ABSTRAK
Nyeri kepala pasca anestesia spinal merupakan salah satu resiko dari anestesi neuraksial yang terjadi setelah prosedur anestesi spinal akibat tusukan dural atau robekan selama dilakukannya anestesi yang dapat disertai dengan gejala mual, muntah, serta gangguan pendengaran dan penglihatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat angka kejadian nyeri kepala pasca spinal anestesia pada pasien pasca operasi seksio sesarea di RSUP Sanglah Denpasar.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif potong lintang yang dilakukan terhadap semua pasien yang menjalani operasi dengan teknik anestesia spinal di RSUP Sanglah Denpasar selama periode tiga bulan di tahun 2021. Sebanyak tiga sampel dieksklusi karena sebelumnya telah memiliki riwayat nyeri kepala, sehingga diperoleh total 109 sampel. Kuisioner diisi sesuai jawaban responden pada hari ke-2 dan ke-5 paskaoperasi.
Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian nyeri kepala pasca anestesia spinal pada hari kedua dan hari kelima paskaoperasi adalah sama yaitu sebesar 2%, seluruhnya merupakan nyeri kepala dengan derajat ringan.
Kata Kunci: anestesi spinal, seksio sesarea, nyeri kepala paskaanestesia spinal
PENDAHULUAN
Nyeri kepala pasca anestesia spinal merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi setelah anestesia spinal, biasanya ditandai dengan keluhan nyeri kepala di daerah frontal atau oksipital yang berhubungan dengan posisi, memberat saat pasien berdiri dan membaik saat pasien berbaring.
Gejala lain yang menyertai adalah rasa mual, muntah, rasa kaku pada leher kehilangan pendengaran, dan tinnitus.1 Gejala ini dapat timbul sampai dengan 3 hari setelah prosedur dan akan menghilang dengan sendirinya setelah satu minggu atau dalam 48 jam jika ditatalaksana dengan prosedur epidural blood patch (EBP).2
Angka kejadian nyeri kepala paskaanestesia spinal tercatat antara 0-37% dan berhubungan dengan karakteristik pasien serta ukuran jarum yang digunakan.3 Di Indonesia menurut data dari Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Universitas Padjajaran pada tahun 2013, angka kejadiannya adalah sebesar 19,1%.4
Anestesia spinal merupakan salah satu modalitas anesthesia yang dipergunakan pada operasi di region bawah umbilikus misalnya pada pembedahan urologi, ginekologi, obstetri, dan pembedahan regio abdomen bawah serta perineal.5-7 Pada orang dewasa, medulla spinalis berakhir setinggi level lumbal 1 (L1) dan lumbal 2 (L2) sehingga anestesia spinal dilakukan di bawah dari level L1 dan L2 untuk menghindari cedera medulla spinalis.6-8
Nyeri kepala pasca anestesia spinal menyebabkan pemulihan pasien terhambat sehingga meningkatkan biaya dan waktu perawatan. Di RSUP Sanglah Denpasar, data tentang kejadian nyeri kepala pasca anesthesia spinal masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian nyeri kepala pasca anestesia spinal pada pasien di RSUP Sanglah Denpasar.
Download
Last Updated on 28 Februari 2023