CYCAS RUMPHII MIQ. DI SEPANJANG SUNGAI MANINGO, TAMAN WISATA ALAM CANI SIRENRENG

Cycas rumphii Miq. belongs to Cycadaceae family, one of ancient species on the world. Sulawesi is one of distribution area for this species. This research aimed to do inventory, habitat and distribution study of Cycas rumphii along Maningo river in Cani Sirenreng Forest Park. Collected data were diameter breast height, height of trunk, altitude, geografphic position (with GPS), and number of individu. Thirty two individuals were recorded on location. Most of them grew in shading area, clay and sandy soil, at 386-417 meter above sea level.

Key word : Cycas rumphii, forest park, river,habitat, species

Pendahuluan

Cycas adalah salah satu marga dari suku Cycadaceae yang termasuk ke dalam kelompok tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka. Sebanyak 99 namajenis Cycas yang tercatat ada d,.!,,-,. (Hilletal., 2004). DiWilayahAsia diperkirakan terdapat 63 jenis yang tersebar pada beberapa wilayah. Pusat-pusat distribusinya mencakup wilayah Vietnam (24 jenis), China (21), Thailand (10), Indonesia (7), Papua New Guinea (PNG) (6), Philippines (5), dan Malaysia (3) (Hill, Chen, and Loc, 2003).

Tujuh jenis yang tersebar tersebar di wilayah Indonesia adalah : Cycas apoa, C. litoralis, C. papuana, C. rumphii, C. falcata, C. javana, dan C.scratchleyana. Backer&Bakhuizen (1963) menyebutkan bahwa di jawa hanya ada dua jenis, yaitu: C. rumphii dan C. revoluta.

Cycas rumphii memiliki sinonim Cycas celebica Miq. Nama “rumphii” diberikan sebagai penghargaan terhadap seorang ahli botani Belanda bernama Georg Eberhard Rumpf, yang dikenal dengan Rumphius. Pusat penyebaran alaminya adalah di wilayah Kepulauan Maluku. Distribusi kearah timur hingga Papua dan ke arah barat hingga Sulawesi bagian utara.

Sementara penyebarannya ke arah barat mencakup wilayah selatan Borneo dan bagian utara timur Pulau Jawa (Hill, 2008). Keberadaanjenis ini di India dilaporkan terdapat di Pulau Andaman dan PulauNicobar (Muniappan and Viraktamath, 2006).

Masyarakat Indonesia secara umum mengenalnyadengannamapakis aji. Jenisinimemiliki potensi sebagai tanaman hias, bahkan saat ini telah banyak dikembangkan oleh nurseri-nurseri sebagai tanaman hias yang memiliki nilai jual yang tinggi. Pemanfaatan dan pengambilan dari alam secara terus menerus dapat menyebabkan populasinya di alam semakin berkurang. Hal ini sejalan dengan pendapat Hill, Chen, andLoc (2003),yangmengemukakantiga ancaman Cycas di wilayah Asia. Ancaman tersebut berupa :

  1. (1). Berkurangnya habitat alaminya akibat konversi lahan untuk berbagai peruntukan,
  2. (2) Pengambilan dari alam untuk berbagai keperluan, seperti diperdagangkan sebagai tanaman hias, obat dan lainnya,
  3. (3) Penyebab lainnya, antara lain : lambatnya laju regenerasi dan pertumbuhannya, hilangnya atau berkurangnya polinator alaminya, menurunnya viabilitas jenis karena kecil dan terisolasinya kelompok-kelompok populasi yang ada, terjadinya kompetisi dengan jenis-jenis invasiv lainnya.

Pada tahun 1997, Cycas celebica termasuk ke dalam IUCN Red List of Threatened Plants lists dengan status rare (R) (Hill, 2008). Ada kekhawatiran keberadaanpopulasinya di alam akan semakin langka. Meskipun telah dikenal cukup luas, namun masih sedikit masyarakat yang mengetahui keberadaan dan kondisi lingkungan tempat tumbuhnya di alam.

