Identifikasi dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal di Kabupaten Bangli

Avatar of jurnal
buah bali 1

Identifikasi Dan Karakterisasi Sumber Daya Genetik Buah Lokal Di Kabupaten Bangli. Buah lokal adalah semua jenis buah-buahan yang dibudidayakan di Bali.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis buah-buahan lokal yang tumbuh di Kabupaten Bangli; pembuatan profil buah-buahan lokal berdasarkan karakter morfologi dan agronomi, kegunaan, produksi, dan foto sumber daya genetik; untuk membuat peta tentang tujuan geografis buah.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bangli yang terdiri dari empat kecamatan yaitu Kecamatan Bangli, Susut, Kintamani, dan Tembuku.

Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, terhitung dari bulan Januari sampai Juni 2015. Penelitian terdiri dari tiga tahap kegiatan:

  1. pengumpulan data sekunder,
  2. survei jenis sumber daya genetik dan sebarannya,
  3. identifikasi morfologi dan karakter agronomi sumber daya genetik, lingkungan tumbuh dan manfaat buah lokal.

Hasil pengamatan di lapangan ditemukan 36 jenis dan 68 sub jenis buah-buahan lokal yang tersebar di empat kecamatan. Berdasarkan nilai Location Quotient (LQ) Kabupaten Bangli memiliki dua komoditi utama yaitu jeruk, dimana desa Awan sebagai daerah sentra produksi, dan pisang, dimana desa Subaya sebagai pusat produksi.

PENDAHULUAN

Bali kaya akan sumber daya buah lokal, namun kekayaan tersebut belum diberdayakan secara optimal. Buah-buahan di Bali tidak hanya digunakan untuk konsumsi penduduk lokal, namun juga untuk kebutuhan hotel terkait dengan Bali sebagai daerah tujuan wisata, dan untuk pemenuhan kebutuhan ritual keagamaan masyarakat Hindu di Bali.

Pemanfaatan buah-buahan lokal tersebut harus dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas buah lokal.

Sumber daya genetik buah-buahan lokal sangat berlimpah dan memiliki ciri khas berbeda dengan yang ada di daerah lain.

Sumber daya genetik buah-buahan lokal merupakan seluruh jenis dan varietas buah-buahan yang telah dikembangkan dan dibudidayakan di suatu daerah tertentu sehingga menjadi buah khas di daerah tersebut.

Buah-buahan lokal adalah salah satu sumber daya genetik yang berpotensi besar yang belum digarap dalam rangka mewujudkan integrasi pertanian dan pariwisata (Rai dkk, 2014).

Peraturan Daerah No. 3 tahun 2013 perlu direalisasikan agar plasma nutfah sebagai sumber buah-buahan lokal Bali terlindungi dan pengembangannya dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Tindakan pengembangan dilakukan sesungguhnya merupakan salah satu kewajiban untuk menjaga keseimbangan dan kesejahteraan alam, karena alam merupakan tempat dan sumber hidup untuk kehidupan manusia.

Oleh karena itu, segala jenis sumber daya genetik yang dimiliki harus tetap dijaga kelestariannya dari generasi ke generasi. Salah satu hal penting yang tersurat dalam Perda Perlindungan Buah Lokal tersebut adalah perlunya Pemerintah Provinsi Bali melakukan permberdayaan dan perlindungan terhadap sumber daya genetik dan produk buah lokal melalui kegiatan integrasi dengan pariwisata.

Buah lokal pulau Bali tersebar di seluruh kabupaten yang ada di Bali. Kabupaten Bangli merupakan kabupaten penghasil buah-buahan lokal yang belum tereksplorasi dan terdata dengan baik.

Penelitian ini akan mengidentifikasi buah-buahan hortikultura. Buah hortikultura adalah produk tanaman yang berasal dari perkembangan berkelanjutan dari fusi serbuk sari dan putik yang dikonsumsi dalam keadaan segar dan tidak dapat disimpan dalam waktu lama (Wisnu, 2011).

Identifikasi dan karakterisasi terhadap buah lokal yang ada di Kabupaten Bangli dilakukan secara eksplorasi. Eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu.

