Analisis Willingness To Pay Pengunjung Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dalam Upaya Pemeliharaan Lingkungan
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata
ISSN: 2685-3809
Vol. 10, No. 1, Juli 2021
Analisis Willingness To Pay Pengunjung Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dalam Upaya Pemeliharaan Lingkungan
A.A. AYU ISA MAHITARANI, I WAYAN BUDIASA, I NYOMAN GEDE USTRIYANA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan P.B. Sudirman-Denpasar,80232, Bali
Email: isamhtrn@gmail.com wba.agr@unud.ac.id
Abstract
Analysis of Willingness To Pay for Ecotourism Visitors in Kertalangu Cultural Village in Environmental Conservation Efforts
Kertalangu Cultural Village is one of the tourist attractions in Denpasar that is oriented towards environmental conservation and cultural arts. This study aims to determine the socio-economic characteristics of visitors to the jogging track of Ecotourism Village at the Kertalangu Cultural Village and to estimate the value of willingness to pay (WTP) the entrance ticket to the jogging track of ecotourism area at the Kertalangu Cultural Village. Data on socio-economic characteristics of respondents were collected through the Survey Contingent Valuation Method (CVM) to 100 samples in the jogging track area of the Kertalangu Cultural Village Ecotourism using a closed-ended dischotomous choice questionnaire. The estimation of WTP used STATA 11.0 software. The WTP estimation results show that respondents are willing to pay for an entrance ticket to the jogging track Ecotourism area in the Kertalangu Cultural Village of Rp. 12,692.3. The socioeconomic variable that influences the decision of respondents to be willing to pay entrance fees for jogging track in the Kertalangu Cultural Village Ecotourism is the level of education. Based on the estimated results of willingness to pay for an entrance ticket for an Ecotourism jogging track area in Kertalangu Cultural Village, which is charged to visitors is Rp. 12,692.3 per person and this fund is used for the maintenance or conservation efforts of an Ecotourism jogging track area in Kertalangu Cultural Village. The average value of visitors' WTP can be used as a reference or consideration in determining the entrance ticket in the jogging track ecotourism area of Kertalangu Cultural Village. Limitations of this study, which is only carried out in Ecotourism in the Cultural Village of Kertalangu so that to be implemented at the level of Ecotourism in general, this research needs to be extended to Ecotourism areas that do not charge entrance ticket to visitors.
Keywords: willingness to pay, contingent valuation method, ecotourism, environment
Provinsi Bali adalah salah satu pulau di Indonesia yang memiliki beragam destinasi wisata menarik di dalamnya. Dalem (2016) mengatakan bahwa Ekowisata merupakan bentuk pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam, lingkungan serta keunikan alam dan budaya yang dapat menjadi salah satu sektor unggulan daerah yang belum dikembangkan secara optimal. Ekowisata adalah bentuk wisata alternatif yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumber daya wisata atau perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab dengan cara mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan lokal TIES dalam Damanik dkk (2006).
Desa Budaya Kertalangu adalah salah satu daya tarik wisata yang ada di Kota Denpasar yang berorientasi upaya pelestarian lingkungan dan seni budaya. Dalam perkembangannya, Desa Budaya Kertalangu belum sepenuhnya menjadi daya tarik wisata unggulan dan seakan kurang mendapat perhatian. Menurut O’Connor (2001) Pemeliharaan adalah suatu kegiatan memelihara dan menjaga kualitas yang ada dan memperbaiki, melakukan penyesuaian atau penggantian yang diperlukan untuk mendapatkan suatu kondisi operasi produksi agar sesuai dengan perencanaan yang ada. Assuari (2004) mengatakan bahwa tujuan dari perawatan atau pemeliharaan adalah memperpanjang umur pakai peralatan, menjamin tingkat ketersediaan yang optimal dari fasilitas produksi. Ekowisata Desa Budaya Kertalangu perlu melakukan upaya pemeliharaan lingkungan akibat dari adanya aktivitas pengunjung yang datang ke kawasan jogging track Ekowisata Desa Budaya Kertalangu.
Willingness to Pay atau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan (Hanley dan Spash, 1993). Sadikin (2017) mengatakan metode contingent valuation method (CVM) untuk menentukan willingness to pay (WTP) adalah metode untuk memperkirakan nilai ekonomi lingkungan berupa non-market benefit suatu ekosistem sebagai komoditas lingkungan yang tidak dipasarkan, berupa nilai penggunaan tidak langsung atau penggunaan pasif (passive use) dari sumber daya alam, termasuk keindahan dan keberadaannya. Amanda (2009) mengatakan bahwa, Contingent Valuation Method merupakan metode yang populer digunakan saat ini, karena CVM dapat mengukur nilai penggunaan (use value) dan nilai non pengguna (non-use value) dengan baik. Menurut Yakin (1997), walaupun CVM superior untuk mengestimasi nilai ekonomi dan perubahan kualitas lingkungan, namun masih banyak potensi kesalahan estimasi (bias) terutama dalam hubungan dengan desain survei dan administrasi yang mempengaruhi akurasi metode.
