Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809    Vol. 11, No. 2, Desember 2022

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i02.p15

Persepsi Pengunjung terhadap Daya Tarik Wisata di Agrowisata Subak Sembung Pada Era New Normal

KADEK DWI DAMAYANTI, I. G. A. A LIES ANGGRENI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali

Email: [email protected] *[email protected]

Abstract

Visitor’s Perception of Tourism Attraction in Subak Sembung Ecotourism in The New Normal Era

Denpasar city has environmentally based tourist attraction (ecotourism) subak agriculture in the middle of the city that is visited by many people. However, tourist behavior changes in the normal new era. So this study aims to determine the perception of visitors to the tourist attraction in Agrotourism Subak Sembung in the new normal era. The research was conducted at Agrotourism Subak Sembung in March 2021. A close questionnaire is used in data collection, which is distributed directly and filled out online through Google Form. A sample of 100 respondents are taken with nonprobability sampling techniques. The data is collected then analyzed using descriptive analysis techniques with likert scale and SPSS 21 software. The results indicate that the average percentage of the entirety description of the respondents' answers covering the three aspects in these variables are 71.3% in the agreement category that the Covid 19 virus prevention facilities and infrastructure in the Subak Sembung Agrotourism area have not met the standards. Visitors also agree that if the addition of these facilities and infrastructure will make visitors feel safer and more comfortable in visiting, even though some visitors have obeyed health protocols for themselves.

Keywords: perception, subak ecotourism, new normal, covid-19

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Pertanian adalah manifestasi kebudayaan/peradaban manusia yang keberadaannya dewasa ini tidak lepas dari sejarah perkembangan kebudayaan/ peradaban manusia sejak zaman purbakala, tak terkecuali di Indonesia. Contoh sistem pertanian yang ada di Indonesia antara lain, sistem pertanian subak di Bali. Subak sebagai lembaga tradisional tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Selain itu, secara ekonomi mampu menyumbang sekitar 14% dari total PDRB Bali,

Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 11, No. 2, Desember 2022 tertinggi kedua setelah sektor penyediaan akomodasi & makan minum (Mas’ad, 2019).

Subak sebagai warisan sumber daya budaya Bali memiliki landasan dalam mengelola organisasinya yaitu landasan harmoni dan kebersamaan sebagai wujud universal dari konsep Tri Hita Karana. Provinsi Bali telah menetapkan arah pengembangan pariwisatanya melalui kepariwisataan budaya (Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 2 Tahun 2012) salah satunya melalui pengembangan Daya Tarik Wisata (DTW) berbasis subak. Tidak hanya di daerah pedesaan, subak juga ada yang terletak di perkotaan dan memiliki falsafah sama yaitu Tri Hita Karana (tiga penyebab kebahagiaan dengan keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, lingkungan, dan sesamanya) (Diarta & Sarjana, 2018)

Kota Denpasar memiliki lahan pertanian yang dijadikan sebagai objek pariwisata (Agrowisata) di tengah Kota yaitu Agrowisata Subak Sembung yang berada di administratif Kelurahan Peguyangan Kaja. Menurut Pekaseh, I Made Yudara menyatakan bahwa Subak Sembung menjadi salah satu agrowisata dalam subak yang memiliki areal persawahan seluas 103 hektar ini secara administratif termasuk Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara. Terdapat sekitar 200 petani mengelola kawasan sawah yang hampir setiap tahun berproduksi ini. Subak Sembung cukup banyak menarik minat masyarakat untuk berekreasi dan berolahraga sejak tersedianya jogging track di sepanjang pematang sawah. Fasilitas pendukung pariwisata juga di sediakan tempat parkir, kios pedagang bagi masyarakat sekitar yang ingin berjualan, toilet, rest area. Menurut (Keliwar & Nurcahyo, 2016) menyatakan bahwa kondisi internal seseorang dalam melakukan suatu perjalanan wisata terkait dengan keinginan dan kemauan rasa ingin tahu dan pengalaman yang muncul dari diri serta ditunjang oleh kemampuan biaya yang cukup.Jumlah pengunjung yang datang ke Agrowisata Subak Sembung relatif banyak dan berasal dari dalam Kota Denpasar maupun luar Kota Denpasar. Namun pasca merebaknya virus Covid-19 di Indonesia, masyarakat pun kini semakin waspada terhadap diri maupun lingkungannya terlebih ketika ingin melakukan perjalanan wisata. Perubahan perilaku wisatawan akan menjadi hal yang sangat penting bagi aktivitas manajemen destinasi pariwisata. Perilaku wisatawan akan mengalami perubahan terutama berkaitan dengan aspek kesehatan, keamanan dan kebersihan dalam pengambilan keputusan untuk berwisata. Kebijakan peringatan perjalanan dapat memengaruhi kepatuhan atas keyakinan, niat, dan sikap wisatawan (Noble, Willcox, & Behrens, 2012). Adapun faktor-faktor yang memengaruhi persepsi wisatawan terhadap destinasi terdampak seperti persepsi risiko terhadap wabah, kebutuhan untuk pencegahan, manajemen penyakit ketika bepergian serta prioritas keselamatan pribadi wisatawan (Rack dkk., 2005).

Fenomena yang terjadi dilapangan adalah masih kurangnya kedisiplinan pengunjung dalam menerapkan protokol kesehatan di lingkungan Agrowisata Subak Sembung dan sarana prasarana yang disediakan dalam pencegahan virus Covid 19 masih sangat minim. Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan Pekaseh,

Agrowisata Subak Sembung sudah dilengkapi dengan sarana pencegahan virus Covid-19 namun jumlahnya belum memadai dari luas areal Agrowisata dan belum memenuhi standar surat edaran Gubernur Bali Nomor 3355 Tahun 2020. Dari hasil observasi ditemukan bahwa, berdasarkan aspek kognitif pandangan pengunjung terhadap agrowisata ini yaitu masih minimnya sarana dan prasarana pencegahan virus Covid 19 yang tersedia dan pengunjung juga mengetahui masih banyak pengunjung lain yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan. Beberapa kali masih terlihat ada yang berkerumun, tidak menggunakan masker dengan benar, jarang mencuci tangan, hingga bersin dan batuk sembarangan. Terlihat juga tidak ada petugas khusus untuk mengecek suhu tubuh pengunjung sebelum memasuki areal Agrowisata. Padahal pengunjung yang datang bukan hanya dari dalam Kota Denpasar saja, melainkan juga dari lintas kabupaten. Dari aspek afektif, sebagian besar pengunjung masih belum merasa nyaman dalam melakukan kegiatan wisata di areal Agrowisata karena masih banyak pengunjung yang belum disiplin menerapkam protokol kesehatan. Melihat kondisi seperti diatas, untuk menjaga kenyamanan dan juga kepentingan bersama dalam memutus mata rantai virus COVID-19 maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana kesiapan Agrowisata Subak Sembung menghadapi era new normal melalui persepsi pengunjung.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam analisis ini yaitu :

  • 1.    Bagaimana persepsi pengunjung berdasarkan aspek kognitif terhadap daya tarik wisata di Agrowisata Subak Sembung pada era new normal?

  • 2.    Bagaimana persepsi pengunjung berdasarkan aspek afektif terhadap daya tarik wisata di Agrowisata Subak Sembung pada era new normal?

  • 3.    Bagaimana persepsi pengunjung berdasarkan aspek konatif terhadap daya tarik wisata di Agrowisata Subak Sembung pada era new normal?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disimpulkan tujuan penelitian dalam analisis ini yaitu :

  • 1.    Untuk mengetahui persepsi pengunjung berdasarkan aspek kognitif terhadap daya tarik wisata di Agrowisata Subak Sembung pada Era New Normal.

  • 2.    Untuk mengetahui persepsi pengunjung berdasarkan aspek afektif terhadap daya tarik wisata di Agrowisata Subak Sembung pada Era New Normal.

  • 3.    Untuk mengetahui persepsi pengunjung berdasarkan aspek konatif terhadap daya tarik wisata di Agrowisata Subak Sembung pada Era New Normal.

