Abstract:
This research aims to explain the self-disclosure of Tinder users, an online dating application that has changed the way people find a dating friend from face-to-face to an online encounter. Through a qualitative study using social penetration theory and CMC, the research found that the intensity of self-disclosure among the six subjects varied, with some subjects disclosing their personal information in a more stable and consistent manner, while others disclosed their information randomly.
The study also found that the subjects’ personality structure impacted the depth of self-disclosure, with 4 of the 6 subjects disclosing information up to the second and third levels. Additionally, the study revealed that a subject who shared similar background with her match was able to disclose more personal information, up to the sixth level.
Keywords: Self Disclosure, Online Dating Application Users, Tinder
Pendahuluan
Teknologi komunikasi telah memberikan perkembangan yang besar terhadap perubahan perilaku dalam pencarian pasangan kencan. Everett M. Rogers menemukan perkembangan ini dalam 4 era, salah satunya adalah era komunikasi interaktif. Media yang berkembang di era ini adalah digital media, salah satunya adalah internet.
Menurut survey yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada tahun 2015, 84,90% responden di 15 kota besar Indonesia mengakses internet melalui telepon selular pintar (smartphone). Gadget dengan akses internet yang semakin diminati, memunculkan aplikasi canggih seperti aplikasi berbelanja online, aplikasi ojek online dan aplikasi kencan online.
Salah satu aplikasi kencan online yang muncul adalah Tinder, yang diluncurkan oleh Sean Read, Justin Mateen dan Jonathan Badin di West Hollywood, California. Tinder dilengkapi dengan satelit navigasi sehingga dapat mempertemukan pengguna dengan orang sekitar.
Munculnya aplikasi kencan online telah mengubah perilaku pencarian pasangan kencan dari pertemuan tatap muka menjadi pertemuan online. Sebelum melakukan pertemuan bertatap muka, para pengguna Tinder melakukan interaksi online dimana pengguna mulai bertukar informasi diri sebagai proses pengembangan hubungan yang disebut self-disclosure.
Penelitian ini ingin mengetahui pengungkapan diri (self-disclosure) pengguna aplikasi kencan online Tinder dan batasan masalah dalam penelitian ini hanya memfokuskan pada self-disclosure online pada saat para pengguna masih termediasi Tinder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengungkapan diri (self-disclosure) para pengguna kencan online Tinder.
DOWNLOAD
Daftar Pustaka:
- Abrar, Ana Nadya. (2003). Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: lesfi.
- Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
- Griffin, Emory A. (2003). A First Look at Communication Theory, 5th edition. New York: McGraw-Hill.
- Griffin, Emory A. (2006). A First Look at Communication Theory, 6th edition. New York: McGraw-Hill.
- Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
- Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
- Attril, Alison. (2012). Self Disclosure Online. Cyberpsychology, 6(1), 856-857. doi: 10.4018/978-1-4666-0315-8.ch071
- Putri, T. (2015). Motif Pria Pengguna Tinder sebagai Jejaring Sosial Pencarian Jodoh. (Jurnal Online, Universitas Telkom, 2015). Diakses pada 29 Maret 2016, dari https://penlibrary.telkomuniversity.ac.id/PUSTAKA/104463/motif-pria-pengguna-tinder-sebagai-iejaring-sosial-pencarian-iodoh-Studi-Virtual-etnografi-mengenai-motif-pria-pengguna-tinder-.html
- Suwardiaman. (2015). Penetrasi Internet Belum Merata. Diakses pada 25 Juli 2016, dari http://print.kompas.com/baca/2015/07/21/Penetrasi-Internet-BeBm-Merata.Thaeras, Ferdy. (2015). Tren Mencari Jodoh via Online Lewat Aplikasi Tinder. Diakses pada 25 Juli 2016, dari https://www.detik.com/read/2015/01/16/151551/2805575/880/tren-mencari-jodoh-via-online-lewat-aplikasi-tinder
Last Updated on