Jurnal Agribisnis dan Agrowisata

ISSN: 2685-3809

Vol. 9, No. 1, Januari 2020

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tahu di Kecamatan Tampaksiring

GEDE JAYENG MAHATMA, I GUSTI AYU AGUNG LIES ANGGRENI, I KETUT RANTAU

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80233

Email :jayengmahatma2@gmail.com liesanggreni@gmail.com

Abstract

Factors that Influence the Demand for Tofu in Tampaksiring Sub-district

This study aims to determine the factors that Influence the demand for tofu in the Tampaksiring District area. Location selection was done intentionally (porposive), sampling points were carried out in Pejeng Village and Tampaksiring Village. The population in this study is household consumers who buy and consume tofu and as decision makers in buying tofu. The samples taken were 60 people with accidental sampling technique. In this study using a multiple linear regression analysis model using statistical criteria namely F test, t test and R2.The results showed that the results of the F test were six variables, namely: price, price of tempe, price of eggs, number of family members, last education and family income together influencing the demand for tofu in Tampaksiring District. Partially the results of the t-test analysis show that at the 95% confidence level the variables that partially influence the demand for tofu in Tampaksiring District are the price, the price of tempeh, the price of eggs.The results of the study revealed that most people consume tofu based on the nutritional benefits contained in it. This is expected to be an opportunity for tofu entrepreneurs in Tampaksiring District to increase production and supply of tofu products in order to fulfill the demand for tofu in Tampaksiring Sub-district.

Keywords : tofu, demand factors, influence

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Sektor utamai dalam perekonomian bangsa Indonesia adalah sektor pertanian.Hampir semua sektor yang ada di Indonesia tidak lepas dari sektor pertanian. Berdasarkan data analisis PDB sektor pertanian yang diterbitkani oleh Pusati Data dan Sistem Informasi Pertanian sektor pertanian menyumbangkan 14,32% dari total Pendapatanl DomestiklBrutol (PBD) Indonesia. Angka tersebut menjadikan sektor pertanian sebagai sektor penyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PBD) tertinggi keduai setelah sektorindustri (Sekertariat Jendral Kementrian Pertanian,2015). Akan

tetapi pada kenyataannya, sifat produk pertanian adalah mudah busuk dan rusak, sehingga memerlukan penanganan yang cepat dan cermat. Dalam hal ini peran agroindustri menjadi sangat penting, khususnya dalam penanganan terhadap hasil pertanian yang dilakukan melalui pengolahan dengan menggunakan teknologi yang telah berkembang, sehingga menghasilkan produk yang lebih bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Salah satu hasil pertanian yang banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk di sektor agroindustril adalah kedelai.Konsumsiiutama produk kedelaii di masyarakat adalah dalam bentuk tahui dan tempe, dimana kedua produk olahan berbahan dasar kedelaii tersebut merupakan lauk utama bagi masyarakat Indonesia. Bentuk lain dari produk kedelaiiadalah kecap, tauco dan susu kedelaii. Berdasarkan hasil SUSENAS yang dilaksanakan BPS tahun 2015, menunjukan konsumsi rata-rata tahui orang per tahun di Indonesia sebesar 7,51 kg jika dibandingkan dengan tempei jumlah tersebut jauh lebih besar, dimana jumlah rata-rata konsumsi tempe masyarakat Indonesia per tahun hanya mencapai 6,99 kg. Hal tersebut mengindikasikan bahwa permintaan masyarakatt terhadapi produk tahu lebih tinggi dibandingkan dengan hasil olahan kedelai lainnya.

Salah satu sentra produksi tahu yang ada Bali terdapat di Kecamatan Tampaksiring, tepatnya di Desa Pejeng Kecamatan Tampaksiring, sebagai sentra produksi tahu jenis produk yang dihasilkan oleh pabrik pembuatan tahu di Desa Pejeng adalah jenis tahu putih tahu putih dengan tektur padat dan berpori. Produk tahu yang di produksi di Desa Pejeng telah ada sejak tahun 1960, dimana saat ini rata-rata bahan baku produksi yang dihabiskan dalam proses pembuatan tahu mencapai satu ton dalam satu minggu. Produk tahu yang dihasilkan telah dipasarkan keseluruh wilayah Kecamatan Tampaksiring dan beberapa wilayah lain disekitarnya seperti wilayah Kecamatan Ubud, Kecamatan Tegalalang dan Kota Gianyar.

