Factors Affecting Consumer Demand for Cayenne Pepper in Denpasar City, Bali Province
on
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata
ISSN: 2301-6523
Vol. 8, No. 2, April2019
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen terhadap Cabai Rawit di Kota Denpasar Provinsi Bali
NI MADE SRI WEGA YANTI, KETUT BUDI SUSRUSA, IDA AYU LISTIADEWI
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali 80232
Email:sriwegayanti@yahoo.com kbsusrusa@yahoo.co.id
Abstract
Factors Affecting Consumer Demand for Cayenne Pepper in Denpasar City, Bali Province
Cayenne pepper is one of the national leading commodities that is needed by the community. Denpasar City, which has a high population density and per capita food expenditure, is a potential market for cayenne pepper production centers in Bali Province. Consumer demand for cayenne pepper is sometimes uncertain due to the influence of various factors. This study aims to analyze the factors that influence consumer demand for cayenne pepper and analyze its demand elasticity in Denpasar City, Bali Province.This research was carried out in Badung Market, Kreneng Market, Ketapian Market, and Sanglah Marketwhich were determined intentionally. Sampling used accidental sampling technique. The number of samples was determined by quota sampling as many as 50 respondents. This study used the Cobb-Douglas request function which is transformed into multiple linear forms of natural logarithms (ln).The results showed that the factors that influence consumer demand for cayenne pepper in Denpasar City, Bali Province were the number of family members and tastes. Price elasticity at D = 0 (not interested in cayenne pepper) and D = 1 (interested in cayenne pepper) shows that the demand for cayenne pepper is perfectly inelastic. Cross elasticity at D = 0 (not interested in cayenne pepper) and D = 1 (interested in cayenne pepper) showed that large red chilies, tomatoes, and shallots are items that were not related to cayenne pepper. Income elasticity at D = 0 (not interested in cayenne pepper) and D = 1 (interested in cayenne pepper) indicates that the demand for cayenne pepper was inelastic to income.
Keywords: cayenne pepper, demand, elasticity
Sektorpertanian merupakan salah satu sektor unggulan yang memegang peranan pentingdalampembangunanperekonomian Indonesia.Peran penting sektor pertanian dapat dilihat dari kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 29,68%pada tahun 2017(BPSIndonesia, 2017).Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memberikan kontribusi sebesar 13,14% terhadap PDB atas dasar harga berlaku pada tahun 2017 (BPS Indonesia, 2018). Persentase ekspor hasil pertanian Indonesia pada tahun 2017 sebesar 2,40%(BPS Indonesia, 2018).
Subsektor hortikultura saat ini masih menjadi salah satu komoditi strategis pertanian Indonesiayang cukup diminati di pasar.Kementerian Pertanian telah menetapkan 40 komoditi unggulan nasional, dimana 11di antaranya merupakan komoditi hortikultura.Komoditi hortikultura tersebut meliputicabai, bawang merah, kentang, jeruk, mangga, manggis, salak, pisang, durian, rimpang, dan tanaman hias (Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, 2014).
Cabai rawit sebagai salah satu komoditi unggulan nasional merupakan jenis sayuran yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.Kebutuhan cabai rawit di Indonesia terbilang cukup tinggi.Menurut Warisno (2010) dalam Maulana(2015) kebutuhancabai rawit adalah 4 kg/kapita/tahun.Hal ini tidak terlepas dari banyaknya jumlah penduduk serta berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai rawit. Industri tersebut meliputi industri makanan,farmasi, dan kosmetika(Cahyono, 2003).
Kota Denpasar memiliki kepadatan penduduk serta jumlah pengeluaran makanan per kapita tertinggidi Provinsi Bali.Kepadatan penduduk di Kota Denpasar adalah 7.022 jiwa/km2 (BPS Provinsi Bali, 2017).Jumlah pengeluaran makanan per kapita di Kota Denpasar pada tahun 2016sebesar Rp592.459,00, yang termasuk cabai rawit di dalamnya.Melihat potensi ini, maka akan ada banyak produsen cabai rawit yang tertarik untuk memasok hasil produksinya ke Kota Denpasar.
