Efektivitas Komunikasi Organisasi Subak Gede Sukawati di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i02.p01
Efektivitas Komunikasi Organisasi Subak Gede Sukawati di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar
I KOMANG ADI SUDARTA, I DEWA PUTU OKA SUARDI*,
I MADE SARJANA
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232 Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
The Effectiveness of Subak Gede Sukawati Organizational Communication in Sukawati District, Gianyar Regency
One of the subak that exist in Bali is located in Sukawati District, Gianyar Regency, namely Subak Gede Sukawati with 13 subak tempekan underneath. Subak Gede Sukawati is led by a pekaseh gede, and each subak tempekan under it is led by a pekaseh tempekan. Pekaseh gede communicates with pekaseh tempekan which is then passed on to krama subak. The purpose of this study was to find out how the process and effectiveness of Subak Gede Sukawati organizational communication. The selection of research locations was carried out purposively. The population in this study amounted to 1,138 people, with a total sample of 56 people, using purposive sampling and simple random sampling. The data analysis used is descriptive qualitative and quantitative. The results showed that Subak Gede Sukawati's communication process was classified as good to very good which was stated by 45% of respondents and 46% of respondents with an average score of 82.5. A good communication process is conveyed orally which exposes the sensory aspect of hearing. The effectiveness of Subak Gede Sukawati's organizational communication is classified as effective to very effective which is stated by 63% of respondents and 30% of respondents with an average score of 9.54. The effectiveness of communication is very dependent on the clarity of the message content and according to the context of the message.
Keywords: effectiveness, communication, organization, subak
Subak merupakan organisasi tradisional masyarakat adat di Bali dalam bidang tata guna air dan tanaman yang bersifat sosio-agraris, religius, dan ekonomis di tingkat usaha tani (Perda Provinsi Bali No. 9 Tahun 2012). Salah satu subak yang eksis di Bali, terletak di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar yaitu Subak Gede
Sukawati, merupakan kawasan pertanian yang terdiri dari 13 subak tempekan di bawahnya. Eksistensi subak hingga saat ini menandakan bahwa subak memang sebagai lembaga irigasi pertanian tradisional yang tangguh dan lestari atau berkelanjutan (Wijayanti, 2011). Adapun 13 subak tempekan tersebut meliputi Subak Bubun, Subak Palak, Subak Sanga, Subak Sengguan, Subak Juwuk, Subak Somi, Subak Abasan, Subak Laud, Subak Cau Duwur, Subak Cau Beten, Subak Babakan, Subak Langge, dan Subak Lebo. Subak Gede Sukawati memiliki struktur kepengurusan yang dipimpin oleh seorang pekaseh gede. Di samping itu terdapat pula pimpinan pekaseh tempekan di masing-masing subak di bawahnya.
Komunikasi di Subak Gede Sukawati juga terjadi secara berkelanjutan, terutama pada tingkatan pimpinan subak. Mulai dari pekaseh gede yang berkomunikasi secara tidak langsung dengan 13 pekaseh tempekan melalui media komunikasi WhatsApp Group (WAG). Setelah mendapatkan umpan balik dari 13 pekaseh tempekan, kemudian ditanggapi kembali oleh pekaseh gede, sehingga komunikasi terjadi secara berkelanjutan dan interaktif. Namun, antara pekaseh tempekan dengan krama subak masing-masing, proses komunikasi yang terjalin sedikit terhambat dikarenakan mayoritas krama subak tidak memiliki akses terhadap media komunikasi tersebut. Hambatan teknis dalam proses komunikasi tersebut dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi di Subak Gede Sukawati (Rismayanti, 2018).
Walaupun demikian, proses komunikasi juga dilakukan dengan tatap muka secara berkala di Subak Gede Sukawati, seperti rapat subak yang melibatkan seluruh pekaseh dan krama subak. Adanya proses komunikasi yang berkelanjutan ini telah menunjukan produktivitas Subak Gede Sukawati yang ditandai dengan kinerja subak dan aktivitas pertanian yang baik. Sebagaimana menurut Siregar (2012), komunikasi juga berperan dalam membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas organisasi yang bersangkutan. Maka penelitian ini dilakukan guna menjelaskan efektivitas komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati.
