Jenis – Jenis Tumbuhan Yang Digunakan Sebagai Bahan Perawatan Kecantikan Di Puri Damai Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar

Avatar of jurnal
Costus speciosus 1

Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang bermanfaat sebagai papan, sandang, pangan, obat juga sebagai perawatan kecantikan. Penggunaan bahan kimia sebagai perawatan kecantikan memiliki efek yang negatif, sehingga perlu mencari alternatif perwatan kecantikan tanpa efek samping.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis – jenis tumbuhan, cara pembuatan serta penggunaan tumbuhan sebagai bahan perawatan kecantikan di Puri Damai Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Metode yang digunakan adalah observasi langsung, deskripsi dan identifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 25 jenis, 19 suku yaitu 3 euphorbiaceae, 2 asteraceae, 2 araliaceae, 2 zingiberaceae, pandanaceae, asphodelaceae, poaceae, fabaceae, anonaceae, magnoliaceae, arecaceae, laminaceae, malvaceae, cactaceae, oleaceae, apocynaceae, agavaceae, melastomataceae dan rutaceae.

Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan dalam pembuatan minyak penyubur rambut adalah daun sebesar 56%. Sedangkan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan dalam pembuatan minyak massage adalah bunya sebesar 53%.

Tumbuhan tersebut di olah menjadi minyak penyubur rambut dan minyak massage. Cara pembuatan kedua minyak tersebut dengan cara, menggoreng semua bahan bahan yang digunakan dalam 1 liter minyak goreng, selama 6 – 8 jam dengan api kecil.

Penggunaan minyak penyubur rambut dengan cara menggosokkan minyak tersebut pada kulit kepala dan rambut, lakukan sebelum atau sesudah keramas. Penggunaan minyak massage dengan membalurkan pada seluruh tubuh dan disertai pemijatan.

PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu negara yang memliki keanekaragaman hayati yang melimpah dengan segala jenis organisme dapat tumbuh di wilayah negara ini, salah satunya keanekaragaman tumbuhan. Sebagian besar telah dimanfaatkan sejak nenek moyang kita untuk mengobati atau merawat kecantikan (Sukara, 2007).

Pulau bali mempunyai daya tarik pada keindahan alamnya, tradisi ataupun kebudayaannya antara lain pengobatan tradisional Bali yang disebut usada dan upacara keagamaan yang dilakukan oleh umat Hindu yang disebut upacara Yadnya (Kriswiyanti, 2005). Salah satu Usadha Bali yang membahas mengenai perawatan kecantikan adalah Usadha Dalem.

Usaha ini membahas mengenai cara untuk mengobati penyakit wajah atau penyakit kulit. Menurut usadha dalem untuk menghilangkan jerawat dapat menggunakan ramuan seperti : “telur kecoak” (lipas), tawas, air jeruk nipis, campur semua bahan tersebut sampai rata.

Cara penggunaannya yaitu oleskan ramuan tersebut pada wajah secara merata, lakukan sebelum tidur hingga sembuh (Tirtha, 1983).

Perawatan kecantikan dengan bahan kimia sering kali menimbulkan masalah, dimana ikatan kimia yang terjadi antara bahan kimia dengan rambut dan kulit wajah sering kali menyebabkan terjadinya iritasi, dan banyak menimbulkan efek samping.

Oleh karena itu trend yang popular saat ini adalah back to nature atau kembali ke alam yaitu dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan/herbal sebagai bahan utama perawatan kecantikan.

Hal ini disebabkan bahan-bahan alami lebih dapat diterima oleh tubuh dibandingkan bahan kimia. Tumbuhan yang dapat digunakan tentunya tumbuhan yang memang dikenal sejak dahulu untuk perawatan kecantikan.

Pada umumnya diolah sedemikian rupa dalam bentuk jamu-jamuan yang dapat diminum atau dioleskan langsung pada rambut, kulit dan wajah. Untuk memastikan kesehatan tubuh dan menyempurnakan kecantikan dari luar (Sukara, 2007).

Penggunaan bahan alami untuk perawatan kecantikan tidak hanya digunakan pada kulit seperti untuk pembersih kulit, pelembab dan pelindung kulit, tetapi juga untuk perawaatan rambut serta kuku.

Puri Damai merupakan salah satu tempat kesehatan yang mewarisi metode pengobatan herbal therapy tradisional Bali, melayani masyarakat baik lokal, maupun mancanegara yang membutuhkan metode pengobatan yang alami, berkhasiat dan tidak memiliki efek samping.

