HUBUNGAN USIA, JENIS KELAMIN, DAN PEKERJAAN TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN PENDERITA OSTEOARTRITIS LUTUT BERDASARKAN KELLGREN-LAWRENCE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

Avatar of jurnal

ABSTRAK

Latar Belakang: Osteoartritis (OA) lutut merupakan penyakit pada sendi lutut yang paling umum terjadi. OA lutut umumnya terjadi pada lanjut usia, wanita, dan seseorang dengan pekerjaan berat yang derajat keparahannya dapat dinilai berdasarkan klasifikasi Kellgren-Lawrence. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, dan pekerjaan terhadap derajat keparahan OA lutut berdasarkan kriteria Kellgren-Lawrence di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong-lintang analitik. Data penelitian merupakan data sekunder pasien OA lutut yang terdaftar dalam rekam medis RSUP Sanglah kota Denpasar periode Januari 2019 – Desember 2020 dan sudah menjalani pemeriksaan radiografi. Pengambilan data dilakukan dengan teknik consecutive sampling dan didapatkan 52 data yang memenuhi kriteria penelitian. Analisa data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 23. Hasil: Ditemukan hubungan positif yang cukup antara pekerjaan dengan derajat Kellgren-Lawrence (p = 0,001; r = 0,417).

Ditemukan juga hubungan negatif yang lemah antara usia dengan derajat Kellgren-Lawrence (p = 0,040; r = -0,260). Namun, tidak ditemukan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan derajat Kellgren-Lawrenece (p = 0,951). Simpulan: Pekerjaan memiliki hubungan yang lebih kuat terhadap derajat keparahan penderita OA lutut berdasarkan Kellgren-Lawrence di RSUP Sanglah Denpasar dibandingkan dengan usia dan jenis kelamin.

Kata kunci : Jenis kelamin, Kellgren-Lawrence, osteoartritis lutut, pekerjaan, usia

PENDAHULUAN

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degenaratif pada keseluruhan struktur dari sendi yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup seseorang.1,2 OA dikategorikan sebagai penyakit sendi yang paling umum terjadi jika dibandingkan dengan penyakit muskuloskletal lainnya pada tahun 2020 dengan prevalensi 16% dari populasi dunia yang berusia diatas 15 tahun dan 22,9% dari yang berusia diatas 40 tahun.3,4

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 di Indonesia angka kejadian penyakit sendi dengan OA termasuk di dalamnya mencapai 7,3% dan Provinsi Bali menempati urutan ketiga dengan persentase 10,46%.5 Penelitian yang dilakukan di salah satu wilayah Provinsi Bali, Desa Susut, pada tahun 2014 menemukan prevalensi OA lutut yang cukup tinggi pada penduduk usia diatas 50 tahun yaitu sebesar 62,8%.6

Secara klinis, OA paling banyak terjadi pada sendi lutut.7 Penelitian sebelumnya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar menunjukkan angka kejadian OA lutut yang tinggi, mendominasi jenis OA lainnya dengan proporsi sebesar 73,3%.8

Penyebab utama dari OA lutut saat ini masih menjadi perdebatan, namun terdapat beberapa faktor risiko untuk terkena OA lutut. Faktor-faktor tersebut mencakup usia, jenis kelamin, dan pekerjaan.9,10 Beberapa penelitian menunjukkan faktor-faktor tersebut tidak hanya berhubungan dengan kejadian OA lutut, melainkan juga memiliki hubungan dengan derajat keparahannya.11-13 Derajat keparahan OA lutut dapat ditentukan melalui beberapa kriteria, salah satunya adalah klasifikasi Kellgren-Lawrence yang menjadi standar penentuan tingkatan OA melalui pemeriksaan radiografi dengan lima tingkatan berbeda.14 Namun, sampai saat ini penelitian yang membahas hubungan antara faktor risiko dan derajat keparahan dari OA lutut masih sangat terbatas jumlahnya.

Hal ini yang menjadi dasar peneliti untuk mengevaluasi hubungan antara faktor risiko OA lutut khsususnya usia, jenis kelamin, dan pekerjaan dengan derajat keparahan penderita OA lutut berdasarkan klasifikasi Kellgren-Lawrence di RSUP Sanglah Denpasar.

Download

Full Article

Last Updated on 28 Februari 2023

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous Post

PROFIL PASIEN GLAUKOMA YANG DILAKUKAN TINDAKAN TRABEKULEKTOMI DI POLIKLINIK MATA RSUP SANGLAH PADA PANDEMI COVID-19

Next Post

KORELASI ASPECT SCORE DENGAN NIHSS, GCS, DAN LAMA DIRAWAT PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK AKUT DI RSUP SANGLAH

Related Posts