Jurnal Agribisnis dan Agrowisata

ISSN: 2685-3809

Vol. 10, No. 1, Juli 2021

Peran Yayasan Kalimajari dalam Pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana

IZZAN HADIATMA RAMADHANA, I DEWA PUTU OKA SUARDI, RATNA KOMALA DEWI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB. Sudirman, Denpasar, Bali, 80232

Email: izzanhadiatma@yahoo.com okasuardi@unud.ac.id

Abstract

The Role of the Kalimajari Foundation in Assisting Sustainable Cocoa Certification in Melaya Sub-District of Jembrana Regency

Assistance is a strategy that will determine the success of a community empowerment program. Assistance as a strategy commonly used by governments and non-profit organizations in an effort to improve the quality of human resources. This research was conducted with the aim to find out about the role of assistance and the level of satisfaction of sustainable cocoa certification assistance in the study area. NGO involvement in community work generally rests on three visions, namely answering humanitarian guidance, carrying out community development efforts towards creating self-help conditions and directing the stages of community development towards the stages of community empowerment. This research was conducted in Melaya Sub-District with a sample of 41 respondents. Samples were obtained from Subak Abian who participated in Sustainable Cocoa Certification. The data analysis method used was a Likert Scale analysis using class intervals 1 to 5. The results showed that the Kalimajari Foundation played a significant role in assisting Sustainable Cocoa Certification in Melaya Sub-District. Assistance activities in the form of representative activities are included in the category of significant roles, assistance activities in the form of facilitation and education activities are classified as quite contributing categories, while assistance in technical activities is classified as less contributing categories. It can be concluded that the Participants of Sustainable Cocoa Certification feel quite satisfied with the assistance provided by the Kalimajari Foundation. Based on the results of the study, the level of satisfaction in the role of representatives classified in the category of satisfaction, the level of satisfaction of the role of facilitation and education is classified in the category of quite satisfied, while the level of satisfaction of the technical role is classified in the category of unsatisfied.

Keywords: role, assistance, community development, certification

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1    Latar Belakang

Kakao (Theobrema Cacao L.) merupakan salah satu komuditas unggulan dari sub sektor perkebunan yang sangat penting bagi perekonomian nasional. Sampai dengan tahun 2010, Indonesia masih menggantungkan industri kakaonya pada ekspor kakao non olahan (biji kakao), sehingga menjadi sumber pendapatan dan devisa negara. Indonesia masuk dalam lima besar negara penghasil biji kakao di dunia. Data dari ICCO dalam Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2015), Pantai Gading menjadi negara dengan produksi kakao terbesar di dunia, disusul dengan Ghana dan Indonesia di nomer dua serta ketiga. Ketiga Negara terebut telah mendominasi kurang lebih 75% pasar kakao di dunia.

Bali sebagai satu provinsi, sebuah pulau kecil, yang wilayahnya terdiri dari delapan kabupaten dan satu kota administratif. Pada dasarnya masyarakat Bali adalaah masayrakat agraris kemudian dalam tiga dekade berubah secara perlahan menjadi masyarakat pariwisata (Pendit, Nyoman S, 2001). Tanaman kakao kini sedang berkembang pesat di Kabupaten Jembrana. Berdasarkan data BPS Bali tahun 2016 produksi kakao terbesar di Bali dihasilkan dari Kabupaten Jembrana dengan produksi 2.848 ton. Jika dilihat dari luas arealnya Kabupaten Jembrana memiliki luas areal perkebunan kakao terluas dengan luas 6.259 ha dibandingkan dengan kabupaten lainnya (BPS Provinsi Bali,2016). Kecamatan Melaya memiliki luas areal perkebunan kakao terbesar kedua dengan luas mencapai 1.936 ha dan menghasilkan kakao dengan banyak 791 ton (BPS Kabupaten Jembrana,2016). Sejak tahun 2011 sebagian areal telah berhasil mendapatkan sertifikasi organik dan UTZ melalui program Kakao Lestari.

Lembaga Swadaya Masyarakat secara umum diartikan sebagai sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Lembaga Swadaya Masyarakat atau sering disebut dengan nama lain Non Government Organization (NGO) atau organisasi non pemerintah (Ornop), bahwa keberadaannya sangat mewarnai kehidupan di Indonesia. LSM telah menjadi kekuatan tersendiri dalam model tiga sektor (three sector model), yang terdiri dari pemerintah sebagai sektor pertama. Dunia usaha sebagai sektor kedua, dan lembaga voluntir sebagai sektor ketiga. LSM berkedudukan sebagai lembaga penengah yang menengahi pemerintah dan warga negara.

