E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016

Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan Jeruk Siam di Desa Sekaan Kecamatan Kintamani Selatan

Kabupaten Bangli

I DEWA PUTU GEDE ANOM MAHA ADHI CITA, I DEWA GEDE RAKA SARJANA, I KETUT RANTAU

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman 80323 Denpasar Email: anom.mahadi@yahoo.co.id rakasarjana@unud.ac.id

Abstract

Business Feasibility of Tangerine Plantationin the Village of Sekaan, Sub-District of Southern Kintamani , the Regency of Bangli

The roles of agriculture in the national economic development are asthe driving force of economic growth through the agro-industry, as a provider and developer of the market for the products and services of non-agricultural sectors, as capital accumulation and qualified workforce and as the conservation of natural resources for sustainable development. One of the agricultural commodities that has important and strategic positions are citrus fruits. Data from the Department of P3 (agriculture, horticulture, and forestry) of Bangli Regency in 2014 showed that the total population of citrus crop in Bangli Regency amounted to 4,084,168 trees, within a period of five years from 2009 until 2013, citrus production has fluctuated.One of the tangerine farms in the Province of Bali is located in the village of Sekaan, Sub-District of Southern Kintamani, Bangli Regency. Therefore, the study was conductedto analyze the financial feasibility, and obstacles faced in running the tangerine plantation business for 10 years. In the financial feasibility, the aspects discussed include: net present value, net benefit / cost ratio, internal rate of return, payback period and sensitivity analysis that were discussed descriptively and quantitatively. Theresults showed that the tangerine farming business in the village of Sekaan, Sub-District of Southern Kintamani, Bangli Regency is feasible to be continued.

Keywords: tangerine plantation business, financial feasibility, obstacle

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Indonesia merupakan negara pertanian (agraris) dimana mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi nasional sangatlah penting yaitu sebagai motor penggerak

pertumbuhan ekonomi melalui agroindustri, penyedia dan pengembang pasar bagi produk dan jasa dari sektor non pertanian, memupuk modal dan tenaga kerja berkualitas dan melestarikan sumber daya alam untuk pembangunan berkelanjutan (Kasryno, 2000). Jeruk merupakan salah satu komoditi buah-buahan yang mempunyai peranan penting di pasaran dunia maupun di dalam Negeri. Derasnya buah-buahan impor yang masuk ke Indonesia akhir-akhir ini cukup memperihatinkan, sebab buah impor merupakan saingan buah-buahan asli Indonesia,pada tahun 2004, impor buah jeruk segar mencapai 94.696 ton sedangkan expornya sebesar 1.261 ton (Litbang, 2004). Data impor buah jeruk segar dan olahan cenderung terus meningkat, dan sebagian besar produksi dalam negeri terserap oleh pasar domestik.

Data Badan Pusat Statistik Provinisi Bali tahun 2013 menunjukkan populasi jeruk di seluruh Bali mengalami fluktuasi dari tahun 2009-2013. Pada tahun 2009 populasi jeruk sebesar 141.014 ton/tahun pada tahun 2010 populasi jeruk siam mengalami penurunan menjadi 97.523 ton/tahun. Tahun 2011 produksi jeruk mengalami peningkatan menjadi sebesar 99.155 ton/tahun. Pada tahun 2012 populasi jeruk kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 129.669 ton/tahun. Pada tahun 2013 populasi jeruk juga mengalami petingkatan menjadi sebesar 141.014 ton/tahun(Badan Pusat Statistik Bali, 2013).Produksi jeruk di Kintamani dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, meskipun dalam segi luas panen masih mengalami fluktuasi (Litbang, 2004). Terjadinya fluktuasi produksi jeruk ini menunjukan atau diduga kelayakan berkebunan jeruk sangat rendah maka penelitian mengenai kelayakan finansial usaha perkebunan jeruk siam ini perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan dan kendala-kendala yang dihadapi petani jeruk siam dalam menjalankan usaha perkebunan di Desa Sekaan.

  • 1.2    Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.

  • 1.    Kelayakan finansial usaha perkebunan jeruk siam di Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani Selatan, Kabupaten Bangli.

