E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2301-6523

Vol. 6, No. 1, Januari 2017

Perilaku Petani Pada Program Pengembangan

Klaster Padi Binaan Bank Indonesia

(Kasus Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar)

DESAK AYU TRISNA SARI, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA,

I DEWA PUTU OKA SUARDI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman 80323 Denpasar

Email: [email protected] [email protected]

Abstract

The Behavior of Farmers on Rice Cluster Development Program Assisted Inonesian Bank (Case of Subak Pulagan, Tampaksiring Village, Tampaksiring District, Gianyar Regency).

Bank Indonesia has been mentoring and coaching in the pass program development real sector and UMKM. The purpose of this study to knowledge, attitudes, and skill of farmers on rice cluster development program assisted Indonesian Bank. This study took place in Subak Pulagan with the number of respondents 48 people. Methods of data collection by interview and analyzed by qualitative descriptive analysis. The results showed the behavior of farmers on rice cluster development program is in excellent condition with a score of 85,1%. It can be seen from the three indicators. Excellent knowledge indicators category with a score of 84,4%, a very good attitude indicator categories premises a score of 84,7%, and very good indicator oh the skill category with a score of 86,2%.

Advice which may be recommended that the diversification of products is not good, it can be suggested that extension is to provide an understanding of the impotance of diversification benefits of products to enhance the competitiveness and obtain economic value higher.

Keywords: behaviors, knowledge, attitudes, skill

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Program swasembada pangan sesuai UU No. 18 tahun 2012 yang bertujuan mewujudkan pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat perorangan secara berkelanjutan dengan pencapaian kadaulatan pangan, kemandirian pangan, dan keamanan pangan. Adanya program nasional dalam pencapaian swasembada pangan maka setiap daerah wajib menjalankan program nasional tersebut, salah satunya adalah Kabupaten Gianyar (Bank Indonesia, 2014).

Luasan lahan persawahan yang tidak terlalu besar sangat membutuhkan pola penanaman padi yang didukung oleh teknologi tepat guna untuk meningkatkan jumlah produksi panen padi di Kabupaten Gianyar agar nantinya dapat surflus produksi padi yang berharap dapat mewujudkan swasembada pangan. Pembinaan dalam peningkatan jumlah produksi tidak saja dilakukan oleh petani namun perlu dukungan dari pemerintah dan lembaga lainnya. Salah satunya adalah Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2014).

Bank Indonesia telah melakukan pendampingan dan pembinaan dalam melakukan program pengembangan sektor riil dan UMKM. Pola program yang dilakukan adalah dengan membentuk suatu klaster binaan dalam satu wilayah berdasarkan rekomendasi dari Pemerintah setempat. Program klaster yang dijalankan bersifat sinergisitas program dan semua pihak yang peduli dalam pengembangan klaster tersebut dapat bersama-sama dalam membangun klaster untuk ikut serta dalam mewujudkan program ketahanan pangan secara nasional dan meningkatkan jumlah produksi padi maka sangat diperlukan pembentukkan klaster baru di bidang ketahanan pangan di Kabupaten Gianyar (BI, 2014).

Marzuki (1999) menyatakan, perilaku adalah semua tingkah laku manusia yang hakekatnya mempunyai motif, yaitu meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kegiatan manusia dapat bermotif tunggal ataupun ganda. Biasanya perbuatan tersebut terdorong oleh suatu motif utama dan beberapa motif pendukung yang merupakan rincian dari motif utama.

Pengetahuan petani mempunyai arti penting, karena pengetahuan petani dapat mempertinggi kemampuannya untuk mengadopsi teknologi baru di bidang pertanian. Jika pengetahuan petani tinggi dan bersikap positif terhadap suatu teknologi baru di bidang pertanian, maka penerapan teknologi tersebut akan menjadi lebih sempurna yang pada akhirnya akan memberikan hasil secara lebih memuaskan baik secara kuantitas maupun kualitas (Sudarta, 2005).

Penyuluhan merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu dengan mendorong masyarakat untuk mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik (Mardikanto, 2009). Penyuluhan bertujuan untuk mengubah perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) petani.