  • 1.4    Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat berupa: sebagai referensi dan bahan bacaan mengenai daya tarik wisata di Agrowisata Subak

Sembung pada era new normal, baik bagi peneliti, pembaca, maupun bagi pengelola Agrowisata.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1    Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Subak Sembung Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, lokasi ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Subak Sembung merupakan salah satu Agrowisata dalam subak yang sampai saat ini masih produktif di pusat Kota Denpasar. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 1 bulan, dimana pengambilan data dilakukan selama bulan Maret 2021.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan berupa simbol, angka, atau bilangan (Burhan, B. 2007). Dalam penelitian ini data kualitatif yang dicari meliputi data yang berkaitan dengan persepsi pengunjung di Agrowisata Subak Sembung pada era new normal. Adapun aspek yang mendasari persepsi pengunjung tersebut di antaranya aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Data kuantitatif, yaitu data yang dalam bentuk angka atau data yang dapat dihitung dan dinyatakan dalam satuan seperti jumlah pengunjung subak sembung, umur, pendidikan, pekerjaan serta data lain yang mendukung dan berhubungan dengan penelitian ini. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari adalah jawaban dari pertanyaan yang diajukan langsung dengan memberikan kuesioner kepada responden (umur, pendidikan, asal/tempat tinggal, pekerjaan, tujuan berkunjung). Data sekunder adalah data yang bersumber dari instansi-instansi yang terkait seperti data Subak Sembung yang berisi luas lahan yang diperoleh dari Pekaseh, serta pendukung lainnya yang didapat melalui internet, buku maupun studi pustaka lainnya.

  • 2.3    Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara mendalam dan terstruktur yaitu teknik untuk memperoleh informasi dan melengkapi data dengan mewawancarai pihak-pihak terkait (Hendri, J. 2009). Wawancara mendalam dilakukan kepada seperti pekaseh dan pengunjung. Observasi merupakan teknik pengumpulan data oleh seseorang dengan cara pengamatan langsung ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan masyarakat yang berkunjung maupun aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh para petani berupa dokumentasi dan catatan kecil, dokumentasi yaitu teknik dengan menelaah dokumen – dokumen dan laporan – laporan yaitu aktivitas sehari-hari para pengunjung dan petani di Agrowisata,

gambar-gambar yang diambil saat peneliti melakukan penelitian yang berupa: gambar keadaan Agrowisata, gambar menyebar kuesioner, dll.

  • 2.4    Penentuan Sampel Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah para pengunjung di Agrowisata Subak Sembung dari bulan Juni 2020 sampai dengan November 2020. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang anggota populasinya tidak mempunyai peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel (Asnawi dan Masyhuri, 2009). Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 100 orang. Penulis memilih teknik accidental sampling, karena Agrowisata Subak Sembung belum melakukan pencatatan lengkap untuk pengunjung yang datang ke Agrowisata Subak Sembung (database pengunjung), maka jumlah populasinya tidak diketahui sehingga cara random tidak dapat dilakukan.

  • 2.5    Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan skala likert dan software SPSS 23.

  • 2.6    Uji Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini teknik analisis data diawali dengan pengujian instrumen yaitu dengan menguji validitas dan reliabilitas instrumen sehingga dapat diketahui apakah jawaban responden tersebut telah dijawab benar atau tidak (Wijaya. T, 2013).

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Deskripsi Variabel Penelitian

Analisis deskriptif variabel penelitian dilakukan untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden atas pernyataan yang disajikan dalam kuesioner. Hasil penyebaran kuesioner akan diolah menggunakan rumus index untuk menentukan kategori penilaian skala Likert. Untuk menentukan kategori skala Likert pada setiap indikator penilaian, maka dilakukan analisis dengan menggunakan rumus total jumlah responden yang memilih dikalikan pilihan angka skor Likert. Pendeskripsian jawaban responden mengenai indikator dalam penelitian dilakukan dengan penggolongan rata-rata persentase skor jawaban responden pada skala pengukuran 5 kriteria yang telah ditetapkan melalui rumus index (Sugiyono, 2017) sebagai berikut:

Total Skor Penilaian

% rumus index =                  x 100%

Skor Tertinggi

Kategori penilaian Skala Likert:

  • a.    Skor 1 : Sangat Tidak Setuju (STS) dengan persentase 20-36%

  • b.    Skor 2 : Tidak Setuju (TS) dengan persentasi 36-52%

  • c.    Skor 3 : Kurang Setuju (KS) dengan persentase 52-68%

  • d.    Skor 4 : Setuju (S) dengan persentase 68-84%

  • e.    Skor 5 : Sangat Setuju (SS) dengan persentase 84-100%

  • 3.2    Penilaian Responden terhadap Indikator Aspek Kognitif

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 12 butir pernyataan mengenai indikator aspek kognitif (pengetahuan, pandangan, pemahaman) pada variabel persepsi pengunjung, maka dapat dibuat deskripsi jawaban responden yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Indikator Aspek Kognitif

No.