Upaya konservasi tumbuhan secara umum dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu

perlindungan dan proteksijenis tumbuhan di habitat alaminya (in situ conservation) dan upaya perlindungan di luar habitat aslinya (ex situ conservation). Kegiatan eksplorasi flora yang dilakukan oleh Kebun Raya Purwodadi di Taman Wisata Alam (TWA) Cani Sirenreng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, bertujuan untuk mengumpulkan material tumbuhan sebagai koleksi kebun raya.

Jenis-jenis prioritas yang dikumpulkan adalah jenis-jenis yang langka, endemik, ataupun memiliki potensi untuk dikembangkan baik sebagai tanaman hias, obat, pangan, dan lain sebagainya. Tanaman koleksi tersebut selanjutnya dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini berkaitan dengan tugas dan fungsinya sebagai salah satu lembaga konservasi ex-situ tumbuhan.

Artikel Jurnal Terkait  Inventarisasi Tumbuhan Penghasil Pewarna Alami Di Kebun Raya Cibodas

Cycas rumphii adalah salah satu jenis yang menjadi target pengoleksian bagi Kebun Raya Purwodadi. Di samping karena status kelangkaan dan potensi pengembangannya, pengoleksian jenis ini juga dikarenakankoleksinyayang masih sedikit di kebun raya. Hingga saat ini Kebun raya Purwodadi memiliki satu nomor koleksi Cycas rumphii. Koleksi tersebut terdaftar sebagai koleksi nomor XIV.G.III.2 (Suprapto etal-2°07)∙ ,.

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan material tumbuhan Cycas rumphii serta mempelajari dan mendokumentasikan kondisi tempat tumbuh serta penyebarannya di alam, tepatnya di kawasan TWA Cani Sirenreng.

Model penelitian

Penelitian dilakukan di sepanjang sungai Maningo. Sungai ini terletak dalam kawasan TWA Cani Sirenreng, tepatanya di Dusun Maningo, Desa Tellu Bocoe, Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 19 Agustus – 3 September 2008. Peralatan yang digunakan adalah : buku lapangan, alat tulis, pita ukur diameter, GPS, kamera digital, label gantung, gunting setek, dan altimeter.
Datayang dikumpulkanmeliputi: datadiameter batang, tinggi pohon, posisi geografi, serta jumlah individu. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menyusuri tepian Sungai Maningo sepanjang 1 km. Data-data tersebut dicatat pada setiap perjumpaan dengan Cycas rumphii. Material tumbuhan dan herbariumnya di kumpulkan untuk selanjutnya menjadi koleksi bagi Kebun Raya Purwodadi.

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa secara deskriptif untuk mengetahui jumlah individu serta struktur dimensi pohonnya. Data GPS dan altitude selanjutnya digunakan untuk memetakan persebarannya di kawasan. Pemetaan ini menggunakan program map source.

Hasil dan Pembahasan

Secara umum kondisi lokasi penelitian di kawasan TWA Cani Sirenreng memiliki keadaan alam yang berbukit dan berlembah. Pada beberapa bagian kecil terdapat pula lokasi dengan kondisi relatif datar. Kondisi tanahnya tersusun atas tipe tanah kompleks mediteran klat regusol dan litosol. Teksturnya cenderung liat berlempung dengan pasir dan

Di dalam kawasan terdapat beberapa aliran sungai, dengan sungai yang cukup besar adalah sungai Maninggo. Sungai ini mengalir di lembah bukit dan perbukitan, yang akan berhubungan dengan Air Terjun Cani Sirenreng. Badan sungainya memiliki lebar sekitar 8-10 meter dengan kedalaman hanya sekitar 50 cm pada kondisi normal. Dasar sungai terdiri atas batu-batu besar, kerikil dan pasir. Kondisi airnya masih sangat baik dan digunakan untuk sumber air bagi warga masyarakat Dusun Maninggo.

