Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Produksi Selada Daun (Lactuca sativa var. crispa L) di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 11, No. 1, Juli 2022
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i01.p30
Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Produksi Selada Daun (Lactuca sativa var. crispa L) di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan
NI PUTU RAHAYU CHANDRA DEWI, RATNA KOMALA DEWI*, DEWA GEDE RAKA SARJANA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB Sudirman Denpasar 80232
Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
Factors Affecting the Production of Lettuce (Lactuca sativa var.crispa L) in Baturiti Village, Baturiti District, Tabanan Regency
Lettuce (Lactuca sativa L) is a horticultural commodity that has high economic value. Lettuce can grow well if planted in an environment that suits its variety. Baturiti District is known as a lettuce-producer region. However, lettuce production has fluctuated due to inefficiency problems that are related with production inputs. This study aims to determine the factors that influence the lettuce production and the allocative efficiency to determine whether the use of production input factors is efficient or not in terms of price. The research was conducted in Baturiti Village by analyzing production factors such as arable land, seeds, manure, liquid pesticides, and labor using the Cobb-Douglass production function. Analysis was conducted by using data from the September to November 2019 planting season. The result shows that production factors such as arable land, manure and pesticides have a significant effect on lettuce production. The factors of seed production and labor do not have a significant effect on lettuce production. The use of manure and liquid pesticides is not efficient yet and must be added. The addition must meet the principles of “five right” for manure and “six right” for liquid pesticides in order to produce maximum profit.
Keywords: leaf lettuce, production factors, allocative efficiency
Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selada dapat tumbuh dengan baik jika di tanam di lingkungan yang sesuai dengan jenis varietasnya. Selada memiliki rasa yang manis dan tekstur yang renyah. Selada mengandung zat mineral iodium, fosfor, besi, tembaga, kolbalt, seng, kalsium, mangan dan kalium yang sangat berkhasiat dalam
menjaga keseimbangan tubuh (Aini et al, 2010). Selada memiliki banyak manfaat antara lain untuk memperbaiki dan memperlancar pencernaan dan berfungsi sebagai obat penyakit panas dalam (Haryanto, dkk 1995). Selada juga memiliki kandungan vitamin A dan C yang tinggi (Zulkarnain, 2013). Menurut Cahyono et al (2005) varietas-varietas selada dibagi menjadi empak kelompok, yaitu selada kepala, selada rapuh, selada daun, dan selada batang.
Berdasarkan data luas panen dan produksi tanaman hortikultura semusim di Kabupaten Tabanan pada tahun 2017, produksi tanaman selada berada pada urutan keenam sebesar 2,395 ton dengan luas lahan 189 Ha (BPS dan DPTPH Kabupaten Tabanan, 2018). Salah satu sentral produksi hortikultura tanaman selada di Kabupaten Tabanan yakni terletak di Kecamatan Baturiti. Produksi selada di Kecamatan Baturiti mengalami fluktuasi serta dalam tahun-tahun terakhir mengalami penurunan produktivitas (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabanan, 2018). Permasalahan yang terjadi berkaitan dengan penggunaan faktor input produksi selada yang belum optimal. Penelitian dilakukan di Desa Baturiti dimana petani di Desa Baturiti memprioritaskan selada sebagai sumber mata pencaharian yang menjadi pegangan pendapatan petani. Jenis yang paling banyak di tanam yaitu selada daun (Lactuca sativa var. crispa L). Faktor-faktor produksi yang digunakan oleh petani selada daun di Desa Baturiti yaitu luas lahan garapan, benih, pupuk kandang, pestisida cair nabati dan tenaga kerja. Menurut Soekartawi (2010), prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi (input) pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut digunakan secara seefisien mungkin untuk menghasilkan produksi yang maksimum.
Upaya mengefisienkan penggunaan input produksi dan meningkatkan produksi selada daun perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi selada daun (Lactuca sativa var. crispa L) di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
-
1. Bagaimana pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi (luas lahan garapan, benih, pupuk kandang, pestisida cair dan tenaga kerja) terhadap produksi selada daun (Lactuca sativa var. crispa L) di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti.