  • 1.2    Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah , maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

  • 1.     Mengetahui pengetahuan petani tentang program pengembangan klaster padi

binaan Bank Indonesia di Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

  • 2.    Mengetahui sikap petani mengenai program pengembangan klaster padi

binaan Bank Indonesia di Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

  • 3.     Mengetahui keterampilan petani dalam program pengembangan klaster padi

binaan Bank Indonesia di Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

  • 2.     Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Waktu penelitian berlangsung dari bulan November 2015 sampai dengan April 2016. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi penelitian karena Subak Pulagan dipilih sebagai Binaan Bank Indonesia dalam program Pengembangan Klaster Padi.

  • 2.2    Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh petani anggota Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar yang mendapatkan Program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia yang berjumlah 48 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, dengan teknik sensus seluruh populasi dijadikan responden penelitian, sehingga populasi responden sebanyak 48 orang.

  • 2.3    Sumber dan Jenis Data

Sumber data primer berupa kuisioner hasil wawancara dari petani Subak Pulagan berjumlah 48 orang. Informasi langsung tentang Program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia dari PPL dan Pekaseh. Sumber data sekunder, berupa data literatur, artikel, jurnal, situs di internet, gambaran umum daerah penelitian, dan kelembagaan subak yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Jenis data kualiatatif berupa penjelasan perilaku petani terhadap Program Pengembangan Klaster Padi dan jenis data kuantitatif berupa hasil rekapitulasi data skor dan skala lima.

  • 2.4    Pengumpulan Data

Dalam wawancara ini peneliti menggunakan alat dalam bentuk kuisioner dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang dijadikan sampel penelitian. Kuisioner dibagikan kepada petani Subak Pulagan sebanyak 48 orang responden.

  • 2.5    Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui perilaku petani pada program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia (Kasus

Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar). Variabel penelitian ini memiliki beberapa indikator yang kemudian diukur dengan parameter tertentu yang dapat menunjukkan perilaku petani di Subak Pulagan.

  • 2.6    Analisis Data

Sugiyono (2010) menyatakan analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, diperoleh dari hasil penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif akan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel yang disusun secara sistematis dan efisien. Distribusi interval kelas kategori perilaku dalam hasil persentase skor sebagai berikut. Interval kelas (1) 20-36 sangat tidak baik, (2) >36-52 tidak baik, (3) >52-68 sedang, (4) >68-84 baik, dan (5) >84-100 sangat baik.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Perilaku Petani di Subak Pulagan

Perilaku adalah cara bertindak yang menunjukkan tingkah laku seseorang dan merupakan hasil kombinasi antara pengembangan anatomis, fisiologis dan psikologis (Kast dan Rosenweig, 1995). Perilaku petani pada Program Pengembangan Klaster Padi pada Subak Pulagan, termasuk dalam kategori sangat baik dengan pencapaian skor (85,1%). Petani memiliki kemaun dan respon positif terhadap Program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia serta petani sudah mengetahui pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sangat baik dalam melaksanakan Program Pengembangan Klaster Padi. Data jumlah persentase skor dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 1.

Tabel 1.

Perilaku Petani pada Program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia (Kasus Subak Pulagan Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar), Tahun 2016

No

Indikator

Pencapaian Skor

Kategori

Jumlah Skor

%

1

Pengetahuan

1,824

84,4

Sangat Tinggi

2

Sikap

9,146

84,7

Sangat Setuju

3

Keterampilan

1,862

86,2

Sangat Baik

Perilaku

12,832

85,1

Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 1. Petani memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang sangat baik dalam melaksanakan Program Pengembangan Klaster Padi. Perilaku petani yang baik diharapkan akan menunjang kegiatan Program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia. Program ini mengajarkan petani untuk bertanam padi yang baik dan sehat untuk meciptakan usahatani yang

berkualitas dengan sistem dan pola penanaman padi yang mengarah pada sistem pertanian organik.

  • 3.2    Pengetahuan Petani di Subak Pulagan

Suhartono (2008) menyatakan pengetahuan adalah sesuatu yang ada secara niscaya pada diri manusia. Pengetahuan petani Subak Pulagan tentang Program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia, secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat baik (84,4%). Data jumlah persentase skor dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 2.

Tabel 2.