  • 2.    Kendala-kendala yang dihadapi petani jeruk siam di Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani Selatan, Kabupaten Bangli.

  • 2.     Metodelogi Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani Selatan, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai November 2015 hingga Januari 2016. Penentuan lokasi penelitian di Desa Sekaan ditentukan dengan teknik purposive, yaitu suatu cara penentuan daerah penelitian secara sengaja dengan pertimbangan: (1)Desa Sekaan merupakan salah satu sentra penghasil jeruk siam di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, (2)Belum pernah di lakukan penelitian dengan lokasi dan topik serupa sehingga perlu dikaji kembali mengingat Kabupaten Bangli merupakan daerah penghasil jeruk siam Provinsi Bali.

  • 2.2    Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah ditetapkan, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Antara, 2014).Populasi penelitian ini adalah petani jeruk siam sebanyak 50 orangyang ada di Desa Sekaan Kecamatan Kintamani Selatan Kabupaten Bangli. Selanjutnya diadakan penarikan sampel yaitu sensus sampling, dimana seluruh populasi adalah sampel. Jadi jumlah sampel adalah 50 orang.

  • 2.3    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang tidak dapat dihitung berupa data mengenai gambaran umum lokasi penelitian, kegiatan dan kendala petani dalam budidaya jeruk siam. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka atau data yang dapat dihitung, memiliki satuan dan berupa data yang berhubungan dengan penelitian meliputi letak geografis, jumlah petani jeruk siam, biaya produksi, biaya operasional dan hasil panen.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer yang terdiri dari: identitas umum petani meliputi: nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, luas lahan garapan, pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan. Aspek produksi dan biaya produksi yang meliputi besarnya produksi, penggunaan sarana produksi, dan tenaga kerja.

  • 2.4    Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data akan dilakukan dengan cara menerapkan metode:

  • 1.    Library research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca literatur atau kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

  • 2.    Field research, ialah cara pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan.

  • 2.5    Metode Analisis Data

Data dalam penelitian ini dijelaskan secara deskriptif kuantitatif, dianalisis menggunakan aplikasi komputer microsoft excel, serta dikaji dengan menerapkan beberapa metode sebagai berikut.

  • 2.5.1    Net present value

Merupakan pengukuran berapa nilai yang dihasilkan saat ini seandainya menanamkan sebuah investasi. NPV juga merupakan perbedaan di antara nilai pasar investasi dan biaya yang dikeluarkan. Discounted cash flow valuation adalah proses penilaian investasi melalui tingkat diskonto cash flow pada masa datang, untuk mengintepretasikan kelayakan suatu usaha dapat dilihat dari hasil perhitungan NPV. Jika nilai NPV positif maka investasi layak dilakukan, sebaliknya jika negatif maka investasi ditolak atau tidak layak. Menurut Sofyan (2002), NPV adalah nilai netto sekarang dari dana yang diinvestasikan selama umur proyek. NPV mencerminkan besarnya tingkat pengembalian dari usulan usaha atau proyek, oleh karena itu usulan proyek yang layak diterima haruslah memiliki nilai NPV > 0, jika tidak maka proyek itu akan mengalami kerugian. Rumus yang

digunakan dalam perhitungan net present value adalah sebagai berikut (Sofyan, 2002).

n

NPV =   ^t--Ct- = Ko ............................................... (1)

0 (1 + i) t

Dimana:

NPV  = nilai sekarang netto

Bt    = penerimaan usahatani

Ct    = biaya Usahatan

n     = umur ekonomis usaha perkebunan

t      = tahun, mulai tahun 1 (pertama)

i      = tingkat suku bunga bank

Ko   = modal pada tahun 0.

Kriteria untuk menerima dan menolak rencana investasi dengan metode NPV adalah sebagai berikut:

  • a.     Apabila NPV > 0, maka usahatani jeruk siam layak,

  • b.     Apabila NPV < 0, maka usahatani jeruk siam tidak layak, dan

  • c.     Apabila NPV = 0, kemungkinan usahatani jeruk siam akan diterima atau di

tolak, terserah kepada pengambil keputusan untuk dilaksanakan atau tidak.

