Dampak Festival Budaya Pertanian terhadap Kawasan Pertanian Di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 10, No. 2, Desember 2021
Dampak Festival Budaya Pertanian terhadap Kawasan Pertanian Di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung
IDA AYU GDE PURNA DEWI, I WAYAN WINDIA*, I MADE SARJANA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Jalan PB Sudirman Denpasar 80232, Bali
Email: purna.dewi81@yahoo.com * wayanwindia@ymail.com
Abstract
The Impact of the Agricultural Culture Festival on the Agricultural Area in Pelaga Village, Petang District, Badung Regency
Agricultural Culture Festival in Pelaga Village, Petang District, Badung Regency is initiated to improve the image of agriculture, agritourism, nature conservation, creative economy, agricultural product transaction, and agricultural synergy. The purpose of the event is to increase tourist visits, product marketing, and the regional income of Badung Regency. This research aims to analyze the impact of the Agricultural Culture Festival on tourism image improvement in the North Badung region. This study uses qualitative methods. Primary data was collected through indepth interviews with key informants and secondary data was obtained from literature in the form of books, journals, book reviews, online mass media, and other sources. The results showed that the implementation of the Agricultural Culture Festival on agricultural areas in Pelaga Village, Petang District, Badung Regency has a positive impact on the image of agriculture as a tourist attraction, agro-tourism development, nature conservation, creative economy, agricultural product transactions, and agricultural synergy. Suggestions from this research are that the Agricultural Culture Festival activities will further develop or add innovations so that people remain enthusiastic about participating in these activities and provide wider opportunities for local people in agricultural cultural festival activities. The agriculture and food office is expected to be able to add new activities to the implementation of agricultural cultural festivals with innovations such as coffee stands featuring local baristas, the election of Jegeg Bagus ambassadors, optimizing the role of the Women's Farmers Group and the local community, optimizing the role of students and creating young people as educational media. and investment. The existence of an increase in innovation activities at the implementation of agricultural culture festivals can develop and continue to be implemented. The continued implementation of these activities and the development of innovations are expected to increase the enthusiasm of the community, especially the Pelaga Village farmers in participating in these activities.
Keywords: objectives, impact, agricultural culture festival activities
Pertanian dalam arti sempit yaitu segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman untuk memperoleh produksi fisik yang maksimum (Sumantri, dalam Anasfisia, 2015). Pertanian merupakan salah satu sektor yang masih bertahan dalam pesatnya perkembangan pariwisata yang ada di Bali khususnya di Kabupaten Badung. Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang tergolong maju, baik dari kawasan pertanian maupun pariwisata. Walaupun tergolong maju, di Kabupaten Badung terjadi kesenjangan pembangunan antara Badung Utara dan Badung Selatan, dimana Badung Utara berfokus pada pembangunan pertanian, sedangkan di Badung Selatan lebih maju dalam pembangunan pariwisata. Upaya untuk mengatasi terjadinya kesenjangan antara pembangunan pertanian di Badung Utara dengan pariwisata di Badung Selatan, pemerintah Kabupaten Badung menganggendakan acara festival budaya pertanian terhadap kawasan pertanian di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung
Pada konsepnya festival budaya pertanian di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung tujuannya adalah membangkitkan citra Badung Utara, memperkenalkan produk-produk pertanian, mengajegkan nilai budaya pertanian, edukasi dan sebagai pesta gathering rakyat. Kegiatan ini sangat mendukung kemajuan dunia pariwisata, karena merupakan bagian dari promosi pariwisata yang dilakukan masyarakat Kabupaten Badung khususnya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, yang akan berdampak pada meningkatnya pendapatan daerah yang nantinya akan dimanfaatkan untuk pembangunan di Kabupaten Badung.
Festival Budaya Pertanian ini perlu di lakukan monitoring agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan lebih menekankan pada pemantauan proses pelaksanaan (Suryana, 2015). Dalam proses monitoring dapat mengetahui kegiatan festival budaya pertanian akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan kawasan pertanian tersebut. Di harapkan dampak positif dari festival budaya pertanian pada kawasan pertanian yaitu mampu membangun kawasan pertanian hingga memiliki nilai tinggi pada produk unggulan para petani di Kabupaten Badung. Dampak dari festival budaya pertanian tersebut nantinya untuk mengetahui sejauh mana kegiatan tersebut memiliki pengaruh terhadap kawasan pertanian di Kabupaten Badung. Dampak kegiatan tersebut berfokus pada kawasan pertanian di Kabupaten Badung. Pelaksanaan Festival Budaya Pertanian diadakan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang penulis dapatkan, sebagai berikut.