Komoditas lokal disuatu wilayah, seyogyanya mampu tumbuh sebagai pondasi ekonomi yang dapat berperan besar dalam membangun kemandirian untuk mencapai kesejahteraan masyarakat setempat. Potensi komoditas kakao yang berada di Kabupaten Jembrana memiliki peluang besar untuk dipertahankan keberadaanya. Terdapat 138 subak abian yang berpotensi dalam komoditi kakao, namun belum setengahnya yang mengikuti Sertifikasi Kakao Lestari.

Keadaan ini disadari betul oleh Yayasan Kalimajari sebagai bagian dari Lembaga Swadaya Masyarakat bergerak menaungi petani untuk mengoptimalkan subak abian yang berpotensi kakao di Kabupaten Jembrana. Dalam rangka memenuhi standar yang telah ditentukan unuk mencapai kualitas dan kuantitas yang baik dari lembaga sertifikasi. Sehingga ditahun selanjutnya target 138 subak abian di Kabupaten Jembrana yang berpotensi kakao dapat tersertifikat. Pada tahun 2010 Yayasan Kalimajari bersama dengan Pemereintah Daerah Kabupaten Jembrana

mencoba mengembangkan potensi komoditi kakao yang berada di Jembrana dengan mengembangankan komoditi kakao secara berkelanjutan. Pengembangan tersebut bertujuan untuk menjadikan kakao Jembrana yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Atas dasar tersebut maka hadirlah program kakao berkelanjutan atau kakao lestari dalam kerangka sertifikasi. Sertifikasi ini dipilih sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kakao yang dihasilkan sehingga memiliki posisi tawar terhadap pembeli besar untuk ekspor.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkam latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan adalah (1) bagaimana peran Yayasan Kalimajari sebagai LSM dalam pendampingan sertifikasi kakao di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana? (2) Bagaimana tingkat kepuasan petani terhadap layanan pendampingan sertifikasi kakao oleh Yayasan Kalimajari?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) Mengetahui peran Yayasan Kalimajari sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam pendampingan sertifikasi kakaodi Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. (2) Mengetahui tingkat kepuasan petani terhadap pendampingan sertifikasi kakaooleh Yayasan Kalimajari

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1    Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada subak abian di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive, yaitu metode penentuan lokasi yang dilakukan dengan secara sengaja. Waktu pengumpulan data mulai Juni 2019 sampai dengan Juli 2019.

  • 2.2    Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data primer dan sekunder. Data kualitatif merupakan data yang berupa keadaan, proses, kejadian yang dinyatakan dalam bentuk perkata, tidak berupa angka yang dapat dihitung serta data kuantitatif merupakan data yang berupa angka-angka yang dapat diukur dalam satuan tertentu dan dapat dihitung secara statistik dan sistematis (Sugiyono, 2017). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah tingkat peran pendampingan, tingkat kepuasan petani, jumlah populasi anggota peserta sertifikasi yang berada di Subak Abian dan jumlah sampel yang diambil. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi.

  • 2.3    Populasi dan Sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan nomogram Harry King, sampel yang diambil sebanyak 41 orang dari jumlah populasi sebanyak 122 orang.

  • 2.4    Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui tanggapan petani terhadap tingkat kepuasan dan peran Yayasan Kalimajari dalam pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya, Kabupaten

Jembrana. Indikator yang berupa fasilitasi, edukasi, perwakilan, dan teknis dengan skala untuk pengukuran yang akan diteliti dengan menggunakan Skala Likert.

  • 2.5    Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam tujuan pertama penelitian ini adalah analisis desktriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjabarkan secara jelas dan sistematis data yang didapat berupa deskripsi kegiatan Yayasan Kalimajari sesuai dengan peran. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi anggota Sertifikasi Kakao Lestari terkait dengan tingkat kepuasan dan peran Yayasan Kalimajari dalam Pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari. Skala Likert berfungsi untuk menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari yang sangat diharapkan sampai dengan tidak diharapkan.

