ABSTRAK
Senam ergonomik merupakan kombinasi gerakan otot dan teknik pernafasan. Teknik pernafasan tersebut mampu memberikan pijatan pada jantung akibat dari naik turunnya diafragma, membuka sumbatan-sumbatan dan memperlancar aliran darah ke jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh sehingga memperlancar pengangkatan sisa pembakaran seperti asam urat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam ergonomis terhadap kadar asam urat pada lansia. Jenis penelitian ini adalah Quasy Experimental dengan rancangan penelitian prepost test with control groups design. Populasi penelitian ini semua lansia yang memiliki kadar asam urat >7,0 mg/dL untuk pria dan >6,0 mg/dL untuk wanita dan sampel yaitu 8 orang untuk kelompok kontrol dan 8 orang untuk kelompok intervensi diambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui lembar observasi. Data dianalisis dengan Uji Independen.
Hasil penelitian didapatkan t-hitung > t-tabel (2,647 > 2,145). dan Sig < 0,05 (0,019 < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam ergonomis pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai Kabupaten Kerinci Tahun 2022. Diharapkan kepada pihak Puskesmas Siulak Mukai untuk dapat memberikan penyuluhan tentang terapi non farmakologi senam ergonomis dan dapat menjadikan kegiatan senam ergonomis sebagai kegiatan rutin dan terjadwal.
Kata kunci : Kadar Asam Urat., Senam Ergonomis., lansia
PENDAHULUAN
Lansia merupakan suatu fase kehidupan yang akan dialami oleh setiap manusia seperti halnya penuaan. Secara individu pengaruh proses penuaan menimbulkan berbagai masalah fisik, biologis, mental maupun sosial ekonominya1. Lansia akan mengalami penurunan, kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit, perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan serta perubahan fisiologis yang terkait dengan usia2.
Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit salah satunya seperti peningkatan kadar asam urat (hiperurisemia). Hal ini disebabkan oleh menurunnya fungsi kerja ginjal sehingga mengakibatkan penurunan ekskresi asam urat dalam tubulus ginjal dalam bentuk urin. Selain itu, akibat proses penuaan terjadi penurunan produksi enzim urikinase sehingga pembuangan asam urat menjadi terhambat 3.
Penyakit asam urat atau biasa dikenal dengan Athritis Gout merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Arthritis Gout termasuk suatu penyakit degeneratif yang menyerang persendian dan sering dialami oleh lansia 4.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017, prevalensi Arthritis Gout di dunia sebanyak 34,2%. Arthritis Gout sering terjadi di negara maju seperti Amerika. Prevalensi Arthritis Gout di Negara Amerika sebesar 26,3% dari total penduduk. Peningkatan kejadian Arthritis Gout tidak hanya terjadi di negara maju saja. Namun, peningkatan juga terjadi di negara berkembang, salah satunya di Negara Indonesia5.
Penduduk Indonesia juga banyak mengalami asam urat. Usia 55-64 tahun sebesar 45,0%, usia 65-74 tahun sebesar 51,9%, serta usia ≥75 tahun 54,8% sedangkan pada usia diatas 34 tahun sebesar 35% yang membuat Indonesia menjadi negara ke-4 terbesar di dunia yang penduduknya mengalami asam urat6. Berdasarkan hasil riset Kesehatan dasar Balitbangkes tahun 2018, prevalensi penyakit asam urat di Indonesia mengalami peningkatan7.
Angka kejadian asam urat di Provinsi Jambi menempati peringkat 16 dari semua Provinsi yang ada di Indonesia yaitu, 22,3% Tahun 2016. Suatu survei epidemiologik yang dilakukan di Provinsi Jambi terhadap 4683 sampel berusia 15-45 tahun, didapatkan Prevalensi artritis gout sebesar 24,3%. Jumlah kunjungan penderita gout di Puskesmas Tahun 2015 mencapai 3245 penderita dari semua Puskesmas di Jambi, tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 4507 penderita.
Hal ini menunjukkan bahwa penyakit persendian di Provinsi Jambi khususnya di Jambi Kota masih cukup tinggi7. Menurut data yang diperoleh dari Dinas kesehatan Provinsi Jambi penyakit goat arthritis pada penduduk usia lebih dari 15 tahun di Provinsi Jambi tahun 2018, penderita goat arthritis sebanyak 10,5%8.
Jumlah penderita penyakit rheumatoid arthritis mencapai 4.048 jiwa (Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci)9. Data tahun 2021 didapatkan bahwa dari 21 puskesmas yang ada di Kabupaten Kerinci, Puskesmas Siulak Mukai termasuk peringkat lima besar puskesmas dengan jumlah pasien yang menderita rheumatoid arthritis sebanyak 714 kasus pada akhir tahun 20219.
Arthritis Gout dapat mengakibatkan kekakuan, inflamasi, rasa sakit dan pembengkakan pada tulang,tendon, otot, ligamen dan sendi. Kenyamanan lansia dalam beraktivitas sehari-hari dapat mengganggu akibat rasa nyeri yang ditimbulkan. Aktivitas yang dimaksud antara lain makan, minum, berjalan, mandi, buang air kecil dan buang air besar dan aktivitas lainnya. Lansia mampu melakukan aktivitas fisik secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain merupakan nilai dari kemandirian lansia. Risiko komplikasi yang tinggi akibat dari gout seperti nefropati asam urat dan urolitis. Sehingga lansia perludiupayakan untuk dipertahankan yaitu bersifat pola hidup sehat, pengobatan dan perawatan serta upaya lainnya10.
Penanganan pada gout Arthritis dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non-farmakologi. Terapi farmakologi dengan pemberian NSAID, allopurinol, probenesid dan sulfinpyrazone, corticosteroid, dan obat pirai. Obat tersebut berfungsi sebagai penghilang rasa sakit, melindungi fungsi ginjal, dan menurunkan kadar asam urat11.
Lansia mengalami penurunan fungsi tubuh sehingga pemberian terapi farmakologis dapat menghasilkan efek yang kurang baik bagi kesehatan lansia dengan berbagai penurunan fungsi tubuh. kontraindikasi dan ketergantungan pada obat-obatan harus diminimalkan penggunaan pada terapi farmakologis, maka untuk mengurangi dan mencegah angka kejadian gout dilakukan terapi secara non farmakologis10.
Terapi secara non farmakologis dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan relaksasi, meningkatkan intakecairan, kompres air hangat, diet rendah purin dan olahraga. Olahraga merupakan cara efektif untuk menurunkan kadar asam urat. Olahraga yang bisa dilakukan lansia salah satunya adalah senam ergonomik. Senam ergonomik merupakan kombinasi gerakan otot dan teknik pernafasan.
Teknik pernafasan tersebut mampu memberikan pijatan pada jantung akibat dari naik turunnya diafragma, membuka sumbatan-sumbatan dan memperlancar aliran darah ke jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh. Sehingga memperlancar pengangkatan sisa pembakaran seperti asam urat oleh plasma darah dari sel ke ginjal dan usus besar untuk dikeluarkan dalam bentuk urin dan feses 12.
Hasil penelitian Erman tahun 2021 yang berjudul pengaruh senam ergonomis terhadap kadar asam urat pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka Kota Palembang menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar asam urat sebelum dan sesudah dilakukan Senam Ergonomis p-value= 0,00113.
Berdasarkan data dan masalah di atas, maka peneliti melakukan penelitian tantang “Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Puskesmas Siulak Mukai Kabupaten Kerinci Tahun 2022”
Download
Last Updated on 27 Februari 2023