Perekayasaan Sosial Pembuatan Akses Jalan Usaha Tani di Subak Gunung Kangin Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan
on
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata
ISSN: 2301-6523
Vol. 7, No. 2, April 2018
Perekayasaan Sosial Pembuatan Akses Jalan Usaha Tani di Subak Gunung Kangin Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan
I GEDE JULI KRISTINA PUTRA, I KETUT SURYA DIARTA, NI WAYAN SRI ASTITI
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80323
Email: [email protected] [email protected]
Abstract
Social Engineering of Making Agricultural Road Access in Subak Gunung Kangin Bangli Village Baturiti Subdistrict Tabanan Regency
Social engineering of making agricultural road access in Subak Gunung Kangin is an effort to overcome the problem of the road that is less good. The success of making access to agricultur roads is interesting to examine by looking at aspects of social capital that support and social engineering processes. The purpose of research to determine social capital owned by subak and social engineering process. The research location is located in Subak Gunung Kangin, Bangli Village, Baturiti Subdistrict, Tabanan Regency. The analytical method used is qualitative descriptive. The results showed that social capital owned by subak supports social engineering (1) trust; The existence of trust among subak members, subak with kerama adat, subak with road initiator and subak with outsiders; (2) social value; The value of togetherness, the value of mutual cooperation, and the value of volunteerism; (3) social networks; The existence of social relations with karma adat, outsiders and local government. While the social engineering process of making agricultural road access is seen from social engineering indicators; (1) cause of internal changes due to lack of access to roads and external changes of opportunity; (2) agent of change is the initiator of the road; (3) target of internal change is subak and external are external; (4) channel of internal change is paum subak and external is negotiation with outsiders; And (5) strategy of change is a personal approach.
Keywords: social engineering, social capital, access road farming, subak
Subak sebagai lembaga tradisional pertanian memiliki peran penting dalam sektor pertanian di Bali. Sektor pertanian sendiri memiliki kontribusi penting dalam pembangunan perekonomian di Bali, dimana sektor pertanian menyumbangkan 18,16% PDRB pada tahun 2014 di Provinsi Bali (BPS Provinsi Bali, 2014). Lebih lanjut dalam SAKERNAS 2007 oleh BPS Provinsi Bali mecatat tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian adalah sebanyak 36,06% (BPS Provinsi Bali, 2008 dalam
Budiasa, 2011). Melihat pentingnya sektor pertanian dalam pembangunan perekonomian di Bali khususnya di subak, perlu dilakukan usaha dan upaya serta penerapan teknologi baru yang bertujuan untuk meningkatkan sektor pertanian. Salah satu cara meningkatkan sektor pertanian, dapat dilakukan dengan pembuatan maupun perawatan infrastruktur pertanian yang sudah ada sebelumnya. Infrastruktur merupakan berbagai fasilitas fisik yang bertujuan untuk memenuhi tujuan sosial dan ekonami. Infrastruktur pertanian dapat dilihat bentuk fisiknya seperti akses jalan usaha tani, jembatan, bendungan, dan saluran irigasi yang bertujuan untuk peningkatan nilai tambah sehingga dapat meningkatkan perekonomian, termasuk kedalam subsistem kebendaan dalam tiga subsistem system irigasi subak sebagai sistem budaya masyarakat (Windia, 2006). Subak Gunung Kangin merupakan salah satu subak yang membuat infrastuktur pertanian berupa akses jalan usaha tani. Beberapa tahun sebelumnya Subak Gunung Kangin sudah pernah dilakukan pembuatan akses jalan usaha tani, namun mengalami kendala sehingga hanya menghasilkan badan jalan sampai pada Bale Timbang subak. Pada akhir tahun 2015 Subak Gunung Kangin dilanjutkan kembali pembuatan akses jalan usaha tani. Pembuatan akses jalan usaha tani tersebut didasari atas permasalahan yang dihadapi petani yakni akses jalan usaha tani yang kurang memadai sehingga menyulitkan petani dalam mengangkut sarana produksi pertanian dan hasil pertanian di subak.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
-
1. Apa modal sosial yang dimiliki Subak Gunung Kangin yang mendukung perekayasaan sosial pembuatan akses jalan usaha tani?
-
2. Bagaimana proses perekayasaan sosial dalam pembuatan akses jalan usaha tani di Subak Gunung Kangin?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai di bawah ini.
-
1. Mendeskripsikan modal sosial yang dimiliki Subak Gunung Kangin yang mendukung perekayasaan sosial pembuatan akses jalan usaha tani.
-
2. Mendeskripsikan proses perekayasaan sosial dalam pembuatan akses jalan usaha tani di Subak Gunung Kangin.
Lokasi penelitian dilaksanakan di Subak Gunung Kangin, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive). Waktu pengumpulan data sekunder dan data primer berlangsung dari bulan Januari sampai dengan Maret 2017. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian ini sebagai berikut.
-
1. Subak Gunung Kangin memiliki permasalahan akses jalan usaha tani yang kurang memadai sehingga menyulitkan petani dalam mengangkut sarana produksi dan hasil pertanian.
-
2. Subak Gunung Kangin pada akhir tahun 2015 membuatan akses jalan usaha tani di subak, sebagai solusi atas permasalahana yang dihadapi.
-
3. Keberhasilan Subak Gunung Kangin dalam pembuatan akses jalan usaha tani membuktikan subak memiliki modal sosial yang baik.
Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Jenis data terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan kunci menggunakan pedoman wawancara. Informasi langsung dari kelian subak dan penggagas jalan. Data sekunder meliputi literatur, artikel, jurmal, situs di internet, gambaran umum daerah penelitian dan kelembagaan Subak Gunung Kangin. Data kualitatif menjelaskan mengenai modal sosial yang dimiliki subak yang mendukung perekayasaan sosial dan proses perekayasaan sosial pembuatan akses jalan usaha tani. Data kuantitatif berupa jumlah anggota subak, luas areal subak, dan lain-lain.
Penentuan informan dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum (Sugiyono, 2012), karena itu orang yang dijadikan informan kunci yang memenuhi kriteria sebagai berikut.
-
1. Pengurus Subak Gunung Kangin
-
2. Mereka menguasai atau memahami Subak Gunung Kangin.
-
3. Penggagas jalan usaha tani.
-
4. Mereka sedang berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan pembuatan akses jalan usaha tani di Subak Gunung Kangin.
-
5. Mereka mempunyai cukup waktu untuk diwawancarai.
Pengambilan informan dilakukan secara sengaja karena dianggap paling tahu tentang apa yang penulis harapkan. Pada penelitian ini diambil responden penelitian yaitu.
-
1. Bapak I Wayan Subrata, Kelian Subak Gunung Kangin
-
2. Bapak I Made Susanto, Kelian Dinas Desa
-
3. Bapak I Wayan Carma, penggagas jalan
-
4. Bapak I Made Kusuma Jaya, penggagas jalan
-
5. Bapak I Wayan Jirna, penggagas jalan
-
6. Bapak I Made Suta Wirawan, anggota subak
-
7. Bapak I Made Misi, anggota subak
Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara mendalam, Focus Group Disccusion (FGD), dan dokumentasi. Wawancara mendalam dilakukan dengan informan kunci yang telah ditentukan dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu, pedoman wawancara yang diberikan kepada informan sebanyak tujuh orang sehingga diperoleh data kualitatif dari penelitian ini berupa narasi atau data yang tidak dapat dihitung dengan satuan hitung (Sugiyono, 2012), sedangkan diskusi kelompok terarah atau focus group discussion merupakan suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik (Ibrahim, 2015), kegiatan tersebut dilakukan dengan lima orang untuk memvalidasi data dari hasil wawancara mendalam. Oservasi dilakukan untuk mengetahui keadaan langsung di Subak Gunung Kangin. Dokumentasi dapat berupa foto-foto keadaan wilayah peneltian dan pada saat kegiatan wawancara dengan informan.
Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara mendalam, FGD, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tiga langkah yakni: pengumpulan data, klasifikasi data dan interpretasi data, dan penarikan kesimpulan akhir (Ibrahim, 2015). Pertama, menghimpun data sebanyak mungkin di lapangan. Kedua, data-data yang telah dikumpulkan kemudian diklasifikasi sesuai dengan tematik atau aspek kajian yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Ketiga, pada akhirnya data-data yang sudah diklasifikasi dalam tema/aspek penelitian ditafsirkan dan dimaknai sebagai sebuah kesimpulan akhir dari penelitian ini.