  • 3    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Karakteristik Responden

      3.1.1    Umur

Seluruh responden dalam penelitian ini berjumlah 41 orang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebanyak 35 responden (85,4%) petani termasuk dalam kategori produktif dan enam responden (14,6%) petani termasuk dalam kategori non produktif. Lionberger dalam Mardikanto (1996) menyampaikan bahwa semakin tua seseorang, biasanya semakin lamban mengadopsi inovasi, dan cenderung hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh warga masyarakat setempat. Selengkapnya dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Karekteristik responden berdasarkan umur

No

Kelompok Umur (Tahun)

Kategori Kelompok Umur

Jumlah

Orang

%

1

< 15

Usia belum produktif

-

-

2

15 s.d 64

Usia Produktif

35

85,4

3

> 64

Usia tidak produktif

6

14,6

Total

41

100

Sumber: Data primer (2019)

  • 3.1.2    Jenis kelamin

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa semua responden pada penelitian berjenis kelamin laki-laki. Hal tersebut dipengaruhi oleh status responden sebagai kepala rumah tangga. Tidak adanya responden perempuan dipengaruhi kebiasaan masyarakat bahwa laki-laki memiliki tanggung jawab untuk menjadi kepala rumah tangga serta bekerja sebagai petani identik dengan pekerjaan yang menggunakan banyak tenaga fisik. Sehingga secara keseluruhan responden pada penelitian ini berjenis kelamin laki-laki.

  • 3.1.3    Tingkat pendidikan

Hasil penelitian ini sejalan dengan Saridewi (2010), yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat mengubah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang lebih baik, serta mendukung proses belajar dikemudian hari. Menurut

Soekartawi (1991) bahwa petani yang berpendidikan tinggi adalah relative lebih cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya petani yang berpendidikan rendah, mengalami kesulitan untuk melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat. Kondisi ini menunjukkan bahwa petani yang mengikuti Sertifikasi Kakao Lestari relative lebih baik karena akan lebih cepat mengadopsi inovasi baru.

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkatan terakhir responden yang ditempuh dalam jalur pendidikan formal atau bangku sekolah. Distribusi responden berdarsakan tingkat pendidikan didominasi dengan lulusan tamat SMA sebanyak 30 responden (73,2%), data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Karekteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

No

Tingkat pendidikan (formal)

Kategori

Orang

%

1

SD

Rendah

7

17,1

2

SMP

Sedang

4

9,7

3

SMA

Tinggi

30

73,2

Total

41

100

Sumber: Data primer 2019

  • 3.1.4    Jumlah anggota keluarga

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa responden dengan jumlah anggota rumah tangga tiga sampai lima orang sebanyak 82,9% dengan besaran jumlah responden ini sebanyak 34 rumah tangga, sedangkan kategori rumah tangga yang beranggotakan lebih dari lima orang sebanyak dua rumah tangga (4,9%) dan dengan jumlah anggota rumah tangga di bawah tiga orang sebanyak lima rumah tangga (12,2%). Menurut Arimbawa (2004) bahwa jumlah tanggungan rumah tangga menjadi motivasi untuk lebih giat dalam berproduksi. Kondisi ini menunjukkan bahwa petani yang mengikuti Sertifikasi Kakao Lestari relative lebih baik karena akan lebih termotivasi dalam memproduksi kakao. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3

Karekteristik responden berdasarkan jumlah aggota keluarga

No

Jumlah anggota keluarga

Kategori

Jumlah

Orang

%

1

< 3

Kecil

5

12,2

2

3 s.d 5

Sedang

34

82,9

3

> 5

Besar

2

4,9

Total

41

100

Sumber : Data primer (2019)

  • 3.1.5    Luas lahan

Luas lahan merupakan salah satu faktor utama produksi, dimana luas lahan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya produksi yang akan dihasilkan. Menurut Hernanto (1993) menyatakan bahwa luas lahan usahatani menentukan pendapatan, taraf hidup, dan derajat kesejahteraan rumah tangga petani, serta menjadi motivasi bagi petani untuk lebih giat dalam berusahatani. Berdasarkan data penelitian

menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan yang dimiliki responden untuk budidaya kakao sebesar 123 are dengan kisaran luas lahan antara 20 are – 300 are. Mayoritas responden dengan persentase 63,4% berada pada kepemilikan lahan sebesar 20 are – 132 are dan 31,7% responden memiliki lahan sebesar 133 are – 244 are serta sisanya dengan persentase hanya 4,9% petani dalam kepemilikan lahan yang berkategorikan sangat luas. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Karekteristik responden berdasarkan luas lahan

No

Luas lahan (are)

Kategori

Jumlah

Orang

%

1

20 – 76

Sangat sempit

10

24,4

2

77 – 132

Sempit

16

39,0

3

133 – 188

Sedang

8

19,5

4

189 – 244

Luas

5

12,2

5

245 – 300

Sangat luas

2

4,9

Total

41

100

Sumber : Data primer (2019)