  • 2.5.2    Net benefit/cost ratio

Merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih terhadap total dari biaya bersih. Net benefit/cost ratio menunjukan manfaat bersih yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran bersih. Semua aliran biaya dan manfaat selama umur ekonomis, diukur dengan nilai uang sekarang, artinya dilakukan discount nilai dikemudian hari dengan suatu discount factor. Benefit Cost Ratio atau B/C ratio disebut juga dengan istilah “profitability index”. Selama B/C ratio ≥ 1 maka usulan proyek dapat diterima, tetapi apabila sebaliknya maka usulan proyek tersebut harus ditolak (Cahyosatrio, 2014). Rumus yang digunakan dalam perhitungan net benefit/cost ratio adalah sebagai berikut.

Untuk Bt-Ct > 0

…..….…

…..….… ()

Untuk Bt-Ct < 0

r-1 (.1*0

Dimana:

Net B/C Net Bt-Ct Bt Ct n t i

Ko

= rasio benefit cost

= dalam nilai mutlak

= penerimaan usahatani

= biaya usahatani

= umur ekonomis usahatani

= tahun, mulai tahun 1 (pertama)

= tingkat suku bunga bank

= modal pada tahun 0.

Penilaian kelayakan finansial berdasarkannet benefit/cost ratio, yaitu:

  • a.     B/C Ratio > 1, maka usahatani jeruk siam layak dilaksanakan.

  • b.     B/C Ratio < 1, maka maka usahatani jeruk siam tidak layak.

  • c.     B/C Ratio = 1, maka usahatani jeruk siam impas antara biaya dan manfaat

sehingga terserah kepada pengambil keputusan untuk dilaksanakan atau tidak.

  • 2.5.3    Internal rate of return (IRR)

Merupakan tingkat diskonto yang menyebabkan NPV investasi sama dengan nol. IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dari suatu usaha, sepanjang setiap benefit bersih diperoleh secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama dan diberi bunga selama sisa umur usaha. Sebuah investasi layak jika nilai IRR melebihi tingkat return yang dipersyaratkan. IRR dapat menggambarkan besarnya suku bunga tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasikan. Kriteria investasi IRR harus lebih besar dari OCC atau opportunity cost of capital agar rencana atau usulan investasi dapat layak dilaksanakan (Sofyan, 2002). Rumus yang digunakan untuk IRR adalah sebagai berikut.

IRR = i1 + (


NPV

NPV1 - NPV2


)(i2 - i1


(3)


Dimana:

NPV1 = jumlah nilai NPV yang bertanda positif.

NPV2 = jumlah nilai NPV yang bertanda negatif.

  • i1     = tingkat bunga pada NPV yang bertanda positif.

  • i2     = tingkat bunga pada NPV yang bertanda negatif

  • 2.5.4    Payback period

Merupakan waktu yang dibutuhkan atas suatu investasi yang menghasilkan cash flow yang dapat menutupi biaya investasi yang telah dikeluarkan. Teknik ini digunakan untuk menentukan berapa lama modal yang ditanamkan dalam usaha itu akan kembali jika alternatif aliran kas (CF) yang didapat dari usaha yang diusulkan itu akan kembali, maka alternatrif usulan usaha yang memberikan masa yang terpendek adalah yang terbaik (Sofyan, 2002). Perhitungan didapat dari perhitungan nilai kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri) Rumus yang digunakan dalam perhitungan payback period adalah sebagai berikut.

„ Iiiinalmvestment „

….………………. (4)

cashιnιlow --- -

Keterangan:

t      = tahun ke-t dimana cash in flow belum menutupi investasi awal.

b      = nilai net cash flow kumulatif saat tahun ke-t

c      = nilai net cash flow saat tahun ke-(t+1)

  • 2.5.5    Analisis sensitivitas

Analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameterparameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan,dengan melakukan analisis sentivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisifikasi sebelumnya (Departemen Agribisnis IPB, 2015). Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untukmengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut.

  • a.    Memperbaiki cara pelaksanan proyek yang sedang berlangsung, sehingga dapat meningkatkan nilai net present value.

  • b.    Mengurangi resiko kerugian dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan yang mesti diambil.

