E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2301-6523

Vol. 1, No. 2, Oktober 2012

Optimasi Sistem Usahatani Terintegrasi untuk Memaksimalkan Pendapatan Petani

I WAYAN BUDIASA1*) IGAA AMBARAWATI1

I MADE MEGA2

I KETUT MANGKU BUDIASA3

  • 1    Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana

  • 2    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana 3

  • 3    Prodi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana

) Email: [email protected]

ABSTRACT

Optimizing Integrated Farming System to Maximize Farmers’ Income

This study aims to find out the optimal model of integrated farming system (SIMANTRI) development in farmers’ group of SIMANTRI 074, Jemberana Regency. Primary data by using survey method collected from 20 farmers of the group and secondary data gathered from any sources were used to specify parameters of the model. Linear programming analysis by using software BLPX88 is to solve constrained optimization problem in the model. A small farmer, which his farm size is 0.48 hectare, was optimal in allocating resources to conduct many farm activities under the SIMANTRI indicated byfrom optimal solution of the model which conforms to observed behavior. The maximum farmers’ income, generated from the optimizing process was Rp26,041,250 per annum.

Key words: optimization, integrated farming system, income

  • 1.    Pendahuluan

Kebutuhan optimasi pemanfaatan sumberdaya pertanian termasuk lahan sebagai salah satu upaya Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) 2000-2025 didasarkan pada kenyataan bahwa konversi lahan sawah di Indonesia melebihi 110.000 ha per tahun telah menurunkan luas tanam pada lahan sawah secara signifikan, sehingga diprediksi penggunaan lahan kering akan menjadi tren di masa 2 mendatang (Ibrahim, 2008). Provinsi Bali dengan luas wilayah 5.632,86 Km2 memiliki sawah sekitar 81.144 ha (yang terorganisasi kedalam 1.559 subak) dan lahan kering (termasuk lahan kritis) berupa pekarangan, tegalan, penggembalaan, hutan negara, hutan rakyat, dan perkebunan seluas 481.611 ha. Sejak tahun 2009

kebijakan pertanian di Provinsi Bali adalah pengembangan SIMANTRI sebagai salah satu model pendekatan sistem pertanian berkelanjutan dan hingga tahun 2011 sudah dikembangkan 150 SIMANTRI pada 150 Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di Bali, baik di lahan sawah maupun di lahan kering.

Sistem usahatani terintegrasi (integrated farming system) atau crop-livestock system (CLS) yang dikenal sebagai SIMANTRI di Bali menawarkan intensifikasi sistem produksi tanaman-ternak secara terintegrasi melalui pendaurulangan hara tanaman dalam bentuk pupuk kandang untuk memelihara kesuburan tanah. Ciriacy-Wantrup (Hayami & Ruttan, 1985) melalui karyanya “Resource Conservation: Economics and Policies”, menegaskan bahwa teknologi CLS merupakan salah satu bentuk teknologi produksi sekaligus teknologi konservasi yang dapat digunakan sebagai salah satu upaya pencegahan atau mengurangi lahan kritis. Viaux (2007) mendefinisikan sistem usahatani terintegrasi sebagai sebuah sistem yang terintegrasi berdasarkan pendekatan holistik terhadap penggunaan tanah untuk produksi pertanian, yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan input luar agribisnis (energi dan input kimia) dan sepenuhnya didasarkan pada penggunaan sumberdaya alam dan memaksimalkan proses pengendalian alam. Teknologi ini disamping secara teknis dapat memperkecil laju erosi tanah, diharapkan juga secara ekonomis bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.

Gambar 1. Integrasi produksi tanaman dan ternak (dimodifikasi dari Edwards, 1990)

Dalam sistem usahatani terintegrasi (Gambar 1), hewan dipelihara untuk dipekerjakan, menghasilkan pupuk kandang, menghasilkan daging, dan produk lainnya; sedangkan proses produksi tanaman untuk menghasilkan bahan makanan dan serat serta limbahnya (by-products) digunakan untuk bahan pakan ternak dan pupuk kompos. Pupuk kandang dan kompos dari limbah tanaman digunakan dalam proses produksi tanaman. Sistem rotasi tanaman memberikan manfaat dalam pengelolaan struktur, kesuburan, dan erosi tanah sekaligus meningkatkan

pengendalian terhadap hama melalui pemutusan siklus hidup hama (Luna dan House, 1990).

Penerapan SIMANTRI yang optimal dan memenuhi kriteria ramah lingkungan dan berkelanjutan akan sangat membantu dan berguna dalam upaya pencapaian Visi Pertanian Indonesia menuju 2025, yaitu “terwujudnya sistem pertanian industrial berkelanjutan yang berdaya saing dan mampu menjamin ketahanan pangan dan kesejahteraan petani” (Ibrahim, 2008). Model optimal SIMANTRI akan mengarahkan petani melakukan proses produksi tanaman dan ternak secara efisien sehingga komoditas yang dihasilkan mampu berdaya saing global, meningkatkan ketahanan pangan rumah-tangga petani karena adanya peningkatan produktivitas tanaman dan ternak, serta meningkatkan kesejahteraan petani jika fungsi tujuan dari optimasi tersebut adalah memaksimalkan pendapatan usahatani. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan model optimal pelaksanaan sistem usahatani terintegrasi melalui pendekatan analisis linear programming (LP) untuk memaksimalkan pendapatan petani.

  • 2.    Metode Penelitian

SIMANTRI 074 pada GAPOKTAN Sari Rahayu di Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jemberana dipilih secara purposif sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan memiliki limbah perkebunan yang berpotensi sebagai pakan ternak sapi bali. Sampel penelitian adalah petani anggota POKTAN pelaksana SIMANTRI 074 yang diambil secara sensus.

Data primer dari 20 sampel petani melalui survai usahatani dan data sekunder yang dari berbagai sumber digunakan untuk menspesifikasi parameter yang dibutuhkan dalam programasi linier. Analisis LP digunakan untuk analisis optimisasi pelaksanaan SIMANTRI dengan bantuan software BLPX88 (Eastern Software Product, Inc. 1984). Dasar pertimbangannya adalah petani dengan modal yang terbatas sering dihadapkan dengan fungsi produksi linier (Hartono[Antara, 2001]). Analisis LP merupakan sebuah teknik matematik formal yang menyeleksi kombinasi dan tingkat aktivitas, dari semua aktivitas yang layak, untuk mencapai fungsi tujuan tanpa mengabaikan ketersediaan sumberdaya dan kendala lainnya yang dispesifikasi (Barlow et al., 1977; Gonzales, 1983). Secara matematis, masalah programasi linier umumnya dinyatakan sebagai berikut (Cohen dan Cyert, 1976):

n maksimalkan: z = cjxj (1)

j=1

n dengan kendala: a.jx {≤=≥ }bi; i = 1, 2, ..., m (2)

j=1

Xj0; j = 1, 2, -, n(3)

dimana z pada persamaan (1) adalah fungsi tujuan; xj’s adalah aktivitas atau variabel keputusan; cj’s adalah kontribusi dari aktivitas jth terhadap nilai fungsi tujuan; aj’s

adalah unit sumberdaya ke-i yang digunakan atau unit output ke-i yang diproduksi per unit aktivitas jth; dan bi’s adalah tingkat sumberdaya yang tersedia atau kebutuhan minimal untuk setiap kendala. Persamaan (2) dan (3) masing-masing adalah set kendala dan kondisi non-negatif yang harus dipenuhi dalam proses optimasi.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Karakteristik SIMANTRI 074

SIMANTRI 074 dikelola oleh POKTAN Subak Abian Merta Sari, salah satu dari enam POKTAN yang dibawahkan oleh GAPOKTAN Sari Rahayu. POKTAN Subak Abian Merta Sari terbentuk bulan November 2010 beranggotakan 20 orang dengan karakteristik petani seperti pada Tabel 1. Paket program SIMANTRI 074 ini dikucurkan oleh Pemda Bali pada Bulan Agustus 2011. Dari hasil observasi diketahui bahwa di antara 20 ekor induk sapi dengan rata-rata berat badan 250 Kg, terdapat satu ekor yang tidak subur, dan sudah ditukar dengan satu ekor induk subur yang baru. Sampai dengan penelitian ini dilaksanakan terdapat lima ekor induk yang telah beranak dan satu ekor anak di antaranya mengalami kematian.

Tabel 1. Karakteristik Petani pada SIMANTRI 074

No

Nama KK

Umur (Th)

Tingkat Pendidikan

KK (Th)

Jumlah Anggota Keluarga (Orang)

Jumlah TK Keluarga (Orang)

Lahan Kering (Ha)

L

P

1

IBN Putra Wintara

34

6

4

1

2

0.20

2

I Made Sama

55

6

4

1

3

I Komang Suryanto

40

12

4

2

1

0.23

4

Ketut Subagia

45

6

4

2

1

0.20

5

Wayan Suita

52

0

4

2

2

0.50

6

Nyoman Nastra

64

9

5

2

3

2.00

7

Made Rai

45

12

4

2

2

0.50

8

Nyoman Yasiarta

45

6

5

2

3

0.45

9

Ketut Suardika

52

9

4

2

2

0.20

10

Wayan Sujana

40

12

4

2

2

0.30

11

Ketut Bambang

33

15

4

1

0.80

12

Nyoman Suara

50

6

4

1

1.00

13

Made Mertayasa

47

12

5

1

0.30

14

Wayan Murdana

41

12

5

1

0.25

15

I Nyoman Kantra

60

0

4

2

0.05

16

Gede Suirnata

37

6

5

1

1

0.40

17

I Made Sudra

56

6

5

1

0.50

18

I Gede Seno

40

6

4

1

0.50

19

M Pasek Suryadi

41

12

4

1

1.00

20

I Gede Adnyana

33

12

4

1

1

0.27

Jumlah

910

165

86

29

20

9.65

Rata-rata

45.50

8.25

4.30

1.45

1.00

0.48

Karakteristik petani yang diamati meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah tenaga kerja petani yang tersedia dalam keluarga, dan luas lahan pertanian (Tabel 1). Rata-rata umur petani adalah 45,5 tahun (usia produkstif),

rata-rata lama pendidikan petani mendekati tamat SMP (8,25 tahun), jumlah anggota keluarga 4,3 orang, sedangkan jumlah tenaga kerja (TK) petani 2,45 orang. Stok tenaga kerja tersebut setara dengan 2,2 HOK per hari atau 55 HOK per bulan dengan asumsi terdapat 25 hari kerja efektif dalam satu bulan kalender dengan tingkat upah pertanian sebesar Rp40.000/hari TK pria dan Rp30.000/hari TK perempuan. Rata-rata luas lahan garapan adalah 0,48 Ha dan semuanya merupakan lahan kering untuk usahatani campuran antara tanaman perkebunan dan ternak sapi bali.

Aktivitas pengolahan limbah peternakan meliputi produksi pupuk kandang sapi berkualitas dan biourine. Produksi pupuk kandang dan biourine dilaksanakan setiap Rabu dan Sabtu sore berturut-turut oleh masing-masing kelompok (beranggotakan 10 orang) selama lebih kurang satu jam kerja. Jumlah pupuk organik yang dihasilkan setiap 21 hari sebanyak 1,2 ton dengan harga komersial Rp700/Kg, namun untuk anggota dijual seharga Rp500/Kg. Biourine yang sangat laku pada saat musim hujan, dijual dengan harga komersial Rp5.000 dalam kemasan jerigen kecil (2 liter), sedangkan kepada anggota dijual Rp2.000.

  • 3.2    Analisis Optimasi Sistem Usahatani Terintegrasi

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa pola usahatani pada SIMANTRI 074 adalah integrasi antara tanaman perkebunan (kakao, cengkeh, kelapa dalam, pisang), tanaman hijauan (rumput gajah), dan ternak sapi bali pada rata-rata luasan lahan kering 0,48 Ha.

Tabel 2. Pola dan skala usahatani pada SIMANTRI 074

No

Nama Responden

Ukuran Usahatani

TOTAL (Ha)

RG (Ha)

KKO (Pohon)

CKH (Pohon)

KLP (Pohon)

PIS (Rumpun)

SB(250 Kg BH)

1

IBN Putra wintara

0.05

40

10

10

1.00

0.2

2

I Made Sama

1.14

3

I Km Suryanto

0.1

60

20

10

1.43

0.23

4

Ketut Subagia

15

12

2.71

5

Wayan Suita

115

-

75

2.29

6

Nyoman Nastra

0.5

700

120

160

2.43

2

7

Made Rai

0.5

200

55

100

2.57

0.5

8

Nyoman Yasiarta

0.2

80

37

40

1.71

0.45

9

Ketut Suardika

50

25

1.71

0.2

10

Wayan Sujana

100

12

40

1.43

0.3

11

Ketut Bambang

480

40

100

1.71

0.8

12

Nyoman Suara

0.3

100

25

235

1.43

1

13

Made Mertayasa

0.3

32

50

1.71

1

14

Wayan Murdana

0.05

100

70

1.71

0.25

15

I Nyoman Kantra

0.05

30

103

6

2.43

0.05

16

Gede Suirnata

175

175

1.71

0.4

17

I made Sudra

0.2

250

40

1.71

0.5

18

I Gede Seno

0.06

20

10

23

1.71

0.5

19

M Pasek Suryadi

700

45

50

1.71

1

20

I Gede Adnyana

12

15

27

1.71

0.27

Jumlah

2.31

3127

222

1064

586

36.00

9.65

Rata-rata

0.12

156

11

53

29

1.80

0.48

Keterangan: RG = rumput gajah;

KKO = kakao; CKH =

cengkeh;

KLP = kelapa dalam;

PIS = pisang;

SB =

sapi bali

Analisis optimisasi pelaksanaan SIMANTRI 074 dimulai dengan menyusun model aktivitas (Tabel 3) dan model kendala (Tabel 4) berdasarkan hasil survai dan observasi di lapang. Selanjutnya, dirumuskan model LP berbasis software BLPX88 (Lampiran 1). Setelah entry semua data sesuai model LP tersebut, kemudian dirun, maka diperoleh solusi optimal model LP SIMANTRI 074 (Tabel 5 dan Tabel 6).

Tabel 3. Model Aktivitas SIMANTRI 074

No

Kode kolom

Deskripsi

Satuan

1

PRG

Produksi Rumput Gajah

Ha

2

PKKO

Produksi Kakao

Pohon

3

PCKH

Produksi Cengkeh

Pohon

4

PKDAL

Produksi Kelapa Dalam

Pohon

5

PPIS

Produksi Pisang

Rumpun

6

PSB

Produksi Sapi Bali

250 Kg BH

7

MHPTS1

Mencari Hijauan Pakan Ternak Sapi MH

Kg

8

MHPTS2

Mencari Hijauan Pakan Ternak Sapi MK

Kg

9

BBRG1

Beli Bibit Rumput Gajah MH

Stek

10

BBPIS1

Beli Bibit Pisang MH

Batang

11

BISB1

Beli Induk Sapi Bali MH

250 Kg BH

12

BUR1

Beli Urea MH

Kg

13

BKCL1

Beli KCl MH

Kg

14

BNPK1

Beli NPK MH

Kg

15

BTSP1

Beli TSP MH

Kg

16

BPKAN1

Beli Pupuk Kandang MH

Kg

17

BPEST2

Beli Pestisida MK

Ml

18

BV&IB

Beli Vaksin dan IB untuk ternak sapi

Paket

19

STK10

Sewa Tenaga Kerja Bulan Oktober

HOK

20

STK08

Sewa Tenaga Kerja Bulan Agustus

HOK

21

STK09

Sewa Tenaga Kerja Bulan Sepember

HOK

22

JKKO1

Jual Hasil Produksi Kakao MH

Kg

23

JKKO2

Jual Hasil Produksi Kakao MK

Kg

24

JCKH

Jual Hasil Produksi Cengkeh

Kg

25

JKDAL1

Jual Hasil Kelapa Dalam MH

Butir

26

JKDAL2

Jual Hasil Kelapa Dalam MK

Butir

27

JPIS1

Jual Hasil Produksi Pisang MH

Kg

28

JPIS2

Jual Hasil Produksi Pisang MK

Kg

29

JTSB2

Jual Hasil Ternak Sapi Bali MK

250 Kg BH

30

JPKAN1

Jual Pupuk Kandang MH

Kg

31

JPKAN2

Jual Pupuk Kandang MK

Kg

32

JBURI1

Jual Biourine MH

Lt

33

JBURI2

Jual Biourine MK

Lt

34

AKAS1

Alokasi Kas MH

Rp000

35

AKAS2

Alokasi Kas MK

Rp000

36

TKAS12

Transfer Kas MH-MK

Rp000

37

TKAS2Z

Transfer Kas MK-Z

Rp000

Solusi optimal pada Tabel 5 mengindikasikan bahwa semua aktivitas pada penyelesian masalah primal, yaitu aktivitas: produksi tanaman (kakao, cengkeh, kelapa dalam, pisang, dan rumput gajah) dan ternak sapi bali; pembelian input usahatani; menyewa tenaga kerja; penjualan output usahatani; alokasi kas dan transfer kas merupakan aktivitas yang basis kecuali aktivitas mencari hijauan pakan ternak pada musim hujan, menyewa tenaga kerja bulan Oktober, dan menjual pupuk kandang pada musim hujan. Ini berarti, suplai hijauan pakan ternak sapi bali pada musim hujan sudah cukup tersedia dari produksi rumput gajah, limbah batang pisang, dan limbah pod kakao. Penyewaan tenaga kerja bulan Oktober untuk tenaga petik cengkeh menjadi tidak relevan karena dipandang cukup tersedia tenaga kerja yang

berasal dari dalam keluarga, untuk digunakan secara optimal. Demikian pula aktivitas penjualan pupuk kandang pada musin hujan menjadi tidak perlu karena masih digunakan untuk kebutuhan usahatani sendiri, yang memang diaplikasikan bila musim hujan tiba. Pendapatan usahatani terintegrasi maksimal pada skala usaha 0,48 Ha sebesar Rp26.041.250 per tahun, dengan suplai kas untuk memulai usahatani sebesar Rp7.400.000 pada musim hujan.

Tabel 4. Model Kendala SIMANTRI 074

No

Kode kolom

Deskripsi

Hub

Level

Unit

1

LAHAN

Lahan

0,48

Ha

2

MLRG

Maksimal Lahan Rumput Gajah

0,12

Ha

3

MPKKO

Maksimal Pohon Kakao

156

Pohon

4

MPCKH

Maksimal Pohon Cengkeh

11

Pohon

5

MPKDAL

Maksimal Pohon Kelapa Dalam

53

Pohon

6

MRPIS

Maksimal Rumpun Pisang

29

Rumpun

7

MTSB

Maksimal Ternak Sapi Bali

2

250 Kg BH

8

SPTSB1

Stok Pakan Ternak Sapi Bali MH

=

0

Kg

9

SPTSB2

Stok Pakan Ternak Sapi Bali MK

=

0

Kg

10

SBRG1

Stok Bibit Rumput Gajah MH

=

0

Stek

11

SBPIS1

Stok Bibit Pisang MH

=

0

Batang

12

SISB1

Stok Induk Sapi Bali MH

=

0

250 Kg BH

13

SUR1

Stok Pupuk Urea MH

=

0

Kg

14

SKCL1

Stok Pupuk KCl MH

=

0

Kg

15

SNPK1

Stok Pupuk NPK MH

=

0

Kg

16

STSP1

Stok Pupuk TSP MH

=

0

Kg

17

SPEST2

Stok Pestisida MK

=

0

Lt

18

SV&IB

Stok Vaksin & IB Ternak Sapi Bali

=

0

Paket

19

STK10

Stok Tenaga Kerja Bulan Oktober

55

HOK

20

STK11

Stok Tenaga Kerja Bulan November

55

HOK

21

STK12

Stok Tenaga Kerja Bulan Desember

55

HOK

22

STK01

Stok Tenaga Kerja Bulan Januari

55

HOK

23

STK02

Stok Tenaga Kerja Bulan Februari

55

HOK

24

STK03

Stok Tenaga Kerja Bulan Maret

55

HOK

25

STK04

Stok Tenaga Kerja Bulan April

55

HOK

26

STK05

Stok Tenaga Kerja Bulan Mei

55

HOK

27

STK06

Stok Tenaga Kerja Bulan Juni

55

HOK

28

STK07

Stok Tenaga Kerja Bulan Juli

55

HOK

29

STK08

Stok Tenaga Kerja Bulan Agustus

55

HOK

30

STK09

Stok Tenaga Kerja Bulan September

55

HOK

31

MTKS10

Maksimal TK sewaan Bulan Oktober

22

HOK

32

MTKS08

Maksimal TK sewaan Bulan Agustus

22

HOK

33

MTKS09

Maksimal TK sewaan Bulan September

22

HOK

34

SKKO1

Stok Hasil Produksi Kakao MH

=

0

Kg

35

SKKO2

Stok Hasil Produksi Kakao MK

=

0

Kg

36

SCKH

Stok Hasil Produksi Cengkeh

=

0

Kg

37

SKDAL1

Stok Hasil Produksi Kelapa Dalam MH

=

0

Butir

38

SKDAL2

Stok Hasil Produksi Kelapa Dalam MK

=

0

Butir

39

SPIS1

Stok Hasil Pisang MH

=

0

200 biji

40

SPIS2

Stok Hasil Pisang MK

=

0

200 biji

41

STSB2

Stok Ternak Sapi Bali MK

=

0

250 Kg BH

42

SPKAN1

Stok Pupuk Kandang Sapi MH

=

0

Kg

43

SPKAN2

Stok Pupuk Kandang Sapi MH

=

0

Kg

44

SBURI1

Stok Biourine MH

=

0

Lt

45

SBURI2

Stok Biourine MK

=

0

Lt

46

SKAS1

Suplai Kas MH

=

7400

Rp000

47

SKAS2

Suplai Kas MK

=

0

Rp000

48

KASK1

Kas Keluar MH

=

0

Rp000

49

KASK2

Kas Keluar MK

=

0

Rp000

Tabel 5. Penyelesaian Masalah Primal pada Solusi Optimal SIMANTRI 074

C:WBAS074

SOLUTION

IS OPTIMAL

DATE

11-30-2012

TIME    18:

01:19

MAXIMUM

ENTERS:

BASIS

X:    34

VARIABLES:

50

PIVOTS:

40

LEAVES:

BASIS

S:    15

SLACKS:

22

LAST INV:

0

DELTA

0

Z

26041.25

CONSTRAINTS

:    60

C:WBAS074

SOLUTION

IS MAXIMUM

Z

26041.25

DATE 11

-30-2012

PRIMAL PROBLEM SOLUTION

TIME

18:01:30

VARIABLE

STATUS

VALUE

LOWER

UPPER

Z

VALUE

NET

PRG

BASIS

.12

NONE

NONE

0

0

0

PKKO

BASIS

129.2446

NONE

NONE

0

0

0

PCKH

BASIS

11

NONE

NONE

0

0

0

PKDAL

BASIS

8.421169

NONE

NONE

0

0

0

PPIS

BASIS

29

NONE

NONE

0

0

0

PSB

BASIS

.9736944

NONE

NONE

0

0

0

MHPTS1

NONBASIS

0

NONE

NONE

0

1.318859 -

1.318859

MHPTS2

BASIS

1381.625

NONE

NONE

0

0

0

BBRG1

BASIS

9600

NONE

NONE

0

0

0

BBPIS1

BASIS

0

NONE

NONE

0

0

0

BISB1

BASIS

.9736944

NONE

NONE

0

0

0

BUR1

BASIS

44.07241

NONE

NONE

0

0

0

BKCL1

BASIS

29.59702

NONE

NONE

0

0

0

BNPK1

BASIS

51.65453

NONE

NONE

0

0

0

BTSP1

BASIS

6.203741

NONE

NONE

0

0

0

BPKAN1

BASIS

1400.475

NONE

NONE

0

0

0

BPEST2

BASIS

4.148752

NONE

NONE

0

0

0

BV&IB

BASIS

0

NONE

NONE

0

0

0

STK10

NONBASIS

0

NONE

NONE

0

40         -

40

STK08

BASIS

4.272432

NONE

NONE

0

0

0

STK09

BASIS

3.625

NONE

NONE

0

0

0

JKKO1

BASIS

180.9425

NONE

NONE

0

0

0

JKKO2

BASIS

77.54677

NONE

NONE

0

0

0

JCKH

BASIS

55

NONE

NONE

0

0

0

JKDAL1

BASIS

303.1621

NONE

NONE

0

0

0

JKDAL2

BASIS

303.1621

NONE

NONE

0

0

0

JPIS1

BASIS

23.2

NONE

NONE

0

0

0

JPIS2

BASIS

23.2

NONE

NONE

0

0

0

JTSB2

BASIS

1.75265

NONE

NONE

0

0

0

JPKAN1

NONBASIS

0

NONE

NONE

0

0

0

JPKAN2

BASIS

701.06

NONE

NONE

0

0

0

JBURI1

BASIS

876.325

NONE

NONE

0

0

0

JBURI2

BASIS

876.325

NONE

NONE

0

0

0

AKAS1

BASIS

20396.64

NONE

NONE

0

0

0

AKAS2

BASIS

11737.85

NONE

NONE

0

0

0

TKAS12

BASIS

14780.51

NONE

NONE

0

0

0

TKAS2Z

BASIS

26041.25

NONE

NONE

1

1

0

Berdasarkan penyelesaian masalah dual pada Tabel 6, ternyata seluruh lahan telah digunakan secara optimal. Hal ini diindikasikan oleh status kendala lahan yang habis terpakai (binding) tanpa ada sisa (slack). Namun, tidak semua kendala jumlah tanaman bersifat binding, seperti tanaman kakao, yang berdasarkan rata-rata survai terdapat 156 pohon, hanya direkomendasikan sebanyak 129 pohon. Demikian pula untuk tanaman kelapa dalam, dari 53 pohon yang tersedia akan menguntungkan diusahakan sebanyak 8 pohon.

Tabel 6. Penyelesaian Masalah Dual pada Solusi Optimal SIMANTRI 074

C:WBAS074

SOLUTION IS DUAL PROBLE

MAXIMUM

SOLUTION

Z

26041.25

DATE

TIME

11-30-2012 18:01:30

ROW ID

STATUS

DUAL VALUE

RHS VALUE

USAGE

SLACK

LAHAN

BINDING

9400

.48

.48

0

MLRG

BINDING

7670.072

.12

.12

0

MPKKO

NONBINDING

0

156

129.2446

26.75539

MPCKH

BINDING

12.09216

11

11

0

MPKDAL

NONBINDING

0

53

8.421169

44.57883

MRPIS

BINDING

81.16

29

29

0

MTSB

NONBINDING

0

2

0

2

SPTSB1

BINDING

-1.318859

0

0

0

SPTSB2

BINDING

2.436862

0

0

0

SBRG1

BINDING

.1

0

0

0

SBPIS1

BINDING

5

0

0

0

SISB1

BINDING

3500

0

0

0

SUR1

BINDING

2

0

0

0

SKCL1

BINDING

2.4

0

0

0

SNPK1

BINDING

1.9

0

0

0

STSP1

BINDING

1.7

0

0

0

SPEST2

BINDING

115

0

0

0

SV&IB

BINDING

166.5

0

0

0

STK10

NONBINDING

0

55

30.61344

24.38656

STK11

NONBINDING

0

55

19.18077

35.81923

STK12

NONBINDING

0

55

12.61183

42.38817

STK01

NONBINDING

0

55

11.68433

43.31567

STK02

NONBINDING

0

55

15.96969

39.03031

STK03

NONBINDING

0

55

19.35469

35.64531

STK04

NONBINDING

0

55

33.24

21.76

STK05

NONBINDING

0

55

33

22

STK06

NONBINDING

0

55

33.24

21.76

STK07

BINDING

114.9489

55

55

0

STK08

BINDING

40

55

55

0

STK09

BINDING

40

55

55

0

MTKS10

NONBINDING

0

22

0

22

MTKS08

NONBINDING

0

22

4.272432

17.72757

MTKS09

NONBINDING

0

22

3.625

18.375

SKKO1

BINDING

20

0

0

0

SKKO2

BINDING

20

0

0

0

SCKH

BINDING

100

0

0

0

SKDAL1

BINDING

1.5

0

0

0

SKDAL2

BINDING

1.5

0

0

0

SPIS1

BINDING

72

0

0

0

SPIS2

BINDING

72

0

0

0

STSB2

BINDING

3500

0

0

0

SPKAN1

BINDING

.7

0

0

0

SPKAN2

BINDING

.7

0

0

0

SBURI1

BINDING

2

0

0

0

SBURI2

BINDING

2

0

0

0

SKAS1

BINDING

1

7400

7400

0

SKAS2

BINDING

1

0

0

0

KASK1

BINDING

1

0

0

0

KASK2

BINDING

1

0

0

0

  • 4.    Kesimpulan

Penerapan sistem usahatani terintegrasi (SIMANTRI) 074 di Kabupaten Jemberana oleh petani berdasarkan sumberdaya yang tersedia dan tingkat teknologi yang ada telah berjalan secara optimal. Dalam kondisi optimal tersebut petani memperoleh pendapatan maksimal sebesar Rp26.041.250/tahun. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Schultz (Hayami & Ruttan, 1985), yang menyatakan bahwa petani kecil dan miskin di negara sedang berkembang, secara ekonomi, rasional dalam mengalokasikan sumberdaya pada ketersediaan sumberdaya dan teknologi yang ada. Petani disarankan untuk melakukan penjarangan tanaman kakao dan

kelapa dalam sampai pada batas kendala optimal, dengan tetap memberikan hasil maksimal. Penelitian lanjutan mengenai optimasi pelaksanaan SIMANTRI yang mengintegrasikan komponen keberlanjutan sistem usahatani baik di lahan kering maupun di lahan sawah diperlukan untuk menjamin keberlanjutan teknologi pangan SIMANTRI di Bali.

Daftar Pustaka

Antara, M. 2001. Perilaku Petani dalam Pengalokasian Suberdaya untuk Mencapai Pendapatan Maksimum di Kabupaten Tabanan: Analisis Programasi Linier. Disertasi tidak Dipublikasikan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Barlow, C., S. Jayasuriya, V. Cordova, L. Yambo, C. Bantilan, C. Maranan and N. Roxas. 1977. On Measuring The Ecoomic Benefits of New Technologies to Small Rice Farmers. IRRI paper: 1-49.

Cohen, K. J. and R. M. Cyert. 1976. Theory of the Firm: Resource Allocation in a Market Economy. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited (2nd ): 358389.

Eastern Software Product, Inc. 1984. BLP88 User’s Guide. Linear Programming with Bounded Variables for The IBM PC. Alexandria, Virginia.

Edwards, C.A. 1990. The Importance of Integration in Sustainable Agricultural System. In Edwards, C.A; R. Lal; P, Madden; R.H. Miller and G. House (Eds.). Sustainable Agricultural System. Soil and Water Conservation Society: 249-264.

Gonzales, C.M., 1983. Simplified and Linear Programming in Evaluating Cropping Patterns. IRRI paper: 176-187.

Hayami, Yujiro & Vernon W. Ruttan. 1985. Agricultural Development. An International Perspective. Johns Hopkin University Press. Baltimore and London.

Ibrahim, H. 2008. Revitalisasi Pertanian, Ketahanan pangan, dan Penyediaan SDM Pertanian yang Handal. Paper dipresentasikan pada Lokakarya Nasional FKPT-PI Ke-8 Tahun 2008 ”Restrukturisasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia Menuju Pencapaian Kompetensi Pertanian Modern”. Jambi, Mei 2008.

Luna, J.M and G.J. House. 1990. Pest Management in Sustainable Agricultural System. In Edwards, C.A; R. Lal; P, Madden; R.H. Miller and G. House (Eds.). Sustainable Agricultural System. Soil and Water Conservation Society. In Edwards, C.A; R. Lal; P, Madden; R.H. Miller and G. House (Eds.). Sustainable Agricultural System. Soil and Water Conservation Society:157-173.

Viaux, P. 2007. Integrated Farming Systems: A Form of Low Input Farming, In Biala, K; J-M Terres; P. Pointereau; dan M.L. Paracchini (eds) Low Input Farming Systems: an Opportunity to Develop Sustainable Agriculture. Proceedings of the JRC Summer University.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

105