Sampai saat ini belum ada catatan pasti mengenai jumlah permintaan tahu di wilayah Kecamatan Tampaksiring serta faktor-faktor apa saja yang berpengaruh di dalamnya. Oleh karena itu suatu penelitian mengenai “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tahu di Kecamatan Tampaksiring” perlu untuk dilakukan, sehingga dapatdiketahuifaktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan tahu di wilayah Kecamatan Tampaksiring.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang ada maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring ?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Juni hingga Oktober 2018.Lokasi penelitian ditentukan dengan sengaja (purposive).

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data premier dan data sekunder.Data premier diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya mengenai karakteristik konsumen tahu di Kecamatan Tampaksiring dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring.Data sekunder diperoleh dari instansi berupa naskah publikasi maupun arsip, diantaranya seperti data jumlah pendudukan serta informasi mengenai lokasi penelitian.

  • 2.3    Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah setiap konsumen rumah tangga yang membeli dan mengkonsumsi tahu dan sebagai pemberi keputusan dalam membeli tahu, lebih spesifik lagi sampel yang termasuk dalam kriteria ini adalah ibu rumah tangga, seorang ayah dengan keputusan sendiri, anggota keluarga yang telah memiliki penghasilan dan wewenang dalam membelanjakan pendapatannya yang tinggal di wilayah Kecamatan Tampaksiring, dimana jumlah populasi sampel tidak diketahui sehingga penentuan sampell sebagai responden menggunakan metode non-probability sampling.Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian adalah accidental samplingyaitu diambil sebanyak 60 sampel yang berasal dari dua titik yang berbeda yaitu Desa Pejeng dan Desa Tampaksiring.

  • 2.4    Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi liniear berganda beserta ujinya dengan menggunakan program SPSS. Regresi liniear berganda digunakan untuk menjawab suatu permaslahn sosial ekonomi yang secara teoritis menyangkut variabel dependen yang dipengaruhi oleh dua atau lebihvariabel independen. Pada penelitian ini regresi liniear berganda digunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tahu, berikut adalahmodel persamaannya:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e..................(1)

Dimana:

Y     : Jumlah permintaan tahu (Kg)

b0    : Konstanta

b1     : Koefisien regresi untuk variabel harga tahu (X1)

b2    : Koefisien regresi untuk variabel harga tempe (X2)

b3     : Koefisien regresi untuk variabel harga telur (X3)

b4    : Koefisien regresi untuk variabel jumlah anggota keluarga (X4)

b5     : Koefisien regresi untuk variabel pendidikan terakhir (X5)

b6 : Koefisien regresi untuk variabel pendapatan keluarga (X6)

  • X1    : Harga tahu (Rupiah/Kg)

X2    : Harga tempe(Rupiah/Kg)

X3    : Harga telur(Rupiah/Kg)

X4    : Jumlah anggota keluarga (orang)

X5    : Pendidikan terakhir responden (tahun)

X6    : Pendapatan keluarga (Rupiah per bulan)

e      : Error

Hipotesis dari persamaan diatas adalah sebagai berikut:

X1 (Harga tahu) : Semakin tinggi harga tahu maka permintaan tahu akan turun, begitu juga sebaliknya. Jadi hubungan antara permintaan tahu dengan harga tahu adalah negatif.

X2 (Harga tempe) : Semakin tinggi harga tempe maka permintaan tahu akan naik, begitu juga sebaliknya. Jadi hubungan antara harga tempe dengan permintaan tahu adalah positif.

X3 (Harga telur) : semakin tinggi harga telur maka permintaan tahu akan naik, begitu juga sebaliknya. Jadi hubungan antara harga telur dengan permintaan tahu adalah positif.

X4 (Jumlah anggota keluarga) : Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka permintaan tahu akan naik, begitu juga sebaliknya. Jadi hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan permintaan tahu adalah positif.

X5 (Tingkat pendidikan responden) : semakin tinggi tingkat pendidikan maka pengetahuan tentang asupan pangan yang bergizi semakin tinggi, begitu juga sebaliknya. Jadi, hubungan pendidikan terakhir responden dengan permintaan tahu adalah positif.

X6 (Pendapatan keluarga) : Semakin tinggi pendapatan keluarga makan permintaan tahu akan naik begitu juga sebaliknya. Jadi hubungan antara pendapatan keluarga dengan permintaan tahu adalah positif.

