Dalam bahasa Jepang tokoro sebenarnya berarti “tempat”, tetapi selain itu juga menunjukkan suatu waktu tertentu. Fokus penelitian ini membahas mengenai arti tokoro yang kedua. Tokoro ini digunakan untuk menegaskan arti dan menjelaskan waktu saat terjadinya suatu kegiatan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tokoro, teiru tokoro,ta tokoro dan perbandingannya dengan te iru, ta bakari, yang dianalasis berdasarkan fungsi dan perbedaannya.
Pada tahap analisis menggunakan metode agih yang di dalamnya terjabar beberapa teknik penelitian. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui perbedaan dari kedua kosakata tersebut. Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penutur asing bahasa Jepang.
Di sini penulis berharap setelah menyelesaikan mata kuliah nihongo bunpou mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang gramatikal dalam bahasa Jepang kemudian secara khusus setelah mengikuti kuliah dengan pokok bahasan berupa tokoro, teiru tokoro,ta tokoro dan perbandingannya dengan te iru, ta bakari, yang dianalasis berdasarkan fungsi dan perbedaannya sehingga mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasinya dalam bahasa Jepang.
Pendahuluan
Bahasa Jepang merupakan bahasa yang unik. Dilihat dari aspek kebahasaanya, bahasa Jepang memiliki karakteristik tertentu yang dapat diamati dari huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapannya, gramatika, dan ragam bahasanya.
Bahasa adalah suatu lambang berupa bunyi, bersifat arbiter, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Abdul Chaer, 2003:1).
Bagi pembelajar bahasa asing khususnya bahasa Jepang mengetahui makna suatu kata itu sangat penting, karena itu akan mempengaruhi kita berkomunikasi langsung dengan penutur aslinya.
Kesalahan yang sering terjadi adalah dikarenakan informasi makna yang diperoleh pembelajar asing tersebut kurang banyak sehingga ketika berkomunikasi langsung dengan penutur aslinya akan menimbulkan kesalahpahaman atau apa yang ingin dikatakan tidak bisa tersampaikan dengan baik.
Dalam kaitan ini penulis membahas tentang tokoro. Tokoro sebenarnya berarti “tempat”, tetapi selain itu juga menunjukkan suatu waktu tertentu. Di sini saya membahas arti tokoro yang kedua. Tokoro ini mempunyai fungsi untuk menegaskan arti dan menjelaskan waktu saat terjadinya suatu kegiatan.
Suatu penelitian deskriptif tidak akan berjalan dengan baik tanpa teori-teori. Untuk mendukung penelitian ini penulis akan menguraikan secara garis besar teori yang penulis pakai. Teori tentang struktur atau fungsi penulis menggunakan teori Iori Isao dan beberapa buku-buku pendukung lainnya, seperti: Minna no Nihongo dan Manabu Nihongo.
Metode Penelitian
Metode dan Teknik Penyedian Data
Dalam penyediaan data pada penelitian ini penulis menggunakan metode simak yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993 : 113). Metode simak dilakukan dengan cara menyimak kalimat yang berhubungan dengan struktur dan bentuk modifikasi dari verba temiru yang terdapat dalam shousetsu (novel) kitchin.
Setelah melakukan metode simak, diterapkan teknik catat. Sudaryanto (1993 : 135) teknik catat adalah pencatatan yang dilakukan pada kartu yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Teknik catat ini dimaksudkan agar data yang diperoleh melalui metode simak dapat dikumpulkan dan diklasifikasikan sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Metode dan Teknik Analisis Data
Dalam metode ini penulis menganalisis data dengan mempergunakan metode agih. Menurut Sudaryanto (1993 : 15), metode agih adalah metode yang menggunakan alat penentu bagian dari bahasa yang bersangkutan yang menjadi objek sasaran di dalam penelitian itu sendiri.
Dalam penelitian ini penulis membahas tokoro, teiru tokoro, ta tokoro dan perbandingannya dengan te iru, dan ta bakari, yang dianalasis berdasarkan fungsi dan perbedaannya.
Metode agih ini dilakukan dengan teknik dasar dan teknik lanjutan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik dasar. Teknik dasar dengan menggunakan teknik bagi unsur langsung (BUL) yakni dengan cara membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993 :
31). Setelah penggunaan teknik dasar sekiranya hasil yang dituju belum didapatkan, maka digunakan teknik lanjutan. Contoh teknik lanjutan seperti teknik lesap, teknik ganti, teknik perluas, teknik sisip, teknik balik, dan lain-lain.
Dalam suatu penelitian, diperlukan suatu kajian atau landasan teori untuk menganalisis permasalahan. Untuk penulis menggunakan teori sebagai berikut:
Kata ~tokoro
Pola kalimat ini menunjukkan sesaat sebelum seseorang mulai suatu kegiatan atau sesuatu yang akan mulai. Apabila bersama-sama dengan kata-kata seperti korekara 、 choudo, atau imakara maka artinya akan lebih jelas.
1. 昼ごはんはもう食べましたか。
。。いいえ。これから食べるところです。
Hiru gohan o mou tabemashitaka?
Iie, kore kara taberu tokoro desu.
Apakah anda sudah makan siang?
… Belum, saya baru akan makan.
2. 会議はもう始まりましたか。
。。いいえ、今から始まるところでう。
Kaigi wa mou hajimarimashitaka?
Iie, ima kara hajimaru tokoro desu.
Apakah rapat sudah dimulai?
…Belum, sekarang baru akan mulai.
Kata ~ te iru tokoro
Menunjukkan bahwa seseorang yang sedang melakukan kegiatan atau sesuatu yang sedang berlangsung (adanya penegasan). Banyak digunakan bersama ima.
3. 故障の原因がわかりましたか。
。。いいえ、今調べているところです。
Koshou no genin ga wakariashitaka?
Iie, ima shirabeteiru tokoro desu.
Apakah anda sudah tahu penyebab kerusakannya?
.Belum, sekarang sedang diperiksa.
Berbeda dengan ~teiru menjelaskan proses suatu keadaan dengan maksud ada hasilnya.
3) Kata ~ta tokoro
Pola kalimat ini menunjukkan seseorang baru saja mengakhiri suatu kegiatan atau berakhirnya suatu kegiatan tetapi masih dalam keadaan yang sama. Kata keterangan seperti tattaima sering digunakan sebelumnya.
4. 渡辺さんはいますか。
。。あ、たった今帰ったところです。
まだエレベーターの所にいるかもしれません。
Watanabe san wa imasuka?
A, tattaima kaettatokoro desu.
Mada erebetaa no tokoro ni iru kamoshiremasen.
Apakah watanabe ada?
… Ah, dia baru saja pulang. Mungkin dia masih ada di depan lift.
5. たった今バスが出たところです。
Tattaima basu ga deta tokoro desu.
Bis baru saja berangkat. Sedangkan kata kerja bentuk ~ta bakari
Pola kalimat ini dapat digunakan tanpa memperhatikan lama atau sebentarnya waktu yang sebenarnya dari suatu kegiatan, tetapi tergantung kepada perasaan pembicara dan si pembicara punya maksud.
6. 木村さんは先月この会社に入ったばかりです。
Kimura sanwa raigetsu kono kaisya ni haittabakari desu.
Ibu kimura bulan lalu baru masuk ke perusahaan ini.
Pembahasan
1) Kata ~tokoro
• これから夕食をつくるところです。
Korekara yuushoku o tsukuru tokoro desu.
Pada data di atas menjelaskan keadaan tepat atau sesaat sebelum melakukan suatu kegiatan yaitu dari sekarang membuat makan malam.
2) Kata ~teiru tokoro
• 池の雪が溶けているところです。
Ike no yuki ga tokete iru tokoro desu. Pada di atas menjelaskan keadaan salju yang meleleh di kolam.
• 池の雪が溶けているです。
Ike no yuki ga tokete iru desu. Pada di atas menjelaskan prosesnya salju yang meleleh di kolam.
3) Kata ~ta tokoro
Sedangkan 〜\atokoro dan ~ta bakari.
・ 昼ごはんを食べたところです。
Hiru gohan 〇 tabeta tokoro desu.
Pada di atas menjelaskan kegiatan yang baru saja selesai tetapi dalam keadaan yang sama. Yaitu baru saja selesai makan tapi masih di tempat makan.
・ 昼ごはんを食べたばかりです。
Hiru gohan o tabeta tokoro desu.
Pada di atas menjelaskan kegiatan yang baru saja dilakukan tetapi tidak ada rentan waktunya. Yaitu pada pukul 12.00 baru saja selesai makan kemudian pada pukul 13.00 masih tetap mengatakan baru selesai makan.
Data-data berikut adalah bentuk-bentuk perubahan kata kerja bila digabungkan dengan 〜tokoro ヽ〜teiru tokoro 、 〜ta tokoro.
1. A: レポートを書きましたか。
Repoto o kakimashitaka?
B : 今から書きます。 書く ところです。
Ima kara kakimasu. Kaku tokoro desu.
今、書いています。 書いて ところです。
Ima, kaiteimasu. Kaitetokoro desu.
今,書き終わりました 終わったところです。
Ima, kakiowarimashita owatta tokoro desu.
2. ワンさんに電話をかけると、
Wan san ni denwa o kakeruto.
今、起きました。 起きた ところだった。
Ima, okimashita. Okita tokorodatta.
まだご飯を食べています。 食べているところだった。
Mada gohan o tabete imasu. Tabete iru tokoro datta. 今からうちを出ます。 出る ところだった。
Ima kara uchi o demasu. Deru tokoro datta.
Simpulan
• 〜tokoro
Menunjukkan keadaan tepat atau sesaat sebelum seseorang memulai suatu kegiatan.
• 〜 teiru tokoro
Menjelaskan keadaannya ketika itu, dan adanya penegasan.
• 〜te iru
Menjelaskan proses suatu keadaan dengan maksud ada hasilnya.
• 〜ta tokoro
Menunjukkan kegiatan yang baru saja diselesaikan tetapi masih dalam keadaan yang sama.
• 〜ta bakari
Tanpa memperhatikan lama atau sebentarnya waktu yang sebenarnya dari suatu kegiatan, tetapi tergantung kepada perasaan pembicara dan si pembicara punya maksud.
Daftar Pustaka
[1] Chaer, Abdul.1984. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
[2] Isao, iori. 2000. Nihongo Handbook hal; 57-62. Japan.
[3] Manabu Nihongo vol 3; 14. 2001. Japan.
[4] Minna No Nihongo hal;175-177. 2001. Japan.
Last Updated on 19 Agustus 2022