  • 3.2    Peran Pendampingan

Berdasarkan hasil penelitian persepsi responden terhadap peran pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari yang dilakukan oleh Yayasan Kalimajari menunjukkan kategori cukup berperan dengan capaian skor sebesar 79,8. Artinya persepsi dari semua unsur peran pendampingan yang meliputi peran fasilitasi, edukasi, perwakilan dan teknis berada pada kategori cukup berperan yang berarti Yayasan Kalimajari cukup berperan dalam pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya. Persepsi responden terhadap peran pendampingan Yayasan Kalimajari dalam pendampingan Serifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5

Peran pendampingan peserta sertifikasi kakao lestari

No

Unsur Peran Pendampingan

Capaian Skor

Kategori

1

Fasilitasi

17,0

Cukup Berperan

2

Edukasi

25,3

Cukup Berperan

3

Perwakilan

25,7

Berperan

4

Teknis

11,8

Kurang Berperan

Total

79,8

Cukup Berperan

Sumber: Data primer diolah,2019

Berdasarka Tabel 5, unsur pendampingan teknis yang mendapatkan skor terendah dengan kategori kurang berperan daripada unsur pendampingan yang lain. Dikarenakan kurangnya intensitas kegiatan peningkatan keterampilan teknis pada kelembagaan anggota di Subak Abian sehingga berpengaruh terhadap partisipasi dan keterlibatan aktif anggota dalam kelembagaan Subak Abian, serta jarang dilaksanakannya pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk seluruh peserta Sertifikasi Kakao Lestari.

  • 3.2.1    Peran fasilitasi

Peran fasilitasi yakni peran yang dijalankan pekerja masyarakat dengan cara memberi stimulant dan dukungan kepada masyarakat. Peran ini meliputi pemberian semangat, menangani dan menghubungkan, mendorong, membangun kesepakatan, memfasilitasi atau memperlancar kelompok, penggunaan keterampilan dan sumber-sumber, mengatur. Dalam peran fasilitasi ini meliputi kegiatan berupa 1) Sosialisasi Sertifikasi Kakao Lestari, 2) Pertemuan khusus dengan petani peserta Sertifikasi Kakao Lestari, 3) Sosialisasi produksi dari proses fermentasi hingga pengiriman, dan 4) promosi melalui media massa, poster dan pembagian dokumen. Persepsi responden terhadap peran fasilitasi yang dilakukan oleh Yayasan Kalimajari dalam pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6

Pencapaian Skor dan Distribsu Frekwensi Responden Pada Peran Pendampingan Fasilitasi Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya

No

Capaian skor peran fasiliasi

Kategori

Orang

%

1

15,0 – 15,9

Sangat tidak berperan

12

29,3

2

16,0 – 16,9

Kurang berperan

5

12,2

3

17,0 – 17,9

Cukup berperan

8

19,5

4

18,0 – 18,9

Berperan

9

22,0

5

19,0 – 20,0

Sangat berperan

7

17,0

Total

41

100

Sumber: Data primer diolah,2019

Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa pendampingan fasilitasi Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya dalam kategori cukup berperan. Dapat diketahui bahwa sebanyak 41,5% responden termasuk dalam kategori sangat tidak berperan dan kurang berperan, 19,5% responden lainnya yang termasuk dalam kategori cukup berperan, dan 39% responden tergabung dalam kategori berperan hingga sangat berperan.

  • 3.2.2    Peran edukasi

Peran edukasi yakni peran-peran pelatihan, dalam pengembangan masyarakat terjadi proses pembelajaran terus-menerus dari masyarakat maupun pekerja kemasyarakatan untuk selalu memperbarui keterampilan, cara berfikir, cara berinteraksi, cara mengatasi masalah dan sebagainya. Peran ini meliputi membangun kesadaran, memberi penjelasan, dan pelatihan. Dalam peran edukasi ini meliputi kegiatan berupa 1) pelatihan Internal Management System (IMS)/ Internal Control System (ICS) untuk meningatkan pemahaman klian subak terkait penjaminan mutu produk dan peranannya dalam menjaga mutu yang dihasilkan, 2) pelatihan UTZ untuk meningkatkan pengetahuan petani sehingga mampu meningkatkan produktifitas dan mutu yang dihargai oleh pasar, 3) pelatihan Good Agriculture Practices (GAP) untuk memberikan pemahaman terkait praktik budidaya tanaman kakao yang baik, sesuai dengan standar yang ditentukan, 4) pelatihan organik untuk mendorong kesadaran akan produksi makanan sehat bebas residu pestisida dan pupuk kimia, 5) pelatihan terkait perlindungan badan air, dan 6) belajar bersama rutinan. Pencapaian skor dan distribus frekwensi responden dalam peran edukasi

Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7

Pencapaian Skor dan Distribusi Frekwensi Responden pada Peran Pendampingan

Edukasi Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya

No

Capaian skor peran edukasi

Kategori

Orang

%

1

22,0 – 23,5

Sangat tidak berperan

13

31,7

2

23,6 – 25,1

Kurang berperan

4

9,8

3

25,2 – 26,7

Cukup berperan

7

17,1

4

26,8 – 28,3

Berperan

12

29,3

5

28,4 – 30,0

Sangat berperan

5

12,1

Total

41

100

Sumber: Data primer diolah,2019

Berdasarkan Tabel 7, yang menyebabkan banyaknya responden dengan presentase 31,7% tergolong dalam kategori sangat tidak berperan sehingga berdampak pada capaian pada unsur pendampingan edukasi ini. Dikarenakan kegiatan pelatihan yang dilakukan selama berjalanya pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari kurang mengikut sertakan seluruh peserta sertifikasi melainkan hanya perwakilan atau ketua dari Subak Abian, meskipun peran edukasi terkategorikan cukup berperan. Yayasan Kalimajari sebaiknya dalam mengadakan pelatihan sebaiknya dengan mengikut sertakan seluruh peserta sertifikasi secara bertahap, serta memberikan pemahaman terkait perlindungan badan air dan pelatihan IMS/ICS untuk meningatkan pemahaman klian subak terkait penjaminan mutu produk dan peranannya dalam menjaga mutu yang dihasilkan.

  • 3.2.3    Peran perwakilan

Peran perwakilan ini dijalankan oleh LSM dalam interaksinya dengan lembaga luar, atas nama masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat. Peran ini meliputi usaha mendapatkan donasi, melakukan advokasi atau pembelaan masyarakat, membuat mitra atau network, bertukar pengalaman dan pengetahuan, serta menjadi juru bicara masyrakat. Dalam peran perwakilan ini meliputi kegiatan berupa 1) audit internal dan eksternal, 2) menyampaikan harapan dan aspirasi petani kepada pemangku kepentingan (pemerintah daerah dan pembeli), 3) mewakili petani menemui stakeholder untuk mengumpulkan donasi atau dana sukarela, 4) study banding antar petani kakao atau instansi untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan, 5) membangun mitra dan jaringan baru, dan 6) mencarikan bantuan sarana produksi berupa solar driyer dan kotak fermentasi.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa peran perwakilan oleh Yayasan Kalimajari dalam pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya dalam kategori berperan. Karena total dari 41 responden terdapat sebanyak 61% termasuk dalam kategori berperan hingga sangat berperan dan 22,0% responden termasuk dalam kategori sangat tidak berperan dan kurang berperan serta sisanya 17% responden dalam kategori cukup berperan. Pencapaian skor dan distribusi frekwensi responden pada peran perwakilan Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8

Pencapaian Skor dan Distribusi Frekwensi Responden Pada Peran Perwakilan oleh Yayasan Kalimajari dalam Pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya

No

Capaian skor peran perwakilan

Kategori

Orang

%

1

17,0 – 19,5

Sangat tidak berperan

4

9,8

2

19,6 – 22,1

Kurang berperan

5

12,2

3

22,2 – 24,7

Cukup berperan

7

17,0

4

24,8 – 27,3

Berperan

5

12,2

5

27,4 – 30,0

Sangat berperan

20

48,8

Total

41

100

Sumber: Data primer diolah,2019

  • 3.2.4    Peran teknis

Yakni peran dalam menerapkan keterampilan teknis untuk mengembangkan masyarakat. Pekerjaan seperti pengumpulan dan analisis data, penyajian laporan secara lisan dan tertulis, manajemen dan pengendalian dana sangat membutuhkan keterampilan teknis. Dalam peran teknis ini meliputi kegiatan berupa 1) meningkatkan keterampilan teknis K3 anggota dengan mengadakan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja, 2) meningkatkan keterampilan kelembagaan anggota dengan mengadakan pelatihan manajemen kelembagaan di Subak Abian, dan 3) mendampingi anggota untuk pengumpulan berkas yang dibutuhkan. Pencapaian skor dan distribusi frekwensi pada peran teknis Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya dapa dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9.