Data yang terkumpul diharapkan menjadi data base awal untuk perlindungan sumber daya genetik buah-buahan di Bali, khususnya di Kabupaten Bangli. Setelah terkumpulnya data buah-buahan lokal di lapangan dilakukan pemetaan geografis sumber daya genetik sebagai dasar untuk perlindungan, pelestarian, dan pengembangan buah-buahan lokal di Kabupaten Bangli.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengidentifikasi sifat-sifat morfologi tanaman meliputi kanopi, batang, daun, bunga, dan buah; 2) mengidentifikasi karakter yang dimiliki oleh masing-masing buah-buahan, sehingga menjadi daya tarik dan dapat menjadi ciri khas yang membedakan buah satu dengan yang lain.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu dari Bulan Januari-Juni 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bangli yang terdiri atas empat kecamatan yakni: Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, Kecamatan Kintamani, dan Kecamatan Tembuku.

Alat dan bahan yang digunakan antara lain kamera, altimeter, GPS (Global posittion system), penggaris, silet, lup (kaca pembesar), pisau, meteran, kertas label,plastik, alat tulis, buku untuk identifikasi dan karakterisasi yang berjudul Flora (Steenis, 2003).

Pelaksanaan penelitian terdiri atas tiga tahap kegiatan yaitu,

  1. pengumpulan data sekunder,
  2. pengumpulan data primer,
  3. identifikasi karakter morfologi dan agronomi dari sumber daya genetik, identifikasi lingkungan tumbuh dan mengetahui manfaat buah-buahan lokal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kabupaten Bangli merupakan kabupaten di Bali yang tidak memiliki wilayah pantai. Letak geografis Kabupaten Bangli di antara 115o 13′ 48″ sampai 115o 27′ 24″ Bujur Timur dan 8o 8′ 30″ sampai 8o 31′ 87″ Lintang Selatan, dengan ketinggian 100 -2.152 m dpl dan curah hujan berkisar 400 mm per tahun.

Kabupaten Bangli memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut : Kabupaten Buleleng (Utara), Kabupaten Karangasem (Timur), Kabupaten Klungkung (Selatan), Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Mundu (Barat). Luas wilayah Kabupaten Bangli adalah 52.081 Ha atau 9,25% dari luas wilayah Provinsi Bali (563.666 Ha).

Secara administrasi Kabupaten Bangli terbagi menjadi 4 wilayah kecamatan dan 72 desa/kelurahan yaitu: Kecamatan Susut, Bangli, Tembuku dan Kintamani. Kondisi alam yang dimiliki cukup menguntungkan untuk pengembangan tanaman hortikultura dan agrowisata.

Identifikasi dan Karakterisasi buah lokal

Sumber daya genetik buah-buahan lokal ditemukan berdasarkan penyisiran di berbagai tempat, yang tersebar di empat Kecamatan di Kabupaten Bangli. Buah-buahan tersebut terdiri atas 68 sub-jenis buah yakni

  1. Alpukat (Persea americana P. Mill),
  2. Berri/ Arbei/Gung-gung (Fragaria vespa L.),
  3. Belimbing (Averrhoa carambola L),
  4. Buni (Antidesma Bunius L.),
  5. Bidara/Bidara (Ziziphus mauritiana),
  6. Bisbul (Diospyros blancoi),
  7. Ceremai (Phyllanthus acidus L),
  8. Durian Kani (Durio zibethinus Murr),
  9. Durian Bangkok (Durio zibethinus Murr),
  10. Delima Merah (Punica granatum L.),
  11. Delima Putih (Punica granatum L.),
  12. Duku (Lansium domesticum),
  13. Langsat (Lansium domesticum),
  14. Dewandaru (Eugenia uniflora L.),
  15. Jambu Biji varigata (Psidium guajava L.),
  16. Jambu Biji Kristal (Psidium guajava L.),
  17. Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.),
  18. Jambu Biji Putih (Psidium guajava L.),
  19. Jambu Air Hicancou (Syzygium aquea),
  20. Jambu Air hijau (Syzygium aquea),
  21. Gowok/Kaliasem (Syzygium polycephalum),
  22. Jeruk Siem (Citrus nobilis),
  23. Jeruk Keprok batu 55 (Citrus reticulata Blanco),
  24. Jeruk manis brastagi (Citrus reticulata),
  25. Jeruk Manis Valensia (Citrus reticulata),
  26. Jeruk Slayer (Citrus reticulata),
  27. Jeruk Bali merah dan putih (Citrus maxima (Burm.) Merr),
  28. Jeruk manis varigata (Citrus reticulata),
  29. Jeruk Keprok besakih (Citrus reticulata),
  30. Kenitu/Kenitu (Chrysophyllum Cainito L.),
  31. Kelengkeng (Dimocarpus longana),
  32. Kedondong (Spondias dulcis L.),
  33. Kepel (Stelechocarpus burahol),
  34. Kecapi/Kecapi (Sandoricum koetjape),
  35. Leci (Litchi chinensis),
  36. Lontar (Borassus flabellifer L.),
  37. Manggis (Garcinia mangostana),
  38. Mundu (Garcinia dulcis),
  39. Markisa (Passiflora edulis var. flavicarpa Degener),
  40. Anggur besar (Passiflora quadrangularis L.),
  41. Markisa konyal (Passiflora lingularis),
  42. Menteng/kepundung putih dan merah (Baccaurea racemosa M.A),
  43. Mangga Harum manis (Mangifera indica L),
  44. Mangga Lalijiwa (Mangifera lalijiwa),
  45. Mangga bacang (Mangifera foetida),
  46. Wani (Mangifera caesia Jack.),
  47. Nangka (Artocarpus heterophyllus),
  48. Nanas (Ananas comosus L. Merr),
  49. Naga (Hylocereus polyhizus),
  50. Pisang mas (Musa aromatica),
  51. Pisang Sudamala (Musa sp),
  52. Pisang kepok (Musa acuminate L),
  53. Pisang kayu (Musa sp),
  54. Pisang susu (Musa sp),
  55. Pisang sasih (Musa sp),
  56. Pisang buah (Musa sp),
  57. Pisang Tembaga (Musa sp),
  58. Pisang agung (Musa brachycarpa),
  59. Pepaya gunung (Carica papaya L.),
  60. Pepaya Renteng (Carica papaya L.),
  61. Pepaya (Carica papaya L.),
  62. Rambutan (Nephelium lappaceum L.),
  63. Rukem/Kem (Flacaurtia rukam),
  64. Salak Bali (Salacca zalacca (Gaertn) Voss),
  65. Sawo manila (Achras zapota L.),
  66. Srikaya (Annona muricata L.),
  67. Nona (Annona reticulate L.),
  68. Terong/Terong Belanda (Solanum betaceaum Cav).

