Ikan Piranha (Pygocentrus nattereri) merupakan ikan yang dikonservasi di Lembaga Konservasi Bali Safari and Marine Park. Pada bulan Mei 2012 ditemukan kasus bahwa sebanyak 12 ekor ikan Piranha menunjukkan tanda-tanda kesakitan, dan dua ekor diantaranya mati tanpa menunjukkan tanda klinis yang khas Ikan yang mati dinekropsi dan beberapa jaringan atau bagian organ dikoleksi untuk kepentingan pemeriksaan mikroba.
Pemeriksaan bakteri untuk penentuan spesies juga dilabatkan dengan menggunakan uji Microgen TM GnA+B-ID System. Hasil pemeriksaan bakteri menemukan bahwa ikan Piranha diinfeksi oleh bakteri Aeromonas hydropila dan Aeromonas veronii.
Pemeriksaan lebih lanjut mengenai uji hambatan antibiotik menunjukkan bahwa bakteri Aeromonas sp resisten terhadap chloramphenicol dan campuran trimethoprim dengan sulphamethoxazole. Dapat disarankan bahwa, ke depan, penggunaan antibiotik lain sangat direkomendasikan untuk kasus ikan Piranha yang diinfeksi oleh bakteri Aeromona spp di Bali Safari dan Marine Park.
Kata Kunci: Ikan Piranha,Pemeriksaan bakteri, Aeromonas sp, Resistensi antibiotik
PENDAHULUAN
Pygocentrus nattereri, umumnya dikenal sebagai Red-bellied piranha, adalah spesies piranha asli habitat air tawar di Amerika Selatan. Piranha perut merah adalah anggota genus Pygocentrus, yang berisi empat spesies piranha lainnya.
Red-bellied piranha adalah ikan berukuran sedang, dengan panjang dewasa mencapai hingga 50 cm (20 in). Tubuhnya dalam dan dikompresi secara lateral, dengan kepala dan mulut yang besar. Giginya tajam dan jaraknya lebar, dengan gigi di rahang bawah lebih besar daripada di rahang atas. Tubuh ditutupi dengan sisik besar dan keras. Warnanya bervariasi, tetapi kebanyakan individu memiliki punggung dan sisi atas berwarna hijau zaitun gelap, dengan perut putih keperakan. Siripnya berwarna oranye kemerahan.
Red-bellied piranha ditemukan di sungai dan dataran banjir di Cekungan Amazon. species ikan Ini adalah pengumpan yang sangat oportunistik, dan akan memakan hampir semua hal yang dapat ditampung di mulutnya. Individu yang lebih kecil memakan terutama serangga, sementara ikan yang lebih besar memakan mangsa yang lebih besar seperti ikan, krustasea, dan bahkan mamalia kecil. Piranha perut merah adalah ikan yang hidup secara sosial, hidup dalam kelompok hingga 100 individu. Kelompok-kelompok ini terdiri dari ikan dengan ukuran yang sama, dan sangat teritorial.
Red-bellied piranha adalah spesies penting dalam jaring makanan Amazon, dan merupakan target populer untuk perikanan komersial dan rekreasi. Hal ini juga dihargai sebagai hewan peliharaan, dan kadang-kadang disimpan di akuarium rumah. Namun, piranha perut merah adalah ikan yang sangat agresif, dan telah diketahui menyerang manusia. Akibatnya, itu dianggap sebagai potensi bahaya bagi perenang dan pelaut di daerah asalnya.
Ikan Piranha (Pygocentrus nattereri) merupakan jenis ikan buas atau yang tergolong karnivora yang berasal dari Amerika Selatan (Axelrod and Brian, 2005). Panjang Ikan Piranha 30 cm, hidup pada lingkungan dengan pH 6,8, dan suhu 26oC (Grier, 2007).
Ikan Piranha merupakan jenis ikan air tawar yang dipelihara untuk tujuan konservasi. Melalui pengamatan dan penelitian terhadap keadaan dan kondisi ikan secara mendetail, kegiatan konservasi ke depannya dapat dilakukan dengan lebih baik.