-
2. Bagaimana efisiensi alokatif (harga) penggunaan faktor-faktor produksi (luas lahan garapan, benih, pupuk kandang, pestisida cair dan tenaga kerja) pada usahatani selada daun (Lactuca sativa var. crispa L) di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan efisiensi alokatif (harga) penggunaan faktor produksi pada usahatani selada daun di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
Penelitian ini dilakukan di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan yang dilakukan selama tiga bulan dari bulan Januari sampai dengan April 2020. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive). Lokasi penelitian ini dipilih di Desa Baturiti yang merupakan salah satu yang menjadi sentra produksi selada, dan memiliki keadaan iklim yang cocok untuk usahatani selada dikarenakan selada sangat cocok di tanam di dataran tinggi.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data produksi selada pada musim tanam September-Oktober-November 2019. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang bersifat angka atau bilangan. Data kuantitatif pada penelitian ini berupa input-input produksi yang digunakan meliputi jumlah produksi, harga input produksi, penggunaan faktor-faktor produksi selada seperti luas lahan garapan, benih, pupuk kandang, pestisida cair dan tenaga kerja, serta informasi pendukung penelitian lainnya yang dapat diperhitungkan secara kuantitas. Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata, bisa berbentuk angka namun tak bersifat angka, yang menggambarkan hubungan antara data dengan informasi seperti gambaran umum lokasi penelitian serta penjelasan-penjelasan yang terkait dengan penelitian yang meliputi karakteristik petani responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari petani.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber datanya berupa karakteristik petani responden, harga jual, pajak lahan, harga input produksi, penggunaan faktor-fakor produksi selada daun serta penerimaan dan biaya input produksi. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah ada atau memperoleh data dari peneliti terdahulu untuk mendapatkan informasi tambahan. Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang menunjang penelitian, informasi yang didapat dari dinas atau lembaga terkait, serta informasi yang di dapat melalui media internet.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
-
1. Wawancara, melakukan komunikasi dua arah atau tanya jawab langsung dengan responden yang terkait dengan penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan. Pihak yang menjadi narasumber dalam pengumpulan data ini adalah petani selada daun di Desa Baturiti.
-
2. Studi kepustakaan, dengan mencari teori-teori dan penjelasannya melalui buku-buku, literature dan media internet.
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan usahatani selada daun di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Petani yang terdaftar sebagai petani hortikultura yang berusahatani selada sebanyak 56 orang. Jumlah populasi dan rumus penentuan sampel menggunakan metode slovin dengan batas toleransi kesalahan sebesar 10% (Riduwan dan Akdon,2009), diperoleh jumlah sampel penelitian sebesar.
56 . H
n =
56(0,l)a+l
n = 35,8 = 36 petani
Hasil perhitungan di dapat jumlah sampel penelitian berjumlah 36 petani responden. Teknik dalam pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan cara undian.
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Permasalahan pertama menggunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap produksi selada daun. Permasalahan kedua menggunakan analisis rasio nilai produk marginal NPM dengan harga produk Px untuk mengetahui efisiensi alokatif (harga) penggunaan faktor-faktor produksi selada daun.
Fungsi produksi Cobb-Douglass merupakan suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel dimana variabel dependen yang dijelaskan (Y) dan variabel independent yang menjelaskan (X) (Soekartawi,1990). Tahap-tahap dalam menganalisis fungsi produksi adalah sebagai berikut.
-
a. Identifikasi variabel bebas dan terikat
Faktor input produksi yang digunakan yaitu luas lahan garapan, benih, pupuk, pestisida cair dan tenaga kerja. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah produksi selada daun.
-
b. Analisis regresi
Pada saat dilakukan estimasi model regresi berganda data yang digunakan harus dipastikan terbebas dari penyimpangan asumsi klasik untuk normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas (Gujarati, 2006). Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan bantuan software SPSS 20.0 for Windows. Pengujian asumsi klasik yaitu, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Setelah data dipastikan bebas dari penyimpangan asumsi klasik, maka dapat dilanjutkan
dengan analisis regresi breganda. Model regresi dari fungsi produksi Cobb-Douglas dapat di tulis sebagai berikut.
Y = β0X1β1, X2β2, X3β3, X4β4, X5β5,…
Xnβn….…………..……………………………(1)
Fungsi produksi tersebut diubah menjadi bentuk fungsi regresi linier berganda dengan cara mentranformasikan persamaan tersebut ke dalam log-natural. Bentuk persamaan fungsi tersebut menjadi sebagai berikut.