Untuk mengetahui nyata atau tidaknya prngaruh variabel independen (Xi) terhadap variabel dependen (Y) digunakan uji-t, dengan rumus sebagai berikut:

t-hitung= bi : (n-k, ttabel)………………………........(2)

S(bi)

Dimana :

bi     : Koefisien peubah ke-i.

S(bi)  : Standar error peubah ke-i.

n     : Jumlah pengamatan.

k     : Jumlah variabel dalam model.

Kriteria uji:

  • 1.     Jika thitung <ttabelmaka terima Ho, artinya variabel-variabel independen yang diuji

tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

  • 2.    Jika thitung> ttabelmaka tolak Ho, artinya variabel-variabel independen yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Untuk mengetahui apakah variabel independen (Xi) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) digunakan uji-F dengan rumus sebagai berikut:

/(■••-O

Fhitung = TTT^.......................................(3)

Dimana:

JKR  : Jumlah kuadrat regresi

JKS   : Jumlah kuadrat sisa

n     : Jumlah sampel

k     : Jumlah peubah (Variabel)

Kriteria uji:

  • 1.    Jika Fhitung > Ftabel maka tolak H0, artinya semua variabel independen mampu secara bersama-sama menjelaskan variasi dari variabel independen.

  • 2.    Jika Fhitung < Ftabel maka terima H0, artinya semua variabel independen tidak mampu secara bersama-sama menjelaskan variasi dari variabel independen.

Untuk mengukur sejauh mana besar keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel Independen (Xi) terhadap variabel dependen (Y) digunakan uji R2.Nilai R2 mempunyai interval 0 sampai 1. Semakin besar R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan sebaliknya semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Karakteristik Responden

Karakteristik reponden berdasarkan jenis kelaminnya didominasi oleh perepuan dengan jumlah sebanyak 53 orang. Berdasarkan pekerjaan yang digeluti responden mayoritas adalah ibu rumah tangga dengan jumlah sebanyak 23 orang responden, 18 orang responden sebagai pedagang, 16 orang responden sebagai wiraswasta, dua orang responden sebagai pegawai swasta dan satu orang pegawai negri sipil. Mayoritas pendidikan yang ditamatkan oleh responden adalah pada jenjang SMA dengan jumlah responden sebanyak 35 orang responden,SMP sebanyak 16 orang responden dan S1 sebanyak 9 orang responden. Berdasarkan karakteristik jumlah anggota keluarganya jumlah responden terbanyak terdapat pada jumlah anggota keluarga sebanyak empat orang dengan persentase responden 35% dari jumlah keseluruhan responden dengan jumlah sebanyak 21 orang responden sedangkan jumlah responden terkecil terdapat pada jumlah anggota keluarga sebanyak depalan orang yaitu sebanyak dua orang responden dengan persentase sebesar 3% dari total keseluruhan responden. Berdasarkan tingkat pendapatan responden mayoritas responden memiliki tinggkat pendapatan dari Rp 3.000.000- Rp 3.900.000. Karakteristik responden berdasarkan alasan yang melatarbelakangi responden mengkonsumsi tahu didominasi dengan alasan bergizi tinggi, dimana 22 orang memilih alasan bergizi tinggi, 19 orang responden milih alasan

harga murah, 11 orang responden memili alasan mudah diolah, lima orang responden memilih alasan rasa yang enak dan tiga orang memilih dengan alasan digemari anggota keluarga sebagai alasan dalam mengkonsumsi tahu.

  • 3.2    Hasil Analisis Regresi Liniear Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tahu

    Tabel 1

    Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prmintaan Tahu di Kecamatan Tampaksiring

    No

    Faktor

    Koefisien Regresi

    Thitung

    Sig

    VIF

    1

    Konstanta

    5,546

    2,497

    0,016

    2

    Harga Tahu (X1)

    0,001

    2,075

    0,043

    1,134

    3

    Harga Tempe (X2)

    0,003

    2,226

    0,030

    1,024

    4

    Harga Telur (X3)

    2,663E-5

    2,274

    0,027

    1,141

    5

    Jumlah Anggota Keluarga (X4)

    0,324

    1,609

    0,114

    1,263

    6

    Pendidikan Terahir (X5)