Tumbuh – tumbuhan yang ada di daerah tesebut masih banyak digunakan sebagai perawatan kecantikan maupun sebagai pengobatan alternatif. Puri Damai terletak di Banjar Tunon, Desa Singakerta,Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, dirintis oleh Ir. Ida Ayu Rusmarini, MP dan I Wayan Damai, ST sejak tahun 1997 hingga sekarang (Setiawan, 2010).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada penelitian ini dilakukan identifikasi jenis-jenis tumbuhan, cara pembuatan dan penggunaan tumbuh -tumbuhan sebagai bahan perawatan kecantikan di Puri Damai Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.

MATERI DAN METODE

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan di Puri Damai dan sekitarnya, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar dari tanggal 5 Februari sampai 15 Februari 2014. Metode penelitian dengan survey langsung ke Puri Damai dan ke rumah – rumah penduduk Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar dengan wawancara dan kuisioner.

Isi dari kuisioner tersebut meliputi : nama, umur, alamat, pekerjaan, cara penggunaan, sejak kapan menggunakan produk tersebut, efek setelah penggunaan minyak penyubur rambut dan minyak massage. Sebanyak 30

HASIL

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh 25 jenis tumbuhan narasumber pemakai produk atau pengembang produk, dengan seorang narasumber utama dimana narasumber ini adalah pemilik dari Puri Damai, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang memiliki berbagai macam jenis tumbuhan di rumahnya.

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah wawancara dengan memberikan kuisioner, observasi lansung, identifikasi dengan cara mecocokkan gambar dari buku, menanyakan pada para ahli (Tjitrosoepomo, 2005).

Data hasil kuisioner dikumpulkan, dibuat tabel dan dirangkum berdasarkan nama daerah, nama latin, manfaat, jenis, cara penggunaan, jumlah serta bagian tumbuhan yang digunakan kemudian dihitung persentasenya.

Variabel penelitian meliputi jenis tumbuhan, bagian – bagian tumbuhan yang digunakan, cara pembuatan, dan cara penggunaan bahan tersebut sebagai perawatan kecantikan. Manfaat dari tumbuhan yang ditemukan bagian tumbuhan mana yang digunakan sebagi perawatan kecantikan.

yang digunakan sebanagai perawatan kecantikan, pada umumnya diolah menjadi minyak penyubur rambut dan minyak massage.

pandan 5

Keterangan : gambar tanaman terlampir

Jumlah yang di perlukan setiap bahan sadalah 1 ons, kecuali minyak kelapa 1 liter. Cara pembuatan minyak penyubur rambut, buah jarak dan kemiri disangrai sampai hitam kemudian dicampur dengan daun mangkokan, daun teh – tehan, pandan arum, urang – aring, lidah buaya, akar wangi, klabet, pacing, sandat, cempaka dan daun rambutan.

Selanjutnya semua bahan tersebut digoreng dalam 1 liter minyak kelapa. Goreng bahan tersebut dengan api kecil selama 6 – 8 jam. Selanjutnya minyak siap untuk dikemas.

Dalam sekali pembuatan minyak massage bahan – bahan tersebut diperlukan sebanyak 1 ons kecuali minyak kelapa 1 liter. Cara pembuatan minyak massage sebagai berikut bunga melati, bunga kamboja, bunga wijaya kusuma, bunga sedap malam, bunga trijata, bunga sandat, buga cempaka, pandan arum, kemiri, minyak kelapa, bunga kemuning, akar wangi, bunga matahari, temu ireng dan puring.

Semua bahan – bahan digoreng dalam minyak 1 liter selama 6 -8 jam dengan menggunakan api kecil. Selanjutnya minyak siap untuk dikemas.

Presentase pemanfaatan bagian tumbuhan yang di gunakan sebagai minyak penyubur rambut berdasarkan jumlah jenis tumbuhan yang di gunakan, daun (56,25%), buah (18,75%), bunga (12,5%), biji (6,25%), akar (6,25%) (Gambar 1). Sedangkan presentase pemanfaatan bagian tumbuhan yang digunakan sebagai minyak massage yaitu bunga (52.94 %), daun (17.64 %), biji (5.88 %), buah (5.88 %), batang (5.88 %), umbi (5.88 %), akar (5.88 %) (Gambar 2).