Terkait dengan hal tersebut, Bali Safari and Marine Park yang merupakan lembaga konservasi, tidak hanya melakukan konservasi terhadap satwa liar tetapi juga melakukan konservasi dan monitoring terhadap satwa aquatik. Lembaga konservasi ini melakukan monitoring terhadap kondisi aquarium dan kondisi ikan secara rutin.
Kematian pada ikan Piranha bisa disebabkan oleh infeksi virus ataupun bakteri. Oleh karena itu, tindakan monitoring dan pemeriksaaan lanjutan sangat diperlukan (Mitchell and Thomas, 2009). Infeksi oleh bakteri pada ikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan lingkungan pemeliharaannya.
Hal ini bisa menjadi sumber kontaminan bagi masyarakat terutama penyakit-penyakit yang berpotensi zoonosis (Stoskopf et al., 1993).
Laporan penelitian tentang infeksi penyakit bakteri pada ikan Piranha masih sangat sedikit khususnya di Indonesia. Hasil penelitian Ekanem et al. (2011) menyatakan bahwa kasus kematian pada peternakan ikan lele di Nigeria akibat terinfeksi oleh bakteri gram negatif yaitu bakteri Aeromonas sp. dan kerugian ekonomi yang ditimbulkannya sangat besar.
Kasus infeksi bakteri Pada ikan tidak hanya di tempat pembudidayaan ikan tetapi juga di lembaga konservasi. Secara klinis, gejala yang ditimbulkan sangat umum seperti lemah, berenang dekat ke dinding dan lantai kolam, stagnasi, dan anoreksia, serta lendir yang berlebihan.
Pada kasus yang akut, infeksi bakteri dapat menimbulkan kematian ikan sebelum timbul tanda klinik yang jelas akibat dari septicemia (Yardimci dan Aydin, 2011).
Pada saat monitoring pemeliharaan ikan di Bali Safari and Marine Park (BSMP), dua ekor ikan Piranha ditemukan mati dengan gejala berupa warna pucat, lemah, rongga abdomen bengkak, dan produksi lendir berlebih. Sepuluh ekor ikan Piranha lainnya yang menunjukkan gejala sakit, dipindahkan ke area karantina sehingga dapat diberi penanganan yang lebih baik.
Tanda-tanda tersebut merupakan tanda klinik umum pada ikan yang sakit, namun demikian, tanda tersebut sering muncul pada kasus penyakit ikan yang disebabkan oleh Aeromonas sp. Dalam kasus seperti ini, pemeriksaan laboratorium lebuh lanjut sangat diperlukan.
MATERI DAN METODE
Sepuluh ekor ikan Piranha yang menunjukkan tanda klinik pucat, lemah, dan penurunan aktifitas dipindahkan ke area karantina BSMP untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dan diobservasi secara rutin terhadap kondisi air, aktifitas, dan napsu makannya.
Dua ikan Piranha yang mati dengan tanda klinik seperti di atas dinekropsi (Gambar 1) Desinfeksi dengan alkohol 70% dilakukan pada bagian mid-ventral dari sirip dada (pectoral fins) sampai daerah abdomen sebelum diinsisi. Specimen dari organ hati, usus, feses, dan swab kulit diambil untuk kepentingan kultur bakteri.
Isolasi dan identifikasi bakteri menggunakan media agar dan diinkubasi pada 370 C selama 18-24 Jam. Penentuan spesies bakteri Aeromonas sp menggunakan Test-Kit Microgen TM GnA+B-ID System (Tabel 1, O’Hara, 2005). Sistem ini terdiri atas dua strip microwell test terpisah yaitu GN A dan GN B. yang masing-masing berisi dua belas dan sebelas substrat biokimia standar. Identifikasi bakteri menggunakan computer dengan bantuan Microgen Identification Sosfware System.
Setelah identifikasi bakteri, langkah selanjutnay adalah pengujian pola resistensi bakteri terhadap antibiotik. Tingkat resistensi bakteri terhadap antibiotik ditentukan dengan mengukur diameter zona hambat sesuai dengan tes kepekaan antimikroba seperti yang dijelaskan oleh Ferraro et al.(2000).

