Kadar Kalium dalam buah Pisang Ambon

  • Tuty Taslim Akademi Farmasi Prayoga
  • Salim R
  • Monica T
DOI: https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p12

Abstract

Pisang ambon merupakan salah satu jenis pisang dan buah meja yang digemari oleh masyarakat. Pisang ambon mengandung kadar kalium yang disarankan untuk menjaga kestabilan tekanan darah sehingga dapat mencegah penyakit hipertensi bagi pra lansia. Akhir-akhir ini selain daging buah pisang ambon yang dimanfaatkan, kulit buah pisang ambon juga telah diolah dengan sebaik mungkin untuk dikonsumsi sebagai salah satu usaha pemenuhan kadar kalium bagi manusia. Hal ini memberikan ide untuk meneliti perbedaan signifikan kadar kalium pada daging dan kulit buah pisang ambon. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel secara non probability accidental. Sampel yang diambil didestruksi basah dan diukur kadar kaliumnya menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitianĀ  memberikan data kadar kalium daging dan kulit buah pisang ambon berturut-turut adalah 359,19 dan 882,38 mg/100 gram. Perbedaan kadar kalium yang didapat dianalisis menggunakan Independent T-Test SPSS memberikan nilai signifikansi ? < 0,05 yang artinya perbedaan kadar kalium pada daging dan kulit buah pisang signifikan.

Downloads

 

Download data is not yet available.

  • PDF
Published
2021-07-02
How to Cite
TASLIM, Tuty; R, Salim; T, Monica. Kadar Kalium dalam buah Pisang Ambon. Jurnal Farmasi Udayana, [S.l.], p. 100-106, july 2021. ISSN 2622-4607. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/article/view/62034>. Date accessed: 08 nov. 2023. doi: https://doi.org/10.24843/JFU.2021.v10.i01.p12.
Citation Formats
  • ABNT
  • APA
  • BibTeX
  • CBE
  • EndNote – EndNote format (Macintosh & Windows)
  • MLA
  • ProCite – RIS format (Macintosh & Windows)
  • RefWorks
  • Reference Manager – RIS format (Windows only)
  • Turabian
Issue
Vol. 10, No 1, Tahun 2021
Section
Articles

Kadar Kalium Dalam Buah Pisang Ambon

Taslim1, Salim R2, Monica T3

1,2,3Akademi Farmasi Prayoga, Jl. Jenderal Sudirman no 50, Padang, 25113

E-mail: tutytaslim@akfarprayoga. ac.id

Riwayat artikel: Dikirim: 17/07/2020; Diterima: 24/01/2021, Diterbitkan: 1/07/2021

ABSTRACT

Banana Ambon is one type of banana and table fruit that is favored by the community. Banana ambon contains potassium levels which are recommended to maintain blood pressure stability so as to prevent hypertension for pre elderly people. Lately, besides the use of ambon banana flesh, the skin of ambon bananas has also been processed as well as possible for consumption as an effort to fulfill potassium levels for humans. This gives an idea to examine the significant differences in potassium levels in the flesh and skin of ambon bananas. This research was conducted by taking a non probability accidental sample. Samples taken were wet structured and their potassium levels measured using AAS. The results of the study provide data on potassium levels of meat and skin of ambon bananas (359.19 and 882.38) mg / 100 grams. The differences in potassium levels were analyzed using the Independent T-Test SPSS giving significance values a <0.05, which means that the difference in potassium levels in meat and banana peels was significant.
Keywords: banana Ambon, potasium, flesh, skin
ABSTRAK

Pisang ambon merupakan salah satu jenis pisang dan buah meja yang digemari oleh masyarakat. Pisang ambon mengandung kadar kalium yang disarankan untuk menjaga kestabilan tekanan darah sehingga dapat mencegah penyakit hipertensi bagi pra lansia. Akhir-akhir ini selain daging buah pisang ambon yang dimanfaatkan, kulit buah pisang ambon juga telah diolah dengan sebaik mungkin untuk dikonsumsi sebagai salah satu usaha pemenuhan kadar kalium bagi manusia. Hal ini memberikan ide untuk meneliti perbedaan signifikan kadar kalium pada daging dan kulit buah pisang ambon. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel secara non probability accidental. Sampel yang diambil didestruksi basah dan diukur kadar kaliumnya menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian memberikan data kadar kalium daging dan kulit buah pisang ambon berturut-turut adalah 359,19 dan 882,38 mg/100 gram. Perbedaan kadar kalium yang didapat dianalisis menggunakan Independent T-TestSPSS memberikan nilai signifikansi a < 0,05 yang artinya perbedaan kadar kalium pada daging dan kulit buah pisang signifikan.

Kata kunci: Pisang Ambon, Kalium, Daging Buah, Kulit Buah.

1. PENDAHULUAN

Menurut pedoman gizi seimbang, masyarakat dianjurkan untuk mengonsumsi sayur dan buah setiap hari guna memenuhi kebutuhan gizi harian sesuai dengan usia, yang mencakup 400-600 gram bagi remaja dan orang dewasa. Lebih dari sepertiganya seharusnya merupakan porsi buah. Pedoman ini juga menekankan pentingnya memilih jenis buah yang dapat membantu menjaga kadar gula, tekanan darah, dan kolesterol dalam darah (Anonim, 2014). Rekomendasi ini mendasari upaya memenuhi kebutuhan tubuh manusia dalam menjalankan berbagai proses fisiologis, seperti mendukung aktivitas enzim dan pembentukan organ. Buah-buahan kaya akan karbohidrat, vitamin, dan mineral, termasuk mineral esensial yang penting untuk pembentukan komponen organ dalam tubuh. Kekurangan mineral esensial ini dapat mengakibatkan kelainan dalam proses fisiologis yang dikenal sebagai penyakit defisiensi mineral (Arifin, 2008).

Salah satu buah yang umumnya tersedia di pasaran dan mengandung nutrien penting, terutama dalam menjaga tekanan darah, adalah pisang ambon. Pisang ambon mengandung kalium, yang memiliki peran signifikan dalam mencegah hipertensi (Fitri, R., Zulfah, & Nurbaiti, 2018). Penelitian mendukung konsep ini, menunjukkan bahwa asupan kalium yang seimbang dapat mengurangi risiko hipertensi pada usia lanjut.

Dukungan tambahan untuk hal ini ditemukan dalam penelitian oleh Nurmayanti (2020), yang menguji efektivitas konseling asupan mineral, termasuk kalium, terhadap tekanan darah pasien hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan tekanan darah pada pasien setelah mendapatkan intervensi terkait manfaat mengonsumsi makanan yang mengandung kalium (Nurmayanti, Rum, & Kaswari, 2020).

Selain itu, hasil penelitian oleh Silalahi (2018) menekankan bahwa pisang ambon memiliki peran khusus dalam menurunkan tekanan darah tinggi dan risiko stroke, sebagaimana diakui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (Silalahi, B., Harahap, 2018). Pisang ambon, dengan kadar kalium yang sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia, muncul sebagai pilihan yang sangat direkomendasikan, dengan beberapa penelitian menunjukkan kadar kalium yang tinggi dan kandungan natrium yang rendah (Silalahi, B., Harahap, 2018) dan (Utami & Sari, 2017).

Baru-baru ini, dalam upaya untuk mengurangi limbah, kulit pisang ambon telah digunakan dalam berbagai inovasi, seperti pembuatan yoghurt, tepung, kerupuk, masker kulit, dan berbagai produk lainnya (Yosep, A.A., Wirawan, & Santosa, 2014) dan (Martina, 2019). Kulit pisang ambon mengandung berbagai mineral, termasuk kalsium, fosfor, besi, dan kalium (Martina, 2019).

Kalium, sebagai ion intraseluler, memiliki peran kunci dalam menurunkan tekanan darah dengan menginduksi pengeluaran natrium melalui urin (Pardede, T.R. dan Muftri, 2006). Kandungan kalium dalam cairan intraseluler sekitar 95%, berbeda dengan natrium yang dominan dalam cairan ekstraseluler. Rekomendasi asupan kalium pada manusia dapat bervariasi berdasarkan usia, dengan kecenderungan peningkatan seiring bertambahnya usia (Sari, 2019). Sumber lain juga menginformasikan bahwa kebutuhan minimum kalium harian diperkirakan sekitar 2 gram (Sunyoto dan Mustofa, 2018).

Berdasarkan penjelasan di atas, peran pisang ambon dalam menjaga tekanan darah menjadi semakin jelas. Oleh karena itu, penelitian tentang perbedaan kadar kalium antara kulit dan buah pisang ambon dapat memberikan wawasan berharga mengenai potensi manfaat kesehatan yang mungkin terkait dengan komponen-komponen berbeda dari pisang ambon.

 

2. BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan sebagai sampel adalah pisang ambon yang dibeli dari pedagang di Pasar Raya Padang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability accidental.

Bahan kimia yang digunakan berupa larutan standar kalium 1000 ppm (Merck), larutan asam nitrat 65% (Merck), larutan hidrogen peroksida (Merck), kertas saring Whatman No 42, akuabides.

