ABSTRAK
Seekor kucing ras himalaya bernama Lely berumur empat tahun dengan bobot 3,9 kg dibawa ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Udayana, dengan keluhan perut membesar, lemas, kucing tidak defekasi sejak dua hari terakhir, dan tanpa adanya leleran vagina.
Pemeriksaan hematologi rutin menunjukan kucing mengalami leukositosis, dan anemia normositik hipokromik. Pemeriksaan radiografi terlihat perbesaran uterus dengan gambaran radiopaque pada semua bagian uterus.
Berdasarkan hasil pemeriksaan meliputi anamnesis, gejala klinis, dan laboratoris kucing didiagnosis mengalami pyometra tertutup dengan prognosis fausta. Penanganan yang dilakukan dengan ovariohisterektomi. Pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis pascaoperasi terhadap uterus nampak terlihat pembesaran uterus terisi cairan keruh kental kemerahan.
Mukosa endometrium mengalami hiperplasia hemoragi dengan sejumlah kecil kista. Histopatologi jaringan uterus menunjukan hasil adanya kista pada mukosa endometrium, infiltrasi sel-sel neutrofil dan mukosa endometrium mengalami sedikit nekrosis.
Pengobatan pascaoperasi dilakukan dengan antibiotik amoxicillin sirup dengan dosis pemberian 1,5 mL per oral (PO) sebanyak dua kali sehari selama tujuh hari, antiinflamasi dexamethasone dosis 0,25 mg/kg BB PO kali sehari selama lima hari dan terapi suportif dengan vitamin B kompleks satu tablet PO sehari sebanyak tujuh hari. Kucing mengalami perbaikan secara klinis lima hari setelah operasi dan dinyatakan sembuh pada hari ketujuh setelah operasi.
Kata-kata kunci: kucing himalaya; ovariohisterektomi; pyometra; uterus
PENDAHULUAN
Kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Populasi kucing yang semakin banyak menyebabkan semakin banyak jenis penyakit yang diketahui. Jenis penyakit yang sering menginfeksi kucing disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit dan penyebab lainnya. Banyaknya penyakit yang dapat menyerang kucing dijumpai di klinik hewan seperti penyakit reproduksi.
Penyakit reproduksi yang paling sering menyerang kucing betina adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri pada uterus yaitu pyometra (Feldman dan Nelson, 2004).
Pyometra adalah infeksi pada uterus yang ditandai dengan adanya nanah (pus) di dalam uterus. Pyometra terdiri dari dua jenis yaitu pyometra terbuka dan juga pyometra tertutup. Pyometra terbuka ditandai dengan adanya leleran pada vulva sedangkan pyometra tertutup tidak terlihat adanya leleran pada vulva.
Menurut Smith (2006) kucing dengan pyometra tertutup harus segera dilakukan penanganan karena adanya akumulasi nanah di dalam uterus yang tidak dapat keluar menyababkan terjadinya sepsis dan kematian hewan. Pyometra ditandai dengan adanya penimbunan nanah dalam uterus yang disebabkan oleh bakteri-bakteri yang secara normal berada dalam uterus (terutama bakteri E. coli dan Streptococcus spp).
Akan tetapi, dalam keadaan tertentu menjadi patogen akibat dari pengaruh hormonal sehingga menyebabkan perubahan struktur pada uterus. Bakteri yang paling sering ditemukan saat pemeriksaan pada penyakit pyometra adalah Eschericia coli, Proteus, Pseudomonas, Staphylococcus, Streprococcus dan Klebsiella (Feldman dan Nelson, 2004).
Diagnosis pada kasus pyometra umumnya berdasarkan anamnesis atau riwayat kasus, pemeriksaan fisik, dan diteguhkan dengan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan radiografi atau ultrasonografi terhadap uterus dan ovarium.
Terdapat beberapa metode untuk menangani kasus pyometra, yaitu dengan pembedahan, pengobatan dengan antibiotik dan hormon, atau menggunakan pembilasan (flushing) uterus. Metode terbaik adalah dengan melakukan tindakan operasi ovariohisterektomi (OH). Teknik OH umum dilakukan pada pyometra jenis tertutup maupun terbuka.
Ovariohisterektomi juga dapat mencegah kejadian pyometra berulang (Rootwelt dan Farstad, 2006). Penanganan lain terhadap penderita pyometra umumnya ditujukan sebagai upaya membuka serviks uterus dan kontraksi uterus sehingga nanah dapat dipaksa mengalir keluar, diikuti dengan mengadakan irigasi dengan antiseptik untuk membersihkan sisa-sisa nanah dalam uterus.
Selanjutnya diberikan antibiotik untuk membunuh mikroorganisme penyebabnya tapi metode ini tidak terlalu efektif dibandingkan dengan metode OH. Ovariohisterektomi merupakan cara teraman dan paling efektif karena sumber infeksi dan bakteri dapat dihilangkan dan dicegah muncul kembali (Hagman, 2018). Pada laporan kasus ini akan membahas tentang pemeriksaan, diagnosis dan penanganan yang tepat pada kasus pyometra tertutup.
DOWNLOAD
DAFTAR PUSTAKA
- Abdisa T. 2017. Review on Practical Guidance of Veterinary Clinical Diagnostic Approach. International Journal of Veterinary Science and Research 3(1): 30-49.
- Aqudelo CF. 2005. Cystic Endometrial Hyperplasia Pyometra Complex in Cats. A Review. The Veterinary Quarterly 27(4): 173-182.
- Baithalu RK, Maharana BR, Mishra C, Sarangi L, Samal L. 2010. Canine Pyometra. Veterinary World 3(7): 340-342.
Blendinger K, Bostedt H, Hoffmann B. 1997. Hormonal State and Effect of the Use of An Antiprogestin in Bitches with Pyometra. Journal of Reproduction and Fertility Supplement 51:317-325. - Dharmawan NS. 2002. Pengantar Patologi Klinik Veteriner Hematologi Klinik. Denpasar. Universitas Udayana. Hlm. 29-44.
Esen A, Yildirim MM, Karaman B, Kafkas O, Digmeoglu E, Mutluer I. 2020. A Case of Pyometra in A 5-Month-Old Cat. Turkish Journal of Veterinary Research 4(1): 3943. - Feldman EC, Nelson RW. 2004. Canine and Feline Endocrinology and Reproduction. Elsevier Health Sciences 3rd Edition Hlm. 43-148
- Fransson BA, Ragle CA. 2003. Canine Pyometra: An Update on Pathogenesis and Treatment. Compendium 25(8): 602-612.
Hagman R. 2018. Pyometra in Small Animals. Veterinary Clinics: Small Animal Practice 48(4): 639-661. - Hagman R, Kuhn I. 2002. Escheria Coli Strains Isolated from the Uterus and Urinary Bladder of Bitches Suffering From Pyometra: Compararison by Restriction Enzyme Digestion and Pulsed-Fiels Gel Electrophoresis. Journal.Veterinary Microbiology 84(1-2): 143153.
- Hasan T, Hossan MM, Tahsin N, Hossain MA, Uddin AM, 2021. Pyometra in a Cat: A Clinical Case Report. Biomedical Journal of Scientific and Technical Research 37(5): 20-25.
- Hollinshead F. 2015. Pyometra in The Queen. Journal CVE Control & Therapy Series Issue 278 March. Sydney C&T Publising. Hlm. 27-29.
- Kumar A, Rohi RR, Pawar P, Kumar P, Yadav R. 2016. Pyometra And Its Complication In Bitches A Case Report. International Journal of Science, Environment and Technology 5(2): 774 – 780.
- Nelson RW, Feldman EC. 1986. Pyometra and endometritis with prostaglandin F2a. Journal of the American Veterinary Medical Association 181: 899-903.
- Nurrurozi A, Yanuartono, Indrajulianto S. 2019. Laporan Kasus: Cystic Endometrial Hiperplasia-Pyometra Kompleks pada Kucing Persia. Indonesia Medicus Veterinus 8(5): 583-594
- Rahayu NF, Nurmaningdyah AA, Fitria R, Anggreni R, Prabawan R. 2021. Laporan Kasus: Pyometra pada Kucing Domestic Short Hair. Majalah Kedokteran Hewan 5(6): 1-11
- Rootwelt-Andersen V, Farstad W. 2006. Treatment of Pyometra in The Bitch: A Survey Among Norwegian Small Animal Practicioners. European Journal of Companion Animal Practice 16(2): 195-198.
- Sachan V, Agrawal JK, Kumar A, Saxena A. 2019. Diagnosis and Treatment of Canine Pyometra: A Review. Journal of Entomology and Zoology Studies 7(2) : 939-942.
- Simarmata YTRMR, Lakapu AK, Anom IDM. 2020. Laporan Kasus: Pyometra pada Anjing Golden Retriever. Jurnal Kajian Veteriner 8(1): 81-91.
- Singh GA, Arora N, Arjun V. 2020. Successful Management of Pyometra in a Labrador Retriever A Clinical Case Report. Int.Journal Curr.Microbiol.App.Sci 9(10) : 38233827.
- Smith FO. 2006. Canine Pyometra. Theriogenelogy 66: 610-612.
- Tavares WLF, Lavalle GE, Figueiredo MS, Souza AG, Bertagnolli AC, Viana FA, Paes PR, Carneiro RA, Cavalcanti GA, Melo MM, Cassali GD. 2010. Evaluation of adverse effects in tamoxifen exposed healthy female dogs. Journal Acta Veterinaria Scandinavica, 52(67): 1-6.Ukwueze CS, Orajaka CF. 2014. Medical Management of Open Cervix Pyometra in a Bitch: A Case Report. IOSR Journal of Agriculture and Veterinary Science 7(11): 75-78.
Last Updated on