E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2301-6523

Vol. 7, No. 3, Juli 2018

Efektivitas Pemanfaatan Dana Klaim

Asuransi Usahatani Padi (AUTP) di Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

ANAK AGUNG ARISTA SATWIKANI, I GUSTI AYU AGUNG AMBARAWATI, I DEWA GEDE RAKA SARJANA

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB Sudirman Denpasar 80232

Email: [email protected] [email protected]

Abstract

Effectiveness Of Utilization Of The Rice Crop Insurance (AUTP) Claims Fund at Subak Sengempel, Bongkasa Village, Abiansemal District Badung Regency

AUTP was launched by the government as an effort to protect farmers from crop failure by providing claims that can be used as capital for the next season. This research aims to determine the response of farmers and the effectiveness of AUTP claims fund utilization. The research was done purposively in Subak Sengempel, Bongkasa Village, Abiansemal Sub-district of Badung Regency. Samples were 62 farmers who received claims fund. Data were collected through interviews, observation and documentation. Data analysis is descriptive qualitative and quantitative. The results shows that farmers respond positively to the AUTP program in terms of knowledge and attitude. The average knowledge of farmers reached 80% of the total expected knowledge about AUTP and the farmer's attitude were agreed with the average score is 4.10. Furthermore, by type of fund usage is effective category which is 90.32% of farmers use as a capital for rice cultivation for the next planting season. The utilization of AUTP claims funds viewed from the claims capability is effective to cover 110.31% cost of farming production per 0.25 ha up to planting and maintenance stages. In this research can be suggested the AUTP program needs to be continued and coordination between the parties involved should be maintained.

Keywords: claims fund utilization, rice crop insurance, farmers response.

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1    Latar Belakang

Permasalahan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia saat ini berkaitan dengan fakta bahwa pertumbuhan permintaan pangan lebih cepat dari pertumbuhan penyediaannya (Suryana, 2002). Namun, upaya pemenuhan produksi terkendala perubahan iklim yang mempengaruhi cuaca dan intensitas serangan OPT.

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program Asuransi Usahatani Padi (AUTP) sebagai upaya melindungi petani dari dampak perubahan iklim. Program AUTP merupakan implementasi UU Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, yang ditindaklanjuti penerbitan Permentan Nomor 40 Tahun 2015 tentang Fasilitasi Asuransi Pertanian. Program AUTP mulai dilaksanakan di Indonesia pada bulan Oktober 2015 sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 417.1/Kpts/HK.150/B/12/2015 tentang Pedoman Bantuan Premi Usahatani Padi.

Ketentuan mengikuti program AUTP adalah membayar premi sebesar 3% dari nilai pertanggungan sebesar Rp 6.000.000,00/ha/MT. Total premi asuransi sebesar Rp 180.000,00/ha/MT. Pemerintah memberi subsidi 80% yaitu Rp 144.000,00/ha/MT dan petani membayar premi sisanya sebesar 20% atau Rp 36.000,00/ha/MT. Pemerintah bekerjasama dengan PT Jasindo sebagai penanggung risiko dan membantu melaksanakan program AUTP di seluruh wilayah Indonesia.

Sejak program AUTP dilaksanakan pada Oktober 2015, Provinsi Bali sebagai salah satu sentra produksi padi kemudian ikut serta dalam program AUTP. Luas areal peserta AUTP di Provinsi Bali mengalami perkembangan dari MT Oktober 2015 -Maret 2016 seluas 6.087,84 ha menjadi 21.510,25 ha pada MT April - September 2016 mengalami peningkatan sebesar dua ratus lima puluh tiga persen.

Selama MT Oktober 2015 - September 2016 luas klaim AUTP di Provinsi Bali mencapai 1,26% dari total luas lahan yang diasuransikan. Luas klaim terbesar terdapat di Kabupaten Tabanan, namun proporsi luas klaim dengan luas areal yang diasuransikan terbesar terdapat di Kabupaten Badung mencapai 5,63%. Terdapat tiga subak di Kabupaten Badung yang mendapatkan klaim akibat serangan tikus yaitu Subak Sengempel seluas 22,96 ha (87,63%), Subak Sangeh 2,73 ha (10,41%) dan Subak Tanah Putih 0,51 ha (1,94%) dari total klaim di Kabupaten Badung.