    0,010

    0,005

    0,996

    1,463

    7

    Pendapatan Keluarga (X6)

    1,795E-7

    0,560

    0,578

    1,443

Berdasarkan Tabel 1 dapat dibuat persamaan regresi linier berganda untuk faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tahu. Sesuai dengan model persamaan regresi yang telah dijabarkan pada metodologi penelitian, maka persamaan regresi untuk faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring adalah sabagai berikut :

Y = 5,546 + 0,001 X1 + 0,003 X2 + 2,663E-5 X3 + 0,324 X4 + 0,010 X5 +

1,795E-7 X6……………………………………………………………………(4)

  • 3.3    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tahu di Kecamatan Tampaksiring Secara Simultan (Uji F)

Tabel 2

Hasil uji F Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tahu di Kecamatan Tampaksiring

Interpretasi


Model

Sum of Squares

Df

Mean

Square

Fhitung     Ftabel

Sig.

Regression

88,655

6

14,776

4,429    2,27

0,001a

Residual

176,801

53

3,336

Total

265,456

59

Tolak Signifikan pada tingkat kepercayaan 95%

H0

Hasil uji F yang didapat pada Tabel 2, diperoleh nilai Fhitung sebesar 4.429 lebih besar dari Ftabel (2.27) dengan tingkat kepercayaan 95% dan memiliki nilai signifikansi 0.001 lebih kecl dari α (0,05). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan koefisien regresi signifikan secara statistik. Hal ini mengartikan bahwa model regresi yang dibuat sudah benar dan layak karena terdapat hubungan liniear dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau dapat dikatakan bahwa harga tahu, harga tempe, harga telur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga secara bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring.

  • 3.4    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tahu di Kecamatan

    Tampaksiring Secara Parsial (Uji t)

Berdasarkan hasil pengujian secara tunggal semua variabel bebas untuk mengetahui pengaruh setiap variabel secara parsial terhadap permintaan tahu masyarakat di Kecamatan Tampaksiring. Uji ini dibuktikan dengan membandingkan thitung dengan ttabel .dengan asumsi terima H0 jika thitung < ttabel atau asumsi tolak H0 jika thitung > ttabel atau dengan melihat perbandingan probabilitasnya (sig < α) berdasarkan hipotesis yang telah dibahas sebelumnya.

Tabel 3

Hasil Uji t Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tahu di Kecamatan Tampaksiring

No Faktor

Thitung

Sig

1 Konstanta

2,497*

0,016

2 Harga Tahu (X1)

2,075*

0,043

3 Harga Tempe (X2)

2,226*

0,030

4 Harga Telur (X3)

2,274*

0,027

5 Jumlah Anggota Keluarga (X4)

1,609ns

0,114

6 Pendidikan Terahir (X5)

0,005ns

0,996

7 Pendapatan Keluarga (X6)

0,560ns

0,578

*Ttabel (0,05;54) : 1,674

Berdasarkan Tabel 3 pada tingkat kepercayaan 95% didapat ttabel sebesar 1,674. Interpretasi koefisien hasil uji t tiap variabel independen dapat dilihat sebagai berikut :

Variabel pertama yaitu harga tahu (X1) thitung bernilai 2,075, dimana thitung >ttabel (2,075>1,674) serta memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,05) hal ini dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan koefisien harga tahu signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga tahu berpengaruh secara parsial dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring atau terdapat pengaruh yang nyata antara harga tahu dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring pada tingkat kepercayaan 95%.

Variabel kedua yaitu harga tempe (X2) ) thitung bernilai 2,226, dimana thitung > ttabel (2,226>1,674) serta memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,05) hal ini

dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan koefisien harga tempe signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga tempe berpengaruh secara parsial dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring atau terdapat pengaruh yang nyata antara harga tempe dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring pada tingkat kepercayaan 95%.

Variabel ketiga yaitu harga telur (X3) ) thitung bernilai 2,274, dimana thitung > ttabel (2,274>1,674) serta memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,05) hal ini dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan koefisien harga telur signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga telur berpengaruh secara parsial dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring atau terdapat pengaruh yang nyata antara harga telur dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring pada tingkat kepercayaan 95%.

