Strategi Membangkitkan Kembali Usaha Pupuk Organik Padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar
on
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523
Vol. 7, No. 4, Oktober 2018
Strategi Membangkitkan Kembali Usaha Pupuk Organik Padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar
KOMANG BELY SETYAWATI, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA, KETUT SURYA DIARTA
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232
Email: [email protected] [email protected]
Abstract
Strategies to Promote Organic Solid Fertilizer Business in Simantri 103 of Serongga Kelod, Serongga Village, Gianyar Sub-District,
Gianyar Regency
Integrated Farming System (Simantri) is one of the leading programs of Bali Provincial Government to improve agriculture in order to support the Bali Mandara program. The purpose of this research is to investigate the internal and external environment factors found in solid organic fertilizer business at Simantri 103 of Serongga Kelod, Serongga Village, Gianyar Subdistrict, Gianyar Regency and to analyze the strategy to revive solid organic fertilizer business at Simantri 103 Serongga Kelod, Serongga Village, Sub-District of Gianyar, Gianyar Regency. Results of internal factor analysis of Simantri 103: a) strength (availability of adequate raw material and ownership of organic fertilizer processing facility is the most influential factor) b) weakness (lack of capital and lack of land of organic fertilizer processing in Simantri still become the main factor of weakness at Simantri 103). External factors: a) opportunities (development of organic fertilizer business in Simantri is an important factor) b) threat (competition with inorganic fertilizers is a threat in the development of solid organic fertilizer business). Based on the SWOT analysis, it was found that the alternative strategy that became the priority was the strategy to revive or improve the production of solid organic fertilizer. QSPM analysis results show that the strategy that has the biggest attraction score is the product development strategy. Suggestions that can be given is to fix the biggest weaknesses such as lack of capital and to pay attention to opportunities such as the trust of the financial institution.
Keywords: strategy, organic fertilizer, simantri, SWOT, QSPM
Pertanian merupakan salah satu sektor yang dominan dalam pendapatan masyarakat dan memiliki peranan penting karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai petani. Bulan Februari dan Agustus 2017 jumlah penduduk
Indonesia yang bekerja di sekor pertanian sebanyak 5.360.306 jiwa dan 5.848.256 jiwa (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2018). Pembangunan pertanian yang subsisten sangat diharapkan dalam suatu daerah dalam hal ini peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam pembangunan pertanian terutama untuk memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh petani itu sendiri (Dimas, 2011 dalam Dewi dkk, 2017).
Pembangunan ekonomi berbasis pertanian dan perdesaan secara langsung atau tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Gianyar pada tahun 2016 mencapai 4,44% (22.130 jiwa). Jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian di Kabupaten Gianyar pada tahun 2015 mencapai 39.268 jiwa (BPS Kabupaten Gianyar, 2017). Perhatian pemerintah provinsi Bali dalam membantu petani untuk menanggulangi permasalahan yang dihadapi ditunjukkan melalui program Simantri sejak tahun 2009 (Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, 2017).
Melihat permasalahan yang sedang dihadapi di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar yaitu tidak berjalannya program pembuatan pupuk organik padat. Simantri tidak hanya sekedar terdapat kandang koloni, namun semua program yang ada di dalam Simantri sendiri harus berjalan dan saling berintegrasi satu sama lainnya. Untuk menyelamatkan Simantri 103 dari tidak berjalannya program pembuatan pupuk organik padat maka dapat dilakukan dengan menganalisis faktor lingkungan internal dan eksternalnya sehingga, perlu diketahui bagaimana strategi membangkitkan kembali usaha pupuk organik padat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka menarik untuk dikaji strategi membangkitkan kembali usaha pupuk organik padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
-
1. Mengetahui faktor lingkungan internal (kekuatan, kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang, ancaman) yang terdapat pada usaha pupuk organik padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar.
-
2. Menganalisis strategi membangkitkan kembali usaha pupuk organik padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar.