Gambar 1.Ikan Piranha setelah dibedah/ nekropsi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan bahwa ikan Piranha positif terinfeksi oleh dua spesies bakteri Aeromonas . yaitu Aeromonas hydropila dan Aeromonas veronii (Tabel 1) Keduanya merupakan spesies bakteri yang bersifat zoonosis dan menyerang saluran pencernaan manusia (Gonzalez-Serrano et al., 2002).
Infeksi oleh kedua bakteri ini pada ikan sering menimbulkan kematian mendadak dengan tanda klinik yang tidak spesifik. Kamiso et al. (1994) sebelumnya melaporkan bahwa Aeromonas hydrophila adalah bakteri yang sering menginfeksi manusia.
Spesies ini juga sering menyerang ikan, tidak hanya menginfeksi ikan air tawar tetapi juga menginfeksi ikan air laut (Papadakis et al., 2012), bahkan, Aeromonas hydrophila pernah dilaporkan sebagai agen patogen yang menyebabkan wabah penyakit pada ikan (Yardimci dan Aydin, 2011).
Tabel 1 Hasil Identifikasi Bakteri Aeromonas dengan Menggunakan Microgen GN-ID System
Aeromonas hydrophila | Aeromonas Veronii | ||||
Reaksi | Hasil | Reaksi | Hasil | ||
GN A wells | Lysine | + | GN A wells | Lysine | + |
Ornithine | – | Ornithine | + | ||
H2S | + | H2S | + | ||
Glucose | + | Glucose | + | ||
Mannitol | + | Mannitol | + | ||
Xylose | – | Xylose | + | ||
Indole | + | Indole | + | ||
Urease | + | Urease | + | ||
V.P. | + | V.P. | – | ||
Citrate | + | Citrate | + | ||
TDA | – | TDA | + | ||
Gelatine | – | Gelatine | – | ||
GN B wells | Melonate | – | GN B wells | Melonate | + |
Inositol | – | Inositol | – | ||
Sarbitol | – | Sarbitol | + | ||
Rahamnose | + | Rahamnose | + | ||
Suarose | + | Suarose | + | ||
Lactose | – | Lactose | – | ||
Arabinose | + | Arabinose | – | ||
Adonitol | – | Adonitol | – | ||
raffinose | – | raffinose | + | ||
Salicin | + | Salicin | – | ||
Arginine | + | Arginine | + |
Tabel 2 Hasil Uji Sensitifitas Antibiotik terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila
Standar Zona (mm)____________________Hasil
No |
Antibiotik |
R |
I |
S |
Aeromonas hydrophila (mm) |
Interpretasi |
1 |
Chloramphenicol |
≤ 12 |
13-17 |
≥ 18 |
10.4 |
Resistance |
2 |
Gentamicin |
≤ 12 |
13-14 |
≥ 15 |
21.8 |
Susceptibility |
3 |
Streptomycin |
≤ 11 |
12-14 |
≥ 15 |
17 |
Susceptibility |
4 |
Erytromycin |
≤ 13 |
14-22 |
≥ 23 |
14.8 |
Intermediate |
5 |
Trimethoprim +
Sulphamethoxazole |
≤ 12 |
13-16 |
≥ 17 |
0 |
Resistance |
Terapi untuk infeksi Aeromonas hydrophila umumnya dengan memberikan antibiotik. Penelitian yang dilakukan oleh Costa dan Cyrino (2006) di Brazil menyatakan bahwa Aeromonas hydrophila yang menyerang ikan nila sudah resisten terhadap amoxicillin, ampicillin,lincomisin,novobiocin,oxacillin,penicillin,kombinasi trimetoprim dengan sulfametoxazole, dan rifampicin.
Pemeriksaan resistensi bakteri Aeromonas hydrophyla yang diisolasi dari ikan Piranha terhadap antibiotik menunjukkan bahwa bakteri ini telah resisten terhadap chloramphenicol dan kombinasi trimethoprim+sulphamethoxazole (Tabel 2).
Karena keterbatas dana dan waktu, pengujian sensitifitas bakteri Aeromonas veronii belum dilakukan. Sejauh ini, laporan tentang pola resistensi Aeromonas hydrophila terhadap antibiotik belum pernah dilaporkan di Indonesia. Kecenderungan pemakaian antibiotik pada pembenihan dan penangkaran ikan perlu mendapatkan perhatian, karena penggunaannya yang tidak terkontrol dapat menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotik (Busani. 2012).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Ikan Piranha yang mati di Taman Safari and Marine Park diinfeksi oleh Aeromonas hydrophila dan Aeromonas veronii. Aeromonas hydrophila telah resisten terhadap trimetoprim+sulphamethaxone dan chloramphenicol, tetapi masih peka terhadap gentamicin dan streptomycin.
Saran
- 1. Pilihan antibiotik yang tepat untuk menangani kasus bakteri Aeromonas sp. di Bali Safari and Marine Park adalah gentamicin dan streptomycin.
- 2. Perlu dilakukan pemeriksaan mengenai resistensi bakteri Aeromonas veronii terhadap antibiotik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami ucapkan kepada Kepala Lembaga Konservasi Bali Safari and Marine Park yang telah memberikan izin untuk melaksanakan pengamatan dan pemeriksaan. Terima kasih juga kami ucapkan pada Pimpinan Program Magister Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang telah mendukung publikasi artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Axelrod GS dan Brian MS. 2005. Encyclopedia of exotic Tropical Fishes for Freshwater Aquarium. T.F.H publication, Inc. New Jersey.
Busani M, Masika PJ, and Muchenje V. 2012. Antimicrobial activities of Moringa oleifera Lam leaf extracts. African Journal of Biotecnology Vol. 11(11), pp. 2797-2802.
Costa AB and Cyrino JEP. 2006. Antibiotic resistance of Aeromonas hydrophila isolated from Piaractus mesopotamicus (Holmberg, 1887) and Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758). Sci. Agric. (Piracicaba, Braz), 63:281-284.
Ekanem AP, Inyang-Etoh AP, Inyang-Etoh PC. 2011. Evaluation of the antibacterial efficacy of seven plant extracts against Aeromonas and Pseudomonas bacteria of farmed catfish. Veterinary Science Development 1:e11 doi:10.4081/usd.2011.e11.
Ferraro MJ, Craig WA, Dudley MN, Eliopoulos GM, Hecht DW, Hindler J, Reller LB, Sheldon AT, Swenson JM, Tenover FC, Testa RT, Weinstain MP, Wikler MA. 2000. Performance Standards for Antimicrobial Disk Susceptibility Tests. Vol. 2, number 1. NCCLS.
Gonzalez-Serrano CJ, Santos JA, Garcia-Lopez ML, Otero A. 2002 Virulence Marker in Aeromonas hydrophila and Aeromonas veronii Biovar Sobria Isolates from Freshwater Fish and from a Diarrhea Case. Journal of Microbiologi 93:414-419.
Grier H. 2007. Atlas of fresh water aquarium fishes. Eleventh edision. T.F.H publication, Inc. New Jersey.
Kamiso H.N., Triyanto and Hartle, S. 1994. Karakteristik Aeromonas Hydrophila . Jurnal Ilmu Pertanian 1994, V(4). http://ilib.ugm.ac.id.
Mitchell M A and Thomas NT. 2009. Manual of Exotic Pet Practice. In: Stephen M. Miller and Mark A. Mitchell, editor. Ornamental Fish. Saunders Elsevier. Missouri. p. 5962.
O’Hara CM. 2005. Manual and Automated Instrumentation for Identification of Enterobacteriaceae and Other Aerobic Gram-Negative Bacilli. Clin. Microbiol. Rev. 2005, 18(1):147. DOI:10.1128/CMR.18.1.147-162.2005.
Papadakis V, Poniros N, Katsibardi K, Charissiadou AE, Anastasopoulos J, and Polychronopoulou S. 2012. Fulminant Aeromonas hydrophila infection during acute lymphoblastic leukemia treatment. Elsivier. Journal of Microbiology, Imunology and Infrction 45, 154-157.
Stoskopf MK. 1993. Fish Medicine. In Thomas G. N, Emmett B. S., editor. Zoonotic Diseases. Philadelphia: W. B. Saunder Company. p. 214-217.
Yardimci B and Aydin Y. 2011. Pathological Findings of Experimental Aeromonas hydrophila Infection in Nile Tilapia (Oreochromis niloticus). Ankara Univ Vet Fak Berg, 58, 47-54.
Last Updated on 2 November 2022