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kesediaan para pengunjung yang sengaja datang untuk membayar guna membantu dalam mengelola dan menata Ekowisata Desa Budaya Kertalangu ini dengan sebaik mungkin dan mengetahui estimasi atau besarnya retribusi tiket masuk kawasan jogging track ekowisata Desa Budaya Kertalangu dalam upaya pemeliharaan lingkungan. Secara khusus, artikel ini disusun untuk menjawab beberapa permasalahan pelaksanaan dalam hal pengelolaan kawasan jogging track ekowisata Desa Budaya Kertalangu.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
-
1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi pengunjung Ekowisata Desa Budaya Kertalangu?
-
2. Berapakah besarnya nilai WTP pengunjung di kawasan jogging track Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dalam upaya pemeliharaan lingkungan?
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan, tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
-
1. Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi pengunjung Ekowisata Desa Budaya Kertalangu.
-
2. Mengestimasi kesediaan pengunjung membayar tiket masuk di kawasan jogging track Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dalam upaya pemeliharaan lingkungan.
Penelitian dilaksanakan di Ekowisata Desa Budaya Kertalangu, Denpasar selama bulan Juni sampai Agustus 2019. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan yaitu Ekowisata Desa Budaya Kertalangu merupakan ekowisata yang berorientasi upaya pelestarian lingkungan dan seni budaya.
Jenis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data kualitatif yang meliputi informasi tempat penelitian, penjelasan mengenai karakteristik sosial ekonomi pengunjung dan data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil survey CVM untuk mengetahui besarnya nilai WTP pengunjung Ekowisata Desa Budaya Kertalangu.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey CVM dan studi dokumentasi. Pemilihan format ini didasarkan pada faktor landasan teoretis, efisiensi estimasi, kemudahan elisitasi, dan ketersediaan software analisis (Wibowo dkk., 2011).
Populasi dalam penelitian ini yaitu pengunjung Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dengan jumlah 100 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yaitu mengambil responden atau sampel yang ada atau yang kebetulan ditemui (Rakhmat, 2002), dengan kriteria pengunjung Ekowisata Desa Budaya Kertalangu yang berusia 17 tahun ke atas, pengunjung yang mendatangi Desa Budaya Kertalangu dan bersedia untuk mengikuti proses wawancara.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu, Variabel Bebas (Independent Variable) meliputi variabel karakteristik sosial ekonomi pengunjung Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dan Variabel Terikat (Dependent Variable) dalam penelitian ini adalah variabel Besarnya Nilai Willingness To Pay (WTP) Pengunjung Ekowisata Desa Budaya Kertalangu. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis WTP dengan menggunakan pendekatan contingent valuation method (CVM) dan diolah menggunakan software STATA 11.0.
Karakteristik sosial ekonomi pengunjung Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dibedakan berdasarkan 4 kriteria meliputi, usia responden yang didominasi oleh usia 17-31th dengan jumlah responden sebanyak 61%, dan sisanya 39% dengan usia 3258 th. Tingkat pendidikan responden didominasi oleh tamat PT yaitu sejumlah 69% diikuti oleh tamat SMP sejumlah 2%, dan tamat SMA sejumlah 29%. Jarak tempuh responden didominasi dengan jarak tempuh < 5km yaitu sejumlah 65%, sedangkan jarak tempuh >6 km sejumlah 30%, dan jarak tempuh >11 km sejumlah 5%. Pendapatan responden didominasi oleh <Rp.2.500.000 sejumlah 56%, diikuti oleh >Rp.2.500.000-Rp.5.000.000 sejumlah 49%, dan >Rp.5.000.000 sejumlah 1%.
3.2 Hasil Survei Kesediaan Pengunjung Membayar Tiket Masuk Ekowisata Desa Budaya Kertalangu
Gambar 1. Pengelompokan hasil survei kesediaan pengunjung membayar tiket masuk Ekowisata Desa Budaya Kertalangu.
Penelitian ini menggunakan 100 responden, sebanyak 96 (96%) responden memberikan respon positif terhadap kesediaan membayar tiket masuk kawasan Ekowisata Desa Budaya Kertalangu, sementara sisanya sebanyak 4 (4%) memberikan zero-response. Gambar 1 memperlihatkan pengelompokan hasil survei kesediaan pengunjung membayar tiket masuk Ekowisata Desa Budaya Kertalangu.