Masyarakat Kota Denpasar umumnya membeli cabai rawit di pasar tradisional dan pasar modern.Berdasarkan hasil pengamatan pada studi pendahuluan, konsumen khususnya ibu rumah tangga lebih cenderung membeli cabai rawit di pasar tradisionalkarena harga yang diperoleh dapat lebih terjangkau dibandingkanpasar modern.Perkembangan harga cabai rawit di pasar tradisional terkadang tidak menentu.Cabai rawit dikatakan sebagai salah satu komoditi pertanian yang harganya sangat fluktuatif dan bahkan dapat mempengaruhi inflasi.Cabai rawit tercatat sebagai salah satu komoditi yang memberikan sumbangan terhadap inflasi sebesar 1,07% yang terjadi di Kota Denpasar pada bulan Desember 2017 (BPS Provinsi Bali, 2018).
Sama halnya dengan harga, permintaancabai rawit juga tidak menentu.Permintaan konsumen terhadap cabai rawit dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka perlu dilakukan analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap cabai rawit dan elastisitas permintaan cabai rawit, agar pemasok dan pedagang dapat menentukan langkah-langkah yang lebih baik guna memenuhi permintaan konsumen terhadap cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut.
-
1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali?
-
2. Bagaimanakah elastisitas permintaan cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
-
1. Menganalisisfakor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali.
-
2. Menganalisis elastisitas permintaan cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali.
Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar Provinsi Bali, tepatnya di Pasar Badung, Pasar Kreneng, Pasar Ketapian, dan Pasar Sanglah.Penelitian dilakukan mulai bulan Januari sampai denganMaret 2018.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) karena Kota Denpasar memiliki kepadatan penduduk dan jumlah pengeluaran makanan per kapita tertinggi di Provinsi Bali.Pasar Badung, Pasar Kreneng, Pasar Ketapian, dan Pasar Sanglah dipilih karena keempat pasar tersebut merupakan pasar tradisional dengan jumlah pedagang terbesar di masing-masing kecamatan di Kota Denpasar.
Data dalam penelitian ini berupadata kuantitatif dan data kualitatif yang berasal dari sumber primer dan sumber sekunder.Metode pengumpulan data yang digunakan adalahobservasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen rumah tangga yang membeli cabai rawit di Pasar Badung, Pasar Kreneng, Pasar Ketapian, dan Pasar Sanglah untuk kebutuhan rumah tangganya sendiri, dimana jumlah populasi tidak diketahui.Sampel yang dipilih adalah konsumen ibu rumah tangga yang membeli cabai rawit untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri dan bukan untuk keperluan perdagangan maupun keperluan lainnya.Jumlah sampelditentukan secara quota sampling sebanyak 50 sampel, denganteknik pengambilan sampel secara accidental sampling.
Konsep variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis permintaan dan elastisitas permintaan cabai rawit.Konsep variabel tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk variabel bebas dan variabel terikat.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah permintaan cabai rawit. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi harga cabai rawit, harga cabai merah besar, harga tomat,harga bawang merah,jumlah anggota keluarga, pendapatan rumah tangga, dan selera.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif.Model analisis yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap cabai rawit dan elastisitas permintaan cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali adalah fungsi permintaan Cobb-Douglasyang dianalisis dengan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square).Secara matematis fungsi permintaan Cobb-Douglas dapat dituliskan sebagai berikut.
Y = β0X1β1X2β2X3β3X4β4X5β5X6β6ε ................................................(1)
Penyelesaian fungsi permintaan Cobb-Douglas di atas dilakukan dengan cara mentransformasinyake dalam bentuk linier berganda logaritma natural(ln).Bentuk fungsi permintaan Cobb-Douglas setelah ditransformasi ke dalam bentuk linier berganda logaritma natural (ln) yang memuat variabel dummy adalah sebagai berikut.
