahan sehingga pengeluaran di dalam negeri. Sebelumnya, pengeluaran dalam negeri merupakan fungsi dari konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah, tetapi sekarang fungsinya menjadi variabel ekspor dan impor menentukan output dalam negeri. Secara matematis, dapat ditulis pada persamaan (1) :
Y = C + I + G + (Х – M) ......................................... (1)
Dimana, Y = Output Total; C = Konsumsi; I = Investasi; G = Pengeluaran Pemerintah; X = Ekspor; dan M = Impor.
Ketenagakerjaan
Menurut Sukirno (2000:53) istilah employment dalam bahasa Inggris berasal dari kata kerja to employ yang berarti menggunakan dalam proses atau usaha memberikan pekerjaan atau sumber penghidupan. Jadi employment berarti keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan. Penggunaan istilah “employment” sehari-hari biasa dinyatakan dengan jumlah orang atau sejumlah orang yang ada dalam pekerjaan atau mempunyai pekerjaan. Pengertian ini mempunyai dua unsur yaitu lapangan dan kesempatan kerja dan orang yang dipekerjakan atau yang melakukan pekerjaan tersebut. Jadi pengertian employment dalam bahasa Inggris yaitu kesempatan kerja yang sudah di duduki.
Dalam menciptakan kesempatan kerja atau lapangan kerja tersebut dalam rangka pembangunan ekonomi terutama untuk penyerapan tenaga kerja maka lebih baik diarahkan pada pembangunan industri khususnya padat karya, lapangan kerja dapat diciptakan bila mana terdapat investasi, tetapi juga mengarah pada peningkatan investasi ke sektor-sektor yang padat karya sehingga dengan dana investasi terbatas dapat melaksanakan penciptaan lapangan kerja produktif.
Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian dijelaskan melalui Gambar 1. Pada Gambar 1 dijelaskan fenomena investasi dan ekspor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kemudian dari pertumbuhan ekonomi dapat
Gambar 1. Kerangka Konsep

mempengaruhi penyerapan tenaga kerja.
Investasi terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) digunakan untuk membangun sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat. Semakin baik tingkat kesejahteraan masyarakat dapat digunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan ekonomi. Sedangkan ekspor berpengaruh positif langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, variabel investasi dapat berpengaruh langsung terhadap penyererapan tenaga kerja, juga berpengaruh tidak langsung melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi, selanjutnya variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.
DATA DAN METODOLOGI
Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini secara operasional dapat didefinisikan sebagai berikut:
-
1) Pertumbuhan Ekonomi (Y1) adalah pertambahan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur dinyatakan dalam persen.
-
2) Investasi (X1) adalah realisasi nilai riil penanaman modal PMA dan PMDN Kalimantan Timur dinyatakan dalam rupiah
-
3) Ekspor (X2) adalah semua realisasi nilai ekspor migas dan non migas Kalimantan Timur dinyatakan dalam rupiah
-
4) Penyerapan Tenaga Kerja (Y2) adalah jumlah penduduk diatas usia 15 tahun yang terserap di Kalimantan Timur yang mempunyai pekerjaan atau bagian dari angkatan kerja dalam jumlah orang.
Penelitian ini terbatas pada kegiatan menganalisis pengaruh investasi dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi serta penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur periode tahun 2003 sampai dengan 2011.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Library Research Approach (Pendekatan Riset Kepustakaan) di mana data yang diperoleh melalui pencatatan langsung dari pihak atau lembaga yang sudah menyediakan data terkait dengan penelitian ini. Data yang digunakan merupakan data publikasi resmi dari instansi pemerintah yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur.
Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh investasi dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja Kalimantan Timur, akan dipergunakan metode path analisis atau analisis jalur. Path analisis dipergunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis. Masalah penelitian dalam kerangka path analisis berkisar pada: pertama, apakah variabel eksogen (X1,X2,...Xn) berpengaruh terhadap variabel endogen Y, kedua, berapa besar pengaruh kausal langsung, kausal tidak langsung, kausal total maupun simultan seperangkat variabel eksogen (X1,X2,...Xn) terhadap variabel endogen Y. Teknik analisis jalur digunakan dalam menguji besarnya pengaruh yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara variabel X1 dan X2 terhadap Y1 serta Y2. Analisis korelasi dan regresi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Kemudian dalam perhitungan digunakan program Statistical Product And Service Solution (SPSS).
