Optimasi Sistem Usahatani Terintegrasi untuk Memaksimalkan Pendapatan Petani
on
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523
Vol. 1, No. 2, Oktober 2012
Optimasi Sistem Usahatani Terintegrasi untuk Memaksimalkan Pendapatan Petani
I WAYAN BUDIASA1*) IGAA AMBARAWATI1
I MADE MEGA2
I KETUT MANGKU BUDIASA3
-
1 Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana
-
2 Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana 3
-
3 Prodi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana
) Email: [email protected]
ABSTRACT
Optimizing Integrated Farming System to Maximize Farmers’ Income
This study aims to find out the optimal model of integrated farming system (SIMANTRI) development in farmers’ group of SIMANTRI 074, Jemberana Regency. Primary data by using survey method collected from 20 farmers of the group and secondary data gathered from any sources were used to specify parameters of the model. Linear programming analysis by using software BLPX88 is to solve constrained optimization problem in the model. A small farmer, which his farm size is 0.48 hectare, was optimal in allocating resources to conduct many farm activities under the SIMANTRI indicated byfrom optimal solution of the model which conforms to observed behavior. The maximum farmers’ income, generated from the optimizing process was Rp26,041,250 per annum.
Key words: optimization, integrated farming system, income
Kebutuhan optimasi pemanfaatan sumberdaya pertanian termasuk lahan sebagai salah satu upaya Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) 2000-2025 didasarkan pada kenyataan bahwa konversi lahan sawah di Indonesia melebihi 110.000 ha per tahun telah menurunkan luas tanam pada lahan sawah secara signifikan, sehingga diprediksi penggunaan lahan kering akan menjadi tren di masa 2 mendatang (Ibrahim, 2008). Provinsi Bali dengan luas wilayah 5.632,86 Km2 memiliki sawah sekitar 81.144 ha (yang terorganisasi kedalam 1.559 subak) dan lahan kering (termasuk lahan kritis) berupa pekarangan, tegalan, penggembalaan, hutan negara, hutan rakyat, dan perkebunan seluas 481.611 ha. Sejak tahun 2009
kebijakan pertanian di Provinsi Bali adalah pengembangan SIMANTRI sebagai salah satu model pendekatan sistem pertanian berkelanjutan dan hingga tahun 2011 sudah dikembangkan 150 SIMANTRI pada 150 Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di Bali, baik di lahan sawah maupun di lahan kering.
Sistem usahatani terintegrasi (integrated farming system) atau crop-livestock system (CLS) yang dikenal sebagai SIMANTRI di Bali menawarkan intensifikasi sistem produksi tanaman-ternak secara terintegrasi melalui pendaurulangan hara tanaman dalam bentuk pupuk kandang untuk memelihara kesuburan tanah. Ciriacy-Wantrup (Hayami & Ruttan, 1985) melalui karyanya “Resource Conservation: Economics and Policies”, menegaskan bahwa teknologi CLS merupakan salah satu bentuk teknologi produksi sekaligus teknologi konservasi yang dapat digunakan sebagai salah satu upaya pencegahan atau mengurangi lahan kritis. Viaux (2007) mendefinisikan sistem usahatani terintegrasi sebagai sebuah sistem yang terintegrasi berdasarkan pendekatan holistik terhadap penggunaan tanah untuk produksi pertanian, yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan input luar agribisnis (energi dan input kimia) dan sepenuhnya didasarkan pada penggunaan sumberdaya alam dan memaksimalkan proses pengendalian alam. Teknologi ini disamping secara teknis dapat memperkecil laju erosi tanah, diharapkan juga secara ekonomis bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
Gambar 1. Integrasi produksi tanaman dan ternak (dimodifikasi dari Edwards, 1990)
Dalam sistem usahatani terintegrasi (Gambar 1), hewan dipelihara untuk dipekerjakan, menghasilkan pupuk kandang, menghasilkan daging, dan produk lainnya; sedangkan proses produksi tanaman untuk menghasilkan bahan makanan dan serat serta limbahnya (by-products) digunakan untuk bahan pakan ternak dan pupuk kompos. Pupuk kandang dan kompos dari limbah tanaman digunakan dalam proses produksi tanaman. Sistem rotasi tanaman memberikan manfaat dalam pengelolaan struktur, kesuburan, dan erosi tanah sekaligus meningkatkan
pengendalian terhadap hama melalui pemutusan siklus hidup hama (Luna dan House, 1990).