lnŶ = b0+ b1lnX1 + b2lnX2 + b3lnX3 + b4lnX4 + b5lnX5+ b6lnX6+ b7D + e .......(2)
dimana:
Ŷ = Nilai prediksi permintaan cabai rawit (kg/bulan)
-
X1 = Harga cabai rawit (Rp/kg)
X2 = Harga cabai merah besar (Rp/kg)
X3 = Harga tomat (Rp/kg)
X4 = Harga bawang merah (Rp/kg)
X5 = Jumlah anggota keluarga (orang/RT)
X6 = Pendapatan rumah tangga (Rp/bulan)
D = Dummy selera (0 = tidak suka cabai rawit; 1 = suka cabai rawit)
b0 = Konstanta
b1, b2,..., b6 = Nilai prediksi koefisien regresi β1, β2,..., β6
b7 = Nilai prediksi koefisien variabel Dummy selera
e = Eror
Model fungsi permintaan yang dihasilkan harus memenuhi uji asumsi klasik dan uji statistik. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa model tersebut telah memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), sehingga relevan digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap cabai rawit dan elastisitas permintaan cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali.
Elastisitas permintaan dianalisis dengan cara melihat nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas pada model regresi linier berganda logaritma natural (ln) yang dihasilkan. Elastisitas permintaan yang dianalisis adalah elastisitas harga, elastisitas silang, dan elastisitas pendapatan.
-
1. Elastisitas harga
Analisis elastisitas harga berdasarkan nilai koefisien regresidiawali dengan melakukan pengujian untuk membuktikan bahwa koefisien elastisitas bernilai signifikan.Pengujiandilakukandengan membandingkan hasil dari (bi – 1)/Sbi dengan nilai t-tabel.Jika hasil perhitungan (bi – 1)/Sbi >t-tabel, maka pengujian tersebut signifikan.Jika hasil perhitungan (bi – 1)/Sbi <nilai t-tabel, maka pengujian tersebut non signifikan. Penggolongan elastisitas harga adalah sebagai berikut.
-
a. EP> 1 artinya permintaan bersifat elastis.
-
b. EP< 1 artinya permintaan bersifat inelastis.
-
c. EP = 1 artinya permintaan bersifat unitary elastis.
-
d. EP = ∞ artinya permintaan bersifat elastis sempurna.
-
e. EP = 0 disebut inelastis sempurna.
-
2. Elastisitas silang, dengan penggolongan sebagai berikut.
-
a. EC bernilai positif berarti dua jenis barang merupakan barang substitusi.
-
b. EC bernilai negatif berarti dua jenis barang merupakan barang komplementer.
-
c. EC = 0 berarti dua jenis barang tidak saling berkaitan.
-
3. Elastisitas pendapatan, dengan penggolongan sebagai berikut.
-
a. EI bernilai positif berarti suatu barang merupakan barang normal, dimana penggolongannya dapat dibedakan menjadi dua pengertian sebagai berikut.
-
1) EI< 1 berarti suatu barang merupakan barang kebutuhan pokok.
-
2) EI> 1 berarti suatu barang merupakan barang mewah.
-
b. EI bernilai negatif berarti suatu barang merupakan barang inferior.
-
c. EI = 0 berarti suatu barang bersifat inelastis terhadap pendapatan.
-
1. Uji asumsi klasik
-
a. Uji normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnovdan Shapiro-Wilk, dimana hasil analisismenunjukkan bahwa nilai signifikansi pada Kolmogorov-Smirnovdan Shapiro-Wilk sebesar 0,200 dan 0,839. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual data berdistribusi normal.
-
b. Uji multikolinearitas dengan metode TOL dan VIF, dimana hasil analisis menunjukkanbahwa semua variabel bebas dalam model memiliki nilai TOL lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.Kesimpulannya model regresi tidak mengandung gejala multikolinieritas.
-
c. Uji heteroskedastisitas dengan metode Glejser, dimana hasil analisis menunjukkanbahwa nilai signifikansi semua variabel bebas terhadap nilai mutlak residualnya lebih besar dari 0,05. Kesimpulannya adalah model regresi yang dihasilkan tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.