Menurut Sunyoto (2011: 57-61) bahwa konstruk model analisis dua jalur persamaan sub-struktur dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan masing-masing sebagai berikut :
Adapun model sub-struktur 1 adalah :
Gambar 2. Diagram Jalur Penelitian

Y1=b1Y1X1+ b2 Y1X2 + E ...................................(2)
Kemudian bentuk model sub–struktur 2 adalah sebagai berikut :
-
Y2 = b1 Y2 X1 + b2 Y2 X2 + b3 Y2 Y1 + E.................(3)
Dimana, Y1 = adalah Pertumbuhan Ekonomi; Y2 = Penyerapan Tenaga Kerja; X1 = Investasi; X2 = Ekspor; b1, b2 dan b3 = koefisien regresi; E = error
Proses pengujian hipotesis menggunakan Uji Kesesuaian (Goodness of Fit) dijabarkan berikut ini. 1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi (turun naiknya secara bersama-sama) Y dengan menghitung koefisien determinasinya. Koefisien determinasi merupakan angka kuadrat dari koefesien determinasi merupakan angka kuadrat dari koefisien korelasi Nilai R2 berkisar antara 0 – 1 (0 < R2 < 1).
-
2) Uji F-statistik
Uji F digunakan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh dari variabel bebas secara bersama-sama. Untuk pengujian Uji F, dalam penelitian ini dilihat melalui probabilitas/signifikansi Alhusin (2003). Ketentuannya adalah sebagai berikut :
Ho : ditolak, jika probabilitas F < ά 0,05
Ho : diterima, jika probabilitas F > ά 0,05
-
3) Uji-t digunakan untuk menguji apakah pernyataan hipotesis benar. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Untuk pengujian uji t, dalam penelitian ini dilihat melalui probabilitas/ signifikansi = ά
Ho : ditolak, jika probabilitas t < ά 0,05
Ho : diterima, jika probabilitas t > ά 0,05
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur
Persoalan pertumbuhan ekonomi telah mendapatkan perhatian yang besar sejak beberapa abad silam. Pertumbuhan ekonomi dibutuhkan dan merupakan sumber utama peningkatan standar hidup penduduk yang jumlahnya terus meningkat. Dengan perkataan lain, kemampuan dari suatu negara untuk meningkatkan standar hidup penduduknya adalah sangat tergantung dan ditentukan oleh laju pertumbuhan ekonomi jangka panjangnya. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan penting dari kebijakan ekonomi makro. Perekonomian yang tumbuh akan mampu memberikan kesejahteraan yang lebih baik bagi penduduk negara yang bersangkutan, pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan perkembangan ekonomi karena pertumbuhan ekonomi hanya menyangkut ukuran fisik yang berupa peningkatan produksi barang dan jasa, sedangkan perkembangan ekonomi menyangkut tidak hanya pertambahan dalam produksi fisik barang dan jasa, melainkan juga kualitas barang dan jasa maupun kualitas faktor-faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi barang dan jasa tersebut. Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur banyak ditentukan oleh peran serta antara aktivitas pemerintah kota, dunia usaha dan masyarakat secara menyeluruh dan didukung oleh kondisi politik dan keamanan yang stabil dan kondusif sehingga seluruh aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik dan normal. Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Pertumbuhan suatu negara tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia modal, usaha, teknologi dan sebagainya. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dideskripsikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Timur
No |
Tahun |
PDRB |
Pertumbuhan Ekonomi (%) |
1 |
2003 |
89.483.540 |
1,75 |
2 |
2004 |
91.081.108 |
1,86 |
3 |
2005 |
93.938.002 |
2,80 |
4 |
2006 |
96.612.842 |
2,85 |
5 |
2007 |
98.428.543 |
3,14 |
6 |
2008 |
103.206.871 |
4,90 |
7 |
2009 |
105.564.938 |
5,01 |
8 |
2010 |
110.886.682 |
5,10 |
9 |
2011 |
115.244.165 |
5,25 |
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan data Tabel 1 dapat dilihat pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 sebesar 1,86% meningkat menjadi 2,80% pada tahun 2005 karena nilai ekspor mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 sebesar 2,85% meningkat kembali menjadi sebesar 3,14 % di tahun 2007. Pada tahun 2008 mengalami peningkatan yang signifikan menjadi sebesar 4,90 %. Hal ini karena nilai ekspor migas yang masih dominan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi meningkat. Pada tahun 2009 sebesar 5,01% mengalami peningkatan lagi menjadi sebesar 5,10% pada tahun 2010. Pada tahun 2011 sebesar 5,25 %.