Kawasan TWA Cani Sirenreng termasuk ke dalam tipe iklim C berdasarkan pengelompokan tipe iklim Schmidt dan Ferguson. Curah hujan rata-rata tahunnannya mencapai 3.000 mm dengan suhu rata- rata antara 25C – 30oC. Kelembaban udaranya berkisar antara 40%-60% (Annonim, 2008). Hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara di lokasi penelitian selama kegiatan berkisar antara 20oC -26C dengankelembabanudaraberkisar antara 80% – 94% (Mudiana,D.,dkk.., 2008).

Word Image 3047 1Cycas rumphii di Sepanjang Sungai Maningo

Ciri-ciri lapangan yang mudah dikenali untuk jenis ini adalah perwakannya berupa pohon seperti palem dapat bercabang ataupun tidak dengan tinggi dapat mencapai sekitar 6 meter. Memiliki daun yang tersusun pada bagian ujung batang, berupa daun majemuk menyirip dengan panjang dapat mencapai 2,5 meter. Dalam setiap daun tersusun atas 50-150 pasang anak daun. Bunganya berumah dua. Bunganya berbentuk cone (berbentuk kerucut-elips). Bunga betina terletak pada bagian ujung batang denganpanjang dapatmencapai 50 cm. Bungajantan bertangkai pendek. Biji berbentuk ovoid-elips, denganukuran3-6 cmx2,5-5 cmdanberwarnaoranye (Verheij & Coronel, 1992; van Steenis, 2003).

Cycas rumphii termasuk ke dalam kelompok tanaman purba yang masih tersisa hingga saat ini. Pertamakali muncul sekitar 100jutatahunyang lalu, bertepatan dengan masa mesozoikum (Polunin, 1994; Lindblad and Costa, 2002). Jenis ini termasuk ke dalam kelompok suku Cycadaceae yang hanya memiliki satu marga tunggal yaitu Cycas. Setidaknya tercatat sebanyak 99jenis Cycas yang ada di dunia. Pertelaan taksonomi untuk jenis ini adalah sebagai berikut (Annonim, 2009):

Artikel Jurnal Terkait  Fungsi Buah Dan Daun Tanaman Dalam Budaya Bali Sebuah Kajian Terhadap Tanaman Upacara

Tabel 1. Sistematika Cycas rumphii

Kerajaan: Tumbuhan
Divisi: Cycadophyta
Kelas: Cycadopsoda
Ordo: Cycadales
Subordo: Cycadineae
Suku: Cycadaceae
Marga: Cicas
Jenis: Cycas rumphii Miq.
Sinonim: Cycas celebica Miq.

Suku lainnya dari kelompok ordo Cycadales adalah Stangeriaceae (terdiri atas 2 marga: Stangeria dan Bowenia) dan Zamiaceae (terdiri atas 8 marga : Ceratozamia, Chigua, Dioon, Encephalartos, Lepidozamia, Macrozamia, microcycas, danZamia) (LindbladandCosta,2002).

Tercatat sebanyak 32 individu yang terdata dalam penelitian ini. Jarak penyusuran sungai yang dilakukan sekitar 1 km. Kebanyakan tumbuh pada bagian tanggul sungai bagian dalam. Namun adajuga yang dijumpai tumbuh pada bagian atas tanggul. Letaknya tersebut dapat mengakibatkan keberadaannya dapat terendam pada saat air sungimeluap. Kondisi air sungai Maningo secara umum dangkal dan tidak terlalu dalam. Hanya pada saat hujan sajakondisi kedalaman airnya dapat mencapai ketinggian 1-1,5 meter.

Jenis vegetasi pohon yang dijumpai sepanjang jalur penyusuran tepi sungai antara lain : Ficus spp. Arthrophyllum diversifolium, Garcinia sp, Syzygium malaccensis, Anthocephallus chinensis, Diospyros sp., Canarium sp, dan Buchanania sp. Jenis-jenis semakyangbanyakdijumpai antara lain: Decaspermumfruticosum, Myrsine sp, Nauclea sp, Ixora sp, dan Medinilla sp (Mudiana et.al., 2008). Metusala (2009), mengemukakan bahwa setidaknya terdapat 37 jenis anggrek yang dijumpai tumbuh di Kawasan TWA Cani Sirenreng.