-
1. Bagaimana proses komunikasi Subak Gede Sukawati?
-
2. Bagaimana efektivitas komunikasi organisasi di Subak Gede Sukawati?
-
1. Mengetahui proses komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati.
-
2. Mengetahui efektivitas komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati.
Penelitian ini dilaksanakan di Subak Gede Sukawati yang terletak di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar selama dua bulan pada Februari hingga
Maret 2022. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan memperhatikan beberapa pertimbangan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data terdiri atas data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner, dan wawancara mendalam, sedangkan data sekunder didapatkan dari jurnal penelitian terdahulu dan buku-buku penunjang. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Populasi penelitian ini berjumlah 1.138 yang tergabung dalam Subak Gede Sukawati. Total sampel penelitian ini adalah 56 orang. Sampel pertama ditentukan dengan menggunakan teknik sampling purposive (purposive sampling) yaitu 13 orang pekaseh tempekan. Selanjutnya, sampel kedua menggunakan teknik simple random sampling dengan menggunakan rumus Slovin yang memperoleh 43 orang responden.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah proses komunikasi, dan efektivitas komunikasi organisasi. Adapun indikator pada variabel proses komunikasi menggunakan proses komunikasi SMCR menurut (Mulyana, 2007), yaitu sumber, pesan, saluran, dan penerima, sedangkan indikator pada variabel efektivitas komunikasi organisasi, menurut (Hardjana, 2000) sebagaimana yang dikutip oleh (Hapsari, 2013) diantaranya penerima, isi pesan, ketepatan waktu, media komunikasi, format dan bentuk kemasan pesan, dan sumber pesan. Variabel-variabel pada penelitian ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Seluruh responden pada penelitian ini berjenis kelamin laki-laki. Mayoritas responden tergolong kelompok umur produktif 15--64 tahun sebanyak 82% (46 orang). Ukkas (2017) menjelaskan bahwa usia sangat memiliki pengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja karena hal ini berkaitan dengan kemampuan fisik seorang tenaga kerja. Tingkat pendidikan responden didominasi oleh tingkat SMA sebanyak 50% (28 orang). Pendidikan formal responden akan berpengaruh terhadap pola pikirnya dalam menghadapi suatu hal (Narti, 2016). Mayoritas responden sebanyak 82% (46 orang) tergolong petani gurem yang menggarap lahan kurang dari 50 are. Sebanyak 68% (38 orang) responden memiliki 1--5 orang jumlah anggota keluarga. Mayoritas responden sebanyak 88% (49 orang) memiliki pengalaman bertani lebih dari 5 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1 menunjukkan proses komunikasi Subak Gede Sukawati tergolong baik dengan capaian rata-rata skor 82,5. Proses komunikasi yang diamati yaitu antara pekaseh gede (komunikator) dengan pekaseh tempekan (komunikan), kemudian pekaseh tempekan (komunikator) dengan krama subak (komunikan) di masing-masing tempekannya. Proses komunikasi Subak Gede Sukawati tergolong baik sebab keempat indikator proses komunikasi yaitu: sumber, pesan, saluran, dan penerima mendapatkan rata-rata penilaian yang baik dari seluruh responden.
Tabel 1.
Kategori Proses Komunikasi Subak Gede Sukawati
No. |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
% | |||
1 |
>84 - 100 |
Sangat Baik |
26 |
46 |
2 |
>68 - 84 |
Baik |
25 |
45 |
3 |
>52 - 68 |
Sedang |
5 |
9 |
4 |
>36- 52 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5 |
20 - 36 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
Total |
56 |
100 |
Sumber: Hasil Penelitian (2022)
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sumber pesan pada proses komunikasi Subak Gede Sukawati tergolong baik dengan capaian rata-rata skor 20,91. Pekaseh gede maupun pekaseh tempekan dinilai memiliki kemampuan komunikasi, sikap, dan pengetahuan yang baik serta memahami sistem sosial, dan budaya di Subak Gede Sukawati. Namun, kurang mampu dalam memilah dan memilih pesan sesuai kebutuhan krama subak.
Tabel 2.
Indikator Sumber dalam Proses Komunikasi
No. |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
% | |||
1 |
>21 - 25 |
Sangat Baik |
30 |
54 |
2 |
>17 - 21 |
Baik |
21 |
38 |
3 |
>13 - 17 |
Sedang |
5 |
9 |
4 |
>9 - 13 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5 |
5 - 9 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
Total |
56 |
100 |
Sumber: Hasil Penelitian (2022)
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pesan pada proses komunikasi Subak Gede Sukawati tergolong kategori sangat baik dengan capaian rata-rata skor 21,05. Proses komunikasi yang terjadi di Subak Gede Sukawati dominan menyangkut perihal subak. Namun, terkadang pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan situasi dan kondisi saat proses komunikasi berlangsung.
Tabel 3.