Pencapaian Skor dan Distribusi Frekwensi Responden pada Peran Teknis oleh Yayasan Kalimajari dalam Pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya

No

Capaian skor peran fasiliasi

Kategori

Orang

%

1

10,0 – 10,9

Sangat tidak berperan

5

12,2

2

11,0 – 11,9

Kurang berperan

12

29,3

3

12,0 – 12,9

Cukup berperan

8

19,5

4

13,0 – 13,9

Berperan

15

36,6

5

14,0 – 15,0

Sangat berperan

1

2,4

Total

41

100

Sumber: Data primer diolah,2019

Berdasarkan Tabel 9, bahwa mayoritas responden kurang mendapatkan penerapan keterampilan teknis dari Yayasan Kalimajari selama berjalanya pendampingan Serifikasi Kakao Lestari. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa peran teknis oleh Yayasan Kalimajari dalam pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya dalam kategori kurang berperan. Karena total dari 41 responden menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan persentase 41,5% dalam kategori sangat tidak berperan hingga kurang berperan dan 39% persen responden yang termasuk dalam kategori berperan hingga sangat berperan serta sisanya 19,5% responden dalam kategori cukup berperan. Artinya peran teknis yang dilakukan oleh Yayasan Kalimajari dalam Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan

Melaya kurang mendapatkan penilaian positif fari dari responden. Dikarenakan kurangnya intensitas kegiatan peningkatan keterampilan teknis pada kelembagaan anggota di Subak Abian sehingga berpengaruh terhadap partisipasi dan keterlibatan aktif anggota dalam kelembagaan Subak Abian, serta jarang dilaksanakannya pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk seluruh peserta Sertifikasi Kakao Lestari.

  • 3.3    Tingkat kepuasan pendampingan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap kepuasan pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari yang dilakukan oleh Yayasan Kalimajari termasuk dalam kategori cukup puas atau sedang dengan capaian skor 53.8, yang artinya peserta sertifikasi merasa cukup puas terhadap pendampingan yang selama ini dilakukan oleh Yayasan Kalimajari dalam Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya. Dari keempat unsur pendampingan, unsur perwakilan yang mendapatkan skor tertinggi kepuasan dan unsur teknis yang mendapatkan skor terendah. Persepsi responden terhadap tingkat kepuasan pendampingan oleh Yayasan Kalimajari dalam pendampingan Serifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10.

Pencapaian Skor dan Distribusi Frekwensi Responden pada Tingkat Kepuasan Peserta Sertifikasi Kakao Lestari Terhadap Pendampingan oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya

No

Unsur kepuasan pendampingan

Capaian skor

Kategori

1

Fasilitasi

16,6

Cukup puas

2

Edukasi

8,3

Cukup puas

3

Perwakilan

17,3

Puas

4

Teknis

11,5

Kurang puas

Total

53.8

Cukup puas

Sumber: Data primer diolah,2019

Berdasarkan Tabel 10, menunjukkan tingkat kepuasan peserta pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya mendapatkan penilaian cukup puas dari responden. Dapat diketahui bahwa unsur pendampingan teknis yang mendapatkan skor terendah dengan kategori kurang puas daripada unsur pendampingan yang lain. Dikarenakan kurangnya intensitas kegiatan peningkatan keterampilan teknis pada kelembagaan anggota di Subak Abian sehingga berpengaruh terhadap partisipasi dan keterlibatan aktif anggota dalam kelembagaan Subak Abian, serta jarang dilaksanakannya pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk seluruh peserta Sertifikasi Kakao Lestari.

  • 3.3.1    Tingkat kepuasan fasilitasi

Dalam parameter kepuasan fasilitasi ini berupa 1) tersalurkannya harapan dari anggota sertifikasi petani, 2) tersedianya sarana promosi dan ketersedian pasar, 3) termotivasi mengikuti Sertifikasi Kakao Lestari, dan 4) tersadarkan akan dampak baik dari Sertifikasi Kakao Lestari. Pencapaian skor dan distribusi frekwensi kepuasan fasilitasi Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11

Pencapaian Skor dan Distribusi Frekwensi Responden Pada Tingkat Kepuasan Fasilitasi pada Pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya

No

Skor tingkat kepuasan fasilitasi

Kategori

Orang

%

1

14,0 – 15,1

Sangat tidak puas

10

24,4

2

15,2 – 16,3

Kurang puas

9

22,0

3

16,4 – 17,5

Cukup puas

11

26,8

4

17,4 – 18,7

Puas

6

14,6

5

18,8 – 20,0

Sangat puas

5

12,2

Total                                41      100

Sumber: Data primer diolah,2019

Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan tingkat kepuasan fasilitasi pada pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya mendapatkan kategori cukup puas dari responden. Dikarenakan masih banyaknya responden dengan presentase 24,4% yang termasuk dalam kategori sangat tidak puas terhadap parameter tiga dan empat pada unsur tingkat kepuasan pendampingan fasilitasi Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya mendapatkan dengan skor sama rendahnya. Sejalan dengan kegiatan pertemuan khusus dan sosialisasi produksi untuk peserta sertifikasi yang tidak terjadwal dan bersifaf insidental atau tidak rutin, sehingga berdampak pada kurangnya kesadaran dan motivasi peserta untuk tetap konsisten menjaga kualitas produk selama berjalanya pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari.