Dari 96 responden yang bersedia membayar tiket masuk Ekowisata DBK, sebanyak 11 (11,45%) responden menyatakan bahwa mereka bersedia membayar tiket masuk Ekowisata Desa Budaya Kertalangu sebesar Rp.15.000 sementara sisanya tidak bersedia membayar. Saat nilai bid dinaikkan menjadi Rp.25.000, sebanyak 8 (73%) responden menyatakan bersedia membayar sementara sisanya tidak bersedia membayar. Pertanyaan lanjutan bagi responden yang masih bersedia diberikan pertanyaan untuk mengetahui tiket masuk maksimum yang bersedia mereka bayarkan dengan hasil survei menunjukkan nilai maksimum ini berkisar Rp.30.000 dan Rp.35.000 dengan jumlah responden 3 (37,5%) bersedia membayar tiket masuk maksimum. Bagi responden yang tidak bersedia membayar tiket masuk sebesar Rp.15.000, penawaran diturunkan menjadi Rp.10.000 dan sebanyak 73 (85,88%) responden menyatakan persetujuannya. Dan untuk responden yang tidak bersedia membayar tiket masuk sebesar Rp.10.000 diberikan pertanyaan lanjutan yaitu berapa jumlah tiket masuk minimum yang bersedia responden bayarkan. Ternyata tiket masuk minimum yang bersedia responden bayarkan sebesar Rp.5.000 dengan jumlah responden 12 (14,11%).
Estimasi kesediaan pengunjung membayar (WTP) tiket masuk Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dihitung dengan menggunakan software STATA 11.0.
Tabel 1
Estimasi WTP tanpa variabel sosial ekonomi dengan Modul Doubleb.
Coef. |
Std. Err. |
z |
P>z |
[95% Conf.Interval] | ||
Beta _cons |
12670.38 |
315.5956 |
40.15 |
0.000 |
12051.82 |
13288.93 |
Sigma _cons |
2762.85 |
249.2269 |
11.09 |
0.000 |
2274.374 |
3251.326 |
Dapat dilihat pada tabel 1 disajikan hasil estimasi WTP yang mengabaikan semua variabel sosial ekonomi pengunjung dengan menggunakan modul Doubleb. Sebagaimana tersaji pada tabel 1, besaran WTP ditunjukkan oleh nilai coefisien Beta, yaitu Rp.12.670,38 dengan batas bawah dan batas atas adalah Rp.12.051,82 dan Rp.13.288,93 pada interval keyakinan 95%.
Tabel 2
Koefisien regresi Double Bounded dihitung menggunakan Modul Doubleb.
Coef. Std. Err. z P>z [95% Conf.Interval] |
Beta
usia pendidikan jarak pendapatan _cons |
939.6633 703.7214 1.34 0.182 -439.6054 2318.932 1440.811 697.9882 2.06 0.039 72.779 2808.843 448.8006 512.5351 0.88 0.381 -555.7498 1453.351 .0003441 .0002532 1.36 0.174 -.0001521 .0008404 6039.854 1892.733 3.19 0.001 2330.166 9749.542 |
Sigma _cons |
2440.45 228.2296 10.69 0.000 1993.129 2887.772 |
Selanjutnya, tabel 2 menyajikan hasil koefisien regresi double bounded (DB) choice model yang difasilitasi dengan modul doubleb. Analisis regresi tersebut
menghasilkan Waldχ2=10,69 dengan p=0,000 yang berarti model signifikan secara statistik. Variabel sosial ekonomi yang berpengaruh nyata adalah variabel pendidikan dengan nilai p=0,039. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mempunyai keinginan membayar yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Ekowisata Desa Budaya Kertalangu berhasil menampilkan atraksi-atraksi yang mengedukasi masyarakat. Namun di masa yang akan datang edukasi sebaiknya bisa diterima juga oleh masyarakat pada semua tingkatan pendidikan. Harapannya adalah agar pengunjung yang bersedia membayar bukan hanya dari kalangan tingkat pendidikan yang berpendidikan tinggi saja tetapi juga pengunjung dari semua tingkatan pendidikan. Retribusi ini selanjutnya dapat digunakan Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dalam upaya pemeliharaan lingkungan.
Tabel 3
Estimasi WTP yang melibatkan variabel sosial ekonomi dengan modul Doubleb.
Coef. Std. Err. z P>z [95% Conf.Interval]
WTP 12692.3 290.5144 43.69 0.000 12122.91 13261.7
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis tersebut, variabel sosial ekonomi mempengaruhi nilai estimasi WTP sebesar Rp.21,92 dari coefisien Beta_cons estimasi WTP tanpa variabel sosial ekonomi dengan menggunakan Modul Doubleb pada tabel 1 sebesar Rp.12.670,38 menjadi Rp.12.692,3 berdasarkan coefisien estimasi WTP yang melibatkan variabel sosial ekonomi dengan modul Doubleb pada tabel 3. Artinya jumlah retribusi tiket masuk yang dikenakan kepada pengunjung kawasan jogging track Ekowisata Desa Budaya Kertalangu adalah sebesar Rp.12.692,3 per orang. Dan dari jumlah retribusi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai upaya pemeliharaan lingkungan kawasan jogging track ekowisata Desa Budaya Kertalangu.