Indikator Pesan dalam Proses Komunikasi
No. |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
% | |||
1 |
>21 - 25 |
Sangat Baik |
34 |
61 |
2 |
>17 - 21 |
Baik |
21 |
38 |
3 |
>13 - 17 |
Sedang |
1 |
2 |
4 |
>9 - 13 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5 |
5 - 9 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
Total |
56 |
100 |
Sumber: Hasil Penelitian (2022)
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 menunjukkan bahwa saluran pada proses komunikasi Subak Gede Sukawati tergolong kategori baik dengan capaian rata-rata skor 20,13. Pesan komunikasi secara lisan yang dapat mendedah aspek inderawi pendengaran efektif di Subak Gede Sukawati. Sebagaimana salah satu faktor dalam keberhasilan komunikasi, audible menurut Suranto (2018) yaitu pesan yang disampaikan komunikator dapat didengarkan, dan dimengerti dengan baik oleh komunikan. Namun, saluran komunikasi melalui sentuhan seperti berjabat tangan mendapat nilai paling rendah karena jarang dilakukan.
Tabel 4
Indikator Saluran dalam Proses Komunikasi
No. |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
% | |||
1 |
>21 - 25 |
Sangat Baik |
23 |
41 |
2 |
>17 - 21 |
Baik |
30 |
54 |
3 |
>13 - 17 |
Sedang |
3 |
5 |
4 |
>9 - 13 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5 |
5 - 9 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
Total |
56 |
100 |
Sumber: Hasil Penelitian (2022)
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5 menunjukkan bahwa penerima pesan pada proses komunikasi Subak Gede Sukawati tergolong kategori baik dengan capaian rata-rata skor 20,41.
Tabel 5. Indikator Penerima dalam Proses Komunikasi | ||||
No. |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
% | |||
1 |
>21 - 25 |
Sangat Baik |
24 |
43 |
2 |
>17 - 21 |
Baik |
28 |
50 |
3 |
>13 - 17 |
Sedang |
4 |
7 |
4 |
>9 - 13 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5 |
5 - 9 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
Total |
56 |
100 | ||
Sumber: Hasil Penelitian (2022) |
Pekaseh tempekan dan krama subak sebagai komunikan memiliki kemampuan komunikasi dan tingkat pemahaman yang baik terhadap pesan yang diterima. Sesuai dengan pernyataan pekaseh gede I Made Diartawan bahwa respon atau umpan balik yang diberikan oleh pekaseh tempekan maupun krama subak sesuai dengan maksud dan konteks pesan yang disampaikan sebelumnya. Namun, masih banyak yang merasa memiliki sikap komunikasi yang kurang baik, dan kurang memahami pesan dalam konteks tradisi dan budaya subak.
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 6 menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati tergolong kategori baik dengan capaian rata-rata skor 97,54. Efektivitas komunikasi tergolong baik sebab krama subak (komunikan) dapat memahami isi pesan yang diterima sesuai dengan harapan dari pekaseh tempekan dan pekaseh gede selaku komunikator. Ditunjukkan oleh keenam indikator efektivitas komunikasi organisasi yaitu: penerima, isi pesan, ketepatan waktu, media komunikasi, format dan bentuk kemasan pesan, dan sumber pesan mendapatkan rata-rata penilaian yang baik dari seluruh responden.
Tabel 6. Kategori Efektivitas Komunikasi Organisasi Subak Gede Sukawati | ||||
No. |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
% | |||
1 |
>100.8 - 120 |
Sangat Baik |
17 |
30 |
2 |
>81.6 - 100.8 |
Baik |
35 |
63 |
3 |
>62.4 - 81.6 |
Sedang |
4 |
7 |
4 |
>43.2- 62.4 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5 |
24 - 43.2 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
Total |
56 |
100 | ||
Sumber: Hasil Penelitian (2022) |
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 7 menunjukkan bahwa penerima pesan pada efektivitas komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati tergolong kategori baik dengan capaian rata-rata skor 16,3. Alur komunikasi di Subak Gede Sukawati berlangsung baik dan efektif. Krama subak menerima pesan dari pekaseh tempekan masing-masing yang bersumber dari pekaseh gede. Namun, dalam pertemuan yang diagendakan seperti rapat subak, pekaseh tempekan maupun krama subak selaku penerima pesan tidak selalu hadir lengkap sebagaimana mestinya.