Modal sosial yang dimiliki Subak Gunung Kangin menjadi pendukung keberhasilan pembuatan akses jalan usaha tani di subak. Subak Gunung Kangin berhasil memanfaatkan modal sosial yang dimiliki tercermin dari adanya kepercayaan yang baik antar anggota subak, adanya nilai dan norma pada pelaksanaan pembuatan akses jalan usaha tani serta adanya jaringan sosial atau hubungan sosial yang baik antara subak dengan pihak luar subak sebaigai berikut. a. Kepercayaan
Terdapat kepercayaan yang baik antara anggota subak, tercermin pada dukungan yang diberikan anggota subak kepada penggagas jalan usaha tani untuk bersama-sama membuat jalan usaha tani di subak. Penggagas jalan berpendapat bahwa kedepan banyak manfaat yang didapat dari adanya jalan usaha tani. Kepercayaan lain tercermin pada, tanggung jawab yang dipercayaan subak kepada penggagas jalan sebagai pengurus dalam proyek pembuatan akses jalan usaha tani. Kepercayaan yang dimiliki subak dapat dilihat dari tindak lanjut pembuatan jalan
usaha tani yang melibatkan seluruh anggota subak. Seluruh anggota subak berpartisipasi dan berkontribusi guna terciptanya jalan usaha tani di subak. Sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Fukuyama, (dalam Field, 2009) dalam teori modal sosial bahwa kepercayaan merupakan perekat bagi langgengnya kerjasama, saling bersatu dengan yang lain dan meningkatkan partisipasi untuk kemajuan bersama dan pendapat dari Putnam (dalam Holle, 2015) menyatakan bahwa kepercayaan sosial dapat timbul dari norma timbal balik dan jaringan sosial, sehingga membuktikan bahwa kepercayaan yang baik antar anggota subak menjadi pendukung keberhasilan perekayasaan sosial pembuatan akses jalan usaha tani di Subak Gunung Kangin.
-
b. Nilai sosial
Terdapat nilai-nilai sosial yang mendukung pembuatan jalan usaha tani terlihat dari adanya kegiatan seperti pembukaan akses jalan agar alat berat dapat lewat, pembenahan pematang yang rusak akibat dilalui arat berat dan pembenahan saluran irigasi baru yang semuanya dilakukan secara bergotong-royong oleh krama subak. Nilai-nilai sosial lain yang tercermin pada pelaksanaan pembuatan akses jalan usaha tani dapat dilihat dari adanya warga yang secara suka rela menyumbangkan air mindral, jajanan, ringan, kopi dan lain sebagainya yang diberikan kepada krama pada saat bergotong-royong. Nilai-nilai sosial pada pelaksanaan pembuatan jalan usaha tani seperti nilai kebersamaan, nilai kesukarelaan dan nilai gotong-royong. Nilai kebersamaan dapat dilihat dari perumusan dan pengambilan keputusan yang dilakukan pada rapat subak oleh seluruh anggota subak. Nilai kebersamaan terlihat pada setiap kegiatan persubakan yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota subak. Nilai kesukarelaan terlihat dari adanya sumbangan yang diberikan warga pada pelaksanaan pembuatan jalan seperti, air mineral, jajanan-jajanan ringan, kopi, dan bahkan ada yang memberikan sumbangan berupa uang.
-
c. Jaringan sosial
Terdapat hubungan sosial yang baik antara subak dengan krama adat (warga desa) dan pihak dari luar. Hubungan sosial subak dengan krama adat terlihat pada pelaksanaan kegiatan gotong royong yang melibatkan krama adat yang menimbulkan kerjasama yaitu bentuk interaksi sosial antara dua belah pihak atau kelompok untuk mencapai tujuan yang sama atau tujuan bersama (Sudarta, 2016). Penggunaan alat berat berupa sebuah buldoser yang diperoleh dari pemerintah daerah mencerminkan adanya hubungan sosial yang baik antara subak dengan pemerintah daerah. Hubungan sosial lain terjalin antara subak dengan pihak luar seperti pihak dari Royal Tulip, Restaurant Lembaga, Restaurant Uma Luang serta yang memberikan bantuan perupa pendanaan. Hubungan sosial tersebut menjadi pendukung keberhasilan perekayasa sosial pembuatan akses jalan usaha tani.
