KARAKTERISTIK DAN PREVALENSI NYERI KEPALA DALAM PENGGUNAAN GAWAI SELAMA BELAJAR DARING PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Avatar of jurnal

ABSTRAK

Nyeri kepala primer banyak dialami oleh mahasiswa kedokteran, salah satunya disebabkan oleh pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, sehingga perlu untuk mencari tahu karakteristiknya. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dan prevalensi tipe nyeri kepala primer pada penggunaan gawai selama belajar daring. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi potong lintang, dilakukan pada bulan Januari-Agustus 2021.

Total sampel 86 responden mahasiswa kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018, 2019, 2020 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi menggunakan non-probability sampling. Jenis gawai yang paling banyak digunakan adalah komputer atau laptop sebanyak 68 responden (79%). Konten yang paling banyak dibuka selama belajar daring adalah media sosial sebanyak 57 responden (57%).

Durasi menggunakan gawai selama belajar daring terbanyak yaitu 5-7 jam sebanyak 42 responden (48,8%). Aktivitas fisik yang dilakukan dalam seminggu terbanyak adalah <2x selama >15 menit sebanyak 34 responden (39,5%). Posisi leher saat menatap layar gawai terbanyak dengan kemiringan 15o yaitu 44 responden (51,2%). Keluhan mata dialami oleh 50 responden (58,1%).

Tipe nyeri kepala primer terbanyak adalah TTH sebanyak 52 responden (60,5%). Karakteristik nyeri kepala primer dalam penggunaan gadget berdasarkan prevalensinya diperoleh jenis gawai terbanyak yang digunakan adalah komputer atau laptop. Media sosial merupakan konten terbanyak yang dibuka, dengan durasi penggunakan gawai selama belajar daring 5-7 jam. Aktivitas fisik yang dilakukan dalam seminggu terbanyak <2x selama >15 menit. Posisi leher saat menatap layar gawai dengan kemiringan 15o dan lebih banyak responden mengalami keluhan mata. Tipe nyeri kepala primer terbanyak adalah TTH.

Kata kunci : Nyeri Kepala, Gawai, Daring

PENDAHULUAN

Awal tahun 2020, banyak pemberitaan terkait dengan virus baru yang penyebarannya sangat cepat di berbagai Negara. Kejadian ini bermula dari 27 orang di Wuhan, Cina melaporkan mengalami gejala seperti pneumonia, demam, sulit bernapas, dan gambaran paru-paru yang tidak normal pada bulan Desember 2019 yang kemudian virus tersebut dikenal dengan Covid-19.

Pada bulan Maret 2020, pemerintah melaporkan secara resmi bahwa sejumlah 2 orang WNI positif terinfeksi virus ini, yang merupakan kasus pertama Covid-19 di Indonesia 1. Kasus Covid-19 di Indonesia kian hari makin meningkat, Kemendikbud mengeluarkan Surat Edaran terkait pelaksanaan belajar di rumah secara daring (dalam jaringan) untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 2. Menanggapi Surat Edaran Kemendikbud, Rektor Universitas Udayana juga mengeluarkan surat keputusan untuk pembelajaran jarak jauh bagi mahasiswa.

Pada proses pembelajaran secara daring (dalam jaringan), artinya suatu keadaan komputer yang sudah terhubung ke internet sehingga dapat bertukar informasi, tak lepas dari penggunaan gawai seperti komputer, laptop, telepon genggam, maupun tablet yang membuat mahasiswa duduk terlalu lama menatap layar gawai sehingga hal tersebut menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik.

Selain itu, lama penggunaan, posisi fleksi leher saat menggunakan gawai, adanya keluhan mata akibat penggunaan mata yang berlebihan seringkali dihubungkan dengan nyeri kepala. Studi meneliti bahwa gawai memancarkan Electromagnetic Fields (EMF) yang menyebabkan peningkatan permeabilitas sawar darah otak sehingga dapat menimbulkan nyeri kepala 3 .

Nyeri kepala merupakan suatu rasa nyeri atau rasa yang tidak nyaman pada daerah kepala, berdasarkan anatominya, nyeri dirasakan di atas garis orbitomeatal dan belakang kepala, namun tidak termasuk nyeri di area orofasial 4. Nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dialami oleh masyarakat. Berdasarkan penelitian, nyeri kepala menempati kasus paling banyak ditemukan dari keseluruhan pasien neurologi yaitu sebanyak 42%3. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012, terdapat sekitar 47% orang dewasa di dunia setidaknya pernah mengalami satu kali kejadian nyeri kepala dalam setahun 5.

Nyeri kepala dapat digolongkan menjadi nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas kelainan anatomi atau kelainan strukturnya, dibagi lagi menjadi beberapa tipe, yaitu migrain, Tension Type Headache, nyeri kepala klaster dan nyeri kepala primer lainnya. Sedangkan nyeri kepala sekunder merupakan nyeri kepala yang didasari oleh adanya kerusakan struktural atau sistemik 4.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Oroh et al,penggunaan gawai yang terlalu lama dapat menjadi faktor risiko terjadinya nyeri kepala primer 3.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurwulandari mendapatkan adanya hubungan bermakna dari penggunaan telepon genggam dengan kejadian nyeri kepala 6. Penelitian oleh Tandayu juga menyebutkan bahwa seiring dengan peningkatan pengguna ponsel pintar terjadi peningkatan kejadian nyeri kepala 7.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dalam tulisan yang berjudul “Karakteristik dan Prevalensi Nyeri Kepala Dalam Penggunaan Gawai Selama Belajar Daring Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Udayana”.

Download

Full Article

Last Updated on 28 Februari 2023

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous Post

FAKTOR TERJADINYA HEMORRHOID DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR BALI TAHUN 2020

Next Post

KORELASI FAKTOR RESIKO STROKE TERHADAP PENDERITA CORONA VIRUS DISEASE-2019 DI RUMAH SAKIT RST DOMPET DHUAFA BOGOR

Related Posts