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan yakni dari bulan September 2017 sampai Maret 2018. Penelitian ini dilaksanakan di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Pemilihan lokasi penelitian ini dilaksanakan secara purposive. Dasar pertimbangannya: (1) Simantri 103 Serongga Kelod tidak lagi menjalankan usaha pembuatan pupuk organik padat dan (2) Keterbukaan dan keramahan pihak Simantri 103 Serongga Kelod yang bersedia untuk memberikan data dan izin untuk melakukan penelitian.
Data penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal Simantri 103 Serongga Kelod dikumpulkan melalui wawancara dengan informan kunci dengan bantuan daftar pertanyaan (kuesioner) dan FGD. Wawancara mendalam dilakukan agar informan kunci dengan leluasa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan (Moleong, 2005). FGD tertentu berguna untuk mengidentifikasi berbagai strategi dan pilihan-pilihan pemecahan masalah (Indrizal, 2015).
Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh anggota aktif Simantri 103 Serongga Kelod yang berjumlah 23 orang. Informan kunci yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini berjumlah enam orang untuk menentukan strategi membangkitkan kembali usaha pupuk organik padat.
Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah:(1) Kekuatan (strength); (2) Kelemahan (weaknesses); (3) Peluang (opportunities) dan (4) Ancaman (threats). Variabel-variabel dalam penelititan ini akan dianalisis dengan metode deskriptif dibantu dengan analisis SWOT termasuk penggunaan matriks IFAS-EFAS, matriks internal-eksternal (I-E), matriks SWOT, matrik grand strategi, dan analisis QSPM.
-
3. Hasil dan Pembahasan
Analisis lingkungan internal memberikan jawaban bahwa perusahaan memiliki kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) bidang manajemen produksi operasi, pemasaran, organisasi, sumber daya manusia, keuangan (Reksohadiprojo, 1992). Adapun faktor lingkungan internal Simantri 103 Serongga Kelod adalah sebagai berikut.
-
1. Faktor internal kekuatan yaitu: (a) ketersediaan bahan baku yang memadai, (b) kemudahan sarana dan prasarana, (c) kepemilikan fasilitas pengolahan pupuk organik, (d) manajemen organisasi yang bersifat kekeluargaan, (e) anggota simantri komunikatif dengan pendamping simantri, dan (f) semangat anggota simantri untuk mengusahakan pupuk organik padat.
-
2. Faktor internal kelemahan yaitu : (a) kurangnya lahan pengolahan pupuk organik di simantri, (b) belum mampu mengelola administrasi dengan baik, (c) susah mengumpulkan anggota, (d) kurang mempunyai modal, (e) kepemilikan lahan simantri masih bersifat kontrak, dan (f) belum mempunyai hubungan perjanjian kerja dengan pengusaha pupuk organik.
Faktor lingkungan eksternal adalah faktor yang berada diluar Simantri 103 Serongga Kelod. Adapun faktor lingkungan eksternal Simantri 103 Serongga Kelod adalah sebagai berikut.
-
1. Faktor eksternal peluang yaitu: (a) menyukseskan program Simantri, (b) permintaan pasar terhadap pupuk organik cukup besar, (c) pengembangan usaha harga produk pertanian organik tinggi, (d) difasilitasi bimbingan dan pendampingan simantri, dan (e) adanya kepercayaan dari pihak lembaga keuangan.
-
2. Faktor eksternal ancaman yaitu: (a) persaingan dengan pupuk anorganik, (b) produk mudah ditiru oleh pesaing, (c) persepsi masyarakat tentang pupuk organik padat negatif, dan (d) petani cenderung menggunakan pupuk anorganik.
-
3.2 Strategi Membangkitkan Kembali Usaha Pupuk Organik Padat di Simantri 103 Serongga Kelod Gianyar
Berikut adalah hasil penghitungan matriks IFAS yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.