Beberapajenis anggrek tersebut antara lain : Acriopsis liliifolia forma alba, Aerides odorata, Aerides inflexa, Dendrobium bicaudatum, Phalaenopsis amabilis sub.sp mollucana, Trichoglottis geminata, Bulbophyllum sp, Calanthe triplicata, Pachystoma pubescens, Spathoglottis plicata, Phaius sp, Malaxis carinatifolia, Habenaria sp, dan Coelogyne rumphii, Dendrobium lancifolium, Cymbidium Jinlaysonianum, dan Cymbidium sp.

Ukuran tinggi dan diameter batang Cycas rumphii di lokasi penelitan menujukan bahwa ukuran perawakannya relatif pendek (hanya mencapai tinggi 3 meter), sedangkan ukuran tingginya di alam dapat mencapai 6 meter. Ukuran diameter batangnya relatif seragam, dengan ukuran terbanyak berkisar antara 20-30 cm. Kedua karakter ini ditampilkan dalam gambar2dan3.

Persebaran Cycas rumphii di sepanjang sungai Maningo, hampir merata dijumpai sepanjang aliran sungai. Secara umum lokasinya memiliki kondisi lembab dan teduh karena ternaungi. Sebagian kecil tumbuh pada tempat-tempat yang terbuka di tanggul dan tepi sungai. Berdasarkan ketinggian tempatnya, jenis ini dijumpai tumbuh pada kisaran ketinggian antara 386-417 mdpl. Gambar 4 menunjukan lokasi penyebaran dan ketinggian tempat tumbuh Cycas rumphii. Sebagian besar Cycas rumphii di lokasi penelitian dijumpai tumbuh pada ketinggian 390-400 mdpl.

Sifat biji dari Cycas rumphii yang memiliki lapisan menyerupai serabut memungkinkannya untuk terapung di air. Hal ini merupakan bentuk adaptasi tumbuhan yang pemencaraannya dibantu dengan air (hidrokori) (Pijl, 1990; Polunin, 1994; Sutarno & Sudibyo, 1997).

Menurut Lindstrom and Hill (2007), adanya karakter yang menyerupai spon pada biji Cycas membantu penyebarannya oleh air. Mekanisme ini mengakibatkan terjadinya kompleksitas taksonomi dalam grup ini akibat terjadinya kolonisasi populasi pada berbagai tempat persebaran yang berbeda. Mekanisme pemencaran biji Cycas rumphii dilakukan pula oleh bantuan hewan, yaitu kelelawar. Hewan ini diduga memiliki kemampuan untuk mengatasi sifat biji Cycas yang beracun(pijl,1990)

Dari pengamatan di lapangan, pada tempat- tempat yang relatif tidak terpengaruh oleh aliran air sungai banyak dijumpai perkecambahan/anakan Cycas rumphii tumbuh di sekitar pohon induknya.

Gambar 2. Jumlah individu Cycas rumphii berdasarkan kelas ukuran diameterbatangnya

Artikel Jurnal Terkait  Sebaran Pola Pertumbuhan Ikan Red Devil (Amphilophus sp) Di Kawasan Danau Batur

Gambar 3. Jumlah individu Cycas rumphii berdasarkan kelas ukuran tingginya 2030cm 3043cm 4050cm ≡63cm

Word Image 3047 2 Word Image 3047 3

Kondisi semacam ini terutama berada pada daerah- daerah di atas tanggul sungai, sisi luar dari badan sungai, ataupun lereng dan tebing sungai yang tidak terimbas oleh aliran air sungai. Sementara pada lokasi Cycas rumphii yang ditemukan di tepi sungaijarang dan hampir tidak dijumpai perkecambahan bijinya. Dengan demikian dapat diduga bahwa keberadaan bijinya yang dibantu oleh aliran air sungai. Buah dan biji yang terhanyut tersebut selanjutnya akan ‘ pada suaιu p. yang sesu>i uptuk berkecambah dan tumbuh sebagai individu baru.

