STUDI RAGAM EKSTERIOR DAN KARAKTERISTIK REPRODUKSI BABI BALI

Avatar of jurnal

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ragam eksterior dan karakteristik reproduksi babi bali yang masih
bertahan hidup di Pulau Bali. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Juli sampai September 2015.
Data ini sangat diperlukan untuk menjelaskan mengapa babi bali sampai saat ini masih bisa bertahan di beberapa
daerah di Bali.

Penelitian menggunakan metode survei dan penentuan responden menggunakan teknik purposive sampling atau juggmental sampling dengan pertimbangan populasi babi bali di Bali tidak merata, hanya ada di beberapa kabupaten.

Kabupaten yang dipilih adalah Klungkung, Karangasem dan Buleleng. Data yang diperoleh analisis secara deskriptif. Eksterior babi bali ada dua yaitu yang berwarna hitam dan berwarna hitam dengan belang putih pada perut dan keempat kakinya. Ciri khas babi bali yang utama adalah perutnya melengkung ke bawah (lordosis). Dimensi tubuh babi bali secara umum di ketiga daerah hampir sama dengan panjang badan riil kisarannya antara 97 — 137 cm.

Pengukuran berbasis tulang (standar) yaitu antara 80 — 97 cm. Kalau dirata ratakan dari ketiga tempat pengukuran maka tinggi babi bali sekitar 49 cm. Dewasa kelamin pada umur 7-8 bulan, siklus birahi antara 15-20 hari, dikawinkan secara alami dengan jumlah anak 10 -14 ekor sekali beranak.

Kata kunci: babi bali, eksterior babi bali, pemeliharaan tradisional

Pendahuluan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksterior, dimensi tubuh dan karakteristik reproduksi babi bali yang masih dipelihara oleh peternak di Bali. Tim penelitian ini memiliki kapasitas dan kompetensi yang tepat untuk melakukan penelitian ini.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara pasti karakteristik babi bali dilihat dari eksterior, dimensi tubuh, dan informasi mengenai karakteristik reproduksinya, antara lain umur dewasa kelamin, lama birahi, siklus birahi, lama bunting, dan rata-rata jumlah kelahirannya. Penelitian ini bertujuan untuk melestarikan babi bali sebagai plasma nutfah yang semakin sedikit populasinya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei dan teknik purposive sampling atau juggmental sampling untuk menentukan responden. Populasi babi bali di Bali terutama terdapat di tiga kabupaten; Klungkung, Karangasem, dan Buleleng. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, mulai bulan Juli sampai September 2014. 20 peternak diambil dari masing-masing kabupaten untuk menjadi responden.

Variabel yang diukur meliputi warna bulu, tinggi tubuh, panjang tubuh, lingkar badan, panjang kepala, umur, dll. Dari aspek reproduksi, data yang dicari meliputi dewasa kelamin, umur pertama dikawinkan, lama birahi, tanda-tanda birahi, dll.

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk memberikan gambaran akurat tentang ragam eksterior dan karakteristik babi bali. Penelitian ini mendukung RIP Unud, khususnya menyangkut ketahanan pangan dan Roadmap Penelitian Program Studi Peternakan dan Fakultas Peternakan 2011-2020.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem pemeliharaan babi bali di ketiga daerah sampel semuanya adalah dengan cara tradisional, yakni dengan mengikat babi dengan tali dan kemudian diikatkan pada patok atau pohon. Di daerah Gerokgak ada yang memelihara dalam kandang sederhana, tetapi babi tetap diikat agar lebih mudah dalam penanganan. Pakan babi bali beragam tergantung dari peternak, tetapi pakan utama adalah dedak padi atau polar, batang pisang atau gedebong, serta bungkil kelapa. Cara pemberian pakan juga beragam, ada yang mentah dan ada juga yang diebus.

Babi Bali memiliki bentuk tubuh yang melengkung kebawah (lordosis), dan ditemukan di tiga daerah sampel, Klungkung, Karangasem, dan Buleleng. Warna babi bali hanya hitam dan hitam dengan belang putih, dan bulu pada punggung antara 6-8 cm. Dimensi tubuhnya berkisar antara 97-137 cm, tinggi bahu 48-57 cm, tinggi punggung 40-52 cm, tinggi pinggang 52-58 cm, lingkar dada 90-136 cm, lingkar perut 95-136 cm, lingkar pinggang 80-115 cm, panjang kepala 20-25 cm, dan panjang ekor 20-25 cm. Babi betina mencapai puncak birahi pada umur 6-7 bulan, dan biasanya dikawinkan pada hari kedua, dengan ongkos berupa satu ekor anak babi. Jumlah anak dalam satu kali kelahiran (litter size) berkisar antara 10-14 ekor.

DOWNLOAD

FULL ARTICLE

SIMPULAN

Dilihat dari eksteriornya babi bali ada dua yaitu yang berwarna hitam dan berwarna hitam dengan belang putih pada perut dan keempat kakinya. Ciri khas babi bali yang utama adalah perutnya melengkung ke bawah (lordosis). Dimensi tubuh babi bali secara umum di ketiga daerah hampir sama dengan Panjang badan riil kisarannya antara 97-137 cm. Sedangkan kalau pengukuran berbasis tulang (standar) jauh lebih pendek yaitu antara 80-97 cm. Kalau dirata-ratakan dari ketiga tempat pengukuran maka tinggi babi bali sekitar 49 cm. Dewasa kelamin pada umur 7-8 bulan, siklus birahi antara 15-20 hari, dikawinkan secara alami dengan jumlah anak 10 -14 ekor sekali beranak.

DAFTAR PUSTAKA

  • Bali dalam Angka. 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Penerbit BPS Provinsi Bali.
  • Budaarsa K. 2002. Survei Kebutuhan Babi Guling di Kota Denpasar. Laporan Penelitian. DIK. Universitas Udayana.
  • Budaarsa K. 2006. Survei Kebutuhan Babi Guling di Kabupaten Badung. Laporan Penelitian. DIK. Universitas Udayana.
  • Budaarsa K. 1997. Kajian Penggunaan Rumput Laut dan Sekam Padi sebagai Sumber Serat dalam Ransum untuk Menurunkan Kadar Lemak Karkas dan Kolesterol Daging Babi. Disertasi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
  • Budaarsa K. 2011.Nama Nama Latin Hewan.Denpasar.Udayana University Press.
  • Budaarsa K. 2012. Babi Guling Bali dari Beternak Kuliner hingga Sesaji. Penerbit Buku Arti, Denpasar.
  • Budaarsa K. dan I N. A. T. Ariana, K.M. Budiasa dan P.A.Astawa. 2013. Hijuan Pakan Babi dan Cara Penggunaannya Pada Peternakan Babi Tradisonal di Provinsi Bali. Disampaikan pada Seminar Nasional II Himpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HIPTI)di Denpasar 28-29 Juni 2013.
  • Budaarsa K. dan K. Mangku Budiasa. 2013. Jenis Hewan Upakara dan Upaya Pelestariannya. Makalah disampaikan pada seminar hewan upakara Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar 29 Oktober 2013.
  • Budaarsa K. 2014. Potensi Ternak Babi dalam Menyumbangkan Daging di Bali. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Ternak Babi di Fakultas Peternakan Universitas Udayana, 5 Agustus 2014.
  • Hartadi,H., S Reksohadiprodjo dan A. D. Tillman. 1990. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Yogyakarta, Gajah
    Mada University Press.
  • Mansyur, U., H.Tanuwiria dan D. Rusmana. 2006. Eksplorasi Hijauan Pakan Kuda dan Kandungan Nutrisinya.Universitas Padjadjaran Bandung.
  • Sihombing, D.T.H. 2006. Ilmu Ternak Babi. Yoyakarta, Gajahmada Univesity Press.
  • Sugiono. 2007. Statistik untuk Penelitian, Alfabeta Bandung.
  • Sudiastra, |W. dan K. Budaarsa

Last Updated on

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous Post

KOMBINASI METODE STEAMING-UP DAN FLUSHING DALAM MENINGKATKAN LITTER SIZE BABI LANDRACE

Next Post

Kinerja Pengawas Menelan Obat (PMO) Penderita TB Paru BTA+

Related Posts