Subak Sengempel dihadapkan pada tingginya serangan tikus dan merupakan daerah endemik tungro (BPP Kecamatan Abiansemal, 2015). Oleh karena itu, pada MT Oktober 2015 – Maret 2016 Subak Sengempel mengasuransikan lahan seluas 97 ha dan total premi yang dibayarkan Rp 2.117.160,- dengan jumlah petani yang menjadi peserta sebanyak 247 orang.

Serangan tikus yang terjadi pada Mei 2016 mengakibatkan 22,96 ha lahan mengalami gagal panen sehingga petani mendapatkan klaim sebesar Rp 137.760.000,-. Pemberian klaim ini bertujuan agar petani memiliki modal berusahatani di musim tanam berikutnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, menarik untuk dikaji mengenai respons petani terhadap program AUTP dan efektivitas pemanfaatan dana klaim AUTP di Subak Sengempel.

  • 1.2    Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk (1) mengetahui respons petani terhadap program AUTP dan (2) mengetahui efektivitas pemanfaatan dana klaim AUTP menurut jenis penggunaan dana dan perbandingan dana klaim dengan biaya produksi di Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1    Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Penentuan lokasi penelitian secara sengaja. Waktu pengumpulan data dari bulan Mei – Agustus 2017.

  • 2.2    Sumber, Jenis dan Metode Pengumpulan Data

    2.2.1    Sumber dan jenis data

Menurut sumbernya, data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani penerima klaim AUTP, pangliman dan PPL. Data sekunder diperoleh dari dokumen yang dimiliki Subak Sengempel, PT Jasindo, BPP Kecamatan Abiansemal, dan Dinas Pertanian Provinsi Bali.

Jenis data terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif meliputi pengetahuan dan sikap sebagai respons petani terhadap program AUTP. Data kuantitatif meliputi karakteristik umum, jumlah petani pengguna dana klaim (padi/non-padi), biaya produksi, luas, dan besarnya klaim.

  • 2.2.2    Metode pengumpulan data

Data respons petani terhadap program AUTP serta efektivitas pemanfaatan dana klaim AUTP dikumpulkan melalui kuisioner, wawancara mendalam, observasi, serta dokumentasi.

  • 2.3    Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua petani penerima dana klaim AUTP MT Oktober 2015 – Maret 2016 sebanyak 165 orang. Penarikan sampel diperoleh 62 orang menggunakan rumus Slovin menurut Sugiyono (2011) sehingga jumlahnya representatif. Metode pengambilan sampel digunakan simple random sampling dengan cara undian.

  • 2.4    Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel pengukuran terdiri dari pengetahuan serta sikap (sosialisasi dan pelaksanaan program), jenis penggunaan dana (padi/non-padi), dan biaya produksi (sarana produksi, tenaga kerja luar keluarga dan iuran).

  • 2.5    Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti setelah data selesai dikumpulkan. Metode analisis data dalam penelitian ini digunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Analisis data deskriptif kualitatif untuk menggambarkan karakteristik responden dan respons terkait pengetahuan dan sikap petani. Pengukuran pengetahuan petani menggunakan pernyataan positif dan negatif dengan pilihan jawaban ya dan tidak.

Proporsi jawaban responden dapat diketahui pada pernyataan positif dengan ketentuan pemberian kode 1 untuk jawaban ya sedangkan kode 2 untuk jawaban tidak, dan pernyataan negatif sebaliknya. Analisis data dilakukan dengan melihat frekuensi

responden yang memahami dengan total responden lalu dikalikan 100% sehingga diperoleh persentase pengetahuan petani. Persentase pengetahuan tersebut selanjutnya dikategorikan sesuai Tabel 1.

Tabel 1.

Kategori Pengetahuan Petani Terhadap Program AUTP

Persentase

Kategori

1 – 20

Sangat Kurang Baik

21 – 40

Kurang Baik

41 – 60

Cukup Baik

61 – 80

Baik

81 – 100

Sangat Baik

Pengukuran sikap petani terhadap program AUTP menggunakan skala Likert. Terdapat lima kategori jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-Ragu (R), Setuju (S), sampai Sangat Setuju (SS) yang dapat dipilih untuk menjawab pernyataan yang tersedia.