Berdasarkan hasil survey CVM terhadap 100 responden maka karakteristik sosial ekonomi pengunjung kawasan jogging track Ekowisata Desa Budaya Kertalangu didominasi oleh usia 17-31th dengan jumlah responden sebanyak 61%. Tingkat pendidikan responden didominasi oleh tamat PT yaitu sejumlah 69%. Jarak tempuh responden didominasi dengan jarak tempuh <5km yaitu sejumlah 65%. Pendapatan responden didominasi oleh <Rp.2.500.000 sejumlah 56%. Besarnya nilai rataan WTP (kesediaan membayar) pengunjung di kawasan jogging track Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dalam upaya pemeliharaan lingkungan sebesar Rp. 12.692,3. Artinya responden (pengunjung) bersedia membayar sebesar nilai tersebut untuk pemeliharaan lingkungan, pencegahan kerusakan lingkungan kawasan jogging track ekowisata Desa Budaya Kertalangu. Hasil ini didapatkan dari beberapa kondisi pernyataan responden yang bersedia membayar tiket masuk Ekowisata Desa Budaya Kertalangu sebesar Rp.15.000, Rp.25.000, Rp.30.000, dan Rp.35.000 berturut-turut sebanyak 11,45%, 69,87%, 12,5% dan 25%. Sebanyak 92,7% responden hanya bersedia membayar tiket masuk Ekowisata Desa Budaya Kertalangu lebih rendah dari Rp.15.000 dengan kisaran Rp.5.000 sampai Rp.10.000. Hanya 4 (4%) responden sesungguhnya tidak bersedia membayar tiket masuk kawasan jogging track
Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dengan alasan bahwa apa yang akan dibayarkan tidak sesuai dengan objek yang responden terima sehingga responden tidak bersedia membayar retribusi tiket masuk kawasan jogging track ekowisata Desa Budaya Kertalangu.
Berdasarkan hasil estimasi kesediaan membayar tiket masuk Ekowisata Desa Budaya Kertalangu yang dibebankan kepada pengunjung sebesar Rp.12.692,3 per orang/per kunjungan dan dana ini dapat digunakan untuk pemeliharaan atau upaya konservasi kawasan jogging track Ekowisata Desa Budaya Kertalangu. Besarnya nilai rataan WTP pengunjung dapat dijadikan acuan atau bahan pertimbangan dalam penetapan biaya tiket masuk di kawasan jogging track ekowisata Desa Budaya Kertalangu. Keterbatasan penelitian ini, yaitu baru dilaksanakan di Ekowisata Desa Budaya Kertalangu saja sehingga untuk dapat diimplementasikan di tingkat Ekowisata secara umum, maka penelitian ini perlu diperluas ke wilayah-wilayah Ekowisata yang terbuka tanpa dikenakan retribusi berupa tiket masuk.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penyusunan e-jurnal ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Pihak Pengelola Ekowisata Desa Budaya Kertalangu dan Kepala Desa Kesiman Kertalangu yang telah memberi izin, fasilitas, dan kemudahan selama proses penelitian, dan terimakasih kepada responden yang bersedia meluangkan waktunya pada saat pengambilan data sehingga, e-jurnal ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Daftar Pustaka
Assuari, S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Amanda, S. 2009. Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan, IPB Repository.
Dalem, AAGR. 2016. Kajian Pengembangan Ekowisata Dan Jasa Lingkungan Di Subak Sembung, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, FMIPA, Universitas Udayana.
Damanik, J. and FW.Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata, dari Teori ke Aplikasi. Pusat Studi Pariwisata UGM dan Andi Press. Yogyakarta.
Hanley, N. and C.L. Spash. 1993. Cost Benefit Analysis and The Environment.
O’Connor, PDT. 2001. Practical Reliability Engineering, fourth Edition, John Wiley
& Sons Ltd. England
Rakhmat, J. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung
Sadikin, PN., S.Mulatsih., B.Pramudya., dan H.S Arifin. 2017. Analisis Willingness-To-Pay Pada Ekowisata Taman Nasional Gunung Rinjani, IPB Repository.
Wibowo, A., F.Deviana., dan Sunardjito. 2011. Estimasi Kesediaan Membayar Premi Asuransi Gempa Mikro: Survey Contingent Valuation.
Yakin, A. 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Teori dan Kebijaksanaan Pembangunan Berkelanjutan. Akademika Presindo : Jakarta.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
143
Discussion and feedback