Perkembangan Investasi Provinsi Kalimantan Timur
Investasi dalam pendapatan nasional adalah variabel yang sangat mudah mengalami kegoncangan dan sangat tidak stabil, karena investasi sangat dipengaruhi beberapa faktor, disamping pertimbangan psikologis para pengusaha. Kegoncangan yang terjadi pada investasi akan menimbulkan dampak susulan yang lebih hebat pada pendapatan nasional serta kesempatan kerja. Dengan bekerjanya multiplier effect, penurunan investasi akan memberikan dampak penurunan pada tingkat pendapatan nasional dibawah kapasitas pendapatan nasional serta meningkatnya pengangguran.
Peranan investasi terhadap kapasitas produksi nasional memang besar karena investasi merupakan penggerak perekonomian, baik untuk penambahan faktor produksi (misalnya tenaga kerja) maupun berupa peningkatan kualitas faktor produksi. Investasi ini nantinya akan memperbesar pengeluaran masyarakat (permintaan efektif) melalui peningkatan pendapatan masyarakat dengan bekerjanya multiplier effect. Faktor-faktor produksi akan mengalami penyusutan, sehingga akan mengurangi produktivitas
dari faktor-faktor produksi tersebut. Agar tidak terjadi penurunan produktivitas (kapasitas) nasional maka harus diimbangi dengan investasi baru yang lebih besar dari penyusutan faktor-faktor produksi. Akhirnya perekonomian masyarakat (nasional) akan berkembang secara dinamis dengan naiknya investasi yang lebih besar dari penyusutan faktor-faktor produksi tersebut.
Pada tahun 2003 nilai realisasi investasi PMA sebesar US$ 17.914 dan pada tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi US$ 18.302. Pada tahun 2005 PMA mengalami kenaikan menjadi 18.508 dan tahun 2006 PMA naik lagi sebesar US$ 19.702 dan tahun 2007 PMA mengalami kenaikan lagi sebesar 19.986 dan tahun 2008 PMA sebesar 20.501. PMA pada tahun 2009 sebesar US$ 253.049. Pada tahun 2010 sebesar US$ 988.710 dan mengalami peningkatan di tahun 2011 sebesar US$ 1.348.060. Ini menunjukkan pergerakkan PMA dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Tabel 2. Nilai Realisasi Investasi PMDN dan PMA
Tahun |
PMDN (000.000 Rp) |
PMA (US $ 000) |
2003 |
1.574.001 |
17.914 |
2004 |
4.574.458 |
18.302 |
2005 |
278.560 |
18.508 |
2006 |
246.755 |
19.702 |
2007 |
715.235 |
19.986 |
2008 |
254.973 |
20.501 |
2009 |
1.523.515 |
253.049 |
2010 |
7.881.289 |
988.710 |
2011 |
16.196.330 |
1.348.060 |
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur
Nilai investasi dalam negeri dicerminkan dari PMDN. Nilai realisasi PMDN yang masuk ke Kalimantan Timur mengalami peningkatan. Pada tahun 2003 nilai realisasi investasi sebesar Rp 1.574.001 dan tahun 2011 mengalami kenaikan yang signifikan sebesar Rp 16.196.330.