  • c.    Melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis yang dilakukan.

  • d.    Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan-baku, produksi, dan sebagainya.

  • e.    Penurunan produktivitas siklus produksi.

  • f.    Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek / siklus produksi.

Setelah melakukan analisis sensitivitas dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan terhadap suatu siklus produksi yang dilakukan, sekaligus untuk mengetahui pada tingkat mana proyek masih layak untuk dilaksanakan.

Data yang ada di lapangan adalah data dari tahun 2008 s.d 2015, data hasil produksi tahun 2016 s.d 2018 diestimasi dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan harga jual jeruk siam dari tahun 2016 sampai 2018 diasumsikan sama dengan harga jual pada tahun 2015. Analisis sensitivitas diasumsikan terjadi perubahan parameter dari penerimaan, biaya investasi, dan biaya operasional sebesar 10%, dan Analisis kelayakan finansial ini di lakukan di Desa Sekaan dengan total luas 2.282 are.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Karakteristik Petani Jeruk Siam di Desa Sekaan

Karakteristik petani padi di Subak Gadungan Delod Desa dalam program Upsus Pajale secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1.

Karakteristik Petani di Desa Sekaan

Uraian Karakteristik Petani

Nilai Karakteristik

Rata-rata

Luas lahan garapan (are)

20 s.d. 90

45,64

Usia petani (tahun)

32 s.d. 69

50,00

Jumlah tanggungan keluarga (orang)

1 s.d. 4

2,00

Lama Pendidikan formal (tahun)

6 s.d. 16

6,00

Sumber: data primer (diolah), 2016.

Tabel 1. menunjukkan luas garapan petani tergolong sempit karena menurut Hernanto (1996) rata-rata luas lahan garapan petani kurang dari 0,5 hektar tergolong sempit. Petani di Subak Gadungan Delod Desa tergolong ke dalam usia

produktif karena rata-rata usia petani yang kurang dari 64 tahun dan menurut Soekartawi (2003) petani yang tergolong usia produktif dapat bekerja dengan baik dan maksimal dalam berusahatani.Rata-rata jumlah anggota keluarga yang ditanggung petani sebanyak tiga orang dan hal ini menunjukkan apabila petani menambah jumlah tanggungan keluarganya tentunya beban hidup yang ditanggung oleh petani menjadi lebih besar karena sesuai anjuran pemerintah dua anak di Indonesia sudah cukup (BKKBN, 2008). Rata-rata lama pendidikan formal petani di Subak Gadungan Delod Desa selama 12 tahun dan hal ini menunjukkan bahwa petani lebih cepat dalam menerapkan teknologi baru serta menerima inovasi dari penyuluh pertanian karena pendidikan petani sudah melebihi anjuran pemerintah yaitu wajib belajar sembilan tahun.

  • 3.2    Kelayakan finansial usaha jeruk siam

    3.2.1    Net present value

Hasil perhitungan NPV yang sudah dilakukan didapatkan nilai NPV pada usahatani jeruk siam di Desa Sekaan sebesar Rp 10.140.253.940yang berarti jumlah uang yang perlu dikeluarkan oleh usahatani jeruk siam di Desa Sekaan selama sepuluh tahun atau dua puluh siklus produksi yang akan datang, maka saat ini pemilik modal akan menerima uang sebesar Rp.10.140.253.940. Apabila nilai NPV> 0 maka usahatani jeruk siam diterima,apabila nilai NPV < 0 maka proyek usaha jeruk siam ditolak, sedangkan jika nilai NPV = 0 maka kemungkinan usaha jeruk siam akan diterima atau ditolak. Dari hasil perhitungan diatas hal ini menunjukan bahwa usahatani jeruk siam di Desa Sekaan dapat diterima karana nilai NPV positif atau lebih besar daripada nol dan layak untuk dilanjutkan.