Tabel 7. Indikator Penerima Pesan dalam Efektivitas Komunikasi Organisasi | ||||
No. |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
% | |||
1 |
>16.8 - 20 |
Sangat Baik |
25 |
45 |
2 |
>13.6 - 16.8 |
Baik |
28 |
50 |
3 |
>10.4 - 13.6 |
Sedang |
3 |
5 |
4 |
>7.2 - 10.4 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5 |
4 - 7.2 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
Total |
56 |
100 | ||
Sumber: Hasil Penelitian (2022) |
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 8 menunjukkan bahwa isi pesan pada efektivitas komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati tergolong kategori baik dengan capaian rata-rata skor 20,84. Isi pesan selalu sesuai dengan konteks subak, seperti urusan irigasi, pola tanam. Namun, pekaseh gede maupun pekaseh tempekan selaku komunikator kurang memperhatikan situasi dan keadaan saat komunikasi berlangsung.
Tabel 8. Indikator Isi Pesan dalam Efektivitas Komunikasi Organisasi | |
No. |
Interval Capaian Skor Kategori Frekuensi Responden Orang % |
1 2 3 4 5 |
5 - 9 Sangat Tidak Baik 0 0 |
Total |
56 100 |
Sumber: Hasil Penelitian (2022)
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 9 menunjukkan bahwa ketepatan waktu pada efektivitas komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati tergolong kategori baik dengan capaian rata-rata skor 16. Selalu ada pengumuman sebelum pelaksanaan kegiatan, seperti rapat subak yang melibatkan prajuru dan seluruh krama subak, diinformasikan melalui WhatsApp Group pekaseh dan melalui perantara kesinoman. Akan tetapi, rutinitas pelaksanaan rapat di masing-masing subak tempekan kurang optimal. Padahal, menurut Parmadi (2016), seharusnya rapat dalam organisasi subak dilaksanakan setiap 35 hari/satu bulan sesuai perhitungan kalender Bali.
Tabel 9.
Indikator Ketepatan Waktu dalam Efektivitas Komunikasi Organisasi
No. |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
% | |||
1 |
>16.8 - 20 |
Sangat Baik |
21 |
38 |
2 |
>13.6 - 16.8 |
Baik |
31 |
55 |
3 |
>10.4 - 13.6 |
Sedang |
4 |
7 |
4 |
>7.2 - 10.4 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5 |
4 - 7.2 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
Total 56 100
Sumber: Hasil Penelitian (2022)
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 10 menunjukkan bahwa media komunikasi pada efektivitas komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati tergolong kategori baik dengan capaian rata-rata skor 19,46. Peran kesinoman dalam menyampaikan pesan sangat penting dan berjalan efektif. Sedangkan, penyampaian pesan menggunakan kulkul, dan perangkat teknologi dirasa kurang efektif. Penggunaan kulkul hanya pada momen tertentu seperti saat piodalan di pura, kemudian perangkat teknologi tidak dimiliki oleh semua krama subak.
Tabel 10.
Indikator Media Komunikasi dalam Efektivitas Komunikasi Organisasi
No. |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
% | |||
1 |
>21 - 25 |
Sangat Baik |
22 |
39 |
2 |
>17 - 21 |
Baik |
24 |
43 |
3 |
>13 - 17 |
Sedang |
10 |
18 |
4 |
>9 - 13 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5 |
5 - 9 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
Total 56 100
Sumber: Hasil Penelitian (2022)
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 11 menunjukkan bahwa format dan bentuk kemasan pesan pada efektivitas komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati tergolong kategori baik dengan capaian rata-rata skor 8,13. Komunikasi yang berlangsung dalam acara formal atau resmi lebih efektif dibandingkan pada acara non formal. Dalam teori accomodation dan adaptability menurut Suranto (2018), komunikasi yang berlangsung dalam acara formal seperti rapat subak, pekaseh gede selaku komunikator memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai respon dari pekaseh tempekan maupun krama subak.
Tabel 11.
Indikator Format dan Bentuk Kemasan Pesan dalam Efektivitas Komunikasi Organisasi
No. |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
% | |||
1 |
>8.4 - 10 |
Sangat Baik |
16 |
29 |
2 |
>6.8 - 8.4 |
Baik |
35 |
63 |
3 |
>5.2 - 6.8 |
Sedang |
5 |
9 |
4 |
>3.6 - 5.2 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5 |
2 - 3.6 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
Total |
56 |
100 |
Sumber: Hasil Penelitian (2022)
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 12 menunjukkan bahwa sumber pesan pada efektivitas komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati tergolong kategori baik dengan capaian rata-rata skor 16,8. Pesan yang bersumber dari pekaseh gede maupun pekaseh tempekan selaku komunikator dapat didengar secara efektif oleh komunikan dalam setiap rapat atau pertemuan. Namun, krama subak selaku
komunikan kurang dalam merespon suatu pesan. Hal ini bisa disebabkan oleh hambatan manusiawi, sesuai dengan teori menurut Rismayanti (2018) hambatan manusiawi berkaitan dengan perasaan, kemauan, hingga kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan sebagai suatu respon dari proses komunikasi yang terjadi.