-
2. Uji statistik
-
a. Uji koefisien determinasi (R2), dimana hasil analisis menunjukkanbahwa nilai koefisien determinasi dari model regresi yang dihasilkan sebesar 0,702.Nilai 0,702menunjukkan bahwa 70,2% variasi perubahan permintaan cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali dipengaruhi oleh variasi harga cabai rawit, harga cabai merah besar, harga tomat, harga bawang merah, jumlah anggota keluarga, pendapatan rumah tangga, dan selera.
-
b. Uji pengaruh secara simultan (uji F), dimana hasil analisis menunjukkan bahwa nilai P-value dari model regresi yang dihasilkan sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, sehingga disimpulkan bahwa variabel bebas yang termuat dalam model secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
-
c. Uji pengaruh secara parsial (uji t), dimana hasil analisis menunjukkan bahwa hanya ada dua variabel bebas yang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Baliyaitu jumlah anggota keluarga (X5) dan selera (D).
-
3. Hasil analisis regresi linier berganda logaritma natural (ln)
Hasil analisis regresi linier berganda disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1.
Hasil Analisis Regresi Linier BergandaLogaritma Natural (ln)
Variabel |
B |
Std. Eror |
t-hitung |
Sig. |
Konstanta |
37,291 |
17,573 |
2,122 |
0,040** |
Harga Cabai Rawit (X1) |
-1,246 |
1,153 |
-1,082 |
0,286NS |
Harga Cabai Merah Besar (X2) |
-0,008 |
1,174 |
-0,007 |
0,995NS |
Harga Tomat (X3) |
-0,890 |
0,507 |
-1,757 |
0,086NS |
Harga Bawang Merah (X4) |
-1,718 |
1,018 |
-1,688 |
0,099NS |
Jumlah Anggota Keluarga (X5) |
0,690 |
0,233 |
2,968 |
0,005** |
Pendapatan Rumah Tangga (X6) |
0,050 |
0,138 |
0,360 |
0,721NS |
Selera (D) |
0,871 |
0,157 |
5,545 |
0,000** |
R-kuadrat (R2) = 70,2% |
F-hitung |
= 14,142 | ||
R2 Disesuaikan = 65,2% |
P-value |
= 0,000 | ||
Keterangan : ** = Signifikan pada taraf nyat |
a α = 0,05, |
NS = Non Signifikan |
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 1diketahui bahwa variabel dummy selera memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali.Hal iniditunjukkan oleh nilai signifikansi variabel dummysebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, sehinggaselera berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5%.Melihat pengaruh signifikan variabel dummy tersebut, maka perlu dilakukan analisis secara parsial terhadap masing-masing kategori dalam variabel dummyuntuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap permintaan cabai rawit di Kota DenpasarpadaD = 0 (tidak suka cabai rawit) dan D = 1 (suka cabai rawit). Hasil pengujian pengaruh variabel dummyparsial untuk D = 0 (tidak suka cabai rawit) disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2.
Hasil Uji Variabel Dummyuntuk D = 0 (tidak suka cabai rawit)
Variabel |
Koefisien |
t-hitung |
Sig. | |
B |
Std. Eror | |||
Konstanta |
4,241 |
46,747 |
0,091 |
0,930NS |
Harga Cabai Rawit (X1) |
-0,664 |
3,159 |
-0,210 |
0,838NS |
Harga Cabai Merah Besar (X2) |
1,160 |
1,737 |
0,668 |
0,521NS |
Harga Tomat (X3) |
-1,050 |
0,828 |
-1,268 |
0,237NS |
Harga Bawang Merah (X4) |
-0,012 |
1,509 |
-0,008 |
0,994NS |
Jumlah Anggota Keluarga (X5) |
0,518 |
0,364 |
1,422 |
0,189NS |
Pendapatan Rumah Tangga (X6) |
-0,020 |
0,282 |
-0,072 |
0,944NS |
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 2diperolehpersamaanregresisebagai berikut.
lnŶ = 4,241–0,664 ln X1NS+1,160 ln X2NS–1,050 ln X3NS–0,012 ln X4NS + 0,518 ln
X5NS–0,020 ln X6NS ..............................................................................(3)
Berdasarkan hasil uji variabel dummy secara parsial untuk D = 0 (tidak suka cabai rawit), maka pengaruhmasing-masing variabel bebas terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali adalah sebagai berikut.
-
1. Pengaruh harga cabai rawit terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel harga cabai rawit adalah 0,838. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga harga cabai rawit tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5% untuk D = 0 (tidak suka cabai rawit). Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Dewi (2009) yang berjudul “Analisis Permintaan Cabai Merah (Capsicuum annuum L) di Kota Surakarta”, yang menyatakan bahwa harga cabai merahbesar berpengaruh nyata terhadap permintaan cabai merah di Kota Surakarta pada taraf kepercayaan 95%. Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat disebabkan oleh kebutuhan konsumen akan cabai rawit, mengingat fungsi cabai rawit sebagai bahan bumbu masakan. Cabai rawit merupakan salah satu barang kebutuhan sehari-hari, sehingga saat terjadi peningkatan hargakonsumen akan tetap membeli cabai rawit untuk memenuhi kebutuhannya.
-
2. Pengaruh harga cabai merah besar terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel harga cabai merah besar adalah 0,521.Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga harga cabai merah besar tidak
berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5% untuk D = 0 (tidak suka cabai rawit).
-
3. Pengaruh harga tomat terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel harga tomat adalah 0,237.Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga harga tomat tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5% untuk D = 0 (tidak suka cabai rawit).
-
4. Pengaruh harga bawang merah terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel harga bawang merah adalah 0,994.Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga harga bawang merah tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5% untuk D = 0 (tidak suka cabai rawit).
-
5. Pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel jumlah anggota keluarga adalah 0,189.Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga jumlah anggota keluargatidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5% untuk D = 0 (tidak suka cabai rawit).
-
6. Pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel pendapatan rumah tangga adalah 0,944.Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga pendapatan rumah tanggatidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasarpada taraf nyata 5% untuk D = 0 (tidak suka cabai rawit).Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Dewi (2009) yang berjudul “Analisis Permintaan Cabai Merah (Capsicuum annuum L) di Kota Surakarta”, yangmenyatakan bahwa pendapatan per kapita berpengaruh nyata terhadap permintaan cabai merah di Kota Surakarta.Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan kebutuhan dan respon masing-masing responden terhadap perubahan dalam mengkonsumsi cabai rawit.
Hasil pengujian pengaruh variabel dummysecara parsial untuk D = 1 (suka cabai rawit)disajikan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3.
Hasil Uji Variabel Dummyuntuk D = 1 (suka cabai rawit)
Variabel |
Koefisien |
t-hitung |
Sig. | |
B |
Std. Eror | |||
Konstanta |
52,002 |
22,216 |
2,341 |
0,027** |
Harga Cabai Rawit (X1) |
-0,429 |
1,453 |
-0,295 |
0,770NS |
Harga Cabai Merah Besar (X2) |
-0,516 |
1,743 |
-0,296 |
0,769NS |
Harga Tomat (X3) |
-1,080 |
0,729 |
-1,482 |
0,150NS |
Harga Bawang Merah (X4) |
-3,232 |
1,608 |
-2,010 |
0,055NS |
Jumlah Anggota Keluarga (X5) |
0,779 |
0,311 |
2,504 |
0,019** |
Pendapatan Rumah Tangga (X6) |
0,001 |
0,180 |
0,005 |
0,996NS |
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 3diperolehpersamaanregresisebagai berikut.
lnŶ= 52,002 –0,429 ln X1NS– 0,516 ln X2NS–1,080 ln X3NS–3,232 ln X4NS + 0,779
ln X5**+0,001 ln X6NS ..............................................................................(4)
Berdasarkan hasil uji variabel dummy secara parsial untuk D = 1 (suka cabai rawit), maka pengaruhmasing-masing variabel bebas terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali adalah sebagai berikut.