  • 3.3.2    Tingkat kepuasan edukasi

Pada parameter kepuasan edukasi ini berupa 1) terlaksananya pelatihan yang tepat,dan 2) kepuasan terlaksananya kegiatan belajar non formal atau rutinan. Pencapaian skor dan distribusi frekwensi kepuasan edukasi Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11

Pencapaian Skor dan Distribsu Frekwensi Responden Pada Tingkat Kepuasan Edukasi pada Pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya

No

Skor tingkat kepuasan edukasi

Kategori

Orang

%

1

6,0 – 6,7

Sangat tidak puas

2

4,9

2

6,8 – 7,5

Kurang puas

4

9,8

3

7,6 – 8,3

Cukup puas

20

48,8

4

8,4 – 9,1

Puas

8

19,5

5

9,2 – 10,0

Sangat puas

7

17,0

Total

41

100

Sumber: Data primer diolah,2019

Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pendampingan edukasi Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya dalam kategori sedang. Karena dari total 41 responden terdapat sebanyak 14,7% responden dalam kategori sangat tidak puas hingga kurang puas. Sementara untuk 36,5% responden dalam kategori puas hingga sangat puas, sisanya 48,8% responden dalam katageri cukup puas. Artinya mayoritas dari keseluruhan responden merasakan

cukup puas dari kegiatan atau pelatihan-pelatihan yang dilakukan Yayasan Kalimajari selama berjalanya pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari.

  • 3.3.3    Tingkat kepuasan perwakilan

Peran perwakilan yang dijalankan oleh LSM dalam interaksinya dengan lembaga luar, atas nama masyarakat dampingannya dan untuk kepentingan masyarakat dampingan. Peran ini meliputi usaha mendapatkan donasi, melakukan advokasi atau pembelaan masyarakat, membuat mitra atau network, bertukar pengalaman dan pengetahuan, serta menjadi juru bicara masyrakat. Dalam parameter kepuasan fasilitasi ini berupa 1) tersampaikan harapan dan aspirasi petani kepada pemangku kepentingan (pemerintah daerah dan pembeli)., 2) Yayasan Kalimajari telah mewakili petani untuk mengumpulkan dana sukarela, 3) Yayasan Kalimajari mewakili petani untuk membangun mitra dan jaringan baru, dan 4) tersalurkannya bantuan sarana produksi. Pencapaian skor dan distribusi frekwensi kepuasan perwakilan Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12

Pencapaian Skor dan Distirbusi Frekwensi Responden Pada Tingkat Kepuasan Perwakilan pada Pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya

No

Skor tingkat kepuasan perwakilan

Kategori

Orang

%

1

13,0 – 14,3

Sangat tidak puas

5

12,2

2

14,4 – 15,7

Kurang puas

6

14,6

3

15,8 – 17,1

Cukup puas

7

17,1

4

17,2 – 18,5

Puas

7

17,1

5

18,6 – 20,0

Sangat puas

16

39,0

Total

41

100

Sumber: Data primer diolah,201

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa tingkat kepuasan perwakilan oleh Yayasan Kalimajari dalam pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya dalam kategori puas. Karena dari total 41 responden terdapat sebanyak 56,1% responden termasuk dalam kategori puas hingga sanga puas, dan hanya 26,8% responden termasuk dalam kategori sangat tidak puas hingga kurang puas. Artinya mayoritas responden merasakan dampak positif dari pelayanan perwakilan yang dilakukan Yayasan Kalimajari selama berjalanya pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari.

  • 3.3.4    Tingkat kepuasan teknis

Dalam parameter kepuasan teknis ini berupa 1) keterampilan teknis petani berupa keterampilan kesehatan dan keselamatan kerja, 2) keterampilan teknis manajemen organisasi untuk UPH dan Subak Abian, 3) menyiapkan berkas yang dibutuhkan dalam sertifikasi. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan presentase 48,8% responden termasuk dalam kategori sangat tidak puas hingga kurang puas terhadap tingkat kepuasan teknis pada pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya. Sehingga berpengaruh pada penilaian terendah dari unsur tingkat pendampingan yang lain. Dapat diketahui bahwa hanya 2,4% termasuk dalam

kategori sangat puas. Berdasarkan hasil tersebut, maka Yayasan Kalimajari perlu meningkatkan keterampilan teknis dan keterampilan berorganisasi kepada peserta Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya, sehingga peserta dapat menjalankan standar operasional dari K3 ataupun menjalankan aturan-aturan berorganisasi. Pencapaian skor dan distribusi frekwensi kepuasan teknis Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya dapa dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13