Penerapan SIMANTRI yang optimal dan memenuhi kriteria ramah lingkungan dan berkelanjutan akan sangat membantu dan berguna dalam upaya pencapaian Visi Pertanian Indonesia menuju 2025, yaitu “terwujudnya sistem pertanian industrial berkelanjutan yang berdaya saing dan mampu menjamin ketahanan pangan dan kesejahteraan petani” (Ibrahim, 2008). Model optimal SIMANTRI akan mengarahkan petani melakukan proses produksi tanaman dan ternak secara efisien sehingga komoditas yang dihasilkan mampu berdaya saing global, meningkatkan ketahanan pangan rumah-tangga petani karena adanya peningkatan produktivitas tanaman dan ternak, serta meningkatkan kesejahteraan petani jika fungsi tujuan dari optimasi tersebut adalah memaksimalkan pendapatan usahatani. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan model optimal pelaksanaan sistem usahatani terintegrasi melalui pendekatan analisis linear programming (LP) untuk memaksimalkan pendapatan petani.
SIMANTRI 074 pada GAPOKTAN Sari Rahayu di Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jemberana dipilih secara purposif sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan memiliki limbah perkebunan yang berpotensi sebagai pakan ternak sapi bali. Sampel penelitian adalah petani anggota POKTAN pelaksana SIMANTRI 074 yang diambil secara sensus.
Data primer dari 20 sampel petani melalui survai usahatani dan data sekunder yang dari berbagai sumber digunakan untuk menspesifikasi parameter yang dibutuhkan dalam programasi linier. Analisis LP digunakan untuk analisis optimisasi pelaksanaan SIMANTRI dengan bantuan software BLPX88 (Eastern Software Product, Inc. 1984). Dasar pertimbangannya adalah petani dengan modal yang terbatas sering dihadapkan dengan fungsi produksi linier (Hartono[Antara, 2001]). Analisis LP merupakan sebuah teknik matematik formal yang menyeleksi kombinasi dan tingkat aktivitas, dari semua aktivitas yang layak, untuk mencapai fungsi tujuan tanpa mengabaikan ketersediaan sumberdaya dan kendala lainnya yang dispesifikasi (Barlow et al., 1977; Gonzales, 1983). Secara matematis, masalah programasi linier umumnya dinyatakan sebagai berikut (Cohen dan Cyert, 1976):
j=1
n dengan kendala: ∑a.jx {≤=≥ }bi; i = 1, 2, ..., m (2)
j=1
dimana z pada persamaan (1) adalah fungsi tujuan; xj’s adalah aktivitas atau variabel keputusan; cj’s adalah kontribusi dari aktivitas jth terhadap nilai fungsi tujuan; aj’s
adalah unit sumberdaya ke-i yang digunakan atau unit output ke-i yang diproduksi per unit aktivitas jth; dan bi’s adalah tingkat sumberdaya yang tersedia atau kebutuhan minimal untuk setiap kendala. Persamaan (2) dan (3) masing-masing adalah set kendala dan kondisi non-negatif yang harus dipenuhi dalam proses optimasi.
-
3. Hasil dan Pembahasan
-
3.1 Karakteristik SIMANTRI 074
-
SIMANTRI 074 dikelola oleh POKTAN Subak Abian Merta Sari, salah satu dari enam POKTAN yang dibawahkan oleh GAPOKTAN Sari Rahayu. POKTAN Subak Abian Merta Sari terbentuk bulan November 2010 beranggotakan 20 orang dengan karakteristik petani seperti pada Tabel 1. Paket program SIMANTRI 074 ini dikucurkan oleh Pemda Bali pada Bulan Agustus 2011. Dari hasil observasi diketahui bahwa di antara 20 ekor induk sapi dengan rata-rata berat badan 250 Kg, terdapat satu ekor yang tidak subur, dan sudah ditukar dengan satu ekor induk subur yang baru. Sampai dengan penelitian ini dilaksanakan terdapat lima ekor induk yang telah beranak dan satu ekor anak di antaranya mengalami kematian.
Tabel 1. Karakteristik Petani pada SIMANTRI 074
No |
Nama KK |
Umur (Th) |
Tingkat Pendidikan KK (Th) |
Jumlah Anggota Keluarga (Orang) |
Jumlah TK Keluarga (Orang) |
Lahan Kering (Ha) | |
L |
P | ||||||
1 |
IBN Putra Wintara |
34 |
6 |
4 |
1 |
2 |
0.20 |
2 |
I Made Sama |
55 |
6 |
4 |
1 | ||
3 |
I Komang Suryanto |
40 |
12 |
4 |
2 |
1 |
0.23 |
4 |
Ketut Subagia |
45 |
6 |
4 |
2 |
1 |
0.20 |
5 |
Wayan Suita |
52 |
0 |
4 |
2 |
2 |
0.50 |
6 |
Nyoman Nastra |
64 |
9 |
5 |
2 |
3 |
2.00 |
7 |
Made Rai |
45 |
12 |
4 |
2 |
2 |
0.50 |
8 |
Nyoman Yasiarta |
45 |
6 |
5 |
2 |
3 |
0.45 |
9 |
Ketut Suardika |
52 |
9 |
4 |
2 |
2 |
0.20 |
10 |
Wayan Sujana |
40 |
12 |
4 |
2 |
2 |
0.30 |
11 |
Ketut Bambang |
33 |
15 |
4 |
1 |
0.80 | |
12 |
Nyoman Suara |
50 |
6 |
4 |
1 |
1.00 | |
13 |
Made Mertayasa |
47 |
12 |
5 |
1 |
0.30 | |
14 |
Wayan Murdana |
41 |
12 |
5 |
1 |
0.25 | |
15 |
I Nyoman Kantra |
60 |
0 |
4 |
2 |
0.05 | |
16 |
Gede Suirnata |
37 |
6 |
5 |
1 |
1 |
0.40 |
17 |
I Made Sudra |
56 |
6 |
5 |
1 |
0.50 | |
18 |
I Gede Seno |
40 |
6 |
4 |
1 |
0.50 | |
19 |
M Pasek Suryadi |
41 |
12 |
4 |
1 |
1.00 | |
20 |
I Gede Adnyana |
33 |
12 |
4 |
1 |
1 |
0.27 |
Jumlah |
910 |
165 |
86 |
29 |
20 |
9.65 | |
Rata-rata |
45.50 |
8.25 |
4.30 |
1.45 |
1.00 |
0.48 |
Karakteristik petani yang diamati meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah tenaga kerja petani yang tersedia dalam keluarga, dan luas lahan pertanian (Tabel 1). Rata-rata umur petani adalah 45,5 tahun (usia produkstif),
rata-rata lama pendidikan petani mendekati tamat SMP (8,25 tahun), jumlah anggota keluarga 4,3 orang, sedangkan jumlah tenaga kerja (TK) petani 2,45 orang. Stok tenaga kerja tersebut setara dengan 2,2 HOK per hari atau 55 HOK per bulan dengan asumsi terdapat 25 hari kerja efektif dalam satu bulan kalender dengan tingkat upah pertanian sebesar Rp40.000/hari TK pria dan Rp30.000/hari TK perempuan. Rata-rata luas lahan garapan adalah 0,48 Ha dan semuanya merupakan lahan kering untuk usahatani campuran antara tanaman perkebunan dan ternak sapi bali.
Aktivitas pengolahan limbah peternakan meliputi produksi pupuk kandang sapi berkualitas dan biourine. Produksi pupuk kandang dan biourine dilaksanakan setiap Rabu dan Sabtu sore berturut-turut oleh masing-masing kelompok (beranggotakan 10 orang) selama lebih kurang satu jam kerja. Jumlah pupuk organik yang dihasilkan setiap 21 hari sebanyak 1,2 ton dengan harga komersial Rp700/Kg, namun untuk anggota dijual seharga Rp500/Kg. Biourine yang sangat laku pada saat musim hujan, dijual dengan harga komersial Rp5.000 dalam kemasan jerigen kecil (2 liter), sedangkan kepada anggota dijual Rp2.000.
-
3.2 Analisis Optimasi Sistem Usahatani Terintegrasi
Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa pola usahatani pada SIMANTRI 074 adalah integrasi antara tanaman perkebunan (kakao, cengkeh, kelapa dalam, pisang), tanaman hijauan (rumput gajah), dan ternak sapi bali pada rata-rata luasan lahan kering 0,48 Ha.