Pernyataan

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Mean (%)

Kategori

STS

TS

KS

S

SS

Fr (%)

Fr (%)

Fr (%)

Fr (%)

Fr (%)

1

Ketika memetik hasil pertanian langsung, anda melihat para pengunjung selalu menjaga jarak

17

42

38

2

1

45,6

TS

2

Saat berfoto dengan orang-orangan sawah (lelakut), anda melihat semua pengunjung memakai masker

18

38

41

3

0

45,8

TS

3

Menurut pengamatan anda, pengunjung tidak berkerumun saat berbelanja hasil pertanian di kios pedagang

9

43

42

6

0

49,0

TS

4

Saat Upacara Ngusaba /Piodalan di Pura Subak, anda menyadari untuk menerapkan protokol kesehatan

0

1

3

57

39

86,8

SS

5

Anda menyadari di areal Agrowisata terdapat rambu-rambu penunjuk tempat mencuci tangan

43

43

10

2

2

35,4

STS

6

Anda menyadari di areal Agrowisata terdapat rambu-rambu penunjuk tempat tersedianya hand sanitizier

43

43

11

1

2

35,2

STS

7

Di pintu masuk Agrowisata anda mengetahui terdapat baliho tentang Standar Protokol Kesehatan

2

8

0

49

41

83,8

SS

8

Anda melihat di areal Agrowisata penempatan tempat sampah tersedia secara merata

31

36

32

1

0

40,6

TS

9

Anda mengetahui bahwa terdapat toilet di areal Agrowisata

2

7

24

43

24

76,0

S

10

Anda mengetahui terdapat wastafel di rest area Agrowisata

39

36

19

6

0

38,4

TS

11

Anda melihat adanya handsanitizier di sekitar kios petani

30

46

24

0

0

38,8

TS

12

Menurut pengamatan anda tidak ada orang yang berkerumun di tempat parkir Agrowisata

16

32

49

3

0

47,8

TS

Persentase Rata-rata Keseluruhan Aspek Kognitif

51,93

KS

Sumber: Data Primer (2021)

Tabel 1 menunjukkan persentase rata-rata keseluruhan deskripsi jawaban responden pada indikator aspek kognitif yang meliputi pengetahuan, pandangan, dan pemahaman sebesar 51,93% yang termasuk dalam kategori Tidak Setuju (TS).

  • 3.3    Penilaian Responden Terhadap Indikator Aspek Afektif

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 12 butir pernyataan mengenai indikator aspek afektif (emosi, perasaan, penilaian) pada variabel persepsi pengunjung, maka dapat dibuat deskripsi jawaban responden yang disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Indikator Aspek Afektif

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

No.

Pernyataan

STS

TS

KS

S

SS

Mean (%)

Kategori

Fr (%)

Fr (%)

Fr (%)

Fr (%)

Fr (%)

1

Ketika memetik hasil pertanian, anda lebih nyaman dengan menjaga jarak

0

0

2

60

38

87,2

SS

2

Anda menyukai berfoto dengan orang-orangan sawah (lelakut) dengan tetap menggunakan masker

0

0

14

47

39

85,0

SS

3

Pengunjung yang membeli hasil pertanian di kios pedagang, lebih baik menggunakan sistem antri

0

0

6

47

47

88,2

SS

4

Ketika memasuki Pura Subak  saat  Upacara

Ngusaba/Piodalan sebaiknya    dilakukan

secara bergilir

0

0

1

49

50

89,8

SS

5

Rambu-rambu penunjuk tempat mencuci tangan sangat dibutuhkan oleh pengunjung

0

0

2

45

53

90,2

SS

6

Rambu-rambu penunjuk tempat tersedianya hand sanitizier sangat dibutuhkan oleh pengunjung

0

0

2

45

53

90,2

SS

7

Anda merasa senang terdapat baliho tentang Standar Protokol Kesehatan di pintu masuk Agrowisata

0

0

6

61

33

85,4

SS

8

Anda lebih menyukai tersedianya tempat sampah secara merata di areal Agrowisata

0

0

3

41

56

90,6

SS

9

Menurut anda jumlah toilet di Agrowisata sudah mencukupi

36

35

25

4

0

39,4

TS

10

Menurut anda jumlah wastafel di rest area Agrowisata sudah mencukupi

27

42

29

2

0

41,2

TS

11

Menurut anda jumlah handsanitizier di sekitar kios petani sudah mencukupi

31

40

28

1

0

39,8

TS

12

Menurut anda, tukang parkir di Agrowisata sangat dibutuhkan

0

2

2

51

45

87,8

SS

Persentase Rata-rata Keseluruhan Aspek Afektif

76,23

S

Sumber: Data Primer (2021)

Tabel 2 menunjukkan persentase rata-rata keseluruhan deskripsi jawaban responden pada indikator aspek afektif yang meliputi emosi, perasaan, penilaian sebesar 76,23% yang termasuk dalam kategori Setuju (S).