Rekayasa Sosial merupakan suatu proses perubahan sosial yang terencana. Perubahan dapat mengenai nilai dan norma sosial, pola-pola perilaku organisasi,
susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya (Soekanto, 2009). Proses perekayasaan sosial pembuatan akses jalan usaha tani di Subak Gunung Kangin dapat diketahui dengan melihat indikator rekayasa sosial yang menyebabkan terjadinya suatu perekayasaan sosial. Indikator-indikator tersebut, menurut Rakhmat (1999) yaitu, sebab perubahan, sang pelaku perubahan, sasaran perubahan, saluran perubahan dan strategi perubahan sebagai berikut.
-
a. Sebab perubahan (cause of change)
Penyebab internal terjadinya perekayasaan sosial pembuatan akses jalan usaha tani karena masalah akses jalan yang kurang memadai. Petani di subak kesulitan membawa sarana peroduksi dan hasil pertanian karena akses jalan yang kurang baik. Ditambahkan bilamana musim panen padi tiba, petani yang memiliki lahan jauh akan terbebankan dengan biaya buruh angkut gabah yang mahal. Sebab perubahan eksternal adalah adanya peluang yang dilihat oleh penggagas jalan dimana pihak dari luar subak, seperti Royal Tulip, Restoran Lembaga, dan Restoran Uma Luang menjadikan Subak Gunung Kangin sebagai objek pemandangan mereka. Melihat hal tersebut maka perlu adanya hubungan timbal baik dan saling menguntungkan antara subak dengan pihak luar.
-
b. Sang pelaku perubahan (agent of change)
Pelaku perubahan yang menyebabkan terjadinya pembuatan akses jalan usaha tani di Subak Gunung Kangin adalah anggota subak yang mengusulkan untuk membuat akses jalan usahat tani di subak dan menyanggupi untuk mengurus pembuatan jalan tersebut yaitu Bapak I Wayan Carma, I Made Kusuma Jaya, I Wayan Jirna, dan I Made Susanto.
-
c. Sasaran perubahan (target of change)
Sasaran perekayasaan sosial pembuatan akses jalan usaha tani di Subak Gunung Kangin adalah krama subak (anggota subak) itu sendiri. Penggagas jalan memiliki pandangan bahwa permasalahan yang dihadapi di subak terkait akses jalan usaha tani yang kurang memadai, harus dapat diatasi sendiri oleh subak, dengan memanfaatkan sumberdaya dan peluang yang ada. Peluang yang dimaksud adalah adanya pihak luar seperti pihak Royal Tulip, Restoran Lembaga, dan Restoran Uma Luang yang memanfaatkat, pemandangan dari persawahan Subak Gunung Kangin sebagai objek yang mereka tampilkan kepada tamu mereka/wisatawan. Perlu adanya timbal balik dari pihak tersebut kepada Subak Gunung Kangin, agar subak tidak hanya sekedar sebagai tontonan saja sehingga menjadikan hal tersebut sebagai sasaran perubahan eksternal dari perekayasaan sosial pembuatan akses jalan usaha tani di Subak Gunung Kangin.
-
d. Saluran perubahan(channel of change)
Melalui peparuman subak penggagas jalan menyampaikan usulan untuk melanjutkan pembuatan akses jalan usaha tani di subak dan meyakinkan krama subak dengan bersedia mengambil tanggung jawab sebagai pengurus pembuatan akses jalan usaha tani di subak dengan melihat sumberdaya serta peluang yang
dimiliki. Peparuman subak (rapat subak) merupakan saluran perubahan internal yang dianggap paling tepat, karena pada saat rapat subak, seluruh anggota subak akan hadir sesuai kesepakatan yang diatur dalam pararem subak. Saluran perubahan secara eksternal adalah dengan melakukan negosiasi dengan pihak luar, agar semakin meyakinkan kepada seluruh anggota subak.
-
e. Strategi perubahan (strategi of change)
Strategi perubahan atau metode yang digunakan melakukan rekayasa sosial pembuatan akses jalan usaha tani di Subak Gunung Kangin adalah melalui pendekatan secara personal kepada anggota subak. Penggagas jalan melakukan pendekatan kepada anggota subak yang berpotensi melakukan penolakan dengan pertimbangan lahan yang mereka miliki banyak di lalui jalan usaha tani nantinya. Penggagas jalan memberikan penjelasan kepada anggota subak tersebut secara personal sebelum nantinya disampaikan pada saat rapat subak.