LnY = Lnβ0 + β1 LnX1 + β2 LnX2 + β3 LnX3 + β4 LnX4 + β5 LnX5 + βn LnX1+ e ………(2)
y = b0, + b1X1, + b2X2, + b3X3 , + b4X4 , + b5X5, + bnXn,+ e ……………………..…(3)
Keterangan :
Y = Produksi usahatani selada daun (kg)
-
X1 = Luas lahan garapan (ha)
X2 = Benih (kg)
X3 = Pupuk kandang (kg)
X4 = Pestisida cair (ml)
X5 = Tenaga kerja (HOK)
b0 = Intercept/ konstanta
b1 = Koefisien regresi faktor produksi ke -I (=1,2,3,)
e = error.
Selanjutnya dengan menggunakan regresi linier berganda dapat diketahui besarnya nilai R2, f-hitung dan t-hitung.
-
1. Uji R2 (Koefisien determinasi)
Dengan mengetahui sejauh mana variabel bebas (Xi) dapat menjelaskan variabel terikat (Y) digunakan nilai koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi dapat dituliskan sebagai berikut.
R2= 1 – (nΣbi)/(ΣQi2).....................................................(4)
-
2. Uji F
Pengujian terhadap model penduga ini untuk mengetahui bersama-sama apakah faktor-faktor produksi berpengaruh nyata terhadap produksi selada daun digunakan uji-f, secara sistematis dapat dituliskan sebagai berikut.
F-hitung = (l-R^/(n-« ..................................................(5)
Keterangan:
n = Jumlah pengamatan (sampel)
k = Jumlah koefisien regresi dugaan termasuk konstanta
Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%).
-
3. Uji t
Uji berikutnya untuk menguji apakah pengaruh variabel bebas (Xi) yang digunakan dalam usahatani selada daun secara parsial berpengaruh nyata terhadap
hasil produksi (Y) digunakan uji-t, dimana tingkat signifikan yang digunakan adalah 5%. Semua variabel bebas diuji satu persatu.
t-hitung = bi = ⅛ .................................................... (6)
≡a IbiJ
Keterangan :
bi = Koefisien regresi
Se (bi) = Parameter penduga dari unsur sisa
Nilai signifikan adalah sama dengan nilai peluang dari nilai t-hitung. Apabila tingkat signifikansi t lebih besar dari α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, sebaliknya jika tingkat signifikansi t lebih kecil dari atau sama dengan α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Efisiensi alokatif menunjukkan kesesuaian jumlah masukan dengan jumlah
yang membuat keuntungan maksimum. Usahatani selada daun dapat dikatakan efisien apabila nilai produk marginal (NPM) suatu faktor produksi sama dengan
harganya. Tingkat efisiensi alokatif dari usahatani selada daun di Desa Baturiti
ditunjukkan dengan nilai rasio NPMxi dengan Pxi dari masing-masing faktor
produksi, secara sistematis dapat ditulis dalam rumus sebagai berikut.
PRxi =
Xi
PMxi = bi. PRxi
NPMxi = PMxi. Py
NPMxl _ NPMx2 NPMxn _
1
Pxl Px2 Pxn
(Efisien)…………………………………………………(7)
Keterangan :
NPMxi = Nilai Produk Marginal input produksi ke-i
PMxi = Produk Marginal input produksi ke-i PRxi = Produk rata-rata ke-i bi = Elastisitas produksi
Y = Produksi (rata-rata)
Py = Harga produk (rata-rata)
Pxi = Harga input (rata-rata)
Xi = Jumlah input produksi X (rata-rata)
NPMxi λ ---- = 1 Pxi
(Efisien)………………………………………………………………….(8) (Belum
efisien).……………… ^< (Tidak efisien)
(9)
(10)
Tingkat efisiensi harga perlu diuji kebenarannya terlebih dahulu, apakah input produksi selada daun belum efisien atau tidak efisien. Pengujian dengan uji probabilistik menggunakan uji-t statistik rumus sebagai berikut.
Py. PMxi = Pxi
PMxi
Uji-t = bi-PMχi .................................... (11)
Keterangan
PMxi = Produk Marginal input produksi ke-i
Pxi = Harga Input (rata-rata)
Py = Harga Output (rata-rata)
bi = Elastisitas masukan ke-i
Se = Standar eror
Kriteria uji-t yaitu apabila t-hitung > t-tabel pada taraf α 5% maka penggunaan input produksi X belum efisien dan apabila t-hitung < t-tabel pada taraf α 5% maka penggunaan input produksi X tidak efesien.