  • 3.4    Penilaian Responden Terhadap Indikator Aspek Konatif

Berdasarkan hasil tabulasi data jawaban responden terhadap 12 butir pernyataan mengenai indikator aspek konatif (motivasi, sikap, kemasan) pada variabel persepsi pengunjung, maka dapat dibuat deskripsi jawaban responden yang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Indikator Aspek Konatif

No.

Pernyataan

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Mean (%)

Kategori

STS

TS

KS

S

SS

Fr (%)

Fr (%)

Fr (%)

Fr (%)

Fr (%)

1

Anda selalu menjaga jarak, saat memetik hasil pertanian

0

1

13

56

30

83,0

S

2

Anda tidak pernah melepaskan masker sekalipun ketika berfoto dengan orang-orangan sawah (lelakut)

0

1

22

41

36

82,4

S

3

Ketika kios pedagang ramai pengunjung, anda cenderung mengantri untuk membeli hasil pertanian

0

2

13

45

40

84,6

SS

4

Saat Upacara Ngusaba /Piodalan di Pura Subak, anda sangat antusias menerapkan protokol kesehatan

0

0

10

49

41

86,2

SS

5

Tersedianya rambu-rambu penunjuk wastafel membuat anda lebih rajin mencuci tangan

0

0

5

51

44

87,8

SS

6

Tersedianya rambu-rambu penunjuk tempat hand sanitizier membuat anda lebih rajin menggunakannya

0

0

5

40

44

79,0

S

7

Kemasan Standar Protokol Kesehatan berupa baliho, menarik perhatian anda untuk membacanya

0

0

5

59

36

86,2

SS

8

Tersedianya tempat sampah secara merata, membuat anda tidak membuang sampah sembarangan

0

1

3

62

34

85,8

SS

9

Usai menggunakan toilet, anda ikut bertanggung jawab atas kebersihannya

0

0

1

55

44

88,6

SS

10

Usai menggunakan wastafel, anda ikut bertanggung jawab atas kebersihannya

0

0

1

56

43

88,4

SS

11

Ketika berkunjung ke kios pedagang, anda menyempatkan untuk menggunakan hand sanitizier

0

2

8

50

40

85,6

SS

12

Saat berada di tempat parkir Agrowisata, anda selalu menjaga jarak dengan pengunjung yang lain

0

1

17

54

28

81,8

S

Persentase Rata-rata Keseluruhan Aspek Konatif

84,95

SS

Sumber: Data Primer (2021)

Tabel 3 menunjukkan persentase rata-rata keseluruhan deskripsi jawaban responden pada indikator aspek konatif yang meliputi motivasi, sikap, dan kemasan sebesar 84,95% yang termasuk dalam kategori Sangat Setuju (SS) karena sebagian besar responden sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

  • 3.5    Pembahasan

Persepsi pengunjung terhadap daya tarik berdasarkan aspek kognitif terbagi menjadi tiga yaitu pengetahuan, pandangan, dan pemahaman. Maka total indikator serta pernyataan yang ditampilkan pada kuesioner adalah sebanyak tiga indikator. Setelah melihat hasil dari pengolahan data, maka diketahui persepsi pengunjung terhadap daya tarik wisata di Agrowisata subak sembung pada era new normal sebesar 51,93% dan termasuk kategori “Tidak Setuju” karena terdapat beberapa ketidaktaatan pengunjung dalam menerapkan protokol kesehatan.

Persepsi pengunjung terhadap daya tarik berdasarkan aspek afektif terbagi menjadi tiga yaitu emosi, perasaan dan penilaian. Maka total indikator serta pernyataan yang ditampilkan pada kuesioner adalah sebanyak tiga indikator. Setelah melihat hasil dari pengolahan data, maka diketahui persepsi pengunjung terhadap daya tarik wisata di Agrowisata subak sembung pada era new normal sebesar 76,23% dan termasuk kategori “Setuju” responden menilai ada beberapa fasilitas protokol kesehatan yang perlu di terapkan ataupun ditambah jumlahnya.