-
1. Pengaruh harga cabai rawit terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel harga cabai rawit adalah 0,770. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga harga cabai rawit tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5% untuk D = 1(suka cabai rawit).Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Dewi (2009) yang berjudul “Analisis Permintaan Cabai Merah (Capsicuum annuum L) di Kota Surakarta”, yang menyatakan bahwa harga cabai merahbesar berpengaruh nyata terhadap permintaan cabai merah di Kota Surakarta pada taraf kepercayaan 95%. Perbedaan hasil tersebut disebabkan oleh selera konsumen yang suka terhadap cabai rawit.Konsumen yang suka terhadap cabai rawit tidak akan terlalu terpengaruh oleh perubahan harga yang terjadi dan cenderung membeli cabai rawit dalam jumlah tetap sesuai dengan kebutuhannya.
-
2. Pengaruh harga cabai merah besar terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel harga cabai merah besar adalah 0,769.Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga harga cabai merah besar tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5% untuk D = 1(suka cabai rawit).
-
3. Pengaruh harga tomat terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel harga tomat adalah 0,150.Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga harga tomat tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5% untuk D = 1(suka cabai rawit).
-
4. Pengaruh harga bawang merah terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel harga bawang merah adalah 0,055.Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga harga bawang merah tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5% untuk D = 1(suka cabai rawit).
-
5. Pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel jumlah anggota keluarga adalah 0,019. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05,sehingga jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5% untuk D = 1(suka cabai rawit). Nilai koefisien regresi variabel jumlah anggota keluarga adalah 0,779.Nilai 0,779 dapat diartikan jika jumlah anggota keluarga bertambah sebanyak satu orang, maka jumlah permintaan cabai rawit akan meningkat sebesar0,779 kg. Jika jumlah anggota keluarga berkurang sebanyak satu orang, maka jumlah permintaan cabai rawit akan menurun sebesar0,779 kg. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Hadi (2017) yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Cabai Merah Keriting pada Rumah Tangga di Kota Semarang”, yangmenyatakan bahwa jumlah anggota keluarga berpengaruhsignifikan terhadap permintaan cabai merah di Kota Semarang.
-
6. Pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap permintaan cabai rawit
Nilai signifikansi yang terdapat pada variabel pendapatan rumah tangga adalah 0,996.Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga pendapatan rumah tanggatidakberpengaruh signifikan terhadap permintaan cabai rawit di Kota Denpasar pada taraf nyata 5% untuk D = 1 (suka cabai rawit).
-
1. Elastisitas harga
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa koefisien elastisitas harga cabai rawit bernilai non signifikan untuk D = 0 (tidak suka cabai rawit) dan D = 1 (suka cabai rawit).Koefisien elastisitas harga cabai rawit yang bernilai non signifikan menunjukkan bahwa elastisitas harga cabai rawit sama dengan nol atau EP = 0. Artinya elastisitas harga cabai rawit bersifat inelastis sempurna, dimana jumlah permintaan cabai rawit cenderung tetap atau tidak mengalami perubahan meskipun harganya berubah.
-
2. Elastisitas silang
Berdasarkan hasil uji pengaruh variabel dummy secara parsial, diketahui bahwa koefisien elastisitas silang pada harga cabai merah besar, harga tomat, dan harga bawang merahbernilai non signifikan untuk D = 0 (tidak suka cabai rawit) dan D = 1 (suka cabai rawit). Koefisien elastisitas silang yang bernilai non signifikan ini menunjukkan bahwa elastisitas silang pada harga cabai merah besar, harga tomat, dan harga bawang merahsama dengan nol atau EC = 0. Hal ini menunjukkan bahwa cabai merah besar, tomat, dan bawang merahmerupakan barang-barang yang tidak berkaitan dengan cabai rawit. Artinya peningkatan harga cabai merah besar, harga tomat, dan harga bawang merah tidak akan mengakibatkan perubahan dalam jumlah permintaan cabai rawit.
-
3. Elastisitas pendapatan
Berdasarkan hasil pengujian variabel dummy secara parsial, diketahui bahwa koefisien elastisitas pendapatan rumah tangga bernilai non signifikan untuk D = 0 (tidak suka cabai rawit) dan D = 1 (suka cabai rawit).Koefisienelastisitas pendapatan yang bernilai non signifikanmenunjukkan bahwa elastisitas pendapatansama dengan nol atau EI= 0. Artinya permintaan cabai rawit bersifat inelastis terhadap pendapatan, dimana perubahan pendapatan rumah tangga tidak akan mengakibatkan perubahan dalam jumlah permintaan cabai rawit.
Berdasarkanhasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap cabai rawit di Kota Denpasar, Provinsi Bali adalah jumlah anggota keluarga dan selera.Elastisitas hargapada D = 0 (tidak suka cabai rawit) dan D = 1 (suka cabai rawit) menunjukkan bahwa permintaan cabai rawit bersifat inelastis sempurna. Elastisitas silang pada D = 0 (tidak suka cabai rawit) dan D = 1 (suka cabai rawit) menunjukkan bahwa cabai merah besar, tomat, dan bawang merah merupakan barang-barang yang tidak berkaitan dengan cabai rawit. Elastisitas pendapatan pada D = 0 (tidak suka cabai rawit) dan D = 1 (suka cabai rawit) menunjukkan bahwa permintaan cabai rawit bersifat inelastis terhadap pendapatan.
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah para pedagangdanpemasokhendaknya memperhatikan volume dan aktivitas penjualancabai rawit yang dilakukan,agar tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan pasokan cabai rawit. Perlu dilakukan penelitian dengan kajian yang sama menggunakan pendekatan time seriesguna mendapatkan variasi data yang lebih akurat, serta perlu dilakukan penambahan variabel harga barang substitusi cabai rawit seperti harga merica.
-
5. Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada responden ibu rumah tangga yang telah bersedia memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian hingga karya ilmiah ini dapat dipublikasikan dalam e-jurnal.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. 2017. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia
Agustus 2017.
https://www.bps.go.id/publication/2017/11/30/0daa04d8d9e8e30e43a55d1a/keada
an-angkatan-kerja-di-indonesia-agustus-2017.html (diakses tanggal 25 Juli 2018) Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.2018. Analisis Komoditi Ekspor 2011 – 2017.https://www.bps.go.id/publication/2018/07/02/57ec2cf09e639209747dfd44/ analisa-komoditi-ekspor--2010-2017--sektor-pertanian--industri-dan-pertambangan.html (diakses tanggal 25 Juli 2018)
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. 2018.Pendapatan Nasional Indonesia 2013 – 2017.https://www.bps.go.id/publication/2018/06/07/03ef95597507c3214e16e421/ pendapatan-nasional-indonesia-2013-2017.html (diakses tanggal 25 Juli 2018)
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. 2017. Provinsi Bali Dalam Angka 2017.
https://bali.bps.go.id/publication/2017/08/11/85bf7f9f0d2826ed2a8b2f74/provinsi
-bali-dalam-angka-2017.html(diakses tanggal 7 Januari 2018)
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.2018. Berita Resmi Statistik Perkembangan
Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Denpasar Desember
2017.https://bali.bps.go.id/pressrelease/2018/01/02/717012/desember-2017-kota-
denpasar-inflasi-1-07-persen.html (diakses tanggal 25 Juli 2018)
Cahyono, B. 2003.Cabai Rawit:Teknik Budi Daya & Analisis
Usahatani.Yogyakarta.Kanisius.
Dewi, T. R. 2009.Analisis Permintaan Cabai Merah (Capsicum annuum L) di Kota
Surakarta [Skripsi].Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.https://eprints.uns.ac.id/7272/1/70510207200906331.pdf(diakses tanggal 27 November 2017)
Direktorat Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian. 2014. Pedoman Teknis Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Hortikultura Berkelanjutan Tahun 2014. http://hortikultura.pertanian.go.id/wp-
content/uploads/2015/06/PedomanTeknisHortikulturaUmum2014.pdf(diakses tanggal 29 November 2017)
Hadi, S. R. 2017. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Cabai Merah Keriting pada Rumah Tangga di Kota Semarang [Skripsi]. Semarang: Program Studi Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.http://eprints.undip.ac.id/52820/ (diakses tanggal 7 Pebruari 2018)
Maulana, F. D. 2015. Potensi Jamur Asal Rizosfer Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Sehat dari Desa Bumbungan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung dalam Upaya Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium Secara In Vitro [Skripsi]. Denpasar: Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
174
Discussion and feedback