Pengetahuan Petani tentang Program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia (Kasus Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar), Tahun 2016

Pengetahuan

No

Parameter

Jumlah Skor

%

Kategori

1

Pembibitan

210

87,5

Sangat Tinggi

2

Penanaman

194

80,8

Tinggi

3

Pengairan

212

88,3

SangatTinggi

4

Pemupukan

197

82,1

Tinggi

5

Penyiangan

201

83,8

Tinggi

6

Pengendalian Hama

210

87,5

Sangat Tinggi

7

Panen

195

81,3

Tinggi

8

Pasca Panen

210

87,5

Sangat Tinggi

9

Diversifikasi Produk

195

81,3

Tinggi

Jumlah Skor

1824

%

84,4

Kategori

Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel 2. Pencapaian skor pengetahuan tertinggi yaitu pada parameter pengairan yang mecapai skor sebesar (88,3%) termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil wawancara di lapangan responden mengetahui lima dari tujuan pengairan berselang dalam jaringan irigasi. Pengetahuan kategori sangat tinggi diperoleh karena responden sudah memahami apa tujuan dari pengairan berselang dalam jaringan irigasi yang sudah dijelaskan oleh penyuluh.

Pencapaian skor pengetahuan terkecil yaitu pada parameter penanaman yang mencapai skor sebesar (80,8%) termasuk dalam kategori tinggi, dikarenakan rata-rata responden mengetahui tiga dari lima proses penanaman padi. Hasil wawancara di lapangan rata-rata pengetahuan responden berkategori tinggi menjawab proses penanaman padi pada Program Pengembangan Klaster Padi yaitu melakukan persiapan lahan untuk penanaman, lahan dalam kondisi kering tidak tergenang air, jarak tanam, dan pembuatan caplak atau garis-garis. Pada kedalaman penanaman

bibit, responden belum mampu menjawab dengan baik, padahal kedalaman penanaman bibit itu sangat menentukan keberhasilan dalam penanaman.

  • 3.3    Sikap Petani di Subak Pulagan

Sikap adalah kecondongan evaluatif terhadap suatu obyek atau subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan obyek sikap (Van den ban dan Hawkins, 1999). Sikap petani mengenai Program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia (Kasus Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar), dengan total pencapaian skor sebesar (84,7%) termasuk kategori sangat setuju, dikarenakan petani sangat antusias dalam menerima dan mendukung Program Pengembangan Klaster Padi. Data jumlah persentase skor pada masing-masing indikator dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 3.

Tabel 3.

Sikap Petani Mengenai Program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia (Kasus Subak Pulagan, Desa Tampaksiring,

Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar), Tahun 2016.

No

Parameter

Sikap

Pencapaian Skor (%)

Kategori

1

Pembibitan

85,3

Sangat Setuju

2

Penanaman

84,8

Sangat Setuju

3

Pengairan

84,2

Sangat Setuju

4

Pemupukan

84,2

Sangat Setuju

5

Penyiangan

85,5

Sangat Setuju

6

Pengendalian Hama

83,3

Setuju

7

Panen

86,4

Sangat Setuju

8

Pasca Panen

86,8

Sangat Setuju

9

Diversifikasi Produk

81,8

Setuju

%

84,7

Kategori

Sangat Setuju

Berdasarkan Tabel 3. pencapaian skor tertinggi sikap yaitu pada parameter kedelapan (86,8%) yang termasuk dalam kategori sangat setuju. Kegiatan penanganan pasca panen yang kurang tepat dapat menyebabkan kerugian seperti penurunan mutu gabah yang disebabkan karena tingginya presentase kadar air, kehilangan basil dapat mencapai angka 12-21% yang terjadi pada saat panen, terbuangnya hasil panen secara percuma yang mengakibatkan bahan baku tidak memenuhi standar mutu, keretakan gabah yang menyebabkan hasil padi tidak baik, dan nilai jual akan turun. Pencapaian skor terkecil sikap yaitu pada parameter kesembilan (81,8%) yang termasuk dalam kategori setuju, karena ada beberapa

responden yang menyatakan sikap ragu-ragu, dikarenakan dalam pamasaran produk nantinya responden takut bersaing dipasaran akan produsen yang lain.

  • 3.4    Keterampilan Petani di Subak Pulagan

Keterampilan adalah hasil belajar pada ranah psikomotorik yang terbentuk menyerupai hasil belajar kognitif. Keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan atau melaksanakan sesuatu dengan baik (Nasution, 1975). Keterampilan petani Subak Pulagan dalam Program Pengembangan Klaster Padi termasuk dalam kategori sangat baik dengan total pencapaian skor sebesar (86,2%). Data jumlah persentase skor masing-masing indikator dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 4.