Ketentuan pemberian skor pada pernyataan positif adalah skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), skor 2 Tidak Setuju (TS), skor 3 Ragu-Ragu (R), skor 4 Setuju (S), dan skor 5 Sangat Setuju (SS). Pemberian skor pada pernyataan negatif merupakan kebalikan dari skor pernyataan positif. Berdasarkan pada skor yang diperoleh selanjutnya dirata-ratakan, dan dikategorikan sesuai Tabel 2.

Tabel 2.

Kategori Skor Sikap Petani Terhadap Program AUTP

Nilai Skor                       Kategori

1 - <1,8

Sangat Tidak Setuju

1,8 - <2,6

Tidak Setuju

2,6 - <3,4

Cukup

3,4 - <4,2

Setuju

4,2 - <5,0

Sangat Setuju

Analisis data kuantitatif untuk menggambarkan efektivitas pemanfaatan dana klaim menurut jenis penggunaan dan besarnya biaya produksi dengan menggunakan pendekatan rumus pencapaian efektivitas menurut Arikunto (2002) yaitu:

+ λ   z-v 1 v 4-zv                         ZV Realisasipcrnanfaatandanaklairn i nnn/ /i\

Persentase efektivitas pemanfaatan dana =                          x 100%......(1)

r                          Target pemanfaatan dana                v 7

Keterangan:

Realisasi pemanfaatan dana klaim = hasil pemanfaatan dana yang telah diwujudkan

Target pemanfaatan dana klaim    = tujuan program yang ingin dicapai

Pemanfaatan dana klaim AUTP ditinjau berdasarkan dua aspek meliputi:

  • 1)    Jenis penggunaan dana klaim AUTP

Analisis data menggunakan rumus menurut Arikunto (2002) yang dimodifikasi sebagai berikut.

h ∙ JumlahpetanipenggunadanaklaimAUTP

............(2)


Persentase penggunaan klaim =                              x 100%

r                                Total Responden

Hasil yang diperoleh selanjutnya dikategorikan sesuai kategori pencapaian tingkat efektivitas program seperti tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3.

Kategori Pencapaian Tingkat Efektivitas Program

Persentase

Kategori

0 – 40

Tidak Efektif

41 – 60

Cukup Efektif

61 – 100

Efektif

Sumber: Arikunto (2002)

  • 2)    Perbandingan dana klaim AUTP dengan biaya produksi usahatani

Untuk melihat perbandingan dana klaim dengan biaya produksi usahatani digunakan rumus menurut Arikunto (2002) yang dimodifikasi sebagai berikut.

Persentase =


(    /   )

(    /   )


x 100%


.......................(3)


Mengacu pada tujuan pemberian klaim AUTP sebagai modal penanaman kembali di musim berikutnya sehingga dari persentase yang diperoleh selanjutnya dikategorikan: jika persentase < 100% maka klaim dinyatakan belum efektif, sedangkan persentase 100% dinyatakan efektif menutup biaya produksi.

  • 3.    Hasil Penelitian

    • 3.1    Karakteristik Umum Responden

Mayoritas responden (62,90%) berumur produktif sehingga memungkinkan bekerja lebih baik dengan kondisi fisik yang kuat. Menurut BPS (2012) umur produktif berada pada rentang 15-64 tahun. Responden didominasi laki-laki (95%). Pendidikan responden tergolong rendah karena mayoritas (74,19%) menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah dasar. Pendidikan yang tergolong rendah melatarbelakangi mayoritas responden (79,03%) memilih menjadi petani sebagai pekerjaan pokok dan peternak sebagai pekerjaan sampingan. Mayoritas lahan yang diusahakan (83,87%) adalah milik sendiri dengan rata-rata luas garapan 0,25 ha. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden (96,77%) tergolong petani gurem yang menggarap lahan kurang dari 0,50 ha (BPS, 2013).

  • 3.2    Respons Petani Terhadap Program AUTP

    • 3.2.1    Pengetahuan petani terhadap program AUTP

Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan pengetahuan petani tentang program AUTP berada pada kategori baik, dengan pemahaman terhadap sosialisasi dan pelaksanaan program mencapai 80% (Gambar 1).