Buah Komoditas unggulan

Komoditas unggulan adalah komoditas yang diusahakan berdasarkan keunggulan kompetitif dan komparatif ditopang oleh pemanfaatan teknologi yang sesuai dengan agroekosistem untuk meningkatkan nilai tambah dan mempunyai “multiplier effect” terhadap berkembangnya sektor lainnya (Dalimartha, 2003). LQ (Location quotient) merupakan suatu metode untuk mengetahui kemampuan Kabupaten Bangli dalam sektor pertanian.

Nilai LQ Kabupaten Bangli diperoleh dengan membandingkan rata-rata jumlah produksi buah lima tahun terakhir Kabupaten Bangli dengan jumlah rata-rata produksi Provinsi Bali lima tahun terakhir untuk komoditi yang sama. Nilai LQ Kecamatan diperoleh dengan membandingkan rata-rata jumlah produksi buah Kecamatan dengan rata-rata jumlah produksi Kabupaten untuk komoditi yang sama.

Sumber data yang digunakan dari BPS yakni Bangli dalam angka tahun 2009-2013 dan Bali dalam angka 2009-2013, setelah melalui tahap analisis maka diperoleh data seperti pada Tabel 1. Pada Tabel 1 menunjukkan, Kabupaten Bangli memiliki dua buah unggulan yakni buah Pisang dan Jeruk, hal ini ditunjukkan dengan nilai LQ buah Pisang dan Jeruk lebih dari 1 yakni Pisang 1.30 dan Jeruk 1.71.

tabel sebaran 2
Tabel 1. Komoditas Unggulan Buah Kabupaten dan Kecamatan

Beberapa komoditas tersebut diatas memilki nilai LQ>1 merupakan buah-buahan unggulan yang berpotensi dikembangkan untuk pemenuhan konsumsi lokal dan bahkan menjadi andalan sebagai sumber distribusi bagi daerah dan luar daerah, sehingga buah-buahan lokal ini perlu dikembangkan dan dikelola secara berkelanjutan (Okid, 1989).

Buah Langka

Buah yang tergolong langka diartikan buah yang sudah tidak banyak ditemukan, hanya 2-3 tanaman yang masih ditemukan tumbuh liar di beberapa wilayah di Kabupaten Bangli. Buah-buahan yang tergolong langka yang terdapat di Kabupaten Bangli terdapat 28 sub-jenis buah di antaranya :

  1. Buni
  2. Kenitu
  3. Menteng Merah
  4. Gowok
  5. Mundu
  6. Markisa
  7. Kecapi
  8. Ceremai
  9. Kepel
  10. Rukem
  11. Kedondong
  12. Bisbul
  13. Pisang Tembaga
  14. Wani, Leci
  15. Menteng Putih
  16. Duku
  17. Markisa Besar
  18. Jambu Biji Varigata
  19. Terong Welanda
  20. Langsat
  21. Bidara
  22. Lontar
  23. Markisa Konyal
  24. Jeruk Manis Valensia
  25. Pepaya Gunung
  26. Pepaya Renteng
  27. Pisang Agung

Keberadaan buah-buahan langka ini sudah seharusnya dilindungi agar keberadaannya tetap lestari.

Musim Panen Buah di Kabupaten Bangli

Berdasarkan survei yang dilakukan di Pasar Kayuamba pada bulan Juni 2015, yakni salah satu pasar yang cukup besar di Kabupaten Bangli. Buah-buahan lokal Bangli, diperjualbelikan di pasar tradisional dengan harga yang beragam antara lain

  • alpukat Rp. 8.000-10.000,-/kg
  • jambu biji Rp. 4.000-6.000,-/kg
  • nangka Rp. 8.000,-/kg
  • nanas Rp. 6.000-8.000,-/kg
  • pepaya 8.000-10.000,-/kg
  • rambutan 10.000-12.000,-/kg
  • salak 6.000-10.000,-/kg
  • pisang Rp. 25.000,/50 sisir-Rp. 50.000,-/50 sisir
  • sawo Rp. 6.000-8.000,-/kg
  • Jeruk 4.000-12.000,-/kg

Harga ini bisa sewaktu-waktu berubah tergantung dengan ketersediaan dan permintaan pasar. Ketersediaan dari seluruh buah tersebut digambarkan melalui kalender panen buah-buahan unggulan di Kabupaten Bangli pada Tabel 2.

tabel sebaran 2
Tabel 2. Kalender Musim Panen Buah di Kabupaten Bangli
Keterangan : *** : Panen raya, ** : Panen sedang, * : Panen biasa Sumber : Dinas P3 Kabupaten Bangli

Manfaat dan Kegunaan Buah

Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung banyak vitamin dan mineral (Barus, 2008). Buah-buahan lokal selain dikonsumsi secara langsung juga dapat diolah menjadi berbagai olahan seperti jus, dodol, bahan dasar kosmetik dan obat tradisional.

Potensi Pengembangan Agrowisata

Semakin pesatnya perkembangan pariwisata di Bali pada umumnya dan Kabupaten Bangli pada khususnya menjadikan kebutuhan akan pangan hortikultura semakin meningkat. Selain itu kebutuhan akan buah-buahan masyarakat, pariwisata dan kebutuhan pasar luar negeri menjadikan potensi besar untuk mencapai pasar ekspor.

Oleh karena itu pengembangan bidang pertanian hortikultura sangat menjanjikan karena semua masyarat tidak terlepas dari sumber makanan seperti buah-buahan yang sangat diperlukan oleh tubuh sebagai sumber vitamin. Selain itu, pesatnya perkembangan pariwisata di Kabupaten Bangli dapat menjadikan komoditas buah-buahan memiliki peluang besar untuk dikembangkan.

Hal ini dapat dilihat antara lain dengan banyaknya buah-buahan impor yang masuk pasar tradisional dan mengisi pasar pariwisata. Oleh karena itu kekayaan sumber daya genetik buah-buahan lokal ini perlu didayagunakan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan buah-buahan.

Sumber daya genetik buah-buahan lokal yang ada di Kabupaten Bangli yang berpotensi untuk dikembangkan yakni buah jeruk dan pisang, yang sampai saat ini keberadaan tanaman jeruk dan pisang cukup diminati untuk dibudidayakan karena permintaan pasar yang tinggi dan bernilai ekonomi tinggi.

Buah-buahan lain yang tergolong buah unggulan di masing-masing kecamatan di Kabupaten Bangli juga berpotensi untuk dikembangkan hal ini dilakukan untuk mempertahankan buah unggul tersebut, di antaranya alpukat, durian, jambu biji, mangga, nanas, pepaya, rambutan, salak dan sawo.

Kegunaan dari masing-masing buah di Kabupaten Bangli sangat beranekaragam, hal ini dibuktikan kehidupan masyarakat Bali tidak dapat terlepas dari adanya upacara adat dan ritual keagamaan, untuk mendukung kegiatan upacara dan ritual keagamaan umat Hindu di Bali sebagian besar memanfaatkan buah-buahan lokal yang diproduksi sendiri.

