GROWTH AND YIELD OF BENGGALA GRASS (Panicum maximum cv. Trichoglume) PLANTED WITH THE LEGUM OF Alysicarpus vaginalis IN DIFFERENT N, P AND K FERTILIZERS DOSAGE

Avatar of jurnal

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mendapat informasi tentang pertumbuhan dan produksi rumput Benggala (Panicum maximum cv. Trichoglume) yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis pada dosis pupukN, P dan K berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca stasiun penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana selama 8 minggu, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola split splot terdiri atas mainplot/petak utama yaitu jumlah legum Alysicarpus vaginalis: tanpa legum Alysicarpus vaginalis (PA0), 1 legum Alysicarpus vaginalis (PA1), 2 legum Alysicarpus vaginalis (PA2) dan 3 legum Alysicarpus vaginalis (PA3), dan subplot/anak petak yaitu dosis pupuk: tanpa pupuk (D0), 50 kg/ha N + 25 kg/ha P2O5 + 25 kg/ha K2O (D1), 100 kg/ha N + 50 kg/ha P2O5 + 50 kg/ha K2O (D2). Terdapat 12 kombinasi dan diulang 3 kali sehingga terdapat 36 unit percobaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pertanaman campuran dan dosis pupuk N, P dan K pada semua variabel pertumbuhan, hasil dan karakteristik tumbuh. Pertumbuhan rumput Panicum maximum yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis secara statistik memberikan hasil berpengaruh tidak nyata pada semua variabel pertumbuhan, hasil dan karakteristik tumbuh.

Perlakuan dosis pupuk NPK secara statistik memberikan hasil berpengaruh tidak nyata pada semua variabel pertumbuhan, hasil dan karakteristik tumbuh. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan hasil rumput Panicum maximum cenderung menurun dengan peningkatan jumlah legum Alysicarpus vaginalis. Pertumbuhan dan hasil rumput Panicum maximum cenderung menurun dengan meningkatnya dosis pupuk. Tidak terjadi interaksi antara jumlah legum dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi rumput Panicum maximum.

Kata kunci: asosiasi rumput-legum, Panicum maximum, Alsycarpus vaginalis, pupuk NPK

PENDAHULUAN

Latar belakang

Peningkatan populasi ternak khususnya ternak ruminansia perlu didukung dengan ketersediaan hijauan pakan baik dari segi kuantitas ataupun kualitasnya. Hijauan pakan secara umum merupakan porsi terbesar untuk ransum ternak ruminansia, akan tetapi hijauan yang diberikan kepada ternak ruminansia berupa rumput lokal yang umumnya memiliki kualitas rendah. Salah satu tanaman pakan yang memiliki potensi hijauan yang unggul adalah rumput benggala (Panicum maximum cv.Trichoglume) dan tanaman legum Alysicarpus vaginalis.

Rumput benggala (Panicum maximum cv.Trichoglume) merupakan jenis rumput pakan unggul di Indonesia dan dapat tumbuh hingga ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut (dpl), serta baik ditanam bersama legum. Kandungan protein pada rumput benggala mencapai 5,0 sampai 5,6% (Aganga dan Tshwenyane, 2004). Rumput benggala termasuk tanaman perenial dan tahan terhadap jenis tanah dan disukai ternak.

Legum Alysicarpus vaginalis merupakan jenis legum yang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah serta dapat mencegah terjadinya erosi yang disebabkan oleh hujan. Kandungan protein legum ini sebesar 16-18% (Halim and Pengelly, 1992).

Pemanfaatan legum ini dapat meningkatkan produktivitas lahan, pelindung permukaan tanah dari erosi, memperbaiki kesuburan tanah yakni sifat fisik dan kimia tanah, serta dapat menekan pertumbuhan gulma (Rasidin, 2005).

Penanaman campuran antara rumput dan leguminosa dapat meningkatkan produksi dan kualitas hijauan, dikarenakan kemampuan leguminosa mengikat nitrogen bebas dari udara sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Hasil penelitian Dhalika et al. (2006) menunjukkan bahwa imbangan penanaman campuran antara rumput afrika (Cynodon plectostachyus) dan kacang sentro (Centrocema pubescans) dapat meningkatkan produksi segar, produksi bahan kering, kandungan protein kasar, dan kadungan kalsium hijauan pada rumput afrika (Cynodon plectostachyus). Imbangan 80% rumput afrika dan 20% kacang sentro dapat mempertemukan antara kebutuhan hijauan dalam jumlah cukup banyak dan kualitas yang baik.

Untuk meningkatkan produksi dan nutrisi pada tanaman pakan sangat memerlukan unsur hara yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Penyediaan unsur hara dapat dilakukan dengan cara pemupukan, baik dengan pupuk organik ataupun anorganik.

Pada umumnya pupuk yang diberikan pada tanah adalah pupuk N, P dan K. Menurut Novizan (2002) nitrogen dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun.

