ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) adalahasalahasatuapenyakitainfeksi menularayangamasih menjadi perhatian di seluruh dunia. Terdapat 3 indikator untuk TB dengan High Burden Countries (HBC) yang telah didefinisikan oleh Badan Kesehatan Dunia yaitu, TB, TB/HIV, dan TB-MDR. Multi Drugs Resistant (MDR) merupakan permasalahan dalam pemberantasan TB terbesar di dunia. Penelitianaini merupakan penelitianadeskriptifa potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien TB-MDR di RSUP Sanglah pada tahun 2019-2020. Data penelitian ini diambil secara retrospektif dari database Sistem Informasi Tuberkulosis KEMENKES RI dan e-TB Manager RSUP Sanglah.
Sampel merupakan pasien TB-MDR yang teregister dan menjalani pengobatan di RSUP Sanglah. Karakteristik pasien TB-MDR didominasi oleh laki-laki sebesar 65,2%. Pasien usia 20-40 tahun memiliki jumlah tertinggi yaitu 11 orang (47,8%). Pasien yang bekerja sebagai IRT memiliki jumlah tertinggi yaitu 6 orang (26,1%) sama dengan proporsi pasien yang tidak bekerja yaitu 26,1%.
Sebanyak 18 orang (78,3%) tidak memiliki komorbid. Status pengobatan pasien terbanyak adalah pasien dalam proses pengobatan yaitu 65,2%. Kriteria suspek pasien TB-MDR tertinggi adalah pasien kasus baru sebesar 52,2%. KarakteristikaPasienaTB-MDR di RSUP Sanglah pada tahun 2019 terbanyak adalah laki-laki, 20-40 tahun, tidak bekerja dan IRT, tidak ada komorbid, dalam proses pengobatan, dan kasus baru. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai karakteristik pasien TB-MDR dengan meneliti variabel yang lebih banyak serta center penelitian yang lebih luas.
Kata Kunci : Multi Drugs Resistant, Karakteristik, Tuberkulosis
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit infeksi yangamasihamenjadi perhatian di seluruh dunia adalah Tuberkulosis (TB). Hal ini diakibatkan karena hingga asaat ainia belumaada negaraadiadunia yang terbebas dari TB1. Penyakit ini merupakan penyebab nomor satu kematian terhadap penyakit menular dan peringkat ketiga dari sepuluh penyakit dengan kasus kematian ditahunnya2. Terdapat 3 indikator untuk TB dengan High Burden Countries (HBC) yang telah didefinisikan oleh Badan Kesehatan Dunia yaitu, TB, TB/HIV, dan TB-MDR.Terdapat 14 negara yang menduduki daftar dengan indikator ketiganya, salah satunya ialah Indonesia3.
Tiga faktor penyebab kasus TB di Indonesia semakin tinggi, yaitu: Pertama, waktu yang dibutuhkan sekitar 6-8 bulan pengobatan merupakan waktu yang relatif lama dan dapat menyebabkan pasien TB sulit untuk sembuh karena pasien akan menghentikan pengobatannya. Kedua, permasalahan semakin berat dengan meningkatnya kasus HIV/AIDS yang saat ini berkembang sangat pesat. Ketiga, timbulnya permasalahanaTB-MDRa(Tuberkulosis Multi Drugs Resistant) atau yang kerap disebutakebalaterhadap bermacam obat1. Multi Drugs Resistant (MDR) adalah permasalahan dalam pemberantasan TB terbesar di dunia. Dari 27 negara dengan TB-MDR peringkat 8 di duduki oleh Indonesia.
Permasalahan ini tentunya disebabkan oleh faktor – faktor seperti kepatuhan minum obat oleh pasien yang buruk, pemberian monoterapi, keteraturan berobat yang kurang, dosis yang tidak adekuat, motivasi pasien yang kurang, dan kualitas dari obat 2.
Tuberkulosis Multi Drugs Resistant merupakan penyakit yang resisten minimal terhadap rifampisin dan isoniazid4. Usia 25-34 tahun merupakan usia produktif dengan kejadian TB-MDR yang tinggi. Dengan meningkatnya kasus ini, maka panatalaksaan klinis TB-MDR menjadi lebih rumit dibandingkan TB sensitif obat karena menggunakan obataanti-TB lini I dan lini II, sehingga menyebabkan permasalahan toleransi dan efek samping obat5.”
Menurut Sarwani SR, beberapa faktor yang dapat terbukti berpengaruh terhadap kejadian TB-MDR adalah seseorang yang memiliki motivasi rendah untuk minum obat dan orang dengan konsumsi obat yang tidak teratur7. Selain itu terdapat faktor risiko lain seperti konsumsi alkohol, kebiasaan merokok serta status gizi 2.
Download
Last Updated on 28 Februari 2023