Perkembangan Ekspor Provinsi Kalimantan Timur
Perdagangan luar negeri punya peran besar dalam menunjang perekonomian Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Timur pada khususnya. Aktivitas perdagangan ini bisa dilihat dari nilai ekspor dan impor yang dicatat setiap tahunnya. Melalui kegiatan ekspor maka diperoleh devisa dan dengan kegiatan impor didapatkan bahan baku dan barang modal sebagai input/faktor produksi atau kebutuhan lain yang diperlukan dalam pembangunan. Perkembangan nilai ekspor Kalimantan Timur tahun 2003 sampai tahun
Tabel 3. Nilai Realisasi PMA Yang Dikurskan Tiap Tahun
Tahun |
PMA (US $ 000) |
Kurs (Rp) |
Jumlah (Rupiah) |
2003 |
17.914 |
8.465 |
151.642.010 |
2004 |
18.302 |
9.150 |
170.025.580 |
2005 |
18.508 |
9.400 |
173.975.200 |
2006 |
19.702 |
9.020 |
177.712.040 |
2007 |
19.986 |
9.419 |
188.248.134 |
2008 |
20.501 |
10.950 |
224.485.950 |
2009 |
253.049 |
10.411 |
2.634.493.139 |
2010 |
988.710 |
8.996 |
8.894.435.160 |
2011 |
1.348.060 |
9.158 |
12.345.533.480 |
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur (Data Diolah)
Tabel 4. Nilai Ekspor Migas dan Non Migas (Rupiah)
Tahun |
Migas |
Non Migas |
Jumlah |
2003 |
59.405.736.225 |
17.025.916.915 |
76.431.653.140 |
2004 |
79.408.346.670 |
21.979.833.430 |
101.388.180.100 |
2005 |
106.380.515.580 |
33.967.761.600 |
140.348.277.180 |
2006 |
104.676.676.060 |
45.781.298.320 |
150.457.974.380 |
2007 |
111.199.734.424 |
45.746.575.960 |
156.946.310.384 |
2008 |
186.427.735.800 |
84.037.735.050 |
270.465.470.850 |
2009 |
96.724.405.367 |
100.280.095.019 |
197.004.500.386 |
2010 |
101.828.269.868 |
124.123.812.332 |
225.952.082.200 |
2011 |
170.848.873.126 |
176.918.410.890 |
347.767.284.016 |
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur
2008 dijabarkan pada Tabel 4.
Kalimantan Timur dalam menghasilkan devisa negara melalui perdagangan luar negeri (ekspor), masih tergantung dengan minyak dan gas. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan peran minyak dan gas dalam membentuk nilai ekspor Kalimantan Timur. Pada tahun 2003 sebesar 59,4 milyar rupiah. Pada tahun 2004 meningkat menjadi sebesar 79,4 milyar rupiah. Tahun 2005 meningkat lagi sebesar 106,3 milyar rupiah. Tahun 2006 mengalami penurunan sehingga menjadi sebesar 104,6 milyar rupiah. Tahun 2007 mengalami penurunan lagi sebesar 111,1 milyar rupiah. Tahun 2008 mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi sebesar 186,4 milyar rupiah. Pada tahun 2009 sektor migas masih cukup berperan yaitu sebesar 96,7 milyar rupiah. Tahun 2010 nilai ekspor migas masih sebesar 101,8 milyar rupiah. Tahun 2011 nilai ekspor migas kembali mengalami peningkatan sebesar 170,8 milyar rupiah.
Perkembangan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Timur
Gambaran penyerapan tenaga kerja dapat dilihat dari data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur, terlihat bahwa tenaga kerja di Kalimantan Timur selama kurun waktu 2003 hingga 2011 mengalami kenaikan berfluktuatif. Tabel 5
Tabel 5. Penduduk Yang Bekerja Berumur diatas 15
Tahun
No |
Tahun |
Tenaga Kerja |
1 |
2003 |
1.077.379 |
2 |
2004 |
1.041.494 |
3 |
2005 |
1.078.094 |
4 |
2006 |
1.146.881 |
5 |
2007 |
1.091.625 |
6 |
2008 |
1.259.587 |
7 |
2009 |
1.302.772 |
8 |
2010 |
1.481.898 |
9 |
2011 |
1.591.003 |
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur
menunjukkan kondisi tenaga kerja secara agregat mengalami trend yang naik atau berfluktuatif. Hal ini bisa dilihat selama tahun ke tahun, jika pada tahun 2005 tenaga kerja yang di minta 1.078.094 orang, tetapi pada tahun 2006 tenaga kerja yang diminta mengalami kenaikan sebesar 1.146.881 orang dan tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 1.091.625 orang. Permasalahan ini layak untuk dikaji mengingat jika dilihat dari indikator PDRB, justru terjadi peningkatan yang cukup pesat di Kalimantan Timur. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian terhadap masalah penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur.
Pembahasan hasil analisis estimasi dan uji hipotesis
Tabel 6. Hasil Estimasi Model Sub-Struktur 1
Variabels |
Unstandardized Coefficient Standardized Coefficient B Std. Error Beta T Sig |
(Constant) Investasi Ekspor |
,865 ,741 1,167 ,287 5,117E-12 ,000 ,016 ,059 ,955 1,485E-11 ,000 ,883 3,193 ,019 |
Dependent Variable: PERT_EKO
Tabel 7. Uji Goodness of Fit untuk Model Sub-Struk-tur 1
Adjusted R Std Error of
R R Square Square the Estimate ,895(a) ,802 ,736 ,73860
a Predictors: (constant) EKSPOR, INVESTASI
akan dirunut satu-persatu berikut ini.