-
1. Bagaimanakah dampak pelaksanaan festival budaya pertanian terhadap kawasan pertanian di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung?
-
2. Kendala yang dialami pada saat berjalannya pelaksanaan festival budaya pertanian di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.
-
1. Untuk mengetahui dampak pelaksanaan festival budaya pertanian kawasan pertanian dengan pariwisata di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
-
2. Untuk mengetahui kendala yang dialami pada saat berjalannya pelaksanaan festival budaya pertanian di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2018 hingga April 2019. Bertempat di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
Jenis data penelitian teridiri atas data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Data kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti; kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka (Basuki, 2006).
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian (Hamidi, 2004). Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2013).
Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Pada penelitian ini penentuan informan tidak didasarkan perwakilan populasi, namun berdasarkan kedalaman informasi yang dibutuhkan, yaitu dengan menemukan informan kunci. Penemuan informan dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum.
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2010). Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara sebagai alat utama untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2011).
Berdasarkan variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, akan dilakukan evaluasi terhadap program Festival Budaya Pertanian, sehingga mampu melihat dampak yang dicapai dalam program tersebut dari indikator dampak (dampak ekonomi dan dampak sosial, budaya). Pengukuran dilakukan menggunakan parameter yang telah ditentukan untuk melihat dampak yang muncul dalam program tersebut. Berikut sajian variabel, indikator, parameter, dan pengukuran dampak pelaksanaan program Festival Budaya Pertanian.
-
3. Hasil dan Pembahasan
Dampak sebagai suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas di mana aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik, dan biologi (Soemarwoto, 2005). Kegiatan Festival Budaya Pertanian di Kabupaten Badung yang sudah terlaksana untuk ketujuh kalinya mendapatkan respon yang baik dari masyarakat. Festival dari pemerintah Kabupaten Badung ini di laksanakan dengan tujuan membangkitkan citra pertanian di Kabupaten Badung. Pelaksaan festival budaya tersebut diharapkan memiliki dampak dalam mengatasi kesenjangan antara pembangunan pertanian di Badung Utara dengan pariwisata di Badung selatan. Dampak dalam penelitian ini di ukur dari citra pertanian, agrowisata, konservasi alam, ekonomi kreatif, transaksi produk-produk pertanian, dan sinergi pertanian dengan pariwisata.
Dampak positif dari festival budaya pertanian yang dilihat dari parameter pertanian yang masih diminati menunjukkan hasil di lapangan bahwa Kabupaten Badung masih memiliki citra pertanian yang cukup baik dan masih di minati oleh masyarakatnya sebagai sumber penghasilan dan menunjang keberhasilan pelaksaan festival budaya pertanian. Hal tersebut di dukung dengan kondisi di lapangan bahwa masyarakat sekitar masih terus melakukan kegiatan pertanian. Kebanyakan yang ditanam oleh masyarakat di Desa Pelaga yaitu tanaman jeruk, kelapa, dan sayur-sayuran.
Berkembangnya agrowisata di satu daerah tujuan wisata akan memberikan manfaat untuk peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintahan dengan kata lain bahwa fungsi pariwisata dapat dilakukan dengan fungsi budidaya pertanian dan pemukiman pedesaan dan sekaligus fungsi konservasi (Sastrayuda, 2010). Dampak positif festival budaya pertanian yang dilihat dari parameter meningkatnya pengunjung agrowisata menunjukkan bahwa kedatangan dari pengunjung festival budaya pertanian secara tidak langsung mengetahui adanya agrowisata di desa tersebut. Hal tersebut memberikan dampak terhadap meningkatnya pengunjung agrowisata oleh wisatawan domestik maupun asing yang ingin mengetahui bagaimana secara langsung kondisi agrowisata yang dikembangkan di Desa Pelaga.
Pengelolaan berbagai jenis sumber daya alam yang dilakukan secara bijaksana yang bertujuan untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan meningkatkan kualitas dan memelihara keanekaragaman dan nilai (UU No. 5 Tahun 1990). Festival Budaya Pertanian Kabupaten Badung secara tidak langsung akan berdampak positif pada konservasi alam. Dalam festival menyadarkan dan meningkatkan keinginan pengunjung betapa pentingnya pertanian dalam kelangsungan kehidupan. Ini secara tidak sengaja mensosialisasikan agar pertanian harus tetap hidup untuk kesinambungan alam.