Pencapaian Skor dan Distibusi Frekwensi Responden Pada Tingkat Kepuasan Teknis pada Pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari oleh Yayasan Kalimajari di Kecamatan Melaya

No

Skor tingkat kepuasan edukasi

Kategori

Orang

%

1

10,0 – 10,7

Sangat tidak puas

7

17,1

2

10,8 – 11,5

Kurang puas

13

31,7

3

11,6 – 12,3

Cukup puas

12

29,3

4

12,4 – 13,1

Puas

8

19,5

5

13,2 – 14,0

Sangat puas

1

2,4

Total

41

100

Sumber: Data primer diolah,2019

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1    Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Yayasan Kalimajari cukup berperan dalam pendampingan Sertifikasi Kakao Lestari di Kecamatan Melaya. Kegiatan pendampingan dalam bentuk kegiatan perwakilan termasuk dalam kategori berperan, kegiatan pendampingan dalam bentuk kegiatan fasilitasi dan edukasi tergolong dalam kategori cukup berperan, sedangkan pendampingan dalam kegiatan teknis tergolong dengan kategori kurang berperan. Peserta Sertifikasi Kakao Lestari merasa cukup puas terhadap pendampingan sertifikasi kakao lestari yang dilakukan oleh Yayasan Kalimajari. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat kepuasan pada peran perwakilan tergolong pada kategori puas, pada tingkat kepuasan peran fasilitasi dan edukasi tergolong dalam kategori cukup puas, sedangkan pada tingka kepuasan peran teknis tergolong dalam kategori kurang puas.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas, saran – saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

  • 1.     Yayasan Kalimajari untuk membuat jadwal pertemuan khusus dengan seluruh

peserta Sertifikasi Kakao Lestari dengan tujuan memberikan sosialisasi produksi daru hulu hingga hilir dan informasi promosi yang terupdate. sertifikasi guna memberikan stimulant, dukungan, dan fasilitasi kepada peserta Sertifikasi Kakao Lestari.

  • 2.     Yayasan Kalimajari sebaiknya meningkatkan perannya dalam pendampingan

edukasi. Terutama untuk mengikut sertakan seluruh peserta sertifikasi dalam pelatihan terkait perlindungan badan air.

  • 3.     Yayasan Kalimajari untuk mempertahankan kegiatan peranan perwakilan dan

menyalurkan bantuan sarana produksi secara adil dan merata.

  • 4.     Yayasan Kalimajari untuk lebih meningkatkan peran pendampingan teknis

kepada petani. Dikarenakan pada peran tersebut terkategorikan kurang berperan sehingga jauh dalam kategori peran pendampingan yang ideal.Terutama pada kegiatan peningkatan keterampilan kesehatan dan keselamatan kerja serta peningkatan keterampilan teknis manajemen organisasi untuk UPH dan Subak Abian.

  • 5.    Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada pihak Yayasan Kalimajari, Koperasi Kerta Semaya Samaniya, responden peserta Sertifikasi Kakao Lestari yang telah bekerja sama dengan baik dalam pengumpulan data penelitian. Serta dosen pembimbing yang telah membantu penelitian hingga karya ilmiah ini dapat dipublikasikan secara e-jurnal.

Daftar Pustaka

Arimbawa, P. 2004. Peran Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Anggota Dalam Penerapan Inovasi Teknologi. Institut Peranian Bogor : Bogor

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2016. Provinsi Bali dalam Angka 2016. BPS Bali : Denpasar.

Badan          Pusat          Statistik          Kabupaten          Jembrana

https://jembranakab.bps.go.id/publication/2018/08/16/c909807d817b20df22d c50e8/kabupaten-jembrana-dalam-angka-2018.html . Diakses pada :  16

Agustus 2018

Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya : Jakarta

Mardikanto, Totok. 2003. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press : Surakarta

Pendit, Nyoman S. 2001.Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Pradnya Paramita : Jakarta

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2015.Kakao:Sejarah,Botani,Proses Produksi,Pengolahan,dan Perdagangan.Gajah Mada University Press : Yogyakarta

Saridewi. 2010. Pengaruh profesionalisme, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman Kerja Pada Kinerja Badan Pengawas Lembaga Perkreditan Desa (Penelitian LPD di Kota Denpasar). Universitas Udayana : Denpasar

Soekartowi. 1991. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya.Rajawali Pers : Jakarta

Sugiyono. 2017. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

194