Tabel 12.
Indikator Sumber Pesan dalam Efektivitas Komunikasi Organisasi
No. |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
% | |||
1 |
>16.8 - 20 |
Sangat Baik |
25 |
45 |
2 |
>13.6 - 16.8 |
Baik |
28 |
50 |
3 |
>10.4 - 13.6 |
Sedang |
3 |
5 |
4 |
>7.2 - 10.4 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5 |
4 - 7.2 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
Total 56 100
Sumber: Hasil Penelitian (2022)
Proses komunikasi Subak Gede Sukawati tergolong baik hingga sangat baik yang dinyatakan oleh 45% responden dan 46% responden dengan capaian rata-rata skor sebesar 82,5. Proses komunikasi yang baik disampaikan secara lisan yang mendedah aspek inderawi pendengaran. Namun, pada aspek inderawi sentuhan seperti berjabat tangan jarang dilakukan sehingga mendapat penilaian paling rendah. Efektivitas komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati tergolong efektif hingga sangat efektif yang dinyatakan oleh 63% responden dan 30% responden dengan capaian rata-rata skor sebesar 97,54. Efektivitas komunikasi sangat bergantung pada kejelasan isi pesan dan sesuai konteks pesan. Namun, disamping itu rutinitas pelaksanaan rapat subak tempekan masih kurang optimal.
Disarankan kepada pekaseh gede, pekaseh tempekan, dan krama subak agar mampu mempertahankan proses komunikasi yang baik dan komunikasi yang efektif di Subak Gede Sukawati. Diharapkan juga pekaseh gede dan pekaseh tempekan lebih memperhatikan proses komunikasi melalui sentuhan seperti berjabat tangan dan merangkul, sehingga dapat mengurangi hambatan komunikasi, serta sebaiknya pelaksanaan rapat di masing-masing subak tempekan dapat lebih dimaksimalkan lagi. Diperlukan penelitian lebih lanjut menggunakan metode analisis yang berbeda. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti terkait alur komunikasi lainnya, baik yang terjadi di internal maupun eksternal Subak Gede Sukawati sehingga dapat menunjukkan efektivitas komunikasi organisasi Subak Gede Sukawati lebih dalam dan komprehensif.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada pekaseh gede, pekaseh tempekan, dan krama Subak Gede Sukawati yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi mengenai penelitian ini sehingga e-jurnal ini dapat diselesaikan dengan baik.
Daftar Pustaka
Hapsari, C. M. 2013. Efektivitas Komunikasi Media Booklet “Anak Alami” Sebagai
Media Penyampai Pesan Gentle Birthing Service. Jurnal E-Komunikasi, 1(3). 267.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakaryas
Narti, S. 2015. Hubungan karakteristik petani dengan efektivitas komunikasi penyuluhan pertanian dalam program SL-PTT (Kasus kelompok tani di Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara). Professional: Jurnal Komunikasi dan Administrasi Publik, 2(2)
Parmadi, I. G. N. W., & Kusuma, P. 2016. Perancangan Karya Ilustrasi Guna Pengenalan Sistem Irigasi Subak Kepada Masyarakat Muda Di Pulau Bali. Kalatanda: Jurnal Desain Grafis dan Media Kreatif, 1(1), 81-100.
Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 9 tahun 2012 tentang Subak
Rismayanti. 2018. Hambatan Komunikasi Yang Sering Dihadapi Dalam Sebuah
Organisasi. 4 (1): 825-834.
Siregar, N.S.S. 2012. Interaksi Komunikasi Organisasi. Jurnal Ilmu Sosial, 5(1), 28.
Suranto, 2018, Komunikasi Organisasi: Prinsip Komunikasi untuk Peningkatan
Kinerja Organisasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Ukkas, I. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Kota Palopo. Kelola: Journal of Islamic Education Management, 2(2).
Wijayanti, Putu Udayani. 2011. Peran Petani Tembakau dalam Aktivitas Subak (Kasus di Subakgede Sukawati, di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar). Jurnal Dwijen-AGRO. 2(1). 1
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
676
Discussion and feedback