Peralatan yang digunakan adalah neraca analitik, blender, spatula, kompor destruksi (Gerhardt), labu Kjeldhal (Pyrex), lemari asam, corong (Pyrex), labu ukur (1000, 500, 50, 25, 10) mL (Pyrex), gelas kimia ( 250, 100) mL, pipet ukur (5 dan 1) mL, SSA (Varian seri AA240).

Metode (Athiya, K. & Anwar, 2016)

Destruksi Basah Sampel

Buah pisang segar dipisahkan kulit dan daging kemudian diblender. Setelah itu timbang sampel daging dan kulit masing-masingnya sebanyak ± 5 gram, masukan ke dalam labu Kjeldahl tambahkan 5 mL asam nitrat 65% dan 1 mL hidrogen peroksida. Diamkan campuran selama 24 jam dalam lemari asam. Setelah itu destruksi menggunakan kompor destruksi hingga campuran larutan berwarna kuning muda jernih. Dinginkan kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 25 mL. Bilas labu Kjeldahl dengan akuabides, masukkan hasil bilasan ke dalam labu ukur 25 mL kemudian dicukupkan sampai tanda batas. Larutan kemudian disaring dengan kertas saring Whatman No 42, dalam hal ini hasil penyaringan pertama sebanyak 5 mL digunakan sebagai bilasan wadah dan yang lainnya dipakai untuk analisis. Daging dan kulit masing-masing dilakukan sebanyak triplo.

Pembuatan Kurva Larutan Standar Kalium

Pengenceran larutan standar kalium 100 ppm menjadi 10 ppm dilakukan dalam labu ukur 50 mL dengan mempipet 5 mL larutan standar. Kemudian, dibuat deret konsentrasi larutan untuk kurva dengan konsentrasi (0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5) ppm dengan cara mempipet secara berurutan (0,5; 1; 1,5; 2,0; 2,5) mL larutan 10 ppm dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Setelah itu, larutan-larutan tersebut diukur pada panjang gelombang 766,5 nm menggunakan nyala udara asetilen.

Penetapan Kadar Kalium dalam Sampel
Larutan hasil destruksi sampel (daging dan kulit) pisang berturut-turut dipipet 1 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 500 mL (faktor pengenceran 500 kali) dan labu ukur 1000 mL (faktor pengenceran 1000 kali). Masing-masing larutan diukur absorbansinya dengan SSA pada panjang gelombang 766,5 nm.

Analisis Data

  1. Pengukuran Kadar: Data yang diperoleh dari pengukuran dapat dianalisis mulai dari perhitungan kadar dengan menggunakan persamaan:
  2. Kadar logam = (konsentrasi (mg) x volume (mL) x faktor pengenceran) / massa sampel (gram) (Rahmelia, Diah, & Said, 2015)

Uji Signifikansi: Kadar kalium pada kulit dan daging pisang yang diperoleh diuji signifikansi perbedaannya dengan menggunakan uji Independent T-Test dengan program IBM SPSS Statistic 21.0 for Windows.

HASIL

Hasil dari pengukuran dan perhitungan kadar kalium pada daging buah pisang adalah 359,19 mg/100 g, sedangkan kadar kalium pada kulit pisang adalah 882,38 mg/100 g (tabel 1, gambar 2). Persamaan kurva regresi linier dari larutan standar kalium diperoleh: y = 0,2902x + 0,0517 (gambar 1).

Tabel 1. Data Kadar Kalium Daging dan Kulit Buah Pisang Ambon
Nama SampelPengukuran AbsorbanAbsorban Rata-RataKonsentrasi (ppm)Massa Sampel (gram)Faktor Pengenceran (Fp)Kadar (mg/kg)Kadar Rata-Rata (mg/100 gram)
Daging10,4860
Buah20,49620,48931,50795,01255003760,4
30,4856
Daging10,4728
20,46410,47011,44185,01315003595,1
30,4735
Daging10,4507
20,44900,44971,37155,01275003420,1
30,4495
Kulit10,5770
20,58380,57771,81255,044310008982,9
30,5722
Kulit10,5799
20,58630,57991,82015,014310009074,5
30,5735
Kulit10,5346
20,54150,54361,69505,036310008413,9
30,5458
Gambar 1. Kadar Kalium Buah Pisang
Gambar 1. Kadar Kalium Buah Pisang
Gambar 2. Kadar Kalium Buah Pisang
Gambar 2. Kadar Kalium Buah Pisang

4. PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang ditampilkan pada tabel 1 dan gambar 2 menunjukkan perbedaan kadar kalium yang diperoleh antara daging buah dan kulit pisang. Perbedaan kadar kalium ini berdasarkan uji Independent T-test sampel memiliki perbedaan yang signifikan diketahui dari nilai a<0,05. Hasil kadar kalium pada buah pisang ambon yang didapatkan dari penelitian ini berbeda dengan data kadar kalium pada buah pisang ambon yang dipaparkan oleh Almatsier, 2004 yaitu sebesar 435 mg/100 g. (Kurnia, 2019). Hal ini diduga karena perbedaan kesuburan tanah tempat tumbuh pisang (Nurmin, Sabang, & Said, 2018). Sementara itu untuk perbandingan data kadar kalium dari buah pisang meja (Putri et al., 2015) seperti pisang barangan dan kapok yaitu (286,71; 193,47) mg/100 g (Delviana, 2011), pisang mas 510 mg/100g (Kesuma,D.,Soedatmoko,2011) serta kulit pisang kepok yaitu 41,04 mg/100 g (Agustina, 2018) memberikan gambaran bahwa pisang ambon merupakan pilihan buah meja yang baik untuk memenuhi kadar kalium bagi penurunan tekanan darah pra lansia karena kadar kaliumnya yang tinggi dan natrium yang rendah. Kalium dan natrium mempunyai fungsi kerja yang berlawanan dalam hal menjaga tekanan osmotik intrasel (kalium) dan ekstrasel (natrium) sehingga kadar kalium yang tinggi dapat mengekskresi natrium dalam urin yang berakibat pada menurunnya volume dan tekanan darah dalam sel. Namun bekerja sebaliknya jika kadar kalium kurang dalam intrasel mengakibatkan cairan intrasel tertarik ke dalam ekstrasel dan terjadi penumpukan natrium karena respon tubuh dalam menjaga kestabilan osmolalitas pada kedua bagian yang terpisah pada sel, jika hal ini terjadi itu sangat tidak baik karena dapat meningkatkan tekanan darah (Sutria & Insani, 2016).

Hasil penelitian tentang perbedaan kadar kalium kulit dan buah pisang ambon ini dapat memberikan informasi kepada pengolah makanan untuk berkreasi dalam meningkatkan nilai guna dari kulit pisang ambon.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diketahui adanya perbedaan signifikan kadar kalium daging dan kulit pada pisang ambon.

6. UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih LLDIKTI wilayah X yang memberikan kesempatan untuk menggunakan alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

7. DAFTAR PUSTAKA

  • Agustina, J. (2018). “Analisis Kadar Kalsium, Kalium, dan Magnesium pada Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata Colla.) Segar dan Kukus secara Spektrofotometri Serapan Atom.” Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
  • Anonim. (2014). “Pedoman Gizi Seimbang.” Kementerian Kesehatan RI.
  • Arifin, Z. (2008). “Beberapa unsur mineral esensial mikro dalam sistem biologi dan metode analisisnya.” Jurnal Litbang Pertanian, 27(3), 99-105.
  • Athiya, K., S., & Anwar, K. (2016). “Potassium and Sodium Content Ration in Sambung Nyawa Leaf (Gynura Procumbens (Lour.) Merr.) Based on Age and Way of Processing.” Sains Dan Terapan Kimia, 10(2), 91-100.
  • Cahyani, S., & Hermanto, H. (2019). “Pengaruh Lama dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Organoleptik, Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Kimia Tepung Kulit Pisang Ambon (Musa Acuminata Colla).” Jurnal Sains Dan Teknologi Pangan, 4(1), 2003-2016.
  • Delviana, W. (2011). “Penetapan kadar kalium dan natrium pada pisang.” Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
  • Fitri, Y., Rusmikawati, R., Zulfah, S., & Nurbaiti, N. (2018). “Asupan natrium dan kalium sebagai faktor penyebab hipertensi pada usia lanjut.” AcTion: Aceh Nutrition Journal, 3(2), 158-163. [DOI: 10.30867/action.v3i2.117]
  • Kesuma, D. & Soedatmoko, C. Y. (2011). “Pemeriksaan kadar kalium (K), Natrium (Na), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Fosfor (P) pada Pisang Mas (Musa paradisiaca L.var.mas).” Seminar Nasional Fundamental Dan Aplikasi Teknik Kimia, 10-18.
  • Kurnia, D. D. (2019). “Pengaruh Penambahan Buah Pisang Ambon (Musa Paradisiaca L) Terhadap Mutu Organoleptik dan Kandungan Kalium Pada Donat Sebagai Alternative Snack Penderita Hipertensi.” Skripsi. STIKES Perintis Padang.
  • Martina, R. (2019). “Kulit Pisang Ambon Sebagai Masker Tradisional Untuk Perawatan Kulit Wajah Kering Rina.” Jurnal Kapita Selekta Geografi, 2(8), 20-30.

Terakhir Di Perbaharui Pada

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.