-
3. Hasil dan Pembahasan
Analisis linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan input produksi terhadap produksi selada daun di Desa Baturiti dianalisis dengan menggunakan model regresi fungsi produk Cobb-Douglass dengan variabel independen meliputi luas lahan garapan (X1), benih (X2), pupuk kandang (X3) pestisida cair (X4) dan tenaga kerja (X5) terhadap variabel dependen produksi selada daun (Y).
-
1. Analisis model regresi
Hasil persamaan model regresi untuk model fungsi produksi selada daun di Desa Baturiti diperoleh persamaan sebagai berikut.
Ln Y = -0,257- 0,116 LnX1- 0,043 LnX2+ 1,000 Ln X3+ 0,146 Ln X4+0,063 Ln X5 Persamaan tersebut kemudian dikembalikan ke bentuk asli sehingga bentuknya menjadi.
Y = e-0,257.X1-0,116.X2-0,043.X31,000.X40,146.X50,063
Y = 0,773368. X1-0,116.X2-0,043.X31,000.X40,146.X50,063
-
2. Koefisien determinasi R2
Hasil koefisien determinasi R2 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Hasil Uji Koefisien Determinasi R2
Model R R Square Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 0,980a 0,960 0,954 |
0,1242622645897 |
Sumber: Diolah dari data primer (2020) |
Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,960. Hal ini menunjukkan bahwa persentase variasi produksi selada daun dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas yaitu (luas lahan garapan, benih, pupuk kandang, pestisida cair dan tenaga kerja) sebesar 96% sedangkan sisanya 4% dijelaskan oleh variabel lainnya diluar penelitian.
-
3. Uji F
Hasil Uji F dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2.
Hasil Uji F
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
1 Regression |
11,251 |
5 |
2,250 |
145,727 |
0,000a |
Residual |
0,463 |
30 |
0,015 | ||
Total |
11,714 |
35 |
Sumber: Diolah dari data primer (2020)
Kesimpulan dalam penelitian ini, nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel yaitu 145,727 > 2,53, tingkat signifikansi menunjukkan 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi (a) yaitu 5%. Kesimpulan bahwa variabel independen luas lahan, benih, pupuk kandang, pestisida cair dan tenaga kerja berpengaruh sangat nyata terhadap produksi selada daun di Desa Baturiti.
-
4. Uji t
Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
T |
Sig. | |
B |
Std. Error | |||
1 (Constant) |
-0,257 |
0,421 |
-0,611 |
0,546 |
Luas Lahan Garapan |
-0,116 |
0,032 |
-3,576 |
0,001** |
Benih |
-0,043 |
0,032 |
-1,358 |
0,185NS |
Pupuk Kandang |
1,000 |
0,072 |
13,818 |
0,000** |
Pestisida Cair |
0,146 |
0,039 |
3,743 |
0,001** |
Tenaga Kerja |
0,063 |
0,084 |
0,755 |
0,456NS |
a. Dependent Variable: ln_y
Keterangan : ** = Signifikan pada taraf nyata a = 5% : NS = Non Signifikan
Sumber: Diolah dari data primer (2020)
Berdasarkan Tabel 3 hasil Uji t untuk variabel luas lahan garapan tingkat signifikansi sebesar 0,001, variabel pupuk kandang tingkat signifikansi sebesar 0,000, dan variabel pestisida cair tingkat signifikansi sebesar 0,001, menunjukkan bahwa tingkat signifikansi ketiga variabel tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi (a), yaitu 0,05. Kesimpulannya faktor produksi luas lahan garapan, pupuk kandang, pestisida cair berpengaruh nyata terhadap produksi selada daun. Variabel benih dan
tenaga kerja tingkat signifikansi masing-masing variabel sebesar 0,185 dan 0,456 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi ketiga variabel tersebut lebih besar dari taraf signifikansi (a), yaitu 0,05. Kesimpulannya faktor produksi benih dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi selada daun.