Tabel 4.

Keterampilan Petani dalam Program Pengembangan Klaster Padi Binaan Bank Indonesia (Kasus Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar), Tahun 2016.

Tindakan

No

Parameter

Jumlah Skor

%

Kategori

1

Pembibitan

208

86,7

Sangat Baik

2

Penanaman

206

85,8

Sangat Baik

3

Pengairan

208

86,7

Sangat Baik

4

Pemupukan

208

86,7

Sangat Baik

5

Penyiangan

208

86,7

Sangat Baik

6

Pengendalian Hama

208

86,7

Sangat Baik

7

Panen

204

85,0

Sangat Baik

8

Pasca Panen

208

86,7

Sangat Baik

9

Diversifikasi Produk

204

85,0

Sangat Baik

Jumlah Skor

1862

%

86,2

Kategori

Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4. pencapaian skor tertinggi yaitu pada parameter pembibitan, pengairan, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama, dan pasca panen (86,7%) yang termasuk dalam kategori sangat baik. Parameter pembibitan, pengairan, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama padi, dan pasca panen sudah menerapkan tahapan-tahapan yang dijelaskan sebelumnya oleh Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar, PPL, dan Bank Indonesia dalam melaksanakan kegiatan Program Pengembangan Klaster Padi.

Pada pencapain skor parameter panen dan diversifikasi produk (85,0%) yang termasuk dalam ketegori sangat baik, dikarenakan pada parameter panen dan diversifikasi produk sebagian besar responden mampu menerapkan dengan sangat baik. Pada kegiatan panen padi responden memanen dengan tahapan yang sudah dijelaskan seperti 95% gabah sudah berwarna kuning berarti siap diapanen, untuk diversifikasi produk setelah panen responden akan memasarkan produk kepada konsumen untuk memberi nilai tambah, jadi responden sudah melaksanakn dengan sangat baik.

Pencapaian skor pada parameter penanaman (85,8%) yang termasuk dalam kategori sangat baik, sebagaian besar responden mampu menerapkan dengan sangat baik.

  • 4.    Simpulan dan Saran

    • 4.1   Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik simpulan dari penelitian bahwa, perilaku petani pada Program Pengembangan Klaster Padi pada Subak Pulagan termasuk kategori sangat baik, yang ditujukkan oleh : (1) pengetahuan petani yang sangat tinggi tentang Program Pengembangan Klaster Padi, (2) sikap petani yang sangat setuju mengenai Program Pengembangan Klaster Padi, dan (3) keterampilan petani yang sangat baik dalam Program Pengembangan Klaster Padi.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan temuan penelitian bahwa diversifikasi produk belum baik, maka dapat disarankan agar penyuluh lebih banyak lagi memberikan pemahaman tentang pentingnya manfaat diversifikasi produk untuk meningkatkan daya saing serta memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada Tim Bank Indonesia, PPL, pekaseh dan Petani Subak Pulagan yang telah memberikan data dalam penyelesaian penelitian dan penulisan ejournal ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Anonimous. 2013. Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan.

http://codexindonesia.bsn.go.id/

Bank Indonesia. 2014. Term of Reference. Pengembangan Klaster Padi di Kab. Gianyar. Gianyar: Bank Indonesia.

Kast FE, dan Rosenweig. 1995. Organisasi dan Manajemen. Jilid I, Ed. Ke-4. Cet.

Ke-4. A. Hasyani Ali Penterjemah. Jakarta: Bumi Aksara.

Marzuki, S. 1999. Dsar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Jakarta : Universitas Terbuka.

Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas

Maret university Press.

Nasution,A.H. 1075. Teori Statistika. Jakarta: Bhatara Karya.

Sudarta, W. 2005. Pengetahuan dan Sikap Petani Terhadap Pengendalian Hama Tanaman Terpadu. http: //ejournal.unud.ac.id/abstrak/(6)%20soca-sudarta-pks%20pht(2).pdf. Internet [artikel on-line]. Diunduh pada tanggal 24 November 2015.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suhartono,S. 2008. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar ruzz Media.

Van Den Ban dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Agnes Dwina Herdiastuti, penerjemah. Terjemahan dari Agricultural Extention (Second Edition). Kanisius. Jakarta

170

http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA