The THE KNOWLEDGE ABOUT THE ANATOMY PHYSIOLOGY OF THE ANKLE, ANKLE SPRAIN AND ITS MANAGEMENT AMONG MEDICAL STUDENTS OF UDAYANA UNIVERSITY YEAR 2020
on
ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 12 NO.8,AGUSTUS, 2023
Diterima: 2022-12-10 Revisi: 2023-05-30 Accepted: 25-07-2023
TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI ANATOMI FISIOLOGI ANKLE, ANKLE SPRAIN DAN PENANGANANNYA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA ANGKATAN 2020
Amanda Viani Maria Sitepu, I Nyoman Mangku Karmaya2, I Nyoman Gede Wardana2, I Gusti Ayu Widianti2 1.Program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia 2.Departemen Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Ankle sprain merupakan suatu robekan pada ligamen pergelangan kaki yang biasanya diakibatkan oleh kesalahan inversi yang dapat menyebabkan gangguan pergerakan pada pergelangan kaki. Apabila tidak segera diberi penanganan, komplikasi lebih lanjut dapat terjadi pada ankle sprain dan dapat berpengaruh pada kualitas hidup seseorang. Pengetahuan seseorang yang kurang mengenai ankle sprain dapat mengakibatkan orang tersebut tidak mencari perawatan medis. Maka dari itu, pengetahuan yang baik mengenai ankle sprain penting untuk dimiliki setiap masyarakat, dan dapat dimulai dari mahasiswa di bidang kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2020 mengenai anatomi dan fisiologi ankle, serta ankle sprain dan penanganannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode potong lintang deskriptif. Teknik pengumpulan sampel menggunakan metode stratified random sampling. Subjek penelitian berjumlah 87 mahasiswa yang berasal dari Fakultas Kedokteran angkatan 2020. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuis secara daring untuk menilai tingkat pengetahuan mengenai ankle sprain. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan 28 mahasiswa (32,2%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 54 mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan cukup (62,1%), dan 5 mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan kurang (5,7%). Tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2020 mengenai anatomi fisiologi ankle, ankle sprain dan penanganannya mayoritas berada pada kategori cukup. Edukasi melalui perkuliahan, seminar, atau workshop yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya mengetahui ankle sprain dan penanganannya perlu diimplentasikan.
Kata Kunci: ankle., ankle sprain., pengetahuan., mahasiswa kedokteran
ABSTRACT
Ankle sprain is a tear in ankle ligaments which is usually caused by an inversion error which can cause movement disorders in the ankle. If not treated immediately, further complications can occur in ankle sprain and can affect a person’s quality of life. Someone’s lack of knowledge about ankle sprain can make that person not seeking medical treatment. Therefore, good knowledge about ankle sprain is important, and can be started from medical students. This study was conducted to determine the level of knowledge of medical students in Udayana University batch 2020 regarding the anatomy and physiology of the ankle, as well as ankle sprains and their treatment. This research was conducted with a descriptive cross-sectional method. The sampling technique used was stratified random sampling method. The research subjects were 87 students from the 2020 Faculty of Medicine. Data collection process was conducted online to assess the level of knowledge about ankle sprains. Data were analyzed using SPSS version 20. The results showed that 28 students (32.2%) had a good level of knowledge, 54 students had a sufficient level of knowledge (62.1%), and 5 students had a low level of knowledge (5.7%). The knowledge level of the majority students of the Faculty of Medicine, Udayana University year 2020 regarding the anatomy physiology of the ankle, ankle sprain, and its management are in the sufficient category. Education through lectures, seminars, or workshop that aims to increase awareness of the importance of knowing ankle sprain and its management needs to be implemented.
Keywords: ankle., ankle sprain., knowledge., medical students
TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI ANATOMI FISIOLOGI ANKLE, ANKLE SPRAIN DAN PENANGANANNYA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN.. Amanda Viani Maria Sitepu, I Nyoman Mangku Karmaya2, I Nyoman Gede Wardana2, I Gusti Ayu Widianti2
PENDAHULUAN
Dalam melakukan aktivitas fisik sehari-hari, cedera merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan umum terjadi. Salah satu jenis cedera yang paling umum dijumpai akibat berbagai jenis aktivitas fisik adalah sprain dan bagian yang paling sering terkena dampak dari sprain adalah sendi pergelangan kaki (ankle). Sebuah penelitian menyatakan bahwa angka kejadian cedera tertinggi terjadi pada bagian ankle, yaitu 21%.1
Ankle sprain merupakan cedera yang paling umum terjadi dari sistem muskuloskeletal. Penelitian menunjukkan bahwa terjadi setidaknya 1 kejadian ankle sprain pada 10.000 orang setiap harinya. Hal ini mengakibatkan sekitar 5000 kasus cedera per hari di Inggris dan 23.000 kasus di Amerika Serikat.2 Sekitar 50% dari cedera ini terkait dengan olahraga. Jika tidak ditangani dengan benar, cedera inversi pergelangan kaki dapat menyebabkan masalah yang menetap pada 30% - 40% pasien.3
Komplikasi lebih lanjut dapat terjadi apabila ankle sprain tidak segera diberikan penanganan medis. Salah satu efeknya adalah terjadinya ketidakstabilan sendi pada pergelangan kaki. Selain itu, komplikasi dari ankle sprain juga dapat menimbulkan terbentuknya nodul pada ligamen di pergelangan kaki sehingga menyebabkan gesekan menetap pada sendi, yang dapat menyebabkan peradangan kronis hingga berujung pada kerusakan menetap. Ankle sprain juga merupakan suatu penyakit yang dapat kambuh kembali apabila tidak ditangani dengan baik oleh pertolongan profesional.4 Pada beberapa kasus, ankle sprain dengan komplikasinya dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Contohnya, ankle sprain dapat menimbulkan nyeri berulang yang dapat menyebabkan rasa sakit yang mengganggu dan tak kunjung hilang. Ankle sprain juga dapat menghambat seseorang untuk melakukan aktivitas fisik yang semula mudah untuk dilakukan, seperti berolahraga dan menari. Selain itu, dalam kasus ankle sprain yang berkepanjangan, dibutuhkan penanganan medis lebih lanjut dan hal ini dapat menyebabkan seseorang untuk bergantung pada perawatan medis, seperti minum obat terus-menerus secara teratur, hingga berjalan dengan menggunakan bantuan seperti tongkat.5
Pengetahuan mengenai ankle sprain penting untuk dimiliki oleh masyarakat. Pengetahuan seseorang yang kurang mengenai ankle sprain dan penanganannya akan mengakibatkan orang tersebut tidak mencari perawatan medis sama sekali terhadap ankle sprain yang dia alami. Banyak masyarakat yang salah persepsi dan berpikiran bahwa ankle sprain dapat ditangani dengan sendirinya. Padahal, penting sekali bagi setiap orang untuk memiliki
pengetahuan mengenai ankle sprain dan juga cara penanganannya, terlebih lagi bagi para mahasiswa yang bergerak dalam bidang kesehatan. Seorang mahasiswa kesehatan harus memiliki pengetahuan yang baik terhadap ankle sprain sehingga dapat diandalkan apabila suatu waktu terjadi kejadian ankle sprain di sekitarnya dan dapat melakukan pertolongan terhadap ankle sprain dengan baik. Apabila pengetahuan dan penanganan terhadap ankle sprain tidak baik, akan sangat berbahaya karena dapat membuat seseorang meremehkan ankle sprain yang dialaminya tanpa mengetahui komplikasi dari ankle sprain. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melihat tingkat pengetahuan mahasiswa FK Udayana terhadap ankle sprain dari segi anatomi dan fisiologi serta penanganannya, dengan mengambil judul penelitian “Tingkat Pengetahuan Mengenai Anatomi Fisiologi Ankle, Ankle Sprain dan Penanganannya pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Angkatan 2020.“
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini memakai desain penelitian berjenis potong lintang deskriptif. Penelitian ini telah mendapatkan izin kelaikan etik (Ethical Clearance) dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan nomor 552/UN14.2.2.VII.14/LT/2022. Dikarenakan adanya pandemi Coronavirus Disease 19 yang sedang terjadi selama berjalannya penelitian ini, maka penelitian ini dilakukan secara daring sejak bulan Januari 2022 hingga bulan September 2022. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer dari sampel yaitu berupa pengumpulan data dengan pengisian kuesioner data diri dan kuesioner tingkat pengetahuan responden mengenai ankle sprain yang telah diadaptasi dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling. Adapun responden dari penelitian ini berasal dari keenam program studi yang ada di Fakultas Kedokteran Univesitas Udayana, antara lain; Program Studi Sarjana Kedokteran (PSSK), Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi (PSSKGPDG), Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat (PSSKM), Program Studi Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners (PSSIKPN), Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi (PSSFPF), dan Program Studi Sarjana Psikologi (PSSP) angkatan 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui platform Google Form, dan data yang didapatkan diolah dengan menggunakan perangkat lunak komputer untuk statisik.
HASIL
Tabel 1. Karakteristik responden
Karakteristik |
Frekuensi (%) |
Jenis kelamin | |
Laki-laki |
33 (37,9) |
Perempuan |
54 (62,1) |
Program studi | |
PSSK |
33 (37,9) |
PSSKGPDG |
6 (6,9) |
PSSIKPN |
11 (12,6) |
PSSKM |
18 (20,7) |
PSSP |
11 (12,6) |
PSSFPF |
8 (9,2) |
Riwayat ankle sprain | |
Pernah |
34 (39,1) |
Tidak pernah |
53 (60,9) |
Riwayat menerima informasi ankle sprain | |
Pernah |
43 (49,4) |
Tidak pernah |
44 (50,6) |
Dari Tabel 1 dapat dilihat distribusi karakteristik dari |
kebanyakan responden berasal dari PSSK (37,9%). |
responden yang terdiri dari jenis kelamin, program studi, |
Mayoritas responden tidak pernah mengalami ankle sprain |
riwayat ankle sprain, serta riwayat menerima informasi |
(60,9%) dan sebagian besar responden tidak pernah |
mengenai ankle sprain. Mayoritas responden dalam |
menerima informasi mengenai ankle sprain (50,6%). |
penelitian berjenis kelamin perempuan (62,1%) dan | |
Tabel 2. Distribusi kategori tingkat pengetahuan responden | |
Tingkat pengetahuan |
Frekuensi (%) |
Baik |
28 (32,2) |
Cukup |
54 (62,1) |
Kurang |
5 (5,7) |
Total |
87 (100) |
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan mengenai anatomi fisiologi
ankle, ankle sprain, dan penanganannya dalam kategori cukup (62,1%).
Tabel 3. Tabulasi silang kategori tingkat pengetahuan responden
Kategori tingkat pengetahuan ankle sprain
Total
Baik
Cukup Kurang
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Program Studi |
11 (33,3%) 17 (31,5%) |
18 (54,5%) 36 (66,7%) |
4 (12,1%) 1 (1,9%) |
33 54 |
PSSK |
13 (39,4%) |
18 (54,5%) |
2 (6,1%) |
33 |
PSSKGPDG |
2 (33,3%) |
4 (66,7%) |
0 (0%) |
6 |
PSSIKPN |
0 (0%) |
10 (90,9%) |
1 (9,1%) |
11 |
PSSKM |
5 (27,8%) |
11 (61,1%) |
2 (11,1%) |
18 |
PSSP |
3 (27,3%) |
8 (72,7%) |
0 (0%) |
11 |
PSSFPF Riwayat ankle sprain |
5 (62,5%) |
3 (37,5%) |
0 (0%) |
8 |
Pernah |
16 (47,1%) |
15 (44,1%) |
3 (8,8%) |
34 |
Tidak pernah Riwayat menerima informasi ankle sprain |
12 (22,6%) |
39 (73,6%) |
2 (3,8%) |
53 |
Pernah |
16 (47,1%) |
15 (44,1%) |
3 (8,8%) |
34 |
Tidak pernah |
12 (22,6%) |
39 (73,6%) |
2 (3,8%) |
53 |
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik (33,3%). Responden yang berasal dari PSSFPF memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik (62,5%). Berdasarkan riwayat ankle sprain, responden yang pernah mengalami ankle sprain memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik (47,1%). Sedangkan berdasarkan riwayat menerima informasi mengenai ankle sprain, responden yang pernah menerima informasi mengenai ankle sprain memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik (47,1%).
PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan terhadap 87 responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2020. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2020 mengenai anatomi fisiologi ankle, ankle sprain dan penanganannya. Tingkat pengetahuan seseorang mengenai ankle sprain akan memengaruhi kesadaran terhadap pencegahan dan penanganan ankle sprain.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Ambardini,4 dimana tingkat pengetahuan atlet yang kurang mengenai ankle sprain menyebabkan atlet tersebut kerap mengalami ankle sprain yang dapat berdampak kepada kekambuhan. Tingkat pengetahuan yang kurang menyebabkan kesadaran melakukan terapi latihan pasca mengalami ankle sprain juga menjadi kurang dan berdampak pada proses terapi yang tidak lancar sehingga menyebabkan ankle sprain yang dialami dapat kambuh kembali.
Dalam hasil penelitian ini, didapatkan bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2020 memiliki pengetahuan mengenai anatomi fisiologi ankle, ankle sprain dan penanganannya yang termasuk dalam kategori cukup, yaitu sebanyak 54 responden (62,1%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Jason dan Arieselia,6 dimana rata-rata tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran mengenai ankle sprain termasuk dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 23 dari 36 responden (63,9%).
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki (33,3%) memiliki persentase pengetahuan pada kategori baik yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden berjenis kelamin perempuan (31,5%). Namun, pada hasil penelitian Aji,7 responden berjenis kelamin perempuan (52,57%) memiliki persentase pengetahuan pada tingkat baik yang lebih tinggi dibandingkan responden berjenis kelamin laki-laki (49,41%). Tetapi, hal ini sejalan dengan teori Budiman dan Riyanto8 yang menjelaskan bahwa jenis kelamin tidak termasuk dalam faktor-faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Berdasarkan teori ini, tingkat pengetahuan seseorang hanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan; riwayat informasi sebelumnya; sosial, budaya, dan ekonomi; lingkungan; pengalaman; dan usia.
Dilihat dari karakteristik subjek penelitian berdasarkan program studi, didapatkan bahwa mayoritas subjek penelitian yang berasal dari program studi PSSFPF (62,5%) memiliki persentase tingkat pengetahuan dengan kategori baik yang paling tinggi, yang kemudian diikuti oleh Program Studi PSSK (39,4%). Selanjutnya, persentase dilanjutkan dengan Program Studi PSSKGPDG (33,3%), PSSKM (27,8%), PSSP (27,3%), dan PSSIKPN (0%). Mahasiswa fisioterapi merupakan salah satu mahasiswa yang bergerak di bidang kesehatan yang sehari-harinya juga difokuskan untuk mempelajari bidang muskuloskeletal, tidak terkecuali anatomi dan fisiologi ankle.9 Fisioterapis juga berperan penting dalam mencegah dan melakukan tatalaksana terhadap cedera olahraga, salah satunya adalah ankle sprain.10 Mereka harus mempelajari bagaimana menegakkan diagnosis ankle sprain berdasarkan International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF) dan memberikan penanganan terhadap ankle sprain yang sesuai dengan program fisioterapi. Dalam penanganan ankle sprain, fisioterapis berperan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan lingkup gerak pada
ankle dengan memberikan terapi mobilisasi manual untuk ankle sprain.11,12 Begitu pula dengan mahasiswa kedokteran yang harus mempelajari ilmu anatomi dan fisiologi dalam materi biomedik, salah satunya adalah anatomi dan fisiologi ankle. Ankle sprain sendiri akan dipelajari oleh seluruh mahasiswa kedokteran saat melalui modul/blok musculoskeletal system. Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), ankle sprain masuk ke dalam kategori 3A dimana artinya seorang lulusan dokter harus mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat, menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya, serta menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan untuk kejadian ankle sprain.13
Pada penelitian ini, persentase tingkat pengetahuan dengan kategori baik pada responden yang memiliki riwayat ankle sprain (47,1%) lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki riwayat ankle sprain (22,6%). Berdasarkan teori Budiman dan Riyanto,8 salah satu faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah pengalaman. Para responden yang memiliki pengalaman terkena ankle sprain cenderung memiliki kemungkinan untuk mencari tahu bagaimana penanganan yang harus dilakukan apabila mengalami ankle sprain sehingga hal inilah yang memengaruhi tingkat pengetahuan para responden mengenai ankle sprain.7 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Faruhasa14 terhadap atlet bola basket Universitas Airlangga, ditemukan hubungan yang signifikan antara riwayat ankle sprain dan status ankle sprain (p=0,002). Atlet yang pernah memiliki riwayat ankle sprain sebelumnya, memiliki risiko 9 kali lebih besar untuk mengalami ankle sprain kembali dibandingkan dengan atlet yang belum pernah mengalami ankle sprain sebelumnya. Hal ini juga sejalan dengan penelitian oleh Kucera dkk.,15 dimana didapatkan hasil bahwa individu dengan riwayat ankle sprain akut memiliki risiko sekitar 3,5 kali lebih besar untuk kembali mengalami ankle sprain dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki riwayat tersebut. Ankle sprain sebaiknya tidak boleh diabaikan, dengan demikian perawatan dan rehabilitasi yang baik dapat menghasilkan pemulihan yang baik pula.14
Pada penelitian juga ditemukan bahwa persentase tingkat pengetahuan kategori baik pada responden yang memiliki riwayat menerima informasi mengenai ankle sprain (48,8%) lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang belum menerima informasi mengenai ankle sprain (15,9%). Salah satu faktor yang juga memengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah melalui riwayat informasi yang pernah diterimanya.8 Penelitian yang dilakukan oleh Nurholilah dkk16 terhadap para anggota IPSI di Kabupaten Jember mendapatkan hasil bahwa pengetahuan mengenai ankle sprain pada responden sebelum diberikan edukasi kesehatan berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak 39 responden (47%). Setelah diberikan edukasi, pengetahuan mereka berada pada
kategori baik, yaitu sebanyak 50 responden (60,2%). Pada penelitian yang dilakukan oleh Jason dan Arieselia6 juga didapatkan kesimpulan bahwa pemberian pendidikan kesehatan tentang ankle sprain dan terapi latihannya dapat meningkatkan pengetahuan anggota futsal pada mahasiswa kedokteran. Persentase terbanyak pengetahuan mahasiswa sebelum diberikan edukasi kesehatan berada pada kategori sedang yaitu sebesar 66,3%, sedangkan persentase pengetahuan terbanyak setelah diberikan edukasi kesehatan berada pada kategori pengetahuan baik yaitu sebesar 66,7%. Hal ini menunjukkan peningkatan tingkat pengetahuan pada responden.
SIMPULAN DAN SARAN
Pada penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2020 mengenai anatomi fisiologi ankle, ankle sprain dan penanganannya mayoritas berada pada kategori cukup.
Berdasarkan jenis kelamin, responden laki-laki memiliki persentase tingkat pengetahuan dengan kategori baik yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden perempuan. Berdasarkan program studi, responden yang berasal dari program studi PSSFPF memiliki persentase tingkat pengetahuan dengan kategori baik yang paling tinggi, yang kemudian diikuti oleh program studi PSSK. Berdasarkan riwayat menderita ankle sprain, responden yang pernah mengalami ankle sprain memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik. Berdasarkan riwayat menerima informasi mengenai ankle sprain, responden yang pernah menerima informasi mengenai ankle sprain memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik.
Penelitian ini memiliki kekurangan dimana pengambilan kuesioner penelitian dilakukan pada masa perkuliahan daring sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan distribusi kuesioner secara langsung dan melakukan pengisian kuesioner dalam pengawasan penulis. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan untuk melakukan penelitian kepada para responden dalam kondisi optimal agar pengisian kuesioner dapat dilakukan dengan performa yang lebih optimal.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
-
1. Segenap jajaran Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, serta Ketua Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter atas fasilitas yang diberikan untuk menyelesaikan penelitian ini.
-
2. dr. Ni Luh Putu Eka Diarthini, S.Ked, M.Si selaku pengelola blok Elective Study III Semester 7 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter.
-
3. Prof. Dr. dr. I Nyoman Mangku Karmaya, M. Repro., PA(K), FIASS, M.Biomed, selaku pembimbing pertama penulis yang dengan penuh kesabaran selalu meluangkan waktu untuk memberikan motivasi,
arahan, serta bimbingan dalam penyelesaian penelitian ini.
-
4. dr. I Nyoman Gede Wardana, S.Ked., M.Biomed, selaku pembimbing kedua penulis yang telah banyak memberikan arahan, petunjuk, dan saran dalam penyelesaian penelitian ini.
-
5. Dr. dr. I Gusti Ayu Widianti, M.Biomed selaku dosen penguji.
-
6. Keluarga dan sahabat yang selalu memberikan dukungan material, moral dan doa selama penyelesaian penelitian ini.
-
7. Semua pihak yang turut berpartisipasi dan berperan
penting dalam penyusunan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Atay E. Prevalence of Sport Injuries among Middle
School Children and Suggestions for Their Prevention. J Phys Ther Sci [Internet]. 2014;26(9):1455–7. Available from:
https://doi.org/10.1589/jpts.26.1455
-
2. Kemler E, van de Port I, Backx F, van Dijk CN. A
Systematic Review on the Treatment of Acute Ankle Sprain. Sport Med. 2011;41(3):185–97.
-
3. Van Den Bekerom MPJ, Struijs PAA, Blankevoort
L, Welling L, Van Welling CN, Kerkhoffs GMMJ. What Is The Evidence for Rest, Ice, Compression, and Elevation Therapy In The Treatment of Ankle Sprains in Adults? J Athl Train [Internet]. 2012;47(4):435–443. Available from:
https://doi.org/10.4085/1062-6050-47.4.14
-
4. Ambardini RL, Nugroho BS. Tingkat Pengetahuan
Atlet Tentang Cedera Ankle Dan Terapi Latihan di Persatuan Sepakbola Telaga Utama. J Med
[Internet]. 2016;15(1):23–38. Available from:
https://doi.org/10.21831/medikora.v15i1.10070
-
5. Shah S, Thomas AC, Noone JM, Blanchette CM,
Wikstrom EA. Incidence and Cost of Ankle Sprains in United States Emergency Departments. Sports Health. 2016;8(6):547–52.
-
6. Jason Y, Arieselia Z. Hubungan Edukasi Kesehatan
Tentang Cedera Ankle dan Terapi Latihannya terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kedokteran Pemain Futsal. Damianus J Med.
2020;19(1):37–43.
-
7. Aji GS. Tingkat Pengetahuan Mahasiswai FK USU
tentang Ankle Sprain dan Penanganannya. Universitas Sumatera Utara; 2021.
-
8. Budiman, Riyanto A. Pengetahuan dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Kapita Selekta Kuesioner. Jakarta : Salemba Medika; 2013. 66-69 p.
-
9. Fermiawan D. Hubungan Metode Pembelajaran
Mata Kuliah Muskuloskeletal terhadap Capaian Pembelajaran Mahasiswa Dalam Praktik Laboratorium dan Praktek Klinis. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2021.
-
10. Bennell K, Webb G. Educating Australian
Physiotherapists: Striving for Excellence in Sport and Exercise Medicine. Br J Sports Med [Internet]. 2000;34:241–3. Available from:
http://dx.doi.org/10.1136/bjsm.34.4.241
-
11. Caffini G, Battista S, Raschi A, Testa M.
Physiotherapists ’ Knowledge of and Adherence to Evidence- Based Practice Guidelines and Recommendations for Ankle Sprains Management: a Cross-Sectional Study. 2022;1–20. Available from: https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-
1867534/v1%0D
-
12. Anggiat L, Rahmansyah B. Modul Praktikum
Penatalaksanaan Fisioterapi pada Trauma Muskuloskeletal dan Olahraga. In: 1st ed.
Universitas Kristen Indonesia; 2021. p. 0–36.
-
13. Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Standar
Kompetensi Kedokteran Indonesia. 2nd ed. Jakarta Pusat: Konsil Kedokteran Indonesia; 2012.
-
14. Faruhasa Z. The Relationship between Gender,
History of Ankle Sprain, and Ankle Stability with Ankle Sprain Status. Indones J Public Heal [Internet]. 2020;15(3):276–85. Available from: https://doi.org/10.20473/ijph.v15i3.2020.276-285
-
15. Kucera KL, Marshall SW, Wolf SH, Padua DA,
Cameron KL, Beutler AI. Association of Injury History And Incident Injury in Cadet Basic Military Training. Med Sci Sports Exerc [Internet]. 2016;48(6):1053–61. Available from:
https://doi.org/10.1249/MSS.0000000000000872
-
16. Nurholilah W, Hamid MA, Zaini M. Pengaruh
Health Education “Price” Terhadap Kemampuan Penanganan Ankle Sprain Pada Anggota Ipsi Di Kabupaten Jember. Abdimas Umtas J Pengabdi Kpd Masy LPPM-Universitas Muhammadiyah
Tasikmalaya. 2018;(2):154–61.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2023.V12.i8.P02
17
Discussion and feedback