Simpulan

Tercatat sebanyak 32 individu Cycas rumphii yang tumbuh di sepanjang sungai Maningo pada jarak peneiusuran 1.094 ta. Lingkupgan <ernpat ,urnbubnya berada „aOa.emp, yang «„Memtab, di sepanjang aliran sungai dengan ketinggian tempat antara 386-417 mdpl. Ukuran perawakannya berkisar hingga 3 meter dengan diamter batang 20-50 cm. κbda“”>-a di ■■■ ■

berhubungan dengan adaptasi jenis ini dalam hal pemencaran bijinya yang dibantu oleh aliran air sungai (hidrokori).

Gambar 4. Grafik ketinggian tempat tumbUh Cycas rumphii di sepanjang Sungai Maningo

Word Image 3047 4 Word Image 3047 5

Daftar Pustaka

Anonim. 2009. http://species.wikimedia.org/wiki/Cycas rumphii Diakses tanggal: 26 Februari 2009

Backer, C.A. & R.C. Bakhuizen. 1963. Flora ofJava. Volume I. N.V.P. Noordhoff-Groningen-The Netherland.

Balai Besar Sumber DayaAlam .2008. Kawasan Konservasi Taman WisataAlam Cani Sirenreng. Sulawesi Selatan.

Hill, K.D., C.J. Chen, and P.K. Loc. 2003. “Regional Overview : Asia”. In : Donaldson, J.S. (Ed.) Cycads. Status Survey and Conservation Action Plan. IUCN/SSC Cycad Specialist Group IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge, UK. ix+86 pp.

Hill, K.D., D.W. Stevenson, and R. Osborne. 2004. The World List Of Cycads. TheBotanicalReview 70(2): 274-298.

Hill, K.D. 2008. Cycas rumphii Miq. http://plantnet.rbgsyd.nsw.gov.au/cgi-bin/cycadpg? taxname=Cycas+rumphii Diakses tanggal 11-12-2008.

Lindblad, P. and J.-L. Costa. 2002. “The Cyanobacterial-Cycad Symbiosis In Biology and Environment”. ProceedingsofTheRoyalIrishAcademy ,Vol. 102B,No. 1,31-33.

Lindstrom, A.J. andK.D. Hill.2007. The Genus Cycas (Cycadaceae) in India. Telopea 11(4): 463-488.

Metusala, D. 2009. “Studi Keragaman Jenis Anggrek Berdasarkan Tipe Tempat Tumbuh dan Tipe Habitat di TWACani Sirenreng, Sulawesi Selatan. Savethe Earth”. ProceedingBasicScience 6. FMIPABrawijaya University. (inpress).

Mudiana, D., dkk. 2008. Laporan Kegiatan Eksplorasi Flora Kebun Raya Purwodadi Di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Cani Sirenreng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. (Laporan Kegiatan).

Muniappan, R. and C.A. Viraktamath. 2006. “ The Asia Cycad Scale Aulocaspis Yasumatsui, A Threat To Native Cycas In India”. CURRENSCIENCE 91(7): 868-869.

Pijl, L. van der. 1990. Asas-Asas Pemencaran Pada Tumbuhan Tinggi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Polunin, N. 1994. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Suprapto, A., D. Narko, Kiswijo (Ed.). 2007. An Alphabetical List Of Plant Species Cultivated In The Purwodadi Botanic Garden. Purwodadi Botanic Garden, Pasuruan.

Sutarno, H. dan Sudibyo (ed.). 1997. Pengenalan Pemberdayaan Pohon Hutan. PROSEABogor. Indonesia PROSEAnetwork Office, Pusat Diklat Pegawai & SDM Kehutanan.

Verheij, E.W.M. & R.E. Coronel. (Editors). 1992. “Plant Resources of South-East Asia “(Prosea): Edible Fruits & Nuts. Prosea, Bogor.

Steenis, van. 2003. Flora. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

 

Terakhir Di Perbaharui Pada

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.