  • 3.2.2    Net benefit/cost ratio

Hasil perhitungan net benefit/cost ratio yang sudah dilakukan didapatkan nilai net benefit/cost ratio pada usaha perkebunan jeruk siam di Desa Sekaan sebesar 4,89 yang berarti setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan menghasilkan penerimaan bersih sebesar Rp 4,89 selama kurun waktu sepuluh tahun atau dua puluh siklus produksi yang sudah dilakukan. Hal ini menunjukanusahatani jeruk siam di Desa Sekaan layak untuk dilanjutkan karena nilai net benefit/cost ratio>1. Apabila Usahatani jeruk siam di Desa Sekaan memiliki nilai net benefit/cost ratio<1 maka usahatani jeruk siam tidak mampu menghasilkan penerimaan bersih yang lebih besar daripada biaya sehingga usaha perkebunan jeruk siam dilanjutkan maka akan terancam bangkrut. Disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa usahatani jeruk siam di Desa Sekaan tidak terancam bangkrut karena nilai net benefit/costratio yang dihasilkan lebih besar daripada satu yakni sebesar 4,89.

  • 3.2.3    Internal rate of return (IRR)

Hasil perhitungan nilai internal rate of return yang sudah dilakukan didapatkan nilai internal rate of return pada usahatani jeruk siam di Desa Sekaan sebesar 25% yang berarti feasible (Nilai IRR > Suku bunga bank). Hal ini menunjukan bahwa usahatani jeruk siam di Desa Sekaan mampu menghasilkan tingkat kuntungan sebesar 25% atau 13% lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku di bank yakni sebesar 12% dari sejumlah biaya yang dikorbankan (lebih

besar dari tingkat suku bunga deposito di bank sebesar 12%),yang berarti usahatani jeruk siam di Desa Sekaan lebih baik menjalankan usahataninya daripada mendepositokan uang di bank karena nilai IRR lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku di bank.

  • 3.2.4    Payback period

Hasil perhitungan payback period yang sudah dilakukan didapatkan nilai payback period selama 13 periode atau 6,5 tahun pada usahatani jeruk siam di Desa Sekaan, Kintamani Selatan, Kabupaten Bangli, hal ini dikarenakan pada saat umur proyek 13 periode atau 6,5 tahun, Usahatani jeruk siam mampu mengembalikan seluruh modal investasinya yaitu sebesar Rp 2.073.850.000.

Tabel 2.

Perhitungan Analisis Kelayakan Finansial

Periode

Total Penerimaan (Rupiah)

Biaya Investasi (Rupiah)

Biaya Operasional (Rupiah)

Total Biaya (Rupiah)

NET Bt - Ct (Rupiah)

DF 12%

PV 12%

Nilai IRR

0

0

1589275000

505509000

2094784000

-2094784000

1

-2094784000

1

0

19340000

508569000

527909000

-527909000

0.84

-443443560

2

0

68575000

508569000

577144000

-577144000

0.706

-407463664

3

0

19340000

479627000

498967000

-498967000

0.593

-295887431

4

2795450000

68575000

570499500

639074500

2156375500

0.499

1076031375

5

5031810000

41840000

520039000

561879000

4469931000

0.419

1872901089

6

5950315000

68575000

557851000

626426000

5323889000

0.352

1874008928

7

7268170000

19340000

631385000

650725000

6617445000

0.296

1958763720

8

9704457000

68575000

631385000

699960000

9004497000

0.249

2242119753

9

11281655000

19340000

631385000

650725000

10630930000

0.209

2221864370

10

12859070000

91075000

631385000

722460000

12136610000

0.176

2136043360

Rata-rata Jumlah total

54890927000

4990084273

2073850000

188531818.2

6176203500

561473045.5

8250053500

750004864

46640873500

4240079409

5.34

0.49

10140153940

1690025657

25%

Nilai

NPV

Net Benefit/Cost Ratio

Payback

Period

Catatan : Periode nol sampai sepuluh adalah tahun 2008 s.d 2018

10140153940

4.89

6,5 Tahun

  • 3.2.5    Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan yang dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya.

Setelah melakukan analisis sensitivitas dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan terhadap suatu siklus produksi yang dapat di lihat di Tabel 3.

Tabel 3.

Perhitungan Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Perkebunan Jeruk Siam di Desa Sekaan.