Penghitungan Matriks Evaluasi Faktor Internal Strategi Membangkitkan
Kembali Usaha Pupuk Organik Padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar
Faktor Internal
No |
Kekuatan |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Ketersediaan bahan baku yang memadai |
0,11 |
4 |
0,44 |
2 |
Kemudahan sarana dan prasarana |
0,08 |
3 |
0,24 |
3 |
Kepemilikan fasilitas pengolahan pupuk organik |
0,09 |
3 |
0,27 |
4 |
Manajemen organisasi yang bersifat kekeluargaan |
0,06 |
3 |
0,18 |
5 |
Anggota Simantri komunikatif dengan pendamping Simantri |
0,08 |
3 |
0,24 |
6 |
Semangat anggota Simantri untuk mengusahakan pupuk organik padat |
0,08 |
3 |
0,24 |
Kelemahan | ||||
1 |
Kurangnya lahan pengolahan pupuk organik di Simantri |
0,095 |
3 |
0,285 |
2 |
Belum mampu mengelola administrasi dengan baik |
0,07 |
3 |
0,21 |
3 |
Susah mengumpulkan anggota |
0,085 |
2 |
0,17 |
4 |
Kurang mempunyai modal |
0,10 |
3 |
0,3 |
5 |
Kepemilikan lahan Simantri masih bersifat kontrak |
0,08 |
3 |
0,24 |
6 |
Belum mempunyai hubungan perjanjian kerja dengan distributor pupuk organik |
0,07 |
3 |
0,21 |
Total Kekuatan + Kelemahan |
1 |
36 |
3,025 |
Sumber : Pengolahan hasil data primer 2018
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa faktor kekuatan terpenting pertama adalah ketersediaan bahan baku yang memadai dan kepemilikan fasilitas pengolahan pupuk organik dengan perolehan nilai skor sebesar 0,44 dan 0,27. Masing-masing faktor tersebut memiliki bobot sebesar 0,11 dan 0,09 dengan rating 3 yang berarti kedua faktor tersebut kuat. Kelemahan utama untuk membangkitkan kembali usaha pupuk organik padat di Simantri 103 Serongga Kelod adalah kurang mempunyai modal dengan nilai skor sebesar 0,3 dan nilai bobot 0,10 dan disusul dengan kurangnya lahan pengolahan pupuk organik di Simantri dengan nilai skor sebesar 0,285 dan nilai bobot 0,095.
Melihat total skor strategi internal sebesar 3,025 termasuk ke dalam kategori kuat (David, 2000) maka, Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar telah mampu memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan.
Berikut adalah hasil penghitungan matriks EFAS yang dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 2.
Penghitungan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Strategi Membangkitkan
Kembali Usaha Pupuk Organik Padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar,
Kabupaten Gianyar
Faktor Eksternal
No |
Peluang |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Menyukseskan program Simantri |
0,1 |
3 |
0,3 |
2 |
Permintaan pasar terhadap pupuk organik cukup besar |
0,1 |
3 |
0,3 |
3 |
Pengembangan usaha pupuk organik pada Simantri |
0,11 |
4 |
0,44 |
4 |
Difasilitasi bimbingan dan pendampingan Simantri |
0,09 |
3 |
0,27 |
5 |
Adanya kepercayaan dari pihak lembaga keuangan |
0,1 |
3 |
0,3 |
Ancaman | ||||
1 |
Persaingan dengan pupuk anorganik |
0,16 |
2 |
0,32 |
2 |
Produk mudah ditiru pesaing |
0,1 |
2 |
0,2 |
3 |
Persepsi masyarakat tentang pupuk organik padat negatif |
0,1 |
2 |
0,2 |
4 |
Petani cenderung menggunakan pupuk anorganik |
0,14 |
1 |
014 |
Total Peluang + Ancaman |
1 |
23 |
2,47 | |
Sumber : Pengolahan hasil data primer, 2018 |
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa faktor peluang yang terpenting adalah pengembangan usaha pupuk organik pada Simantri dengan perolehan skor 0,44, nilai bobot sebesar 0,11 dan rating 4 yang berarti sangat penting. Ancaman yang paling kuat adalah persaingan dengan pupuk anorganik dengan perolehan skor sebanyak 0,32 dan nilai bobot sebanyak 0,16. Total skor faktor strategi eksternal berdasarkan perhitungan matriks EFAS adalah sebesar 2,47 yang berarti termasuk ke dalam kategori sedang
(David, 2000). Hal tersebut menunjukkan bahwa masih mampu memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada.
Mengetahui arah dan posisi dalam membangkitkan kembali usaha pembuatan pupuk organik padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar dilakukan dengan menggunakan analisis matriks Internal-Eksternal (I-E). Analisis matriks I-E menggunakan dua dimensi yaitu hasil perhitungan matriks IFAS (IFE) dan hasil perhitungan matriks EFAS (EFE). Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada gambar 1.
Total Skor Bgbot IFE
Kuat Rata-Rata Lemah
Gambar 1.
Penghitungan Matriks Internal-Eksternal (I-E) Terhadap Strategi Membangkitkan Kembali Usaha Pupuk Organik Padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar
Berdasarkan gambar 1 pemetaan terhadap masing-masing total skor, baik dari faktor internal dan faktor eksternal menggambarkan posisi untuk membangkitkan kembali usaha pembuatan pupuk organik padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, saat ini berada pada posisi sedang yaitu sel IV dalam matriks I-E. Strategi yang dapat dijalankan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk mungkin paling tepat dilaksanakan (David, 2000).
Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan melalui model analisis matrik SWOT. Pada matrik SWOT difokuskan untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak untuk membangkitkan kembali usaha pupuk organik padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar dengan memadukan faktor internal dan faktor eksternal hasil dari matrik IFAS dan matrik EFAS
Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang (opportunity) dan ancaman (threat) eksternal yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Masing-masing strategi memiliki ciri tersendiri dan penerapannya dilaksanakan secara simultan. Matriks
analisis SWOT Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.
Penyusunan Alternatif Strategi Menggunakan Matrik SWOT
IFAS |
Kekuatan (S) |
Kelemahan (W) | |||
Faktor |
Skor |
Faktor |
Skor | ||
|
0,44 0,24 0,27 0,18 0,24 |
pengolahan pupuk organik di Simantri
anggota
Simantri masih bersifat kontrak |
0,285 0,21 0,17 0,30 0,24 | ||
EFAS |
∖ |
6. Semangat anggota Simantri untuk mengusahakan pupuk organik padat |
0,24 |
6.Belum mempunyai hubungan perjanjian kerja dengan distributor pupuk organik |
0,21 |
Peluang (O) |
Strategi SO |
Strategi WO | |||
Faktor |
Skor | ||||
|
0,30 0,30 0,44 0,27 0,30 |
Strategi menghidupkan kembali produksi pupuk organik padat (S1+S2+S3+S4+S5+S6+O1+O2+O3+O4+O5) Strategi meningkatkan kinerja anggota Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar melalui peran pemerintah (S4+S5+S6+O1+O4) |
Strategi peningkatan kualitas pendampingan Simantri (W2+W3+W6+O4) Strategi mengajukan pinjaman modal usaha (W5+W4+O5) | ||
Ancaman (T) |
Strategi ST |
Strategi WT | |||
Faktor |
Skor | ||||
|
0,32 0,20 0,20 0,14 |
Strategi penyuluhan oleh pendamping Simantri kepada Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar (S1+S2+S3+S5+S6+T1+T2+T3+T4) Strategi mendorong kebijakan pemerintah mendukung pertanian organik (S6+T3+T4) |
Strategi pemberian perangsang pada Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar (W3+T1+T2+T3) |
Sumber : Pengolahan data primer Tahun 2018
Berdasarkan matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi pengembangan: a) Strategi SO yaitu strategi menghidupkan kembali produksi pupuk organik padat dan strategi meningkatkan kinerja anggota Simantri 103, b) Strategi WO yaitu strategi peningkatan kualitas pendampingan Simantri dan strategi mengajukan pinjaman modal usaha, c) Strategi ST yaitu strategi penyuluhan oleh pendamping Simantri kepada Simantri 103 dan strategi mendorong kebijakan pemerintah mendukung pertanian organik, d) Strategi WT yaitu strategi pemberian perangsang pada Simantri 103. Strategi alternatif yang menjadi prioritas adalah strategi menghidupkan kembali produksi pupuk organik padat.
Hasil skor IFAS sebesar 3,025 menggambarkan bahwa untuk membangkitkan kembali usaha pembuatan pupuk organik padat di Simantri 103 Serongga Kelod berada dalam kondisi internal kuat. Hasil skor EFAS sebesar 2,47 menggambarkan bahwa untuk membangkitkan kembali usaha pembuatan pupuk organik padat di Simantri 103 Serongga Kelod memiliki kemampuan sedang dalam memanfaatkan peluang maupun menghindari ancaman lingkungan eksternal. Hasil analisis dari Matriks Grand Strategy diuraikan dalam gambar 2.
Pertumbuhan Pasar yang Cepat
Posisi Kompetitif yang Lemah |
Kuadran II |
Kuadran I |
Posisi Kompetitif | ||
Kuadran III |
yang Kuat Kuadran IV |
Pertumbuhan Pasar yang Lambat
Gambar 2.
Matriks strategi besar membangkitkan kembali usaha pupuk organik padat di Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar
Hasil Matriks Grand Strategy pada gambar 2 menandakan bahwa posisi yang ditempati Simantri 103 Serongga Kelod Gianyar dalam membangkitkan kembali usaha pupuk organik padat merupakan kuadran I. Ini berarti beberapa pilihan strategi yang dapat diambil yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
Matrik perencanaan strategi kuantitatif atau QSPM merupakan alat analisis yang digunakan untuk memutuskan strategi yang akan digunakan atau yang akan dilaksanakan berdasarkan hasil kemenarikan dari alternatif-alternatif strategi yang sudah ditentukan terlebih dahulu (David, 2012). Rekapitulasi hasil QSPM dari total faktor internal dan eksternal dijelaskan pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4.
Hasil QSPM Faktor Internal dan Eksternal Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar
Alternatif Strategi | |||
Penetrasi Pasar |
Pengembangan Pasar |
Pengembangan Produk | |
QSPM Faktor Internal |
2,14 |
2,37 |
2,45 |
QSPM Faktor Eksternal |
2,51 |
2,4 |
2,4 |
Total |
4,65 |
4,77 |
4,85 |
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa dari tiga alternatif strategi jika diurutkan dari total nilai daya tarik terbesar, maka strategi pengembangan produk adalah urutan teratas
dengan total nilai daya tarik sebesar 4,85, lalu disusul strategi pengembangan pasar dengan total nilai daya tarik sebesar 4,77, dan yang urutan terakhir strategi penetrasi pasar dengan total nilai daya tarik sebesar 4,65. Berdasarkan hal tersebut strategi pertama yang dijalankan Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar untuk membangkitkan kembali usaha pupuk organik padat adalah strategi pengembangan produk, kemudian selanjutnya strategi pengembangan pasar, dan strategi terakhir yang dijalankan adalah strategi penetrasi pasar.
Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal yang dapat diidentifikasi pada Simantri 103 Serongga Kelod dilihat dari a) Kekuatan (ketersediaan bahan baku yang memadai, kemudahan sarana dan prasarana, kepemilikan fasilitas pengolahan pupuk organik, manajemen organisasi yang bersifat kekeluargaan, anggota Simantri komunikatif dengan pendamping Simantri, semangat anggota Simantri untuk mengusahakan pupuk), b) Kelemahan (kurangnya lahan pengolahan pupuk organik di Simantri, belum mampu mengelola administrasi dengan baik, susah mengumpulkan anggota, kurang mempunyai modal, kepemilikan lahan Simantri masih bersifat kontrak, belum mempunyai hubungan perjanjian kerja dengan), c) Peluang (menyukseskan program Simantri, permintaan pasar terhadap pupuk organik cukup besar, pengembangan usaha pupuk organik pada Simantri, difasilitasi bimbingan dan pendampingan Simantri, adanya kepercayaan dari pihak lembaga keuangan ), dan d) Ancaman (persaingan dengan pupuk anorganik, produk mudah ditiru pesaing, persepsi masyarakat tentang pupuk organik padat negatif, petani cenderung menggunakan pupuk anorganik).
Berdasarkan hasil matriks SWOT maka prioritas utama yang harus dilakukan adalah strategi menghidupkan kembali produksi pupuk organik padat. Hasil perhitungan strategi menggunakan analisis matrik perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) menghasilkan tiga alternatif strategi yaitu strategi pengembangan produk dengan skor daya tarik 4,85, strategi pengembangan pasar dengan skor daya tarik 4,77, dan strategi penetrasi pasar dengan skor daya tarik 4,65. Berdasarkan hasil analisis QSPM, maka strategi dengan daya tarik terbesar strategi pengembangan produk.
Saran yang dianjurkan adalah Simantri 103 Serongga Kelod kembali membuat pupuk organik padat. Caranya dengan memperbaiki kelemahan terbesar yang ada seperti kurang mempunyai modal dengan cara mengajukan pinjaman dana untuk usaha. Mencegah berbagai macam bentuk ancaman terbesar seperti persaingan dengan pupuk anorganik dengan dengan meningkatkan kualitas dari pupuk organik padat serta dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang ada. Simantri 103 Serongga Kelod perlu memperhatikan peluang adanya kepercayaan dari pihak lembaga keuangan. Saran yang bisa dianjurkan untuk pemerintah adalah melalui adanya pendamping Simantri diharapkan agar menjadi pertimbangan khusus membantu Simantri 103 Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar untuk membantu mempersiapkan dan membagi tugas masing-masing anggota Simantri 103 dengan membentuk devisi pemasaran dan devisi produksi untuk memproduksi kembali pupuk organik padat.
Bapak Wayan Dipta selaku ketua Simantri 103 Serongga Kelod Gianyar yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan seluruh informan kunci serta anggota Simantri 103 Serongga Kelod Gianyar yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan informasi mengenai penelitian ini sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2018. Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Status Pekerjaan Utama 1986 – 2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar. 2017. Buku Data dan Informasi Kemisikinan Kabupaten/Kota. Gianyar: Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar. 2017. Survei Angkatan Kerja Nasional. Gianyar: Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar.
Biro Humas dan Protokol Sekretarian Daerah Provinsi Bali. 2017. Simantri. Internet. [Artikel_ online]. Dalam
http://www.birohumas.baliprov.go.id/index.php/fasilitas/16/SIMANTRI. Diakses tanggal 18 Oktober 2017.
David, R.F. 2000. Manajemen Strategi. Prendhalilindo: Jakarta.
David, R.F. 2012. Manajemen Strategis Konsep. Salemba Empat: Jakarta.
Dewi, Ni Luh Putu Rossita, Made Suyana Utama, Ni Nyoman Yuliarmi. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usaha Tani dan Keberhasilan Program Simantri di Kabupaten Klungkung. Internet. [Jurnal_online]. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Volume 6.2 (2017): 701-728. ISSN: 2337-3067 dalam https://media.neliti.com/media/publications/165200-ID-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-produkti.pdf. Diunduh tanggal18 Oktober 2017.
Indrizal, Edi. 2015. Diskusi Kelompok Terarah Focus Group Discussion (FGD) (Prinsip-Prinsip dan Langkah Pelaksanaan Lapangan). Internet. [Artikel_online]. Dalam http://repo.unand.ac.id/4984/1/Artikel%20Edi%20Indrizal.pdf. diunduh tanggal 8 Februari 2018.
Moleong, Lexy J. 2005. Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Reksohadiprojo. 1992. Manajemen Srategi. Badan Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
483
Discussion and feedback