Dampak positif festival budaya pertanian yang dilihat dari parameter ekonomi kreatif, mampu mengajarkan petani dalam meningkatkan mutu produk, keterampilan diri dalam dunia wirausaha pertanian demi meningkatan daya jual hasil pertanian mereka melalui stand – stand yang disiapkan pemerintah untuk memfasilitas dalam mengasah dan meningkatkan potensi pertanian kearah ekonomi kreatif.
Dampak positif festival budaya pertanian yang dilihat dari parameter meningkatkan pendapatan Desa Pelaga, Masyarakat tentunya memiliki kesempatan untuk meningkatkan nilai jual produk pertanian yang mereka hasilkan sehingga memperoleh keuntungan dari keikut sertaan mereka pada festival tersebut. Pelaksanaan festival tersebut menambah kesempatan bagi masyarakat Desa Pelaga untuk mengenalkan dan memperluas jaringan pasar dari target pasar sebelumnya, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang sudah bekerjasama langsung dengan PT Moena Fresh dan Tiara Group.
Dampak positif festival budaya pertanian yang dilihat dari parameter adanya MoU atau kerjasama antara kawasan pertanian dan pariwisata menunjukkan bahwa
dari kegiatan Festival Budaya Pertanian di Kabupaten Badung merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk ketujuh kalinya, yang mana kegiatan ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2012 yang lalu dimana masyarakat sangat antusias dan mendukung penuh pelaksanaan kegiatan festival sehingga pelaksanaan festival tersebut sangat sukses.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan festival budaya pertanian terhadap kawasan pertanian di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung telah memberikan dampak dalam beberapa hal, sebagai berikut (a) Citra pertanian menunjukkan adanya peningkatan area pemeliharaan dan mempertahankan luas area pertanian., (b) Konservasi alam, dalam peningkatan pemeliharaan dan mempertahankan hutan lindung. (c) Transaksi produk ini, terlihat dalam peningkatan luas pemasaran dalam hal transaksi jual beli produk pertanian. (d) Sinergi pertanian dengan pariwisata adanya transaksi dan kontrak kerjasama pembelian hasil pertanian/perkebunan serta pendapatan masyarakat yang berjualan disekitar lokasi festival meningkat karena adanya kunjungan dari wisatawan yang datang. Sinergi pertanian dengan pariwisata adanya kerjasama antara kawasan pertanian dan pariwisata, dalam hal memasok sayur – mayur.
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu tetap melakukan monitoring terhadap perkembangan persepsi masyarakat dan perkembangan ekonomi, sehingga dapat mengetahui sejauh mana kegiatan festival tersebut memiliki pengaruh terhadap kawasan pertanian di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Dari adanya peningkatan kegiatan-kegiatan inovasi baru pada pelaksanaan festival budaya pertanian dapat lebih berkembang dan agar dapat memberikan dampak yang lebih baik lagi dan dapat membuat masyarakat di Desa Pelaga lebih antusias dalam mengikuti pelaksanaannya dan tentunya peningkatan promosi dan fasilitas untuk meningkatkan daya kunjung dari masyarakat Bali maupun Wisatan lokal dan Internasional. Memberi peluang yang lebih luas bagi masyarakat lokal untuk memamerkan hasil pertanian dengan mengisi stan-stan yang ada dalam kegiatan festival budaya pertanian, sehingga dapat dilihat dan memperoleh pangsa pasar dari adanya wisatawan yang hadir lalu membeli hasil produk mereka secara langsung dan untuk menambah wawasan para petani dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Desa Pelaga.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis ucapkan terimakasih atas seluruh pihak yang telah memberikan masukkan, kritik, dan dukungan sehingga e-jurnal ini dapat penulis selesaikan sebaik-baiknya. Penulis berharap jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Pustaka
Anasfisia. 2015. Analisis Jaringan Pedagang Padi dan Beras di Kecamatan
Tilatang Kamang Kabupaten Agam Sumatera Barat. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Yogyakarta: Rineka Cipta
Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian.Malang.UMM Press.
Sastrayuda, G. 2010. Konsep Pengembangan Kawasan agro Wisata. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemarwoto, 2005. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. UGM Press, Yogyakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suryana, M.Pd, Asep. 2015. Strategi Monitoring Dan Evaluasi (Monev) Sistem
Penjaminan Mutu Internal Sekolah. Universitas Pendidikan
Indonesia.Bandung
Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
567
Discussion and feedback