-
1) Hasil Estimasi Model Sub-Struktur 1
Untuk menganalisis pengaruh investasi dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Timur digunakan model path analysis jalur melalui regresi linier untuk mengetahui besarnya nilai koefisien jalur dari masing-masing variabel. Pada model analisis jalur sub-struktur 1 akan dihitung adakah pengaruh langsung investasi dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil regresi berganda diperoleh hasil seperti dituangkan pada Tabel 6. Melihat data pada Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa variabel investasi dan ekspor sehingga terbentuklah persamaan Y1 = f ( X1, X2 ), dimana Y1 adalah Pertumbuhan Ekonomi, X1 adalah Investasi, dan X2 adalah Ekspor.
Berdasarkan hasil persamaan model analisis jalur melalui regresi berganda dapat dijelaskan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependent adalah hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel bebas atau independent yang paling berpengaruh adalah variabel ekspor dengan nilai koefisien sebesar 0,883 dan di susul variabel investasi dengan nilai koefisien sebesar 0,059. Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa variabel ekspor dan variabel investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Nilai R-squared (R2) yang diperoleh sebesar 0,802. Angka tersebut menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan hubungan yang sangat kuat antara variabel eksogen (investasi dan ekspor) terhadap variabel endogen (pertumbuhan ekonomi) sebesar 80,2%. Model ini menjelaskan bahwa sub-struktur 1 sangat baik untuk mengestimasi (Goodness of Fit). Nilai koefisien determinasi ini ditampilkan pada Tabel 7.
Untuk menguji apakah secara bersama-sama investasi dan ekspor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi digunakan uji F- Statistik.
Tabel 8. Hasil Uji F-statistik untuk Model Sub-Struktur 1
Sum of Square |
Df |
Mean Square |
F |
Sig | |
Regression |
13,234 |
2 |
6,617 |
12,129 |
,008(a) |
Residual |
3,273 |
6 |
,546 | ||
Total |
16,507 |
8 | |||
a Predictors: (constant) EKSPOR, INVESTASI | |||||
Dependent Variable: PERT_ |
EKO |
Pengujian F-statistik pada model sub-struktur 1, menunjukkan bahwa nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari taraf nyata digunakan (0,008 < 0,05). Maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel bebas yang digunakan dalam model ini mempunyai pengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi pada tingkat kepercayaan 5% (α =0,05) Pengujian F-Statistik ini dapat dilihat pada Tabel 8.
Untuk menguji signifikansi tiap-tiap variabel secara individu dilakukan Uji t-statistik. Berdasarkan data pada Tabel 6 variabel ekspor yang mempunyai pengaruh nyata yang digunakan, sebesar 5% terhadap pertumbuhan ekonomi, karena menunjukkan bahwa nilai probabilitas t-statistik lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu (0,019 < 0,05). Sedangkan nilai variabel investasi menunjukkan bahwa nilai probabilitas t-statistik lebih besar dari taraf nyata yang digunakan yaitu ( 0,955 > 0,05 ), sehingga dapat dirumuskan bahwa variabel investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
-
2) Hasil Estimasi Model Sub-Struktur 2
Untuk model sub-struktur 2 menganalisis pengaruh investasi, ekspor, pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur. Hasil regesi linier untuk model sub struktur 2 (Tabel 9), berbentuk persamaan regresi Y2 = f (Х1, X2, Y1), dimana Y2 adalah Tenaga Kerja, X1 adalah Investasi, X2 adalah Ekspor, dan Y1 adalah Pertumbuhan Ekonomi.