No

Analisi Sensitivitas

Kelayakan Finansial

NPV (Rupiah)

Net B/C

Ratio

IRR

Payback

Period (Tahun)

1

Analisi   Sensitivitas  pererimaan

turun 10%

8.661.492.025

4,28

23%

6,5

2

Analisis      sensitivitas     biaya

operasional meingkat 10%

9.853.923.672

4,75

24%

6,5

3

Analisi Sensivitas biaya investasi meingkat 10%

9.961.737.687

4,37

24%

6,5

Hasil dari perhitungan diatas dapat diketahui walaupun biaya investasi dalam usahatani jeruk siam mengalami peningktan sebesar 10%, usahatani jeruk siam di Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani Selatan, Kabupaten Bangli layak untuk dilanjutkan dan tidak terancam bangkrut karena waktu pengembalian modal investasi tetap lebih kecil darimasa umur proyek, nilai NPV masih bernilai positif, nilai net benefi/cost ratiodan gross benefi/cost rasio lebih besar dari 1, dan nilai IRR lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku di bank.

  • 3.3    Kendala-Kendala yang Dihadapi Usahatani Jeruk Siam di Desa Sekaan

Kendala-kendala yang sering dihadapi dalam usahatani jeruk siam adalah kendala aspek teknis berupa serangan hama dan penyakit, kendala aspek manajemen berupa laporan keuangan yang tidak di lakukan oleh petani, kendala aspek pemasaran petani tidak bisa memasarkan hasil jeruk langsung ke konsumen, kendala aspek lingkungan yaitu petani belum mampu memproduksi jeruk siam secara organik dan kondisi cuaca yang kadang-kadang sangat sulit diprediksi, kendala aspek legal atau hukum berupa petani belum tergabung dalam kelompok tani sehingga sulit dilakukan pendistribusian bantuan subsidi oleh pemerintah

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

  • 1.    Usahatani jeruk siam di Desa Sekaan layak untuk dilanjutkan karena nilai NVP > 1, Nilai Net B/Cost > 1, Nilai IRR lebih besar dari suku bunga deposito di bank dan Nilai Payback Period kurang dari umur proyek selama 10 tahun yaitu 6,5 tahun, dari Analisis Sensitivitas penerimaan turun 10%, biaya operasional naik 10%, biaya investasi naik 10% menunjukan bahwa usahatani jeruk siam masih tetap layak untuk di lanjutkan

  • 2.    Sebaiknya petani menerapkan inovasi baru seperti pemasangan perangkap hama berupa perekat agar hama tidak menyerang tanaman jeruk, petani harusnya membuat laporan keuangan agar kondisi usahatani dapat diketahaui secara akurat, petani sebaiknya langsung pemasarkan hasil pertaniannya ke konsumen, dengan cara memanfaatkan bantuan media elektonik seperti alat komunikasi dan trasportasi seperti mobil pickup dan petani di Desa Sekaan

sebaiknya membuat sebuah kelompok tani serta mengurangi jumlah penggunaan pestisida dalam memberantas serangan hama.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada seluruh pejabat dan masyarakat di Desa Sekaan, teman-teman, dan keluarga, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu memberikan dukungan, doa restu, dan bimbingan dalam penyelesaian e-jurnal ini.

Daftar Pustaka

Antara, Made. 2014. Format dan Substansi Proposal Penelitian Sosial Ekonomi.

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Denpasar

BPS.2013. Bali dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.

BKKBN. 2008. Slogan KB 2 Anak Lebih Baik. [Artikel on-line] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Provinsi Riau. Tersedia. Diakses tanggal 12 Desember 2015

Cahyosatrio, Dwi Adi. 2014. Analisis Capital Budgeting Sebagai Salah Satu Metode Untuk Menilai Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Mesin dan Kendaraan (Studi Kasus pada Perusahaan Malang Indah). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang

Dapertemen Agribisnis, FEM-IPB 2015. Analisis Sensitivitas – Studi Kelayakan

Bisnis. Bandung.

Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kasryno. 2000. Sumberdaya Manusia dan Pengolahan Lahan Pertanian Pedesaan

Indonesia. Jurnal FAF. Volume 18 No 1 dan 2.

Litbang. 2004. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis. Litbang. Jakarta.

Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo. Jakarta..

Sofyan. S. Harahap. 2002. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

731

http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA