A cross-sectional study was conducted in Bogor Region, West Java for two months from June to July2006. The aim of this research was to identify the risk factors of cestode infection in commercial cagedlayer chickens. A total of 202 chicken samples were collected from ten commercial caged layer chickenfarms. The risk factors assumption included host factors, farm environment and management characteristic.Logistic regression model showed that cestode infection risk association (P<0,01) to host age, (P<0,05) todry climate condition and open house farm management characteristic. This suggests that >50 monthshave higher risk (OR=5.6) than <20 months host age, dry climate condition have higher risk (OR=3.75)than wet, and open house farm management have higher risk (OR=27.24) than close house on the cestodesinfection.
Keywords: Cestodes, caged layer chickens, infection risk factors, Oods-Ratio, Bogor
Pendahuluan
Cestodosis adalah penyakit yang sering menggerogoti ayam petelur dan menyebabkan lesu, diare, radang usus, dan produksi telur yang rendah. Telah banyak dilakukan kajian untuk melenyapkan kecacingan, tetapi masih belum ada solusi yang efektif. Pemberantasan lalat dan kumbang di sekitar kandang adalah prioritas utama, tetapi cestodosis tetap terjadi.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan menemukan bahwa prevalensi cestodosis ayam di Kabupaten Bogor sebesar 24,75%. Tiga genus cestoda yang ditemukan pada pengamatan tersebut adalah Raillietina, Choanotaenia, dan Hymenolepis. Hasil pengamatan tersebut merupakan informasi awal yang penting walau pun belum cukup sebagai landasan pengetahuan untuk pengendalian cestodosis, mengingat adanya faktor-faktor terkait lingkungan serta manajemen peternakan secara umum yang mungkin memiliki kontribusi terhadap cestodosis.
Penelitian ini bertujuan untuk menduga faktor-faktor risiko infeksi cestoda dengan menghitung nilai Odds-Ratio (OR) terhadap setiap faktor yang terkait lingkungan dan manajemen peternakan. Cestodosis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing. -Faktor-faktor seperti umur, populasi, dan iklim lokasi peternakan berpengaruh nyata terhadap tingginya tingkat kejadian cestodosis.
Ayam yang lebih banyak terinfeksi berumur di atas 50 minggu, sedangkan yang berumur di bawah 20 minggu dan 20-50 minggu hanya terinfeksi sebanyak 10,34% dan 15,91%. -Kejadian infeksi lebih tinggi terdapat pada kelompok peternakan yang populasi ternak ayamnya >65 ribu ekor.
Prevalensi tinggi juga terjadi pada peternakan yang terletak di daerah bertipe iklim kering dari pada Retnani et al Jurnal Veteriner 167 yang beriklim basah (15,15%). -Pengaruh yang nyata juga ditunjukkan oleh peternakan dengan sistem kandang terbuka. -Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor umur ayam, populasi ayam, dan manajemen kandang berpengaruh terhadap kejadian cestodosis.
Cestodosis pada ayam peternakan dapat terjadi sebelum ayam dimasukkan ke dalam kandang, ketika ayam masih dalam masa kutuk hingga pulet. Dua peternakan yang angka kejadiannya 0% adalah peternakan tertutup dengan sistem kandang bongkar-pasang (knock-down) dan peternakan terbuka yang angka cestodosisnya 0% juga memelihara kutuk. Kedua peternakan ini memiliki kesamaan dalam hal pemberian anthelmintika secara periodik teratur dengan anthelmintika berspektrum luas.
Faktor-faktor seperti umur, manajemen pemberian anthelmintika, dan pambuangan manur berpengaruh nyata terhadap terjadinya infeksi cestoda pada ayam. Sistem kandang tertutup memiliki peluang terinfeksi lebih rendah dibandingkan dengan kandang terbuka. Faktor agro-ekologi seperti klimat juga mempengaruhi infeksi cestoda. Infeksi antar peternakan berbeda-beda, tergantung faktor biotik (inang, parasit, lingkungan) dan abiotik (sistem peternakan, manajemen). Sistem peternakan modern telah dirancang untuk menekan frekuensi infeksi endoparasit, namun endoparasitosis masih sering terjadi pada sistem lantai/ liter.
Dari sudut pandang manajemen sistem baterei, jumlah dan prevalensi cestodosis yang ditemukan sulit dipahami. Perlu telaah lebih lanjut tentang waktu dan tempat terjadinya transmisi yang menyebabkan tingginya prevalensi pada peternakan ayam ras petelur dalam kandang baterei. Hasil analisis risiko infeksi pada penelitian ini besar kemungkinan berlaku spesifik pada peternakan tertentu dengan berbagai ragam manajemennya.
Perlu memperbanyak jumlah dan waktu pengamatan untuk dapat memperoleh standar rekomendasi pengendalian yang mendekati baku, walau pun kenyataannya tidak sedikit kendala-kendala yang ditemukan di lapangan sehingga tidak sesuai dengan rancangan pengamatan yang telah disusun sebelumnya. Penelitian ini menemukan bahwa faktor inang yang berisiko terinfeksi sestoda lebih tinggi adalah ayam yang berumur >50 minggu dibandingkan dengan umur <20 minggu. Sedangkan faktor lingkungan
Seminar dan kongres P4I V dan VI telah mengadakan studi epidemiologi mengenai cacing ayam buras di Sulawesi Selatan. -Dalam studi ini, Ketaren K dan Arif M menemukan bahwa cacing ayam buras sering ditemukan di daerah sekitarnya. -Mond AK, Malhotra SK, dan Capoor VN telah melakukan penelitian mengenai status matang dan musim Raillietina (Raillietina) permista di India.
Poulsen J, Permin A, HindsboL O, Yelifari L, Nansen P, dan Bloch P telah melakukan penelitian mengenai prevalensi dan distribusi hewan pencernaan dan haemoparasites di Ghana. -Retnani EB, Ridwan Y, Tiuria R, dan Satrija F telah melakukan penelitian mengenai dinamika populasi cacing saluran pencernaan ayam kampung.
Sasmita R telah melakukan penelitian mengenai infestasi cacing Nematoda dan Cestoda pada ayam potong di Surabaya. Siahaan PM telah melakukan penelitian mengenai identifikasi dan pengaruh cacing parasit pada saluran pencernaan ayam buras di Medan.
Gramedia Pustaka Utama berisi buku talib, inounu, dan Bamualim A yang membahas mengenai Restrukturisasi Peternakan di Indonesia. -Pusat Penelitian serta Pengembangan Peternakan Thrusfield M menulis buku Veterinary Epidemiology yang ke-2.
Dept Vet Clinical Studies Royal (Dick) School of Vet Studies University of Edinburgh Ueta MT dan Avancini RM menulis buku tentang Studies on the influence of age in the infection of caged chickens by Raillietina laticanalis and on the susceptibility to reinfection. -Buku ini dimuat dalam jurnal Vet Parasitol. -Zalizar L menulis buku Dampak Infeksi Cacing Ascaridia galli dan Pemberian Antelmintika Terhadap Kinerja Ayam Petelur.
Download
Terakhir Di Perbaharui Pada