  • ■    Ya

  • ■    Tidak


Gambar 1.

Persentase Pencapaian Pengetahuan Petani Terhadap Program AUTP

Program AUTP pertama kali dilaksanakan pada Oktober Tahun 2015 dan dilakukan sosialisasi untuk mengenalkan petani sehingga pelaksanaannya sesuai tujuan, manfaat dan sasaran program. Secara lebih rinci pemahaman petani terhadap sosialisasi program AUTP disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4.

Pengetahuan Petani Terhadap Sosialisasi Program AUTP di Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung

Pencapaian

No

Indikator

Paham

Tidak Paham

Kategori

Orang

%

Orang

%

1

Pengetahuan tentang  adanya  sosialisasi  sebagai bentuk

pengenalan program AUTP

56

90

6

10

Sangat Baik

2

Pengetahuan tentang tujuan AUTP sebagai pengalihan resiko

53

85

9

15

Sangat Baik

3

Pengetahuan tentang manfaat pemberian klaim sebagai modal penanaman padi kembali

55

89

7

11

Sangat Baik

4

Pengetahuan tentang sistem pembagian premi AUTP

39

63

23

37

Baik

5

Pengetahuan tentang subsidi premi pemerintah

41

66

21

34

Baik

6

Pengetahuan tentang premi yang dibayar petani per hektar

50

81

12

19

Sangat Baik

7

Pengetahuan tentang klaim AUTP per hektar

52

84

10

16

Sangat Baik

8

Pengetahuan tentang jenis kerusakan yang ditanggung AUTP

49

79

13

21

Baik

Rata-Rata

49

80

13

20

Baik

Sumber: Data primer, diolah (2017)

Pengetahuan petani terhadap pelaksanaan program AUTP mencapai 80%. Hal ini ditinjau dari proses pendaftaran, pengajuan dan pembayaran klaim AUTP secara umum telah dipahami dengan baik. Secara lebih lengkap disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5.

Pengetahuan Petani Terhadap Pelaksanaan Program AUTP di Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

Pencapaian

No

Indikator

Paham

Tidak Paham

Kategori

Orang

%

Orang

%

1

Pendaftaran AUTP

a.

Syarat pendaftaran AUTP adalah memiliki KTP / kartu identitas

52

84

10

16

Sangat Baik

b.

Umur   maksimal   tanaman   padi   yang

diasuransikan 30 hari

44

71

18

29

Baik

c.

Penilaian kelayakan peserta AUTP dilakukan oleh petugas asuransi

51

82

11

18

Sangat Baik

2

Pengajuan Klaim AUTP

a.

Batas waktu maksimal pengajuan klaim setelah kerusakan adalah 7 hari

55

89

7

11

Sangat Baik

b.

Pengajuan klaim tanpa menunggu pemeriksaan oleh POPT-PHP/PPL

49

79

13

21

Baik

c.

Bukti kerusakan tidak boleh hilang sebelum diverifikasi petugas asuransi

54

87

8

13

Sangat Baik

d.

Pengajuan klaim jika tingkat kerusakan akibat OPT minimal 75% per petak alami

45

73

17

27

Baik

3

Pembayaran Klaim

a.

Batas waktu maksimal    pembayaran klaim

adalah 14 hari

46

74

16

26

Baik

b.

Pembayaran klaim kepada masing-masing petani melalui Ketua Subak

53

85

9

15

Sangat Baik

Rata – Rata

50

80

12

20

Baik

Sumber: Data primer, diolah (2017)

  • 3.2.2    Sikap petani terhadap program AUTP

Berdasarkan hasil penelitian, sikap petani tergolong setuju terhadap program AUTP dilihat dari sosialisasi dan pelaksanaan program AUTP dengan rata-rata skor 4,10. Secara lebih rinci, petani menunjukkan sikap setuju terhadap sosialisasi program dengan rata-rata skor 4,08. Hal ini dapat diartikan sosialisasi telah berlangsung dengan baik di Subak Sengempel (Tabel 6).

Tabel 6.