Fosfor dibutuhkan dalam pertumbuhan awal bibit, sedangkan kalium berperan dalam proses metabolisme, seperti fotosintesis dan respirasi. Hasil penelitian Fitri (2016) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk N 200 kg/ha dengan dosis berbeda (0, 13,89, 27,78 dan 41,67 g/rumpun pupuk N) tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan pertanaman campuran antara rumput gajah cv. Taiwan dan Indigofera zollingeriana pada pemotongan pertama.

Hasil penelitian Junaidi (2012) menunjukkan bahwa pemberian tingkat pupuk N200P100K100 menghasilkan produksi segar rumput raja berbeda sangat nyata dibanding rumput gajah, sorghum dan benggala dimana rata-rata produksi segar tertinggi berturut-turut adalah rumput raja yaitu 89.696 kg/ha/defoliasi, rumput sorghum yaitu 30.853 kg/ha/defoliasi, rumput gajah yaitu 26.416 kg/ha/defoliasi dan rumput benggala yaitu 23.507 kg/ha/defoliasi.

Penelitian tentang pemberian dosis pupuk N, P dan K pada pertanaman campuran rumput dan legum masih sangat terbatas, karena itu perlu dilakukan penelitian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh pemberian pupuk campuran yakni pupuk N, P dan K pada penanaman campuran rumput dan legum terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman rumput Benggala (Panicum maximumcv.Trichoglume) yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis dengan dosis pupuk N, P dan K berbeda.

DOWNLOAD

Full PF

DAFTAR PUSTAKA

  1. Aganga, A.A. and S, Tshwenyane. 2004. Potentials of guinea grass ( Panicum maximum) as forage crop in livestock production. Pakistan Journal of Nutrition 3: 1-4.
  2. Bustami., Sufardi dan Bakhtiar. 2012. Serapan Unsur Hara dan Efisiensi Pemupukan Phosfat serta Pertumbuhan Padi Varietas Lokal. Banda Aceh. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. Volume 1. No. 2. Hal 159-170.
  3. Dhalika, T., Mansyur, H.K., Mustafa dam H. Supratman. 2006. Imbangan rumput afrika (Cynodon plectostachyus) dan leguminosa sentro (Centrosema pubescans) dalam sistem pastura campuran terhadap produksi dan kualitas hijauan. Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran. Bandung. Jurnal Ilmu Ternak Vol. 6 No 2, 163-168
  4. Fitri, A. 2016. Pertumbuhan Pertanaman Campuran Rumput Gajah cv. Taiwan dan Indigofera zollingeriana yang Ditanam Pada Lahan yang Diperkaya Mikoriza Dengan Dosis pupuk N Berbeda (Diploma Thesis). Universitas Andalas.
  5. Foth. 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Edisi ketujuh. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 762 hal.
  6. Halim, R.A. and Pengelly, B.C. 1992. Alysicarpus vaginalis (L.) DC. In: ‘t Mannetje, L. and Jones, R.M. (eds) Plant Resources of South-East Asia No. 4. Forages. pp. 42-44. (Pudoc Scientific Publishers, Wageningen, the Netherlands).
  7. Havlin, J.L., J.D. Beaton., S.L. Tisdale and WL Nelson. 2005. Soil Fertility and Fertilizers. An introduction to nutrient management. Seventh Edition. Pearson Education Inc. Upper Saddle River, New Jersey.
  8. Hayati, E., Sabaruddin, Rahmawati. 2012. Pengaruh jumlah mata tunas dan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan stek tanaman jarak pagar (Jatropha culas L). Jurnal Agrista Vo. 16 No 3.
  9. Junaidi, Muhammad. 2012. Produktivitas Empat Jenis Rumput pada Berbagai Tingkat Pemupukan NPK. Universitas Negeri Papua. Manokwari. Jurnal Ilmu Peternakan, Vol 7 No 1.
  10. Novizan. 2002. Petunjuklm pemupukan yang efektif. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. 61 h.
  11. Rasidin, A. 2005. Peran Tanaman Pakan Ternak Sebagai Tanaman Konservasi Dan Penutup Tanah Di Perkebunanan. Pross.
  12. Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak . Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
  13. Steel, R.G.D. and J.H. Torrie.1991.Principles and Procedur of Statistic. McGraw Hill Book Co. Inc. New York.
  14. Suarna, I W., N.N. Candraasih K., dan M.A.P. Duarsa. 2014. Model Asosiasi Tanaman Pakan Adaptif untuk Perbaikan Lahan Pasca Tambang di Kabupaten Karangasem. Denpasar. Jurnal Bumi Lestari.Volume 14. No.1. Hal 9-14. https://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/view/11211

Last Updated on

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous Post

STUDI PENGEMBANGAN DESA PINGE SEBAGAI DAYA TARIK EKOWISATA DI KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN

Next Post

Estimasi Model Seemingly Unrelated Regression (SUR) dengan Metode Generalized Least Square (GLS)