Berdasarkan hasil persamaan model path analisis melalui regresi dapat dijelaskan pengaruh tiap-tiap variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut, hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh adalah variabel investasi dengan koefisien sebesar
Tabel 9. Hasil Estimasi Model Sub-Struktur 2
Variabels |
Standardized Unstandardized Coefficient Coefficient T Sig B Std. Error Beta |
(Constant) Investasi Ekspor Pert_Eko |
934300,809 35905,957 26,021 ,000 2,654E-05 ,000 ,623 7,033 ,001 1,186E-07 ,000 ,052 ,355 ,737 55148,660 17861,298 ,404 ,027 |
Dependent Variable: TENAGA_K
Tabel 10. Uji Goodnes of Fit Model Sub-Struktur 2
R ,991(a)
R Square ,983
Adjusted R Square ,973
Std Error of the Estimate
32314,673
a Predictors: (constant) PERT_EKO, INVESTASI, EKSPOR
Tabel 11. Hasil Uji F-statistik untuk Model Sub-Struktur 2
Sum of Square |
Df Mean Square F Sig |
Regression 302685196169,544 Residual 5221190396,678 Total 307906386566,222 |
3 100895065389,848 96,621 ,000(a) 5 1044238079,336 8 |
a Predictors: (constant) PERT_EKO, INVESTASI, EKSPOR Dependent Variable: TENAGA_K
0.623 disusul variabel pertumbuhan ekonomi sebesar 0.404 dan variabel ekspor yang berpengaruh paling rendah dengan nilai koefisien yaitu sebesar 0,052. Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa ketiga variabel ekspor, investasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja (Tabel 9).
Besarnya R-squared (R2) yang diperoleh sebesar 0,983. Maka angka tersebut menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan hubungan yang sangat kuat antara variabel eksogen (investasi, ekspor dan pertumbuhan ekonomi) terhadap variabel endogen (penyerapan tenaga kerja) sebesar 98,3%. Ini menunjukkan bahwa model sub-struktur 2 sangat baik untuk mengestimasi (Goodness of Fit). Nilai koefisien determinasi ini ditampilkan pada Tabel 10.
Pengujian dengan menggunakan uji F-statistik pada model sub-struktur 2, menunjukkan bahwa nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan ( 0,000 < 0,05). Maka pengujian F-statistik ini dapat dikatakan bahwa ketiga variabel bebas yang digunakan dalam model ini mempunyai pengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja pada tingkat signifikan 5% (α =5 %). Nilai hasil uji F disajikan pada Tabel 11.
Hasil ketiga variabel tersebut digunakan untuk mengukur signifikansi masing-masing variabel secara individu melalui Uji t-statistik. Berdasarkan Tabel 9 nilai variabel investasi yang memiliki pengaruh nyata dan signifikan terhadap penyerapan tenaga
kerja karena menunjukkan bahwa nilai probabilitas t-statistik lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu (0,001 < 0,05). Sedangkan nilai variabel ekspor (0,737 > 0,05) tidak signifikan pengaruhnya, karena probabilitas t-statistiknya lebih besar dari taraf nyata yang digunakan dan variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar (0,027 < 0,05) karena probabilitas t-statistiknya lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan sebesar 5%.
-
3) Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung
Hasil perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung dengan merujuk kepada hasil analisis jalur (path analisys) mediated path model dijabarkan sebagai berikut: Pertama, analisis pengaruh langsung dari estimasi model sub-struktur 1 dan sub-struktur 2 (Direct Causal Effect), adalah sebagai berikut : Investasi (X1) ke Pertumbuhan Ekonomi (Y1) = 0,016; Ekspor (X2) ke Pertumbuhan Ekonomi (Y1) = 0,883; Investasi (X1) ke penyerapan tenaga kerja (Y2) = 0,623; Ekspor (X2) ke penyerapan tenaga kerja (Y2) = 0,052; dan Pertumbuhan Ekonomi (Y1) ke penyerapan tenaga kerja (Y2) = 0,404. Kedua, berdasarkan perhitungan pengaruh tidak langsung (Inderect Causal Effect) diperoleh hasil variabel investasi (X1), ekspor (X2), berpengaruh tidak langsung terhadap variabel penyerapan tenaga kerja (Y2) melalui variabel pertumbuhan ekonomi (Y1).