Sikap Petani Terhadap Sosialisasi Program AUTP di Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung

No

Indikator

Pencapaian Skor

Kategori

1

Kemudahan memahami penjelasan yang diberikan

4,15

Setuju

2

Kesulitan berinteraksi dengan petugas asuransi

3,90

Tidak Setuju

3

Manfaat sosialisasi untuk menambah wawasan petani

4,19

Setuju

Rata-Rata

4,08

Setuju

Sumber: Data primer, diolah (2017)

Sikap petani terhadap pelaksanaan program AUTP tergolong setuju dengan rata-rata skor 4,16. Hal ini berkaitan dengan respons petani terhadap program AUTP ditinjau dari proses pendaftaran, pengajuan, pembayaran klaim dan pelayanan program AUTP yang telah terlaksana dengan baik (Tabel 7).

Tabel 7.

Sikap Petani Terhadap Pelaksanaan Program AUTP di Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung

No

Indikator

Pencapaian Skor

Kategori

1

Pendaftaran AUTP

  • a.    Kesulitan memenuhi persyaratan pendaftaran

  • b.    Kesesuaian premi dengan manfaat yang diperoleh petani

  • c.    Penerimaan terhadap sistem pembagian premi yang ditentukan pemerintah

  • d.    Penerimaan terhadap jenis OPT yang dijamin

4,00

4,10

4,18

Tidak Setuju

Setuju

Setuju

asuransi telah mencakup semua jenis OPT yang menyerang padi

3,89

Setuju

2

Pengajuan Klaim AUTP

a. Kesulitan petani melaporkan kerusakan

3,97

Tidak Setuju

b. Penerimaan terhadap jumlah klaim AUTP per

4,08

Setuju

hektar

3

Pembayaran Klaim AUTP

  • a.    Proses pembayaran klaim tepat waktu

  • b.    Kesesuaian besar klaim yang diterima petani

4,00

4,19

Setuju

Setuju

dengan hasil verifikasi Jasindo

4

Pelayanan Program AUTP

  • a.    Rasa aman berusahatani setelah mengikuti program AUTP

  • b.    Ketidakpuasan   petani   dengan   pelayanan

4,10

4,16

Setuju

Tidak Setuju

program

c. Tercapainya tujuan AUTP ditentukan dari peran

petugas asuransi, POPT/PHP dan PPL dalam memberi pelayanan kepada petani

4,21

Sangat Setuju

  • d.    Ketidaksesuaian pelayanan petugas asuransi dengan prosedur AUTP

  • e.    Petugas asuransi lambat dalam menanggapi laporan kerusakan

  • f.    Kemampuan dan pengetahuan petugas asuransi

3,9

Tidak Setuju

4,10

3,89

Tidak Setuju

Setuju

menghitung luas kerusakan dengan tepat

g. POPT/PHP terampil dan handal menangani kerusakan

4,27

Sangat Setuju

h. Kesulitan berkomunikasi dengan POPT/PHP

4,31

Sangat Tidak Setuju

i. Kelayakan program AUTP untuk dilanjutkan

4,52

Sangat Setuju

Rata-Rata

4,16

Setuju

Sumber: Data primer, diolah (2017)

  • 3.3    Efektivitas Pemanfaatan Dana Klaim AUTP

    3.3.1    Jenis penggunaan dana klaim AUTP

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan dana klaim AUTP di Subak Sengempel termasuk efektif. Mayoritas petani (90,32%) menggunakan dana klaim untuk berusahatani padi di musim berikutnya dan sisanya (9,68%) berusahatani jagung manis. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani sudah menggunakan dana klaim sesuai dengan tujuan AUTP yaitu untuk berusahatani padi.

  • 3.3.2    Perbandingan dana klaim dengan biaya produksi usahatani

Biaya produksi usahatani dari bulan April – Juli 2017 digunakan sebagai perbandingan. Pada Tabel 8 diketahui biaya produksi sebelum panen yang dikeluarkan adalah Rp 1.359.782,00. Jika dibandingkan dengan klaim AUTP sebesar Rp 1.500.000,00 sehingga dapat disimpulkan klaim AUTP efektif menutupi biaya produksi sebesar 110,31% dimana terdapat kelebihan dana sebesar Rp 140.218,00.