Gambar 1. Persentase Pemanfaatan Bagian Tumbuhan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Minyak Penyubur Rambut
Gambar 1. Persentase Pemanfaatan Bagian Tumbuhan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Minyak Penyubur Rambut

Gambar 2. Persentase Pemanfaatan Bagian Tumbuhan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Minyak Massage

PEMBAHASAN

Berdasarakan persentase yang di tunjukkan pada grafik terlihat bahwa dalam pembuatan minyak penyubur rambut lebih banyak menggunakan bagian daun, hal ini di karenakan pada umumnya tumbuhan akan menyimpan metabolit skundernya pada daun.

Sedangkan dalam pembuatan minyak massage lebih banyak menggunakan bagian bunga, memiliki tujuan untuk lebih menonjolkan aroma terapi yang dihasilkan dari bunga – bunga tersebut. Menurut Kuntorini, et.,al. (2013) pada beberapa daun memiliki trikoma khususnya trikoma glanduler yang dapat menghasilkan secret atau metabolit sekunder.

Dalam pembuatan minyak massage lebih banyak menggunakan bagian bunga, karena minyak massage ini lebih mengutamakan aroma terapi yang dihasilkan dari bunga tersebut. Setelah dilakukan identifikasi pada 25 jenis tumbuhan tergolong dalam 19 suku yaitu 3 euphorbiaceae, 2 asteraceae, 2 araliaceae, 2 zingiberaceae, pandanaceae, asphodelaceae, poaceae, fabaceae,anonaceae, magnoliaceae,arecaceae,laminaceae,malvaceae,cactaceae,oleaceae,apocynaceae,agavaceae, melastomataceae, rutaceae yang digunakan sebagai bahan perawatan kecantikan di Puri Damai, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.

Jenis – jenis tumbuhan yang jarang digunakan di masyarakat seperti :

1. Daun Teh – tehan (Polyscias fruticosa, suku: Araliaceae )

Daun teh – tehan tegolong tumbuhan perdu tahunan, tinggi mencapai ± 6 m. Tumbuhan ini memiliki akar tunggang, batang tegak berkayu, bulat berwarna hijau. Daun majemuk lonjong berhadapan ujung meruncing sedangkan bagian pangkal tumpul, tepi bergerigi pertulangan daun menyirip berwarna hijau.

Bunga majemuk tumbuh di ketiak daun berwarna kuning, buah buni bentuk bulat berwarna hijau ke kuningan. Biji bulat pipih berwarna hitam, memiliki akar tunggang. Kedondong cina memiliki kandungan senyawa kimia seperti saponin, flavonoida, polifenol dan tannin. Tumbuhan ini biasanya di manfaatkan untuk peluruh air seni dan penyubur rambut (Sastrapradja, et, al., 1986).

2. Pacing (Costus speciosus, suku: Zingiberacea )

Pacing merupakan tumbuhan herba tegak memiliki tinggi ± 2 m. Batang lunak, kuat, licin, beruas – ruas, tertutup pelepah daun, hijau keunguan. Daun tunggal, lanset memanjang bagian ujung meruncing sedangkan bagian pangkal tumpul tepi rata bagian atas mengkilat tapi permukaan bawah berbulu lembut, tangkai pendek keunguan, duduknya melingkar pada batang, pertulangan atas beralur berwarna hijau.

Bunga majemuk berbentuk bulir, daun pelindung bulat telur dengan ujung runcing. Buah bulat telur, berwarna merah. Tekstur biji keras berwarna hitam, mempunyai akar serabut, putih atau kuning Costus speciosus memiliki kandungan senyawa kimia diosgenin (sapogenin steroid), tigogenin, dioscin, gacillin, sitosterol.

Kegunaan tumbuhan ini untuk memperbaiki pertumbuahan rambut, peluruh kencing, mencegah kehamilan, pengerasan hati (cirrhosis), bengkak, gatal- gatal, radang mata (Hariana, 2008).

3. Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum, suku: Cactaceae)

Wijaya kusuma merupakan tumbuhan terna yang memiliki tinggi 1 – 2 m, memiliki akar serabut berwarna hitam. Dilihat bagian daun dan batangnya secara jelas setelah tumbuhan ini berumur tua. Batang pohon wijaya kusuma keras dan kecil.

Helaian daunnya pipih dan berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri, tiap tepian daun wijaya kusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun atau bunga.

Bunganya keluar dari lekuk daun, bertangkai lemas, warnanya putih, mekar pada malam hari selama beberapa jam saja, kemudian menjadi layu. memiliki buah bulat, bergetah, dan berwarna merah, biji banyak berwarna hitam.

Tumbuhan wijaya kusuma memiliki kandungan senyawa saponin, flavonoid dan polifenoL. Manfaat dari tumbuhan wijaya kusuma untuk obat batuk, bengkak, pendarahan rahim, sesak nafas, aroma terapi (Chandra, 2011).

4. Trijata (Medinilla speciosa, suku: Melastomatacea)

Trijata atau parijoto merupakan tumbuhan perdu tegak, tinngi mencapai 1-2 m, memiliki akar serabut. Batang bulat dengan kulit batang memiliki lapisan gabus jika sudah tua, bergerigi, kasar berwarna putih kecoklatan.

Daun tunggal, bersilang berhadapan, tangkai pendek bulat berwarna ungu kemerahan, helaian daun berbentuk lonjong , pangkal dan ujung daun meruncing tepi rata, permukaan atas daun licin berwarna hijau, permukaan bawah daun kasar berwarna hijau kelabu.

Bunga majemuk tumbuh dari ketiak daun berwarna merah muda, buah buni, bulat bagian ujung berbenjol bekas perlekatan mahkota, berwarna merah ke unguan, biji banyak kecil berwarna putih.

Bunga trijata memiliki kandungan kimia seperti saponin, kardenolin, flavonoid , dan tannin. Trijata di percaya dapat menyembuhkan diare, sariawan, di gunakan sebagai bahan upakara adat di Bsali, anti bakteri (Siregar, 2002).

5. Cempaka gondok putih (Magnolia figo, suku: Magnoliaceae )

Cempaka gondok putih / cempaka telor, termasuk tumbuhan perdu memiliki tinggi 2 – 4 m. Cempaka gondok memiliki akar tunggang berwarna kuning kecoklatan. batang tegak bulat, bercabang banyak, tekstur kasar berwarna coklat.

Daun tunggal, berseling, lonjong, bertangkai pendek, ujung pangkalnya meruncing, tepi rata, mempunyai pertulangan daun menyirip, permukaan daun licin berwarna hijau.

Bunga tunggal tumbuh di ketiak daun, kelopak satu helai menyelubungi bunga, benang sari dan putik tersusun didalam satu bangkol terletak di tengah bunga, mahkota 6 helai, 3 helai lebih besar, tebal, ujung meruncing berwarna putih.

Buah majemuk bentuk bulir, bulat telur dibagian ujung meruncing berwarna hijau, biji bulat, kecil berwarna putih Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada daun dan bunga cempaka gondok mengandung saponin, flavonoida, disamping itu daunnya mengandung tanin sedang bunganya mengandung minyak atsiri. Cempaka gondok dimanfaatkan sebagai obat malaria, obat pusing, aroma terapi, demam dan lain – lain (Sastrapradja, et, al., 1986).

6. Puring (Codiaeum variegatum Bi., suku: Euphorbiaceae)

Puring termasuk tumbuhan perdu, tinggi ± 3 m. Puring memiliki akar tunggang berwarna kuning muda, batang berkayu keras, bercabang, coklat kehijauan, daun tunggal, filotaksis tersebar, bentuk bulat telur, lonjong, ujung meruncing, pertulangan daun menjari, berwarna kuning kehijauan.

Bunga majemuk berbebtuk tandan. Buah kapsul berwarna kuning kehijauan, biji kecil seperti pasir berwarna coklat. Senyawa kimia yang tedapat pada tumbuhan puring saponin, flavanoida dan polifenol. Manfaat tumbuhan puring adalah sebagai obat sipilis, sakit perut, cacingan, sembelit (Moertolo et, al., 2004).

7. Waru (Hibiscus tiliaceus L.,suku: Malvaceae )

Waru berupa pohon tinggi ± 15 m, memiliki akar tunggang berwarna kecoklatan, batang berkayu penampang bulat berwarna coklat kehitaman.

Daun merupakan daun tunggal, berbentuk jantung, daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi pangkal. Sisi bawah daun memiliki rambut berwarna abu-abus.

Daun penumpu bulat telur memanjang. Bunga waru merupakan bunga tunggal , daun mahkota berbentuk kipas, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam orange dan akhirnya berubah menjadi kemerah-merahan.

Buah berbentuk telur berparuh pendek, beruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup Tumbuhan waru mengandung senyawa seperti saponin, flavonoid, tannin, skopoletin baru (hibiscusin), amida baru (hibiscusamide), asam fanilat, stigmasterol, campuran sitostenone. Waru biasanya digunakan sebagai obat batuk, diare berdarah, batuk, amandel, anti kanker, untuk menyuburkan rambut (Chen, et, al., 2006).

8. Kemuning (Murraya paniculata, suku: Rutaceae)

Kemuning berupa pohon tinggi 3 – 7 m, memiliki akar tunggang berwarna kuning keputih – putihan. Batang berkayu keras, dengan percabangan monopodial, berwarna coklat kotor.

Daun majemuk dengan anak daun 4 – 7, permukaan licin, bentuk corong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan daun menyirip, daun muda berwarna hijau, setelah tua warna berubah merah mengkilap.

Bunga majemuk berbentuk tandan, kelopak 2 -25 mm, benang sari bentuk jarum dans berwarna putih. Buah buni, jorong pada saat muda berwarna hijau, setelah tua berwarna merah kehitaman.

Biji lanset berwarna putih. Kemuning memiliki kandungan seyawa kimia cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, geraniol, eugenol, citronellol, osthole, paniculatin, tannin, dan coumurrayin, mexotioin, dan scopoletin. Tumbuhan ini biasnya digunakan sebagai obat kanker, melancarkan peredaran darah, obat jantung, untuk menghaluskan kulit (Ajeng, 2010).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat 25 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai perawatan kecantikan di Puri Damai, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Jenis – jenis tersebut tergolong dalam 19 suku yaitu 3 euphorbiaceae, 2 asteraceae, 2 araliaceae, 2 zingiberaceae, pandanaceae, asphodelaceae, poaceae, fabaceae, anonaceae, magnoliaceae, arecaceae, laminaceae, malvaceae, cactaceae,oleaceae, apocynaceae, agavaceae, melastomataceae, rutaceae.

Cara pembuatan minyak penyubur rambut dan minyak massage yaitu dengan menggoreng semua bahan – bahan selama 6 – 8 jam. Cara penggunaan minyak penyubur rambut dengan menggosokkan minyak pada kulit kepala sambil dipijat -pijat, dan untuk minyak massage digunakan pada saat melakukan massage.

pandan 4 1
Lampiran 1. Jenis-jenis Tumbuhan yang Digunakan Sebagai Bahan Minyak Penyubur Rambut dan Minyak Massage Keterangan : A.Cempaka gondok (Magnolia figo), B.Kenanga (Cananga odorata), C. Mangkokan (Nothopanax scutellarium), D.Akar wangi (Vetiveria zizanioides), E.Pacing (Costus speciosus), F.Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), G.Lidah buaya (Aloe vera L.), H.Waru (Hibiscus tiliaceus L.), I.Nilam (Pogostemon cablin), J.Urang -aring (Eclipta alba L. Hassk), K.Teh – tehan (Polyscias fruticosa), L.Biji klabet (Trigonella foenum-graecum), M.Kemiri (Aleurites molluccana), N.Minyak kelapa (Cocos nucifera), O.Daun rambutan (Nephelium lappaceum), P.Buah jarak (Jatropha curcas L.), Q.Puring (Codiaeum variegatum Bi.), R.Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.), S.Kamboja (Plumeria alba), T.Melati (Jasminum sambac), U.Trijata (Medinilla speciosa), V.Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum), W.Bunga Matahari (Helianthus annuus), X.Sedap Malam (Polianthes tuberosa L.), Y.Kemuning (Murraya paniculata). (Dokumentasi Ratih Gayatri, 2014)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ajeng. 2010. Tumbuhan Kemuning. Tersediadi ttp://ajengsetiorini.blogdetik. com/makalah-tumbuhan-kemuning.[04 Februari 2014].

[2] Chandra. 2011. Wijaya Kusuma. Tersedia di http://raflesiana.blogspot.com 2011/01/wijaya-kusuma.html [04 Februari 2014].

[3] Chen JJ, SY, CY, C IS, W TC, HY., 2006, A New Cytotoxic Amide From The Stem Wood Of Hibiscus Tiliaceus. Jurnal Planta Med., 72(10):935-8.

[4] Hariana, A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2. Cet.6.Penebar Swadaya. Jakarta.

[5] Hariyanto. 1991. Petunjuk Bertanam dan Kegunaan Temu Hitam. Karya Anda. Surabaya.

[6] Kuntorini,E,M, Fitriana,S dan Astuti,M,D. 2013. Struktur Anatomi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Kersen (Muntingia calabura). Dalam Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung tahun 2013. 291 – 296.

Last Updated on 19 Agustus 2022

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous Post
Rhizopus Oligosporus 2

Isolasi Dan Identifikasi Rhizopus Oligosporus Pada Beberapa Inokulum Tempe

Next Post
Performance assessment 2

Pengaruh Penilaian Kinerja Dan Pengalaman Kerja Terhadap Pengembangan Karir