Tabel 2. Pola dan skala usahatani pada SIMANTRI 074
No |
Nama Responden |
Ukuran Usahatani |
TOTAL (Ha) | |||||
RG (Ha) |
KKO (Pohon) |
CKH (Pohon) |
KLP (Pohon) |
PIS (Rumpun) |
SB(250 Kg BH) | |||
1 |
IBN Putra wintara |
0.05 |
40 |
10 |
10 |
1.00 |
0.2 | |
2 |
I Made Sama |
1.14 | ||||||
3 |
I Km Suryanto |
0.1 |
60 |
20 |
10 |
1.43 |
0.23 | |
4 |
Ketut Subagia |
15 |
12 |
2.71 | ||||
5 |
Wayan Suita |
115 |
- |
75 |
2.29 | |||
6 |
Nyoman Nastra |
0.5 |
700 |
120 |
160 |
2.43 |
2 | |
7 |
Made Rai |
0.5 |
200 |
55 |
100 |
2.57 |
0.5 | |
8 |
Nyoman Yasiarta |
0.2 |
80 |
37 |
40 |
1.71 |
0.45 | |
9 |
Ketut Suardika |
50 |
25 |
1.71 |
0.2 | |||
10 |
Wayan Sujana |
100 |
12 |
40 |
1.43 |
0.3 | ||
11 |
Ketut Bambang |
480 |
40 |
100 |
1.71 |
0.8 | ||
12 |
Nyoman Suara |
0.3 |
100 |
25 |
235 |
1.43 |
1 | |
13 |
Made Mertayasa |
0.3 |
32 |
50 |
1.71 |
1 | ||
14 |
Wayan Murdana |
0.05 |
100 |
70 |
1.71 |
0.25 | ||
15 |
I Nyoman Kantra |
0.05 |
30 |
103 |
6 |
2.43 |
0.05 | |
16 |
Gede Suirnata |
175 |
175 |
1.71 |
0.4 | |||
17 |
I made Sudra |
0.2 |
250 |
40 |
1.71 |
0.5 | ||
18 |
I Gede Seno |
0.06 |
20 |
10 |
23 |
1.71 |
0.5 | |
19 |
M Pasek Suryadi |
700 |
45 |
50 |
1.71 |
1 | ||
20 |
I Gede Adnyana |
12 |
15 |
27 |
1.71 |
0.27 | ||
Jumlah |
2.31 |
3127 |
222 |
1064 |
586 |
36.00 |
9.65 | |
Rata-rata |
0.12 |
156 |
11 |
53 |
29 |
1.80 |
0.48 | |
Keterangan: RG = rumput gajah; |
KKO = kakao; CKH = |
cengkeh; |
KLP = kelapa dalam; | |||||
PIS = pisang; |
SB = |
sapi bali |
Analisis optimisasi pelaksanaan SIMANTRI 074 dimulai dengan menyusun model aktivitas (Tabel 3) dan model kendala (Tabel 4) berdasarkan hasil survai dan observasi di lapang. Selanjutnya, dirumuskan model LP berbasis software BLPX88 (Lampiran 1). Setelah entry semua data sesuai model LP tersebut, kemudian dirun, maka diperoleh solusi optimal model LP SIMANTRI 074 (Tabel 5 dan Tabel 6).
Tabel 3. Model Aktivitas SIMANTRI 074
No |
Kode kolom |
Deskripsi |
Satuan |
1 |
PRG |
Produksi Rumput Gajah |
Ha |
2 |
PKKO |
Produksi Kakao |
Pohon |
3 |
PCKH |
Produksi Cengkeh |
Pohon |
4 |
PKDAL |
Produksi Kelapa Dalam |
Pohon |
5 |
PPIS |
Produksi Pisang |
Rumpun |
6 |
PSB |
Produksi Sapi Bali |
250 Kg BH |
7 |
MHPTS1 |
Mencari Hijauan Pakan Ternak Sapi MH |
Kg |
8 |
MHPTS2 |
Mencari Hijauan Pakan Ternak Sapi MK |
Kg |
9 |
BBRG1 |
Beli Bibit Rumput Gajah MH |
Stek |
10 |
BBPIS1 |
Beli Bibit Pisang MH |
Batang |
11 |
BISB1 |
Beli Induk Sapi Bali MH |
250 Kg BH |
12 |
BUR1 |
Beli Urea MH |
Kg |
13 |
BKCL1 |
Beli KCl MH |
Kg |
14 |
BNPK1 |
Beli NPK MH |
Kg |
15 |
BTSP1 |
Beli TSP MH |
Kg |
16 |
BPKAN1 |
Beli Pupuk Kandang MH |
Kg |
17 |
BPEST2 |
Beli Pestisida MK |
Ml |
18 |
BV&IB |
Beli Vaksin dan IB untuk ternak sapi |
Paket |
19 |
STK10 |
Sewa Tenaga Kerja Bulan Oktober |
HOK |
20 |
STK08 |
Sewa Tenaga Kerja Bulan Agustus |
HOK |
21 |
STK09 |
Sewa Tenaga Kerja Bulan Sepember |
HOK |
22 |
JKKO1 |
Jual Hasil Produksi Kakao MH |
Kg |
23 |
JKKO2 |
Jual Hasil Produksi Kakao MK |
Kg |
24 |
JCKH |
Jual Hasil Produksi Cengkeh |
Kg |
25 |
JKDAL1 |
Jual Hasil Kelapa Dalam MH |
Butir |
26 |
JKDAL2 |
Jual Hasil Kelapa Dalam MK |
Butir |
27 |
JPIS1 |
Jual Hasil Produksi Pisang MH |
Kg |
28 |
JPIS2 |
Jual Hasil Produksi Pisang MK |
Kg |
29 |
JTSB2 |
Jual Hasil Ternak Sapi Bali MK |
250 Kg BH |
30 |
JPKAN1 |
Jual Pupuk Kandang MH |
Kg |
31 |
JPKAN2 |
Jual Pupuk Kandang MK |
Kg |
32 |
JBURI1 |
Jual Biourine MH |
Lt |
33 |
JBURI2 |
Jual Biourine MK |
Lt |
34 |
AKAS1 |
Alokasi Kas MH |
Rp000 |
35 |
AKAS2 |
Alokasi Kas MK |
Rp000 |
36 |
TKAS12 |
Transfer Kas MH-MK |
Rp000 |
37 |
TKAS2Z |
Transfer Kas MK-Z |
Rp000 |
Solusi optimal pada Tabel 5 mengindikasikan bahwa semua aktivitas pada penyelesian masalah primal, yaitu aktivitas: produksi tanaman (kakao, cengkeh, kelapa dalam, pisang, dan rumput gajah) dan ternak sapi bali; pembelian input usahatani; menyewa tenaga kerja; penjualan output usahatani; alokasi kas dan transfer kas merupakan aktivitas yang basis kecuali aktivitas mencari hijauan pakan ternak pada musim hujan, menyewa tenaga kerja bulan Oktober, dan menjual pupuk kandang pada musim hujan. Ini berarti, suplai hijauan pakan ternak sapi bali pada musim hujan sudah cukup tersedia dari produksi rumput gajah, limbah batang pisang, dan limbah pod kakao. Penyewaan tenaga kerja bulan Oktober untuk tenaga petik cengkeh menjadi tidak relevan karena dipandang cukup tersedia tenaga kerja yang
berasal dari dalam keluarga, untuk digunakan secara optimal. Demikian pula aktivitas penjualan pupuk kandang pada musin hujan menjadi tidak perlu karena masih digunakan untuk kebutuhan usahatani sendiri, yang memang diaplikasikan bila musim hujan tiba. Pendapatan usahatani terintegrasi maksimal pada skala usaha 0,48 Ha sebesar Rp26.041.250 per tahun, dengan suplai kas untuk memulai usahatani sebesar Rp7.400.000 pada musim hujan.
Tabel 4. Model Kendala SIMANTRI 074
No |
Kode kolom |
Deskripsi |
Hub |
Level |
Unit |
1 |
LAHAN |
Lahan |
≤ |
0,48 |
Ha |
2 |
MLRG |
Maksimal Lahan Rumput Gajah |
≤ |
0,12 |
Ha |
3 |
MPKKO |
Maksimal Pohon Kakao |
≤ |
156 |
Pohon |
4 |
MPCKH |
Maksimal Pohon Cengkeh |
≤ |
11 |
Pohon |
5 |
MPKDAL |
Maksimal Pohon Kelapa Dalam |
≤ |
53 |
Pohon |
6 |
MRPIS |
Maksimal Rumpun Pisang |
≤ |
29 |
Rumpun |
7 |
MTSB |
Maksimal Ternak Sapi Bali |
≤ |
2 |
250 Kg BH |
8 |
SPTSB1 |
Stok Pakan Ternak Sapi Bali MH |
= |
0 |
Kg |
9 |
SPTSB2 |
Stok Pakan Ternak Sapi Bali MK |
= |
0 |
Kg |
10 |
SBRG1 |
Stok Bibit Rumput Gajah MH |
= |
0 |
Stek |
11 |
SBPIS1 |
Stok Bibit Pisang MH |
= |
0 |
Batang |
12 |
SISB1 |
Stok Induk Sapi Bali MH |
= |
0 |
250 Kg BH |
13 |
SUR1 |
Stok Pupuk Urea MH |
= |
0 |
Kg |
14 |
SKCL1 |
Stok Pupuk KCl MH |
= |
0 |
Kg |
15 |
SNPK1 |
Stok Pupuk NPK MH |
= |
0 |
Kg |
16 |
STSP1 |
Stok Pupuk TSP MH |
= |
0 |
Kg |
17 |
SPEST2 |
Stok Pestisida MK |
= |
0 |
Lt |
18 |
SV&IB |
Stok Vaksin & IB Ternak Sapi Bali |
= |
0 |
Paket |
19 |
STK10 |
Stok Tenaga Kerja Bulan Oktober |
≤ |
55 |
HOK |
20 |
STK11 |
Stok Tenaga Kerja Bulan November |
≤ |
55 |
HOK |
21 |
STK12 |
Stok Tenaga Kerja Bulan Desember |
≤ |
55 |
HOK |
22 |
STK01 |
Stok Tenaga Kerja Bulan Januari |
≤ |
55 |
HOK |
23 |
STK02 |
Stok Tenaga Kerja Bulan Februari |
≤ |
55 |
HOK |
24 |
STK03 |
Stok Tenaga Kerja Bulan Maret |
≤ |
55 |
HOK |
25 |
STK04 |
Stok Tenaga Kerja Bulan April |
≤ |
55 |
HOK |
26 |
STK05 |
Stok Tenaga Kerja Bulan Mei |
≤ |
55 |
HOK |
27 |
STK06 |
Stok Tenaga Kerja Bulan Juni |
≤ |
55 |
HOK |
28 |
STK07 |
Stok Tenaga Kerja Bulan Juli |
≤ |
55 |
HOK |
29 |
STK08 |
Stok Tenaga Kerja Bulan Agustus |
≤ |
55 |
HOK |
30 |
STK09 |
Stok Tenaga Kerja Bulan September |
≤ |
55 |
HOK |
31 |
MTKS10 |
Maksimal TK sewaan Bulan Oktober |
≤ |
22 |
HOK |
32 |
MTKS08 |
Maksimal TK sewaan Bulan Agustus |
≤ |
22 |
HOK |
33 |
MTKS09 |
Maksimal TK sewaan Bulan September |
≤ |
22 |
HOK |
34 |
SKKO1 |
Stok Hasil Produksi Kakao MH |
= |
0 |
Kg |
35 |
SKKO2 |
Stok Hasil Produksi Kakao MK |
= |
0 |
Kg |
36 |
SCKH |
Stok Hasil Produksi Cengkeh |
= |
0 |
Kg |
37 |
SKDAL1 |
Stok Hasil Produksi Kelapa Dalam MH |
= |
0 |
Butir |
38 |
SKDAL2 |
Stok Hasil Produksi Kelapa Dalam MK |
= |
0 |
Butir |
39 |
SPIS1 |
Stok Hasil Pisang MH |
= |
0 |
200 biji |
40 |
SPIS2 |
Stok Hasil Pisang MK |
= |
0 |
200 biji |
41 |
STSB2 |
Stok Ternak Sapi Bali MK |
= |
0 |
250 Kg BH |
42 |
SPKAN1 |
Stok Pupuk Kandang Sapi MH |
= |
0 |
Kg |
43 |
SPKAN2 |
Stok Pupuk Kandang Sapi MH |
= |
0 |
Kg |
44 |
SBURI1 |
Stok Biourine MH |
= |
0 |
Lt |
45 |
SBURI2 |
Stok Biourine MK |
= |
0 |
Lt |
46 |
SKAS1 |
Suplai Kas MH |
= |
7400 |
Rp000 |
47 |
SKAS2 |
Suplai Kas MK |
= |
0 |
Rp000 |
48 |
KASK1 |
Kas Keluar MH |
= |
0 |
Rp000 |
49 |
KASK2 |
Kas Keluar MK |
= |
0 |
Rp000 |
Tabel 5. Penyelesaian Masalah Primal pada Solusi Optimal SIMANTRI 074
C:WBAS074 |
SOLUTION |
IS OPTIMAL |
DATE |
11-30-2012 |
TIME 18: |
01:19 | |
MAXIMUM |
ENTERS: |
BASIS |
X: 34 |
VARIABLES: |
50 | ||
PIVOTS: |
40 |
LEAVES: |
BASIS |
S: 15 |
SLACKS: |
22 | |
LAST INV: |
0 |
DELTA |
0 |
Z |
26041.25 |
CONSTRAINTS |
: 60 |
C:WBAS074 |
SOLUTION |
IS MAXIMUM |
Z |
26041.25 |
DATE 11 |
-30-2012 | |
PRIMAL PROBLEM SOLUTION |
TIME |
18:01:30 | |||||
VARIABLE |
STATUS |
VALUE |
LOWER |
UPPER |
Z |
VALUE |
NET |
PRG |
BASIS |
.12 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
PKKO |
BASIS |
129.2446 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
PCKH |
BASIS |
11 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
PKDAL |
BASIS |
8.421169 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
PPIS |
BASIS |
29 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
PSB |
BASIS |
.9736944 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
MHPTS1 |
NONBASIS |
0 |
NONE |
NONE |
0 |
1.318859 - |
1.318859 |
MHPTS2 |
BASIS |
1381.625 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
BBRG1 |
BASIS |
9600 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
BBPIS1 |
BASIS |
0 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
BISB1 |
BASIS |
.9736944 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
BUR1 |
BASIS |
44.07241 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
BKCL1 |
BASIS |
29.59702 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
BNPK1 |
BASIS |
51.65453 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
BTSP1 |
BASIS |
6.203741 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
BPKAN1 |
BASIS |
1400.475 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
BPEST2 |
BASIS |
4.148752 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
BV&IB |
BASIS |
0 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
STK10 |
NONBASIS |
0 |
NONE |
NONE |
0 |
40 - |
40 |
STK08 |
BASIS |
4.272432 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
STK09 |
BASIS |
3.625 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JKKO1 |
BASIS |
180.9425 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JKKO2 |
BASIS |
77.54677 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JCKH |
BASIS |
55 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JKDAL1 |
BASIS |
303.1621 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JKDAL2 |
BASIS |
303.1621 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JPIS1 |
BASIS |
23.2 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JPIS2 |
BASIS |
23.2 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JTSB2 |
BASIS |
1.75265 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JPKAN1 |
NONBASIS |
0 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JPKAN2 |
BASIS |
701.06 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JBURI1 |
BASIS |
876.325 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
JBURI2 |
BASIS |
876.325 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
AKAS1 |
BASIS |
20396.64 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
AKAS2 |
BASIS |
11737.85 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
TKAS12 |
BASIS |
14780.51 |
NONE |
NONE |
0 |
0 |
0 |
TKAS2Z |
BASIS |
26041.25 |
NONE |
NONE |
1 |
1 |
0 |
Berdasarkan penyelesaian masalah dual pada Tabel 6, ternyata seluruh lahan telah digunakan secara optimal. Hal ini diindikasikan oleh status kendala lahan yang habis terpakai (binding) tanpa ada sisa (slack). Namun, tidak semua kendala jumlah tanaman bersifat binding, seperti tanaman kakao, yang berdasarkan rata-rata survai terdapat 156 pohon, hanya direkomendasikan sebanyak 129 pohon. Demikian pula untuk tanaman kelapa dalam, dari 53 pohon yang tersedia akan menguntungkan diusahakan sebanyak 8 pohon.
Tabel 6. Penyelesaian Masalah Dual pada Solusi Optimal SIMANTRI 074
C:WBAS074 |
SOLUTION IS DUAL PROBLE |
MAXIMUM SOLUTION |
Z |
26041.25 |
DATE TIME |
11-30-2012 18:01:30 |
ROW ID |
STATUS |
DUAL VALUE |
RHS VALUE |
USAGE |
SLACK | |
LAHAN |
BINDING |
9400 |
.48 |
.48 |
0 | |
MLRG |
BINDING |
7670.072 |
.12 |
.12 |
0 | |
MPKKO |
NONBINDING |
0 |
156 |
129.2446 |
26.75539 | |
MPCKH |
BINDING |
12.09216 |
11 |
11 |
0 | |
MPKDAL |
NONBINDING |
0 |
53 |
8.421169 |
44.57883 | |
MRPIS |
BINDING |
81.16 |
29 |
29 |
0 | |
MTSB |
NONBINDING |
0 |
2 |
0 |
2 | |
SPTSB1 |
BINDING |
-1.318859 |
0 |
0 |
0 | |
SPTSB2 |
BINDING |
2.436862 |
0 |
0 |
0 | |
SBRG1 |
BINDING |
.1 |
0 |
0 |
0 | |
SBPIS1 |
BINDING |
5 |
0 |
0 |
0 | |
SISB1 |
BINDING |
3500 |
0 |
0 |
0 | |
SUR1 |
BINDING |
2 |
0 |
0 |
0 | |
SKCL1 |
BINDING |
2.4 |
0 |
0 |
0 | |
SNPK1 |
BINDING |
1.9 |
0 |
0 |
0 | |
STSP1 |
BINDING |
1.7 |
0 |
0 |
0 | |
SPEST2 |
BINDING |
115 |
0 |
0 |
0 | |
SV&IB |
BINDING |
166.5 |
0 |
0 |
0 | |
STK10 |
NONBINDING |
0 |
55 |
30.61344 |
24.38656 | |
STK11 |
NONBINDING |
0 |
55 |
19.18077 |
35.81923 | |
STK12 |
NONBINDING |
0 |
55 |
12.61183 |
42.38817 | |
STK01 |
NONBINDING |
0 |
55 |
11.68433 |
43.31567 | |
STK02 |
NONBINDING |
0 |
55 |
15.96969 |
39.03031 | |
STK03 |
NONBINDING |
0 |
55 |
19.35469 |
35.64531 | |
STK04 |
NONBINDING |
0 |
55 |
33.24 |
21.76 | |
STK05 |
NONBINDING |
0 |
55 |
33 |
22 | |
STK06 |
NONBINDING |
0 |
55 |
33.24 |
21.76 | |
STK07 |
BINDING |
114.9489 |
55 |
55 |
0 | |
STK08 |
BINDING |
40 |
55 |
55 |
0 | |
STK09 |
BINDING |
40 |
55 |
55 |
0 | |
MTKS10 |
NONBINDING |
0 |
22 |
0 |
22 | |
MTKS08 |
NONBINDING |
0 |
22 |
4.272432 |
17.72757 | |
MTKS09 |
NONBINDING |
0 |
22 |
3.625 |
18.375 | |
SKKO1 |
BINDING |
20 |
0 |
0 |
0 | |
SKKO2 |
BINDING |
20 |
0 |
0 |
0 | |
SCKH |
BINDING |
100 |
0 |
0 |
0 | |
SKDAL1 |
BINDING |
1.5 |
0 |
0 |
0 | |
SKDAL2 |
BINDING |
1.5 |
0 |
0 |
0 | |
SPIS1 |
BINDING |
72 |
0 |
0 |
0 | |
SPIS2 |
BINDING |
72 |
0 |
0 |
0 | |
STSB2 |
BINDING |
3500 |
0 |
0 |
0 | |
SPKAN1 |
BINDING |
.7 |
0 |
0 |
0 | |
SPKAN2 |
BINDING |
.7 |
0 |
0 |
0 | |
SBURI1 |
BINDING |
2 |
0 |
0 |
0 | |
SBURI2 |
BINDING |
2 |
0 |
0 |
0 | |
SKAS1 |
BINDING |
1 |
7400 |
7400 |
0 | |
SKAS2 |
BINDING |
1 |
0 |
0 |
0 | |
KASK1 |
BINDING |
1 |
0 |
0 |
0 | |
KASK2 |
BINDING |
1 |
0 |
0 |
0 |
Penerapan sistem usahatani terintegrasi (SIMANTRI) 074 di Kabupaten Jemberana oleh petani berdasarkan sumberdaya yang tersedia dan tingkat teknologi yang ada telah berjalan secara optimal. Dalam kondisi optimal tersebut petani memperoleh pendapatan maksimal sebesar Rp26.041.250/tahun. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Schultz (Hayami & Ruttan, 1985), yang menyatakan bahwa petani kecil dan miskin di negara sedang berkembang, secara ekonomi, rasional dalam mengalokasikan sumberdaya pada ketersediaan sumberdaya dan teknologi yang ada. Petani disarankan untuk melakukan penjarangan tanaman kakao dan
kelapa dalam sampai pada batas kendala optimal, dengan tetap memberikan hasil maksimal. Penelitian lanjutan mengenai optimasi pelaksanaan SIMANTRI yang mengintegrasikan komponen keberlanjutan sistem usahatani baik di lahan kering maupun di lahan sawah diperlukan untuk menjamin keberlanjutan teknologi pangan SIMANTRI di Bali.
Daftar Pustaka
Antara, M. 2001. Perilaku Petani dalam Pengalokasian Suberdaya untuk Mencapai Pendapatan Maksimum di Kabupaten Tabanan: Analisis Programasi Linier. Disertasi tidak Dipublikasikan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Barlow, C., S. Jayasuriya, V. Cordova, L. Yambo, C. Bantilan, C. Maranan and N. Roxas. 1977. On Measuring The Ecoomic Benefits of New Technologies to Small Rice Farmers. IRRI paper: 1-49.
Cohen, K. J. and R. M. Cyert. 1976. Theory of the Firm: Resource Allocation in a Market Economy. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited (2nd ): 358389.
Eastern Software Product, Inc. 1984. BLP88 User’s Guide. Linear Programming with Bounded Variables for The IBM PC. Alexandria, Virginia.
Edwards, C.A. 1990. The Importance of Integration in Sustainable Agricultural System. In Edwards, C.A; R. Lal; P, Madden; R.H. Miller and G. House (Eds.). Sustainable Agricultural System. Soil and Water Conservation Society: 249-264.
Gonzales, C.M., 1983. Simplified and Linear Programming in Evaluating Cropping Patterns. IRRI paper: 176-187.
Hayami, Yujiro & Vernon W. Ruttan. 1985. Agricultural Development. An International Perspective. Johns Hopkin University Press. Baltimore and London.
Ibrahim, H. 2008. Revitalisasi Pertanian, Ketahanan pangan, dan Penyediaan SDM Pertanian yang Handal. Paper dipresentasikan pada Lokakarya Nasional FKPT-PI Ke-8 Tahun 2008 ”Restrukturisasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia Menuju Pencapaian Kompetensi Pertanian Modern”. Jambi, Mei 2008.
Luna, J.M and G.J. House. 1990. Pest Management in Sustainable Agricultural System. In Edwards, C.A; R. Lal; P, Madden; R.H. Miller and G. House (Eds.). Sustainable Agricultural System. Soil and Water Conservation Society. In Edwards, C.A; R. Lal; P, Madden; R.H. Miller and G. House (Eds.). Sustainable Agricultural System. Soil and Water Conservation Society:157-173.
Viaux, P. 2007. Integrated Farming Systems: A Form of Low Input Farming, In Biala, K; J-M Terres; P. Pointereau; dan M.L. Paracchini (eds) Low Input Farming Systems: an Opportunity to Develop Sustainable Agriculture. Proceedings of the JRC Summer University.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
105
Discussion and feedback