Persepsi pengunjung terhadap daya tarik berdasarkan aspek kognatif terbagi menjadi empat yaitu motivasi, sikap, kemauan, dan keinginan. Maka total indikator serta pernyataan yang ditampilkan pada kuesioner adalah sebanyak empat indikator. Setelah melihat hasil dari pengolahan data, maka diketahui persepsi pengunjung terhadap daya tarik wisata di Agrowisata subak sembung pada era new normal sebesar 84,95% dan termasuk kategori “Sangat Setuju” responden menilai ada beberapa fasilitas protokol kesehatan yang perlu di terapkan ataupun ditambah jumlahnya.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1    Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yaitu persepsi pengunjung terhadap daya tarik wisata berdasarkan aspek kognitif meliputi pengetahuan, pandangan, dan masuk dalam kategori Tidak Setuju (TS) karena terdapat beberapa ketidaktaatan pengunjung dalam menerapkan protokol kesehatan dan kurangnya sarana dan prasarana pencegahan virus Covid 19. 2. Persepsi pengunjung terhadap daya tarik wisata berdasarkan aspek afektif meliputi emosi, perasaan, dan penilaian masuk dalam kategori Setuju (S) karena responden menilai ada beberapa fasilitas protokol kesehatan yang perlu diterapkan ataupun ditambah jumlahnya. Persepsi pengunjung terhadap daya tarik wisata berdasarkan aspek konatif meliputi motivasi, sikap, dan kemasan masuk dalam kategori Sangat Setuju

  • (SS)    karena sebagian besar responden sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran yaitu pada aspek kognitif, pihak pengelola Agrowisata Subak Sembung bisa meningkatkan dan mengoptimalkan fasilitas pada objek wisata sesuai dengan standar protokol kesehatan yang berlaku. Contohnya dengan menambah jumlah wastafel, toilet, hingga menyediakan spot hand sanitizier. Dan menambah rambu-rambu petunjuk/arah lokasi tempat tersedianya sarana pencegahan dengan tujuan para pengunjung bisa lebih mudah mengetahui bahwa di areal Agrowisata sudah tersedia sarana dan prasarana pencegahan virus Covid 19 dengan jumlah yang memadai. Pada aspek afektif, pihak pengelola Agrowisata Subak Sembung sebaiknya menambah petugas untuk mengecek suhu tubuh agar pengunjung merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, serta menambah himbauan berupa spanduk larangan untuk berkerumun atau harus menggunakan masker dengan benar saat berada di areal Agrowisata. Dengan harapan dapat meningkatkan rasa nyaman dan aman dalam berkunjung di masa pandemi. Pada aspek konatif, pihak pengelola dan anggota subak sebaiknya dapat saling bekerja sama mendisiplinkan pengunjung apabila melihat ada yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan cara kekeluargaan

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada pihak-pihak yang membantu dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Asnawi, & Masyhuri. (2009). Metodologi Riset Manajemen Pemasaran. Malang: UIN Press.

Burhan, B. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

Diarta, I. K. S., & Sarjana, I. M. (2018). Strategi Pengembangan Subak Padanggalak sebagai Daya Tarik Wisata di Kota Denpasar Bali. Media Konservasi, 23(3), 281–292.

Hendri, J. (2009). Riset Pemasaran. Merancang Kuesioner. Depok: Universitas Gunadarma.

Keliwar, S., & Nurcahyo, A. (2016). Motivasi dan Persepsi Pengunjung Terhadap Obyek Wisata Desa Budaya Pampang di Samarinda. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure, 12(2), 12–27. https://doi.org/10.17509/jurel.v12i2.1462.

Mas’ad. (2019). Analisis Kelestarian Subak Pasca ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

Rack, J., Wichmann, O., Kamara, B., Günther, M., Cramer, J., Schönfeld, C., … Jelinek, T. (2005). Risk and spectrum of diseases in travelers to popular tourist destinations. Journal of Travel  Medicine,  12(5),  248–253.

https://doi.org/10.2310/7060.2005.12502

Noble, L. M., Willcox, A., & Behrens, R. H. (2012). Travel Clinic Consultation and Risk Assessment. Infectious Disease Clinics of North America, 26(3). https://doi.org/10.1016/j.idc.2012.05.007

Wijaya, T. (2013). Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

654