Berdasarkan hasil dari penelitian diatas yang telah dijelaskan dan dipaparkan sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan maka dapat disimpulkan beberapa hal pokok sebagai berikut.
-
1. Modal sosial yang dimiliki Subak Gunung Kangin yang mendukung perekayasaan sosial pembuatan akses jalan usaha tani: (a). Kepercayaan; kepercayaan yang baik antar anggota subak, kepercayaan subak dengan krama adat, kepercayaan subak dengan penggagas jalan dan kepercayaan subak dengan pihak luar, (b). Nilai sosial; nilai kebersamaan, nilai gotong royong, kesadaran akan pentingnya akses jalan dan nilai kesukarelaan, (c). Jaringan sosial; pelibatkan krama adat dalam kegiatan gotong - royong pembuatan akses jalan usaha tani, dan bantuan pendanaan yang diperoleh dari pihak luar seperti, Royal Tulip, Restoran Lembaga, Restoran Uma Lung serta bantuan dari pemerintah berupa satu unit alat berat.
-
2. Proses perekayasaan sosial pembuatan akses jalan usaha tani di Subak Gunung Kangin dilihat dari indikator rekayasa sosial sebagai berikut : (a). Sebab perubahan (cause of change) dilihat dari faktor internal adalah jalan yang kurang memadai sebelumnya, penyebab perubahan eksternal adalah peluang yang dilihat penggagas jalan dari adanya pihak luar, Royal Tulip, Restoran Lembaga dan Restoran Uma Luang, (b). Sang pelaku perubahan (agent of change) merupakan seseorang individu atau kelompok yang menyebabkan terjadinya perekayasaan sosial adalah berasal dari internal subak; Bapak I Wayan Carma, I Made Kusuma Jaya, I Wayan Jirna dan I Made Susanto, (c). Sasaran perubahan (target of change) internal adalah krama subak, sedangkan sasaran perubahan ekternal adalah kontribusi dari pihak luar, (d). Saluran perubahan (channel of change) internal adalah melalui peparuman subak (rapat subak) sedangkan
eksternal adalah negosiasi dengan pihak luar, (e). Strategi perubahan (strategy of change) internal adalah melalui pendekatan secara personal.
Keberhasilan pembuatan jalan usaha tani di Subak Gunung Kangin membuktikan subak mampu memanfaatkan modal sosial yang dimiliki dengan baik. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan sebagai berikut.
-
1. Bagi Subak Gunung Kangin, subak tetap menjaga kelestarian lingkungan mengingat dengan dibangunnya akses jalan usaha tani di subak secara langsung telah mengurangi sebagian lahan dari subak itu sendiri yang di manfaatkan sebagai akses jalan usaha tani.
-
2. Bagi Subak Gunung Kangin, subak membuat awig-awig yang mengatur pemanfaatan jalan usaha tani sehingga tidak beralih fungsi.
-
3. Bagi subak lainnya, melalui perekayasaan sosial pembuatan akses jalan usaha di Subak Gunung Kangin dapat menjadi acuan bagi subak lain untuk lebih mengembangkan subak dengan modal sosial yang dimiliki serta lebih melihat peluang yang ada disekitar subak.
-
5. Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih ini penulis tunjukan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga karya ilmiah ini dapat dipublikasikan di e-jurnal.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Bali dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik. Denpasar
Budiasa, I.W. 2011. Pertanian Berkelanjutan Teori dan Pemodelan. Udayana University Press. Denpasar.
Field, Jhon. 2009. Modal Sosial. Kreasi Wacana. Yogyakarta.
Holle,Yolanda. 2015. Modal Sosial Suku Marind dalam Pengembangan Padi Sawah di Kabupaten Merauke Provinsi Papua. [Tesis] Universitas Udayana. Denpasar
Ibrahim, M. A. 2015. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Rakhmat, Jalaludin. 1999. Rekayasa Sosial Revormasi atau Revolusi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sudarta, Wayan. 2016. Sosiologi Pertanian. Udayana University Press. Denpasar
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers. Jakarta.
Windia, Wayan. 2006. Transformasi Sistem Irigasi Subak yang Berlandaskan Tri Hita Karana. Denpasar: Pustaka Bali Post.
323
Discussion and feedback