Analisis efisiensi alokatif terhadap faktor produksi, hanya variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi selada daun yang dianalisis, dikarenakan variabel yang berpengaruh tersebut masih mempunyai peluang terhadap penambahan jumlah satuan inputnya. Variabel luas lahan garapan tidak dimasukkan kedalam model analisis efisiensi dengan rasio NPMxi/Pxi. Luas lahan garapan dianalisis dengan efisiensi teknis, karena luas lahan garapan untuk selada daun petani responden merupakan luas lahan garapan milik pribadi maka tidak terdapat harga sewa lahannya (Pxi). Hasil analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani selada daun di Desa Baturiti dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.
Hasil Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Selada Daun
No |
Variabel |
Bi |
PMxi (bi.PRxi) |
NPMxi (PMxi.Py) |
Pxi |
NPMxi/Pxi |
1 |
Pupuk kandang |
1 |
1,164 |
34.923 |
1.333 |
26,20 |
2 |
Pestisida cair |
0,146 |
4,306 |
129.165 |
1.247 |
103,61 |
Y (produksi rata-rata) = 900,667 (kg) Py (harga jual rata-rata selada daun) = |
30.000 (Rp/kg) |
Sumber: Diolah dari data primer (2020)
Hasil analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani selada daun di Desa Baturiti, menunjukkan nilai produk marginal dengan harga masing-masing faktor input produksi pupuk kandang dan pestisida cair secara keseluruhan penggunaan faktor input produksi pada usahatani selada daun belum mencapai tingkat efisiensi harga yaitu NPMxi/Pxi sama dengan satu.
Hasil uji-t statistik analisis efisiensi penggunaan input produksi pada usahatani selada daun di Desa Baturiti dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5.
Hasil Uji-t Statistik Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Selada Daun
No |
Variabel |
bi |
PMxi (Pxi/Py) |
t-tabel (α = 5%) |
t-hitung (α = 5%) |
Keterangan |
1 |
Pupuk kandang |
1,174 |
0,044 |
2,042 |
8,094 |
Belum Efisien |
2 |
Pestisida cair |
1,400 |
0,042 |
2,042 |
4,650 |
Belum Efisien |
Sumber: Diolah dari data primer (2020) |
Berdasarkan Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa faktor produksi pupuk kandang dan pestisida cair belum efisien karena nilai t-hitung > t-tabel, penggunaan faktor produksi tersebut perlu di tambah untuk mencapai efisiensi.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa secara parsial faktor produksi luas lahan garapan sebesar 0,001, pupuk kandang sebesar 0,000 dan pestisida cair sebesar 0,001 berpengaruh nyata terhadap produksi selada daun. Faktor produksi benih dan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap produksi selada daun. Tingkat efisiensi harga penggunaan faktor produksi pupuk kandang sebesar 26,20 dan pestisida cair sebesar 103,61 yang berarti belum efisien.
Hasil analisis dan simpulan yang telah dipaparkan maka dapat diajukan saran bahwa penggunaan pupuk kandang dan pestisida cair perlu di ditambah. Penambahan pupuk kandang dan pestisida cair harus sesuai anjuran agar dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. Penambahan pupuk kandang harus memenuhi kriteria lima tepat yakni tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat tempat dan tepat cara. Penambahan pestisida cair juga harus memenuhi kriteria enam tepat yakni tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis pestisida, tepat waku penggunaan, tepat dosis, dan tepat cara penggunaan.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak khususnya para petani selada daun di Desa Baturiti yang telah membantu penelitian ini dan juga berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga dapat bermanfaat adanya.
Daftar Pustaka
Aini. R.Q., Y. Sonjaya dan M.N. Hana.2010. Penerapan Bionutrien KPD pada tanaman selada keriting (Lactuca sativa L). Jurnal Sains dan Teknologi Kimia.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan. 2018. Kecamatan Baturiti Dalam Angka.
Cahyono, B. 2005. Teknik Budi Daya dan Analisa Usahatani Selada. Aneka Ilmu, Semarang.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabanan. 2018.
Laporan Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim (Lokal).
Gujarati D. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta. Haryanto, E., S. Tina. dan R. Estu. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statiska. Alfabeta. Jakarta.
Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi, dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglass. Rajawali Pers: Jakarta.
Soekartawi. 2010. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persana. Indonesia.
Zulkarnain. (2013). Budidaya Sayuran Tropis. Bumi Aksara. Jakarta
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
336
Discussion and feedback