Tabel 12. Tabulasi Hasil Pengaruh Antar Variabel
Pengaruh Antar Variabel |
Pengaruh | |
Langsung |
(Melalui Y1) | |
X1 → Y1 |
0,016 | |
X2 → Y1 |
0,883 | |
Y1 → Y2 |
0,404 | |
X1 → Y2 |
0,016 x 0,404 |
0,006464 |
X2 Y2 |
0,883 x 0,404 |
0,356732 |
Gambar 3. Diagram Jalur Hasil Analisis Data

Dimana besarnya berpengaruh tidak langsung tersebut antara lain Investasi (X1) terhadap penyerapan tenaga kerja (Y2) melalui pertumbuhan ekonomi (Y1) adalah sebesar 0,006464 (=0,016 x 0,404); pengaruh ekspor (X2) terhadap penyerapan tenaga kerja (Y2) melalui produk domestik regional bruto (Y1) adalah sebesar 0,356732 (= 0,883 x 0,404). Rekapitulasi hasil perhitungan ditampilkan pada Tabel 12. Melihat hasil analisis jalur pada model sub-struktur 1 dan sub-struktur 2 didapatkan nilai koefisien beta sehingga dapat digambarkan diagram jalur penelitian seperti ditampilkan pada Gambar 3.
Faktor ekspor dalam penelitian ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini relevan dengan penelitian empiris yang telah dilakukan Pertiwi (2002) yang membuktikan bahwa ekspor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh yang signifikan dari ekspor ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kakimantan Timur. Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya menaikkan jumlah output, laju pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja. Dengan tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan (ML. Jhingan, 2000). Sementara investasi justru tidak berpengaruh signifikan. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Marhamah (2003) yang menyatakan bahwa investasi berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Timur.
Beberapa teori mengatakan bahwa investasi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sebuah negara yang selanjutnya berdampak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja. Teori ini sejalan dengan penelitian ini bahwa investasi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja melalui pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa selama ini investasi memberikan dampak yang nyata bagi perluasan penyerapan tenaga kerja melalui pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur karena investasi lebih banyak direalisasikan pada sektor padat karya. Menurut Djojohadikusumo (1991), pada dasarnya salah satu cara memperluas kesempatan kerja adalah dengan mengembangkan industri, terutama jenis industri yang bersifat padat karya yang dapat menyerap relatif lebih banyak tenaga kerja dalam proses produksi. Ekspor tidak signifikan pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur, hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan ekspor tidak memberikan dampak nyata bagi perluasan kesempatan kerja di Kalimantan Timur.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil uji hipotesis terhadap variabel-varibel yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Timur, dapat diuraikan beberapa kesimpulan: (1) Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Artinya, peningkatan investasi tidak signifikan pengaruhnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur; (2) Ekspor berpengaruh langsung dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Artinya, peningkatan ekspor akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur; (3) Investasi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Artinya, peningkatan investasi akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Timur; (4) Ekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Artinya, peningkatan ekspor tidak signifikan pengaruhnya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Timur; (5) Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Artinya, peningkatan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Timur; (6) Investasi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja melalui pertumbuhan ekonomi. Artinya, peningkatan investasi terhadap penyerapan tenaga kerja melalui pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh yang signifikan; dan (7) Ekspor tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja melalui pertumbuhan ekonomi. Artinya, peningkatan ekspor terhadap penyerapan tenaga kerja melalui pertumbuhan ekonomi tidak memberikan pengaruh yang signifikan.
SARAN
Beberapa rekomendasi yang dapat ditempuh guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Timur, antara lain memperbaiki iklim investasi, meningkatkan daya saing industri dan pengembangan ekspor, meningkatkan kualitas tenaga kerja dan kewirausahaan.
REFERENSI
Amalia, Lia, 2007. Ekonomi Internasional. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Kusnaidi, 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang.
Kalimantan Timur Dalam Angka, 2011. Badan Pusat Statisitik Kalimantan Timur.
Siegel, Sidney, 1992. Statistik Nonparametrik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Arsyad, Lincolin, 2004. Ekonomi Pembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Mangkusuwondo, Suhadi.1986. Perdagangan dan Pembangunan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Hakim, Abdul, 2004. Ekonomi Pembangunan Indonesia, Yogyakarta.
Hasan, Iqbal, 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Bumi Aksara, Jakarta.
Spiegel, Murray, 1994. Teori Dan Soal Statistika, Erlangga, Jakarta.
Kindleberger, Charles, 1993, Ekonomi Internasional, Erlangga, Jakarta.
Arsyad, Lincolin, 2002, Ekonomi Pembangunan, Edisi ke 4, Cetakan ke 2, Yogyakarta.
Iqbal Hasan, M.M. 2001, Pokok-Pokok Materi Statistik 2, Bumi Aksara, Jakarta.
101
Discussion and feedback