Hal ini telah sesuai dengan tujuan AUTP untuk membantu petani yang mengalami gagal panen dalam menyediakan modal penanaman kembali di musim tanam berikutnya. Klaim AUTP dapat menutupi biaya produksi karena adanya subsidi benih, pupuk dan pajak dari pemerintah pusat dan Kabupaten Badung.

Tabel 8.

Perbandingan Dana Klaim dengan Biaya Produksi Usahatani di Subak Sengempel Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung

Per Rata-Rata Luas Garapan (0,25 Ha)           Persentase

Uraian Biaya                                                                               Keterangan

Satuan   Jumlah    Harga (Rp)      Nilai (Rp)         (%)

1. Biaya Sarana Produksi

Benih Padi□        Kg      8,84        3.000          26.516          1,95         Subsidi Rp 7.000/kg

□  Pupuk∏

Urea              Kg      50,03        2.000         100.065          7,36        Subsidi Rp 4.060/kg

NPK Phonska      Kg      75         1.200         90.000          6,62        Subsidi Rp 7.000/kg

□  Pestisida

Confidor           Kg       0,1        30.000         30.000          2,21

Virtako            Liter      0,02        110.000         220.142          16,19

Cruiser             Kg      0,01        35.000          17.511           1,29

Sub total biaya sarana produksi                   484.234         35,61

2.Tenaga Kerja Luar Keluarga

Pengolahan Lahan□                                      500.323         36,79          Rp 2.000.000/Ha

□  Penanaman□                                            350.226         25,76          Rp 1.400.000/Ha

Sub total biaya tenaga kerja luar keluarga               850.548          62,55

3. Biaya Lain-Lain

□  Iuran Subak□                                            25.000          1,84         Rp 100.000/Ha/MT

Sub total biaya lain-lain                        25.000           1,84

Total Biaya                           1.359.782

Total Dana Klaim AUTP                  1.500.000

Perbandingan (Biaya/Klaim)                            110,31       Selisih Rp 140.218,00

Sumber: Data primer, diolah (2017)

  • 4.    Simpulan dan Saran

    • 4.1  Simpulan

Hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) respons petani positif, dilihat dari pengetahuan dan sikap petani terhadap program AUTP; dan (2) pemanfaatan dana klaim AUTP menurut jenis penggunaan dana dan perbandingan dana klaim dengan biaya produksi termasuk efektif.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut (1) koordinasi yang terjalin antara pihak terlibat perlu dipertahankan untuk pelaksanaan AUTP selanjutnya; dan (2) program AUTP dapat dilanjutkan di Subak Sengempel dan perlu diterapkan pada subak dengan tingkat kegagalan panen tinggi akibat serangan OPT dan potensi kegagalan panen lainnya.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak yang telah memberikan informasi yang mendukung penelitian yaitu PT Jasindo, Dinas Pertanian Provinsi Bali, seluruh responden beserta pangliman Subak Sengempel, serta PPL Desa Bongkasa.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik. 2012. Proyeksi Penduduk Menurut Provinsi (2010 – 2035).

[Online] http:// bps.go.id/. Diunduh tanggal 14 Agustus 2017.

Badan Pusat Statistik. 2013. Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 2013. [Online] http://st2013.bps.go.id/. Diunduh tanggal 14 Agustus 2017.

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Abiansemal. 2015. Laporan Pengamatan OPT

Utama BPP Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung Tahun 2015.

Djojosoedarso, S. 1999. Prinsip-Prinsip Manajemen Resiko dan Asuransi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Insyafiah, I.W. 2014. Kajian Persiapan Implementasi Asuransi Pertanian Secara

Nasional. Kemenkeu. Jakarta. [Online] http://www.kemenkeu.go.id/. Diunduh tanggal 19 Desember 2016.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahman, A.A. 2013. Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: CV Alfabeta.

Suryana, A. 2002. Kendala, Tantangan dan Kebijakan dalam Upaya Mewujudkan Pemantapan Ketahanan dan Kemandirian Pangan Nasional Ke Depan. [Online] http://pse.litbang.pertanian.go.id/. Diunduh tanggal 20 Desember 2016.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

343