Buah-buahan tersebut digunakan antara lain untuk membuat sesajen atau haturan, gebogan atau pajegan, ajuman atau sodan, banten suci, catur. Salah satunya buah jeruk menjadi ikon dari Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, sampai saat ini Jeruk Siem Kintamani sudah memasuki pasar ekspor, antar pulau, pasar pariwisata, dan tidak sedikit beberapa lokasi menjadi tempat agrowisata (Sulistyo, 2011).

Permasalahan yang ada di lapangan adalah masih rendahnya penegtahuan dari sumberdaya manusia masyarakat lokal menyebabkan sumberdaya alam dan budaya ini tidak dapat dikelola secara mandiri, Padahal bila dikelola sesuai standar disertai promosi yang memadai dapat menjadi paket wisata yang sangat menarik dan laku bagi wisatawan.

Produk-produk hasil usaha masyarakat seperti hasil pertanian, karena kualitas yang tidak memadai dan atau keterbatasan akses menjadi tidak terserap di pasar pariwisata (hotel dan restoran).

Produk pertanian nilai jualnya menjadi sangat rendah, jauh di bawah harga yang berlaku di pasar pariwisata. Akibatnya, manfaat ekonomi yang dihasilkan dari pariwisata tidak dinikmati masyarakat lokal tetapi lebih banyak dinikmati oleh pengusaha hotel dan pengusaha jasa pariwisata lainnya (Hilda, 2010).

SIMPULAN

  1. Hasil pengamatan di lapangan ditemukan 36 jenis dan 68 sub-jenis buah-buahan lokal yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Bangli.
  2. Profil tanaman tersusun sebanyak 68 buah. Profil tersebut menyangkut karakter morfologis, agronomi, kegunaan, produksi, dan foto-foto sumber daya genetik.
  3. Peta sebaran geografis tersusun 12 buah, berdasarkan komoditi unggulan kabupaten dan kecamatan yang ditemukan di Kabupaten Bangli.
  4. Berdasarkan nilai LQ Kabupaten Bangli memiliki 2 komoditi unggulan yaitu Jeruk dan Pisang. Jeruk dengan produksi tertinggi 10.967 ton/thn terdapat di Desa Awan, Kec. Kintamani, dan Pisang dengan produksi tertinggi 10.829,81 ton/thn di Desa Subaya, Kec. Kintamani. Komoditi Jeruk ini sekaligus menjadi salah satu komoditi buah yang sudah mencapai pasar ekspor, antar pulau, dan pasar pariwisata.
  5. Buah-buahan yang tergolong langka ditemukan sebanyak 28 buah

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bangli Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangli. Bangli dalam angka 2013. Pusat statistik Kabupaten. Bali Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. Bali dalam angka 2014

[2] Barus. 2008. plasma nutfah dan masalah pelestariannya. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian II(1):1-5.

[3] Dalimartha. 2003. Buah Lokal Tidak Kalah Dari Buah Impor, [Diakses pada tanggal 7 Mei 2015]

[4] Dinas P3 Kabupaten Bangli. 2013. Laporan tahunan Keadaan Tanaman Hortikultura kabupaten Bangli tahun 2009-2013

[5] Hilda. 2010. Mengenal Buah Unggul Indonesia. Penerbit: Penebar Swadaya, Jakarta.

[6] Meiningsih. 2010. Analisis sifat fisik dan kimia buah. Penelitian Hortikultura 3(1):7-10.

[7] Okid Parama, S.D. dan M.A. Rifai.1989. Mengenal Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Jurnal Biodiversitas. Vol 1 No. 1 hal 35-40

[8] Rai, I.N., I.G. Riana, Wijana, G.D. Sudana dan A. P. Wiraatmaja. 2014. Prioritas Nasional Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025 (PENPRINAS MP3EI 2011-2025)

[9] Sulistyo. 2011. Keragaman Jenis Buah-buahan Asli Indonesia dan Potensinya. Biodiversitas 8(2): 157 – 167.

[10] Steenis, C.G.G.J. Van, 2003. Flora Untuk Sekolah di Indonesia.Hal 81200

Last Updated on 19 Agustus 2022

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous Post
ikan tuna di pasar ikan kedonganan

Keragaman Spesies Ikan Tuna Di Pasar Ikan Kedonganan Bali Dengan Analisis Sekuen Kontrol Daerah Mitokondria Dna

Next Post
Capsicum annuum L

INDEKS MITOSIS UJUNG AKAR KECAMBAH CABE BESAR (Capsicum annuum L.) SETELAH PERLAKUAN SUSPENSI Trichoderma sp.