Variabel keempat jumlah anggota Keluarga (X4) thitung bernilai 1,609, dimana thitung <ttabeι (1,609<1,674) serta memiliki nilai signifikansi lebih besar dari nilai α (0,05), hal ini dapat diartikan bahwa H0 diterima dan koefisien jumlah anggota keluarga tidak signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh secara parsial dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring atau tidak terdapat pengaruh yang nyata antara jumlah anggota keluarga dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring pada tingkat kepercayaan 95%.

Variabel kelima pendidikan terahir (X5) thitung bernilai 0,005 dimana thitung <ttabeι(0,005<1,674) serta memiliki nilai signifikansi lebih besar dari nilai α (0,05), hal ini dapat diartikan bahwa H0 diterima dan koefisien Pendidikan Terahir tidak signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pendidikan Terahir tidak berpengaruh secara parsial dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring atau tidak terdapat pengaruh yang nyata antara tingkat Pendidikan Terahir dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring pada tingkat kepercayaan 95%. Variabel keenam pendapatan keluarga (X6) thitungbernilai 0,560 dimana thitung <ttabel (0,560<1.674) serta memiliki nilai signifikansi lebih besar dari nilai α (0,05) hal ini dapat diartikan bahwa H0 diterima dan koefisien Pendidikan Terahir tidak signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pendapatan Keluarga tidak berpengaruh secara parsial dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring atau tidak terdapat pengaruh yang nyata antara tingkat Pendapatan Keluarga dengan jumlah permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring pada tingkat kepercayaan 95%.

2

  • 3.5    Uji Determinasi (R )

Tabel 4

Hasil Koefisien Determinasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tahu di Kecamatan Tampaksiring

No

Keterangan

Nilai

1

R

0,578

2

R2

0,334

Dari hasil dari pendugaan model regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0.334. Nilai koefisien determinasi R2 tersebut mempunyai arti bahwa sebesar 33,4% variasi atau perubahan dalam permintaan tahu dapat dijelaskan oleh seluruh variabel bebas yang diduga berpengaruh. Sisanya sebesar 66,6% dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1   Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini menggambarkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring adalah harga tahu (X1), harga tempe (X2), harga telur (X3), sedangkan variabel jumlah anggota keluarga (X4), pendidikan terahir (X5) dan pendapatan keluarga (X6) tidak berpengaruh pada tingkat kepercayaan 95%.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar masyarakat mengkonsumsi tahu berdasarkan manfaat gizi yang terkandung di dalamnya.Hal ini diharapkan dapat menjadi peluang bagi pengusaha tahu di Kecamatan Tampaksiring untuk meningkatkan produksinya demi memenuhi permintaan tahu di Kecamatan Tampaksiring.Dilihat dari koefisien determinasi yang bernilai 33,4% bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian sejenis maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar menambah variabel bebas selain variabel yang telah dimasukan ke dalam model penelitian ini.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan serta dukungan dalam penyelesaian penelitian dan penulisan e-jurnal ini.Semoga penelitian ini dapat memberi manfaan sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. 2016. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, Buku

1. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

BPS Kabupaten Gianyar. 2014. GianyarDalamAngka, BPS Kabupaten Gianyar, Gianyar.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2017. DaftarKomposisiPangan Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

http://www.panganku.ogr/id-ID/semua_nutrisi. Diakses 20 Februari 2018.

Kuncoro, Mudrajad.2003. MetodeRisetuntukBisnis&Ekonomi.Erlangga. Jakarta.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementrian Pertanian. 2016. Outlook

KomoditasPertanian Sub-sektorTanamanPanganKedelai. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementrian Pertanian. Jakarta.

Pusat Riset Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekertariat Jendral-Kementrian Pertanian.2015. Analisis PDB Sektor Pertanian 2015.Pusat Riset Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekertariat Jendral-Kementrian Pertanian, Jakarta.

Rusdi, Muhammad David. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi di Kota Surabaya.Jurnal Ekonomi dan Bisnis.Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. 1(2): 283-300

Setiawan, Indra. 2011. Faktor-faktor yang MempengaruhiKonsumsi Tempe di Kota Bogor. Skripsi.Institut Pertanian Bogor.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sugiyono. 2010. MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sukirno, Sadono. 2005. MikroEkonomiTeoriPengantar, EdisiKetiga. Raja GrafindoPersada. Jakarta.

Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Data Ekonomi denganMenggunakan SPSS. PT Indeks, Jakarta Barat.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

147